Anda di halaman 1dari 28

Kelompok 3

Terapi Modalitas Pada Pasien


Gangguan Jiwa
Moedis Chintia Ridani 1911312011
Miftahur Rahmi 1911313034
Amanda Echa Putrie 1911313043
Ferawati 1911311050
Fajar Audio 1911313028
Suci Ajeng Safitri 1911311047
Ayyasa Amara
1911312029
Pengertian
Terapi Modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi
ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang
maladaptif menjadi perilaku yang adaptif ( Prabowo,2014).
Terapi modalitas keperawatan jiwa merupakan bentuk terapi non-
farmakologis yang dilakukan untuk memperbaiki dan mempertahankan
sikap klien agar mampu bertahan dan bersosialisasi dengann lingkungan
masyarakat sekitar dengan harapan klien dapat terus bekerja dan tetap
berhubungan dengan keluarga, teman, dan sistem pendukung yang ada
ketika menjalani terapi (Nasir dan Muhits, 2011).
Tujuan Terapi Modalitas
Tujuan dilaksanakannya terapi modalitas dalam keperawatan jiwa adalah:
• Menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku pasien
• Mengurangi gejala gangguan jiwa
• Memperlambat kemunduran
• Membantu adaptasi terhadap situasi sekarang
• Membantu keluarga dan orang-orang yang berarti
• Mempengaruhi keterampilan merawat diri sendiri
• Meningkatkan aktivitas
• Meningkatkan kemandirian (Prabowo,2014).
Peran perawat dalam terapi modalitas
Secara umum penan perawat dalam pelaksanaan terapi
modalitas bertindak sebagai leader,fasilitator,evaluator,dan
motivator ( Nasir dan Muhits, 2011). Tindakan tersebut
meliputi:
• Mendidik dan mengorientasi kembali seluruh anggota
keluarga, misalnya perawat menjelaskan mengapa
komunikasi itu penting ,apa visi seluruh keluarga,kesamaan
harapan apa yang dimiliki semua anggota keluarga
• Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien
untuk mencapai tujuan dan usaha untuuk berubah. Perawat menyakinkan
bahwa anggota keluarga klien mampu memecahkan masalah yang
dihadapi anggota keluarganya.
• Mengkoodinasi dan mengintegrasi sumber pelayanan kesehatan. Perawat
menunjukkan institusi kesehatan mana yang harusbekerja sama dengan
keluarga dan siapa yang bisa diajak konsultasi
• Memberi pelayanan prevensi primer, sekunder dan tersier melalui
penyuluhan, perawatan dirumah, pendidikan dan sebagainnya. Bila ada
anggota keluarga yang kurang memahami perilaku sehat didiskusikan
atau bila ada keluarga yang membutuhkan perawatan.
Jenis-Jenis Terapi Modalitas

Terapi
Terapi
Aktivitas
Keluarga
Kelompok
Pengertian
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu bentuk psikoterapi yang
kegiatannya diikuti oleh beberapa pasien yang mempunyai masalah yang
sama atau sejenis dan dipandu oleh satu atau lebih terapis pada saat yang
sama dengan cara berdiskusi satu sama lain. (Susana,2011)
menurut Depkes RI terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu upaya
untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah pasien pada waktu
yang sama untukm memantau dan meningkatkan hubungan antar anggota
(Prabowo,2014).
Kerangka teoritis Terapi Aktivitas Kelompok
Model lokal konflik
Model Terapi Aktivitas Kelompok ini pimpinan kelompok harus memfasilitasi
dan memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengekspresikan perasaan
dan mendiskusikan perasaaan untuk penyelesaian masalah atau konflik.
Model komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan
komunikasi teraupetik. Dengan model ini leader memfasilitasi komunikasi
efektif yang bertujuan untuk membantu meningkatkan keterampilan intepersonal
dan sosial anggota kelompok.
Model interpersonal
Pada model ini terapis bekerja sama dengan individu dan kelompok. Anggota
kelompok dapat belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui
kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku sosial yang efektif dipelajari.

Model psikodrama
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya.
Anggota memainkan peran sesuai dengan yang pernah dialami. (Direja,2011)
Jenis/Macam

Terapi aktivitas kelompok terdiri dari empat jenis


purwaningsih (2010).
• Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi/kognitif
• Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
• Terapi aktivitas kelompok orientasi realita
• Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok

Tujuan terapi aktivitas kelompok menurut purwaningsih


(2010).
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi/kognitif
• Meningkatkan kemampuan orientasi realita
• Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
• Meningkatkan kemampuan intelektual
• Mengungkapkan perasaannya
• Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang
lain
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
Meningkatkan kemampuan sensori
Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
Meningkatkan kesegaran jasmani
Mengekspresikan perasaan

Terapi aktivitas kelompok orientasi realita


Pasien mampua mengidentifikasi stimulus internal dan eksternal
Pasien dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan
Pembicaraan pasien sesuai realita
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
• Pasien mampu meningkatkan hubungan interpersonal
• Pasien dapat memberi tanggapan terhadap orang lain
• Pasien dapat mengungkapkan idenya dan saling bertukar persepsi
dengan orang lain
• Pasien menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan
Manfaat
Menurut Purwaningsih (2010) Terapi Aktivitas Kelompok mempunyai beberapa
manfaat:
1. Umum
• meningkatkankemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi
dan umpan baik dengan atau dari orang lain
• melakukan sosialisasi
• membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif
2. Khusus
• Meningkatkan identitas diri
• Menyalurkan emosi secara konstruktif
• Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial
Rehabilitasi
• Meningkatkan keterampilan ekspresi diri
• Meningkatkan kemampuan sosial
• Meningkatkan kemampuan empati
• Meningkatkan kemampuan/pengetahuan pemecahan
masalah
Tahapan dalamTerapi Aktivitas Kelompok
Fase-fase dalam terapi aktivitas kelompok menurut
purwaningsih (2010) adalah sebagai berikut:

Pre kelompok
Pada fase ini dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan
siapa yang menjadi leader, anggota, tempat dan waktu
kegiatan kelompok dilaksanakan serta proposal lengkap
dengan media apa saja yang digunakan beserta dana yang
dibutuhkan.
Fase awal
Pada fase awal ini ada tiga tahapan yang tejadi
yaitu:
1. Orientasi yaitu anggota mulai
mengembangkan sistem sosial masing-
masing, leader mulai menunjukkan rencana
terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.
2. Konflik merupakan masa sulit dalam
proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam
kelompok, bagaimana peran anggota, tugas
anggotanya dan saling ketergantungan
yang akan tejadi.
3. Kebersamaan yaitu anggota mulai bekerja
sama untuk mengatasi masalah dan
anggota mulai menemukan siapa dirinya.
Fase kerja
Pada fase ini kelompok sudah menjadi sebuah tim, pada fase ini
akan terjadi:
• Fase yang menyenangkan bagi leader dan anggotannya
• Perasaan positif dan negatif dapat dikoreksi dengan hubungan
saling percaya yang telah terbina
• Semua anggota bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati
• Tanggung jawab setiap anggota sama, kecemasan menurun,
kelompok lebih stabil dan realistis
• Kelompok mulai mengeksplorasi lebih jauh sesuai dengan tujuan
dan tugas kelompok dalam menyelesaikan tugasnya.
• Fase ini ditandai dengan penyelesaian masalah yang kreatif
Fase terminasi
Ada 2 jenis teminasi, yaitu terminasi akhir dan terminasi
sementara. Anggota kelompok mungkin akan mengalami
terminasi premature, sukses atau tidak sukses. Terminasi dapat
menyebabkan kecemasa,regresi atau kecewa. Untuk hal itu
terapis perlu mengevaluasi kegiatan dan menujukkan sikap
betapa bermaknnya kegiatan tersebut, menganjurkan anggota
untuk memberi umpan balik pada tiap anggota. Akhir terapi
aktivitas kelompok harus dievaluasi, bisa melalui pre atau post
test.
Peran perawat dalam terapi aktivitas kelompok
Peran perawat dalam memberikan terapi aktivitas kelompok menurut
purwaningsih (2010) sebagai berikut:

