Anda di halaman 1dari 47

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN

IMUNISASI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI


INDONESIA

Oleh :
ZERRA STEVANUS MANANGSANG
0130840269

KARYA TULIS ILMIAH“STUDI LITERATUR”


Untuk memenuhi salah satu syarat ujian

Guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Program Studi Pendidikan Dokter

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN
IMUNISASI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
INDONESIA

Oleh:

ZERRA STEVANUS MANANGSANG


013084269

KARYA TULIS ILMIAH “STUDI LITERATUR”


Untuk memenuhi salah satu syarat ujian

Guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Program Studi Pendidikan Dokter

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021

i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN
IMUNISASI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
INDONESIA

KARYA TULIS “STUDI LITERATUR”

PERIODE 2020/2021

Oleh:

ZERRA STEVANUS MANANGSANG


0130840269

KARYA TULIS ILMIAH “STUDI LITERATUR”

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian

Guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Program Studi Pendidikan Dokter

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal


Seperti tertera di bawah ini
Jayapura, April 2021

dr. Astrina Rosaria Indah Sidabutar, M. Kes dr. Renny Sulelilo, M. ClinEd
Ketua Tim Pembimbing Anggota Tim Pembimbing

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Karya tulis saya, ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan akademik (sarjana), baik dari Universitas Cenderawasih
maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan Riset saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan naskah
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
perguruan tinggi ini.

Jayapura, April 2021


Yang membuat pernyataan,

ZERRA STEVANUS MANANGSANG


0130840269

iii
ABSTRAK
Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap penyakit infeksi yang
paling efektif. Imunisasi melindungi individu dari penyakit yang serius dan
mencegah penyebaran penyakit menular. Di Indonesia, setiap bayi wajib
mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan jadwal imunisasi yang
telah dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Pandemi
COVID-19 yang muncul pada akhir tahun 2019 lalu memberikan dampak
yang luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem kesehatan.
Imunisasi dasar penting bagi bayi dan anak agar terlindungi dari berbagai
penyakit berbahaya lain yang sudah ada selama ini. Hingga saat ini belum ada
imunisasi untuk mencegah infeksi virus COVID-19. Apabila banyak bayi dan
balita yang tidak mendapat imunisasi dasar lengkap, dikhawatirkan nantinya
akan menyebabkan wabah berbagai penyakit lain yang akan mengakibatkan
banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal. Tujuan dari kajian literatur
ini adalah Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi
dasar lengkap pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Desain penelitian
ini merupakan kajian literatur. Artikel-artikel yang diperoleh melalui basis
data publik online seperti PubMed, Google Scholar, dan Science Direct, dan
merupakan artikel penelitian cross sectional dan case control. Kemudian
setelah itu dilakukan screening atau penyaringan data sesuai kriteria inklusi
dan eksklusi yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan Faktor-
faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap pada masa
pandemi Covid-19 di Indonesia.
Kata kunci: Faktor yang mempengaruhi, Imunisasi dasar lengkap, dan
Pandemi Covid-19.

iv
v
ABSTRACT

Immunization is the most effective primary prevention of infectious diseases.


Immunization protects individuals from serious diseases and prevents the
spread of infectious diseases. In Indonesia, every baby is required to receive
complete basic immunizations according to the immunization schedule that
has been issued by the Indonesian Pediatrician Association (IDAI). The
COVID-19 pandemic that emerged at the end of 2019 had a broad impact on
various aspects of life, including the health system. Basic immunization is
important for infants and children to be protected from various other
dangerous diseases that have existed so far. Until now there is no
immunization to prevent infection with the COVID-19 virus. If many infants
and toddlers do not receive complete basic immunization, it is feared that
later it will cause outbreaks of various other diseases that will cause many
children to become seriously ill, disabled, or die. The purpose of this
literature review is to determine the factors that affect the coverage of
complete basic immunization during the Covid-19 pandemic in Indonesia.
This research design is a literature review. The articles were obtained through
online public databases such as PubMed, Google Scholar, and Science Direct,
and were cross-sectional and case-control research articles. Then after that
screening or filtering of data according to the inclusion and exclusion criteria
that have been determined. The results of the study show the factors that
affect the coverage of complete basic immunization during the Covid-19
pandemic in Indonesia.

Keywords: Influencing factors, complete basic immunization, and Covid-19


pandemic.

v
vi
KATA PENGANTAR

Segala Puji,Syukur dan Hormat dinaikan kepada Tuhan Yesus Kristus,


atas rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah dengan judul : “Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi
dasar lengkap pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia”.
Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
kelulusan Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura. Karya tulis ini bisa terselesaikan
karena hikmat yang diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada penulis dan juga tidak
lepas dari berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh rasa hormat penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Apolo Safanpo,S.T.,M.T selaku Rektor Universitas Cenderawasih.


2. dr. Trajanus Laurens Jembise,Sp.B selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Cenderawasih Jayapura dan Para Pembantu dekan.
3. dr. Astrina Rosaria Indah Sidabutar, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing I
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan
arahan serta semangat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. dr. Renny Sulelilo, M. ClinEd, selaku selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih dan
Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberikan arahan serta semangat dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
5. Panitia ujian karya tulis ilmiah dan para dosen penguji atas segala kritik
dan saran yang diberikan untuk menyempurnakan karya tulis ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu
di Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih.
7. Kedua Orang Tua Tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa dan
kasih sayang yang tak hentinya kepada penulis.

vi
8. Teman – teman angkatan 12 FK Uncen yang sudah memberikan dukungan
kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang


terdapat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Akhirnya, semoga Tuhan Yesus Kristus
senantiasa mencurahkan kasih karunia-Nya dan membalas segala
keabaikan Bapak,Ibu dan Saudara- Saudari sekalian.

Jayapura, Juni 2021

` Zerra Stevanus
Manangsang

vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….....ii
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………….....iii
ABSTRAK…………………………………………………………………...... iv
ABSTRACT……………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN...............................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG…………………………………..xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................3
BAB II KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS
DAN METODE PENELITIAN..........................................................................5
2.1.................................................................................................................De
finisi.......................................................................................................5
2.2.................................................................................................................Ke
rangka Konsep........................................................................................7
2.3.................................................................................................................Pe
rtanyaan Utama Penelitian.....................................................................8
2.4.................................................................................................................Hi
potesis Penelitian....................................................................................8
2.5.................................................................................................................M
etode Pencarian Literatur.......................................................................8
2.6.................................................................................................................Sk
rining Literatur dan Sintesis Kualitatif...................................................9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................11
3.1.................................................................................................................Ha
sil............................................................................................................11
3.2.................................................................................................................Pe
mbahasan................................................................................................19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................23

viii
4.1. Kesimpulan...........................................................................................23
4.2. Saran.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Hasil Penelitian.....................................................................................8

ix
x
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1.1. Kerangka Konsep................................................................................5

xi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Simbol Keterangan

% Persen
< Kurang dari
> Lebih dari
APD Alat Pelindung Diri
BCG Bacillus Calmette-Guerin
Dkk Dan kawan-kawan
DPT Difteri/Pertusis/ Tetanus
HB Hepatitis B
IDAI Ikatan Dokter Anak Indonesia
Kemenkes Kementrian Kesehatan
n Total
OR Odds Ratio
P P-Value
P2P Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
PD3I Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi
PSBB Pembatasan Sosial Berskala Besar
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
UCI Universal Child Immunization
UKBM Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
WHO World Health Organization

