Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KONTRASEPSI BUATAN

PIL DAN SUNTIK

DISUSUN OLEH :
1. ARINDA FIRGIA P ( 2017.03.0046 )
2. EKA MARLIANA ( 2017.03.0049 )
3. GASPAR EDUARDO ( 2017.03.0041 )
4. ALFRIDUS NAPE ( 2017.03.0068 )
5. DANIL IKHWADIL ( 2018.03.0496 )

DOSEN PEMBIMBING :
SYLVIE PUSPITA, S.KEP, NS., M.KEP

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “KONTRASEPSI BUATAN PIL DAN SUNTIK” dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Sylvie Puspita, S.Kep,
Ns., M.Kep selaku Dosen mata kuliah maternitas yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai kontrasepsi buatan pil dan suntik. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Jombang, november 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI iii

BAB I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3. Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II . PEMBAHASAN
2.1.................................................................................................................Kontrasepsi Pil
.............................................................................................................................................3
2.2. ........................................................................................................Kontrasepsi Suntik
...........................................................................................................................................13

BAB III . PENUTUP


3.1......................................................................................................................Kesimpulan
...........................................................................................................................................22
3.2. ..........................................................................................................................Saran 22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................iv

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada
posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi
tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan
fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan
dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam
UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sperma. Pelayanan kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen
dalam pelayanan kependudukan/KB.
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada
posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi
tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan
fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan
dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam
UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sperma. Pelayanan kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen
dalam pelayanan kependudukan/KB.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi kontrasepsi dengan pil KB dan Suntik ?
2. Apa saja jenis-jenis dari pil KB dan Suntik ?
3. Apa kelemahan dan kelebihan menggunakan pil KB dan Suntik ?
4. Bagaimana efek samping dari pil KB dan Suntik ?
5. Bagaimana kontra indikasi dari pil KB dan Suntik ?
6. Bagaimana cara penggunaan pil KB dan Suntik ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kontrasepsi dengan pil KB dan Suntik.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari pil KB dan Suntik.
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan menggunakan pil KB dan Suntik.
4. Untuk mengetahui efek samping dari pil KB dan Suntik.
5. Untuk mengetahui kontra indikasi dari pil KB dan Suntik.
6. Untuk mengetahui cara penggunaan pil KB dan Suntik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kontrasepsi Pil

2
5.2.1. Definisi
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah
konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB
merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB
disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah.
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi
hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut
(diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk
mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat
pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulanany. Pil KB akan efektif dan
aman apabila digunakan secara benar dan konsisten.
5.2.2. Jenis-jenis
Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu :
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum
sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil
estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen
35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah
kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron,
etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel, levonogestrel,
desogestrel dan gestoden.
Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi
derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus.
Pil KB/kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama
perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari.
Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil KB/kontrasepsi oral terakhir
diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan
perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti
siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan
haid.
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :
a. Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak
mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat
inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil
setiap hari.
b. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari
tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan
kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari
tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7
setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau
tidak.
2. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe sekuensial

3
Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada
tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya
diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron
dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil
KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya
berisi kombinasi estrogen dan progestin.
3. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu
pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari
sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil,
terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe
kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil
kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang.
Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu
yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu :
a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg
noretindron.
b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat
4. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon
estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja,
seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25
mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam
pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
5. Once A Moth Pill
Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu
pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life
panjang.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih
terbatas antara lain.
a. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti
progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.
b. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa
modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan
hanya tersedia di India.

5.2.3. Cara Kerja


a. Pil KB kombinasi (Combined Oral Contraceptives = COC) Mengandung
2 jenis hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Mekanisme
kerjanya untuk mencegah kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Mencegah pematangan dan pelepasan sel telur
4
2. Mengentalkan lendir leher rahim, sehingga menghalangi penetrasi
sperma
3. Membuat dinding rongga rahim tidak siap untuk menerima dan
menghidupi hasil pembuahan
b. Pil KB progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill = POP) hanya
berisi progesteron, bekerja dengan mengentalkan cairan leher rahim dan
membuat kondisi rahim tidak menguntungkan bagi hasil pembuahan.

