Anda di halaman 1dari 11

By :

Pani Ayuni
 Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi
yang dilakukan sekelompok pasien bersama-
sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau arahkan oleh seorang
therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah
terlatih. (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental
Rumah Sakit Jiwa Di Indonesia).

 Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang


dilakukan secara kelompok untuk memberikan
stimulasi bagi klien dengan gangguan
interpersonal (Yosep, 2014).
Terapi kelompok mempunyai tujuan therapeutic dan rehabilitasi
(Yosep, 2014).
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan kemampuan menguji 1. Melatih pemahaman
kenyataan (Reality Testing). identitas diri.
2. Membentuk sosialisasi. 2. Penyaluran emosi.
3. Meningkatkan fungsi psikologis, 3. Meningkatkan
yaitu meningkatkan kesadaran ketrampilan hubungan
tentang hubungan antara reaksi sosial untuk diterapkan
emosional diri sendiri dengan sehari-hari.
perilaku- 4. Bersifat rehabilitatif
4. defensif (bertahan terhadap stress)
dan adaptasi.
5. Membangkitkan motivasi bagi
kemajuan fungsi-fungsi psikologis
seperti kognitif dan afektif.
Ada beberapa jenis terapi pada terapi aktivitas
kelompok (Yusuf, 2015) :
1. Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi
Sensori
2. Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi
Realitas
3. Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi
4. Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi
Persepsi
5. Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi
Persepsi Peningkatan Harga Diri
6. Terapi aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi
Persepsi Mengontrol Halusinasi
 Jumlah Anggota dan Komposisi dalam Terapi
Kelompok (Yosep,2014) :

Menurut Dr. Wartono (1976).


 Kelompok dengan cara verbalisasi biasanya
7-8 anggota merupakan jumlah yang ideal.
Sedangkan jumlah minimum 4 dan
maksimum 10
Tahap-tahap Terapi Kelompok (Yosep,2014), Peran
serta anggota kelompok terutama diwujudkan dalam
bentuk :
 Perkenalan.

 Pembentukan Agenda.

 Konfidensilitas.

 Menggali ide-ide dan perasan yang muncul dalam


kelompok.
 Tahap Transisi.

 Tahap kerja kelompok yang sesungguhnya.

 Tahap Terminasi.
Untuk mencapai tujuan dari terapi kelompok baik yang terapeutik
maupun rehabilitatif terapi ataupun pemimpin kelompok hendaknya
mampu (Yosep, 2014)
 Mengembangkan kejujuran di antara anggota kelompoknya.

 Menimbulkan rasa saling menghormati dan saling menerima di


antara anggota kelompok.
 Mampu mengontrol tingkah laku yang tidak dapat diterima anggota
kelompoknya.
 Mengarahkan anggota kelompok untuk beradaptasi dengan semua
anggota.
 Membawa anggota kelompok untuk mampu mengemukaka masalah
mendengarkan keluhan-keluhan dan memberikan saran terhadap
keluhan tersebut.
 Tidak membeda-bedakan anggota kelompok.

 Menjalin hubungan dengan anggota dan antaranggota.

 Melibatkan diri dalam kelompok dan memberikan perhatian penuh.


Tahap-tahap dalam Therapy Kelompok (Yosep,2014) :
 Tahap 1 :Tahap ini dimana therapist membentuk hubungan kerja dengan para
anggota kelompok. Tujuannya ialah agar para anggota saling mengenal,
mengetahui tujuan serta membiasakan diri untuk melakukan diskusi
kelompok.
 Tahap 2 :Terutama tercapainya transference dan perkembangan identitas
kelompok. Transference ialah suatu perilaku atau keinginan seorang pasien
(misalnya si A) yang seharusnya ditujukan kepada seseorang lain (misalnya si
B) tetapi dialihkan kepada orang lain lagi (si C, misalnya Therapist). Contoh
perilaku seorang pasien yang seharusnya ditujukan kepada orang tuanya tapi
didalam kenyataannya dialihkan kepada therapist.
 Tahap 3 : Disebut tahap mutualisis (saling menganalisa), yaitu setiap orang
akan mendapat informasi atau reaksi atas apa yang sudah dikemukakan.
Dengan mendapat reaksi yang bermacam-macam, maka kelompok juga dapat
mengambil kesimpulan reaksi mana yang benar. Dengan demikian setiap
orang akan mendapatkan koreksi atau kesan kelompok secara umum atas
tingkah lakunya.
 Bertindak sebagai moderat atau pengawas diskusi kelompok.
 Mengevaluasi diskusi kelompok untuk menambah
pengalaman therapy kelompok.
 Mengadakan pendekatan pada kelompok secara efektif.
 Memotivasi penderita agar aktif dalam kegiatan yang
dilakukan.
 Menciptakan suasana therapeutik.
 Memberikan kesempatan pada penderita untuk bekerja sama
antara penderita dengan penderita dengan perawat.
 Memberikan bimbingan dan pengarahan pada penderita yang
pasif dan hiperaktif (Yosep,2014).
KEUNTUNGAN KEKURANGAN
1. Dapat mengobati klien dalam jumlah 1. Kehidupan pribadi klien
banyak. tidak terlindungi.
2. Anggota kelompok dapat 2. Klien mengalami
mendiskusikan masalah-masalah kesulitan dalam
mereka mengungkapkan
3. Memberikan kesempatan kepada klien masalahnya karena
untuk menggali gaya-gaya berbeda
berkomunikasi dari klien dalam keyakinan/sulit dalam
lingkungan yang aman dan mampu berkomunikasi, tidak
menerima umpan balik dari orang lain. mau berubah.
4. Anggota kelompok dapat belajar 3. Therapist
bermacam cara dalam memecahkan menyelenggarakan
masalah serta dapat membantu secara individual
memecahkan masalah orang lain. (Yosep,2014).

(Yosep,2014)

Anda mungkin juga menyukai