xii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap penyakit
infeksi yang paling efektif. Imunisasi melindungi individu dari penyakit
yang serius dan mencegah penyebaran penyakit menular. Di Indonesia,
setiap bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan
jadwal imunisasi yang telah dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI). Pandemi COVID-19 yang muncul pada akhir tahun
2019 lalu memberikan dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan,
termasuk sistem kesehatan.1
Perintah untuk melakukan kegiatan dari rumah, melakukan social
distancing dan mengurangi frekuensi bepergian keluar rumah berdampak
pada kelangsungan pelayanan kesehatan rutin, salah satunya adalah
kegiatan imunisasi dasar. Penurunan kunjungan imunisasi dasar
menyebabkan jumlah anak yang mendapatkan imunisasi menurun,
sehingga resiko terjangkit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
menjadi meningkat sehingga dikhawatirkan terjadi kejadian luar biasa
dalam pandemi. 5
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus
diupayakan lengkap sesuai jadwal untuk melindungi anak dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pelayanan imunisasi pada masa
pandemi COVID-19 tetap harus dilaksanakan dengan penyesuaian terkait
situasi penyebaran COVID-19 di tiap daerah di Indonesia.1 World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa dari 194 negara anggotanya, 65
di antaranya memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap di bawah target
global 90%. Diperkirakan di seluruh dunia, pada tahun 2015, 1 dari 5 anak
atau sekitar 21,8 juta anak tidak mendapakan imunisasi yang bisa
menyelamatkan nyawa mereka.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara untuk bekerja
lebih intensif bersama mencapai target cakupan imunisasi dasar lengkap
(Kemenkes RI, 2016) Ada lima imunisasi yang diwajibkan di Indonesia
yaitu BCG, Polio, DPT,HB, dan Campak. Indonesia secara nasional
mengikuti Universal Child Immunization (UCI) sebagai standar
pencapaian cakupan imunisasi yaitu BCG, DPT, Polio, HB dan Campak.
Pemberian imunisasi bertujuan agar anak memiliki kekebalan terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas,
serta mengurangi tingkat kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.3
Dengan adanya pandemi, faktor penyebab target cakupan
imunisasi sulit tercapai menjadi semakin ditambah. Orang tua khawatir
bahwa anak mereka akan tertular COVID-19 jika pergi ke tenaga
kesehatan dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.
Alasan lainnya yang dapat ditemukan adalah imbauan dalam rangka
mencegah penyebaran COVID-19 dengan melakukan aktivitas dari rumah
dan membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah memengaruhi akses dan
pembatasan aktivitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Masyarakat yang tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan karena
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown yang
diterapkan di beberapa kota, gangguan transportasi maupun kesulitan
ekonomi.4
Mitos dan informasi yang salah tentang imunisasi dan rumor
seputar COVID-19 menambah masalah keraguan vaksin yang ada. Banyak
petugas kesehatan juga tidak tersedia karena penyesuaian jam pelayanan
atau pemindahan tugas ke fasilitas kesehatan tempat gawat darurat atau
posko COVID-19 serta kurangnya alat pelindung diri (APD). Petugas
vaksinasi juga khawatir terhadap risiko transmisi COVID-19 yang dapat
terjadi saat pelayanan imunisasi.
Tenaga kesehatan berperan sangat penting dalam menghadapi pandemi
COVID-19. Selain menangani kasus yang semakin meningkat, tenaga
kesehatan juga tetap memerhatikan program kesehatan lain seperti
menggaungkan pentingnya imunisasi dan memastikan setiap anak
mendapatkan imunisasi agar terhindar dari penyakit infeksi yang lain.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus diupayakan
lengkap sesuai jadwal untuk mencegah anak dari paparan PD3I. Pelayanan
imunisasi pada masa pandemi COVID-19 dilaksanakan sesuai kebijakan
pemerintah daerah setempat dan harus menerapkan social distancing.
Pelaksanaan dilakukan berdasarkan situasi penyebaran COVID-19,
cakupan imunisasi rutin, dan situasi epidemiologi PD3I.2
Imunisasi dasar penting bagi bayi dan anak agar terlindungi dari
berbagai penyakit berbahaya lain yang sudah ada selama ini. Hingga saat
ini belum ada imunisasi untuk mencegah infeksi virus COVID-19. Apabila
banyak bayi dan balita yang tidak mendapat imunisasi dasar lengkap,
dikhawatirkan nantinya akan menyebabkan wabah berbagai penyakit lain
yang akan mengakibatkan banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal.
Oleh karena itu layanan imunisasi dasar harus tetap diberikan di
Puskesmas, praktek pribadi dokter, atau rumah sakit.3
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin melakukan penelitian
yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar
lengkap pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia”.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini
adalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar
lengkap pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia?”.

1.3. Tujuan Penelitian


Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi
dasar lengkap pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia.

1.4 Manfaat penelitian


1. Bagi peneliti dapat digunakan sebagai informasi untuk proses
pembelajaran bagi pendidikan kesehatan dan menambah wawasan
tentang cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa pandemi
Covid-19 di Indonesia.
2. Bagi institusi kesehatan dapat menjadi bahan masukan dan segenap
instasi kesehatan agar dapat menjadi referensi dan sumber informasi
dalam mengambil kebijakan.
3. Bagi institusi pendidikan dapat ditambahkan sebagai tambahan ilmu
yang dapat dibaca oleh mahasiswa dalam proses belajar dan menjadi
sumber referensi bagi peneliti selanjutnnya.
BAB II
DEFINISI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN METODE
PENELITIAN
2.1. Definisi
2.1.1 Imunisasi
Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap penyakit infeksi yang
paling efektif. Imunisasi melindungi individu dari penyakit yang serius dan
mencegah penyebaran penyakit menular. Di Indonesia, setiap bayi wajib
mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan jadwal imunisasi yang telah
dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Pandemi COVID-19 yang
muncul pada akhir tahun 2019 lalu memberikan dampak yang luas pada berbagai
aspek kehidupan, termasuk sistem kesehatan.1

Sampai saat ini masalah Imunisasi masih tetap ada, banyak ibu yang tidak
datang ke posyandu memberikan Imunisasi kepada anaknya. Hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor diantaranya pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja dipagi hari tidak
dapat melakukan kunjungan ke posyandu dikarenakan mereka sibuk bekerja dan
kurang memiliki waktu, sehingga perhatian terhadap kesehatan anak pun
berkurang.
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai imunisasi, manfaat imunisasi,
bahaya jika anak tidak di imunisasi, serta efek samping vaksin yang juga
menimbulkan rasa takut pada orang tua, juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kelengkapan Imunisasi Dasar Lengkap pada anak, sehingga orang
tua beranggapan bahwa jika anak di Imunisasi justru akan menyebabkan anak
tersebut sakit.
Selain itu pendidikan juga cukup berpengaruh dalam kepatuhan ibu untuk
memberikan imunisasi dasar lengkap terhadap anaknya, meski tidak semua ibu
yang berpendidikan rendah tidak mematuhi program pemerintah untuk pemberian
imunisasi dasar lengkap, karena Pendidikan adalah proses seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingakah laku manusia dalam
bermasyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah, yang berjudul
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada
Bayi Tahun 2017. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa mayoritas
responden memiliki keterbatasan waktu salah satunya disebabkan oleh pekerjaan
ibu, yaitu sebesar 53,8%.21
Banyak hal yang dapat menyebabkan minimnya cakupan imunisasi anak di
Indonesia. Beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan motivasi orang tua
serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor yang mempengaruhi
kelangkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi. Pada beberapa penelitian
sebelumnya menemukan bahwa kendala dalam kelengkapan imunisasi dasar
adalah masyarakat dengan sosiobudaya atau keyakinan yang menganggap
imunisasi adalah hal yang tidak boleh/haram untuk dilakukan. Masih banyak pula
masyarakat yang menganggap imunisasi dasar dapat menyebabkan demam. Hal
ini menjelaskan mengapa pengetahuan yang minim tentang imunisasi berperan
penting dalam kelengkapan imunisasi.22

2.1.2 Imunisasi Dasar lengkap


Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi
penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada
populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia
sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Setiap bayi wajib mendapatkan lima
imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari ; 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-Hb-Hib, 4
dosis polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak.23
Keberhasilan bayi dalam mendapatkan lima jenis imunisasi dasar diukur
melalui indikator imunisasi dasar lengkap sebagai landasan untuk mencapai
komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization (UCI). UCI secara
nasional dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DPTHbHib 3, Polio 3 dan
Campak minimal 80% sebelum umur 1 tahun, sedangkan cakupan untuk DPT-Hb-
Hib 1, Polio 1 dan BCG minimal 90%.23
Sampai tahun 2016 di Indonesia terdapat program imunisasi dasar lengkap
yang meliputi imunisasi polio, TBC, campak, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B,
dan Haemophilus influenza tipe b (Hib). Imunisasi Hib ditambahkan pada
program imunisasi nasional sejak disahkannya Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia no 42 tahun 2013 tentang imunisasi. Tahun 2017 Kementrian
Kesehatan RI mengupayakan penambahan tiga jenis kekebalan untuk melengkapi
program imunisasi dasar lengkap yaitu: vaksin Measles Rubella (MR), vaksin
Pneumococcus, dan vaksin Japanese Encepahalitis (JE). Vaksin MR mulai
digunakan untuk menggantikan vaksin campak dan ditargetkan mencakup seluruh
Pulau Jawa pada tahun 2017 dan mencakup seluruh Indonesia pada tahun 2018.
Pelaksanaan kampanye vaksin MR menyasar 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1
SD/sederajat. Kampanye ini sekaligus merupakan pengenalan imunisasi Rubella
kedalam program imunisasi nasional menggantikan vaksin campak yang selama
ini dipakai. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi dalam 2 fase yaitu fase 1 dilaksanakan
tahun 2017 di semua Provinsi di Pulau Jawa. Fase 2 dilaksanakan di seluruh
provinsi di luar pulau Jawa. Untuk vaksin JE, kampanye dan introduksi akan di
awali di Provinsi Bali (tahun 2017-2018) dan Kota Manado (tahun 2019).
Imunisasi JE akan menyasar bayi usia 9 bulan. Pemberian vaksin Pnemokukus
diberikan untuk bayi usia 2,3 dan 12 bulan.7

2.1.3 Presentase Cakupan Imunisasi di Indonesia selama masa Pandemi Covid-


19
Pandemi COVID-19 yang muncul pada akhir tahun 2019 lalu memberikan
dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem kesehatan.
Perintah untuk melakukan kegiatan dari rumah, melakukan social distancing dan
mengurangi frekuensi bepergian keluar rumah berdampak pada kelangsungan
pelayanan kesehatan rutin, salah satunya adalah kegiatan imunisasi dasar.
Penurunan kunjungan imunisasi dasar menyebabkan jumlah anak yang
mendapatkan imunisasi menurun, sehingga resiko terjangkit penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi menjadi meningkat sehingga dikhawatirkan terjadi
kejadian luar biasa dalam pandemi.
Pandemi COVID-19 menyebabkan dunia menghadapi tantangan baru
dalam sistem kesehatan. Banyak negara mengalihkan pelayanan kesehatan untuk
penanganan kasus COVID-19 yang tinggi sehingga menambah beban sistem
kesehatan. Begitupun faktor ketakutan masyarakat dengan adanya pandemi
menyebabkan pelayanan kesehatan lain yang rutin terganggu.
Hal ini disebabkan penyampaian informasi kepada masyarakat yang
kurang dan juga jumlah penyedia layanan kesehatan yang terbatasPelayanan
imunisasi sebagai salah satu bentuk layanan kesehatan rutin dasar yang penting
menjadi terhambat dengan adanya pandemi ini. Jutaan anak di dunia, baik negara
maju maupun negara berkembang, berisiko terhadap PD3I, seperti difteri,
campak, polio dan pneumonia, yang sebelumnya sudah terkontrol dengan adanya
imunisasi.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus diupayakan
lengkap sesuai jadwal untuk melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Pelayanan imunisasi pada masa pandemi COVID-19 tetap
harus dilaksanakan dengan penyesuaian terkait situasi penyebaran COVID-19 di
tiap daerah di Indonesia.
Berdasarkan pada hasil penelitian dan sumber literatur jurnal yang dikutip,
maka peneliti menemukan bahwa dampak COVID-19 terhadap program imunisasi
di Indonesia dipaparkan dalam WHO Indonesia Situation Report-13, yaitu bahwa
terjadi penurunan cakupan vaksinasi beberapa penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi sebesar 10-40% pada Maret-April 2020 dibandingkan dengan
Maret-April 2019. Hal ini terjadi karena tenaga kesehatan (petugas imunisasi)
dialihkan untuk penanganan COVID-19. Petugas vaksinasi pun khawatir terhadap
risiko transmisi COVID-19 yang dapat terjadi saat pelayanan imunisasi.
Disamping itu, penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di
banyak daerah menyebabkan aktivitas di luar rumah dibatasi dan sulitnya
akses/transportasi ke pelayanan kesehatan.19 Direktur Surveilans dan Karantina
Kesehatan, Kemenkes RI, menjelaskan bahwa hampir 83,9% layanan kesehatan,
khususnya program imunisasi terhenti akibat pandemi.19Terhambatnya
pelaksanaan imunisasi di Indonesia saat masa pandemi COVID-19 ini mendasari
terbitnya “Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi COVID-19”
oleh Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan
(Kemenkes).19
Pemberian imunisasi pada anak sebaiknya mengikuti jadwal yang telah
ditetapkan sehingga dapat memberikan kekebalan (antibody) yang optimal dan
melindungi anak dari paparan penyakit. Salah satu sarana tempat melaksanakan
imunisasi adalah posyandu, yang merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh,dari dan untuk
masyarakat. Untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat, guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak
balita. 20

Dengan adanya pandemi, faktor penyebab target cakupan imunisasi sulit


tercapai menjadi semakin ditambah. Orang tua khawatir bahwa anak mereka akan
tertular COVID-19 jika pergi ke tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan seperti
puskesmas dan rumah sakit. Alasan lainnya yang dapat ditemukan adalah imbauan
dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19 dengan melakukan aktivitas dari
rumah dan membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah memengaruhi akses dan
pembatasan aktivitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Masyarakat yang
tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan karena Kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) atau lockdown yang diterapkan di beberapa kota,
gangguan transportasi maupun kesulitan ekonomi.
Mitos dan informasi yang salah tentang imunisasi dan rumor seputar
COVID-19 menambah masalah keraguan vaksin yang ada. Banyak petugas
kesehatan juga tidak tersedia karena penyesuaian jam pelayanan atau pemindahan
tugas ke fasilitas kesehatan tempat gawat darurat atau posko COVID-19 serta
kurangnya alat pelindung diri (APD). Petugas vaksinasi juga khawatir terhadap
risiko transmisi COVID-19 yang dapat terjadi saat pelayanan imunisasi.
2.2 Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi Cakupan


Imunisasi Dasar Lengkap

Pandemi Covid-19 di Indonesia

Kejadian Faktor Anak Faktor Orang tua Faktor Fasyankes


Pandemi

Kasus Positif Penyakit 1. Sosial Ekonomi 1. Petugas


Covid-19 Penyerta 2. Pengetahuan ibu Pelayanan
3. Dukungan keluarga 2. Sarana pelayanan
4. Sikap dan Perilaku 3. Pelayanan
5. Informasi tentang posyandu
Imunisasi 4. Upaya
6. Pekerjaan ibu peningkatan
penyuluhan
kesehatan.

Bagan 2.1. Kerangka Konsep

2.3 Pertanyaan Utama Penelitian


Bgaimana cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa pandemi
Covid-19 di Indonesia?.

