Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN HIV/AIDS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


PENYALAHGUNAAN NAPZA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

ASTI WINDA WATI (163010056)


KURNIA SAFITRI KHAZ (163010075)
LISA (163010076)
PURTI DELVIANI (163010090)
REZA FAHLEFI (163010094)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES PAYUNG NEGERI

PEKANBARU

2018
KATA PENGANTAR

Penulis ucapkan Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul Asuhan keperawatan pada pasiendengan penyalahgunaan napza.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingannya dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan


serta pengetahuan dalam proses pembelajaran ini. Penulis berharap makalah ini
dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran bagi pembaca
mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pembahasan Asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan napza. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang mendukung, demi lebih sempurnanya
makalah ini. Akhir kata, penulis hanya berharap agar hasil makalah ini dapat
berguna bagi semua pihak dan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 05 Juni 2018

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 3

A. Konsep Teori NAPZA ................................................................ 3


B. Konsep Proses Keperawatan Penyalahgunaan NAPZA ............ 3
C. Kasus Penyalahgunaan NAPZA ................................................. 4
BAB III PENUTUP....................................................................... 20
A. Simpulan ................................................................................... 20
B. Saran ........................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyalahgunaan NAPZA merupakan permasalahan sosial yang
telah menjadi perhatian banyak pihak baik pemerintah maupun
masyarakat. Perhatian tersebut kemudian diwujudkan diantaranya dalam
bentuk upaya-upaya pencegahan, rehabilitasi, dan pembinaan lanjut.
Namun demikian, upaya tersebut belum menjangkau masyarakat dan
kelompok penyalahguna NAPZA dalam skala besar. Masalah
penyalahgunaan NAPZA saat ini dapat dipandang dari berbagai sudut,
pertama dipandang sebagai gaya hidup (life-style drugs) terutama di
kalangan remaja sebagai bagian dari penerimaan pergaulan di kalangan
sesamanya; kedua, sebagai pelarian (eskapis) terhadap masalah yang
menghimpit pemakainya; ketiga, sebagai upaya melangsingkan badan
terutama dilakukan oleh wanita. (Irwanto, 1999). Namun umumnya
tindakan penyalahgunaan NAPZA dipandang merupakan pelanggaran
hukum maupun norma-norma agama, oleh karenanya tindakan
penyalahgunaan cenderung tersembunyi dari pandangan umum.
Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif)
bukan menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program
of Action for Youth on Drug, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menempatkan penyalahgunaan NAPZA sebagai salah satu dari sepuluh isu
global utama yang berkaitan dengan kehidupan pemuda yang harus
mendapatkan perhatian dengan prioritas tinggi. Hal ini dilatarbelakangi
oleh adanya catatan kriminal dari berbagai negara di dunia bahwa
penggunaan NAPZA dimulai saat usia muda. PBB mencatat bahwa para
pemuda di seluruh negara mengkonsumsi NAPZA dengan frekuensi yang
meninggi dan cara yang lebih berbahaya daripada yang dilakukan oleh
usia lanjut (Purwanto, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asuhan keperawatan pada Asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyalahgunaan napza?

C. Tujuan
1. Umum
Untuk menjelaskan Bagaimana asuhan keperawatan pada Asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan napza
2. Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep teori napza
b. Mahasiswa mampu menjelaskan Proses Keperawatan
Penyalahgunaan NAPZA
c. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisa asuhan
keperawatan kasus penyalahgunaan napza
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Teori NAPZA


1. Defenisi NAPZA
Narkoba /NAPZA merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya yang disalahgunakan. NAPZA
/Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan
sampai setelah terjadi masalah (Purba dkk, 2013).Menurut Sumiati
(2009), napza adalah singkatan untuk narkotika, alcohol, psikotropika,
dan zat aditif lainnya. Narkotika menurut farmakologi adalah zat yang
dapat menghilangkan rasa nyeri yang membius (opiate). Narkotika
menurut UURI no.22 tahun 1997 adalah opiate, ganja dan kokain. Zat
aditif adalah zat yang bila digunakn secara teratur, sering dalam jumlah
yang cukup banyak, dpat menimbulkan tergantungan (adiksi).
a) Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
makanan bak sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
b) Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika yang berkhasiat psikoatif melalaui pengaruh selektif
pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
c) Zat aditif adalah zat yang menimbulkan khayalan, selain itu juga
dapat menimbulkan rangsangan pada pemakainya. Bahan atau zat
yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut narkotika dan
psikotropika, yang meliputi: alcohol, inhalansia, tembakau dan
kafein.
Penyalahgunaa narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif
(NAPZA) merupakan suatu ancaman yang dapat menghancurkan
generasi muda bangsa. Kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia
semakin bertambah dari tahun ke tahun dan telah marak dilakukan oleh
para remaja. Hasil survei yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional
(BNN) pada tahun 2012 memperlihatkan suatu fakta mengejutkan yaitu
jumlah penyalahguna NAPZA pada kelompok umur 10-19 tahun sebesar
4,4% atau sekitar 1 juta orang.
2. Golongan Obat
Berdasarkan undang-undang penggolongan napza dibagi
menjadi 2 yaitu:
a. Penggolongan narkotika terdiri dari 3 golongan yaitu:
1. Golongan I yaitu narkotika yang tidak digunakan untuk terapi dan
berpotensi tinggi untuk ketergantungan. Missal heroin.
2. Golongan II yaitu narkotika yang dapat digunakan untuk terapi
tetapi berpotensi tinggi untuk ketergantungan. Missal morfin.
3. Golongan III yaitu narkotika yang dapat digunakan untuk terapi
dan potensi rendah untuk ketergantungan. Missal kodein.
b. Penggolongan psikotropika terdiri dari 4 golongan yaitu:
1. Golongan I yaitu psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahauan dan tidak digunakan untuk terapi,
tetapi berpotensi tinggi untuk ketergantungan (MDMA, missal
ekstasi, amfetamin, missal sabu;sabu).
2. Golongan II yaitu psikotopika yang dapt digunakan untuk terapi
tetapi berpotensi tinggi untuk ketergantungan (missal
fensiklidin/PCP,metilfenidat).
3. Golongan III yaitu psikotropika yang digunakan untuk terapi dan
berpotensi sedang untuk ketergantungan (missal amobidital dan
flunitra zepam).
4. Golongan IV yaitu psikotropika yang digunakan untuk terapi dan
berpotensi ringan untuk keergantungan (diazepam/valium,
nitrazepam/DUM, megadon, BK).
Berdasarkan efek terhadap susunan syaraf pusat yaitu:
a. Depresan adalah zat yang berkerja mnekan susunan saraf pusat
yang dapat mengakibatkan penurunan kesadaran. Yang termasuk
golongan depresan adalah opioida, sedative, alcohol dalam dosis
rendah dan lain-lain.
b. Stimulan adalah zat yang mempunyai khasiat merangsang kerja
otak, sehingga menyebabkan pemakainnya menjadi aktif, segar
semangat. Yang termasuk golongan ini yaitu, kokain,
amfetamin(sabu-sabu) dan nikotin.
c. Halusinogen adalah zat yang dapat fimenimbulkan efek halusinasi
yang mudah merubah perasaan dan pikiran dan seringkali
menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh
perasaan dapat terganggu, golongan biasanya digunakan dalam
terapi medis.

3. Jenis NAPZA
a. Opioida
Opioida dihasilkan dari getah opium poppy yang diolah menjadi
morfin, kemudian dengan proses tetentu dihasilkan putaw, dimana
putau mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin. Opioid sintetik
mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Opioida
biasanya digunakan dokter sebagai analgetika. Opiate disalahgunakan
dengan cara disuntik atau dihisap dengan nama jajananya
putau.Masalah kesehatan yang timbul akibat penyalahgunaan opiate
dapat berupa jangka pendek maupun jangka panjang, seperti gagal
napas, koma, kematian, trauma dan kecelakaan pada saa mencari zat,
AIDS dan hepatitis.
b. Kokain
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalah gunakan dan
merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain mempunyai 2 bentuk
yaitu kokain hidroklorid dan fre base. Nama jalanan dari kokain
adalah koka, coke. Biasanya dalm bentuk bubuk putih,
disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk
kokain menjadi beberapa bagian baris lurus diataspermukaan kaca
atau benda dengan permukaan datar, kemudian dihirup dengan
menggunakan penyedot atau gulungan kertas, atau dengan cara
dibakar bersama tembakau dan ada juga dengan melalui suatu proses
menjadi bentuk padat atau dihirup asapnya yang sering disebut
freebasing.
c. Kanabis
Kanabis (ganja) yang dibentuk seperti rokok merupakan
tanaman yang sudah dikeringkan dan dirajang kemudian dilinting
seperti tembakau. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sindrom
amotivasional, yaitu sekumpulan gejala yang timbul karena
penggunaan ganja dalm waktu lama dan dalam jumlah yang banyak
sehingga mengakibatkan kemampuan dan keterampilan sosial
terhambat, mnghindari persoalan bukan menyelesaikannya, gerak
anggota badan lambat, perhatian terhadap lingkungan sekitar
berkurang sampai tidak bereaksi sama sekali ketika dipanggil, kurang
semangat dalam bersaing, dan kurang memikirkan masa depan.
Perubahan fisik juga terjadi seperti mulut kering, sakit tenggorokan,
peningkaytan denyut jantung, bronchitis, gangguan menstruasi dan
ovulasi, cemas, kesulitan mengambil keputusan, gangguan tidur dan
halusinasi.
d. Amfetamin
Amfetamin terdiri dari 2 jenis yaitu MDMA (methilene dioxy
methamphetamine)/ekstasi dan metamfeamin (sabu-sabu).
Penggunaannya melalui oral dalam bentuk pil, Kristal yang dibakar
dengan menggunakan kertas aluminium foil dan asapnya dihisap atau
dibakar dengan mengguanakn botol kaca yang dirancang khusus atau
Kristal yang dilarutakan disuntikan melalui intravena. Komplikasi
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah meningkatkan denyut
jantung dan pernapasan, detak jantung irregular, penurunan fisik,
demam tinggi gangguan kardiovaskular dan cardiac arrest, psikosis.
e. Lysergic acid (LSD)
Lysergic acis bisa didapatkan berbentuk seperti kertas berukuran
kotak kecil, sebesar seperempat perangko dalm banyak warna dan
gambar, ada juga yang berbentuk pil, kapsul. Cara penggunanya
dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah, dan bereksi stelah 30-
60 menit dan hilang stelah 8-12 jam. Komplikasi kesehatn yang
ditimbulkan adalah tindak kekerasaan, gangguan memori dn ilusi,
kesulitan berbicara, kovulsi, koma, pecah pembuluh darah otak, gagal
pernapasan dan jantung.
f. Sedatif hipnotik (Benzodiazepine)
Sedative (obat penegang), hipnotik (obat tidur) yang
disalahgunakan adalah benzodiazepam. Cara penggunanya adalah
dapat melalui oral intravena atau rectal. Tes darah dan urin dapat
mendeteksi adanya bennzodiazepin dalam tubuh. Komplikasi yang
dapat ditimbulkan adalah skin rashes, letargi gangguan aktivitas fisik
dan mental, penurunan libido, gangguan mestruasi abnormalitas sel
darah.
g. Solvent/inhalansia
Inhalan adalah zat yang berbentuk gas dan dapat masuk kedalam
tubuh melalui system pernapasan. Zat ini yang bisa digunakn dengan
menghirup . biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah
umur golongan kurang mampu seperti anak jalanan. Contoh zat yang
digunakan aerosol, gas korek api, pembersih kuteks, uap bensin.
Komplikasi yang ditimbulkan akibat zat solvent ini adalah gangguan
pada mulut, pencernaan , kebingungan, sakit kepla, kematian akibat
aspiksia, kerusakan otak permanen, gangguan memori, ginjal dan hati,
perdarahan pada hidung.
h. Alcohol
Alcohol diperoleh dari fermentasi madu, gula,sari buah atau
umbi-umbian. Alcohol dapat diserap cepat, oleh saluran pencernaan,
tanpa perlu dicerna lagi. Masalah kesehatan yang timbul adalah
kematian akibat overdosis alcohol atau bercampurnya alcohol dngan
zat lain yang mendepresi sussunan saraf pusat, rusaknya jaringan dan
organ kronis karena efek toksik, kerusakan otak irreversible yang
mengakibatkan kerusakan kognitif, trauma dan kecelakaan. Alcohol
adalah zat yang banyak dikonsumsi orang melalui minuman (bir 2-5%
alcohol, anggur 10-4-% dan vodka 40-50% alcohol.
4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang ditampilkan akibat intoksikasi dan putus
zat berbeda-beda, tergantung pada jenis zat yang dikonsumsi. Tanda dan
gejala tersebut dapat dilihat secara langsung baik tanda fisik maupun
nonfisik. Tanda tanda nonfisik yang biasa ditampilkan dirumah, meliputi:
a. Membangkang terhadap teguran orang tua
b. Tidak mau memperdulikan peraturan keluarga
c. Mulai melupakan tanggungjawab rutinya dirumah
d. Malas mengurus diri
e. Sering tersinggung dan mudah marah
f. Sering berbohong
g. Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga
h. Pola tidur berubah: pagi susah dibangunkan malam suka begadang.
i. Menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang.
Tanda tanda non fisik yang bisa tampakkan disekolah, meliputi:
1) Prestasi disekolah tiba tiba menurun mencolok
2) Membolos sekolah tidak displin
3) Perhatian terhadap lingkungan tdak ada
4) Sering kelihatan mengantuk disekolah
5) Sering terlambat masuk kelas setelah jam israhat
6) Mudah tersinggung dan muda marah disekolah
7) Sering berbohong
8) Meninggalkan hobi- hobinya yang dahulu.
9) Sesekali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara pelo dan jalan
sempoyongan.

