Anda di halaman 1dari 17

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN KESEHATAN

LINGKUNGAN PEMUKIMAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Bela Puspitasari 1810005

Irvandi Novian 18100009

Jery Pranaya 18100008

Oktri Yana Sri RN 18100016

Resti 18100015

S1 KEPERAWATAN 5A

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya , penulis dapat menyelesaikan tugas ini
sesuai yang diharapkan dengan tepat waktu. Makalah ini berisi materi
“Pemberantasan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan Pemukiman”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah komunitas 2


sekaligus menambah pengetahuan pembaca tentang Microteaching sebagai sarana
pembelajaran dalam duia kesehatan. Penulis tugas ini di peroleh dari beberapa
sumber.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak ke
kurangan dari itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
mebangun dari semua pihak.

Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini memberi manfaat bagi
pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Pangkalpinang, 18 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................

DAFTAR ISI................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................


1.2 Rumusan masalah...................................................................
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................
1.5 Sistematika Penulisan.............................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian penyakit menular


2.2 Pemberantasan Penyakit Menular...........................................
A. TB....................................................................................
B. AIDS................................................................................
C. ISPA.................................................................................
2.3 Kesehatan Lingkungan Pemukiman ......................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................
3.2 Saran.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kejadian penyakit menular maupun gangguan kesehatan pada manusia, tidak
terlepas dari peran faktor lingkungan. Hubungan hiperaktif antara manusia
serta perilakunya dengan komponen lingkungan yang memlii potensi bahaya
penyakit, juga di kenal sebagai proses kejadian penyakit satu dengan yang
lain masing mempunyai karakteristik tersendiri. Dalam hal ini faktor
lingkungan memegang peranan sangat penting. Interaksi manusia dengan
lingkungan telah menyebabkan kontak antara kuman dengan manusia.sering
terjadi kuman yang tinggal ditubuh host kemudian berpindah ke manusia
karena tidak mampu menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini tercermn dari
tingginya kejadian penyakit menular berbasis lingkungan yang asih
merupakan masalah kesehatan terbesar masyarakat indonesia.
1.2 Rumusan masalah
A. Bagaimana cara pemberantasan penyakit menular?
1) TB
2) AIDS
3) ISPA
B. Bagaimana kesehatan lingkungan pemukiman?
1.3 Tujuan Penulisan
Manfaat penulisan tugas ini agar pembaca mengetahui tentang pemberantasan
penyakit menular dan kesehatan lingkungan pemukiman yang memuat
beberapa informasi.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Agar mengetahui arti penyakit menular
2. Agar mahasiswa mengetahui cara emberantasan penyakit menular.
A. TB
B. AIDS
C. ISPA
3. Agar mahasiswa mengetahui kesehatan lingkungan pemukiman.
1.5 Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian penyakit menular


2.2 Pemberantasan Penyakit Menular
A. TB
B. AIDS
C. ISPA
2.3 Kesehatan Lingkungan Pemukiman 

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian penyakit menular

Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi


atau toksinnya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang
ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan. Penyakit
menular (CommunicableDesease) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya agen penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan
penyakit dari orang atau hewan yang terinfeksi, kepada orang atau hewan
yang rentan (potentialhost), baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup.

2.2 Pemberantasan penyakit menular


A. TB (TUBERCULOSIS)
Tuberkulosis (TB) yang juga dikeanl dengan sisingkkatan TBC, adalah
penyakit menular paru – paru yang di sebabkan oleh basil Mycobacteri tberculosis
komplek ini termasuk M.tuberculosis dan M.africanum terutama berasal dari
manusia dan M.bovis yang berasal dari sapi. Mycobacteria lain biasanya
menimbulkan gejala kliis yang sulit dibedakan dengan tuberkulosis.
etiologi penyakit dapat diidentifikasi dengan kultur. Penularan terjadi
melalui udara yang mengandung basil TB dalam percikan ludahnya yang
dieluarkan oleh penderita TB paru atau TB laring pada waktu mereka
batuk, bersin ata pada waktu bernyanyi, kontak jangka panjang dengan
penderita TB menyebakan risiko tertular, infeksi melalui selaput lendir
atau kulit yang lecet bisa terjadi namun sangat jarang. TB bovium
penularannya dapat terjadi jika orang terpanjan dengan sapi yang
menderita TB. Biasanya karena minum susu yang idak dipasteurisasi atau
karena mengkonsumsi produk susu yang tidak diolah dengan
sempurna.penularan lewat udara juga erjadi kepada petani dan
peternakan.
Cara Pemberantasan