5.2.4. Efektivitas
Bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil
yakni 0.1% kehamilan pada 100 wanita pemakai atau tahun pertama
pemakaian (1:1000) Dalam pemakaian sehari-hari karena faktor kesalahan
manusia atau lupa, maka kegagalannya dapat menjadi 6-8 kehamilan atau 100
wanita pemakai atau tahun pemakaian. Kesalahan yang sering terjadi adalah
lupa menelan pil atau terlambat memulai kemasan yang baru

5.2.5. Keuntungan
a. Keuntungan pil KB secara umum
1. Sangat efektif bila dipakai dengan benar
2. Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri
3. Menstruasi (Haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih singkat
waktunya, juga mengurangi rasa nyeri haid.
4. Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu
5. Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif
6. Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil
7. Dapat dihentikan pemakaiannya dengan mudah kapan saja
8. Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan
9. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi emergensi setelah hubungan suami
istri
b. Keuntungan pil oral kombinasi
1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Mudah digunakan.
5. Mudah dihentikan setiap saat.
6. Mengurangi perdarahan saat haid.
7. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.
8. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.

c. Keuntungan pil mini


1. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.
2. Tidak mempengaruhi air susu ibu.
3. Nyaman, mudah digunakan.
4. Tidak mengganggu hubungan seksual.

5.2.6. Kerugian
a. Kerugian pil oral kombinasi

5
1. Mahal
2. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan
meningkatkan kegagalan.
3. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.
4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat,
fenitoin, fenilbutason dan antibiotik tertentu).
5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.
6. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual,
rasa tidak enak di payudara, sakit kepala, mengurangi ASI, berat
badan meningkat, jerawat, perubahan mood, pusing, serta retensi
cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun
bisa berbahaya khususnya buat perokok.
b. Kerugian pil mini
1. Mahal.
2. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
3. “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak
teratur.
4. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan
hamil).
5. Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau
penurunan berat badan, payudara menegang, nausea, pusing,
dermatitis atau jerawat, hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu
yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.
6. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini
tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan.
7. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.

5.2.7. Efek Samping


- Gejala-gejala subyektif, yaitu :
1. Mual atau muntah (terutama tiga bulan pertama).
2. Sakit kepala ringan, migraine.
3. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).
4. Tidak ada haid.
5. Sukar untuk tidak lupa.
6. Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya
habis.
7. Nafsu makan bertambah.

6
8. Cepat lelah.
9. Mudah tersinggung, depresi.
10. Libido bertambah/berkurang.
- Gejala-gejala obyektif, yaitu :
1. Sedikit meningkatkan berat badan.
2. Tekanan darah meninggi.
3. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting,
perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak), terutama
bila lupa menelan pil atau terlambat menelan pil
4. Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma
5. Keputihan (flour albus).
Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan gejala
sampingan yang ringan dan yang sering ditemukan adalah :
1. Mual/muntah
Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat
berulang pad silkus berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini kan
menghilang bila penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah masih
berlangsung terus maka harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan
serta sebab-sebab lainnya. Biloa sebab-sebab lainnya telah disingkirkan
dan mula/muntah berlangsung terus, sebaiknya diganti dengan cara lain.
2. Pusing, sakit kepala
Kadang-kadang keluhan ini dirasakan oleh karena kecemasan
menggunkan pil kontrasepsi, bahkan keluhan dapat dirasakan pada tablet
inaktif diminum. Hal ini agaknya serupa dengan premenstrual headache.
Migraine kemudian akan menyembuh atau kadang-kadang malah
menghebat. Harus difikirkan kemungkinan thrombosis cerebri bila
migraine timbul secra tiba-tiba dan hebat atau nyeri kepala yang hebat.
3. Nyeri/tegang pada buah dada
Pada siklus pertama buah dada dapat teras nyeri/ tegang tetapi
gejala ini segera menghilang pada siklus berikutnya.
4. Hyperpigmentasi/choasma
Hyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai
pil kontrasepsi terutama mereka yang berdiam didaerah yang banyak
mendapat sinar matahari. Hanya dengan mengentikan penggunaan pil
kontrasepsi ini, gejala akan menghilang lambat laun.
5. Kulit berminyak, acne
Acne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang
mengandung progestogen yang bersifat androgenik. Dengan mengganti
dengan pil yang mengandung progestogen yang tidak bersifat androgenik
akan mengurangi gejala ini.
6. Keputihan/ fluor albus
Seperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan
monilia lebih besar. Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik
dari progestogen yang dipergunakan serta perubahan Ph dan flora vagina.
Bila setelah pengobatan belum sembuh, sebaiknya penggunaan pil

