Tahun 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Jhonson (1997), kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional,
psikologis dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku
dan koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa
juga dapat diartikan sebagai keadaan sejahtera yang dikaitkan dengan kebahagiaan,
kegembiraan, asan, pencapaian, optimisme, dan harapan. Sedangkan Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mendefeniskan kesehatan itu sendiri sebagai sehat fisik, mental dan
sosial bukan sematamata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Jadi Seseorang dapat
dianggap sehat jiwa jika mereka mampu bersikap positif terhadap diri sendiri, memiliki
kestabilan emosi, memiliki konsep diri yang positif dan memiliki rasa bahagia dan puas
(Videbeck, 2008).
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu
penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Penyebab gangguan jiwa yang
banyak diderita terjadi karena frustasi, napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya), masalah keluarga, pekerjaan, organik dan ekonomi. Namun jika dilihat dari
persentase, penyebab tertinggi yaitu karena frustasi. Di Indonesia sendiri berdasarkan
(Rikesda tahun 2007) bahwa prevelansi gangguan jiwa berat sebesar 4,6 permil, artinya ada
empat sampai lima penduduk dari 1000 penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat.
Angka gangguan jiwa di Indonesia telah mencapai 10% dari populasi penduduknya.
Terapi Modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini
diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi
perilaku yang adaptif ( Prabowo, 2014). Terapi Modalitas adalah terapi dalam keperawatan
jiwa, dimana perawat mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau
penyembuhan. Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan oleh perawat pada pasien dengan
masalah kejiwaan yaitu, terapi aktivitas kelompok dan terapi Individu.
Terapi Aktivitas Kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan
sebagai terapi dan kelompok sebagai target asuhan. Terapi Aktivitas Kelompok dilakukan
untuk meningkatkan kematangan emosional dan psikologis pada pasien yang mengidap
gangguan jiwa pada waktu yang lama. Didalam kelompok terjadi dinamika dimana setiap
anggota kelompok saling bertukar informasi dan berdiskusi tentang pengalaman serta
membuat kesepakatan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Terapi Aktivitas
Kelompok memberikan hasil yang lebih besar terhadap perubahan perilaku pasien,
meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif. Bahkan Terapi
Aktivitas Kelompok memberikan modalitas terapeutik yang lebih besar dari pada hubungan
terapeutik antara dua orang yaitu perawat dan klien (Direja, 2011).
Sedangkan Terapi Indivudu adalah suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin
antara perawat dan klien untuk mengubah perilaku klien. Dimana hubungan yang terjalin
merupakan hubungan yang disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan
sistematis (terstruktur) sehingga melalui hubungan ini diharapkan terjadi perubahan tingkah
laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal hubungan. Hubungan terstruktur
dalam terapi individual ini, bertujuan agar klien mampu menyelesaikan konflik yang
dialaminya. Selain itu klien juga diharapkan mampu meredakan penderitaan (distress)
emosional, serta mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
B. Rumusan Masalah
1.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
4. Untuk mengetahui
5. Untuk mengetahui
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi Modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini
diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi
perilaku yang adaptif ( Prabowo,2014). Terapi modalitas keperawatan jiwa merupakan
bentuk terapi non-farmakologis yang dilakukan untuk memperbaiki dan mempertahankan
sikap klien agar mampu bertahan dan bersosialisasi dengann lingkungan masyarakat sekitar
dengan harapan klien dapat terus bekerja dan tetap berhubungan dengan keluarga, teman,
dan sistem pendukung yang ada ketika menjalani terapi (Nasir dan Muhits, 2011).
2) Fase awal
Pada fase awal ini ada tiga tahapan yang tejadi yaitu:
a) Orientasi yaitu anggota mulai mengembangkan sistem sosial masing-
masing, leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil
kontrak dengan anggota.
b) Konflik merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran
anggota, tugas anggotanya dan saling ketergantungan yang akan tejadi.
c) Kebersamaan yaitu anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi
masalah dan anggota mulai menemukan siapa dirinya.
3) Fase kerja
Pada fase ini kelompok sudah menjadi sebuah tim, pada fase ini akan
terjadi:
a) Fase yang menyenangkan bagi leader dan anggotannya
b) Perasaan positif dan negatif dapat dikoreksi dengan hubungan saling
percaya yang telah terbina
c) Semua anggota bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati
d) Tanggung jawab setiap anggota sama, kecemasan menurun, kelompok
lebih stabil dan realistis
e) Kelompok mulai mengeksplorasi lebih jauh sesuai dengan tujuan dan
tugas kelompok dalam menyelesaikan tugasnya.
f) Fase ini ditandai dengan penyelesaian masalah yang kreatif
4) Fase terminasi
Ada 2 jenis teminasi, yaitu terminasi akhir dan terminasi sementara.
Anggota kelompok mungkin akan mengalami terminasi premature, sukses
atau tidak sukses. Terminasi dapat menyebabkan kecemasa, regresi atau
kecewa. Untuk hal itu terapis perlu mengevaluasi kegiatan dan
menujukkan sikap betapa bermaknnya kegiatan tersebut, menganjurkan
anggota untuk memberi umpan balik pada tiap anggota. Akhir terapi
aktivitas kelompok harus dievaluasi, bisa melalui pre atau post test.
B. Terapi Individu
1. Pengertian
a) Terapi Indivudu adalah suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin
antara perawat dan klien untuk mengubah perilaku klien. Dimana
hubungan yang terjalin merupakan hubungan yang disengaja dengan
tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan sistematis (terstruktur) sehingga
melalui hubungan ini diharapkan terjadi perubahan tingkah laku klien
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal hubungan. Hubungan
terstruktur dalam terapi individual ini, bertujuan agar klien mampu
menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu klien juga diharapkan
mampu meredakan penderitaan (distress) emosional, serta
mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
b) Sebuah hubungan yang terstruktur akan dijalin antara perawat dengan
klien nantinya bisa mengubah perilaku klien. Terapi individual merupakan
penanganan seseorang dengan macam macam gangguan jiwa melalui
pendekatan hubungan individual antara terapis dengan klien tersebut.
Sedangkan hubungan yang dijalin sendiri adalah hubungan yang memang
disengaja dengan tujuan terapi dan dilakukan pada tahap sistematis atau
terstruktur sehingga lewat hubungan tersebut nantinya perilaku klien dapat
berubah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Nasir & Muhith, 2011)
Tahapan kerja dilakukan saat klien memulai bisa mengeksplorasi diri dan
mengungkapkan apa saja yang sedang ia alami. Tugas perawat nantinya
tidak hanya untuk memperhatikan namun konteks cerita juga
memperhatikan perasaan klien saat bercerita. (Nasir & Muhith.2011)
3) Tahapan Terminasi
Tahapan terminasi dilakukan ketika terjalin hubungan terapeutik yang
sudah merda dan terkendali yakni klien sudah merasa lebih baik,
memperlihatkan peningkatan fungsi diri, sosial dan juga pekerjaan serta
yang terpenting adalah mencapai tujuan dari terapi. (Nasir & Muhith.2011)
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Terapi Modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini
diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi
perilaku yang adaptif ( Prabowo,2014). Jenis-jenis terapi modalitas adalah terapi aktivitas
kelompok adalah suatu bentuk psikoterapi yang kegiatannya diikuti oleh beberapa pasien
yang mempunyai masalah yang sama atau sejenis dan dipandu oleh satu atau lebih terapis
pada saat yang sama dengan cara berdiskusi satu sama lain. (Susana,2011)
Terapi individual merupakan penangan seseorang dengan macam-macam gangguan
jiwa melalui pendekatan hubungan individual antara terapi dengan klien tersebut. Sedangkan
hubungan yang dijalin sendiri adalah hubungan yang memang disengaja dengan tujuan terapi
dan dilakukan pada tahap sistematis atau terstruktur sehingga lewat hubungan tersebut
nantinya perilaku klien akan berubah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
(Nasir & Muhith. 2011)
Hubungan yang terstruktur ini memiliki tujuan agar klien bisa menyelesaikan masalah
yang sedang dialami dan juga bisa meredakan penderitaan atau distress emosional sekaligus
mengembangkan cara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dasar. Terdapat beberapa
tahapan yang digunakan dalam terapi individual ini meliputi tiga tahapan yakni, tahapan
orientasi, tahapan kerja dan tahapan terminasi. (Nasir & Muhith. 2011)
DAFTAR PUSTAKA