Anda di halaman 1dari 17

TERAPI

KOGNITIF
Febriyanti., S.Kep., Ns., M.Kep
Pengertian Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek dan dilakukan
secara teratur, yang memberikan dasar berpikir pada
pasien untuk mengekspresikan perasaan negatifnya,
memahami masalahnya, mampu mengatasi perasaan
negatifnya, serta mampu memecahkan masalah tersebut.

Peran perawat dalam melaksanakan terapi kognitif


diharapkan mampu menerapkan terapi kognitif ini serta
mendampingi pasien untuk memodifikasi cara pikir,
sikap, dan keyakinan untuk memutuskan perilaku yang
tepat dalam menghadapi pengobatan yang sedang
dijalaninya.
Tujuan Terapi Kognitif
1 2
Mengubah pikiran dari tidak Meningkatkan aktivitas
logis dan negatif menjadi
objektif, rasional. Dan positif

3 4
Menurunkan perilaku yang Meningkatkan keterampilan
tidak diinginkan sosial
Karakteristik Pasien

1. Menarik diri
2. Penurunan motivasi
3. Defisit perawatan diri
4. Harga diri rendah
5. Menyatakan ide bunuh diri
6. Komunikasi inkoheran dan ide/topic yang
berpindah-pindah
7. Delusi, halusinasi terkontrol, tidak ada manik
depresi, tidak mendapat ECT
Masalah
01 Resiko Bunuh DiriKeperawatan

02 Isolasi Sosial

03 Harga Diri Rendah

04 Defisit Perawatan Diri


Tujuan Keperawatan
Masalah Tujuan

1. Resiko bunuh diri Ide bunuh diri hilang

2. Isolasi social Meningkatkan hubungan social

3. Harga diri rendah Meningkatkan harga diri

4. Defisit perawatan diri Kemampuan merawat diri


Teknik Kontrol Mood

1. Teknik tiga kolom :


a) Pikiran otomatis, yaitu pikiran-pikiran yang
negatif yang sering keluar seperti “……tidak
pernah” dan “……selalu”
b) Distorsi kognitif
c) Tanggapan rasional

2. Panah vertikal
Yaitu belajar memberi pendapat secara rasional,
yang bisa diterima oleh akal berdasarkan bukti
dan fakta yang ada
Pelaksanaan Terapi Kognitif
3
1 2 Sesi III : Tanggap 4
a. Diskusikan hasil tulisan pasien
Sesi I : Ungkap pikiran
otomatis Sesi II : Alasan b. Dorong pasien untuk memberi
pendapat
Jelaskan tujan terapi kog- a. Review kembali sesi I
nitif c. Berikan umpan balik
b. Diskusikan pikiran positif
a. Identifikasi masalah d. Dorong pasien untuk ungkap-
dengan apa, dimana, ka- c. Tanyakan penyebabnya kan keinginan
pan, siapa d. Beri respon atau tangga-
pan e. Beri persepsi/pandangan per-
b. Diskusikan sumber awat terhadap keinginan tersebut
masalah e. Tanyakan tindakan pasien
c. Diskusikan pikiran dan f. Beri penguatan (reinforcement)
f. Anjurkan menulis perasaan positif
perasaan
g. Beri rencana tindak lanjut, g. Jelaskan metode tiga kolom
d. Catat pikiran otomatis yaitu hasil tulisan pasien
dan klasifikasikan dalam dibahas pada pertemuan h. Diskusikan cara menggunakan
distorsi kognitif berikutnya metode tiga kolom