5. Mekanisme
Mekanisme kerja obat dalam tubuh merupakan suatu keadaan
dimana obat tersebut merangasang susunan saraf pusat untuk bekerja
sesuai dengan karakteristik zat yang digunakan. Zat yang masuk kedalam
tubuh akan mempengaruhi sinyal penghantar syaraf (system
neurotransmitter dalam system syaraf pusat) yang dapat menggangu
fungsi fungsi antara lain, kognitif (pikiran, memori), afektif (alam
perasan) dan psikomoto perilaku (hawari,1991).

6. Bahaya NAPZA
Bahaya penyalahgunaan napza (BNN, 2009) adalah sebgai berikut:
a. Bahaya terhadap diri pemakai
Merubah kepribadian pemakai, merubah perlaku menjadi masa
bodoh, pemurung,pemarah dan melawan terhadap siapapun,
semangat kerja atau semangat belajar menurun, suatu saat bersikap
seperti orang gangguan jiwa
b. Bahaya terhadap keluarga
Tidak segan mencuri uang dan barang keluaraga untuk
membeli napza, tidak sopan dan melawan orang tua,dan
mencemarkan nama baik keluarag
c. Bahaya terhadap lingkungan masyarakat
Berbuat tidak senonoh(mesum) dengan orang lain, mengambil
dan mencuri harta milik tetangga atau orang lain, menganggu
ketertiban umum,
d. Bahaya terhadap bangsa dan Negara
Rusaknya mental dan fisik generasi muda, dipengaruhi pihak
lain untuk menghancurkan Negara.

7. Dampak
Penggunaan napza dalam waktu lama dapat mempengaruhi:
a. Kesehatan
Organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah system saraf
pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang, dan organ lain seperti
jantung paru-paru,hati,ginjal dan panca indra.
b. Pendidikan
Missalnya kebiasaan malas,sering bolos, dikeluarkan dari sekolah
c. Pekerjaan
Misal konflik dengan teman kerja, tidak masuk kantor, pemutusan
hubungan kerja (PHK).
d. Ekonomi
Misal kerugian materi yang mengakibatkan kemiskinan.
e. Social dan psikologis
Ketergantungan napza menyebabkan orang tidak lagi dapat berfikir
dan berprilaku normal. Perasaan pikiran dan perilaku dipengaruhi
oleh zat yang dipakainya. Gangguan psikologis yang paling jelas
pengguna tidak bisa mengendalikan diri untuk terus menerus
menggunakn napza.
f. Hukum
Misal terlibat kasus pencurian, perampokan dan pembunuhan.

B. Proses Keperawatan penyalahgunaan NAPZA


1) Pengkajian
Pengkajian awal dilakukan berdasarkan keluhan klien. Setelah
ditemukan tanda-tanda yang menonjol yang mendukung adanya
penyalahgunaan dan ketergantungan napza. Data yang dikumpulkan
mencakup: keluhan utama, riwayat kesehatan, pengkajian psikososial,
dan pengkajian mental. Tehnik pengumpulan data dapat dilakukan
melalui wawancara dengan klien dan keluarga, pengamatan langsung
terhadap kondisi klien serta melalui pemeriksaan.
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan hasil
pengkajian, baik masalah yang bersifat aktualmaupun yang beresiko
mengalami gangguan.
3) Perencanaan keperawatan
Rencana tindakan disesuiakan dengan standar asuhan keperawatan
penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mencakup tindakan
psikoterapeutik yaitu penggunaan berbagai tehnik komunikasi terapeutik
dalam membina hubungan dengan klien, pendidikan kesehatan tentang
prinsip-prinsip kesehatan, perawatan mandiri meliputi tindakan
kegawatdaruratan. Dalam menyusun rencana tindakan harus
dipertimbangakan bahwa untuk mengatasi suatu diagnosa keperawatan
diperlukan beberapa kali pertemuan hingga tercapai kemampuan atau
hasil yang diharapkan baik untuk klien maupun keluarga.
4) Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah
dibuat. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi klien saat ini. Perawat bekerja sama dengan klien, keluarga dan
tim kesehatan lain dalam melakukan tindakan.
5) Evaluasi keperawatan
Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan klien dan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah.

C. Kasus Penyalahgunaan NAPZA


Kasus :
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke IPWL ( Instansi
Pwnwrima Wajib Lapor) satu RS ditemani keluarga untuk melakukan
konseling terkait penyalahgunaan NAPZA. Klien mengaku menggunakan
NAPZA sejak lulus SMA sekitar 3 tahun yang lalu. Klien sempat masuk
penjara 2 tahun yang lalu karena tertangkap saat pesta, NAPZA bersama
teman-temannya, klien telah dimasukan ke pusat rehabilitas oleh keluarga
sejak keluar dari penjara. Klien mengaku sudah tobat dan tidak ingin
menggunakan NAPZA lagi, namun yang menjadi masalah sejak keluar dari
pusat rehabilitasi godaan untuk menggunakan NAPZA kembali lagi karena di
ajak oleh teman-temannya yang lama. Hasil pemeriksaan fisik klien saat ini
normal, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 82 kali/menit, frekuensi napas 18
x/menit, suhu 36,5 0c, BB klien 56 dengan IMT 17, mata cekung.

Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. X
Umur : 30 th
Ruang : Mawar
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : pekanbaru
Pendidikan : SMA
DX Medis : AIDS
2. Keluhan Utama
Saat MRS : Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke
IPWL ( Instansi Pwnwrima Wajib Lapor) satu
RS ditemani keluarga untuk melakukan
konseling terkait penyalahgunaan NAPZA
Saat pengkajian : Klien mengaku menggunakan NAPZA sejak
lulus SMA sekitar 3 tahun yang lalu. Klien
sempat masuk penjara 2 tahun yang lalu
karena tertangkap saat pesta, NAPZA bersama
teman-temannya, klien telah dimasukan ke
pusat rehabilitas oleh keluarga sejak keluar
dari penjara.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke IPWL ( Instansi Pwnwrima Wajib Lapor) satu RS
ditemani keluarga untuk melakukan konseling terkait penyalahgunaan
NAPZA
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengguna NAPZA
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/ menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,5˚C
BB klien : 56 dengan IMT 17 mata cekung.

ANALISA DATA

DIAGNOSA 1
DX : Ketidak efektifan koping b/d krisis situasi
DO : - pasien terlihat mudah terpengaruhi oleh teman
- Pasien tampak ingin merubah dirinya
- Mata pasien tampak cekung
DS : - pasien mengaku sudah bertaubat dan tidak ingin menggunakan napza
lagi
- Pasien mengaku sudah menggunakan napza sejak lulus SMA/ sekitar
3 tahun lalu
- Pasien mengaku dipenjara 2 tahun karena pesta narkoba bersama
temannya
INTERVENSI
DX. 1 : ketidak efektifan koping b/d krisis situasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan koping pasien terpenuhi
KH : 1. Mengidentifikasi pola koping yang tidak efektif
2.adaptasi perubahan hidup
3.menggunakan sisitem dukungan personal
4.menggunakan strategi koping yang efektif
Intervensi :
O ( Obserfasi )
1. Berikan suasana penerimaan
2. Kenali latar belakang budaya atau spiritual pasien
3. Eksplorasi pencapaian pasien sebelumnya
4. Eksplorasi alasan klien mengkritik diri
N (Nursing)
1. Bantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka
panjang yang tepat
2. Bantu pasien dalam menerima sumber-sumber yang tersedia untuj
tujuan-tujuannya
3. Bantu pasien untuk memecah tujuan yang kompleks menjadi lebih kecil,
dengan langkah yang dapat dikelolah
4. Sediakan pasien pilihan-pilihan yang realistis mengenai aspek perawatan
5. Dukung kemampuan mengatasi situasi dengan cara berangsut-angsur
6. Dukung pasien untuk mengevaluasi perilakunya sendiri

E (Edukasi)
1. Untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola kebutuhan gaya hidup
maupun perubahan peran
C (Colaborasi)
1. Mengenalkan pasien kepada seseorang (atau kelompok ) yang telah
berhasil melewati pengalaman yang sama
2. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat

Dx : resiko ketidakberdayaan b/d dukungan sosial yang tidak adekuat yang


diciptakan oleh karakteristik hubungan
Ds : - pasien mengatakan dahulu keluarga pernah memasukan ke pusat
rehabilitas
- Pasien mengatakan dia sudah bertaubat dan tidak ingin
menggunakan NAPZA lagi, namun yang menjadi masalah sejak
keluar dari pusat rehabilitasi
Do : - mata pasien tampak cekung
- Pasien terlihat tampak ingin merubah diri
- Pasien terlihat mudah terpengaruh oleeh temannya
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selam 3x24 jam diharapkan
kepercayaan mengenai kesehatan: kontrol yang diterima.
Kh : - keyakinan bahwa keputusan sendiri yang mengontol hasil
kesehatan
- Menangani tanggung jawab terkait dengan keputusan kesehatan
- Usaha untuk mengumpulkan informasi
Intervensi
O (observasi)
1. Latih teknik yang digunakan untuk beradaptasi terhadap perkembangan
situasi krisis, dengan klien secara tepat.
N (nursing)
1. Instruksikan klien mengenai perilaku dan perkembangan dengan cara
yang tepat.
2. Berikan penilaian dan diskusikan respon alternatif terhadap situasi yang
ada.
3. Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif.
4. Berikan informasi mengenai harapan-harapan yang realistis terkait
dengan perilaku pasien.
5. Dukung sikap terkait dengan harapan yang realistis sebagai upaya untuk
mengatasi perasaan ketidakberdayaan.
E (edukasi)
1. Mengenalkan pasien pada seseorang (kelompok) yang telah berhasil
melewati pengalaman yang sama.
2. Dukung aktivitas-aktivitas sosial dan komunitas (agar bisa dilakukan).
C (colaborasi)
1. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyalahgunaa narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif
(NAPZA) merupakan suatu ancaman yang dapat menghancurkan generasi
muda bangsa. Kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia semakin
bertambah dari tahun ke tahun dan telah marak dilakukan oleh para remaja.
Hasil survei yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada
tahun 2012 memperlihatkan suatu fakta mengejutkan yaitu jumlah
penyalahguna NAPZA pada kelompok umur 10-19 tahun sebesar 4,4% atau
sekitar 1 juta orang.

B. Saran
Dengan mempelajari makalah ini semoga kita dapat memahami dan
dapat mengambil hikmah dari makalah ini. Dan apabila kita melakukan
penyuluhan atau melihat dilingkungan ada yang menggunakan napza kita
dapat memberi tahu atau menjelaskan apa dampak dari penggunaan napza
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2009. Advokasi Pencegahan


Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta.
Guyton A.C. and J.E. Hall . 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC
Muslimatum, wafi dkk. 2015. Antisifasi Remaja Terhadap Bahaya
Penyalahgunaan NAPZA Pada Reproduksi Remaja di Sleman. Jurnal
kebidanan dan keperawatan vol. 11 No. 1
Purba, JM, dkk. (2015). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah
Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press
Purwanto,H. 2006. Pengantar Perilaku Manusia untuk Perawat. Jakarta: EGC
Partodiharjo, subagyo. (2014). Kenali narkoba dan musuhi penyalahgunaannya.
Jakarta : Erlangga.

Sumiati. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Penyalahguna dan


Ketergantungan NAPZ Jehani, L. & Antoro. (2013). Mencegah
Terjerumus Narkoba. Tangerang: Visimedia

Anda mungkin juga menyukai