1. Pencegahan
Tindaka pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
infeksi mycobacteriaum tuberkulosis dengan melakukan penkes
adalah seabagai berikut :
a. Oleh penderita dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu
batuk , membuang dahak tidak disembarang tempat (di dalam
larutan disinfektan).
b. Dengan memberikan vaksin BCG pada bayi.
c. Disinfeksi ,cuci tangan,dan tata rumah tangga dan kebersihan
yang ketat, perlu perhatian khusus terhadap muntahan dan ludah,
memperbaiki ventilasi, sirkulasi udara, dan penyinaran matahari
dirumah.
d. Menghindari fakor predisposisi seperti merokok, udara yang
lembab dan kotor (polusi).
e. Mencegah kontak langsung dengan penderita tuberculosis paru.
2. Pengobatan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu intensif
(2 – 3 bulan) dan faselanjutan (4 - 7 bulan). Pduan obat yang
digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah rifamisin , INH,
pirasinaid, Streptomisin dan etambutol. Sedang jenis obat tambahan
adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Kl
avulanat, derivat Rifampisin/INH.
Untuk keprluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlbih
dahulu berdsarkan lokasi tuberkulosa. Berat ringannya penyakit,
hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan riayat
pengobatan sebelumnya. Disamping itu perlu pemahaman tentang
strategi penanggulangan TB yang ikenal sebagai Directly Observed
Treatment ShortCourse DOTS) yang diekomendasikan oleh
WHO dari lima komponen yaitu:
1.  Adanya komitmen politis berpa dukungan pengambilan
keputusan dalam penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik la
ngsung sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriks
aan radiologis dan kultur dapatdilaksanakan di unit pelayanan ya
ng memiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan
pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO)
khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus
minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang 
cukup.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.
B. AIDS
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan
humanim munodeficiency virus (HIV) untuk mencegah terjadinya human
immunodeficiency virus (HIV), bisa dilakukan dengan melakukan
penkes menjelaskan tentang:

a. Melakukan abstinensi seks/melakukan hubungan kelamin dengan


pasangan yang terinfeksi

b. Memriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubngan seks


terakhirnya tidak terlindungi .

c. Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang idak


jelas status Human Immunodefieciency virus (HIV)nya.

d. Tidak bertukar jarum suntik, jarum tato, dan sebagainya.

e. Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.


Cara pemberantasan

Program pemberantas penyakit menular bertujuan untuk


menurunkan angka kesakitan,kematian, dan kecacatan akibat penyalit
menular dan tidak menular.penyakit menular yang diprioritaskan dalam
program ini adalah:malaria, demam berdarah dengue tuberkulosis paru
HIV/ AIDS, diare, polio, filaria,kusta, pneumonia, dan penyakit-penyakit
yamg dapat dicegah dengan iumnisasi, termasuk penyakit karantina dan
risikomasalah kesehatan masyarakat yang memperoleh perhatian dunia
internasional(publichealth risk of international concren).Adapun
Kebijakan Pelaksanaannya Yaitu:

