Kelompok 2
1. Siti Masitah 1911311041 7. Aisyah Purnama Sari 1911312008
2. Regita Anjelina Putri. M 1911312005 8. Moedis Chintia Ridani 1911312011
3. Suci Ajeng Safitri 1911311047 9. Rahmi Eka Fajri 1911312017
4. Elma Sovia Zaidir 1911311044 10. Regina Fatikahhemas 1911312020
5. Sukma dwi rahmatullah 1911312014 11. Vita Delfi Yanti 1911312023
6. Lutfiana Fajri 1911312002 12. Ferawati 1911311050
1.Amiodaron
Amiodaron memperlambat konduksi AV, memperpanjang periode refrakter AV dan
interval QT, dan memperlambat konduksi ventrikular (melebarkan QRS). Monitor
tekanan darah dan berikan secara pelan-pelan untuk penderita dengan denyut nadi
tetapi mungkin saja diberikan cepat kepada penderita dengan henti jantung atau
ventricular fibrillasi (VF). Amiodaron menyebabkan hipotensi. Monitor EKG karena
komplikasi dapat meliputi bradikardi, blok hati jantung, dan torsades de pointes. Berikan
perhatian terutama bila diberikan bersama dengan obat lain yang menyebabkan
perpanjangan QT seperti procainamide. Efek kurang baik mungkin saja berkepanjangan
karena waktu-paruhnya sampai dengan 40 hari
Indikasi indikasi utama amiodarone adalah aritmia ventrikel pada pasien dewasa, misalnya pada
pulseless ventricular tachycardia atau fibrilasi ventrikel yang tidak responsif dengan
kompresi jantung. Berikan dosis inisial 300 mg bolus intravena dan bila tidak merespon,
berikan bolus intravena tambahan 150 m
Kontraindikasi bradikardi sinus, blok SA; kecuali bila digunakan pacu jantung hindarkan pada
gangguan konduksi yang berat atau penyakit nodus SA; gangguan fungsi tiroid;
kehamilan dan menyusui, sensitivitas terhadap iodium; hindari pemberian intravena
pada gagal pernapasan yang berat, kolaps sirkulasi, hipotensi arterial yang berat.
Atropin sulfat adalah satu obat parasimpatolitik yang mengakselerasi pacu jantung sinus
atau atrial dan meningkatkan konduksi AV. Dosis Kecil atropin (<0.1 mg) dapat
menyebabkan bradikardia paradoksal. Lebih besar dari dosis yang direkomendasikan
mungkin diperlukan dalam keadaan khusus (misalnya, keracunan organophosphate atau
eksposur gas yang meracuni saraf).
Indikasi mengeringkan sekret, melawan bradikardi yang berlebihan; bersama dengan neostigmin
untuk mengembalikan penghambatan neuromuskuler kompetitif
Kontraindikasi apabila terdapat riwayat hipersensitivitas dengan obat ini, atau komponennya.
Peringatan untuk tidak memberikan obat ini pada glaukoma akut sudut tertutup.
Efek samping • Sakit kepala atau pusing hingga rasanya ingin pingsan
• Lemas dan kehilangan keseimbangan
• Penglihatan buram, pupil mata membesar, atau mata sensitif terhadap cahaya
terang
• Mual, kembung, nyeri ulu hati, atau sembelit
• Kulit terasa kering dan panas
• Perubahan indra pengecap
• Sulit buang air kecil
• Lebih sedikit berkeringat
• Bersin, hidung tersumbat, atau mulut kering
Efek Samping Berat
1. Reaksi alergi (pembengkakan bibir, lidah, atau wajah, sulit bernapas, tenggorokan menyempit, atau gatal-
gatal)
2. Detak jantung tidak teratur atau cepat
3. Ruam kulit
4. Sakit mata, pandangan mata menjadi buram
5. Susah berbicara dan menelan
6. Berhalusinasi
3. Kalsium
Pemberian rutin kalsium tidak memperbaiki hasil pada henti jantung. Pada anak-anak
sakit kritis, kalsium klorida memiliki bioavailabilitas lebih baik dibandingkan kalsium
glukonat. Pemberian kalsium klorida melalui kateter vena sentral lebih disukai karena
adanya risiko sklerosis atau infiltrasi pada pemberian melalui vena perifer.
