Kategori sama
Pasien yang dapat diikutkan ke dalam terapi aktivitas kelompok
merupakan pasien yang akut dengan skor rendah hingga pasien pada
tahap pro motion.
Jenis kelamin sama
Kelompok umur hampir sama
Jumlah anggota yang efektif
Mengidentifikasi Bentuk Dan Sifat Terapi Aktifitas
Kelompok Pada Lansia
1. Evaluasi
Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi
aktiftas kelompok
Memberikan re inforcement positif terhadap perilaku klien
yang positif
2. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi tindakan
selama terapi aktifitas berlansung
Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati belajar cara baru
b. Menyepakati waktu dan tempat terapi aktifitas berikut nya
Kognitif adalah suatu konsep yang
komplek yang melibatkan aspek
memori ,perhatian, fungsi eksekutif,
persepsi , bahasa dan fungsi
psikomotor (Nehlic, 2010)
Prinsip kognitif.
Prinsip perilaku
Prinsip kontinum
Prinsip here-and-now
Prinsip empiris
Penyebab Penurunan Fungsi
Kognitif pada Lansia
Teknik terapi kognitif
– Teknik Restrukturisasi Kognisi (Restructuring Cognitive)
– Teknik Penemuan Fakta-fakta (Questioning the evidence)
– Teknik penemuan alternatif (examing alternatives)
– Dekatastropik (decatastrophizing)
– Reframing
– Thought Stopping
– Learning New Behavior With Modeling
– Membentuk Pola (Shaping)
Menurut Yosep (2009)
– Token Economy
– Role Play
• Social Skill Training
• Anversion Theraphy
• Congtingency Contracting
Pelaksanaan Terapi Kognitif
Sesi I : Ungkap pikiran otomatis
– Identifikasi masalah dengan apa,dimana,kapan saja,siapa
(what,where,when,who)
– Diskusikan sumber masalah
– Diskusikan pikiran dan perasaan
– Catat pikiran otomatis dan diklasifikasikan dalam distorsi
kognitif
Sesi II : Alasan
– Review kembali sesi 1
– Diskusikan pikiran otomatis
– Tanyakan penyebabnya
– Beri respon atau tanggapan
– Tanyakan tindakan pasien
– Anjurkan menulis perasaan
– Beri rencana tindak lanjut, yaitu hasil tulisan pasien dibahas
pada pertemuan berikutnya.
Sesi III : Tanggapan
– Diskusikan hasil tulisan pasien
– Dorong pasien untuk memberikan pendapat
– Berikan umpan balik
– Dorong pasien untuk ungkapan keinginan
– Beri persepsi/ pandangan perawat terhadap keinginan tersebut
– Beri penguatan (reinforcement) positif
– Jelaskan metode tiga kolom
– Diskusikan cara menggunakan metode tiga kolom
– Rencana tindak lanjut , yaitu anjurkan menuliskan pikiran otomatis
dan cara penyelesaiannya
Sesi IV : Menuliskan
– Tanyakan perasaan pasien saat menuliskan rencana tindak lanjut
paada sesi III
– Dorong pasien untuk mengomentari tulisam
– Beri respon / tanggapan dan umpan balik
– Anjurkan untuk menulisakn buku harian
– Rencana tindak lanjut , yaitu hasil tulisan pasien akan dibahas
Sesi V : Penyelesaian masalah
– Diskusikan kembaali prinsip teknik tiga kolom
– Tanyakan stressor / masalah baru dan cara penyelesaiannya
– Tanyakan kemamouan menanggapi pikiran otomatis negative
– Berikan penguatan ( reinformacment) positif
– Anjurkan menulis pikiran otomatis dan tanggapan rasional saat
menghadapi masalah
Sesi VI : Manfaat tanggapan
– Diskusikan perasaan setelah menggunakan tanggapan rasional
– Berikan umpan balik
– Diskusikan manfaat tanggapan rasional
– Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah
– Tanyakan hambatan yang dialami
– Berikan persepsi / tanggapan perawat
– Anjurkan mengatasi sesuai kemampuan
– Berikan penguatan (reinforcement) posistif
Sesi VII : Ungkap hasil
– Diskusikan perasaan setelah menggunakan terapo kognitif
– Beri rreinforcement positif dan pendapat perawat
– Diskusikan manfaat yang dirasakan
– Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah
– Beri persepsi terhadap hambatan yang dihadapi
– Diskusikan hambatan yang dialami dan cara mengatasinya
– Anjurkan untuk mengatasi sesuai kemampuan
– Berikan penguatan (reinforcement) positif
Sesi VIII : Catatan Harian
– Tanyakan apakah selalu mengisi buku harian
– Berikan penguatan (reinforcement) positf
– Diskusikan manfaat buku harian
– Anjurkan membukan buku harian bila mengahadapi masalaah
yang sama
– Tanyakan kesulitan dan diskusikan
Contoh terapi kognitif pada lansia
• Berpakaian
Mandiri : mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan
pakaian, mengancing / mengikat pakaian.
Bergantung : tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian.
• Toileting
Mandiri : masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan
genitalia sendiri.
Bergantung : menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot.
• Berpindah
Mandiri : berpindah dari tempat tidur, bangkit dari kursi
sendiri.
Bergantung : bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur
atau kursi, tidak melakukan sesuatu atau perpindahan.
• Kontinen
Mandiri : BAB dan BAK seluruhnya dikontrol sendiri.
Bergantung : inkontinesia persial atau total yaitu menggunakan
kateter dan pispot, enema dan pembalut/pampers.
• Makanan
Mandiri : mengambil makanan dari piring dan menyuapinya
sendiri.
Bergantung : bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan
parenteral atau melalui Naso Gastrointestinal Tube (NGT)
Berikut adalah intervensi keperawatan secara umum yang
dilakukan untuk memenuhi ADL pasien :