Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka saling berinteraksi
dan berhubungan langsung satu sama lain. Untuk memenuhi kebutuhan
sosialnya manusia perlu berinteraksi dengan kelompok. Kebutuhan sosial
tersebut meliputi rasa dimiliki oleh orang lain atau kelompok, kebutuhan
akan pengakuan dan pengharagaan dari orang lain.
Selain itu juga kelompok berfungsi untuk saling berbagi pengalaman,
penjelasan, menerima umpan balik kepada anggota lainnya. Terapi aktivitas
kelompok merupakan salah satu intervensi keperawatan dalam proses
penyembuhan pasien.
Perawat memerlukan latihan yang terarah dalam memimipin kelompok
agar menjadi ahli dan mampu menangani kelompok yang bersifat kompleks
(Stuart and Sundeen,1991)
Program terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu
intervensi asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa yang tidak hanya
ditujukan pada aspek psikologis tapi juga aspek fisik dan sosialnya. Ada
beberapa terapi modalitas yang dapat diterapkan, salah satunya adalah terapi
aktifitas kelompok (TAK)
Tetapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapi pada sejumlah klien pada waktu yang sama yang dimaksudkan
untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal,
mengekspresikan ide dan tukar persepsi, memberi tanggapan pada orang lain
serta menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan
(Rawlins,1993).

1
B. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode referensi buku,
makalah, studi lapangan dan melakukan penerapan terapi aktivitas kelompok
stimulus persepsi di ruangan Rehabilitasi pria RS Prof Dr V. L
Ratumbuysang dengan berpedoman pada standar terapi aktivitas kelompok.

C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahulauan
BAB II : Landasan Teori Terapi Aktivitas Kelompok
BAB III : Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus persepsi
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Kesimpulan Dan saran

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. KONSEP DASAR
Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang yang hidupnya
berkelompok dimana satu sama lain saling berhubungan berinteraksi dan
saling membutuhkan. Dengan demikian seseorang yang dapat “hidup“ dalam
kelompoknya akan terpenuhi kebutuhannya seperti rasa memiliki untuk
kelompok (sense of belonging ) menerima pengakuan dan dihargai oleh
orang lain serta terpenuhinya kebutuhan untuk menyatakan diri (self
expression).
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan pengobatan dan terapi serta
pemulihan kesehatan jiwa seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok
terpeutik modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif
terhadap perubahan perilaku klien. Dan juga dinamika kelompok tersebut
membantu individu dan klien dapat meningkatkan perilaku adaptif dan
mengurangi perilaku maladaptive.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu/klien melalui
terapi aktivitas kelompok meliputi dukungan pendidikan meningkatkan
kemamapuan pemecahan masalah. Meningkatkan hubungan interpersonal
dan juga untuk meningkatkan uji realitas pada klien dengan gangguan
orientasi realitas.
Terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi ditujukan untuk
halusinasi yang sudah sampai pada tahap mampu berinteraksi dan
mengontrol halusinasi dalam kelompok serta sehat secara fisik

3
B. PENGERTIAN
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan atas
sekelompok pasien bersama sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan dengan petugas kesehatan jiwa yang telah
terlatih.

C. TUJUAN
1. Meningkatkan uji kenyataan (reality testing)
2. Membantu sosialisasi
3. Meningkatkan fungsi psikologik yaitu meningkatkan
kesadaran tentang adanya hubungan antara reaksi emosional terhadap
kecemasan dari tingkah laku definitive.
4. Memberikan motivasi kemajuan fungsi psikologik sehingga
terjadi identifikasi yang baru menghilangkan rasa isolasi diri
penyaluran emosi mengembangkan ekspresi diri meningkatkan
keterampilan social meningkatan kepercayaan diri serta menambah
pengetahuan berbagai cara tentang pemecahan masalah dalam
kehidupan individu.
5. Mengembangkan kemampuan untuk mengadakan empati
sehingga bertambah pula kemampuan memberikan support kepada
orang lain.

