Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN JIWA

“ Terapi Aktivitas Kelompok ”

Kelompok 5

Sri Putri Jannah B (183110274)

Tasya Aulia Putri (183110275)

Tricia Andeska Putri (183110276)

Weri Widiyanto (183110277)

Yanandra Febiola (183110278)

Yuliza Novita (183110280)

Dosen Pembimbing :

Renidayati,SKp.M.Kep Sp.Jiwa

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

Tahun Ajaran 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan anugerah kepada
penulis untuk dapat menulis makalah yang berjudul “ Terapi Aktivitas Kelompok ”.

Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media cetak media elektronik berupa
internet. Ucapan terimakasih kepada penulis yang telah menyusun makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah
pengetahuan dan wawasan. Penulis sadar makalah ini belum sempurna, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.

Padang, 10 Februari 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................
DAFTAR ISI…………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................
I.2 Rumusan Masalah................................................................
I.3 Tujuan .................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Teraoi Aktivitas Kelompok .................................................
2.2 Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok............................................
2.3 Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok........................................
2.4 Faktor yang mempengaruhi Terapi aktivitas Kelompok........
2.5 Dampak Teraupetik Dari Kelompok.......................................
2.6 Indikasi Dan Kontraindikasi TAK.........................................
2.7 Komponen Kelompok...................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ……………………………………………….
3.2 Saran ………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi dan sosial yang terlihat
dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri
yang positif, dan kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan oleh perorangan,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat yang
didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain seperti keluarga dan lingkungan
sosial. Lingkungan tersebut selain menunjang upaya kesehatan jiwa juga merupakan stressor
yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa seseorang, pada tingkat tertentu dapat menyebabkan
seseorang jatuh dalam kondisi gangguan jiwa (Videbeck, 2008).
Meningkatnya pasien dengan gangguan jiwa ini disebabkan banyak hal. Kondisi lingkungan
sosial yang semakin keras diperkirakan menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah
masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan. Apalagi untuk individu yang rentan terhadap
kondisi lingkungan dengan tingkat kemiskinan terlalu menekan.
Penatalaksanaan keperawatan klien dengan gangguan jiwa adalah pemberian terapi
modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas Kelompok (TAK). Terapi aktivitas
kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien
yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2004).
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu
tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu fokus terapi adalah membuat sadar
diri (self-awareness). Peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
Kelompok adalah suatu system social yang khas yang dapat didefinisikan dan dipelajari.
Sebuah kelompok terdiri dari individu yang saling berinteraksi, interelasi, interdependensi dan
saling membagikan norma social yang sama (Stuart & Sundeen, 1998).

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi dari Terapi Aktivitas Kelompok ?


2. Apa Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok?
3. Apa saja Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok?
4. Apa Faktor yang mempengaruhi Terapi aktivitas Kelompok ?
5. Bagaimana Dampak Teraupetik Dari Kelompok ?

6. Apa Indikasi Dan Kontraindikasi TAK ?

7. Apa saja Komponen Kelompok ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi dari Terapi Aktivitas Kelompok
2. Untuk Mengetahui Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
3. Untuk Mengetahui Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok
4. Untuk Mengetahui Faktor yang mempengaruhi Terapi aktivitas Kelompok
5. Untuk Mengetahui Dampak Teraupetik Dari Kelompok
6. Untuk Mengetahui Indikasi Dan Kontraindikasi TAK ?

7. Untuk Mengetahui Komponen Kelompok ?

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001 dikutip
dari Cyber Nurse, 2009). Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin
atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih
(Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep,
2007). Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2008).

B. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok


1. Mengembangkan stimulasi kognitif.
Tipe: biblioterapy.
Aktivitas: menggunakan artikel, sajak,puisi, buku, surat kabar untuk merangsang
dan mengembangkan hubungan dengan orang lain.
2. Mengembangkan stimulasi sensori
Tipe: music, seni, menari.
Aktivitas: menyediakan kegiatan, mengekspresikan perasaan.
Tipe: relaksasi
Aktivitas: belajar teknik relaksasi dengan cara napas dalam, relaksasi otot, dan
imajinasi.
3. Mengembangkan orientasi realitas
Tipe: kelompok orientasi realitas, kelompok validasi.
Aktivitas: focus pada orientasi waktu,tempat dan orang, benar, salah bantu
memenuhi kebutuhan.
4. Mengembangkan sosialisasi
Tipe: kelompok remitivasi
Aktivitas: mengorientasikan klien yang menarik diri, regresi
Tipe: kelompok mengingatkan
Aktivitas: focus pada mengingatkan untuk menetapkan arti positif.
Secara umum tujuan kelompok adalah :
1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman.

2. Memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain

3. Merupakan proses menerima umpan balik

C. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok


Secara umum manfaat terapi aktivitas kelompok adalah :
1. Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan
umpan balik dengan atau dari orang lain.
2. Melakukan sosialisasi.
3. Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
Secara khusus manfaatnya adalah :

1. meningkatkan identitas diri.

2. menyalurkan emosi secara konstruktif.

3. meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social.

Di samping itu manfaat rehabilitasinya adalah :

1. Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.

2. Meningkatkan keterampilan sosial.

3. Meningkatkan kemampuan empati.

4. Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.

D. Faktor yang mempengaruhi Terapi aktivitas Kelompok


1. Perawat

Perawat berperan sebagai tim terapis dalam TAK selama proses TAK
berlangsung, perawat perlu untuk memberikan support pada klien agar mau aktif
dalam kegiatan. Dan memberikan pujian untuk setiap keberhasilan yang dilakukan
klien.

2. Keluarga

Dukungan dari keluarga bagi anggota keluarganya yang sedang dirawat sangat
diperlukan agar pasien merasa dirinya dihargai dan dibutuhkan. Dan dukungan dari
keluarga ini juga dapat membantu klien untuk mau mengikuti TAK

3. Lingkungan

Dibutuhkan suasana yang kondusifdan nyaman, serta tidak dekat dengan


keramaian, agar saat TAK diberikan klien dapat fokus terhadap kegiatan yang dilakukan.

4. Anggota Kelompok

Hubungan antara anggota kelompok yang satu dengan anggota yang lain perlu
dijalin secara akrab. Perawat perlu memfasilitasi agar keakraban antar anggota
kelompok dapat terjalin dengan baik.

5. Obat

Setiap pasien gangguan jiwa membutuhkan pengobatan yang teratur agar pasien
berada dalam keadaan tenang dan dapat diarahkan dalam jadwal kegiatan harian.

E. Dampak Teraupetik Dari Kelompok

Terjadinya interaksi yang diharapkan dalam aktivitas kelompok dapat


memberikan dampak yang bermanfaat bagi komponen yang terlibat. Yalom (1985) dalam
tulisannya mengenai terapi kelompok telah melaporkan 11 kasus yang terlibat dalam efek
terapeutik dari kelompok. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Universalitas, klien mulai menyadari bahwa bukan ia sendiri yang mempunyai


masalah dan bahwa perjuangannya adalah dengan membagi atau setidaknya dapat
dimengerti oleh orang lain.
b. Menanamkan harapan, sebagian diperantarai dengan menemukan yang lain yang
telah dapat maju dengan masalahnya, dan dengan dukungan emosional yang
diberikan oleh kelompok lainnya.

c. Menanamkan harapan, dapat dialami karena anggota memberikan dukungan satu


sama lain dan menyumbangkan ide mereka, bukan hanya menerima ide dari yang
lainnya.

d. Mungkin terdapat rekapitulasi korektif dari keluarga primer yang untuk kebanyakan
klien merupakan suatu masalah atau persoalan. Baik terapis maupun anggota
lainnya dapat jadi resepien reaksi tranferensi yang kemudian dapat dilakukan.

e. Pengembangan keterampilan sosial lebih jauh dan kemampuan untuk


menghubungkan dengan yang lainnya merupakan kemungkinan. Klien dapat
memperoleh umpan balik dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan melatih
cara baru berinteraksi.

f. Pemasukan informasi, dapat dapat berkisar dari memberikan informasi tentang


ganguan seseorang terhadap umpan balik langsung tentang perilaku orang dan
pengaruhnya terhadap anggota kelompok lainnya.

g. Identifikasi, prilaku tiruan (imitative) dan modeling dapat dihasilkan dari terapis
atau anggota lainnya memberikan model peran yang baik.

h. Kekohesifan kelompok dan pemilikan dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan


seseorang. Bila terapi kelompok menimbulkan berkembangnya rasa kesatuan dan
persatuan memberi pengaruh kuat dan memberi perasaan memiliki dan menerima
yang dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan seseorang.

i. Pengalaman antar pribadi mencakup pentingnya belajar berhubungan antar pribadi,


bagaimana memperoleh hubungan yang lebih baik, dan mempunyai pengalaman
memperbaiki hubungan menjadi lebih baik.

j. Atarsis dan pembagian emosi yang kuat tidak hanya membantu mengurangi
ketegangan emosi tetapi juga menguatkan perasaan kedekatan dalam kelompok
k. Pembagian eksisitensial memberikan masukan untuk mengakui keterbatasan
seseorang, keterbatasan lainnya, tanggung jawab terhadap diri seseorang.

F. Indikasi Dan Kontraindikasi TAK

Adapun indikasi dan kontra indikasi terapi aktivitas kelompok (Depkes RI (1997)
adalah :

a. Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktifitas


kelompok kecuali mereka yang : psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistic,
delusi tak terkontrol, mudah bosan.

b. Ada berbagai persyaratan bagi klien untuk bisa mengikuti terapi aktifitas
kelompok antara lain : sudah ada observasi dan diagnosis yang jelas, sudah tidak
terlalu gelisah, agresif dan inkoheren dan wahamnya tidak terlalu berat, sehingga
bisa kooperatif dan tidak mengganggu terapi aktifitas kelompok.

c. Untuk pelaksanaan terapi aktifitas kelompok di rumah sakit jiwa di upayakan


pertimbangan tertentu seperti : tidak terlalu ketat dalam tehnik terapi, diagnosis
klien dapat bersifat heterogen, tingkat kemampuan berpikir dan pemahaman
relatif setara, sebisa mungkin pengelompokan berdasarkan masalah yang sama.

G. Komponen Kelompok

Kelompok terdiri dari (Kelliat, 2005) :

a. Struktur kelompok.

Struktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan


keputusan an hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga
stabilitas dan membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur dalam
kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu
oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara bersama.

b. Besar kelompok.
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya
berkisar antara 5-12 orang. Jika angota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua
anggota mendapat kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan
pengalamannya. Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi informasi dan interaksi yang
terjadi (Kelliat, 2005).

c. Lamanya sesi.

Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah
dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi. Banyaknya sesi bergantung pada
tujuan kelompok, dapat satu kali/dua kali perminggu, atau dapat direncanakan sesuai
dengan kebutuhan (Kelliat, 2005).

H. Proses Terapi Aktivitas Kelompok

Proses terapi aktifitas kelompok pada dasarnya lebih kompleks dari pada terapi
individual, oleh karena itu untuk memimpinnya memerlukan pengalaman dalam
psikoterapi individual. Dalam kelompok terapis akan kehilangan sebagian otoritasnya dan
menyerahkan kepada kelompok.

Terapis sebaiknya mengawali dengan mengusahakan terciptanya suasana yang


tingkat kecemasannya sesuai, sehingga klien terdorong untuik membuka diri dan tidak
menimbulkan atau mengembalikan mekanisme pertahanan diri. Setiap permulaan dari
suatu terapi aktifitas kelompok yang baru merupakan saat yang kritis karena prosedurnya
merupakan sesuatu yang belum pernah dialami oleh anggota kelompok dan mereka
dihadapkan dengan orang lain.

Setelah klien berkumpul, mereka duduk melingkar, terapis memulai dengan


memperkenalkan diri terlebih dahulu dan kemudian mempersilakan anggota untuk
memperkenalkan diri secara bergilir, bila ada anggota yang tidak mampu maka terapis
memperkenalkannya. Terapis kemudian menjelaskan maksud dan tujuan serta prosedur
terapi kelompok dan juga masalah yang akan dibicarakan dalam kelompok. Topik atau
masalah dapat ditentukan oleh terapis atau usul klien. Ditetapkan bahwa anggota bebas
membicarakan apa saja, bebas mengkritik siapa saja termasuk terapis. Terapis sebaiknya
bersifat moderat dan menghindarkan kata-kata yang dapat diartikan sebagai perintah.

Dalam prosesnya kalau terjadi bloking, terapis dapat membiarkan sementara.


Bloking yang terlalu lama dapat menimbulkan kecemasan yang meningkat oleh
karenanya terapis perlu mencarikan jalan keluar. Dari keadaan ini mungkin ada indikasi
bahwa ada beberapa klien masih perlu mengikuti terapi individual. Bisa juga terapis
merangsang anggota yang banyak bicara agar mengajak temannya yang kurang banyak
bicara.

Kalau terjadi kekacauan, anggota yang menimbulkan terjadinya kekacauan


dikeluarkan dan terapi aktifitas kelompok berjalan terus dengan memberikan penjelasan
kepada semua anggota kelompok. Setiap komentar atau permintaan yang datang dari
anggota diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan di tanggapi dengan sungguh-
sungguh. Terapis bukanlah guru, penasehat atau bukan pula wasit. Terapis lebih banyak
pasif. Terapis hendaknya menyadari bahwa tidak menghadapi individu dalam suatu
kelompok tetapi menghadapi kelompok yang terdiri dari individu - individu.

Diakhir terapi aktifitas kelompok, terapis menyimpulkan secara singkat


pembicaraan yang telah berlangsung / permasalahan dan solusi yang mungkin dilakukan.
Dilanjutkan kemudian dengan membuat perjanjian pada anggota untuk pertemuan
berikutnya. (Kelliat, 2005).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok adalah aktivitas membantu anggotanya untuk identitas
hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku yang maladaptive (Stuart &
Sundeen, 1998).
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagi terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan
(Kelliat, 2005).
Depkes RI (1997) mengemukakan tujuan terapi aktivitas kelompok secara rinci
sebagai berikut:
1. Tujuan umum
a) Meningkatkan kemampuan menguji.
b) Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk berkumpul,
berkomunikasi dengan orang lain, saling memperhatikan memberikan tanggapan
terhadap pandapat maupun perasaan ortang lain.
c) Meningkatkan kesadaran hubungan antar reaksi emosional diri sendiri dengan
prilaku defensif.
d) Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti fungsi
kognitif dan afektif.
2. Tujuan khusus
a) Meningkatkan identifikasi diri.
b) Penyaluran emosi.
c) Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Anna Keliat (2011) terapi aktivitas kelompok. Edited by M. Ester. EGC. Anna Keliat, B. (2014)
Terapi Aktivitas Kelompok. Edited by B. Angelina. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Purwaningsih, Wahyu & Karlina Ina.2010. Asuhan Keperawatan Jiwa.Jogjakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai

  • Statistik Univariat
    Statistik Univariat
    Dokumen9 halaman
    Statistik Univariat
    septri annisa azmi
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4 Terapi Modalitas
    Kelompok 4 Terapi Modalitas
    Dokumen26 halaman
    Kelompok 4 Terapi Modalitas
    septri annisa azmi
    Belum ada peringkat
  • PSIKOFARMAKA
    PSIKOFARMAKA
    Dokumen15 halaman
    PSIKOFARMAKA
    septri annisa azmi
    100% (1)
  • CTG
    CTG
    Dokumen37 halaman
    CTG
    septri annisa azmi
    Belum ada peringkat
  • Debat
    Debat
    Dokumen3 halaman
    Debat
    septri annisa azmi
    Belum ada peringkat
  • Anti Korupsi
    Anti Korupsi
    Dokumen38 halaman
    Anti Korupsi
    septri annisa azmi
    Belum ada peringkat
  • Skenario Pbak
    Skenario Pbak
    Dokumen6 halaman
    Skenario Pbak
    septri annisa azmi
    Belum ada peringkat