2.4 Hipotesis Penelitian


Cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa pandemi Covid-19 di
Indonesia sangat perlu mendapat perhatian serius, banyak hal yang dapat
menyebabkan minimnya cakupan imunisasi anak di Indonesia. Beberapa
faktor seperti pengetahuan, sikap, perilaku, dukungan keluarga dan motivasi
orang tua serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor yang
mempengaruhi kelangkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi, serta
penyakit penyerta yang membuat keraguan dalam bepergian ke Puskesmas
saat pandemi, serta pelayanan kesehatan baik dari sarana, petugas kesehatan
maupun petugas kader Posyandu.
2.5 Metode Pencarian Literatur
2.5.1 Kata Kunci Pencarian Literatur.
Kata kunci dalam penelitian ini yaitu :
Cakupan imunisasi, balita, Imunisasi Dasar Lengkap (BCG, Polio,
DPT,HB, dan Campak.), Pandemi Covid-19.
2.5.2 Penetapan Basis Data/Sumber Literatur Utama.
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan basis data/sumber literatur
utama yaitu memasukan kata kunci literatur secara online dengan
menggunakan, Google scholaer dan memilih jurnal- jurnal penelitian yang
sesuai dengan kata kunci literatur yang terdapat dalam penelitian yang
peneliti kutip melalui sumber jurnal yaitu: Sari Pediatri dan Expert Review Of
Vaccines. Kemudian jurnal-jurnal tersebut diambil lalu di cantumkan dalam
penelitian ini berdasarkan tahun penerbit, dan tahun yang dipilih yaitu 5 tahun
terakhir penerbit jurnal.

2.6 Skrining Literatur


Sebanyak 30 artikel diambil
Ide dari database online
ntif menggunakan pencarian
ika manual ( n = 30).
si Artikel dikeluarkan karena catatan
duplikasi
Se
le Artikel tersisia (n = 25).
Artikel dikeluarkan dari evaluasi
ksi judul dan abstrak (n = 2).

Ke Artikel yang memenuhi syarat Studi dikeluarkan dengan kriteris


lay ( n = 23) eksklusi tertentu (n = 13):
ak
an  Studi Retrospeksif
 Studi dengan Metodologi
Ink Artikel teks lengkap yang yang tidak jelas
lus disaring untuk kelayakan dan  Studi yang hanya berfokus
i dimasukan dalam meta-analisis pada cakupan imuniasai
kuantitatif terakhir ( n = 10). dasar pada anak.
Tahapan studi literatur yang pertama adalah identifikasi masalah yaitu
proses dan hasil pengenalan atau inventarisasi masalah. Masalah penelitian
(research problem) merupakan sesuatu yang penting di antara proses yang
lain, dikarenakan hal tersebut menentukan kualitas suatu penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti mengkaji permasalahan melalui jurnal-jurnal penelitian
internasional dengan melakukan penelusuran artikel publikasi pada Google
Scholar, dengan kata kunci yang dipilih yaitu “Cakupan imunisasi dasar
lengkap selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia”. Kemudian setelah itu
dilakukan Identifikasi, Seleksi, Kelayakan & Inklusi gunanya untuk memilih
masalah penelitian yang sesuai dengan topik. Dalam penelitian ini ektraksi
data menggunakan kata kunci judul “Journal Cakupan imunisasi, balita,
Imunisasi Dasar Lengkap, Pandemi Covid-19, terbitan tahun 2015 sampai
dengan 2020” dan topik permasalahan. Setelah dilakukan screening
didapatkan hasil 33 jurnal yang berkaitan kata kunci dan tujuan penelitian
ini,yang dipakai adalah 10 jurnal yang memuat hasil yang mampu menjawab
pertanyaan utama yang menjadi masalah penelitian.

Hasil akan dianalisis untuk mendapatkan landasan teori yang bisa


mendukung pemecahan masalah dan dijadikan sebagai jurnal pembanding
bagi masalah yang sedang diteliti, agar kemudian hasil penelitian menjadi
acuan bagi pihak penentu kebijakan. Proses terakhir adalah kesimpulan
penelitian yaitu pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi berasal dari
fakta- fakta atau hubungan yang logis dan berisi jawaban atas pertanyaan
yang diajukan pada bagian rumusan masalah. Keseluruhan jawaban hanya
terfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan jumlah jawaban disesuaikan
dengan rumusan masalah yang diajukan.

2.6.1 Kriteria kelayakan


Kriteria Inklusi. Studi yang diterbitkan dalam jurnal peerreviewed,
yang melaporkan prevalensi malaria di antara orang dewasa, dimasukkan.
Semua penelitian adalah artikel penelitian asli yang diterbitkan dalam bahasa
Inggris dan berisi informasi dasar mengenai ukuran sampel, metode
imunisasi, cakupan imunisasi dan imunisasi dasar lengkap selama masa
pandemi Covid-19 di Indonesia. Selain itu, penelitian yang telah dilakukan di
institusi kesehatan dan pengaturan tenatang cakupan imunisasi berbasis
komunitas dimasukkan dalam tinjauan ini.
Kriteria Pengecualian. Studi yang dilakukan di antara semua
kelompok umur, wanita, anak-anak, cakupan imunisasi yang tidak diketahui,
ukuran sampel yang tidak diketahui, dan kurangnya gambaran yang jelas
tentang kasus yang terinfeksi dikeluarkan dari tinjauan ini.
Kriteria jurnal yang direview adalah artikel jurnal penelitian medis
berbahasa Indonesia dan Inggris. Jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi
dan terdapat tema apakah cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa
pandemi Covid-19 di Indonesia, kemudian dilakukan review.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
Tabel 3.1 Hasil Penelitian
No Nama Desain Penelitian, Hasil dan Analisis Ringkasan Hasil
Penulis Sampel, Penelitian Penelitian
dan Variabel, Instrumen
Tahun Penelitian
Penelitian

1 Penelitian Jenis Penelitian: Berdasarkan bulan Perbedaan kunjungan


yang Potong lintang. kunjungan layanan pada bulan Mei adalah
dilakukan Penelitian dilaksanakan imunisasi dasar, 7,2 kali lebih besar
oleh, di ruang Poliklinik dengan bulan Januari daripada bulan Januari
Irawati Anak Rumah Sakit sebagai pembanding, (OR: 7,18; IK95%
NAV, Umum Daerah (RSUD) tidak terdapat 2,41-21,45);
2020. Wangaya Kota perbedaan jumlah perbedaan kunjungan
Denpasar pada bulan kunjungan bulan pada bulan Juni 2,2
Agustus 2020. Data Februari-April kali lebih besar
sampel diambil dari (p>0,05). Perbedaan dibandingkan bulan
buku registrasi jumlah kunjungan Januari (OR: 2,24;
imunisasi di Poliklinik terlihat pada bulan IK95% 1,10-4,56);
Anak RSUD Wangaya Mei-Juli (p<0,05) dan perbedaan
Kota Denpasar periode dengan interval kunjungan pada bulan
Januari 2019 hingga kepercayaan (IK) 95% Juli 2,3 kali lebih
Juli 2019 dan Januari tidak melewati angka besar dibandingkan
2020 hingga Juli 2020. 1.8 bulan Januari (OR:
Yang termasuk sampel 2,35; IK95% 1,06-
dalam penelitian ini 5,22).8
adalah semua bayi usia
<12 bulan yang
mendapatkan layanan
imunisasi dasar. Data
sampel yang tidak
lengkap pada buku
registrasi imunisasi
tidak diikusertakan
dalam penelitian.8
2 Penelitian Jenis Penelitian: a) Sebagian besar Menurut asumsi
yang Kuantitatif, Penelitian responden dengan peneliti responden
dilakukan ini dilaksanakan di pengetahuan dengan pengetahuan
oleh, Desa Wonosari kurang yaitu kurang baik ini salah
Felicia FV Kabupaten Pringsewu sebesar 41 satunya disebabkan
& Suarca pada bulan Maret 2020. (52,6%). masih minim nya
IK, 2020. Populasi dalam b) Ada hubungan sosialisasi tentang
penelitian ini adalah antara status pentingnya imunisasi
seluruh balita usia 9-18 pekerjaan ibu dasar lengkap yang
bulan yang melakukan dengan dilakukan
imunisasi di Desa kelengkapan oleh petugas
Wonosari Kabupaten imunisasi dasar kesehatan setempat.
Pringsewu Tahun 2019 lengkap pada anak Hal ini dibuktikan
berjumlah 78 balita. balita usia 9-18 dengan masih kurang
Sampel yang digunakan bulan didapatkan nya sarana informasi
dalam penelitian ini Pvalue 0,001 fisik seperti poster
adalah 78 balita, dengan (<0.05) dengan maupun leaflet yang
teknik total sampling. odds Ratio sebesar bisa memberikan
Jenis data yang 7,295 (22,511- pemahaman kepada
digunakan peneliti 2,364). masyarakat tentang
adalah menggunakan c) Ada hubungan penting nya imunisasi
data primer yaitu antara pendidikan dasar lengkap bagi
peneliti langsung ibu, dengan masa depan anak.9
mengambil data pada kelengkapan
subjek yang di teliti imunisasi dasar
dengan tehnik lengkap pada balita
pengumpulan data usia 9-18 bulan
menggunakan kuisioner didapatkan Pvalue
dan buku KMS. Analisa 0,002 (<0.05)
data yang digunakan dengan odds Ratio
menggunakan uji chi sebesar 5,588
square.9 (15,849-1,970).
d) Ada hubungan
antara pengetahuan
dengan
kelengkapan
imunisasi dasar
lengkap pada
balitausia 9-18
bulan didapatkan
Pvalue 0,000
(<0.05) dengan
odds Ratio sebesar
9,553 (31,895-
9
2,861).
3 Penelitian Penelitian ini Imunisasi dasar Menurut (Kurniati &
yang menggunakan data merupakan hak balita dkk, 2020), secara
dilakukan sekunder yang berasal yang harus dipenuhi, umum peran orang tua
oleh, dari Riset Kesehatan karena imunisasi dasar yang muncul selama
Wahyuni Dasar (Riskesdas), membantu balita pandemi COVID-19
D, 2020 Survei Sosial Ekonomi membentuk antibodi adalah sebagai
Nasional (Susenas), dan terhadap berbagai pembimbing,
Potensi Desa tahun penyakit berbahaya pendidik, penjaga,
2018. Penelitian dan mematikan. pengembang dan
berfokus Namun, cakupan pengawas. Sedangkan
pengelompokan balita yang secara spesifik peran
wilayah yang dibatasi memperoleh imunisasi orang tua adalah
menurut tingkat dasar lengkap di menjaga dan
kesehatan balita di Papua masih sangat memastikan anak
Provinsi Papua. rendah. Kota Jayapura untuk menerapkan
Pembatasan ruang memiliki 64,4 persen hidup bersih dan
lingkup ditujukan untuk balita diatas 2 tahun sehat, mendampingi
menghasilkan analisis yang sudah anak dalam
yang lebih akurat memperoleh imunisasi mengerjakan tugas
berdasarkan dasar lengkap, diikuti sekolah, melakukan
problematika yang ada, Kabupaten Jayapura kegiatan bersama
yaitu rendahnya tingkat (50,3 persen). Selain selama di rumah,
kesehatan balita di wilayah itu, cakupan menciptakan
Papua dan imunisasi dasar di lingkungan yang
kerentenannya dalam Papua masih dibawah nyaman untuk anak,
menghadapi masa 40 persen.10 menjalin komunikasi
pandemic.10 yang intens dengan
anak, bermain
bersama anak,
menjadi role model
bagi anak,
memberikan
pengawasan pada
anggota keluarga,
menafkahi dan
memenuhi kebutuhan
keluarga, dan
membimbing dan
memotivasi anak,
memberikan edukasi,
memelihara nilai
keagamaan,
melakukan variasi dan
inovasi kegiatan di
rumah.10
4 Penelitian Jenis penelitian ini Hasil pengolahan data Pengetahuan tentang
yang adalah kuantitatif, dapat disimpulkan imunisasi mencakup
dilakukan penelitian kuantitatif bahwa ada hubungan tahu akan pengertian
oleh, adalah metode yang antara pengetahuan imunisasi, penyakit
Gustina L, digunakan untuk dengan kelengkapan yang dapat dicegah
Kusuma P, menyelidiki objek yang imunisasi dasar melalui imunisasi,
Wardani dapat diukur dengan lengkap pada balita manfaat imunisasi,
& angka-angka, sehingga usia 9-18 bulan tempat pelayanan
Maesaroh, gejala-gejala yang didapatkan Pvalue imunisasi, waktu
2020. diteliti dapat 0,000 (<0.05) dengan pemberian imunisasi,
diteliti/diukur dengan odds Ratio sebesar jenis imunisasi dan
menggunakan skala- 9,553 (31,895- jumlah pemberian
skala, indeks-indeks 2,861)dimana imunisasi. Melalui
atau tabel-tabel yang ibudengan tingkat pengetahuan yang
kesemuanya lebih pengetahuan kurang cukup diharapkan
banyak menggunakan akan beresiko sebesar dapat mempengaruhi
ilmu pasti, desain 9,553 untuk tidak tindakan seorang ibu
penelitian anakitik memberikan imunisasi dalam memberikan
dengan pendekatan dasar lengkap pada imunisasi secara
cross sectional.11 bayinya.11 lengkap kepada
anaknya (Dewi dkk,
2016). Hasil penelitian
didapatkan bahwa ada
ibu dengan status
pengetahuan baik
yang memberikan
imunisasi lengkap
terhadap anaknya
yaitu sebesar 43,2%
dikarenakan ibu tahu
betul akan pentingnya
imunisasi untuk anak,
serta bahaya dan
akibat nya jika anak
tidak di imunisasi
dasar lengkap.
Sehingga ibu rutin
mengimunisasikan
anaknya.11
5 Penelitian Penelitian cross Hasil Penelitian: Hasil tersebut
yang sectional dengan teknik Tidak ada pengaruh menunjukkan bahwa
dilakukan survey elektronik. pengetahuan ibu (p- pengetahuan yang
oleh, Sampel berjumlah 78 value = 0,468), sikap dimiliki oleh individu
Diharja ibu yang meemiliki ibu (p-value = 0,667), merupakan salah satu
NU, anak umur 0-24 bulan dan dukungan faktor internal yang
Syamsiah yang jumlahnya keluarga (p-value = keikutsertaan dalam
S& ditetapkan dengan 0,626) terhadap pelayanan kesehatan.
Choirunni rumus Slovin. partisipasi ibu dalam Pengetahuan
sa R, 2020 Pengambilan sampel kunjungan imunisasi merupakan domain
menggunakan di Posyandu yang sangat penting
purposive sampling. Tanjungwangi, Desa untuk terbentuknya
Instrumen penelitian Tanjungwangi, tindakan seseorang.
terdiri dari instrumen Kecamatan Cijambe Pengetahuan
pengetahuan, sikap ibu, Tahun 2020.12 diperlukan sebagai
dan dukungan keluarga dukungan dalam
yang disebarkan secara menumbuhkan rasa
online. Data dianalisis percaya diri maupun
menggunakan uji Chi- sikap dan perilaku
Square.12 seseorang.12
6 Penelitian Adapun metode Kegiatan pengabdian Dengan diadakannya
yang pendekatan yang masyarakat ini kegiatan ini,
dilakukan digunakan dalam dilakukan agar dapat pengetahuan ibu dan
oleh, kegiatan pengabdian meningkatkan kader menjadi
Susanti masyarakat ini pengetahuan dan meningkat. Terlebih
IY, dilakukan secara pemahaman, sebagian besar peserta
Anggreni bertahap, meliputi: membangun kegiatan adalah ibu-
D & Hety 1. Survei kepercayaan dan ibu dengan tingkat
DS, 2020. Lapangan. kredibilitas, dan pendidikan sedang
2. Menentukan mendorong dan tinggi. Dengan
Sasaran terciptanya sikap, tingkat pendidikan
3. Koordinasi perilaku dan yang tinggi, ibu-ibu
4. Sosialisasi kepercayaan yang menjadi lebih mudah
Program tepat terhadap untuk menerima
5. Pelaksanaan informasi imunisasi informasi yang
Program.13 rutin pada masa diberikan. Sehingga
pandemi Covid-19. segala keraguan dan
Karena krisis ketakutan mengenai
komunikasi bisa imunisasi dapat
muncul kapan saja, diantisipasi. Ibu
dan penting untuk bersedia untuk
mengkomunikasikan melakukan imunisasi
krisis secara efektif secara lengkap pada
untuk memperbaiki bayi dan tidak ada
kerusakan yang bisa rasa takut akan tertular
berdampak buruk penyakit Covid-19
terhadap program saat datang untuk
imunisasi yang pada imunisasi ke
13
akhirnya akan puskesmas.
berakibat buruk
terhadap tingkat
kesehatan masyarakat
terutama bayi dan
balita.13
7 Penelitian Penelitian ini Hasil penelitian Posyandu sebagai
yang menggunakan menunjukan warga Agensi Pendidikan
dilakukan Pendekatan Kualitatif : belajar di posyandu Luar sekolah telah
oleh, karena 1) penelitian ini mekar sari memiliki mampu sebagai media
Juwitan dilakukan pada kondisi tingkat belajar yang pembalajaran yang
DR, 2020. yang alamiah dengan tinggi hal ini dilihat efektif di masyarakat
langsung ke sumber dari Respon dan hal ini ditunjukan
data peneliti, dimana antusias mereka dengan pemahaman
peneliti instrument terhadap keberadaan dan antusias serta
kunci (2) lebih bersipat posyandu, hal ini juga kesadaran yang tinggi
deskriptif data yang dapat terlihat dari akan pelayanan
terkumpul berbentuk besarnya tuntutan kesehatan masyarakat.
kata-kata, gambar atau mereka pada Tuntutan untuk
tulisan tidak fasilitator (kader meningkatkan strategi
menekankan pada posyandu) untuk dapat pelayanan pada masa
angka, (3) menekankan berinovasi dalam covid-19 juga
pada proses dari pada memberikan menunjukan bahwa
produk (4) analisis data pelayanan posyandu kebutuhan layanan
secara induktif dan (5) terutama pada masa belajar melalui
lebih menekankan pandemic covid -19 posyandu sangat
makna dibalik data yang menurut mereka penting bagi
yang tampak tentang terlalu rawan jika masyarakat, yang
permasalahan yang dilakukan dengan hendaknya secepatnya
telah dirumuskan yang tatap muka sedangkan menjadi dasar
telah dirumuskan dalam tidak semua waega menyusun pola dan
penelitian ini. belajar yang dating strategi pelayanan
Sedangkan Jenis mampu menerapkan oleh kader yang
Penelitian Studi kasus protocol Kesehatan merupakan fasilitator
(Case Study).14 secara normal. Dari dalam pelayanan
hasil penelitian, posyandu dan tuntutan
peneliti warga belajar dalam
menyimpulkan bahwa hal ini peserta
adanya kekwatiran posyandu perlu
dari peserta posyandu mendapat apresiasi
untuk berkunjung ke karen ini
posyandu di era membuktikan bahwa
Covid-19. Walaupun Posyandu Mekar Sari
pelayanan posyandu melalui kinerja para
sangat penting namun kader dan dukungan
dimasa pandemic puskesmas dan
Covid-19 yang lebih berbagai pihak telah
penting bagi ibu-ibu mampu memberikan
bayi dan balita pembelajaran yang
posyandu adalah rasa bermakna bagi
aman dan menjaga masyarakat terutama
terjadinya penularan kesadaran akan
covid sehingga hal ini pentingnya Kesehatan
membuat penurunan keluarga.14
partisipasi masyarakat
dalam mengikuti
pelayanan posyandu 3
bulan terakhir (Maret
sd Mei 2020)
semenjak Covid-19
merebak di
14
masyarakat.
8 Penelitian Penelitian ini Pengetahuan ibu Dari hasil penelitian
yang menggunakan metode mengenai imunisasi yang dilakukan di
dilakukan survey dengan desain tergolong baik yaitu Kelurahan Kalirejo,
oleh, studi cross sectional. (70,3%). Dengan Kecamatan Lawang,
Wibowo Pada penelitian ini memiliki Kabupaten Malang,
CA., et populasi yang pengetahuan, maka diharapkan penelitian
all. 2020. digunakan adalah ibu pengetahuan tersebut ini dapat dijadikan
yang memiliki balita dapat diaplikasikan sebagai acuan untuk
yang bertempat tinggal dalam kehidupan menetapkan strategi
di wilayah Kelurahan sehari-hari, seperti program penyuluhan
Kalirejo, Kecamatan halnya dengan imunisasi dasar
Lawang, Kabupaten imunisasi. Orang tua dengan
Malang yang dilakukan dengan pengetahuan mempertimbangkan
pada September 2019. imunisasi yang tinggi hal-hal yang
Pengambilan sampel akan cenderung mempengaruhi
dilakukan dengan memberikan anaknya ketepatan pelaksanaan
metode non probability imunisasi dasar yang kegiatan penyuluhan
sampling yaitu secara lengkap dan pada ibu-ibu yang
purposive sampling.15 memperhatikan jadwal memiliki bayi atau
pemberiannya. balita.15
Namun, jika memiliki
pengetahuan imunisasi
yang rendah, maka
mereka tidak akan
mengerti apa yang
harus dilakukan
mengenai imunisasi
itu sendiri.15
9 Penelitian Penelitian ini Sebagian besar subjek Adanya hubungan
yang menggunakan desain penelitian berusia antara pengetahuan
dilakukan cross sectional. kurang dari 35 tahun dan sikap ibu
oleh, Penelitian dilakukan di (87,1%), memiliki mengenai pentingnya
Chairani1 Puskesmas Plaju pendidikan terakhir imunisasi bagi anak
L, Govind Palembang dengan SMA (48,1%), tidak dengan kelengkapan
RZ & besar sampel 52 orang bekerja (73,1%), imunisasi dasar dan
Badri yang diambil dengan memiliki pengetahuan lanjutan anak dalam
PRA. teknik consecutive yang baik mengenai penelitian ini sesuai
2020. sampling. Subjek pentingnya imunisasi dengan penelitian
penelitian diminta dasar dan lanjutan yang dilakukan oleh di
mengisi kuesioner yang bagi anak (55,8%), Kecamatan Kuranji,
telah divalidasi.16 dan sikap yang positif Kota Padang, Sumatra
mengenai pentingnya Barat yang
imunisasi dasar dan mendapatkan hasil
lanjutan bagi anak penelitian bahwa ada
(73,1%). Hasil uji chi hubungan
square antara tingkat pengetahuan dan sikap
pengetahuan ibu ibu terhadap
dengan kelengkapan kelengkapan imunisasi
imunisasi memperoleh anaknya.16
nilai p 0,000 dan
antara sikap ibu
dengan kelengkapan
imunisasi memperoleh
nilai p 0,010. Dapat
disimpulkan dari
penelitian ini bahwa
hubungan antara
pengetahuan dan sikap
ibu mengenai
pentingnya imunisasi
bagi anak dengan
kelengkapan imunisasi
dasar dan lanjutan
anak.16
10 Penelitian Penelitian ini Pandemi COVID-19 Peneliti berasumsi
yang menggunakan desain adalah peristiwa bahwa dampak
dilakukan penelitian studi kasus mengganggu yang pandemi dalam
oleh, tinjauan pakar terhadap menyebabkan tekanan mengurangi cakupan
Auliya A. vaksin.17 sosial, ekonomi, dan imunisasi akan
Suwantika politik yang parah. berlipat ganda di
, Boersma Kami menganalisis semua provinsi di
V& beberapa skenario Jawa. Kami
Maarten J. pengurangan cakupan memperkirakan
Postma, imunisasi cakupan imunisasi
2020. dibandingkan dengan anak dasar akan
situasi sebelum menjadi 53%, 50%,
pandemi. Secara dan 43% untuk
khusus, kami masing-masing
memperkirakan skenario pengurangan
dampak pandemi cakupan imunisasi
dalam mengurangi pada 5%, 10%, dan
cakupan imunisasi 20%. Pengurangan
anak dasar dengan dapat diasumsikan
penurunan cakupan terkait dengan
imunisasi di setiap penutupan sekolah,
provinsi sebesar 5%, sedangkan pusat
10%, dan 20% di layanan kesehatan
masing-masing sekarang dapat hadir
skenario. Karena Jawa sebagai pilihan
adalah episentrum alternatif. Namun,
pandemi COVID-19 keragu-raguan vaksin
dengan sekitar 82% dapat menjadi
dari total kasus yang hambatan
dikonfirmasi dan 70% berikutnya.17
dari total kematian di
Indonesia.17