4
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN DAN
PEMBENTUKAN KELOMPOK
1. Lingkungan fisik
- Pengaturan ruangan
- Warna suara cahaya
Dalam menata lingkungan fisik perawat harus sadar
a. Teritorial
b. Personal space
c. Latar belakang budaya
2. Kepemimpinan
Dapat mempengaruhi hubungan antara anggota untuk mencapai
tujuan.
3. Pengambilan keputusan
Ada beberapa karakteristik putusan yang efektif :
- Sumberdaya anggota dipakai dengan bauk
- Pemakaian waktu dengan baik
- Keputusan benar dan berkualitas tinggi
- Kemampuan pemecahan masalah di dalam kelompok meningkat
sehingga anggota merasa puas.
4. Percaya
Harus ada hubungan rasa saling percaya diantara anggota untuk
bekerja mencapai tujuan.
5. Cohesion
Rasa bersama dan tergantung ini penting sebagai dasar perilaku
 Saling percaya
 Saling perhatian

5
 Saling menerima
 Ada norma group
 Strtuktur kerja sama dari kelompok

6. Power /Pengaruh
Kemampuan masing-masing anggota untuk mempengaruhi
kelompok dan anggota secara umum ada 3 tipe terapi kelompok :
 Group therapy (terapi kelompok)
 Therapuetik group (kelompok terapeutik)
 Adjunctive group activity therapy (terapi aktivitas kelompok)

E. FAKTOR FAKTOR PENYEMBUHAN / KURATIF DALAM TAK


 Menggunakan aktivitas untuk mefatilitasi interaksi : menggambar
untuk mengespresikan perasaannya
 Mendorong klien untuk berhubungan dengan objek di luar
 Beri kesempatan untuk probklem solving yang sama dengan objek
diluar
 Beri kesemaptan untuk problem solving yang sama dengan situasi di
luar RS
 Klien menyadari efek dari dari perilakunya pada orang lain
 Proses testing dari realita meningkatakan 1-1 relationship
 Klien sadar bahwa dia tidak sendiri dengan masalah :suporrt tentram
dapat advice (pada klien yang mendapat masalah yang sama)
 Menambah variasi model yang diajukan kepada individu
 Kohesi/keterkaitan :meningkatkan perasaan memilik serta rasa
percaya diri

6
 Meningkatkan interaksi mengurangi isolasi menghambat autistyik
mengurangi kemarahan
 Menyiapkan dan membantu klien berinteraksi sebelum pulang

 Memberi tekanan yang menggangu perilaku pikiran dan perasaan


sehingga klien dapat kesempatan untuk :
- Menghasilkan alternatif koping dan perilaku
berkomunikasi
- Mempelajari cara baru untuk berkomunikasi
 Situasi kelompok membantu meningkatkan problem sofling
 Belajar melalui pengalaman kelompok akan mengurangi kecemasan

F. FOKUS TAK
 Sosialisasi
Menolong klien untuk berhubungan dengan orng lain
- Bercerita tentang diri sendiri bertanya dan berdiskusi
 Orientasi to reality (orientasi realitas)
Menolong klien yang sangat mundur dan disorientasi
Fokus : Orientasi pada diri sendiri
Orientasi pada orang lain yang dekat
 Perceptual stimulation (rangsangan persepsi)
- Biasanya untuk klien halusinasi kronik
- Berhubungan dengan nilai-nilai dan pengalaman
Aktivitas membaca : artikel, buku, majalah, surat kabar, puisi, sajak,
melihat TV, melihat gambar,dll.
Asertif training:
- Belajar memenuhi kebutuhan tanpa menggangu orang lain

7
- Bertanggungjawab terhadap resiko pilihan dan tindakan

 Sensori stimulation (rangsangan sensori)


termasuk terapi rekreasiseni mengisi waktu luang
prinsip : dengan ekspresi non verbal banyak terungkap perasaan
perasaan yang tidak dapat diungkapkan secara verbal
 Penyaluran energi :
termasuk kegiatan senam kesegaran jasmani
prinsip : dengan TAK ini dapat mengekspresikan marah secara
konstruktif dan klien dapat berhubungan dengan orang lain.

