Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN KOMUNITAS

“PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN


PERMUKIMAN LINGKUNGAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I


Fadilla Suci Amanda (01701004)

Harmita Novia (01701005)

Iin Rahyuni (01701006)

Dosen Mata Kuliah:

Ns. Rista Nora, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPAK PADANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
terlimpahkan pada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Komunitas, dengan Judul
“Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Permukiman Lingkungan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Keperawatan Komunitas yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian lah
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih

Padang, 3 Desember 2019

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemberantasan Penyakit Menular


a) Definisi Penyakit Menular 8
b) Klasifikasi Penyakit Menular 8
c) Upaya Penanggulan Penyakit Menular 11
d) Program P2M di Indonesia 11
B. Penyehatan Permukiman Lingkungan
a) Tinjauan Pustaka Teoritis 13
b) Pengertian Pemukiman 15
c) Konsep dan Kriteria Kota Sehat 16
d) Pengelolaan dan Pembuangan Sampah Padat Yang Tertata 17
e) Sumber Air Bersih 18
f) Penyebab dan Gangguan Kesehatan yang Sering Kali Terjadi di Daerah
Perumahan dan Pemukiman 18
g) Hubungan Manusia Dengan Lingkungan 18
h) Upaya Perbaikan Lingkungan Permukiman dan Perkotaan 20
i) Upaya Perbaikan Kesling Melalui Konsep Peremajaan Pemukiman dan
Perkotaan 20
j) Analis Upaya Perbaikan Kesling Permukiman dan Perkotaan 20

2
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 21
B. Saran 22

Daftar Pustaka 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia,


disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular. Penyakit menular tidak
mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular
memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya antar propinsi, kabupaten/kota bahkan antar
negara.

Beberapa penyakit menular yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah penyakit
HIV-AIDS, Tuberkulosis Paru, Malaria, Demam Berdarah (DBD), Diare dan penyakit
lainnya. Salah satu penyakit menular yang berbahaya dan bisa menyebabkan kematian adalah
penyakit HIV-AIDS. Jawa Timur menjadi provinsi yang memiliki jumlah kasus HIV-AIDS
tertinggi ketiga setelah DKI Jakarta dan Papua dengan jumlah kasus sebanyak 2.110 HIV-
AIDS. Sementara jumlah kasus HIV-AIDS di Indonesia sebanyak 18.913 (Ditjen PP dan PL
Kemenkes RI, 2012). Selain itu, Jawa Timur merupakan peringkat kedua di Indonesia
dalam kasus Tuberkulosis (TB) tertinggi (Dinkes, 2012).

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan


penyebaran penyakit menular tersebut, antara lain dengan menyediakan fasilitas kesehatan.
Fasilitas kesehatan adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, seperti halnya Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta dan Puskesmas.
Salah satu fasilitas kesehatan yang diupayakan oleh pemerintah adalah puskesmas.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah
dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan
untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan
mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, RI 2004). Salah satu fungsi puskesmas adalah
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan

4
pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan kesehatan (Depkes RI,
2004).

Berdasarkan hal tersebut maka identifikasi program penyakit menular di setiap


puskesmas perlu dilakukan dalam rangka meminimalkan jumlah penderita. Salah satu upaya
tersebut adalah memetakan jenis layanan program pemberantasan penyakit menular. Peta
tematik adalah gambaran dari sebagian permukaan bumi yang dilengkapi dengan informasi
tertentu. Selain itu peta tematik merupakan peta yang memberikan suatu informasi mengenai
tema tertentu, baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Metode biplot sebagai suatu alat
analisis data yang dapat meringkas informasi dari suatu matrik data yang besar, yaitu
menyajikan matrik data yang berisi baris dan kolom ke dalam suatu plot yang berdimensi
dua.

Salah satu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode biplot adalah Intan
(2012) yang menerapkan metode biplot untuk mengetahui penyebaran kabupaten/kota di
Jawa Timur berdasarkan jaminan kesehatan. Penelitian ini akan melakukan pemetaan
kabupaten/kota berdasarkan Puskesmas yang memiliki program pemberantasan penyakit
menular di Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan peta tematik. Selain itu juga dilakukan
metode biplot untuk mengetahui kecenderungan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Puskesmas yang memiliki program pemberantasan penyakit menular.

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial


kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu
daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan
bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan. Pada masa yang
datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan
pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna
infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran
lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa datang
kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang
memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.

5
Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi
kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak
kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus
mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas
lingkungan.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang baik diperlukan suatu program


peningkatan kesehatan lingkungan salah satunya kesehatan lingkungan pemukiman dan
perkotaan sesuai peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Kesehatan lingkungan
pemukiman dan perkotaan merupakan tanggung jawab bersama.Pemukiman dan perkotaan
merupakan salah satu kebutuhan dasar dan merupakan faktor penting dalam peningkatan
harkat dan martabat manusia serta mutu kehidupan yang sejahtera menuju masyarakat yang
adil dan makmur. Pemukiman dan perkotaan juga merupakan bagian dari pembangunan
nasional yang perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, terencana,
dan berkesinambungan. Pemukiman dan perkotaan adalah dua hal yang tidak dapat kita
pisahkan karena berkaitan dengan ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Permukiman
dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan
yang ada di dalam permukiman, sedangkan kota adalah daerah perumahan dan bangunan-
bangunan yang merupakan suatu kesatuan tempat kediaman dan juga merupakan pusat
kegiatan pemerintahan, ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya .

Pada dasarnya kota merupakan tempat konsentrasi sejumlah besar orang, tempat
masyarakat tinggal dan bekerja, adanya spesialisasi pekerjaan atau industri, perdagangan luar
negeri dan menjadi pusat pelayanan bagi daerah-daerah di sekitarnya . Tata kota adalah suatu
pengaturan pemanfaatan ruang kota di mana terlihat fungsi kota sebagai pusat pelayanan jasa
bagi kebutuhan penduduknya maupun kota itu sendiri. Sehingga benarlah bahwa pemukiman
dan perkotaan tidak bisa dipisahkan. Adapun Permukiman perkotaan dapat terhindar dari
kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai dengan standar
yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan persyaratan rumah sehat.

Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan
(struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat – syarat kehidupan yang
layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan dalam poses pembinaan keluarga. Selain
sebagai tempat layak huni, juga harus memenuhi standar rumah sehat, yaitu aman, sehat dan
nyaman untuk kepentingan individu atau keluarga itu sendiri.

6
Banyak kasus ditemukan di lapangan, terutama di kota – kota besar, pembangunan
rumah atau perumahan selalu dibangun di area atau kawasan yang tidak layak bangun
misalnya di daerah kumuh yang berada dekat tempat pembuangan akhir (TPA) dan sumber
air (sungai) atau di tempat – tempat yang rawan bencana. Sebagai contoh, sekitar 306
kejadian atau sekitar 95% kejadian yang disebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir,
tanah longsor dan puting beliung di Indonesia pada tahun 2013 dikarenakan pembangunan
perumahan yang salah sehingga permasalahan tersebut belum bisa diselesaikan karena tidak
ada tindakan tegas terhadap developer – developer nakal yang tidak mematuhi peraturan yang
berlaku. (BMG Nasional)

Masalah permukiman di Indonesia berakar dari pergeseran konstentrasi penduduk dari


desa ke kota. Permasalahan perkotaan yang tidak tertata menyebabkan masalah-masalah
seperti sanitasi yang buruk, drainase yang tidak tertata, polusi udara yang mempengaruhi
kualitas udara di perkotaan, ketersediaan air bersih dan minum dan berbagai kesehatan
lainnya. Dan juga masalah permukiman yang semakin padat mengakibatkan semakin banyak
limbah yang dihasilkan.

B. Rumusan Masalah
a) Pemberantasan Penyakit Menular
1. Apa definisi Penyakit Menular ?
2. Apa saja klasifikasi penyakit menular ?
3. Bagaimana upaya penanggulan penyakit menular ?
4. Bagaimana program P2M di Indonesia ?
b) Penyehatan Pemukiman Lingkungan
4 Bagaimana Sejarah Kesehatan Lingkungan Pemukiman dan Perkotaan?
4 Apakah Defenisi Lingkungan Pemukiman dan Perkotaan ?
4 Bagaimana Hubungan Manusia dengan Lingkungannya ?
4 Bagaimana Upaya Perbaikan Kesling. Pemukiman dan perkotaan

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemberantasan Penyakit Menular


a) Definisi Penyakit Menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang
yang satu keorang yang lain) baik secara langsung ataupun melalui perantara. Suatu
penyakit dapat berpindah dari satu orang ke orang yang lain karena adanya penyebab
penyakit (agent), pejamu (host), dan cara penularan (route of transmission).

Agent penyakit menular dapat berupa virus, riketsia, bakteri, protozoa, jamur dan
cacing. Agar agen penyebab ini bertahan maka harus terjadi perkembangbiakan,
berpindah dari satu host ke host yang lain, mencapai host yang baru dan menginfeksi
host yang baru. Cara penularan biasanya dapat dilakukan dengan kontak, inhalasi,
kontaminasi (melalui makanan dan minuman), penetrasi pada kulit dan infeksi melalui
plasenta.

b) Klasifikasi Penyakit Menular


1) Tuberculosis

TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru


akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa
batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan
terkadang mengeluarkan darah. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru,
tetapi juga bisa menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari
percikan ludah yang keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin.
Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah,
misalnya penderita HIV.

2) Aids

Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan


gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip

8
yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri
bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor.
Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan
virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung


antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan
tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan
preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim
(vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi,
antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak
lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

3) Hepatitis

Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang
terjadi di hati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga
dapat disebabkan oleh kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus
adalah kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-
obatan tertentu.

Hepatitis dapat disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi.


Pembagian jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus adalah sebagai
berikut:

1) Hepatitis A : Hepatitis A biasanya ditularkan melalui makanan atau air


minum yang terkontaminasi feses dari penderita hepatitis A yang
mengandung virus hepatitis A.
2) Hepatitis B : Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang
terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana
penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu,
berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan
penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.

9
3) Hepatitis C : Hepatitis C dapat ditularkan melalui cairan tubuh, terutama
melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom.
4) Hepatitis D : Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh
manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan
cairan tubuh lainnya.
5) Hepatitis E : Hepatitis E mudah terjadi pada lingkungan yang tidak
memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada
sumber air.

4) ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan,
yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah
menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia.

Penyebab ISPA adalah virus atau bakteri, yang mudah sekali menular.
Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan
percikan air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan
menyebar melalui udara, masuk ke hidung atau mulut orang lain. Selain kontak
langsung dengan percikan liur penderita, virus juga dapat menyebar melalui
sentuhan dengan benda yang terkontaminasi, atau berjabat tangan dengan penderita.

5) Cacar Air

Cacar air menjadi penyakit menular yang umum menjangkiti anak berusia di
bawah 12 tahun. Cacar air sangat mudah menular melalui udara (bersin dan batuk),
kontak langsung dengan air liur penderita, atau cairan dari benjolan cacar yang
pecah. Penyakit ini ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, pusing, atau sakit
perut yang diikuti munculnya ruam kulit dan benjolan kecil berisi cairan bening.
Saat terjangkit cacar, anak akan merasa gatal luar biasa. Tapi, menggaruk benjolan
akan menimbulkan bekas luka jika terinfeksi bakteri. Cacar dapat dicegah dengan
vaksinasi varicella.

10
c) Upaya Penanggulangan Penyakit Menular
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-
upaya sebagai berikut:
1) Pengobatan dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos pos
kesehatan ditempat kejadian dengan dukungan tenaga dan obat yang memadai
termasuk rujukan.
2) Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada
KLB DBD, kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare, dll.
3) Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan pengamatan, pemantauan dan
logistic.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P) terdiri dari kegiatan


pengamatan penyakit, pencegahan termasuk imunisasi dan penanggulangan dan
pemberantasan penyakit. Berbagai cara pencegahan dapat diterapkan salah satunya
dengan membangkitkan kekebalan pada masyarakat melalui pelayanan yang dalam
pelaksanaannya diintegrasikan kedalam program-program pelayanan perorangan
seperti KIA, UKS dan kegiatan imunisasi diluar gedung puskesmas.

d) Program P2M Di Indonesia

Berkaitan dengan penanggulangan penyakit menular, maka Dinas Kesehatan


bertugas mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerja
sama semua pihak yang terkait serta memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dalam pelaksanaan manajemen program yang meliputi: perencanaan,
pelaksanaan,monitoring dan evaluasi serta mengupayakan sumber daya (dana, tenaga,
sarana dan prasarana).

Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan
tugas pokok dan fungsi serta uraian kegiatan program P2M, maka strategi operasional
yang Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan
tugas pokok dan fungsi serta uraian kegiatan program P2M, maka strategi operasional
yang dilakukan dalam penanggulangan pemberantasan penyakit menular diantaranya
melalui:

1) Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun


swasta dalam penanggulangan penyakit menular dengan strategi DOTS;

11
2) Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta;
3) Penggalangan kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), institusi pendidikan, dan lain-lain;
4) Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk
mengatasi masalah TBC;
5) Penelitian dan pengembangan melalui penelitian lapangan atau kerja sama
dengan institusi pendidikan, LSM, organisasi profesi dan lain-lain dalam upaya
penanggulangan penyakit menular.

12
B. Penyehatan Permukiman Lingkungan
a) Tinjauan Pustaka Teoritis

Pemukiman dan perumahan merupakan aspek terpenting bagi kelangsungan


kehidupan manusia dimuka bumi. Dalam (UU RI No. /1992) dijelaskan bahwa
pemukiman berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Kawasan pemukiman
didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, tempat bekerja yang memberi
pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Dengan lingkungan pemukiman yang baik kesehatan akan terjaga sehingga
penyakit tidak akan berkembang di wilayah tersebut.Kesehatan lingkungan adalah suatu
kondsi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan tersebut
antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotoran atau limbah dan sebagainya. Adapun yang
dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha memperbaiki atau
mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk
terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya.

Rumah adalah tempat berlindung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (misalnya
hujan, matahari, dan lain-lain) serta merupakan tempat untuk beristirahat setelah bertugas
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari pengertian tersebut sanitasi rumah adalah usaha
pengawasan terhadap suatu tempat yang dipakai untuk berlindung dan beristirahat
terhadap factor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan penghuninya.
Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga
penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana
dan sarana yang terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah,
transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial.

Menurut UU RI No.4 Tahun 1992 bahwa rumah adalah struktur fisik terdiri dari
ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana
pembinaan keluarga. Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan
hutan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang
13
mendukung perikehidupan dan penghidupan. Pengertian dasar pemukiman dalam UU
No.1 Tahun 2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
perumahan yang mempunyai sarana, prasarana,utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan pedesaan. Batasan
pemukiman adalah berkaitan erat dengan konsep lingkungan hidup dan penataan ruang.
Pemukiman adalah area tanah yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal
ataulingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan
merupakan bagian dari lingkungan hidup diluarkawasan lindung baik yang berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan.

Permukiman terdiri dari isi, yaitu manusia sendiri maupun masyarakat, dan wadah
yaitu fisikhunian yang terdiri dari alam dan elemen-elemen buatan manusia. Dua elemen
tersebut selanjutnya dapat dibagi kedalam lima elemen yaitu, alam yang meliputi
topografi, geologi, tanah, air, tumbuh-tumbuhan, hewan dan iklim. Yang kedua yaitu
manusia yang meliputi kebutuhan biologi (ruang,udara, temperature,dsb), perasaan dan
persepsikebutuhan emosional, dan nilai moral. Yang ketiga masyarakat yang meliputi,
kepadatan dan komposisi penduduk, kelompok social, kebudayaan, pengembangan
ekonomi, pendidikan, hukum, dan adminitrasi. Yang keempat yaitufisik bangunan yang
meliputi, rumah, pelayanan masyarakat (sekolah,rumah sakit,dsb), fasilitas rekreasi,
pusat pemerintahan industry, kesehatan, hukum dan administrasi. Dan yang kelima
adalah jaringan (net work) yang meliputi, system jaringan air bersih, sistem jaringan
listrik, sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem manajemen kepemilikan, drainase,
air kotor dan tata letak fisik. Rumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air
bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (10).

Menurut WHO penyehatan lingkungan tempat pemukiman adalah segala upaya


untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan tempat pemukiman beserta
lingkungannya dan pengaruhnya terhadap manusia. Hubungan pemukiman dan
kesehatan adalah kondisi-kondisi ekonomi, social, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku,
geografi dan kondisi local sangat terkait dengan pemukiman/perumahan. Ada beberapa
factor yang mempengaruhi atau yang dapat menentukan kualitas lingkungan
perumahan/pemukiman, antara lain: fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang

14
dapat menunjang terselengaranya keadaan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan social
bagi individu dan keluarganya.Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah
tangga, industry, dan tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat
yang membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan..

b) Pengertian Pemukiman

Menurut UU No.4 Tahun 1992 pasal 1 ayat 2 tentang permukiman dan perumahan,
rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga, sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan. Pengertian yang lebih mendasar dari permukiman yaitu
dalam UU No. 1 Tahun 2011 yang menyebutkan bahwa pemukiman adalah bagian dari
lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan dikawasan
perkotaan atau kawasan pedesaan. Pemukiman itu sendiri merupakan suatu kebutuhan
pokok yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Dari deretan lima kebutuhan
hidup manusia pangan, sandang, permukiman, pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa
permukiman menempati posisi yang sentral, dengan demikian peningkatan permukiman
berbanding lurus dengan meningkatnya kualitas hidup. Dimasa ini, tujuan dari manusia
bermukim tidak sekedar sebagai tempat untuk berteduh, namun lebih dari itu termasuk
rumah dan segala fasilitasnya seperti persediaan air minum, penerangan, transportasi,
pendidikan, kesehatan dan lainnya. Pengertian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Sumaatmadja (1988) sebagai berikut: “Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang
dihuni manusia meliputi segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya
yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan”. Menurut UU No.
4 Tahun 1992 Bab II Pasal 3 tentang Perumahan dan Pemukiman, asas dari penataan
perumahan dan permukiman berlandaskan pada asas manfaat, adil dan merata,
kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan, dan
kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan dalam Pasal 4 menyebutkan bahwa penataan
perumahan dan permukiman memiliki tujuan:

1. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam
rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat;

15
2. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, dan teratur;
3. Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional;
Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial , budaya, dan bidang-bidang
lain. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada dasarnya suatu permukiman
terdiri dari isi (contents) yaitu manusia, baik secara individual maupun dalam
masyarakat dan wadah yaitu lingkungan fisik permukiman yang merupakan wadah
bagi kehidupan manusia dan merupakan penempatan dari tata nilai, sistem sosial,
dan budaya masyarakat yang membentuk suatu komunitas sebagai bagian dari
lingkungan permukiman tersebut.

c) Konsep dan kriteria Kota sehat

Konsep kota sehat di berbagai daerah berbeda beda tergantung dari permasalahan
yang dihadapi di kota tersebut, oleh karena itu konsep kota sehat tergantung dari
permasalahan yang terjadi dan ditentukan oleh masyarakat di daerah masing – masing
dan diawasi oleh pemerintah di daerah masing- masing. Kriteria kota sehat meliputi
kriteria sebagai berikut:

1. Kualitas Udara
Perwujudan kualitas udara yang sehat merupakan bagian pokok di bidang
kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan
perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya
dukung bagi makhluk hidup secara optimal. Penurunan kualitas udara akibat
emisi gas buang dari kendaraan bermotor, industri dan lainnya dapat
mengganggu kesehatan masyarakat. Diantara bahan pencemar yang sangat
berpengaruh terhadap penurunan kualitas udara adalah sulfur dioksida selain itu
ada juga bahan-bahan yang dapat menurunkan kualitas udara seperti NH3, Pb,
CO, Hidrokarbon, NOx dan H2S.Emisi sulfur dioksida terutama timbul dari
pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur terutama batubara yang
digunakan untuk pembangkit listrik atau pemanasan rumah tangga. Gas yang
berbau tajam tapi tak bewarna ini dapat menimbulkan serangan asma. Gas ini
menetap di udara, bereaksi dan membentuk partikel partikel halus dan zat asam.
Nitrogen dioksida terjadi ketika panas pembakaran menyebabkan bersatunya
oksigen dan nitrogen yang terdapat di udara memberikan berbagai macam
16
bahaya. Zat nitrogen oksida dapat menyebabkan pembengkakan dan kerusakan
pada paru-paru. Setelah bereaksi di atmosfer, zat ini membentuk partikel-partikel
nitrat amat halus yang menembus bagian terdalam paru-paru. Partikel-partikel
nitrat juga apabila bergabung dengan senyawa air akan akan membentuk asam.
2. Kebisingan kota
Polusi suara atau kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang
menganggu indra pendengaran manusia atau tidak dikehendaki. Sehingga
seberapa kecil suara yang ditimbulkan jika hal tersebut tidak diinginkan atau
mengganggu indra pendengaran manusia maka dikatakan kebisingan. Alat
standar untuk pengukuran kebisingan adalah Sound Level Meter (SLM). SLM
berfungsi mengukur kebisingan yang berada dalam kisaran 30-130 desibel (dB)
dengan frekuensi antara 20 – 20.000 Hertz (Hz). Alat ini dapat mengukur tiga
jenis kategori respon frekuensi, yang ditujukan dalam skala A, B, dan C. Skala A
ditemukan paling mewakili batasan pendengaran manusia dan respon telinga
terhadap kebisingan, termasuk kebisingan lalu lintas, serta kebisingan yang dapat
mengganggu pendengaran
4. Sistem Drainase yang Baik
Drainase berfungsi mengalirkan, meguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase merupakan serangakaian bangunan yang berfungsi
mengalirkan, mengurangi, dan membuang kelebihan air di suatu kwasan
sehingga kawasan tersebut berfungsi maksimal tidak menyebabkan genangan air
berlebih agar tidak menjadi sarang kuman dan penyakit. Saluran drainase harus
direncanakan untuk dapat melewati debit rencana dengan aman. Berikut tahapan-
tahapan dalam membuat perencanaan drainase yang baik:
a. Menetukan debit rencana
b. Menentukan jalur saluran
c. Merencanakan profil memanjang saluran
d. Merencanakan penampang saluran

d) Pengeleloaan dan Pembuangan Sampah Padat Yang Tertata


Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik diantaranya
yaitu
1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan,
2. Tahap pengangkutan,

17
3. Tahap pemusnahan.

e) Sumber Air Bersih


Berdasarkan dari ilmu kesehatan masyarakat, penyedian sumber air bersih harus
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena jika persedian air bersih terbatas
memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air
setiap orang perharinya sekitar 150-200 liter. Kebutuhan air tergantung dari kondisi
iklim, standar kehidupan dan kebiasan masyarakat daerah masing-masing. Kebutuhan
air untuk dikonsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman, air
dikatakan aman dikonsumsi manusia ada beberapa batasannya, berikut batasannya:

1. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.


2. Bebas dari subtansi kimia yang berbahaya dan beracun.
3. Tidak berasa dan berbau
4. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga
5. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen
Kesehatan RI.

f) Penyebab dan Gangguan Kesehatan yang Sering Kali Terjadi Di Daerah


Perumahan Dan Pemukiman
Terdapat beberapa penyebab dan gangguan kesehatan yang sering kali terjadi
didaerah perumahan dan pemukiman, antara lain :

1. Sistem pemanasan atau pendingin ruangan di dalam rumah.


2. Kebisingan
3. Penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, dan fasilitas sambungan perpipaan
air bersih
4. Penyakit yang ditularkan melalui air.
5. Penyakit yang berbasis pada atau kontak terhadap air.
6. Penyakit yang ditularkan oleh vektor yang hidup dalam air
7. Penyakit lainnya yang disebabkan karena air yang terkontaminasi.

g) Hubungan Manusia Dengan Lingkungan


Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari
lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan

18
hidupnya. Makin besar jumlah keburuhan hidupnya berarti makin besar perhatian
manusia terhadap lingkungannya. Perhatian dan pengaruh manusia terhadap
lingkungan makin meningkat pada zaman teknologi maju. Masa ini manusa
mengubah lingkungan hidup alami menjadi lingkungan hidup binaan. Eksplotasi
sumber daya alam makin meningkat untuk memenuhi bahan dasar industri.
Sebaliknya hasil industri berupa asap dan limbah mulai menurunkan kualitas
lingkungan hidup.
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan hidup manusia dapat dilihat dan dibagi
menjadi 2, yaitu kebutuhan hidup materil antara lain adalah air, udara, sandang,
pangan, papan, transportasi serta perlengkapan fisik lainnya. Dan kebutuhan
nonmateril adalah rasa aman, kasih sayang, pengakuan atas eksistensinya,
pendidikan dan sistem nilai dalam masyarakat. Manusia merupakan komponen biotik
lingkungan yang memiliki daya fikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makhluk
lainnya. Di sini jelas terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan
yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah
ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. Kegiatan manusia ini dapat
menimbulkan bermacam-macam gejala.
h) Upaya Perbaikan Kesehatan Lingkungan Pemukiman Dan Perkotaan
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang perbaikan kesehatan lingkungan di
perkotaan, ada baiknya kita menguraikan terlebih dahulu permasalahan yang kerap
terjadi pada pemukiman perkotaan. Sebab untuk melakukan upaya perbaikan tentu
kita mesti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi. Adapun permasalahan yang
terjadi atau kasus-kasus kesehatan di lingkungan pemukiman di perkotaan ini akibat
kesalahan penataan serta kurangnya kepedulian masyarakat dan pemerintah dalam
pemenuhan instrumen-instrumen pendukungnya. Di bawah ini adalah beberapa kasus
yang sering terjadi pada pemukiman di perkotaan:
1. Banjir
2. Polusi
3. Kelebihan penduduk
4. Kelebihan daerah kumuh

19
i) Upaya Perbaikan Kesling Melalui Konsep Peremajaan Pemukiman dan
Perkotaan.
1. Perbaikan lingkungan permukiman. Disini kekuatan pemerintah/publik
investment sangat dominan, atau sebagai faktor tunggal pembangunan kota.
2. Pembangunan rumah susun sebagai pemecahan lingkungan kumuh.
3. Peremajaan yang bersifat progresif oleh kekuatan sektor swasta seperti
munculnya super blok (merupakan fenomena yang menimbulkan banyak
kritik dalam aspek sosial yaitu penggusuran, kurang adanya integrase jaringan
dan aktifitas trafi yang sering menciptakan problem diluar (super blok). Faktor
tunggalnya adalah pihak swasta besar.

j) Analis Upaya Perbaikan Kesling Pemukiman Dan Perkotaan


Warga kumuh kerap digusur, tanpa adanya solusi bagi mereka selanjutnya.
Seharusnya, pemerintah bisa mengakomodasi hal ini dengan melakukan relokasi ke
kawasan khusus. Dengan penyediaan lahan khusus tersebut, pemerintah bisa
membangun suatu kawasan tempat tinggal terpadu berbentuk vertikal (rumah susun)
yang ramah lingkungan untuk disewakan kepada mereka. Namun, pembangunan
rusun tersebut juga harus dilengkapi sarana pendukung lainnya, seperti sekolah,
tempat ibadah, dan pasar yang bisa diakses hanya dengan berjalan kaki, tanpa harus
menggunakan kendaraan.
Bangunan harus berbentuk vertikal (rusun) agar tidak menghabiskan banyak
lahan. Sisanya, harus disediakan pula lahan untuk ruang terbuka hijau, sehingga
masyarakat tetap menikmati lingkungan yang sehat. Dalam hal ini masyarakat harus
turut serta untuk menanam dan memelihara lingkungan hijau tersebut. Pemerintah
dapat menerapkan program rekayasa sosial, di mana tidak hanya menyediakan
pembangunan secara fisik, tetapi juga penyediaan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat, sehingga mereka dapat belajar survive. Perlu dukungan penciptaan
pekerjaan yang bisa membantu mereka survive, misalnya dengan pemberdayaan
lingkungan setempat yang membantu mereka untuk mendapatkan penghasilan,
sehingga mereka memiliki uang untuk kebutuhan hidup.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang
satu keorang yang lain) baik secara langsung ataupun melalui perantara. Suatu penyakit dapat
berpindah dari satu orang ke orang yang lain karena adanya penyebab penyakit (agent),
pejamu (host), dan cara penularan (route of transmission).

Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-


upaya sebagai berikut:

a) Pengobatan dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos pos


kesehatan ditempat kejadian dengan dukungan tenaga dan obat yang memadai
termasuk rujukan.
b) Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada KLB
DBD, kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare, dll.
c) Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan pengamatan, pemantauan dan
logistic.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P) terdiri dari kegiatan pengamatan
penyakit, pencegahan termasuk imunisasi dan penanggulangan dan pemberantasan penyakit.
Berbagai cara pencegahan dapat diterapkan salah satunya dengan membangkitkan kekebalan
pada masyarakat melalui pelayanan yang dalam pelaksanaannya diintegrasikan kedalam
program-program pelayanan perorangan seperti KIA, UKS dan kegiatan imunisasi diluar
gedung puskesmas.

Tumbuhnya permukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk di kota-kota


besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak terkendali. Lebih lanjut,
hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan
pemerintah untuk menyediakan permukiman-permukiman baru, sehingga para pendatang
akan mencari alternatif tinggal di permukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di
kota.

21
Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum area. Daerah ini
sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan
sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit
sosial lainnya.

Secara umum permasalahan yang sering terjadi di daerah permukiman kumuh adalah:
ukuran bangunan yang sangat sempit, tidak memenuhi standard untuk bangunan layak huni,
rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah permukiman rawan akan bahaya
kebakaran, sarana jalan yang sempit dan tidak memadai, tidak tersedianya jaringan drainase,
kurangnya suplai air bersih, jaringan listrik yang semrawut, dan fasilitas MCK yang tidak
memadai.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
sempurna. Kami akan memperbaiki makalah tsb dengan pedoman pada banyak sumber
yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

22
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/23599787/UPAYA_PENCEGAHAN_DAN_PEMBERAN
TASAN_PENYAKIT_MENULAR

http://gladysalawangi.blogspot.com/2016/11/makalah-tentang-program-
pemberantasan.html

http://www.uki.ac.id/artikel/list_artikel/20171216-program-pemberantasan-dan-
pencegahan-penyakit-menular-di-puskesmas-kelurahan-duren-sawit

Ami-archuek. 2009. Permukiman Kota. (Online), (http://ami- archuek06.blogspot.com).

Chyntiawati, deby. 2009. Masalah Sosial Permukiman Kumuh. (Online),


(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pemukiman-kumuh).

Fitrilubis, Nurul. 2009. Pembangunan Dengan Sistem Partisipasi Masyarakat Sebagai Salah
Satu Usaha Untuk Meningkatkan Dan Memperbaiki Kehidupan Masyarakat
Permukiman Kumuh. (Online),
(http://nurulfitrilubis.wordpress.com/2009/04/18/pembangunan-dengan- sistem-
partisipasi-masyarakat-sebagai-salah-satu-usaha-untuk- meningkatkan-dan-
memperbaiki-kehidupan-masyarakat-permukiman- kumuh).

Kusnoputranto, H, dkk (2000), Kesehatan Lingkungan. FKM – UI Jakarta

Qurow-yun. 2009. Fenomena Masyarakat Miskin Perkotaan. (Online), (http://qurow-


yun.blogspot.com/2009/05/fenomena-masyarakat-miskin- perkotaan.html).

Rukmana, Deden.2008. Kemiskinan dan Permukiman Kumuh di Perkotaan. (Online),


(http://dedenrukmana.wordpress.com).

Soedarto. 2013. Lingkungan dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto

Subaris, Heru Kasjono. 2011. Penyehatan Pemukiman. Cetakan Pertama. Yogyakarta:


Gosyeng Publishing.

Tribun-Timur. 8 oktober 2009. Kawasan Kumuh Perkotaan. (Online), (http://www.tribun-


timur.com/read/artikel/51720).

23

Anda mungkin juga menyukai