i. Rencana tindak lanjut


Pelaksanaan Terapi Kognitif

4 5 6 8
Sesi IV : Menuliskan
Sesi V : Penyelesaian Sesi VI : Manfaat Tanggapan
a. Tanyakan perasaan Masalah
pasien saat menuliskan a. Diskusikan perasaan setelah
a. Diskusikan kembali menggunakan tanggapan rasional
rencana tindak lanjut pada prinsip teknik tiga kolom
sesi III b. Berikan umpan balik
b. Tanyakan stressor/
b. Dorong pasien untuk masalah baru dan cara c. Diskusikan manfaat tanggapan
mengomentari tulisan penyelesaiannya rasional
c. Beri respon/tanggapan c. Tanyakan kemampuan d. Tanyakan apakah dapat menyele-
dan umpan balik menanggapi pikiran saikan masalah
d. Anjurkan untuk otomatis negatif
e. Tanyakan hambatan yang dialami
menuliskan buku harian d. Berikan penguatan (re-
e. Rencana tindak lanjut, inforcement) positif f. Berikan persepsi/tanggapan per-
yaitu hasil tulisan pasien awat
e. Anjurkan menulis piki-
akan dibbahas ran otomatis dan tangga- g. Anjurkan mengatasi sesuai ke-
pan rasional saat meng- mampuan
hadapi masalah h. Berikan penguatan positif
Pelaksanaan Terapi Kognitif
7
Sesi VII : Ungkap Hasil 8 9 4
a. Diskusikan perasaan setelah
menggunakan terapi kognitif Sesi IX : Sistem Dukungan
Sesi VIII : Catatan Harian
b. Beri reinforcement posittif dan a. Jelaskan keluarga ten-
pendapat perawat a. Tanyakan apakah selalu tang terapi kognitif
mengisi buku harian
c. Diskusikan manfaat yang di- b. Libatkan keluarga dalam
rasakan b. Berikan penguatan posi- pelaksanaannya
tif
d. Tanyakan apakah dapat menye- c. Diskusikan dengan kelu-
lesaikan masalah c. Diskusikan manfaat arga kemampuan yang
buku harian telah dimiliki pasien
e. Beri persepsi terhadap ham-
batan yang dihadapi d. Anjurkan membuka buku d. Anjurkan keluarga untuk
harian bila menghadapi siap mendengarkan dan
f. Diskusikan hambatan yang di- masalah yang sama menanggapi masalah
alami dan cara mengatasinya
e. Tanyakan kesulitan dan pasien
g. Anjurkan untuk mengatasi diskusikan cara penggu-
sesuai kemampuan naan yang efektif
h. Berikan penguatan positif
Contoh Metode Teknik Panah Vertikal
Pikiran Otomatis Tanggapan Rasional

1. Dr. K mungkin berpikir saya adalah seorang ahli 1. Hanya karena Dr. K menunjukkan kesalahan saya
terapi yang buruk, “jika memang ia berpikir itu bukan berarti bahwa selanjutnya ia akan berpikir
demikian, mengapa harus mengecewakan saya?” bahwa saya adalah seorang “ahli terapi” yang
buruk. Saya harus menanyakan kepadanya hal
yyang sebenarnya dia pikirkan, tetapi dalam
beberapa kesempatan ia telah memuji saya dan
berkata bahwa saya mempunyai bakat unggul.
2. Itu artinya bahwa saya memang seorang terapis 2. Seorang yang berpengalaman pun hanya dapat
yang bodoh karena dia seorang yang menunjukkan kekuatan serta kelemahan spesifik
berpengalaman, “andaikan saya memang seorang saya sebagai seorang terapis. Setiap kali
ahli terapi yang buruk, lalu apa artinya bagiku?” seseorang memberi cap “buruk” pada saya, maka
semua itu hanya suatu pernayataan yang terlalu
global, merusak, dan tidak terlalu berguna. Saya
telah banyak berhasil dengan kebanyakan pasien
saya, sehingga tidak benarlah saya “buruk”, tidak
peduli siapapuun yang mengatakannya.
Contoh Metode Teknik Tiga Kolom
Pikiran Otomatis Distorsi Kognitif Tanggapan Rasional

(Kritik Diri) (Pembelaan Diri)


1. Saya tidak pernah benar. 1. Overgeneralisasi 1. Omong kosong! Saya juga melakukan banyak
hal yang baik.

2. Saya selalu terlambat. 2. Overgeneralisasi. 2. Saya tidak selalu terlambat. Coba saja ingat-
ingat saat saya datang tepat waktu. Meskipun
kini terlambat lebih sering dari biasanya, saya
akan mengatasi masalah ini serta mencari cara
agar saya lebih dapat tepat waktu. Seseorang
mungkin kecewa karena saya datang terlambat,
tetapi itu bukan berarti kiamat. Mungkin
pertemuan juga tidak mulai pada waktunya.
DISTORSI
01 KOGNITIF
Pemikiran “segalanya atau tidak sama sekali”
Melihat segala sesuatu dalam kategori hitam atau putih.
Contohnya, jika prestasi anda kurang dari sempurna, maka anda
memandang diri anda sendiri sebagai seseorang yang gagal total.