7
kontrasepsi dihentikan dan diganti dengan cara lain sampai gejala-gejala
menghilang.
7. Penambahan berat badan
Dalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan
sampai kurang lebih 1 kilogram. Ini disebabkan oleh retensi cairan atau
akibat perubahan metabolik yang terjadi. Penambahan berat badab lebih
dari 4 kg harus diawasi dan bila tidak dapat diatur dengan diet, sebaiknya
pil dihentikan dan diganti dengan cara lain.
8. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi
Pada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi
akan berkurang. Kadang-kadang terjadi breakthrough bleeding atau
spotting pada waktu penggnaan pil kontrasepsi. Gejala-gejala ini akan
menghilang dengan sendirinya, tetapi bila masih terdapat, sebaiknya pil
diganti dengan yang mengandung estrogen lebih tinggi.
Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil
berhenti atau diikuti pula dengan galactorrhoe. Pada kasus-kasus
demikian fertilitas akan kembali dengan sendirinya setelah beberapa
waktu atau dapat pula diberikan clomiphen citrat. Bila dengan cara ini
masih belum berhasil dapat pula dicoba dengan human menopausal
gonadotrophin.
Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :
1. Metabolisme karbohidrat
Pil dapat menimbulkan GTT yang abnormal pada kurang lebih 40
% akseptor. Oleh karena itu penderita DM yang menggunakan pil
kontrasepsi harus diawasi dengan baik.
2. Kelenjar thyroid
Oleh pengaruh estrogen dalam pil kontrasepsi akan terlihat
kenaikan thyroksin binding globulin dan protein bound iodine.
3. Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi
Pada beberapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi
pada umumnya tidak menunjukan terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi
dengan clomiphen bila perlu dapat dicoba.

4. Pengaruh terhadap persalinan kemudian


Kelainan kongenital tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan
pil kontrasekpsi sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil
kontrasepsi harus segera dihentikan. Pada beberapa penyelidikan
dikemukakan kemungkinan terjadinya carcinoma vaginae pada anak di
kemudian hari bila pil terus dimakan dalam keadaan hamil.
5. Pengaruh terhadap laktasi
Estrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan
memperpendek masa laktasi, tetapi dengan dosisrendah pengsruh ini

8
dapat dikurangi. Sebaliknya mini pil yang hanya mengandung
progestrogen tidak mempengaruhi laktasi.
6. Kardiovaskuler
Beberapa penyelidik terutama dari Amerika dan Inggris
melaporkan bahwa thrombophlebitis disertai atau tidak disertai dengan
emboli paru-paru serta thrombosis cerebral meninggi pada pemakai pil
kontrasepsi. Kemungkinan ini lebih besar pada akseptor dengan umur tua
obesitas dan perokok. Dinegara-negara yang sedang berkembang,
kematian oleh kehamilan dan persalinan jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan kematian oleh thromboemboli.
7. Tumor ganas
Tidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi
menimbulkan keganasan pada alat-alat genital. Bila ditemukan keganasan,
pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Diduga pil kontrasepsi
mengurangi insidens tumor mammae yang jinak. Penagruh carcinogenik
pada Ca mammae belum diketahui dengan jelas. Sebagian, estrogen
meberikan pengaruh yang buruk pada Ca mammae pada masa
premenopause, tetapi pada masa postmenpause malah dapat menimbulkan
regresi Ca mammae tersebut.
8. Icterus
Pil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang
pernah menderita chronic idiopathic jaundice dan pruritus generalisata
yang terjadi berulang-ulang selama kehamilan. Penderita yang pernah
mengalami virus hepatitis sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi,
kecuali bila faal hepar telah normal kembali.
9. Hypertensi
Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil
kontrasepsi. Hypertensi sendiri bukan merupakan kontraindikasi absolut,
tetapi pengawasan tekanan darah ahrus dilakukan lebih teliti. Bila tensi
naik melebihi 160 mmHg sistolik dan 105 mmHg diastolik, harus
diberikan oengobatan terhadap hypertensinya atau pil kontrasepsi lain.
Gejala hypertensi sering timbul pada wanita yang sebelumnya pernah
mengalami hypertensi selama kehamilan atau terdapat riwayat hypertensi
dalam keluarga.

10. Depresi
Pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan
perasaannya(mood) selama siklus menstruasi. Kadang-kadang sekali
dapat terjadi suatu episode depresi pada pemakai pil kontrasepsi. Bila ini
terjadi, pil kontrasepsi dapat dihentikan dan diganti dengan cara
kontrasepsi yang lain.
11. Libido
Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita.
Ini disebabkan pengaruh steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk

9
menjadi hamil. Biasanya frekuensi coitus menurun setelah ovulasi, tetapi
dengan pil kontrasepsi perubahan ini tidak tampak. Kadang-kadang sekali
terdapat wanita yang mengeluh libidonya berkurang dan dalam hal ini
sebaiknya pil oral dihentikan (Sastrawinata, 2000).

5.2.8. Indikasi
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak atau belum
3. Gemuk atau kurus
4. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Pasca keguguran
7. Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
8. Anemia.
9. Nyeri haid hebat.
10. Haid teratur.
11. Riwayat kehamilan ektopik.
12. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

5.2.9. Kontra Indikasi


1. Kehamilan
2. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae
3. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen
4. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas
5. Faal hepar yang terganggu,
6. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.
7. Depresi premenstruil.

5.2.10. Cara Penggunaan


a. Pil Kombinasi
1. Petunjuk Umum
a. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
b. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh
siklus haid.
c. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama
haid.
d. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai
dengan hari yang ada pada kemasan.

10
e. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan
yang baru.
f. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum
pil dari kemasan yang baru.
g. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam
setelah meminumnya.
h. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak
memperburuk keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari
24 jam.
i. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2
hari atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.
j. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
2. Aturan Pil Lupa
Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera
minum 2 pil pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode
kontrasepsi lain). Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum
2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan
metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai
pil habis).
3. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah
6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya
menunggu haid dan gunakan metode barier.
4. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan
petunjuk umum dan aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil
kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien tentang berbagai
metode kontrasepsi.
b. Pil Sequential
Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada
tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya
diberikan selama 14–16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan
estrogen selama 5–7 hari terakhir.

c. Mini Pil atau Pil Progestin


1. Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil Progestin
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke
lima pada siklus haid (tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:
a. Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.
b. Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
ganti dengan mini pil.
c. Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang
mengandung hormon).
Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila :

11
a. Diduga tidak terjadi kehamilan.
b. Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil
(sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau
gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).
c. Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak
haid (bila menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).
Selain itu, mini pil dapat digunakan saat :
a. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan
ingin ganti dengan mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu
menunggu haid berikutnya, apabila penggunaan kontrasepsi
sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.
b. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin
ganti mini pil. Pil dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan
tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.
2. Cara Minum Mini Pil atau Pil Progestin
a. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
b. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.
c. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post
partum walaupun haid belum kembali.
d. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil
kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.
e. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil,
minum pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan
melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
f. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket
terakhir habis.
g. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus
(tidak haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.
h. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa
interval, tetap minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi
selama bulan-bulan pertama).
i. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka
segera periksa ke pelayanan kesehatan.

3. Aturan Pil Lupa


Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:
a. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat
ingat dan gunakan metode barier selama 48 jam.
b. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa
dan gunakan metode barier sampai akhir bulan.
c. Hal yang Perlu Disampaikan pada Pasien
Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:

12
a. Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan
pertama. Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat
sementara dan tidak mengganggu kesehatan.
b. Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual,
pusing, ataupun nyeri payudara.
c. fektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien
mengkonsumsi obat-obatan tuberkulosis ataupun epilepsi.
d. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid,
kemungkinan terjadi kehamilan.

2.2. Kontrasepsi Suntik


2.2.1. Definisi
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis
KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang
efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.

Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan


kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil.
Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan
pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB,
termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
2.2.2. Jenis-Jenis
1. KB Suntik Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat dan 5 mg Estradianol Sipionat yang diberikan injeksi IM. Sebulan
sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enatat dan 5 Estradiol Valerat
yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
a. Cara Kerja
1) Menekan Ovulasi.
2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu.
3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.
4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi
sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya terdapat
sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan
tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah
suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan
sedikit sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme
sekunder ini juga membuat endometium kurang layak untuk implantasi
dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga
mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
b. Efektivitas

13
Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan ) selama
tahun pertama penggunaan.
c. Keuntungan Kontrasepsi
1) Resiko terhadap kesehatan kecil.
2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
4) Jangka panjang
5) Efek samping sangat kecil.
6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
d. Keuntungan Nonkontrasepsi
1) Mengurangi jumlah pendarahan.
2) Mengurangi nyeri saat haid.
3) Mencegah anemia.
4) Khasiat pencegahan kanker ovarium dan kanker endometrium.
5) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
6) Mencegah kehamilan ektopik.
7) Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul.
8) Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada usia perimenopause.
e. Kerugian
1) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/spot-ting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.
2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
3) Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-
obatan epilepsy (fenitoin dan barbiturate) atau obat tuberkolosis
(rifampisin).
4) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan tumor
hati
5) Penambahan berat badan.
6) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus,atau infeksi virus HIV.
7) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.

f. Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi


1) Usia reproduksi.
2) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi.
4) Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan.
5) Pascapersalinan san tidak menyusui.
6) Anemia.
7) Nyeri haid hebat.
8) Haid teratur.
9) Riwayat kehamilan ektopik.
10) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
g. Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
1) Hamil atau diduga hamil.

14
2) Menyusui.
3) Perdarahan lewat vagina yang belum jelas penyebabnya.
4) Penyakit hati akut (virus hepatitis).
5) Usia > 35 tahun yang merokok.
6) Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi (>
180/110 mmHg).
7) Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan diabetes > 20 tahun.
8) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migren.
9) Kanker payudara.
h. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi
1) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Bila
dilakukan saat haid maka tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
2) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, Ibu tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah suntik atau
menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
3) Bila belum haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal
saja dapat dipastikan Ibu sedang tidak hamil. Ibu tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain selama masa waktu 7 hari.
4) Pasca melahirkan, bila ibu tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat
diberikan segera setelah nifas.
5) Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau
dalam waktu 7 hari.
6) Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang
lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi.
Selama Ibu menggunakan kontrasepsi sebelumnya dengan benar,
suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu
haid. Bila ragu, lakukan uji kehamilan terlebih dahulu.
7) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan Ibu
tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka
suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya. Tidak perlu menggunakan kotrasepsi lain.
8) Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
dapat segera diberikan, asal saja diyakini Ibu sedang tidak hamil, dan
pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan
pada hari 1 – 7 siklus haid, metode kontrasepsi tidak diperlukan. Bila
sebelumnya menggunakan AKDR (IUD), dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1 –
7 siklus haid. Cabut segera AKDR.
i. Keadaan Yang Memerlukan Perhatian Khusus
Keadaan Anjuran
Tekanan darah tinggi. < 180/110 mmHg dapat
diberikan, tetapi perlu
pengawasan.

15
Kencing manis. Dapat diberikan pada kasus
tanpa komplikasi dan
kencing manisnya terjadi <
20 tahun. Perlu diawasi.
Migrain. Bila tidak ada
gejalaneurologik yang
berhubungan dengan sakit
kepala, boleh diberikan.
Menggunakan obat Berikan pil kontrasepsi
tuberculosis/obat epilepsy. kombinasi dengan 50 mg
etinilestrdiol atau cari
metode kontrasepsi lain.
Mempunyai penyakit anemia Sebaiknya jangan
bulan sabit (sickle cell). menggunakan suntikan
kombinasi.
j. Cara Penggunaan
Kontrasepsi ini disuntikan setiap bulan oleh dokter atau bidan di
tempat pelayanan kesehatan. Bunda akan diminta datang setiap 4 minggu.
Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan
terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari
jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini Bunda sedang tidak hamil
dan tidak melakukan hubungan seksual selama 7 hari tersebut. Apabila
ragu, lakukan tes kehamilan terlebih dahulu.

2. Kontrasepsi Suntikan Progestin


Suntikan progestin merupakan metode kontrasepsi yang hanya
mengandung progestin. Metode suntikan progestin sangat efektif, aman, dapat
dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
Suntikan-Progestin-bundanetSaat ini yang banyak ditemukan di
pasaran dan banyak di gunakan adalah depo medroksiprogesteron asetat
(DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan
dengan cara di suntik di daerah bokong.
a. Jenis Suntikan Progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung
progestin, yaitu:
- Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150
mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (di
daerah bokong)

16
- Depo Noretisteron Enatat (Depo Noristerat), yang mengandung 200
mg Noretindron Enatat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
IM.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan
mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan
tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan
mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium
menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar.
Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen akan
merangsang timbulnya haid setiap bulan.
b. Cara Kerja
1) mencegah pembuahan (ovulasi).
2) Mengentalkan lendir leher rahim sehingga menurunkan kemampuan
sperma untuk masuk ke dalam Rahim.
3) Menjadikan dinding dalam rahim tipis sehingga hasil pembuahan sulit
menempel di rahim serta menghambat perjalanan hasil pembuahan
oleh saluran telur.
c. Efektivitas
Metode kontrasepsi progestin ini memiliki efektivitas yang tinggi
(0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun) asal penyuntikannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
d. Keuntungan
1) Sangat efektif.
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4) Tidak mengandung hormon esterogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
5) Tidak berpengaruh terhadap produksi ASI.
6) Dapat digunakan oleh bunda yang berusia > 35 tahun sampai
perimenopause.
e. Keterbatasan
1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
- Siklus haid yang memendek atau memanjang
- Darah haid menjadi lebih banyak atau sedikit
- Haid menjadi tidak teratur atau perdarahan bercak lama
- Tidak haid sama sekali
2) Ibu harus datang ke bidan atau dokter untuk mendapatkan suntikan
lanjutan
3) Berat badan sering kali meningkat
4) Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
dan hepatitis B
5) Butuh waktu lama untuk mengembalikan kesuburan
6) Pada penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan pada lipid serum, penurunan hasrat seksual, sakit kepala,
jerawat dan penurunan kepadatan tulang. Tetapi beberapa hal tersebut
tentu saja dapat ditanggulangi dengan pemeriksaan yang sesuai.

17
f. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1) Usia reproduksi.
2) Nulipara atau yang sudah memiliki anak.
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektefitas tinggi.
4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
5) Setelah abortus atau keguguran.
6) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
7) Telah banyak anak tapi tidak menghendaki tubektomi.
g. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progesterin
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Ibu yang mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya.
3) Ibu yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
jika tidak haid.
4) Menderita atau memiliki riwayat kanker payudara.
5) Penderita diabetes melitus disertai komplikasi.
h. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1) Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
2) Setiap saat selama siklus haid, asal Ibu tersebut tidak hamil.
3) Pada Ibu yang tidak haid atau haid tidak teratur, suntikan pertama
dapat diberikan setiap saat, asal Bunda tidak hamil tetapi selama 7
hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual terlebih
dahulu.
4) Bila ingin mengganti kontrasepsi dari kontraspesi hormonal lain atau
kontrasepsi nonhormonal maka suntikan progestin dapat dilakukan
saat haid atau dapat segera diberikan kapan saja diluar haid asalkan
yakin tidak hamil. Tetapi bila penyuntikan dilakukan setelah hari ke-7
haid, maka dianjukan tidak melakukan hubungan seksual selama 7
hari setelah suntikan.
i. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
Suntikan progestin diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik di daerah bokong. Setelah penyuntikan, ibu akan dibantu oleh
dokter atau bidan untuk menentukan tanggal kunjungan ulang.
Usahakan untuk tidak terlambat melakukan kunjungan ulang, karena
akan beresiko terjadi penurunan efektifitas suntikan progestin
sehingga ibu kemungkinan dapat mengalami kehamilan.
j. Yang Perlu Diketahui Dari Suntikan Progesterin
1) Ketika Ibu dan pasangan telah sepakat untuk memilih metode
suntikan progestin sebagai alat kontrasepsi, ada beberapa hal yang
perlu Bunda ketahui, yaitu:
- Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan
haid (tidak haid). Gangguan haid ini biasanya bersifat
sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
- Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan,
sakit kepala dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang
terjadi, tidak berbahaya dan cepat hilang.

18
- Karena terlambat kembalinya kesuburan, maka sebaiknya tidak
menggunakan suntikan progestin jika ingin merencanakan
kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
- Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid
baru datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama
tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6
bulan tidak juga haid, sebaiknya bunda memeriksakan diri ke
dokter atau bidan.
- Bila Ibu tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
suntikan dapat diberikan dalam 2 minggu sebelum atau 2
minggu setelah jadwal yang telah ditentukan asal saja Bunda
tidak sedang hamil. Jika suntikan terlambat diberikan maka
sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual selama 7 hari,
atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari.
Bila perlu, dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
- Bila Ibu lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan,
asal tidak sedang hamil.
2) Segera memeriksakan diri ke dokter jika :
-Perdarahan banyak atau lama (2 minggu atau lebih)
-Bekas suntikan bengkak dan bernanah
-Nyeri hebat perut bagian bawah.

2.2.3. Pelaksanaan Pelayanan


Ruang untuk pasien rawat jalan maupun ruang perawatan dapat di
gunakan untuk pemberian kontrasepsi suntik. Bila mungkin, ruangan tersebut
harus berada jauh dari daerah ramai di lingkungan klinik taua rumah sakit.
Ruangan tersebut harus:
- Mendapat cahaya yang memadai,
- Menggunakan lantai kramik atau semen agar mudah di bersihkan
- Bebas dari debu dan serangga, dan
- Memiliki vebtilasi yang baik.
Fasilitas untuk mencuci tangan juga harus tersedia di dekat ruang
tersebut, termasuk persediaan air bersih yang mengalir, serta tersedia wadah
atau kantung plastik untuk pembuangan limbah terkontaminasi. Wadah tahan
tusuk harus di letakkan di tempat yang aman untuk pembuangan jarum dan
alat tulis.
1. Persiapan Klien
Karena kulit tidak mungkin disterilisasi, antiseptik di gunakan
untuk meminimalkan jumlah mikroorganisme pada kulit tempat suntikan
harus dilaksanakan. Hal ini mutlak harus di laksanakan untuk mengurangi
kemungkinan risiko infeksi pada lokasi suntik.
- Periksa daerah suntik apakah bersih atau kotor.