3.2. Pembahasan
3.2.1. Cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa pandemi Covid-19 di
Indonesia
Pandemi COVID-19 yang muncul pada akhir tahun 2019 lalu
memberikan dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan,
termasuk sistem kesehatan. Perintah untuk melakukan kegiatan dari
rumah, melakukan social distancing dan mengurangi frekuensi
bepergian keluar rumah berdampak pada kelangsungan pelayanan
kesehatan rutin, salah satunya adalah kegiatan imunisasi dasar.
Penurunan kunjungan imunisasi dasar menyebabkan jumlah anak
yang mendapatkan imunisasi menurun, sehingga resiko terjangkit
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi menjadi meningkat
sehingga dikhawatirkan terjadi kejadian luar biasa dalam pandemi.
Pandemi COVID-19 menyebabkan dunia menghadapi tantangan
baru dalam sistem kesehatan. Banyak negara mengalihkan pelayanan
kesehatan untuk penanganan kasus COVID-19 yang tinggi sehingga
menambah beban sistem kesehatan. Begitupun faktor ketakutan
masyarakat dengan adanya pandemi menyebabkan pelayanan
kesehatan lain yang rutin terganggu.
Hal ini disebabkan penyampaian informasi kepada masyarakat
yang kurang dan juga jumlah penyedia layanan kesehatan yang
terbatasPelayanan imunisasi sebagai salah satu bentuk layanan
kesehatan rutin dasar yang penting menjadi terhambat dengan adanya
pandemi ini. Jutaan anak di dunia, baik negara maju maupun negara
berkembang, berisiko terhadap PD3I, seperti difteri, campak, polio
dan pneumonia, yang sebelumnya sudah terkontrol dengan adanya
imunisasi.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus
diupayakan lengkap sesuai jadwal untuk melindungi anak dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pelayanan imunisasi
pada masa pandemi COVID-19 tetap harus dilaksanakan dengan
penyesuaian terkait situasi penyebaran COVID-19 di tiap daerah di
Indonesia.
Berdasarkan pada hasil penelitian dan sumber literatur jurnal
yang dikutip, maka peneliti menemukan bahwa dampak COVID-19
terhadap program imunisasi di Indonesia dipaparkan dalam WHO
Indonesia Situation Report-13, yaitu bahwa terjadi penurunan cakupan
vaksinasi beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
sebesar 10-40% pada Maret-April 2020 dibandingkan dengan Maret-
April 2019. Hal ini terjadi karena tenaga kesehatan (petugas
imunisasi) dialihkan untuk penanganan COVID-19. Petugas vaksinasi
pun khawatir terhadap risiko transmisi COVID-19 yang dapat terjadi
saat pelayanan imunisasi.
Disamping itu, penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar
(PSBB) di banyak daerah menyebabkan aktivitas di luar rumah
dibatasi dan sulitnya akses/transportasi ke pelayanan kesehatan.19
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes RI,
menjelaskan bahwa hampir 83,9% layanan kesehatan, khususnya
program imunisasi terhenti akibat pandemi.19 Terhambatnya
pelaksanaan imunisasi di Indonesia saat masa pandemi COVID-19 ini
mendasari terbitnya “Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa
Pandemi COVID-19” oleh Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).19
Pemberian imunisasi pada anak sebaiknya mengikuti jadwal
yang telah ditetapkan sehingga dapat memberikan kekebalan
(antibody) yang optimal dan melindungi anak dari paparan penyakit.
Salah satu sarana tempat melaksanakan imunisasi adalah posyandu,
yang merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan untuk
masyarakat. Untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat, guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu,
bayi, dan anak balita. 20
Namun sampai saat ini masalah Imunisasi masih tetap ada,
banyak ibu yang tidak datang ke posyandu memberikan Imunisasi
kepada anaknya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja dipagi hari tidak dapat melakukan
kunjungan ke posyandu dikarenakan mereka sibuk bekerja dan kurang
memiliki waktu, sehingga perhatian terhadap kesehatan anak pun
berkurang.
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai imunisasi, manfaat
imunisasi, bahaya jika anak tidak di imunisasi, serta efek samping
vaksin yang juga menimbulkan rasa takut pada orang tua, juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan
Imunisasi Dasar Lengkap pada anak, sehingga orang tua beranggapan
bahwa jika anak di Imunisasi justru akan menyebabkan anak tersebut
sakit.
Selain itu pendidikan juga cukup berpengaruh dalam kepatuhan
ibu untuk memberikan imunisasi dasar lengkap terhadap anaknya,
meski tidak semua ibu yang berpendidikan rendah tidak mematuhi
program pemerintah untuk pemberian imunisasi dasar lengkap, karena
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan,
sikap, dan tingakah laku manusia dalam bermasyarakat. Penelitian
yang dilakukan oleh Nurul Hidayah, yang berjudul Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi
Tahun 2017. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa mayoritas
responden memiliki keterbatasan waktu salah satunya disebabkan oleh
pekerjaan ibu, yaitu sebesar 53,8%.21
Banyak hal yang dapat menyebabkan minimnya cakupan
imunisasi anak di Indonesia. Beberapa faktor seperti pengetahuan,
sikap dan motivasi orang tua serta informasi tentang imunisasi
merupakan faktor yang mempengaruhi kelangkapan pemberian
imunisasi dasar pada bayi. Pada beberapa penelitian sebelumnya
menemukan bahwa kendala dalam kelengkapan imunisasi dasar
adalah masyarakat dengan sosiobudaya atau keyakinan yang
menganggap imunisasi adalah hal yang tidak boleh/haram untuk
dilakukan. Masih banyak pula masyarakat yang menganggap
imunisasi dasar dapat menyebabkan demam. Hal ini menjelaskan
mengapa pengetahuan yang minim tentang imunisasi berperan penting
dalam kelengkapan imunisasi.22
Dengan adanya pandemi, faktor penyebab target cakupan
imunisasi sulit tercapai menjadi semakin ditambah. Orang tua
khawatir bahwa anak mereka akan tertular COVID-19 jika pergi ke
tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah
sakit. Alasan lainnya yang dapat ditemukan adalah imbauan dalam
rangka mencegah penyebaran COVID-19 dengan melakukan aktivitas
dari rumah dan membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah
memengaruhi akses dan pembatasan aktivitas pelayanan kesehatan di
fasilitas kesehatan. Masyarakat yang tidak dapat mengakses pelayanan
kesehatan karena Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) atau lockdown yang diterapkan di beberapa kota, gangguan
transportasi maupun kesulitan ekonomi.
Mitos dan informasi yang salah tentang imunisasi dan rumor
seputar COVID-19 menambah masalah keraguan vaksin yang ada.
Banyak petugas kesehatan juga tidak tersedia karena penyesuaian jam
pelayanan atau pemindahan tugas ke fasilitas kesehatan tempat gawat
darurat atau posko COVID-19 serta kurangnya alat pelindung diri
(APD). Petugas vaksinasi juga khawatir terhadap risiko transmisi
COVID-19 yang dapat terjadi saat pelayanan imunisasi.
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk
melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi
diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit
menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu
hamil. Setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap
yang terdiri dari ; 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-Hb-Hib, 4 dosis polio, 3
dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak.23
Keberhasilan bayi dalam mendapatkan lima jenis imunisasi
dasar diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap sebagai
landasan untuk mencapai komitmen internasional yaitu Universal
Child Immunization (UCI). UCI secara nasional dicapai pada tahun
1990, yaitu cakupan DPTHbHib 3, Polio 3 dan Campak minimal 80%
sebelum umur 1 tahun, sedangkan cakupan untuk DPT-Hb-Hib 1,
Polio 1 dan BCG minimal 90%.23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Banyak hal yang dapat menyebabkan minimnya cakupan imunisasi
anak di Indonesia. Beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan motivasi
orang tua serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor yang
mempengaruhi kelangkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi. Selain itu
sikap dan perilaku ibu dan petugas kesehatan serta dukungan keluarga dengan
kelengkapan imunisasi dasar merupakan beberapa faktor yang turut
berpengaruh dalam kelengkapan imunisasi. Keberhasilan bayi dalam
mendapatkan lima jenis imunisasi dasar diukur melalui indikator imunisasi
dasar lengkap sebagai landasan untuk mencapai komitmen internasional yaitu
Universal Child Immunization (UCI).

4.2. Saran
4.2.1. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat di jadikan informasi awal untuk menentukan
rencana tindak lanjut untuk melakukan penelitian kualitatif dan
kuantitatif yang lebih mendalam tentang masalah-masalah yang
disebabkan oleh pandemic Covid-19 , dengan memperluas variable
penelitian kedepannya. Tujuannya untuk mempelajari dan faktor-faktor
yang pempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa
pandemi Covid-19 di Indonesia.
4.2.2. Bagi Layanan Kesehatan Primer
Penelitian ini boleh mendapat perhatian khusus dari pihak layanan
kesehatan primer di Indonesia, terlebih khusus Puskesmas diseluruh
Indonesia dapat memperhatikan faktor-faktor yang pempengaruhi
cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa pandemi Covid-19 di
Indonesia.
4.2.3. Bagi Dinas Kesehatan
Diharapkan masalah dalam penelitian ini mendapat perhatian
khusus dari Dinkes Kota Jayapura kedepannya, sehingga faktor-faktor
yang pempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa
pandemi Covid-19 di Indonesia dapat menjadi perhatian khusus tenaga
kesehatan, melalui penyluhan pentingnya imunisasi dasar lengkap
kepada masyarakat, terutama kaum ibu yang memiliki balitadi
lingkugan Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi Imunisasi Anak pada Situasi
Pandemi COVID-19 [internet]. Jakarta: IDAI; 2020 [diperbarui tanggal 26
Maret 2020, diakses pada 4 Oktober 2020]. Tersedia dari:
https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/rekomendasi imunisasi-
anak-pada-situasi-pandemi-covid-19.
2. Bramer CA, Kimmins LM, Swanson R, Kuo J, Vranesich P, Jacques-Carroll
LA, dkk. Decline in Child Vaccination Coverage During the COVID-19
Pandemic - Michigan Care Improvement Registry, May 2016-May 2020.
MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2020; 69(20):630-631. doi:
10.15585/mmwr.mm6920e1. PMID: 32437340.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pelayanan
imunisasi pada masa pandemi COVID-19 [internet]. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2020. Diakses pada 5 Oktober 2020. Tersedia
dari: https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/petunjukteknis-
pelayanan-imunisasi-pada-masa-pandemi-covid-19.
4. Putri, Nita, & Adelia. Hubungan Peran Keluarga, Tokoh Masyarakat dan Kader
Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi 11-12 Bulan. Maternal Child
Health Care Journal Volume 1. No.1 (Maret,2019) : 10-18
5. Sujatmiko, Gunardi, Sekartini, dan Medise. 2015. Intisari Imunisasi. Edisi 2.
Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
6. Center for Disease Control and Prevention. 2011. Immunization the Basic.
Dalam Atkinson W, Hamborsky J, Wolfe Shttps://www.cdc.gov/vaccines/vac-
gen/imz-basics.htm [diakses tanggal 3 Mei 2017].
7. WHO. 2017. Imunization Facts Sheethttp://www.who.int/mediacentre/
factsheets/fs286/en/[diakses tanggal 3 Mei 2017].
8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Artikel.
http://www.depkes.go.id/article/print/17020100001/ini-rencana-pelaksanaan-3-
vaksinasi-baru-untuk-lengkapi-imunisasi-dasar-.html[diakses tanggal 5 Mei
2017].
9. Irawati NAV, 2020. Imunisasi Dasar dalam Masa Pandemi COVID-19. Sari
Pediatri, Vol. 22, No. 3, Oktober 2020.
10. Felicia FV & Suarca IK. Pelayanan Imunisasi Dasar pada Bayi di Bawah Usia
12 Bulan dan Faktor yang Memengaruhi di RSUD Wangaya Kota Denpasar
Selama Masa Pandemi COVID-19. Sari Pediatri, Vol. 22, No. 3, Oktober 2020.
11. Buonsenso D, Cinicola B, Kallon MN, Iodice F. Child Healthcare and
Immunizations in Sub-Saharan Africa During the COVID-19 Pandemic. Front
Pediatr. 2020; 8:517. doi: 10.3389/fped.2020.00517. PMID: 32850565;
PMCID: PMC7424001.
12. Chandir S, Siddiqi DA, Mehmood M, Setayesh H, Siddique M, Mirza A, dkk.
Impact of COVID-19 pandemic response on uptake of routine immunizations
in Sindh, Pakistan: An analysis of provincial electronic immunization registry
data. Vaccine. 2020;38(45):7146-7155. doi: 10.1016/j.vaccine.2020.08.019.
Epub 2020 Aug 15. PMID: 32943265; PMCID: PMC7428732.
13. Diharja NU, Syamsiah S & Choirunnisa R. 2020. Pengaruh pandemi Covid-19
terhadap kunjungan imunisasi di Posyandu Desa Tanjungwangi Kecamatan
Cijambe Tahun 2020. Asian Research Midwifery and Basic Science Journal e-
ISSN: 2723-6463.
14. Susanti IY, Anggreni D, & Hety DS. Upaya Peningkatan Status Kesehatan
Pada Bayi di Masa Pandemi Covid-19 Melalui Imunisasi. Jurnal Abdimakes
Vol 1 No 1 Januari 2020.
15. Juwita DR. Makna Posyandu Sebagai Sarana Pembelajaran Non Formal di
Masa Pandemic Covid 19. Jurnal MERETAS Juni 2020, Volume 7 Nomor 1.
16. Wibowo CA., et all. Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada
Balita. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7, No. 1, (2020) 17-22.
17. Chairani1 L, Govind RZ & Badri PRA. Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar dan Lanjutan Anak di
Puskesmas Plaju Palembang. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Syifa’ MEDIKA, Vol.10
(No. 2), Maret 2020.
18. Auliya A. Suwantika , Boersma V & Maarten J. Postma. The potential impact
of COVID-19 pandemic on the immunization performance in Indonesia.
EXPERT REVIEW OF VACCINES 2020, VOL. 19, NO. 8, 687–690
https://doi.org/10.1080/14760584.2020.1800461.
19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pelayanan
imunisasi pada masa pandemi COVID-19 [internet]. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2020. Diakses pada 5 Oktober 2020. Tersedia
dari: https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/petunjukteknis-
pelayanan-imunisasi-pada-masa-pandemi-covid-19
20. Nurul H. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap Terhadap Balita. Jurnal Endurance, 3 (1), (153-161).
Doi:http://doi.org//10.22216/jen.v3il.2820. 2017.
21. Adzaniah. Faktor – faktor yang memepengaruhi kelengkapan imunisasi dasar
di kelurahan krembangan utara, Surabaya: Universitas Airlangga. 2017.
22. Triana. Faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap
pada bayi tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2016; 10(2):123-
135.
23. Depkes RI. 2009. Informasi Dasar Imunisasi Rutin Serta Kesehatan Ibu dan
Anak bagi Kader, Petugas Lapangan dan Organisasi Kemasyarakatan. Jakarta:
Depkes RI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Anda mungkin juga menyukai