02 Overgeneralisasi
Memandang suatu peristiwa yang negatif sebagai sebuah pola kekalahan
tanpa akhir. Contoh, seorang murid yang gagal dalam ujian berpikir,
“Saya tidak akan pernah lulus ujian yang lain dalam semester ini dan
saya akan keluar dari sekolah ini.”

03 Personalisasi
Memandang diri sebagai penyebab dari suatu peristiwa eksternal yang
negative yang kenyataannya tidaklah demikian. Contohnya, “Direktur saya
mengatakan bahwa produktivitas perusahaan kami menurun, tapi saya tahu
ia sebenarnya sedang membicarakan saya.”

04 Berpikir dikotomi
Berpikir dengan ekstrem bahwa semua hal adalah semuanya baik atau semuanya
buruk. Contohnya, “Jika suami saya meninggalkan saya, saya mungkin akan mati”.
DISTORSI
05 Pembencanaan KOGNITIF
Berpikir yang terburuk tentang orang atau kejadian. Contohnya, “Saya lebih baik
tidak mengajukan diri untuk promosi di tempat pekerjaan karena saya tidak akan
mendapatkannya dan saya merasa diri saya sangat buruk.”

Membuat abstrak yang selektif


06 Memfokuskan pada detail tapi tidak pada informasi yang relevan. Contohnya,
“seorang istri percaya bahwa suaminya tidak mencintainya karena ia pulang
kerja larut malam, tetapi sang istri menolak perhatian yang diberikan oleh suami,
hadiah yang dibawanya, dan acara khusus yang mereka rencanakan bersama.”

07 Kesimpulan yang tidak beralasan


Menarik kesimpulan negatif tanpa bukti yang mendukung. Contohnya,
seorang wanita muda menyimpulkan, “Teman saya tidak suka kepada saya
karena saya tidak mengirimkan kartu ulang tahun untuknya.”

08 Membesar-besarkan atau mengecilkan


Melebih-lebihkan suatu hal atau mengecilkan suatu hal secara tidak tepat. Contohnya,
“saya telah menghanguskan makan malam, itu menunjukkan betapa tidak mampunya
saya.”
DISTORSI
09 Perfeksionis KOGNITIF
Merasa butuh untuk melakukan segala sesuatu secara sempurna agar merasa
dirinya baik. Contoh, “saya akan menjadi seorang yang gagal apabila saya tidak
mendapat nila A pada semua ujian saya.”

Eksternalisasi harga diri


10 Mengukur nilai seseorang berdasrkan pendapat orang lain. Contoh, “saya harus
selalu kelihatan cantik. Kalau tidak, teman-teman saya tidak akan mau berada di
dekat saya.”

Filter mental
11 Menemukan hal kecil yang negatif dan terus memikirkannya sehingga
pandangan tentang realita menjadi gelap

Mendiskualifikasi hal positif


12 Menolak pengalaman-pengalaman positif dengan bersikeras bahwa semua itu “bukan
apa-apa.”
DISTORSI
13 KOGNITIF
Penalaran emosional
Menganggap emosi-emosi yang negatf mencerminkan realita yang sebenarnya.
Contohnya, “Saya memang begitu, maka pastilah begitu.”

Memberi cap atau salah memberi cap


14 Bentuk ekstrem dari overgeneralisasi, yaitu memberi cap negatif pada diri
sendiri. Contohnya, “Saya memang seorang sial” atau, “Saya memang seorang
yang bodoh.”
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai