Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

TERAPI MODALITAS

Disusun Oleh :
1. Dinda Wulandari (C2016038)
2. Dini Nurul Fatikhah (C2016039)
3. Diyas Pangestu Cahyaningrum (C2016041)
4. Doni Saputro (C2016042)
5. Dwi Jumiati (C2016043)
6. Dwi Yayuk Lestari (C2016044)
7. Eggina Safitri (C2016045)

STIKES ‘AISYIYAH SURAKARTA


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit
dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama ini dikenali
meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural. Dalam konsep
stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptive dikostrukkan sebagai tahapan mulai adanya factor
predisposisi, factor presipitasi dalam bentuk stressor pencetus, kemampuan penilaian terhadap
stressor, sumber koping yang dimiliki, dan bagaimana mekanisme koping yang dipilih oleh
seorang individu. Dari sini kemudian baru menentukan apakah perilaku individu tersebut adaptif
atau maladaptive.

Banyak ahli dalam kesehatan jiwa memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap apa yang
dimaksud gangguan jiwa dan bagaimana gangguan perilaku terjadi. Perbedaan pandangan tersebut
tertuang dalam bentuk model konseptual kesehatan jiwa. Pandangan model psikoanalisa berbeda
dengan pandangan model social, model perilaku, model eksistensial, model medical, berbeda pula
dengan model stress – adaptasi. Masing-masing model memiliki pendekatan unik dalam terapi
gangguan jiwa termasuk terapi modalitas. Terapi modalitas sendiri mempunyai teknik dan jenis
sendiri dalam menangani pasien jiwa yang dari kami mahasiswa belum mengetahui dengan baik,
oleh karena itu kami membuat makalah ini dengan tujuan mengetahui lebih dalam tentang apa itu
terapi modalitas dan dapat membagikan ilmu tentang terapi modalitas kepada teman-teman juga.

1.2 Tujuan
1.2.2 Tujuan Umum
Mengetahui tentang apa itu terapi modalitas
1.2.3 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari terapi modalitas
b. Untuk mengetahui prinsip pelaksanaan terapi modalitas
c. Untuk mengetahui dasar pemberian terapi modalitas
d. Untuk mengetahui tujuan dari terapi modalitas
e. Untuk mengetahui peran perawat dalam terapi modalitas
f. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi modalitas dalam keperawatan jiwa
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. 1 Pengertian
Terapi modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini diberikan dalam
upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif
( Prabowo, 2014).
Terapi modalitas keperawatan jiwa merupakan bentuk terapi non-farmakologis yang
dilakukan untuk memperbaiki dan mempertahankan sikap klien agar mampu bertahan dan
bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar dengan harapan klien dapat terus bekerja
dan tetap berhubungan dengan keluarga, teman, dan sistem pendukung yang ada ketika
menjalani terapi (Nasir dan Muhits, 2011).

2.2 Prinsip Pelaksanaan


Perawat sebagai terapis mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi
atau penyembuhan (Nasir dan Muhits, 2011).

2.3 Dasar Pemberian Terapi Modalitas


a. Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian atau perilaku manusia
b. Tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan dan dibina ke arah kondisi yang mengandung
reaksi (respon yang baru)
c. Tingkah laku manusia selalu mengindahkan ada atau tidak adanya faktor-faktor yang
sifatnya menimbulkan tekanan sosial pada individu sehingga reaksi indvidu tersebut dapat
diprediksi (reward dan punishment)
d. Sikap dan tekanan sosial dalam kelompok sangat penting dalam menunjuang dan
menghambat perilaku individu dalam kelompok sosial
e. Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik mental emosional dan sosial ke arah
keutuhan pribadi yang dilakukan secara holistik
(Direja, 2011)
2.4 Tujuan Terapi Modalitas
Tujuan dilaksanakannya terapi modalitas dalam keperawatan jiwa adalah:
1. Menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku pasien
2. Mengurangi gejala gangguan jiwa
3. Memperlambat kemunduran
4. Membantu adaptasi terhadap situasi sekarang
5. Membantu keluarga dan orang-orang yang berarti
6. Mempengaruhi keterampilan merawat diri sendiri
7. Meningkatkan aktivitas
8. Meningkatkan kemandirian (Prabowo,2014).