Indikasi untuk tata laksana kasus hipokalsemia akut yang simptomatik. Obat ini juga bisa
digunakan untuk overdosis calcium channel blocker, hipermagnesemia, dan luka bakar
akibat asam hidrofluorik. Indikasi lain, seperti untuk resusitasi kardipulmonal, sudah
tidak lagi direkomendasikan kecuali terbukti disebabkan oleh atau terdapat gangguan
elektrolit.
Kontraindikasi Epinefrin tidak memiliki kontraindikasi absolut pada kondisi yang mengancam nyawa.
Kontraindikasi relatif meliputi kasus syok selain syok sepsis dan anafilaksis, glaukoma
sudut tertutup, dan penggunaan bersama hidrokarbon halogen dan siklopropan untuk
anestesi umum karena dapat menyebabkan peningkatan potensi aritmia epinefrin.
Bayi mempunyai kebutuhan glukosa yang tinggi dan penyimpanan glukosa yang rendah,
sehingga dapat berkembang menjadi hipoglikemia ketika kebutuhan energi meningkat.
Pemantauan kadar gula darah selama dan setelah henti jantung dan mengatasi
hipoglikemi dengan segera.
Indikasi Pengganti cairan, pemberi energi, atau bahan bakar berharga untuk semua sel dalam
tubuh. Gula darah yang merupakan kunci untuk menjaga mekanisme tubuh agar bekerja
dengan baik
Kontraindikasi pasien dengan hipersensitivitas terhadap dextrose, trauma kepala, dan dehidrasi berat.
6.Lidokain mengurangi dan mensupresi aritmia ventrikel tetapi tidak seefektif amiodaron
untuk memperbaiki hasil intermediate (seperti, kembalinya sirkulasi spontan atau
bertahan sampai masuk rumah sakit). Baik lidokain maupun amiodaron telah
menunjukkan perbaikan kelangsungan hidup sampai keluar dari rumah sakit pada
penderita dengan henti jantung VF. Toksisitas lidokain termasuk depresi miokard dan
sirkulasi, mengantuk, disorientasi, kontraksi otot, dan kejang terutama penderita dengan
cardiac output yang buruk dan gagal hati atau gagal ginjal.
Indikasi Anestesi lokal, Topikal anestesi, Ejakulasi dini, Luka akibat terbakar, tergores, dan
gigitan serangga, Wasir, Masalah genital, seperti gatal pada alat kelamin atau dubur,
Prosedur medis seperti operasi
Kontraindikasi hipersensitivitas terhadap komponen obat ini, adanya hipovolemia, complete heart block,
sindrom Adam-Stokes, dan sindrom Wolff-Parkinson-White. Peringatan penggunaan
lidocaine harus berhati-hati pada pasien dengan kelainan hepar, kehamilan, dan pasien
menyusui.
Indikasi : sebagai terapi pada diabetes insipidus. Namun, obat ini kini diarahkan untuk
terapi awal penanganan perdarahan saluran cerna pada kondisi tertentu dan syok
vasodilatorik dengan dosis yang disesuaikan
Kontraindikasi Penggunaan vasopressin dan desmopressin tidak disarankan pada pasien yang
memiliki riwayat hipersensitivitas desmopressin asetat maupun komponen lain dalam
desmopressin (laktosa, pati kentang, magnesium stearat, dan povidon). Desmopressin
dan vasopressin tidak boleh digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal sedang
hingga berat (bersihan kreatinin < 50 ml/menit). Desmopressin dan vasopressin tidak
boleh digunakan pada pasien yang memiliki riwayat hiponatremia.