Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling sempurna. Hal ini
berarti bahwa manusia mempunyai keistimewaan dibanding dengan makhluk hidup
yang lain. Salah satu leistimewaan yang menonjol adalah perilakunya. Meskipun
semua makhluk hidup mempunyai perilaku, namun perilaku berbeda dengan perilaku
makhluk hidup yang lain.

Perilaku merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang yang


sifatnya dapat diamati, dicatat, dan digambarkan oleh orang lain atau pun orang yang
melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi menjadi dua, yaitu perilaku baik
dan perilaku buruk. Tolak ukur perilaku baik dan buruk dinilai dari borma- norma
yang berlaku di masyarakat. Baik itu norma agama, hukum, kesopanan, kesusilaan,
dan norma- norma lainnya.

Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal tanpa
kita sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan bagi sesorang.
Sungguh besar efek perilaku bagi kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang baik
akan tercermin apabila seseorang tersebut melakukan perilaku yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimanakah konsep dari perilaku?
b. Bagaimana proses pembentukan perilaku?
c. Bagaimana ranah atau kawasan perilaku?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dari perilaku.
b. Untuk mengetahui proses pembentukan perilaku.
c. Untuk mengetahui ranah/ kawasan perilaku.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku juga merupakan
suatu aksi-reaksi organism terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada
sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan.
Dengan kata lain, rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku
tertentu.

2.2 Ciri - ciri Perilaku

Ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan manusia dengan makhluk hidup


yang lainnya adalah kelangsungan perilaku, kepekaan sosial, orientasi pada tugas,
usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik.

a. Kepekaan sosial
Kepekaan sosial adalah kemampuan manusia menyesuaikan
perilakunya dengan pandangan dan harapan orang lain, karena manusia
merupakan makhluk sosial yang harus bekerja sama dengan orang lain.
b. Kelangsungan perilaku
Perilaku manusia adalah perilaku yang saling berkaitan dan tidak
pernah berhenti pada suatu saat. Perilaku pada masa lalu adalah persiapan
bagi perilaku kemudian dan perilaku kemudian adalah kelanjutan dari
perilaku sebelumnya. Fase-fase perkembangan manusia bukanlah suatu
fase perkembangan yang berdiri sendiri, terlepas dari perkembangan lain
dalam kehidupan manusia.
c. Orientasi pada tugas
Setiap perilaku dalam kehidupan manusia selalu memiliki orientasi
pada tugas tertentu. Contohnya, seorang siswa yang rajin belajar menuntut

2
ilmu, orientasinya adalah untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan
tertentu. Demikian juga individu yang bekerja, berorientasi untuk
menghasilkan sesuatu.
d. Usaha dan Perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan
sendiri, serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak
ingin diperjuangkan .
e. Tiap Individu adalah Unik
Manusia yang satu dengan manusia yang lainnya adalah berbeda dan
tidak ada dua manusia yang sama persis di muka bumi ini, walaupun
kedua manusia tersebut dilahitkan kembar. Manusia mempunyai ciri-ciri,
sifat, watak, tabiat, kepribadian, motivasi tersendiri yang membedakannya
dari manusia yang lain. Perbedaan pengalaman yang dialami individu pada
masa silam dan cita-citanya kelak dikemudian hari, menentukan perilaku
individu di masa kini yang berbeda-beda pula.

2.3 Proses Pembentukan Perilaku

Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Abraham Harold


Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan dasa, yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis/ biologis


Kebutuhan ini merupakan kebutuhan utama atau pokok dalam
kehidupan manusia. Contoh dari kebutuhan ini adalah oksigen, air, cairan
elektrolit, makanan, dan seks.
b. Kebutuhan rasa aman
 Rasa aman terhindar dari pencurian, penodong, perampokan, dan
kejahatan lain.
 Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan, peperangan, dan
lain-lain.
 Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit.

3
 Rasa aman memperoleh perlindungan hukum.
c. Kebutuhan mencintai dan dicintai
 Mendambakan kasih sayang dari orang lain.
 Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada.
d. Kebutuhan harga diri
 Ingin dihargai dan menghargai orang lain.
 Adanya perhatian dari orang lain.
 Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan.
e. Kebutuhan aktualisasi diri
 Ingin dipujaataudisanjungoleh orang lain.
 Ingin sukses dan berhasil dalam mencapai cita-cita.
 Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier, usaha,
kekayaan, dan lain-lain.

Tingkat dan jenis kebutuhan tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya karena merupakan satu kesatuan atau suatu rangkaian. Perilaku
manusia dalam memenuhi kebutuhan adalah secara simultan.

2.4 Ranah Perilaku


Benyamin Bloom adalah seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku
itu ke dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak
mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk
kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa dalam tujuan suatu pendidikan adalah
mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari:
a. ranah kognitif (cognitive domain),
b. ranah afektif (affective domain),dan
c. ranah psikomotor (psychomotor domain).
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk
kepentingan pengukuran hasil pendidikan ketiga domain ini diukur dari:
1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan
(knowledge).

4
2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan
(attitude).
3. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik. Sehubungan dengan
materi pendidikan yang diberikan (practice)

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada
bermain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu yang berupa materi atau
obyek diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru terhadap subyek baru, dan
selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek
yang diketahui itu.

Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari


sebelumnya akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action)
terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, dalam
kenyataan stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan tindakan.
Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih
dahulu terhadap makna yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan (practice)
seseorang tidak harus didasari oleh sikap atau pengetahuan.

Menurut Ki Hajar Dewantara tokoh pendidikan nasional kita, ketiga kawasan


perilaku ini disebut : Cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi). Tokoh
pendidikan kita ini mengajarkan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk dan
atau meningkatkan kemmpuan manusia yang mencakup cipta, rasa, dan karsa
tersebut. Ketiga kemampuan tersebut harus dikembangkan bersama-sama secara
seimbang, sehingga terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya (harmonis)

1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusi, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

5
terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan aka lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni.
a. awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyedari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (object)
b. Interest (tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut. Disni sikap
subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden
sudahlebih baik lagi
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan suatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus
e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai denga
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun
demikian, dari penelitian selanjutnya Roger menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti
ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang
positive maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).
Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran akan tidak berlangsung lama. Suatu contoh dapat
dikemukakan disini ibu-ibu peserta KB yang diperintahkan oleh lurah
atau ketua RT, tanpa ibu-ibu tersebut mengetahui makna dan tujuan
KB, mereka akan keluar dari peserta KB setelah beberapa saat perintah
tersebut diterima.

6
2. Sikap (afektif)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
mempunyai tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu obje
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh


(total atittude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berfikir,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Contoh seorang ibu telah
mendengarkan penyakit polio (tentang penyebab, akibat, pencegahan dan
sebagainya). Pengetahuan tersebut akan membawa si ibu untuk berfikir dan
berusaha supaya anaknya tidak terkena polio. Dalam berfikir komponen emosi
dan keyakinan ikut bekerja sehingga si ibu berniat untuk mengimunisasikan
anaknya. Hal ini mencerminkan si ibu mempunyai sikap tertentu terhadap
objek (penyakit polio). Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari
berbagai tingkatan :

a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan. Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan
dan perhatian terhadap ceramah
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
menghargai. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu lain (tetangga atau
saudara) untuk pergi menimbang anaknya ke posyandu adalah suatu

7
indikasi bahwa ibu tersebut mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
d. Bertanggung Jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala risiko merupakan sikap paling tinggi misalnya seorang ibu mau
menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tentangan dari mertua atau
orang tuanya sendiri.
3. Praktik atau tindakan (Psikomotor)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan
(overtbehavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini
mempunyai beberapa tingkatan :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil merupakan praktik tingkap pertama. Misalnya,
seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi bagi balitanya.
b. Respon terpimpin (guideresponse)
Dapat melakukan sesuatu yang benar sesuai dengan contoh adalah
indikator praktik tingkat dua. Misalnya seorang ibu dapat memasak
sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotongnya,
lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya.
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah
mencapai praktik tingkat tiga misalnya, seorang ibu yang sudah biasa
menginmunisasikan bayi yang pada umur-umur tertentu, tanpa
menunggu perintah atau ajakan orang lain.
d. Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa
8
mengurangi kebenaran tindakannya tersebut. Misalnya ibu dapat
memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan
bahan-bahan yang murah dan osederhana. Pengukuran perilaku dapat
dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan
yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung
yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden

2.5 Teori Ranah Prilaku


1. Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku
merupakan fungsi dari :
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau
perawatan kesehatannya (behavioritention).
b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (socialsupport).
c. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas
kesehatan (accesebility of information).
d. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan
atau keputusan (personal autonomy).
e. situasi yang memungkinkan untuk bertindak (actionsituation)

2. Teori WHO (1984 WHO)


Menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
a. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), yaitu dalam bentuk
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang
terhadap objek (objek kesehatan).
b. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang
lain.
c. Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu.
9
d. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang
paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang
lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan
tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat
itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang
lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
e. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya,
maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
f. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga
dan sebagainya.
g. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber
didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of
life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk
dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat
sesuai dengan peradapan umat manusia (Notoatmodjo, 2007)

BAB III
PENUTUP

10
3.1 Kesimpulan
Perilaku merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang yang
sifatnya dapat diamati, dicatat, dan digambarkan oleh orang lain atau pun orang yang
melakukannya. Ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan manusia dengan
makhluk hidup yang lainnya adalah kelangsungan perilaku, kepekaan sosial, orientasi
pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik. Perilaku manusia
terbentuk karena adanya kebutuhan. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada
orang dewasa dimulai pada bermain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu
yang berupa materi atau obyek diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru
terhadap subyek baru, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap
subjek terhadap objek yang diketahui itu.

3.2 Saran
Perawat hendaknya memahami konsep perilaku sebab perilaku sangat
penting dalam pendidikan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

11
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Winarto, Joko. 2011. Teori B.F Skinner,Jakarta : Putra Media

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Heri D.J Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC

Soekidjo,Notoatmodjo.2005. Promosi Kesehatan Teoridan Aplikasi. Jakarta: Rineka


Cipta

Kozier, B,. Berman, A. (2004). Fundamental of Nursing Concepts, Process and

Practice. Seventh Edition. Pearson Education: New Jersey.

12

Anda mungkin juga menyukai