491
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015
492
Sengkey, Kandou dan Pangemanan, Analisis Kinerja Kader
493
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015
494
Sengkey, Kandou dan Pangemanan, Analisis Kinerja Kader
495
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015
496
Sengkey, Kandou dan Pangemanan, Analisis Kinerja Kader
497
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015
Fasilitas yang lengkap dan sesuai adalah proses membantu pegawai untuk
dengan standar yang ditetapkan (Standart memperoleh efektivitas dalam pekerjaan
personal and Facilities) diharapkan dapat mereka yang sekarang atau yang akan
meningkatkan kualiats mutu layanan. datang melalui penggembangan kebiasaan-
Sumber daya merupakan faktor yang perlu kebiasaan pikiran, tindakan dan
untuk terlaksananya suatu perilaku. keterampilan.
Fasilitas yang tersedia hendkanya dengan Materi pelatihan kader dititik beratkan
jumlah serta jenis yang memadai dan pada keterampilan teknis menyusun
selalu keadaaan siap pakai. Untuk rencana kegiatan di posyandu, cara yang
melakukan tindakan harus ditunjang benar dalam melakukan penimbangan
fasilitas yang lengkap dan sebelumnya balita, menilai pertumbuhan anak baik
harus sudah disediakan. Dalam upaya fisik maupun mental, cara menyiapkan
perubahan perilaku diperlukan fasilitas, kegiatan pelayanan sesuai dengan
sarana dan pra sarana yang memfasilitasi kebutuhan anak dan ibu, menyiapkan
individu. beragam cara pemberian makanan
tambahan (PMT), makanan pendamping
4. Pelatihan ASI untuk yang pertumbuhannya tidak
sesuai, membantu pemeriksaan ibu hamil
Berdasarkan hasil wawancara dan menyusui serta membuat laporan.
mendalam dengan informan, apakah para Pelatihan bertujuan meningkatkan
kader diberikan pelatihan, sebagian pengetahuan dan keterampilan sekaligus
mengatakan bahwa pelatihan yang dedikasi kader agar timbul kepercayaan
diberikan tidak sesuai dengan yang mereka diri untuk melaksanakan tugas sebagai
harapkan, namun ada sebagian yang kader posyandu dalam melayani
mengatakan pelatihan sudah cukup baik masyarakat, baik di posyandu maupun saat
walaupun masih ada kekurangannya. melakukan kunjungan rumah (Anonim,
Menurut Munandar dalam Aprilia (2009), 2001). Menurut Martoyo (2000) mengutip
pelatihan adalah suatu proses jangka pendapat Moekijat (1981) tujuan utama
pendek yang mempergunakan prosedur pelatihan adalah: Pertama, untuk
sistimatis dan terorganisir, yang mana mengembangkan keahlian seseorang
karyawan non manejerial mempelajari sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
pengetahuan dan ketrampilan teknis untu dengan lebih cepat dan efektif. Kedua,
tujuan tujuan tertentu. Menurut Gibson untuk mengembangkan keahlian dan
(1985), ketrampilan adalah kecakapan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat
yang berhubungan dengan tugas yang diselesaikan secara rasional. Ketiga,
dimiliki dan dipergunakan oleh sesorang mengembangkan sikap sehingga
dalam dalam waktu yang tepat. menimbulkan kemajuan kerja sama dengan
Pelatihan adalah suatu upaya kegiatan sesama teman sekerja dan diluar kerja serta
yang dilaksanakan untuk meningkatkan dengan pemimpin.
kemampuan, pengetahuan, keterampilan Pelatihan bagi kader sangat diperlukan
teknis dan dedikasi kader (Anonim, 2005). dari petugas kesehatan yang berguna untuk
Pengetahuan akan bertambah berkat meningkatkan pengetahuan dan
kemauan dokter dan staf puskesmas untuk keterampilan kader dalam melaksanakan
memberikan tambahan pada waktu mereka tugas dan fungsinya. Pengetahuan itu
datang melakukan supervisi. Pengetahuan bertambah berkat kemauan dokter dan staf
dan keterampilan juga didapat dari teman puskesmas untuk memberikan tambahan
sekerja. (Junadi, 1990). pada waktu mereka datang melakukan
Menurut Frank Sherwood dan Wallas supervisi. Pengetahuan dan keterampilan
Best dalam (Moekijat, 1981), pelatihan juga didapat dari teman sekerja (Junadi,
498
Sengkey, Kandou dan Pangemanan, Analisis Kinerja Kader
1990). Kurangnya kemampuan kader persepsi itu dikaitkan dengan berbagai hal
dalam memberikan penyuluhan yaitu mengenai insentif dan jumlah jam
kemungkinan menyebabkan ibu balita kerja (Sondang, 2004).
kurang berminat untuk mengunjungi Sebagai imbalan dari pekerjaanya,
posyandu. Ibu balita yang mampu, lebih kebanyakan para kader tidak menerima
memilih untuk mengunjungi dokter untuk pembayaran tunai untuk pelayanan mereka
memantau pertumbuhan balitanya (Basyir, tetapi mereka mendapat upah dalam
dkk 2008). Agar pelatihan kader berjalan bentuk lain seperti seragam sebagai tanda
efektif, maka diperlukan unsur pelatih penghargaan, sertifikat sebagai tanda jasa,
kader yang mampu berdedikasi dalam dan peralatan rumah tangga kecil-kecilan.
memberikan pelatihan secara efektif dan Akan tetapi salah satu faktor penting
berkesinambungan, yakni melalui dalam keuntungan yang diperoleh para
pendampingan dan bimbingan. Pelatihan kader adalah setatusnya. Untuk para kader
kader diberikan secara berkelanjutan Posyandu, status ini tidak diperoleh karena
berupa pelatihan dasar dan berjenjang yang partisipasi mereka dalam program
berpedoman pada modul (Nilawati, 2008). kemasyarakatan yang berprioritas tinggi
Selanjutnya sebagian besar kader tersebut tetapi juga karena penghargaan
menyatakan pernah mengikuti pelatihan tinggi yang diberkan oleh pihak
yang terkait dengan posyandu. Adapun pemerintah.
jenis pelatihan yang pernah diikuti adalah Alasan utama penggunaan insentif
pelatihan gizi, KB, imunisasi, kesehatan upah adalah jelas, insentif hampir
lingkungan, PIN, keorganisasian, selamanya meningkatkan produktifitas.
kesehatan, lansia, dan PHBS. Semua kader Agar berhasil, insentif hendaknya cukup
yang pernah mengikuti pelatihan sederhana, sehingga mereka yakin prestasi
menyatakan memperoleh mafaat dari kerja yang akan menghasilkan imbalan.
pelatihan tersebut. Insentif yang berhasil dapat menimbulkan
imbalan psikologis dan juga imbalan
5. Insentif ekonomi, ada perasaan puas yang timbul
dari penyelesaian pekerjaan yang
Berdasarkan hasil wawancara dilakukan dengan baik.
mendalam dengan informan, apakah kader Pemberian insentif merupakan bayaran
diberikan upah setiap 3-6 bulan sekali, pokok untuk memotivasi para pegawai
sebagian mengatakan bahwa upah yang agar lebih maju dalam pekerjaan dengan
diberikan tidak sesuai dengan yang mereka keterampilan dan tanggung jawab yang
harapkan, namun ada sebagian yang
lebih besar (Davis, 1995). Insentif adalah
mengatakan upah sudah cukup walaupun salah satu jenis penghargaan yang
masih kurang. dikaitkan dengan prestasi kerja (Mutiara,
Pemberian insentif merupakan bayaran 2002) Secara sederhana dinyatakan bahwa
pokok untuk memotivasi para pegawai biasanya seseorang akan merasa
agar lebih maju dalam pekerjaan dengan diperlakukan secara tidak adil apabila
keterampilan dan tanggung jawab yang perlakuan itu dilihatnya sebagai suatu hal
lebih besar (Davis, 1995). Insentif adalah yang merugikan. Dalam kehidupan bekerja
salah satu jenis penghargaan yang persepsi itu dikaitkan dengan berbagai hal
dikaitkan dengan prestasi kerja (Mutiara, yaitu mengenai insentif dan jumlah jam
2002) Secara sederhana dinyatakan bahwa kerja (Siagian, 2004).
biasanya seseorang akan merasa
diperlakukan secara tidak adil apabila 6. Penghargaan
perlakuan itu dilihatnya sebagai suatu hal
yang merugikan. Dalam kehidupan bekerja
499
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015
500
Sengkey, Kandou dan Pangemanan, Analisis Kinerja Kader
501
JIKMU, Vol. 5, No. 2b April 2015
502