Tugas sebagai leader dan co leader


Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi dalam
kelompok,membantu kelomopok untuk menyadari dinamisnyakelomok,
menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuat
peraturan serta memimpin dan mengarahkan jalannya terapi aktivitas
kelompok.
Tugas sebagai fasilitator
Perawat sebagai fasilitator adalah perawat harus ikut serta dalam
kegiatan kelompok sebagai anggota kelompok dengan tujuan
memberikan stimulus pada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti
jalannya kegiatan terapi aktivitas kelompok.

Tugas sebagai observer


Tugas seorang observer adalah mengamati serta mencatat respon pasien,
mengamati jalannya proses terapi aktivitas kelompok dan menangani
anggota kelompok yang drop out.
Terapi Keluarga
Pengertian
Terapi keluarga adalah pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu
dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada
proses interpersonal.Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan
tujuan membina komunikasi secara terbuka dan interaksi keluarga secara
sehat (Nasir dan Muhits, 2011).
Terapi keluarga merupakan salah satu bentuk psikoterapi kelompok yang
berdasarkan pada kenyataan bahwa manusia adalah mahluk sosial dan bukan
suatu mahluk yang terisolir.
Kerangka teoritis Terapi keluarga
Model struktural (Minuchin)
Model ini dikembangkan oleh Minuchin, konsepnya adalh keluarga adalah suatu sistem
sosiokultural terbuka sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan adaptasi. Fungsi keluarga
berkurang apabila kebutuhan individu dan anggota lainnya dijumpai maladaptive dan tidak bisa
saling menyesuaikan. Fokus terapinya adalah perubahan adaptasi dari maladaptif menjadi adaptif
untuk memudahkan perkembangan keluarga. Usaha terapi meliputi hubungan keluarga, evaluasi
struktur dasar keluarga, kemampuan dan upaya seluruh anggota keluarga untuk saling menerima
perbedaan dan saling memahami karakter.
Model terapi Bowenian
Bowenian mempunyai pandangan bahwa keluarga adalah suatu sistem yang terdiri  dari berbagai
subsistem, seperti pernikahan, orang tua-anak & saudara kandung (sibling) dimana setiap
subsistem tersebut dibagi kedalam subsistem individu dan jika terjadi gangguan pada salah satu
subsistemnya maka akan menyebabkan perubahan pada bagian lainnya bahkan bisa sampai ke
suprasistem keluarga tersebut yaitu masyarakat.
Tujuan :
Menurunkan konflik kecemasan keluarga.
Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-
masing anggota keluarga.
Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari
luar anggota keluarga
Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat
perkembangan anggota keluarga
Manfaat terapi keluarga :
Klien
• Mempercepat proses penyembuhan
• Memperbaiki hubungan interpersonal.
• Menurunkan angka kekambuhan
• Keluarga

Memperbaiki fungsi & struktur keluarga


• Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap klien sehingga
lebih dapat . menerima, toleran & menghargai klien sebagai manusia
• Keluarga dapat meningkatkan kemampuan dalam membantu klien
dalam proses rehabilitasi
Peran Perawat Dalam Terapi Keluarga
• Mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh
anggota keluarga.
• Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang
mendukung klien untuk mencapai tujuan dan usaha untuk
berubah
• Mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan
kesehatan
• Memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psiko
edukasi,dll
Peran Keluarga Dalam Terapi keluarga
• Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat
bahaya terhadap diri klien dan aktivitasnya.
• Tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka.
• Membantu anggota bagaimana memandang orang lain.
• Tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah dipahami
klien.
• Membangun self esteem.
• Menurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk interaksi.
• Menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang
sistematis.
• Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab
Thanks

Anda mungkin juga menyukai