G. PERSIAPAN YANG PERLU DILAKUKAN


 Klien :
- kontrak dengan klien sehari sebelum pelaksanaan TAK pada hari
yang telah di tentukan.
 Perawat :
- Lakukan pra interaksi sebelum pelaksanaan
- Mempersiapkan topik yang akan dibahas pada setiap pewrtemuan
- Pengorganisasian perawat dalam TAK yaitu leader fasilitator dan
observer sesuai dengan kemampua masing masing tenaga
 Ruangan :
- Disiapkan tersendiri dan terpisah dari bangsal perawatan
- Diupayakan situasi yang tenang bersih aman dan ruangan yang
tetutup
- Pengaturan kursi antara perawat dan peserta diupayakan saling
berhadapan
 Fasilitas : meja dan kursi (sesuai kondisi)

8
H. PERAN PERAWAT DALAM TAK
 Leader (pemimpin)
- Memotivasi anggota untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaanya
- Memotivasi anggota untuk aktif terlibat dalam diskusi
- Menciptakan suasana di mana anggotannya dapat menerima
perbedaan dalam perasaan dan perilaku dengan anggota lain
- Menetapkan tata tetib bagi anggota kelompok demi kelancaran
diskusi
- Menganalisa dan mengingat jati diri anggota kelompok
 Fasilitator
- Memotivasi klien yang kurang ataupun tidak aktif terlibat dalam
diskusi
- Ikut serta dalam kelompok sebagai anggota berkelompok dengan
tujuan memberikan stimulus pada anggota kelompok sesuai
dengan petunjuk leader
- Mencari contoh bagi klien selama proses kegiatan
 Observer
- Mengamati jalannya proses kegiatan sebagai acuan untuk
mengevaluasi
- Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama
berlangsungnya kegiatan
- Mencatat peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta klien
yang drop out

9
- Hal –hal yang perlu dicatat oleh observer selama dan setelah
proses TAK yang perlu di catat :
a) Tanggal : .............kelompok..............

b) Anggota kelompok :
o Anggota yang hadir .......... orang
o Anggota yang terlambat .... orang
c) Catat anggota yang memberikan isu- isu atau pendapat
d) Catat topik diskusi
e) Identifikasi strategi kritis yang digunakan pemimipin
f) Catat modifikasi strategi untuk kelompok berikutnya
g) Prediksi respon anggota kelompok pada sesi berikutnya.

I. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI


 Pengertian
Adalah suatu psikoterapi yang dilakukan atas sekelompok
pasien bersama sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau dirahkan oleh petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih
yang bertujuan untuk memaksimalkan fungsi panca indera untuk
mempersepsikan sesuatu
 Jenis kegiatan
Menonton TV, melihat gambar atau melihat pemandangan dll
 Criteria klien
a) Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
b) Klien yang sehat secara fisik
 Pelaksanaan TAK stimulasi persepsi

10
Fase oriental
 Salam terapeutik
 Kontrak :
- waktu 45 menit
- tempat : tentukan lingkungan yang terapeutik
- topic / kegiatan : menceritakan kembali dan memberikan
pendapat atas acara TV yang telah ditonton
 Tujuan aktivitas
Klien dapat menyebutkan kembali acara TV yang telah
ditonton dan memberikan pendapat
 Aturan main
a) setiap klien harus mengikuti permainan dari awal sampai
dengan selesai
b) bila ingin kekamar kecil, harus seizin pemimpin TAK dan
kemudian kembali dalam kegiatan TAK

Fase kerja
1. Temukan acara TV yang menarik dan mudah dimengerti
kepada klien
2. Beri kesempatan kepada klien untuk menonton acara
tersebut
3. Secara bergiliran motivasi klien untuk menceritakan kembali
acara yang telah ditonton

11
4. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya setelah mendengarkan lagu tersebut atau
setelah melihat gambar yang diperlihatkan
5. Ulangi nomor 1-4 sampai beberapa lagu yang sejenis selesai
didengarkan
Fase terminasi
 Evaluasi
1. Pemimpin TAK mengeksplorasi perasaan klien setelah
mendengarkan musik contoh : bagaimana perasaannya
setelah mengikuti kegiatan hari ini ?
2. Pemimipin TAK memberikan umpan baik positif pada klien
3. Pemimipin TAK meminta klien untuk mencoba
mendengarkan musik yang lain dan mendiskusikannya
dengan orang lain dalam kehidupan sehari harinya
 Kontrak yang akan datang
1. Waktu : (disepakati bersama sama klien)
2. Tempat : (disepakati bersama sama klien)
3. Topik / kegiatan : (disepakati bersama sama klien)

 Hasil yang diharapkan :


1. 75% kilen mampu menceritakan kembali acra TV yang
ditonton
2. 75% klien mampu memberikan pendapat terhadap acara TV
yang telah ditonton
3. 60% klien mampu mendiskusikan acara yang telah ditonton

12
BAB III
RENCANA KEGIATAN

A. KARAKTERISTIK PASIEN
1. Proses seleksi
a. Berdasarkan observasi perilaku sehari hari yang dikelola dan
dilaporkan
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai perilaku klien sehari
hari dan mungkin dilakukan terapi kelompok pada klien tersebut
c. Menanyakan kesedian klien untuk mengikuti aktivitas yang akan
dilaksanakn
d. Menetapkan bersama klien tentang topik waktu kegiatan
e. Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinnya
f. Klien yang secara fisik berada dalam keadaan sehat
2. Data klien.
Ruang D2
1. O.H
2. R.S
3. T.S
4. H.K
5. R.P
6. G.E
7. G.G
8. O.A

13
B PERENCANAAN
Tujuan umum :
- Klien dapat memperkenalkan dirinya dihadapan klien lain
- Klien dapat menceritakan kembali pengalaman yang dialami.
Tujuan kusus :
- Klien mampu menyebutkan namanya dihadapan klien lain
- Klien dapat menyebutkan alamat atau asalnya dan hobinya.
- Klien mampu mengekspresikan perasaannya setelah mengikuti acara
TAK.

Persiapan
a. Menyiapkan tim
- Leader : Aris Payung
- Fasilitator : Ria D. Kereh
Irmacakti Sumaraw
Dessy Pottimau
Natalia Wendur
Rifka Suatan
Silvia Manti
Debby Palit
- Observer : Ria D. Kereh
- Operator : Anastasia

b. Menyiapkan Lingkungan

14
Lingkungan yang dibutukan adalah lingkungan yang tenang dan
kondusif

Setting Tempat :

c. Menyiapkan peralatan
Kursi, Tape, kaset dan spidol

d. Menyiapkan pasien
- Klien sudah mandi dan memakai pakaian bersih

e. Proses pelaksanaan kegiatan


a. Waktu
- Hari/ tanggal : Jumat, 25 September 2002

15
- Jam : 11.15-11.52
- Tempat : Ruang makan Cakalele
b. Hasil
1). Klien O.H
Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, nama perawat, klien tidak bisa menyebutkan
hobby, ,klien kurang aktif selama TAK dan kurang mampu
mengekspresikan perasaannya.
2). Klien R.S
Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, berkenalan dengan orang lain, klien mampu
menceritakan pengalamannya. Klien aktif selama TAK
berlangsung dengan ekspresi wajah gembira.
3). Klien EH
Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, nama perawatnya. Klien aktif selama TAK
berlangsung dengan ekspresi wajah gembira.
4). Klien T.S
Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, berjoget dengan diiringi lagu, menyebut nama
perawatnya. Klien aktif selama TAK berlangsung dengan
ekspresi wajah gembira.
5). Klien R.P
Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, nama perawatnya, menceritakan pengalamannya,.
6). Klien JP

16
Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, nama perawatnya, menyanyikan dua buah lagu serta
memimpin doa penutup TAK.. Klien aktif selama TAK
berlangsung dengan ekspresi wajah gembira dan semangat..
7). Klien JO
Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, nama perawatnya. Klien kurang aktif selama TAK
berlangsung dengan ekspresi wajah malu dan sedkit pendiam
8). Klien YS
Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, menyanyikan sebuah lagu, menyebut nama
perawatnya. Klien aktif selama TAK berlangsung dengan
ekspresi wajah gembira.
9) Klien
Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, menyanyikan sebuah lagu, menyebut nama
perawatnya. Klien aktif selama TAK berlangsung dengan
ekspresi wajah gembira.

a. Ungkapan perasaaan
1). Klien “EL “ merasa senang bisa mengikuti kegiatan ini.
2). Klien “GB” mengatakan kegiatan ini menyenangkan..
3). Klien “EH” mengatakan merasa senang.
4). Klien “RK” merasa senang, bisa bergembira dan bernyanyi
bersama.
5). Klien “BM“ Klien DO.

17
6). Klien “JP” mengatakan kegiatan sangat menyenangkan dan
mengatakan supaya dibuat lagi lain waktu.
7). Klien “JO” merasa senang bisa kenal orang lain.
8). Klien “Ys” merasa senang dapat bergembira bersama.
9) Klien “V” mersa senang dan terhibur.

b. Terminasi
1. Leader tetap memberi reinforcement positif terhadap
ekspresi peserta TAK
2. Leader menutup permainan, mengucapkan banyak terima
kasih dan salam
3. Peran terapis
a. Leader
- Mampu memotivasi anggota untuk memperkenalkan
diri dan aktif dalam kegiatan
- Mampu menetralisir masalah yang timbul dalam
kelompok dan antar klien
- Mampu memimpin acara TAK sesuai waktu yang di
tentukan
- Mampu memodifikasi acara TAK
b. Fasilitator
- Mampu mengfasilitasi peserta yang kurang aktif
- Mampu berperan sebagai role model bagi peserta
serlama proses kegiatan
c. Observer

18
-Mampu mengamati seluruh klien dan mengikuti
kegiatan TAK sosialisasi.

c. Evaluasi
Pada tahap persiapan TAK stimulus persepsi seleksi
pengelompokkan klien didahului dengan membina hubungan
saling percaya antara klien dan fasilitator. Sehingga nampak
keakraban antara klien dan fasilitator. Pada pelaksanaan TAK
stimulus persepsi semua klien dapat mengikuti kegiatan TAK
stimulus persepsi sampai kegiatan TAK berakhir.

19
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bagian ini membahas permasalahan yang dikemukakan


dari hasil pelaksanaan TAK Stimulus Persepsi. Dalam pelaksanaan
TAK ini, akan sangat membantu masalah yang dihadapi klien
khusunya pada klien yang mengalami gangguan stimulus persepsi.
Berikut ini kelompok akan membahas menguraikan
pembahasan mengenai Terapi Aktivitas Kelompok yang diberikan
pada klien sebagai berikut dengan melihat kesenjangan atau
perbedaan antara teori dan penerapan praktek diruangan.
Pelaksanaan TAK Stimulasi Persepsi hanya dilakukan 1 kali
pada tanggal 8 Juli 2000.
Pelaksanaan :
A. Persiapan klien
Sehari sebelum TAK dilaksanakan kontrak dengan klien telah
dilakukan dengan isi kontrak : waktu, topik dan tempat dan juga telah
dilakukan proses seleksi klien.
Klien yang disertakan dalam TAK stimulasi persepsi
merupakan klien kelolaan dan klien resume yang sudah dapat
mengontrol halusinasinya dan telah berhasil dalam interaksi individu
serta sehat fisik.

20
B. Persiapan perawat
- Melaksanakan pra interaksi sebelum pelaksanaan TAK
- Mempersiapkan topik yang akan dibahas pada setiap pertemuan
- Pengorganisasian perawat dalam TAK yaitu leader, fasilitator,
dan observer sesuai dengan kemampuan masing-masing tenaga.

Penyimpangan yang terjadi ;


Pada dasarnya persiapan perawat di dua ruangan telah sesuai
dengan rencana, baik itu pra interaksi, persiapan topik dan
pengorganisasian.. Untuk mengefektifkan hasil yang optimal dalam
pelaksanaan, maka satu orang klien didampingi satu orang fasilitator,
walaupun pada dasarnya satu fasilitator bisa memfasilitasi dua orang
klien.

C. Persiapan Ruangan
- Disiapkan tersendiri dan terpisah dari bangsal perawatan
- Diupayakan situasi yang tenang, bersih, aman dan ruangan yang
tertutup
-Pengaturan kusi antara perawat dan peserta diupayakan
berdampingan (perawat disebelah kiri)

21
Pada pelaksanan TAK didapatkan:
- Ruang yang digunakan adalah ruang rehabilitasi pria

1. Psersiapan Fasilitas
Pada pelaksanaannya:telah disiapkan, kursi, tape, kaset dan
bola, telah sesuai dengan rencana. Fasilitas yang lengkap sangat
mendukung dalam pelaksanaan TAK.

2. Leader
- Memotivasi anggota untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaannya.
- Memotivasi anggota untuk terlibat dalam TAK
- Menciptakan suasana dimana anggotanya dapat menerima perbedan
dalam perasaan dan prilaku dengan anggota lain.
-menetapkan tata tertib bagi anggota kelompok demi kelancaran acara
TAK
- Menganalisa dan mengingat jati diri anggota kelopok
Pada pelaksanaan TAK leader mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik
3. Fasilitator
Pada umumnya fasilitator mampu memotifasi klien yang
kurang aktif untuk terlibat dalam TAK serta ikut dalam kelompok
dengan tujuan memberikan stimulus kepada anggota kelompok dan
menjadi contoh bagi klien selama proses kegiatan.

4. Observer

22
-Mampu mengamati seluruh klien dan mengikuti kegiatan TAK
stimulasi persepsi
Pada pelaksnaannya observer dapat melaksanakan fungsi dan
tugasnya dengan baik. Melihat pelaksanan TAK yang telah
dilaksanakan kelompok dapat menarik kesimpulan bahwa TAK sangat
bermakna pada klien, ini dibuktikan dengan ada beberapa klien yang
mengungkapkan bahwa pelaksanaan TAK ini sangat baik dan berguna
bagi mereka karena dapat menambah keakraban, merasa senang dan
terhibur, serta berguna bagi proses penyembuhannya.

23
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Klien yang disertakan dalam TAK stimulasi persepsi sebaiknya


merupakan klien kelolaan dan klien resume yang sudah dapat mengontrol
halusinasinya dan telah berhasil dalam interaksi individu serta sehat secra
fisik.
Dari hasil TAK pada klien yang telah terbina hubungan saling percaya
dan berhasil dalam proses interaksi indivudu menunjukan hasil yang sangat
bermakna.

B. SARAN
1. Hendaknya TAK lebih ditngkatkan sesuai kebutuhan klien
2. Klien yang diikutsertakan TAK hendaknya dilakukan pada klien yang
sudah mendapatkan terapi individu.
3. TAK yang telah dilakukan hendaknya ditindaklanjuti untuk
pengembangan dan peningkatan TAK selanjutnya.

24
DAFTAR PUSTAKA
Birckhead, LM, 1989, Psychiatric mental health nursing, St. Lois: JB.
Lippincort Company

Direktorat kesehatan jiwa, Direktorat pelayanan medik, DepKes RI, 1988.


Petunjuk teknis terapi pasien mental di RSJ, Jakarta.

Stuart GW dan Sunndeen SJ, 1991 Principles and practice of Psychiatric


nursing, 4 th ed, St Lois, The Mosby Year Book.

Lippin Cott’s, 1992. Mental health and psychiatric Nursing, Review series,
New York : JB Lippincott.

25

Anda mungkin juga menyukai