Oleh :
Kelompok 4
2.C
Dosen pembimbing :
Renidayati,S,Kp,M.Kep.Sp.Jiwa
TAHUN 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini
kamisusun sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa“. Terima kasih kami
Keperawatan Jiwa yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Jiwa dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri
kami dan khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya
makalah ini. Dengan kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah
2
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………..….... ii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………............ 15
3
BAB I
PENNDAHULUAN
4
terjadi. Perbedaan pandangan tersebut tertuang dalam bentuk model konseptual
kesehatan jiwa. Pandangan model psikoanalisa berbeda dengan pandangan model
social, model perilaku, model eksistensial, model medical, berbeda pula dengan
model stress – adaptasi. Masing-masing model memiliki pendekatan unik dalam
terapi gangguan jiwa. Berbagai pendekatan penanganan klien gangguan jiwa
inilah yang dimaksud dengan terapi modalitas yang bertujuan mengubah perilaku
klien gangguan jiwa dengan perilaku maladaptifnya menjadi perilaku yang
adaptif.
Terapi Modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi
ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang
maladaptif menjadi perilaku yang adaptif ( Prabowo, 2014). Terapi Modalitas
adalah terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan potensi yang
dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan. Ada beberapa terapi
yang dapat dilakukan oleh perawat pada pasien dengan masalah kejiwaan yaitu,
terapi aktivitas kelompok dan terapi keluarga.
Terapi Aktivitas Kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok sebagai target asuhan. Terapi
Aktivitas Kelompok dilakukan untuk meningkatkan kematangan emosional dan
psikologis pada pasien yang mengidap gangguan jiwa pada waktu yang lama.
Didalam kelompok terjadi dinamika dimana setiap anggota kelompok saling
bertukar informasi dan berdiskusi tentang pengalaman serta membuat
kesepakatan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Terapi Aktivitas
Kelompok memberikan hasil yang lebih besar terhadap perubahan perilaku
pasien, meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif.
Bahkan Terapi Aktivitas Kelompok memberikan modalitas terapeutik yang lebih
besar dari pada hubungan terapeutik antara dua orang yaitu perawat dan klien
(Direja, 2011).
Sedangkan terapi keluarga merupakan suatu psikoterapi modalitas dengan
fokus pada penanganan keluarga sebagai unit sehingga dalam pelaksanaannya
5
terapis membantu keluarga dalam mengidentifikasi dan memperbaiki keadaan
yang maladaptif, kontrol diri pada anggota yang kurang serta pola hubunganyang
tidak konstruktif. Terapi keluarga lebih menggunakan pendekatan terupeutik
untuk melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga
dan proses interpersonal (Prabowo, 2014).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari terapi modalitas
2. Untuk mengetahui tujuan dari terapi modalitas
3. Untuk mengetahui peran perawat dalam terapi modalitas
4. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi modalitas dalam keperawatan jiwa
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
1. Mendidik dan mengorientasi kembali seluruh anggota keluarga, misalnya
perawat menjelaskan mengapa komunikasi itu penting ,apa visi seluruh
keluarga,kesamaan harapan apa yang dimiliki semua anggota keluarga
2. Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien
untuk mencapai tujuan dan usaha untuuk berubah. Perawat menyakinkan
bahwa anggota keluarga klien mampu memecahkan masalah yang dihadapi
anggota keluarganya.
3. Mengkoodinasi dan mengintegrasi sumber pelayanan kesehatan. Perawat
menunjukkan institusi kesehatan mana yang harusbekerja sama dengan
keluarga dan siapa yang bisa diajak konsultasi
4. Memberi pelayanan prevensi primer, sekunder dan tersier melalui penyuluhan,
perawatan dirumah, pendidikan dan sebagainnya. Bila ada anggota keluarga
yang kurang memahami perilaku sehat didiskusikan atau bila ada keluarga
yang membutuhkan perawatan.
2.4 Jenis-jenis terapi modalitas
1. Terapi Aktivitas Kelompok
a. Pengertian
terapi kelompok adalah terapi psikologis yang dialakukan secra kelompok
untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal
(Yosep,2008).
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu bentuk psikoterapi yang
kegiatannya diikuti oleh beberapa pasien yang mempunyai masalah yang
sama atau sejenis dan dipandu oleh satu atau lebih terapis pada saat yang
sama dengan cara berdiskusi satu sama lain. (Susana,2011)
menurut Depkes RI terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu upaya
untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah pasien pada waktu
yang sama untukm memantau dan meningkatkan hubungan antar anggota
(Prabowo,2014).
b. Kerangka teoritis Terapi Aktivitas Kelompok
1) Model lokal konflik
8
Model Terapi Aktivitas Kelompok ini pimpinan kelompok harus
memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada anggota untuk
mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan perasaaan untuk
penyelesaian masalah atau konflik.
2) Model komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan
komunikasi teraupetik. Dengan model ini leader memfasilitasi
komunikasi efektif yang bertujuan untuk membantu meningkatkan
keterampilan intepersonal dan sosial anggota kelompok.
3) Model interpersonal
Pada model ini terapis bekerja sama dengan individu dan kelompok.
Anggota kelompok dapat belajar dari interaksi antar anggota dan
terapis. Melalui kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku sosial
yang efektif dipelajari.
4) Model psikodrama
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting
sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang pernah
terjadi sebelumnya. Anggota memainkan peran sesuai dengan yang
pernah dialami. (Direja,2011)
c. Jenis/macam Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok terdiri dari empat jenis purwaningsih (2010).
1) Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi/kognitif
Merupakan terapi yang bertujuan untuk membantu pasien menstimulasi
persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta
mengurangi perilaku maladaptif.
2) Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
Merupakan terapi aktivitas yang digunakan untuk menstimulasi pada
sensasi pasien, kemudian diobservasi reaksi sensori pasien berupa
ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka dan
9
ucapan. Terapi aktivitas ini untuk menstimulasi sensori pasien yang
mengalami kemunduran fungsi sensoris.
3) Terapi aktivitas kelompok orientasi realita
Merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengorientasikan pasien
terhadap situasi nyata. Biasanya dilakukan pada kelompok yang
mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat.
Pasien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar pasien yaitu
diri sendiri, orang lain yang dekat dengan pasien, lingkungan yang
pernah mempunyai hubungan dengan pasien dan waktu saat ini maupun
yang lalu.
4) Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Merupakan terapi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
pasien dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam
lingkungan sosial. Pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan
individu yang ada disekitar pasien.
10
d) Mengekspresikan perasaan
3. Terapi aktivitas kelompok orientasi realita
a) Pasien mampua mengidentifikasi stimulus internal dan eksternal
b) Pasien dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan
c) Pembicaraan pasien sesuai realita
4. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
a) Pasien mampu meningkatkan hubungan interpersonal
b) Pasien dapat memberi tanggapan terhadap orang lain
c) Pasien dapat mengungkapkan idenya dan saling bertukar persepsi
dengan orang lain
d) Pasien menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan
e. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok
Menurut Purwaningsih (2010) Terapi Aktivitas Kelompok mempunyai
beberapa manfaat:
1. Umum
- meningkatkankemampuan uji realitas (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan baik dengan atau dari orang lain
- melakukan sosialisasi
- membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif
2. Khusus
- Meningkatkan identitas diri
- Menyalurkan emosi secara konstruktif
- Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial
3. Rehabilitasi
- Meningkatkan keterampilan ekspresi diri
- Meningkatkan kemampuan sosial
- Meningkatkan kemampuan empati
- Meningkatkan kemampuan/pengetahuan pemecahan masalah
f. Tahapan dalamTerapi Aktivitas Kelompok
11
Fase-fase dalam terapi aktivitas kelompok menurut purwaningsih (2010)
adalah sebagai berikut:
1) Pre kelompok
Pada fase ini dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan siapa yang
menjadi leader, anggota, tempat dan waktu kegiatan kelompok
dilaksanakan serta proposal lengkap dengan media apa saja yang
digunakan beserta dana yang dibutuhkan.
2) Fase awal
Pada fase awal ini ada tiga tahapan yang tejadi yaitu:
a) Orientasi yaitu anggota mulai mengembangkan sistem sosial masing-
masing, leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil
kontrak dengan anggota.
b) Konflik merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota
mulai memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana
peran anggota, tugas anggotanya dan saling ketergantungan yang
akan tejadi.
c) Kebersamaan yaitu anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi
masalah dan anggota mulai menemukan siapa dirinya.
3) Fase kerja
Pada fase ini kelompok sudah menjadi sebuah tim, pada fase ini akan
terjadi:
a) Fase yang menyenangkan bagi leader dan anggotannya
b) Perasaan positif dan negatif dapat dikoreksi dengan hubungan saling
percaya yang telah terbina
c) Semua anggota bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati
d) Tanggung jawab setiap anggota sama, kecemasan menurun,
kelompok lebih stabil dan realistis
e) Kelompok mulai mengeksplorasi lebih jauh sesuai dengan tujuan dan
tugas kelompok dalam menyelesaikan tugasnya.
12
f) Fase ini ditandai dengan penyelesaian masalah yang kreatif
4) Fase terminasi
Ada 2 jenis teminasi, yaitu terminasi akhir dan terminasi sementara.
Anggota kelompok mungkin akan mengalami terminasi premature,
sukses atau tidak sukses. Terminasi dapat menyebabkan
kecemasa,regresi atau kecewa. Untuk hal itu terapis perlu mengevaluasi
kegiatan dan menujukkan sikap betapa bermaknnya kegiatan tersebut,
menganjurkan anggota untuk memberi umpan balik pada tiap anggota.
Akhir terapi aktivitas kelompok harus dievaluasi, bisa melalui pre atau
post test.
g. Peran perawat dalam terapi aktivitas kelompok
Peran perawat dalam memberikan terapi aktivitas kelompok menurut
purwaningsih (2010) sebagai berikut:
1) Tugas sebagai leader dan co leader
Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi
dalam kelompok,membantu kelomopok untuk menyadari
dinamisnyakelomok, menjadi motivator, membantu kelompok
menetapkan tujuan dan membuat peraturan serta memimpin dan
mengarahkan jalannya terapi aktivitas kelompok.
2) Tugas sebagai fasilitator
Perawat sebagai fasilitator adalah perawat harus ikut serta dalam
kegiatan kelompok sebagai anggota kelompok dengan tujuan
memberikan stimulus pada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti
jalannya kegiatan terapi aktivitas kelompok.
3) Tugas sebagai observer
Tugas seorang observer adalah mengamati serta mencatat respon pasien,
mengamati jalannya proses terapi aktivitas kelompok dan menangani
anggota kelompok yang drop out.
2. Terapi keluarga
a. Pengertian
13
Terapi keluarga adalah pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu
dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada
proses interpersonal.Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan
tujuan membina komunikasi secara terbuka dan interaksi keluarga secara
sehat (Nasir dan Muhits, 2011).
Terapi keluarga merupakan salah satu bentuk psikoterapi kelompok yang
berdasarkan pada kenyataan bahwa manusia adalah mahluk sosial dan bukan
suatu mahluk yang terisolir.
b. Kerangka teoritis Terapi keluarga
1. Model struktural (Minuchin)
Model ini dikembangkan oleh Minuchin, konsepnya adalh keluarga
adalah suatu sistem sosiokultural terbuka sebagai sarana dalam
memenuhi kebutuhan adaptasi. Fungsi keluarga berkurang apabila
kebutuhan individu dan anggota lainnya dijumpai maladaptive dan tidak
bisa saling menyesuaikan. Fokus terapinya adalah perubahan adaptasi
dari maladaptif menjadi adaptif untuk memudahkan perkembangan
keluarga. Usaha terapi meliputi hubungan keluarga, evaluasi struktur
dasar keluarga, kemampuan dan upaya seluruh anggota keluarga untuk
saling menerima perbedaan dan saling memahami karakter.
2. Model terapi Bowenian
Bowenian mempunyai pandangan bahwa keluarga adalah suatu sistem
yang terdiri dari berbagai subsistem, seperti pernikahan, orang tua-anak
& saudara kandung (sibling) dimana setiap subsistem tersebut dibagi
kedalam subsistem individu dan jika terjadi gangguan pada salah satu
subsistemnya maka akan menyebabkan perubahan pada bagian lainnya
bahkan bisa sampai ke suprasistem keluarga tersebut yaitu masyarakat.
c. Tujuan :
1) Menurunkan konflik kecemasan keluarga.
2) Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing
anggota keluarga.
14
3) Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
4) Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
5) Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar
anggota keluarga
6) Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat
perkembangan anggota keluarga
d. Manfaat terapi keluarga :
1) Klien
1. Mempercepat proses penyembuhan
2. Memperbaiki hubungan interpersonal.
3. Menurunkan angka kekambuhan
2) Keluarga
1. Memperbaiki fungsi & struktur keluarga
2. Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap klien sehingga
lebih dapat . menerima, toleran & menghargai klien sebagai
manusia
3. Keluarga dapat meningkatkan kemampuan dalam membantu klien
dalam proses rehabilitasi
e. Peran Perawat Dalam Terapi Keluarga
Untuk peran perawat sendiri dalam terapi keluarga adalah melakukan asuhan
keperawatan yang relevan dimana untuk perawat yang tidak memiliki
sertifikasi dalam melaksanakan terapi adalah memberikan psiko edukasi pada
keluarga sedangkan bagi yang memiliki sertifikasi adalah memberikan terapi
sesuai dengan kondisi pasien. Sementara itu, menurut Newman intervensi
yang dilakuakn perawat mencakup intervensi primer dan tersier yaitu :
1) Mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota
keluarga.
2) Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien
untuk mencapai tujuan dan usaha untuk berubah
3) Mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan
15
4) Memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psiko edukasi,dll
f. Peran Keluarga Dalam Terapi keluarga
1. Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat bahaya
terhadap diri klien dan aktivitasnya.
2. Tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka.
3. Membantu anggota bagaimana memandang orang lain.
4. Tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah dipahami klien.
5. Membangun self esteem.
6. Menurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk interaksi.
7. Menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang sistematis.
8. Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab
3.Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah terapi yang didasarkan pada alasan teoritis dasar
dimana efek dan perilaku individual adalah sangat ditentukan oleh cara dimana ia
menyusun dunia, penyusunan dunia seseorang didasarkan pada kognisi (ide
verbal atau gambaran yang ada bagi alam sadar) yang didasarkan pada asumsi
(skema yang dikembangkan dari pengalaman sebelumnya) (pencipta: Aaron
Beck). Synopsis Psikiatri: 434
16
salah satu memodifikasi perilaku adalah dengan mengubah pola berfikir dan
keyakinan tersebut. Fokus asuhan adalah membantu klien untuk reevaluasi ide,
nilai yang diyakini, harapan-harapan, dan kemudian dilanjutkan dengan
menyusun perubahan kognitif.
17
Dengan berperan sebagai guru, ahli terapi membantu klien menguji
keabsahan pikiran otomatis. Tujuannya adalah untuk mendorong klien
menolak pikiran otomatis yang tidak akurat atau berlebih setelah pemeriksaan
yang cermat. Kebanyakan klien sering menyalahkan dirinya sendiri untuk hal
- hal yang buruk yang mungkin memang ada diluar kendali mereka. Ahli
terapi bersama sama dengan klien meninjau situasi keseluruhan dan
menciptakan penjelasan alternatif untuk menghubungkan kembali penyebab
masalah yang terjadi.
4. Terapi individual
18
hubungan ini terjadi perubahan tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan di awal hubungan.
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi
perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif.
Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik.
Bentuknya adalah memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku
dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.
6. Terapi perilaku
Anggapan dasar dari terapi perilaku adalah kenyataan bahwa perilaku timbul
akibat proses pembelajaran. Perilaku sehat oleh karenanya dapat dipelajari dan
disubstitusi dari perilaku yang tidak sehat. Teknik dasar yang digunakan dalam
terapi jenis ini adalah:
1) Role model
2) Kondisioning operan
3) Desensitisasi sistematis
4) Pengendalian diri
5) Terapi aversi atau releks kondisi
7. Terapi bermain
Terapi bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-anak akan
dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada dengan ekspresi
verbal. Dengan bermain perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan, status
emosional anak, hipotesa diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk
mengatasi masalah anak tersebut.
19
Merupakan jenis terapi yang memfokuskan penyembuhan klien dengan
menggunakan bantuan obat-obatan yang berfungsi sebagai anti depressan.
9. Terapi Biologis
a. Pengertian Terapi Biologis
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
Terapi aktivatas kelompok dan terapi keluarga merupaka terapi modalitas yang
melihat masalah dalam konteks lingkungan dan keluarga. Terapi aktivitas
kelompok adalah suatu bentuk psikoterapi yang kegiatannya diikuti oleh beberapa
pasien yang mempunyai masalah yang sama atau sejenis dan dipandu oleh satu
atau lebih terapis pada saat yang sama dengan cara berdiskusi satu sama lain
sedangkan Terapi keluarga adalah pendekatan terapeutik yang melihat masalah
individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitikberatkan pada
proses interpersonal.
3.2 Saran
Bagi petugas kesehatan, dalam pemberian asuhan keperawatan untuk pasien
dengan gangguan kejiwaan salah satu cara paling efektif yaitu diberikan terapi
keluarga maupun terapi aktivitas kelompok karena terapi tersebut. Namun
sebelum dilakukan terapi tersebut perawat perlu mempelajari konsep dan teori
terapi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman Surya. (2011). Buku Ajar : Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika
22
Nasir, Abdul Dan Abdul Muhith. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa:
Pengantar Dan Teori. Jakarta: Salemba Medika
23
Notulen Kelompok 4
Anggota :
Ratih Nofriani
Revita Sari
Shafira Izzati
Pertanyaan :
24
“Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya. Anggota
memainkan peran sesuai dengan yang pernah dialami. (Direja,2011)”
Fitri Aulia : Bagaimana cara keluarga membangun self esteem dalam terapi
keluarga?
Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk
mencapai tujuan dan usaha untuuk berubah. Perawat menyakinkan bahwa anggota
keluarga klien mampu memecahkan masalah yang dihadapi anggota keluarganya.
25
Yuliza Novita : Apa yang menjadi indikasi pada terapi modalitas ?
“Yang menjadi indikasi dari terapi modalitas adalah pasien gangguan jiwa, tetapi
pasien gangguan jiwa yang sudah tenang, karna jika pasien gangguan jiwa seperti
(Perilaku kekerasan, isolasi sosial, resiko bunuh diri, halusinasi, dll) tidak bisa
menjalani terapi modalitas. (Dijawab oleh : Ratih Nofriani)”
Febiyoza Wulandari : Apa perbedaan dan penerapan pada model structural dan
boelien?
26