Oleh :
ZERRA STEVANUS MANANGSANG
0130840269
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN
IMUNISASI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
INDONESIA
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN
IMUNISASI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI
INDONESIA
PERIODE 2020/2021
Oleh:
dr. Astrina Rosaria Indah Sidabutar, M. Kes dr. Renny Sulelilo, M. ClinEd
Ketua Tim Pembimbing Anggota Tim Pembimbing
ii
PERNYATAAN
iii
ABSTRAK
Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap penyakit infeksi yang
paling efektif. Imunisasi melindungi individu dari penyakit yang serius dan
mencegah penyebaran penyakit menular. Di Indonesia, setiap bayi wajib
mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan jadwal imunisasi yang
telah dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Pandemi
COVID-19 yang muncul pada akhir tahun 2019 lalu memberikan dampak
yang luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem kesehatan.
Imunisasi dasar penting bagi bayi dan anak agar terlindungi dari berbagai
penyakit berbahaya lain yang sudah ada selama ini. Hingga saat ini belum ada
imunisasi untuk mencegah infeksi virus COVID-19. Apabila banyak bayi dan
balita yang tidak mendapat imunisasi dasar lengkap, dikhawatirkan nantinya
akan menyebabkan wabah berbagai penyakit lain yang akan mengakibatkan
banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal. Tujuan dari kajian literatur
ini adalah Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi
dasar lengkap pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Desain penelitian
ini merupakan kajian literatur. Artikel-artikel yang diperoleh melalui basis
data publik online seperti PubMed, Google Scholar, dan Science Direct, dan
merupakan artikel penelitian cross sectional dan case control. Kemudian
setelah itu dilakukan screening atau penyaringan data sesuai kriteria inklusi
dan eksklusi yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan Faktor-
faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap pada masa
pandemi Covid-19 di Indonesia.
Kata kunci: Faktor yang mempengaruhi, Imunisasi dasar lengkap, dan
Pandemi Covid-19.
iv
v
ABSTRACT
v
vi
KATA PENGANTAR
vi
8. Teman – teman angkatan 12 FK Uncen yang sudah memberikan dukungan
kepada penulis.
` Zerra Stevanus
Manangsang
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….....ii
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………….....iii
ABSTRAK…………………………………………………………………...... iv
ABSTRACT……………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN...............................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG…………………………………..xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................3
BAB II KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS
DAN METODE PENELITIAN..........................................................................5
2.1.................................................................................................................De
finisi.......................................................................................................5
2.2.................................................................................................................Ke
rangka Konsep........................................................................................7
2.3.................................................................................................................Pe
rtanyaan Utama Penelitian.....................................................................8
2.4.................................................................................................................Hi
potesis Penelitian....................................................................................8
2.5.................................................................................................................M
etode Pencarian Literatur.......................................................................8
2.6.................................................................................................................Sk
rining Literatur dan Sintesis Kualitatif...................................................9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................11
3.1.................................................................................................................Ha
sil............................................................................................................11
3.2.................................................................................................................Pe
mbahasan................................................................................................19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................23
viii
4.1. Kesimpulan...........................................................................................23
4.2. Saran.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Hasil Penelitian.....................................................................................8
ix
x
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1.1. Kerangka Konsep................................................................................5
xi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Simbol Keterangan
% Persen
< Kurang dari
> Lebih dari
APD Alat Pelindung Diri
BCG Bacillus Calmette-Guerin
Dkk Dan kawan-kawan
DPT Difteri/Pertusis/ Tetanus
HB Hepatitis B
IDAI Ikatan Dokter Anak Indonesia
Kemenkes Kementrian Kesehatan
n Total
OR Odds Ratio
P P-Value
P2P Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
PD3I Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi
PSBB Pembatasan Sosial Berskala Besar
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
UCI Universal Child Immunization
UKBM Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
WHO World Health Organization
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Imunisasi merupakan pencegahan primer terhadap penyakit
infeksi yang paling efektif. Imunisasi melindungi individu dari penyakit
yang serius dan mencegah penyebaran penyakit menular. Di Indonesia,
setiap bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan
jadwal imunisasi yang telah dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI). Pandemi COVID-19 yang muncul pada akhir tahun
2019 lalu memberikan dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan,
termasuk sistem kesehatan.1
Perintah untuk melakukan kegiatan dari rumah, melakukan social
distancing dan mengurangi frekuensi bepergian keluar rumah berdampak
pada kelangsungan pelayanan kesehatan rutin, salah satunya adalah
kegiatan imunisasi dasar. Penurunan kunjungan imunisasi dasar
menyebabkan jumlah anak yang mendapatkan imunisasi menurun,
sehingga resiko terjangkit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
menjadi meningkat sehingga dikhawatirkan terjadi kejadian luar biasa
dalam pandemi. 5
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus
diupayakan lengkap sesuai jadwal untuk melindungi anak dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pelayanan imunisasi pada masa
pandemi COVID-19 tetap harus dilaksanakan dengan penyesuaian terkait
situasi penyebaran COVID-19 di tiap daerah di Indonesia.1 World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa dari 194 negara anggotanya, 65
di antaranya memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap di bawah target
global 90%. Diperkirakan di seluruh dunia, pada tahun 2015, 1 dari 5 anak
atau sekitar 21,8 juta anak tidak mendapakan imunisasi yang bisa
menyelamatkan nyawa mereka.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara untuk bekerja
lebih intensif bersama mencapai target cakupan imunisasi dasar lengkap
(Kemenkes RI, 2016) Ada lima imunisasi yang diwajibkan di Indonesia
yaitu BCG, Polio, DPT,HB, dan Campak. Indonesia secara nasional
mengikuti Universal Child Immunization (UCI) sebagai standar
pencapaian cakupan imunisasi yaitu BCG, DPT, Polio, HB dan Campak.
Pemberian imunisasi bertujuan agar anak memiliki kekebalan terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas,
serta mengurangi tingkat kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.3
Dengan adanya pandemi, faktor penyebab target cakupan
imunisasi sulit tercapai menjadi semakin ditambah. Orang tua khawatir
bahwa anak mereka akan tertular COVID-19 jika pergi ke tenaga
kesehatan dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.
Alasan lainnya yang dapat ditemukan adalah imbauan dalam rangka
mencegah penyebaran COVID-19 dengan melakukan aktivitas dari rumah
dan membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah memengaruhi akses dan
pembatasan aktivitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Masyarakat yang tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan karena
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown yang
diterapkan di beberapa kota, gangguan transportasi maupun kesulitan
ekonomi.4
Mitos dan informasi yang salah tentang imunisasi dan rumor
seputar COVID-19 menambah masalah keraguan vaksin yang ada. Banyak
petugas kesehatan juga tidak tersedia karena penyesuaian jam pelayanan
atau pemindahan tugas ke fasilitas kesehatan tempat gawat darurat atau
posko COVID-19 serta kurangnya alat pelindung diri (APD). Petugas
vaksinasi juga khawatir terhadap risiko transmisi COVID-19 yang dapat
terjadi saat pelayanan imunisasi.
Tenaga kesehatan berperan sangat penting dalam menghadapi pandemi
COVID-19. Selain menangani kasus yang semakin meningkat, tenaga
kesehatan juga tetap memerhatikan program kesehatan lain seperti
menggaungkan pentingnya imunisasi dan memastikan setiap anak
mendapatkan imunisasi agar terhindar dari penyakit infeksi yang lain.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus diupayakan
lengkap sesuai jadwal untuk mencegah anak dari paparan PD3I. Pelayanan
imunisasi pada masa pandemi COVID-19 dilaksanakan sesuai kebijakan
pemerintah daerah setempat dan harus menerapkan social distancing.
Pelaksanaan dilakukan berdasarkan situasi penyebaran COVID-19,
cakupan imunisasi rutin, dan situasi epidemiologi PD3I.2
Imunisasi dasar penting bagi bayi dan anak agar terlindungi dari
berbagai penyakit berbahaya lain yang sudah ada selama ini. Hingga saat
ini belum ada imunisasi untuk mencegah infeksi virus COVID-19. Apabila
banyak bayi dan balita yang tidak mendapat imunisasi dasar lengkap,
dikhawatirkan nantinya akan menyebabkan wabah berbagai penyakit lain
yang akan mengakibatkan banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal.
Oleh karena itu layanan imunisasi dasar harus tetap diberikan di
Puskesmas, praktek pribadi dokter, atau rumah sakit.3
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin melakukan penelitian
yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar
lengkap pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia”.
Sampai saat ini masalah Imunisasi masih tetap ada, banyak ibu yang tidak
datang ke posyandu memberikan Imunisasi kepada anaknya. Hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor diantaranya pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja dipagi hari tidak
dapat melakukan kunjungan ke posyandu dikarenakan mereka sibuk bekerja dan
kurang memiliki waktu, sehingga perhatian terhadap kesehatan anak pun
berkurang.
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai imunisasi, manfaat imunisasi,
bahaya jika anak tidak di imunisasi, serta efek samping vaksin yang juga
menimbulkan rasa takut pada orang tua, juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kelengkapan Imunisasi Dasar Lengkap pada anak, sehingga orang
tua beranggapan bahwa jika anak di Imunisasi justru akan menyebabkan anak
tersebut sakit.
Selain itu pendidikan juga cukup berpengaruh dalam kepatuhan ibu untuk
memberikan imunisasi dasar lengkap terhadap anaknya, meski tidak semua ibu
yang berpendidikan rendah tidak mematuhi program pemerintah untuk pemberian
imunisasi dasar lengkap, karena Pendidikan adalah proses seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingakah laku manusia dalam
bermasyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah, yang berjudul
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada
Bayi Tahun 2017. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa mayoritas
responden memiliki keterbatasan waktu salah satunya disebabkan oleh pekerjaan
ibu, yaitu sebesar 53,8%.21
Banyak hal yang dapat menyebabkan minimnya cakupan imunisasi anak di
Indonesia. Beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan motivasi orang tua
serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor yang mempengaruhi
kelangkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi. Pada beberapa penelitian
sebelumnya menemukan bahwa kendala dalam kelengkapan imunisasi dasar
adalah masyarakat dengan sosiobudaya atau keyakinan yang menganggap
imunisasi adalah hal yang tidak boleh/haram untuk dilakukan. Masih banyak pula
masyarakat yang menganggap imunisasi dasar dapat menyebabkan demam. Hal
ini menjelaskan mengapa pengetahuan yang minim tentang imunisasi berperan
penting dalam kelengkapan imunisasi.22
3.2. Pembahasan
3.2.1. Cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa pandemi Covid-19 di
Indonesia
Pandemi COVID-19 yang muncul pada akhir tahun 2019 lalu
memberikan dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan,
termasuk sistem kesehatan. Perintah untuk melakukan kegiatan dari
rumah, melakukan social distancing dan mengurangi frekuensi
bepergian keluar rumah berdampak pada kelangsungan pelayanan
kesehatan rutin, salah satunya adalah kegiatan imunisasi dasar.
Penurunan kunjungan imunisasi dasar menyebabkan jumlah anak
yang mendapatkan imunisasi menurun, sehingga resiko terjangkit
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi menjadi meningkat
sehingga dikhawatirkan terjadi kejadian luar biasa dalam pandemi.
Pandemi COVID-19 menyebabkan dunia menghadapi tantangan
baru dalam sistem kesehatan. Banyak negara mengalihkan pelayanan
kesehatan untuk penanganan kasus COVID-19 yang tinggi sehingga
menambah beban sistem kesehatan. Begitupun faktor ketakutan
masyarakat dengan adanya pandemi menyebabkan pelayanan
kesehatan lain yang rutin terganggu.
Hal ini disebabkan penyampaian informasi kepada masyarakat
yang kurang dan juga jumlah penyedia layanan kesehatan yang
terbatasPelayanan imunisasi sebagai salah satu bentuk layanan
kesehatan rutin dasar yang penting menjadi terhambat dengan adanya
pandemi ini. Jutaan anak di dunia, baik negara maju maupun negara
berkembang, berisiko terhadap PD3I, seperti difteri, campak, polio
dan pneumonia, yang sebelumnya sudah terkontrol dengan adanya
imunisasi.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus
diupayakan lengkap sesuai jadwal untuk melindungi anak dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pelayanan imunisasi
pada masa pandemi COVID-19 tetap harus dilaksanakan dengan
penyesuaian terkait situasi penyebaran COVID-19 di tiap daerah di
Indonesia.
Berdasarkan pada hasil penelitian dan sumber literatur jurnal
yang dikutip, maka peneliti menemukan bahwa dampak COVID-19
terhadap program imunisasi di Indonesia dipaparkan dalam WHO
Indonesia Situation Report-13, yaitu bahwa terjadi penurunan cakupan
vaksinasi beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
sebesar 10-40% pada Maret-April 2020 dibandingkan dengan Maret-
April 2019. Hal ini terjadi karena tenaga kesehatan (petugas
imunisasi) dialihkan untuk penanganan COVID-19. Petugas vaksinasi
pun khawatir terhadap risiko transmisi COVID-19 yang dapat terjadi
saat pelayanan imunisasi.
Disamping itu, penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar
(PSBB) di banyak daerah menyebabkan aktivitas di luar rumah
dibatasi dan sulitnya akses/transportasi ke pelayanan kesehatan.19
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes RI,
menjelaskan bahwa hampir 83,9% layanan kesehatan, khususnya
program imunisasi terhenti akibat pandemi.19 Terhambatnya
pelaksanaan imunisasi di Indonesia saat masa pandemi COVID-19 ini
mendasari terbitnya “Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa
Pandemi COVID-19” oleh Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).19
Pemberian imunisasi pada anak sebaiknya mengikuti jadwal
yang telah ditetapkan sehingga dapat memberikan kekebalan
(antibody) yang optimal dan melindungi anak dari paparan penyakit.
Salah satu sarana tempat melaksanakan imunisasi adalah posyandu,
yang merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan untuk
masyarakat. Untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat, guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu,
bayi, dan anak balita. 20
Namun sampai saat ini masalah Imunisasi masih tetap ada,
banyak ibu yang tidak datang ke posyandu memberikan Imunisasi
kepada anaknya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja dipagi hari tidak dapat melakukan
kunjungan ke posyandu dikarenakan mereka sibuk bekerja dan kurang
memiliki waktu, sehingga perhatian terhadap kesehatan anak pun
berkurang.
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai imunisasi, manfaat
imunisasi, bahaya jika anak tidak di imunisasi, serta efek samping
vaksin yang juga menimbulkan rasa takut pada orang tua, juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan
Imunisasi Dasar Lengkap pada anak, sehingga orang tua beranggapan
bahwa jika anak di Imunisasi justru akan menyebabkan anak tersebut
sakit.
Selain itu pendidikan juga cukup berpengaruh dalam kepatuhan
ibu untuk memberikan imunisasi dasar lengkap terhadap anaknya,
meski tidak semua ibu yang berpendidikan rendah tidak mematuhi
program pemerintah untuk pemberian imunisasi dasar lengkap, karena
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan,
sikap, dan tingakah laku manusia dalam bermasyarakat. Penelitian
yang dilakukan oleh Nurul Hidayah, yang berjudul Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi
Tahun 2017. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa mayoritas
responden memiliki keterbatasan waktu salah satunya disebabkan oleh
pekerjaan ibu, yaitu sebesar 53,8%.21
Banyak hal yang dapat menyebabkan minimnya cakupan
imunisasi anak di Indonesia. Beberapa faktor seperti pengetahuan,
sikap dan motivasi orang tua serta informasi tentang imunisasi
merupakan faktor yang mempengaruhi kelangkapan pemberian
imunisasi dasar pada bayi. Pada beberapa penelitian sebelumnya
menemukan bahwa kendala dalam kelengkapan imunisasi dasar
adalah masyarakat dengan sosiobudaya atau keyakinan yang
menganggap imunisasi adalah hal yang tidak boleh/haram untuk
dilakukan. Masih banyak pula masyarakat yang menganggap
imunisasi dasar dapat menyebabkan demam. Hal ini menjelaskan
mengapa pengetahuan yang minim tentang imunisasi berperan penting
dalam kelengkapan imunisasi.22
Dengan adanya pandemi, faktor penyebab target cakupan
imunisasi sulit tercapai menjadi semakin ditambah. Orang tua
khawatir bahwa anak mereka akan tertular COVID-19 jika pergi ke
tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah
sakit. Alasan lainnya yang dapat ditemukan adalah imbauan dalam
rangka mencegah penyebaran COVID-19 dengan melakukan aktivitas
dari rumah dan membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah
memengaruhi akses dan pembatasan aktivitas pelayanan kesehatan di
fasilitas kesehatan. Masyarakat yang tidak dapat mengakses pelayanan
kesehatan karena Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) atau lockdown yang diterapkan di beberapa kota, gangguan
transportasi maupun kesulitan ekonomi.
Mitos dan informasi yang salah tentang imunisasi dan rumor
seputar COVID-19 menambah masalah keraguan vaksin yang ada.
Banyak petugas kesehatan juga tidak tersedia karena penyesuaian jam
pelayanan atau pemindahan tugas ke fasilitas kesehatan tempat gawat
darurat atau posko COVID-19 serta kurangnya alat pelindung diri
(APD). Petugas vaksinasi juga khawatir terhadap risiko transmisi
COVID-19 yang dapat terjadi saat pelayanan imunisasi.
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk
melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi
diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit
menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu
hamil. Setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap
yang terdiri dari ; 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-Hb-Hib, 4 dosis polio, 3
dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak.23
Keberhasilan bayi dalam mendapatkan lima jenis imunisasi
dasar diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap sebagai
landasan untuk mencapai komitmen internasional yaitu Universal
Child Immunization (UCI). UCI secara nasional dicapai pada tahun
1990, yaitu cakupan DPTHbHib 3, Polio 3 dan Campak minimal 80%
sebelum umur 1 tahun, sedangkan cakupan untuk DPT-Hb-Hib 1,
Polio 1 dan BCG minimal 90%.23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Banyak hal yang dapat menyebabkan minimnya cakupan imunisasi
anak di Indonesia. Beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan motivasi
orang tua serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor yang
mempengaruhi kelangkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi. Selain itu
sikap dan perilaku ibu dan petugas kesehatan serta dukungan keluarga dengan
kelengkapan imunisasi dasar merupakan beberapa faktor yang turut
berpengaruh dalam kelengkapan imunisasi. Keberhasilan bayi dalam
mendapatkan lima jenis imunisasi dasar diukur melalui indikator imunisasi
dasar lengkap sebagai landasan untuk mencapai komitmen internasional yaitu
Universal Child Immunization (UCI).
4.2. Saran
4.2.1. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat di jadikan informasi awal untuk menentukan
rencana tindak lanjut untuk melakukan penelitian kualitatif dan
kuantitatif yang lebih mendalam tentang masalah-masalah yang
disebabkan oleh pandemic Covid-19 , dengan memperluas variable
penelitian kedepannya. Tujuannya untuk mempelajari dan faktor-faktor
yang pempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa
pandemi Covid-19 di Indonesia.
4.2.2. Bagi Layanan Kesehatan Primer
Penelitian ini boleh mendapat perhatian khusus dari pihak layanan
kesehatan primer di Indonesia, terlebih khusus Puskesmas diseluruh
Indonesia dapat memperhatikan faktor-faktor yang pempengaruhi
cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa pandemi Covid-19 di
Indonesia.
4.2.3. Bagi Dinas Kesehatan
Diharapkan masalah dalam penelitian ini mendapat perhatian
khusus dari Dinkes Kota Jayapura kedepannya, sehingga faktor-faktor
yang pempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap selama masa
pandemi Covid-19 di Indonesia dapat menjadi perhatian khusus tenaga
kesehatan, melalui penyluhan pentingnya imunisasi dasar lengkap
kepada masyarakat, terutama kaum ibu yang memiliki balitadi
lingkugan Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi Imunisasi Anak pada Situasi
Pandemi COVID-19 [internet]. Jakarta: IDAI; 2020 [diperbarui tanggal 26
Maret 2020, diakses pada 4 Oktober 2020]. Tersedia dari:
https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/rekomendasi imunisasi-
anak-pada-situasi-pandemi-covid-19.
2. Bramer CA, Kimmins LM, Swanson R, Kuo J, Vranesich P, Jacques-Carroll
LA, dkk. Decline in Child Vaccination Coverage During the COVID-19
Pandemic - Michigan Care Improvement Registry, May 2016-May 2020.
MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2020; 69(20):630-631. doi:
10.15585/mmwr.mm6920e1. PMID: 32437340.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pelayanan
imunisasi pada masa pandemi COVID-19 [internet]. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2020. Diakses pada 5 Oktober 2020. Tersedia
dari: https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/petunjukteknis-
pelayanan-imunisasi-pada-masa-pandemi-covid-19.
4. Putri, Nita, & Adelia. Hubungan Peran Keluarga, Tokoh Masyarakat dan Kader
Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi 11-12 Bulan. Maternal Child
Health Care Journal Volume 1. No.1 (Maret,2019) : 10-18
5. Sujatmiko, Gunardi, Sekartini, dan Medise. 2015. Intisari Imunisasi. Edisi 2.
Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
6. Center for Disease Control and Prevention. 2011. Immunization the Basic.
Dalam Atkinson W, Hamborsky J, Wolfe Shttps://www.cdc.gov/vaccines/vac-
gen/imz-basics.htm [diakses tanggal 3 Mei 2017].
7. WHO. 2017. Imunization Facts Sheethttp://www.who.int/mediacentre/
factsheets/fs286/en/[diakses tanggal 3 Mei 2017].
8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Artikel.
http://www.depkes.go.id/article/print/17020100001/ini-rencana-pelaksanaan-3-
vaksinasi-baru-untuk-lengkapi-imunisasi-dasar-.html[diakses tanggal 5 Mei
2017].
9. Irawati NAV, 2020. Imunisasi Dasar dalam Masa Pandemi COVID-19. Sari
Pediatri, Vol. 22, No. 3, Oktober 2020.
10. Felicia FV & Suarca IK. Pelayanan Imunisasi Dasar pada Bayi di Bawah Usia
12 Bulan dan Faktor yang Memengaruhi di RSUD Wangaya Kota Denpasar
Selama Masa Pandemi COVID-19. Sari Pediatri, Vol. 22, No. 3, Oktober 2020.
11. Buonsenso D, Cinicola B, Kallon MN, Iodice F. Child Healthcare and
Immunizations in Sub-Saharan Africa During the COVID-19 Pandemic. Front
Pediatr. 2020; 8:517. doi: 10.3389/fped.2020.00517. PMID: 32850565;
PMCID: PMC7424001.
12. Chandir S, Siddiqi DA, Mehmood M, Setayesh H, Siddique M, Mirza A, dkk.
Impact of COVID-19 pandemic response on uptake of routine immunizations
in Sindh, Pakistan: An analysis of provincial electronic immunization registry
data. Vaccine. 2020;38(45):7146-7155. doi: 10.1016/j.vaccine.2020.08.019.
Epub 2020 Aug 15. PMID: 32943265; PMCID: PMC7428732.
13. Diharja NU, Syamsiah S & Choirunnisa R. 2020. Pengaruh pandemi Covid-19
terhadap kunjungan imunisasi di Posyandu Desa Tanjungwangi Kecamatan
Cijambe Tahun 2020. Asian Research Midwifery and Basic Science Journal e-
ISSN: 2723-6463.
14. Susanti IY, Anggreni D, & Hety DS. Upaya Peningkatan Status Kesehatan
Pada Bayi di Masa Pandemi Covid-19 Melalui Imunisasi. Jurnal Abdimakes
Vol 1 No 1 Januari 2020.
15. Juwita DR. Makna Posyandu Sebagai Sarana Pembelajaran Non Formal di
Masa Pandemic Covid 19. Jurnal MERETAS Juni 2020, Volume 7 Nomor 1.
16. Wibowo CA., et all. Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Pada
Balita. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7, No. 1, (2020) 17-22.
17. Chairani1 L, Govind RZ & Badri PRA. Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar dan Lanjutan Anak di
Puskesmas Plaju Palembang. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Syifa’ MEDIKA, Vol.10
(No. 2), Maret 2020.
18. Auliya A. Suwantika , Boersma V & Maarten J. Postma. The potential impact
of COVID-19 pandemic on the immunization performance in Indonesia.
EXPERT REVIEW OF VACCINES 2020, VOL. 19, NO. 8, 687–690
https://doi.org/10.1080/14760584.2020.1800461.
19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pelayanan
imunisasi pada masa pandemi COVID-19 [internet]. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2020. Diakses pada 5 Oktober 2020. Tersedia
dari: https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/petunjukteknis-
pelayanan-imunisasi-pada-masa-pandemi-covid-19
20. Nurul H. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap Terhadap Balita. Jurnal Endurance, 3 (1), (153-161).
Doi:http://doi.org//10.22216/jen.v3il.2820. 2017.
21. Adzaniah. Faktor – faktor yang memepengaruhi kelengkapan imunisasi dasar
di kelurahan krembangan utara, Surabaya: Universitas Airlangga. 2017.
22. Triana. Faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap
pada bayi tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2016; 10(2):123-
135.
23. Depkes RI. 2009. Informasi Dasar Imunisasi Rutin Serta Kesehatan Ibu dan
Anak bagi Kader, Petugas Lapangan dan Organisasi Kemasyarakatan. Jakarta:
Depkes RI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS