DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
ENNY PUSPITA,SST.,M.Kes
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Gejala fisik
2. Kemampuan fungsional (aktivitas)
3. Kesejahteraan keluarga
4. Spiritual
5. Fungsi social
6. Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan)
7. Orientasi masa depan
8. Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri
9. Fungsi dalam bekerja
Palliative home care adalah pelayanan perawatan paliatif yang
dilakukan di rumah pasien, oleh tenaga paliatif dan atau keluarga atas
bimbingan/ pengawasan tenaga paliatif.
Hospis adalah tempat dimana pasien dengan penyakit stadium terminal
yang tidak dapat dirawat di rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus
dilakukan di rumah sakit Pelayanan yang diberikan tidak seperti di rumah sakit,
tetapi dapat memberikan pelayaan untuk mengendalikan gejala-gejala yang
ada, dengan keadaan seperti di rumah pasien sendiri.
Sarana (fasilitas) kesehatan adalah tempat yang menyediakan layanan
kesehatan secara medis bagi masyarakat.Kompeten adalah keadaan kesehatan
mental pasien sedemikian rupa sehingga mampu menerima dan memahami
informasi yang diperlukan dan mampu membuat keputusan secara rasional
berdasarkan informasi tersebut.
f. Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik pasien, tim perawatan paliatif
dapat melakukan tindakan kedokteran yang diperlukan, dan informasi dapat
diberikan pada kesempatan pertama.
2.9 Pendanaan
Menimbang :
Mengingat :
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
1. Kesatu :keputusan menteri kesehatan tentang kebijakan
perawatan paliatif
2. Kedua Keputusan Menteri Kesehatan mengenai Perawatan
Paliatif sebagaimana dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini.
3. Ketiga : Surat Persetujuan Tindakan Perawatan Paliatif
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini
4. Keempat : Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
keputusan ini dilakukan oleh Menteri Kesehatan, Dinas
Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai
dengan fungsi dan tugasnya masing-masing.
5. Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan;
6. Keenam : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
surat keputusan ini, akan dilakukan perbaikan-perbaikan
sebagaimana mestinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas kehidupan pasien dan keluarganya dalam menghadapi masalah-masalah
yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan mencegah dan
meringankan penderitaan melalui identifikasi awal serat terapi dan masalah lain,
fisik, psikososial dan spiritual. Namun, di Indonesia ada banyak sekali isu terkait
perawatan paliatif tersebut, mulai dari kurangnya keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia tentang seseorang yang berhak memperoleh perawatan paliatif.
Lalu juga ada isu terkait spiritual serta jumlah hospice dan rumah sakit yang mampu
memberikan perawatan paliatif yang bisa dibilang sedikit. Padahal Hospice dan
Rumah Sakit tersebut sangat bermanfaat baik dari pihak pasien maupun perawat
atau tenaga medis lain.
Solusinya yaitu Menteri Kesehatan harus membuat keputusan tentang
orang-orang yang berhak mendapat perawatan paliatif. Jumlah Hospice dan Rumah
Sakit di Indonesia pun harus diperbanyak lagi.
3.2 saran
perawat lebih memperdalam lagi pengetahuannya terkait perawatan
paliatif dan lebih melatih lagi sifat caring serta empatinya. Hal ini dikarenakan
perawatan paliatif ini berhubungan dengan pasien penyakit teminal yang sudah
ditetapkan oleh dokter bahwa mereka tidak bisa sembuh dari penyakitnya. Oleh
karena itu, dengan melatih empatinya, perawat diharapkan tidak terhanyut dan
terbawa suasana ketika ada salah satu pasien yang meninggal sehingga jatuhnya
tidak ke arah simpati.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/388777208/Kelompok-2-etik-dan-kebijakan-nasional-
perawatan-paliatif-docx
https://iisandani11.wordpress.com/2018/04/19/perawatan-paliatif-palliative-care-di-
indonesia/