Anda di halaman 1dari 16

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. Definisi
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain,saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart,2009).Terapi kelompok
merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan
jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau
petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Yosep,2013).Terapi kelompok adalah terapi
psikologik yang dilakukan secara berkelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien
dengan gangguan interpersonal (Setyoadi,2011).

2. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok (Setyoadi,2011)


Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat yaitu:
A. Umum
1. Meningkatan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
2. Membentuk sosialisasi
3. Meningkatkan fungsi psikologis,yaitu meningkatkan kesadaran tentang
hubungan antara reaksi emosional diri sediri dengan perilaku defensive
(bertahan terhadap stress) dan adaptasi.
4. Membangkitkan motivasi bagi kemanjuan fungsi-fungsi psikologis seperti
kongnitif dan efektif,
B. Khusus
1. Meningkatkan identitas diri
2. Menyamarkan emosi secara konstruktif
3. Meningkatkan ketrampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari
4. Bersifat rehabilitative: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, ketrampilan
sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan
tentang masalah-masalah kehidupan dan kepercayaannya.
3. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok (Yusuf,2015)
Tujuan terapi aktivitas kelompok secara rinci sebagai berikut:
A. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan yaitu memperoleh pemahaman
dan cara membedakan sesuatu yang nyata dan khayalan.
2. Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk
berkumpul,berkomunikasi dengan orang lain,saling memperhatikan memberikan
tanggapan terhadap pendapat maupun perasaan orang lain.
3. Meningkatkan kesadaran hubungan antar reaksi emosional diri sendiri dengan
perilaku defensive yaitu suatu cara untuk menghindarkan diri dari rasa tidak
enak karena merasa diri tidak berharga atau ditolak.
4. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti fungsi
kongnitif dan afektif.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan identifikasi diri,dimana setiap orang mempunyai identifikasi
diri tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.
2. Penyaluran emosi,merupakan suatu kesempatan yang sangat dibutuhkan oleh
seseorang untuk menjaga kesehatan mentalnya.Di dalam kelompok aka nada
waktu bagi anggotanya untuk menyalurkan emosinya untuk didengar dan
dimengerti oleh anggota kelompok lainnya.
3. Meningkatkan ketrampilan hubungan sosial untuk kehidupan sehari-
hari,terdapat kesempatan bagi anggota kelompok untuk saling berkomunikasi
yang memungkinkan peningkatan hubungan sosial dalam kesehariannya.

4. Dampak Teraupeutik Dari Kelompok


Terjadinya interaksi yang diharapkan dalam aktivitas kelompok dapat memberikan
dampak yang bermanfaat bagi komponen yang terlibat.Yalom (1985) dalam tulisannya
mengenai terapi kelompok telah melaporkan 11 kasus yang terlibat dalam efek
teraupeutik dari kelompok.Faktor-faktor tersebut adalah :
a) Universalitas,klien mulai menyadari bahwa ia sendiri yang mempunyai masalah dan
bahwa perjuangannya adalah dengan membagi atau setidaknya dapat dimengerti oleh
orang lain.
b) Menanamkan harapan,sebagian diperantarai dengan menemukan yang lain yang telah
dapat maju dengan masalahnya,dan dengan dukungan emosional yang diberikan oleh
kelompok lainnya.
c) Menanamkan harapan,dapat dialami karena anggota memberikan dukungan satu
sama lain dan menyumbangkan ide mereka,bukan hanya menerima ide dari yang
lainnya.
d) Mungkin terdapat rekapitulasi korektif dari kelurga primer yang untuk kebanyakan
klien merupakan suatu masalah atau persoalan.Baik terapis maupun anggota lainnya
dapat jadi resepien reaksi tranferensi yang kemudian dapat dilakukan.
e) Pengembangan ketrampilan sosial lebih jauh dan kemampuan untuk menghubungkan
dengan yang lainnya merupakan kemungkinan.Klien dapat memperoleh umpan balik
dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan melatih cara baru berinteraksi.
f) Pemasukkan informasi,dapat berkisar dari memberikan informasi tentang gangguan
seseorang terhadap umpan balik langsung tentang perilaku orang dan pengaruhnya
terhadap anggota kelompok lainnya.
g) Identifikasi,perilaku tiruan (imitative) dan modeling dapat menghasilkan dari terapis
atau anggota lainnya memberikan model peran yang baik.
h) Kekohesifan kelompok dan pemilikan dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan
seseorang.Bila terapi kelompok menimbulkan berkembangnya rasa kesatuan dan
persatuan memberi pengaruh kuat dan memberi perasaan memiliki dan menerima
yang dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan seseorang.
i) Pengalaman natar pribadi mencakup pentingnya belajar berhubungan antar
pribadi,bagaimana memperoleh hubungan yang lebih baik, dan mempunyai
pengalaman memperbaiki hubungan menjadi lebih baik.
j) Antarsis dan pembagian emosi yang kuat tidak hanya membantu mengurangi
keteganggan emsoi tetapi juga menguatkan perasaan kedekatan dalam kelompok.
k) Pembagian eksisitensial memberikan masukkan untuk mengakui keterbatasan
seseorang,keterbatasan lainnya,tanggung jawab terhadap diri seseorang
(Setyoadi,2011).
5. Indikasi Dan Kontraindikasi TAK
Adapun indikasi dan kontraindikasi terapi aktivitas kelompok (Yusuf,2015) adalah :
a. Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktivitas kelompok
kecuali mereka yang : psikopat dan sosiopat,selalu diam dan autistic,delusi tak
terkontrol,mudah bosan.
b. Ada berbagai persyaratan bagi klien untuk bisa mengikuti terapi aktivitas kelompok
antara lain: sudah ada diagnosis yang jelas,sudah tidak terlalu gelisah,agresif dan
inkoheren dan wahamnya tidak terlalu berat,sehingga bisa kooperatif dan tidak
mengganggu terapi aktivitas kelompok.
c. Untuk pelaksanaan terapi aktivitas kelompok di rumah sakit jiwa di upayakan
pertimbangan tertentu seperti : tidak terlalu ketat dalam teknik terapi,diagnosis klien
dapat bersifat heterogen,tingkat kemampuan berpikir dan pemahaman relative
setara,sebisa mungkin pengelompokan berdasarkan masalah yang sama.

6. Komponen Kelompok
Kelompok terdiri dari (Yosep,2013) :
a. Struktur kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan komunikasi,proses pengambilan
keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok.Struktur dalam kelompok
diatur dengan adanya pemimpin dan anggita,arah komunikasi dipandu oleh
pemimpin,sedangkan keputusan diambil secara bersama.
b. Besar kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang
anggotanya berkisar 5-12 orang.Jika anggota kelompok terlalu besar akibatnya
tidak semua anggota mendapatkan kesempatan mengungkapkan
perasaan,pendapat dan pengalamannya.Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi
informasi dan interaksi yang terjadi.
c. Lamanya sesi
Waktu optimal untuk sesi adalah 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang
rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi.Banyaknya sesi
bergantung pada tujuan kelompok,dapat satu kali/dua kali perminggu atau dapat
direncanakan sesuai dengan kebutuhan.

7. Proses Terapi Aktivitas Kelompok


Proses terapi aktivitas kelompok pada dasarnya lebih kompleks dari pada terapi
individual,oleh karena itu untuk memimpinnya memerlukan pengalaman dalam
psikoterapi individual.Dalam kelompok terapis akan kehilangan sebagian otoritasnya dan
menyerahkan kepada kelompok (Yusuf,2015).
Terapis sebaiknya mengawali dengan mengusahakan terciptanya suasana yang
tingkat kecemasannya sesuai,sehingga klien terdorong untuk membuka diri dan tidak
menimbulkan atau mengembalikan mekanisme pertahanan diri.Setiap permulaan dari
suatu terapi aktivitas kelompok yang baru merupakan saat yang kritis karena prosedurnya
merupakan sesuatu yang belum pernah dialami oleh anggota kelompok dan mereka
dihadapkan dengan orang lain (Yusuf,2015).
Setelah klien berkumpul,mereka duduk melingkar,terapis memulai dengan
memperkenalkan diri terlebih dahulu dan kemusian mempersilahkan anggota untuk
memperkenalkan diri terlebih dahulu secara bergilir,bila ada anggota yang tidak mampu
maka terapis memperkenalkannya.Terapis kemudian menjelaskan maksud dan tujuan serta
prosedur terapi kelompok dan juga masalah yang akan dibicarakan dalam kelompok.Topik
atau masalah dapat ditentukan oleh terapis atau usulan klien.Ditetepkan bahwa anggota
bebeas membicarakan apa saja,bebas mengkritik siapa saja termasuk terapis.Terapis
sebaiknya bersifat moderat dan menghindarkan kata-kata yang dapat diartikan sebagai
perintah (Yusuf,2015).
Dalam prosesnya kalau terjadi bloking,terapis dapat membiarkan sementara.Bloking
yang terlalu lama dapat menimbulkan kecemasan yang meningkat oleh karenanya terapis
perlu mencarikan jalan keluar.Dari keadaan ini mungkin ada indikasi bahwa ada beberapa
klien masih perlu mengikuti terapi individual.Bisa juga terapis merangsang anggota yang
banyak bicara agar temannya yang kurang banyak bicara (Yusuf,2015).
Kalau terjadi kekacauan,anggota yang menimbulkan terjadinya kekacauan
dikeluarkan dan terapi aktivitas kelompok berajalan terus dengan memberikan penjelasan
kepada semua anggota kelompok .Setiap komentar atau permintaan yang datang dari anggota
diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan ditanggapi dengan sungguh-sungguh.Terapis
bukanlah guru,penasehat atau bukan pula wasit.Terapis lebih banyak pasif.Terapis
hendaknya menyadari bahwa tidak menghadapi individu dalam suatu kelompok tetapi
menghapi kelompok yang terdiri dari individu-individu(Yusuf,2015).
Diakhir terapi aktifitas kelompok,terapis menyimpulkan secara singkat pembicaraan
yang telah berlangsung/permasalahan dan sosial yang mungkin dilakukan.Dilanjutkan
kemudian dengan membuat perjanjiian pasa anggota untuk pertemuan berikutnya
(Yusuf,2015).

8. Tahapan Dalam Terapi Aktivitas Kelompok


Kelompok sama dengan individu,mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan
berkembang.Kelompok akan berkembang melalui empat fase,yaitu : fase prakelompok :
fase awal kelompok : fase terminasi kelompok (Stuart,2009).
a. Fase Prakelompok
Dimuali dengan membuat tujuan,menentukan pemimpin (leader),jumlah
anggota,kriteria anggota,tempat dan waktu kegiatan,media yang
digunakan.Menurut Yosep (2013),jumlah anggota kelompok yang ideal dengan
cara verbalisasi biasanya 7-8 orang.Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum
10.Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : dudah
punya diagnose yang jelas,tidak terlalu gelisah,tidak agresif,waham tidak terlalu
berat (Yosep,2013).
b. Fase Awal Kelompok
Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru,dan peran
baru.Yosep (2013) membagi fase ini menjadi tiga fase,yaitu orientasi,konflik dan
kohensif.
1) Tahap Orientasi
Anggota mulai mengembangkan sistem sosial masing-
masing,pemimpin menunjukkan rencana terapi dan menyepakati kontrak
dengan anggota.
2) Tahap Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok.Pemimpin perlu
memfasilitasi ungkapan perasaam,baik positif maupun negative dan
membantu kelompok mengenal penyebab konflik.Serta mencegah perilaku
yang tidak produktif.
3) Tahap Kohesif
Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi
dan lebih intim satu sama lain.
c. Fase Kerja Kelompok
Pada fase ini,kelompok sudah menjadi tim.Kelompok menjadi stabil dan
realistis.Pada akhir fase ini,anggota kelompok menyadari produktivitas dan
kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian.
d. Fase Terminasi
Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman
kelompok akan digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari.Terminasi
dapat bersifat sementara atau akhir.

9. Macam Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi menjadi empat yaitu :
A. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kongnitif/persepsi
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dana tau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.Fokus terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi adalah membantu pasien yang mengalami kemunduran
orientasi dengan karakteristik : pasien dengan gangguan persepsi
:halusinasi,menarik diri dengan realitas,kurang inisiatif atau ide,kooperatif,sehat
fisik,dan dapat berkomunikasi verbal (Yosep,2013).
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan
stimulus kepadanya.Sementara,tujuan khususnya :pasien dapat mempersepsikan
stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat dan menyelesaikan masalah
yang timbul dari stimulus yang dialami (Yusuf,2015).
Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami
dalam kehidupan,khususnya untuk pasien halusinasi.Aktivitas dibagi dalam empat
sesi yang tidak dapat dipisahkan,yaitu:
1) Sesi pertama : mengenal halusinasi
2) Sesi kedua : mengontrol halusinasi dan menghardik halusinasi
3) Sesi tiga : menyusun jadwal ketiga
4) Sesi keempat : cara minum obat yang benar
B. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
TAK stimulus sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus
tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku menurut yosep (2013) :
1) Bentuk stimulus :
a. Stimulus suara : music
b. Stimulus visual : gambar
c. Stimulus gabungan visual dan suara : melihat televise,video
2) Tujuan dari TAK stimulus sensori bertujuan agar klien mengalami :
a. Peningkatan kepekaan terhadap stimulus
b. Peningkatan kemampuan merasakan keindahan
c. Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan
3) Jenis TAK yaitu :
a. TAK stimulasi suara
b. TAK stimulasi gambar
c. TAK stimulasi suara dan gambar
C. Terapi aktivitas kelompok orientasi realita
Terapi aktivitas kelompok orientasi realita (TAK) : orientasi realita adalah
upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien,yaitu diri sendiri,orang
lain,lingkungan/tempat,dan waktu (Yusuf,2015)
Klien dengan gangguan gangguan jiwa psikotik,mengalami penurunan
daya nilai realitas (reality testing ability).Klien tidak lagi mengenali tempat,waktu
dan orang-orang disekitarnya.Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan
menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien.Untuk menanggulangi kendala
ini,maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepda klien
tentang realitas disekitarnya.Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas
lingkungan,yaitu diri sendiri,orang lain,waktu dan tempat (Yosep,2013).
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang,tempat, dan waktu
sesuai dengan kenyataan,sedangkan tujuan khususnya adalah :
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
2. Klien mengenal waktu dengan tepat
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan tepat.
Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan
orang,tempat,dan waktu.Klien yang mempunyai indikasi disorietasi realitas
adalah klien halusinasi dimensia,kebingungan,tidak kenal dirinya,salah mengenal
orang lain,tempat dan waktu.
Tahapan kegiatan :
a. Sesi I : Orientasi Orang
b. Sesi II : Orientasi Tempat
c. Sesi III : Orientasi Waktu
D. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi denngan individu yang ada
disekitar klien.Kegiatan sosialisasi adalag terapi untuk meningkatkan kemampuan
klien dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan sosial
(Yusuf,2015).Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk :
1. Memantau dan meningkatan hubungan interpersonal
2. Memberi tanggapan terhadap orang lain
3. Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
4. Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan
Tujuan umum :
Maupun meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota
kelompok,berkomunikasi,saling memperhatikan,memberi tanggapan terhadap
orang lain,mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal.
Tujuan khusus:
1. Penderita maupun menyebutkan identitasnya.
2. Menyebutkan identitas oenderita lain.
3. Berproses terhadap penderita lain.
4. Mengikuti aturan main.
5. Mengemukakan pendapat dan perasaannya.
Karakteristik :
1. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan.
2. Penderita sering berada ditempat tidur,menarik diri,kontak sosial kurang.
3. Penederita dengan harga diri rendah,gelisah,curiga,takut dan cemas.
4. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan,menjawab seperlunya,jawaban
sesuai pertanyaan.
BAB III
PREPLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI

A. TOPIK
Sesi 1 : Mengenal halusinasi dan mengontrol halusinasi dengan menghardik
Sesi 2 : Mengontrol halusinasi dengan obat
Sesi 3 : Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
Sesi 4 : Mengontrol halusinasi dengan aktivitas/ kegiatan harian

B. TUJUAN UMUM
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalad pasien mempunyai
kemampaun untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan
stimulus kepadanya.

C. TUJUAN KHUSUS
1. Klien mampu mengenali halusinasi seperti isi,frekuensi,waktu terjadi,situasi
pencetus,perasaan,respon
2. Klien mampu mencegah halusinasi dengan menghardik
3. Klien mampu mencegah dengan bercakap-cakap
4. Klien mampu mencegah kegiatan harian

D. KLIEN
1. Karakteristik/Kriteria
Klien dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi dengan karakteristik:
a. Klien berbicara sendiri,senyum sendiri,tertawa sendiri atau menggerakkan
bibir tanpa suara
b. Menarik diri dari orang lain
c. Pergerakkan mata cepat
d. Disorientasi ruang,waktu dan orang
e. Mudah tersinggung
f. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori
2. Proses Seleksi
a. Perawat mengidentifikasi jumlah pasien dan masalah keperawatan yang
ada di ruangan.Pasien diruang berjumlah…. Orang dengan masalah
halusinasi.
b. Perawat mengidentifikasi jenis terapi aktivitas kelompok yang akan
dilakukkan,yaitu terapi aktivitas kelompok (TAK): stimulasi persepsi
sensori
c. Perawat mengidentifikasi pasien yang akan mengikuti terapi aktivitas
kelompok (TAK): stimulasi persepsi dan sensori dimana pasien yang
akan mengikuti TAK stimulus persepsi tersebut adalah pasien dengan
masalah keperawatan halusinasi dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Klien tidak disorientasi
2) Klien tidak inkoheren
3) Sehat fisik
4) Klien cukup kooperatif (kerjasama)
5) Dapat memahami pesan yang diberikan atau mampu berkonsentrasi
lebih dari 15 menit.
d. Mengkalifikasi pasien sesuai kriteria dan bekerjasama dengan perawat
diruangan
e. Mengadakan kontrak dengan klien
3. Klien halusinasi yang mengikuti TAK berjumlah 8 orang
NO Nama klien Ruang
1. GATOTKACA
2. GATOTKACA
3. GATOTKACA
4. GATOTKACA
5. GATOTKACA
6. GATOTKACA
7. GATOTKACA
8. GATOTKACA

E. TAHAP KERJA
1. Aturan Permainan
Adapun aturan permainan balon terjepit sebagi berikut :
a) Waktu tidak dibatasi
b) Saat permainan akan dimulai peserta bersiap dibelakanh garis start
c) Sebelum dimulai wasit bertugas untuk mengikat anggota team menjadi
Satu
d) Ketika pluit dibunyikan peserta sudah dalam keadaan terkait dan
permainan dapat dimulai
e) Balon yang sudah ditiup harus keujung lintasan dengan posisi balon
dijepit dibagian paha/selangkangan para peserta,dan memberikannya
kepada teman yang menjaga diujung lintasan.Ini dilakukan sampai semua
balon yang ada digaris start habis.
f) Peserta tidak boleh keluar lintasan atau mengganggu peserta lain
g) Jika dipertengahan ada balon yang pecah,team tersebut harus mengulangi
dari awal
h) Jika balon dipertengahan lintasan terlepas dari selangkangan bisa diambil
dan melanjutkan permainan
i) Tam yang sudah selesai menyelesaikan pemainan kembali kegaris start
dan mengambil bendera.Bendera tersebut dikabarkan sebagai tanda
bahwa kelompok tersebut telah menyelesaikan permainan
j) Team yang paling cepat akan keluar sebagai pemenangnya
2. Manfaat Permainan Balon Terjepit
Manfaat yang terkandung dalam permainan yang disebut sebagau balon
terjepit ini adalah :
a) Kerja keras
Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain untuk dapat
mencapai garis finis secepat mungkin.
b) Kerja sama
Kerja sama tercermin dari kekompakan para pemain ketika sedang
bermain,
c) Sportivitas
Sportivitas tercermin saat team yang kalah mau menerima kekalahan
dengan lapang dada.

F. PENGORGANISASIAN
Uraian Struktur Kelompok:
1) Tempat Pertemuan : Ruang Gatotkaca RSJD dr.Arif Zainudin
Surakarta
2) Hari/Tanggal : 3 Mei 2021
3) Pukul : 09.00-selesai
4) Lama : 40-60 menit
5) perilaku yang diharapkan : klien mampu mengenal
halusinasinya dan mengetahui cara mengontrol halusinasinya
Pembagian Leader
1) Leader
Sesi I : Hafidz, Widya
Sesi II : Devy, Putri
Sesi III : Eza
Sesi IV : Ulya
2) Co Leader
Sesi I : Devy,Putri
Sesi II : Eza
Sesi III : Ulya
Sesi IV : Hafidz,widya
3) Observer
Sesi I : Eza
Sesi II : Ulya
Sesi III : Hafidz,Widya
Sesi IV : Devy,Putri
4) Fasilitator
Sesi I : Ulya
Sesi II : Hafidz,Widya
Sesi III : Devy,Putri
Sesi IV : Eza
Job Description
1) Pemimpin kelompok (Leader)
 Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)
 Mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
 Bertanggung jawab pada kelancaran kegiatan terapi aktivitas
kelompok
 Memimpin jalannya TAK
 Memimpin Diskusi
2) Co Leader
 Membantu leader mengkoordinasi selurih kegiatan
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
 Membantu memimpin jalannya kegiatan
 Menggantikan leader jika terhalang tugas
3) Observer
 Mengamati semua proses kegiatan berkaitan dengan waktu,tempat dan
jalannya acara
 Mencatat semua proses yang terjadi
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dan evaluasi kelompok
4) Fasilitator
 Memfasilitasi jalannya kegiatan
 Memotivasi klien untuk berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan
kegiatan

Setting Tempat

Keterangan :
: Klien
: Leader
: Co Leader
: Observer
: Fasilitator

Anda mungkin juga menyukai