19
- Bila lengan atas atau pantat yang akan di suntik terlihat kotor, calon
klien diterima membersihkannya dengan sabun dan air.
- Biarkan daerah tersebut kering.
2. Persiapan Yang Dilakukan Petugas
- Langkah 1: cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir.
Keringkan dengan handuk atau dianginkan.
- Langkah 2: buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi
karet. Hapus karet yang ada diatas bagian vital dengan kapas yang
telah di basahi dengan alkohol 60-90%. Biarkan kering (pada depo
profera atau cyclofem).
- Langlah 3: bila menggunakan jarum dan semprit sekali pakai, segera
buka plastiknya. bila menggunakan jarum dan semprit suntik yang
telah di sterilkan dengan DTT, pakai korentang atau forsep yang telah
di DTT untuk mengambilnya.
- Langkah 4: pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan
jarum pada mulut semprit penghubung.
- Langkah 5: balikkan vial dengan mulut vial di bawah. Masukkan
cairan suntik dalam semprit. Gunakan jarum yang sama untuk
menghisap kontrasepsi suntik dan menyuntikan pada klien.

3. Persiapan Daerah Suntikan


- Peralatan:
1. Obat yang akan di suntik (depo profera, cyclofem).
2. Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai).
3. Alkohol 60-90% dan kapas.
- Langkah 1: bersihkan kulit yang akan disuntik denga kapas alkohol
yang di bashi oleh ethil/ isopropil alkohol 60-90%.
- Langkah 2: biarkan kulit tersebut karing sebelum dapat did suntik.
- Teknik suntikan:
 Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara (depo profera/ cyclofem). Keluarkan isinya.
 Suntikkan secara intramuskular dalam di daerah pantat (daerah
glutea). Apabila suntukan di berikan terlalu dangkal penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segara dan
efektif.
 Depo profera (3ml/150mg atau 1ml/150mg) di berikan setiap 3
bulan (12 minggu)
 Noristerat (200mg) di berikan setiap 2 bulan (8 minggu)
 Cyclofem (25 mg medroksi progesteron asetat dan 5 mg estrogen
sipionate) doberikan setuap bulan. Di indonesia di dapatkan haid
teratur pada 85 % peserta suntikan cyclofum.
- Setelah tindakan suntik

20
 Untuk jarum dan semprit sekali pakai:
 Jangan memijat daerah suntik. Jelaskan pada klien bahwa obat
akan terlalu cepat di serap.
 Jangan masukkan kembali, dan jangan membengkokkan atau
mematahkannya. Buang jarum dan semplit dalam kotak/tempat
tahan robekan/ tusukan/tembus, misalnya kotak kayu, botol plastik
atau kaleng yang mempunyai tutup. Botol bekas infus dapat di
pakai, tetapi ada keungkinan tertembus/robek.
 Hindari kemungkinan tersusuk jarum secara sengaja. Jangan
pisahkan jarum dengan semprit setelah pemkaian. Jangan di
srungkan kembali, di bengkokkan atau di patahkan sebelum di
buang. Bila perlu menyarungkan kembali, gunakan teknik “satu
tangan”.
 Letakkan kotak tersebut pada tempat ayng mudah di jangkau dan
mudah di buka tanpa menggunakan benda tajam.
 Kubur/bakar bila kotak tersebut telah 2/3 penuh.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma.
Pelayanan kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen dalam pelayanan
kependudukan/KB. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) yaitu
menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya
kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.

3.2. Saran
Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua
klien karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi
setiap klien. Untuk itu disarankan klien lebih cerdas memilih alat kontrasepsi yang
sesuai dan cocok.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-alat-kontrasepsi.html

http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 3, Jakarta 2010 Bina Pustaka
sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Dewiasmidwifery.blogspot.com

iv

Anda mungkin juga menyukai