2.5 Peran Perawat Dalam Terapi Modalitas


Secara umum peran perawat dalam pelaksanaan terapi modalitas bertindak sebagai leader,
fasilitator, evaluator dan motivator ( Nasir dan Muhits, 2011). Tindakan tersebut meliputi:
1. Mendidik dan mengorientasi kembali seluruh anggota keluarga, misalnya perawat
menjelaskan mengapa komunikasi itu penting, apa visi seluruh keluarga, kesamaan harapan
apa yang dimiliki semua anggota keluarga.
2. Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk mencapai
tujuan dan usaha untuuk berubah. Perawat menyakinkan bahwa anggota keluarga klien
mampu memecahkan masalah yang dihadapi anggota keluarganya.
3. Mengkoodinasi dan mengintegrasi sumber pelayanan kesehatan. Perawat menunjukkan
institusi kesehatan mana yang harusbekerja sama dengan keluarga dan siapa yang bisa
diajak konsultasi
4. Memberi pelayanan prevensi primer, sekunder dan tersier melalui penyuluhan, perawatan
dirumah, pendidikan dan sebagainnya. Bila ada anggota keluarga yang kurang memahami
perilaku sehat didiskusikan atau bila ada keluarga yang membutuhkan perawatan.
2.6 Jenis Terapi Modalitas
Menurut Susana & Hendarsih, 2011 jenis terapi modalitas dibagi menjadi 8 yaitu:
a. Terapi Individual
Terapi individual adalah penanganan klien gangguan jiwa dengan pendekatan hubungan
individual antara seorang terapis dengan seorang klien. Suatu hubungan yang terstruktur
yang terjalin antara perawat dan klien untuk mengubah perilaku klien. Hubungan yang
dijalin adalah hubungan yang disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan
sistematis (terstruktur) sehingga melalui hubungan ini terjadi perubahan tingkah laku klien
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal hubungan.
Hubungan terstruktur dalam terapi individual bertujuan agar klien mampu menyelesaikan
konflik yang dialaminya. Selain itu klien juga diharapkan mampu meredakan penderitaan
(distress) emosional, serta mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya.
Tahapan hubungan dalam terapi individual meliputi:
a) Tahapan orientasi
b) Tahapan kerja
c) Tahapan terminasi

b. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi perubahan
perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif. Perawat
menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik. Bentuknya adalah
memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan pada
nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.
Perawat mendorong komunikasi dan pembuatan keputusan, meningkatkan harga diri,
belajar ketrampilan dan perilaku baru yang bertujuan untuk memampukan klien dapat
hidup di luar lembaga yang diciptakan melalui belajar kompetensi yang diperlukan untuk
beralih dari rumah sakit ke komunitas.
c. Terapi Biologis
Penerapan terapi biologis atau terapi somatic didasarkan pada model medikal di mana
gangguan jiwa dipandang sebagai penyakit. Ini berbeda dengan model konsep yang lain
yang memandang bahwa gangguan jiwa murni adalah gangguan pada jiwa semata, tidak
mempertimbangkan adanya kelaianan patofisiologis. Tekanan model medikal adalah
pengkajian spesifik dan pengelompokkasn gejala dalam sindroma spesifik. Perilaku
abnormal dipercaya akibat adanya perubahan biokimiawi tertentu.
Ada beberapa jenis terapi somatik gangguan jiwa meliputi:
a) pemberian obat (medikasi psikofarmaka)
b) intervensi nutrisi,electro convulsive therapy (ECT)
c) foto terapi
d) dan bedah otak.
Beberapa terapi yang sampai sekarang tetap diterapkan dalam pelayanan kesehatan
jiwa meliputi medikasi psikoaktif dan ECT.

d. Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi
perasaan dan perilaku klien. Proses yang diterapkan adalah membantu mempertimbangkan
stressor dan kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi pola berfikir dan keyakinan
yang tidak akurat tentang stressor tersebut.
Tujuan Terapi Kognitif
a) Mengembangkan pola pikir yang rasional
b) Menggunakan pengetesan realita
c) Membantu perilaku dengan pesan internal
Intervensi:
a) Mengajar substitusi pikiran
b) Penyelesaian masalah
c) Memodifikasi percakapan diri negatif
d) Pelaksanaan terapi kognitif
e) Mengajarkan untuk mensudtitusikan pikiran pasien, belajar menyelesaikan masalah dan
memodifikasi percakapan diri negatif.
e. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit
penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu
melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang
mengalami disfungsi; tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh
anggotanya.
Proses terapi keluarga meliputi tiga tahapan yaitu fase 1 (perjanjian), fase 2 (kerja), fase 3
(terminasi).

f. Terapi Kelompok
Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada klien yang dibentuk dalam kelompok, suatu
pendekatan perubahan perilaku melalui media kelompok. Dalam terapi kelompok perawat
berinteraksi dengan sekelompok klien secara teratur. Tujuannya adalah meningkatkan
kesadaran diri klien, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengubah perilaku
maladaptif. Tahapannya meliputi: tahap permulaan, fase kerja, diakhiri tahap terminasi.

g. Terapi Perilaku
Anggapan dasar dari terapi perilaku adalah kenyataan bahwa perilaku timbul akibat proses
pembelajaran. Perilaku sehat oleh karenanya dapat dipelajari dan disubstitusi dari perilaku
yang tidak sehat. Teknik dasar yang digunakan dalam terapi jenis ini adalah:
a) Role model
b) Kondisioning operan
c) Desensitisasi sistematis
d) Pengendalian diri
e) Terapi aversi atau releks kondisi
h. Terapi Bermain
Terapi bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-anak akan dapat
berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada dengan ekspresi verbal. Dengan
bermain perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan, status emosional anak, hipotesa
diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk mengatasi masalah anak tersebut.
Prinsip Terapi Bermain
a) Terapis membina hubungan yang hangat
b) Merefleksikan perasaan anak
c) Mempercayai anak dapat menyelesaikan masalah
d) Interpretasi perilaku anak
e) Indikasi: anak depresi, anak cemas, anak abuse, dewasa dengan stres pasca
trauma.
(Purawaningsih& Karlina,2010)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Terapi modalitas merupakan bentuk terapi non-farmakologis yang dilakukan untuk
memperbaiki dan mempertahankan sikap klien agar mampu bertahan dan bersosialisasi
dengan lingkungan masyarakat sekitar dengan harapan klien dapat terus bekerja dan tetap
berhubungan dengan keluarga, teman, dan sistem pendukung yang ada ketika menjalani
terapi (Nasir dan Muhits, 2011).

Terapi modalitas dibagi menjadi beberapa jenis yaitu


a. Terapi individual
b. Terapi lingkungan
c. Terapi biologis
d. Terapi kognitif
e. Terapi keluarga
f. Terapi kelompok
g. Terapi perilaku
h. Terapi bermain

B. SARAN
Bagi petugas kesehatan, dalam pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan
gangguan kejiwaan salah satu caranya yaitu dengan diberikan terapi modalitas. Akan
tetapi sebelum dilakukan terapi tersebut perawat perlu mempelajari konsep dan teori terapi
tersebut agar terapi terlaksana dengan baik dan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Herman Surya.2011. Buku Ajar : Asuhan Keperawatan Jiwa.Nuha Medika.
Yogyakarta.

Nasir, Abdul Dan Abdul Muhith.2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar Dan
Teori.Salemba Medika. Jakarta.

Prabowo, Eko.2014. Konsep Dan Apliikasi : Asuhan Keperawatan Jiwa.Nuha Medika.


Yogyakarta.

Purawaningsih, W & Karlina, I.2010. Asuhan Keperawatan Jiwa.Nuha Medika.Yogyakarta.

Susana, S.A, & Hendarsih, S.2011. Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC.Jakarta.

http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/terapi-modalitas-dalam-keperawatan-jiwa/2015 diakses tgl


05-04-2019 pukul 16.46.

Anda mungkin juga menyukai