a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk


mendorong peran, membangun komitmen, dan menjadi bagian
integal pembangunan kesehatan dalam mewujudkan manusia
Indonesia yang sehat dan produktif terutama bagi masyarakat rentan
dan miskin hingga ke desa.
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diselenggarkan melalui
penata laksanaan kasus secara cepat dan tepat, imunisasi,
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, serta perdesaan.
c. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans epidemiologi
dengan fokus pemantauan wilayah setempat dan kewasapadaan
dini,guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit antar daerah
maupun antar negara yang melibatkan masyarakat hingga ke desa.
d. Pencegahan dan pemberantasn penyakit diarahkan untuk
mengembangkan sentra rujukan penyakit, sentra pelatihan
penanggulang penyakit, sentra regional untuk kesiap
siagaan penanggulangan KLB/ wabah.
e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
memantapkan jejaring lintas program,lintas sektor, kemitraan dengan
masyarakat termasuk swasta untuk percepatan program pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular melalui pertukaran informasi,
pelatihan, pemanfaatan teknologi tepat guna, dan pemanfaatan
sumber daya lainnya.
f. Pencegahan dan pemberntasan penyakit diarahkan untuk dilakukan
melalui penyusunan,review, sosialisai, dan advokasi produk hukum
penyelanggaran program pencegahan dan pemberantasan penyakit di
tingkat pusat hinga desa.
g. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di bidang
pencegahan dan pemberantasan.
C. ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung, dan paru – paru
yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran
diatas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran
atas dan bawah secara stimulan atau berurutan uttaqin, 2008).
Cara pemberantasan
1) Pencegahan tingkat pertama (primar prevention)
Ditunjukan pada orang sehat dengan usaha peningkatan
derajat kesehatan (health promotion) dan pencegahan khusus
(spesific protection)terhadap penyakit tertentu. Termasuk disini
adalah :
a. Penyuluhan , dilakukan oleh tenaga kesehaan dimana kegiatan
ini di harapkan dapat mengubah sikap dan perilaku masyarakat
terhadap hal – hal yang dapat meningkatkan faktor resiko
penyakit ISPA. Kegiatan penyuluhan ini dapat berupa
penyuluhan penyakit
ISPAhal yang dapatmeningkatkan faktor resiko penyakit ISPA,p
enyuluhan ASI ekslusif, penyuluhan imunisasi, penyuluhan gizi
simbang pada ibu dan anak, penyuluhan kesehatan lingkungan,
penyuluhan bahaya rokok.
b. Imunisasi yang merupakan strategi spesifik untuk dapat
mengurangi angka kesakitan ISPA.
c. Usaha di bidang gizi yaitu untukmengurangi mal nutrisi.
d. Program KIA yang menangani kesehatan ibu dan bayi berat
badan lahir rendah.
e. Program Penyehatan Lingkungan pemukiman (PLP) yang
menangani masalah polusi didalam maupun di luar rumah.
2) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
Dalam penanggulangan ISPA dilakukan dengan upaya
pengobatan dan diagnosis sedini mungkin. Dalam pelaksanaan
program P2 ISPA, seorang balita keadaan penyakit termasuk dalam
klasifikasi bukan pneumonia apabila di tandai dengan batuk, serak,
pilek, panas atau demam (suhu tubuh kebih dari 370C), maka
dianjurkan untuk segera di beri pengobatan. Upaya pengobatan yang
dilakukan terhadap klasifikasi ISPA atau bukan pneumonia adalah
tanpa pemberian obat anibiotik dan diberikan perawatan dirumah.
Adapun bebrapa hal yang perlu dilakukan ibu untuk mengatasi
anaknya yang mengatasi anaknya yang menderita ISPA adalah :
a. Mengatasi panas
b. Untuk balita, demam diatasi dengan memnerikan parasetamol
atau dengan kompres dengan menggunakan kain bersih,
celupkan pada air (tidak perlu air es).
c. Pemberian makanan dan minuman
memberikan makanan yang cukup tinggi gizi sedikit – sedikit
tetapi sering, memberi ASI leboh sering . usahakan memberikan
cairan (air purih, air buah) lebih banyak dari biasanya.
3) Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)
Tingkat pencegahan ini dirunjukan kepada balita yang bukan
pneumonia agar tidak menjadi lebih parah (pneumonia) dan
mengakibatkan kecacatan (pneumonia berat) dan berakhir dengan
kematian. Upaya yang dapat dilakukan pada pencegahan penyakit
pada bukan pneumonia pada bayi dan balita yaitu perhatikan apabila
timbul gejala pneumonia seperti napas menjadi sesak, anak tidak
mampu minuman inum dan sakit menjadi bertambah parah,agar
tidak bertambah parah bawalah anak kembali pada peugas kesehatan
dan pemberian perawatan yang spesifik dirumah dengan
memperhatikan asupan gizi dan lebih sering memberikan ASI.
2.3 Kesehatan Lingkungan Pemukiman
Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan
hidup yang lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan
untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan.
Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan terebut meliputi :
1. Penyediaan Sarana air Bersih dan Sanitasi Dasar.
2. Pemeliharaan dan Pengawasan Kalitas Lingkungan.
3. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
pencapaian ujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi
berbagai pelaksanaan kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta
dan masyarakat dimana pengelolaan kesehatan lingkungan merupakan
penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut sangat berkaitan
antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sektor
ikut serta berperan baik kebijakan dan pembangunan fisik serta
Depertemen Kesehatan sendiri terfokus kepada hilirnya yaiu pengelolaan
dampak kesehatan sebagai gambaran pencapaian tujuan program
lingkungan sehat disajikan dalam kegiatan pokok melalui indikator yang
telah disepakati serta beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai
berikut :
1. Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi
Adanya perubahan pradigma dalam pembangunan sektor air
minuman dan penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana
dan srana yang di bangun, melalui kebijakan Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan yang di tanda tangani oleh Bappenas,
Departemen Kesehatan, Depertemen dalam Nrgeri serta Deperemen
pekerjaan umum sangat cukup signifikan terhadap penyelenggaraan
kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi khususnya di daerah.
Strategi pelaksanaan yang diantaranya meliputi penerapan
pendekatan tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia,
kampanye kesadaran masyarakat, upaya peningkatan penyehatan
lingkungan, pengembangan kelembagaan dan penguatan sistem
monitoring serta evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan
menjadi acuan pola pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan
Sanitasi. 
2. Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan.
a. Pengawasan Institut pendidikan Kondisi kesehatan Lingkungan
pada sekolah dititk beratkan pada aspek hygiene, sarana sanitasi
disekolah yang erat kaitannya dengan kondisi fisik bangunan
sekolah. Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkkan
Kesehatan Lingkungan disekolah adalah :
1) Pengendalian faktor risiko lingkungan di sekolah.
2) Pembinaan kesehatan kingkungan disekolah dan pondok
pesantren. 
3) Sosialisasi dan advokasi Kepmenkes 1429/2006 tentang
pedoman penyelenggaraan Kesehatabn Lingkungan
disekolah.
4) Penilaian lomba sekolah sehat.
b. Rumah sehat
Pada tahun 2006, cakupan rumah sehat mencapai 69%.
Kegiatan yang dilakukan :
Menyusun persyaratan kualitas udara didalam rumah serta
menyusun petunjuk pelaksaan monitoring kualitas udara
didalam rumah. Untuk menciptakan rumah sehat maka
diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat
berpengaruh, antara lain :
 Sirkulasi udara yang baik
 Penerangan yang cukup
 Air bersih terpenuhi
 Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak
menimbulkan pencemaran.
 Bagiam – bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak
lembab serta tidak tepengaruh pemcemaran seperti bau,
rembesan air kotor maupun udara kotor.
c. Pengawasan tempat – tempat umum
Pengawasan tempat umum perlu dilakukan karena tempat
berkumpulnya manusia, yang bisa menjadi sumber penularan
bebagai penyakit. Aspek yang dinilai antara lain:
 Kondisi bangunan meliputi langit – langit, dinding, lantai,
ventilasi, pencahayaan, dll.
 Saran sanitasi meliputi saran air bersih, saran pembuangan
kotoran,sarana pembuangan air limbah, dan sarana
pembuangan sampah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi
atau toksinnya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang
ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan. Penyakit
menular (CommunicableDesease) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya agen penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan
penyakit dari orang atau hewan yang terinfeksi, kepada orang atau hewan
yang rentan (potentialhost), baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup.
Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit
menular dan tidak menular. Penyakit menular yang diprioritaskan dalam
program ini adalah: malaria, demam berdarah dengue, tuberkulosis paru,
HIV/ AIDS, diare, polio, filaria, kusta, pneumonia, dan penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), termasuk penyakit karantina
dan risiko masalah kesehatan masyarakat yang memperoleh perhatian dunia
internasional (publichealthriskofinternationalconcern).
Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu
lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan
kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan
kesehatan.
3.2 Saran
Di era modern sekarang ini sudah banyak berkembang penyakit yang
tidak ditemukan obatnya termasuk diantaranya penyakit menular dan
sekarang ini, masih banyak yang belum memahami bagaimana cara menjaga
lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, perlu untuk memperlajari tentang
pembarantasan penyakit menular dan bagaimana penyehatan lingkungan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar,A.2002.Pengantar Kesehatan Lingkungan.Jakarta:Penerbit Mutiara


Departemen Kesehatan RI.2005. Pharmaceutical Care untuk penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan.Direktorat Bina farmasi Komunitas dan klinik Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Hhtp://125.160.76.194/bidang/yanmed/farmasi/Pharmaceutical/ISPA.pdf(diakses:
13 April 2013)

Depkes RI, 1991. Bimbingan keterampilan dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran


Pernapsan Akut pada anak. Jakarta

Depkes RI.2005.pedoman Monitoringdan perawatan pasien HIV/AIDS dengan


Antriretro viral (ARV)

Sudoyono AW,dll.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam Edisi IV. Pusat


Penerbitan Depertemen Ilmu Peyakit Dalam Fakulktas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai