Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KONTRASEPSI ALAMIAH

DISUSUN OLEH :
1. AMELIA DWI NUR.INDAH.P (2017.03.0045)
2. NOFIA SARI PUSPITA DEWI (2017.03.0053)
3. KHULIYATUN NAFISAH (2019.03.0003)
4. FRELITO XARLIS DA COSTA (2018.03.0068)
5. FARDI KRISNAWAN (2018.03.0364)

DOSEN PEMBIMBING :
SYLVIE PUSPITA,S.KEP.,NS.,M.KES

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas MAKALAH KONTRASEPSI ALAMIAH.
Tugas ini berhasil kami selesaikan tentunya berkat bantuan dan kerja sama dari berbagai
pihak khususnya rekan-rekan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu proses
pengerjaan tugas ini.
Kami juga berterimakasih kepada ibu sylvie puspita,S.kep.,Ns.,M.kes yang telah
membimbing kami dalam membuat dan penyusunan tugas ini sehingga dapat berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan harapan .
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari pembuatan makalah ini baik materi
maupun tekhnik penyajianya.Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah kami dapat berguna dan dipelajari oleh semua kalangan
khususnya mahasiswa/i STIKES HUSADA JOMBANG, dan dapat bermanfaat bagi semua lapisan
masyarakat.

Jombang, November 2019

(Penulis)

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii

BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang KB Alamiah…………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah KB Alamiah………………………….……………………..1
1.3 Tujuan KB Alamiah………………………………………………...………….. 1

BAB. II PEMBAHASAN
2.1 Definisi KB Sederhana Alamiah (Tanpa Alat)………………………………… 4
2.2 Macam-Macam Metode KB Sederhana Alamiah (Tanpa Alat)….......................6
2.2.1 Metode Kalender……………………………………………….................6
2.2.2 Metode Suhu Basal………………………………………………..……... 9
2.2.3 Metode Lendir Serviks (Bilings)………………………………………….13
2.2.4 Metode Sim to Thermal…………………………………………………...16
2.2.5 Metode Coitus Interuptus………………………………………………....19

BAB. III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………….………………………………………………………. 22
3.2 Saran………………………………………………………………………….... 22

BAB. IV DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keluarga Berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan merencanakan kapan
dan berapa jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah pernikahan. Hal ini sangat
dianjurkan dan memang banyak manfaat yang dirasakan, kuantitas sedikit tapi lebih
bermutu itu lebih baik dari pada kuantitas banyak tapi mutunya kurang. Penggunaan KB
dapat memplaning masa depan anak dan juga tentang gizi anak tentunya lebih terjamin
karena sudah ada perencanaannya.
Di Indonesia keluarga berencana mulai dikenal pada tahun 1953 pada waktu itu
sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat mulai membantu masyarakat,
untuk menggunakan alat kontrasepsi. Namun demikian di Indonesia pemilihan cara
kontrasepsi tentu saja yang mempunyai efektivitas tinggi, aman, murah dan praktis. Tapi
sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang sempurna dan sangat ideal bagi semua pihak,
memilih salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun jauh lebih baik daripada tidak memakai
kontrasepsi sama sekali.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Metode Kalender?
2. Apa itu Metode Suhu Basal?
3. Apa itu Metode Lendir Serviks?
4. Apa itu Metode Coitus Interptus?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui Metode Kalender.
2. Mengetahui Metode Suhu Basal.
3. Mengetahui Lendir Serviks.
4. Mengetahui

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi KB Sederhana Alamiah (Tanpa Alat)
Metode KB Sederhana Alamiah (tanpa alat) adalah metode kontrasepsi berdasarkan
pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi
perempuan. Metode ini sering melibatkan perilaku puasa seks secara periodic, sebuah
metode penghalang antara spermatozoa dan ovum dengan menghindari hubungan seks
selama fase subur berlangsung dari siklus menstruasi. Metode ini tergantung pada
kemampuan pasangan mengidentifikasi fase subur pada setiap fase siklus menstruasi dan
motivasi serta disiplin mereka untuk mempraktikan puasa seks jika diperlukan. Teknik-
Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi fase subur dalam siklus menstruasi,
kemudian puasa seks, adalah:
1. Metode Kalender
2. Metode Suhu Basal
3. Metode Lendir Serviks
4. Metode Sim to Thermal
5. Metode Coitus Interuptus
a. Indikasi
1. Indikasi Umum
Metode Keluarga Berencana Alamiah menyediakan alternatif untuk pasangan yang
tidak ingin atau tidak cocok menggunakan metode lain merasa lebih efektif karena:
 Takut efek samping
 Hambatan religious atau budaya
 Akses yang sulit pada metode lain
2. Indikasi Khusus
Keluarga Berencana Alamiah merupakan metode yang sesuai untuk:
 Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
 Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
 Pasangan yang tidak dapat menggunakan metode lain
 Tidak keberatan jika terjadi kehamilan

5
b. Efektifitas
Metode Keluarga Berencana Alamiah akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik
dan benar. Sebelum menggunakan metode KBA ini, pasangan suami istri harus mengetahui
masa subur. Sebenarnya, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu,
diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode KBA ini
akan lebih efektif bila semua dari macam-macam metode KB Alamiah digunakan.
Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sydney, metode akan lebih efektif
tiga kali lipat bila dikombinasikan.

2.2 Macam-macam KB sederhana tanpa alat (alamiah)


2.2.1 Metode Kalender
a. Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana
yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau pada
masa subur atau ovulasi. Metode kalender ini merupakan metode keluarga berencana
alamiah (KBA) yang paling tua. pencetus KBA system kalender adalah dr.Knaus (ahli
kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini
berdasarkan pada siklus haid/ menstruasi wanita.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari
sebelum menstruasi, tetapi 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian
kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA system kalender.
Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan system
kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya.
Sebelum menggunakan metode ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.
Siklus masa subur pada setiap wanita tidaklah sama. Untuk itu perlu pengamatan minimal
6 kali siklus menstruasi.
b. Cara Penerapan Metode Kalender
Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita
dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali dalam sebulan, dan
biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan

6
datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani sperma selama 48-72
jam. Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
1. Pre Ovulatory Infertility Phase (masa tidak subur sebelum ovulasi)
2. Fertility Phase ( Masa subur)
3. Post Ovulatory infertility Phase ( masa tidak subur setelah ovulasi)
Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus mengetahui
masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidaklah sama. Untuk itu perlu
pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara dan menghitung masa
subur:
1. Bila Siklus Haid Teratur (28 hari )
 Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
 Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 siklus haid.
Contoh:
Seorang istri mendapat haid mulai tanggal 9 januari. Tanggal 9 januari dihitung
sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke-16 jatuh pada
tanggal 24 januari. Jadi masa subur yaitu tanggal 20 hingga 24 januari. Pada tanggal
tersebut suami istri tidak boleh bersenggama.
2. Bila Siklus Haid Tidak Teratur
a. Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus menstruasi). Untuk
mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek.
b. Masukan dalam rumus: jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurang 18.
Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.
Rumus: Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek - 18
c. Masukan dalam rumus: jumlah hari terpanjang dalam 6 kali siklus haid dikurangi 11.
Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus : Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus
terpanjang 30 hari (mulai dari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19

7
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini,
suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus
menggunakan kontrasepsi.
c. Manfaat Metode kalender atau pantang berkala
Dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
a. Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
b. Manfaat konsepsi
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan
hubungan seksual pada saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bias
hamil.
d. Keuntungan Metode kalender atau pantang berkala
Mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan
yang berhubungan dengan kontrasepsi.
f. Tidak memerlukan biaya.
g. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

e. Keterbatasan Metode Kalender

Metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:

a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

e. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.

8
f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

f. Efektifitas Metode kalender

Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum
menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.
Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan
minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila
digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson
dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila
dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode
kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun. Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak
Efektif Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:

a. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam
saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).

b. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan


sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan
setelah ovulasi menjadi tidak tepat.

c. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.

d. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis


mukus/lendir serviks yang menyertainya.

e. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan


menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.

2.2.2 Metode Suhu Basal


a. Pengertian
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada
saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal akan meningkat
setelah ovulasi terjadi. Pencatatan suhu basal dilakukan setiap hari.

9
Prinsip yang digunakan dalam metode suhu basal tubuh adalah menentukan masa
subur, yaitu 4 hari sebelum ovulasi karena sperm dapat hidup sampai 4 atau 5 hari. Metode
ini berdasarkan kenaikan suhu tubuh setelah ovulasi sampai hari sebelum menstrusasi
berikutnya. Untuk mengetahui suhu tubuh benar-benar naik maka harus dengan
thermometer yang sama dan pada tempat yang sama (dimulut, anus, vagina) setiap pagi
setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas, serta melakukan pencatatan.

Kenaikan suhu basal merupakan salah satu tanda bahwa tubuh sedang mengalami
ovulasi (masa subur), sehingga dapat digunakan sebagai penentu kapan melakukan
hubungan seksual agar tidak terjadi pembuahan.

b. Penentuan masa subur


Siklus mentruasi mempengaruhi oleh hormone seks perempuan yaitu estrogen dan
progesterone. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh
perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indicator klinis seperti:
a. Perubahan suhu basal tubuh
b. Perubahan lendir serviks
c. Perubahan sekresi lendir serviks
d. Panjangnya siklus mentruasi
e. Indikator minor kesuburan seperti perut dan perubahan payudara.
Fase subur dan fase tidak subur dapat dinilai dengan ukuran dan dapat digunakan
untuk merencanakan dan menghindari kehamilan. Siklus menstruasi dibagi dalam 2 fase
yaitu sebelum ovulasi dan fase setelah ovulasi.
1. Fase sebelum ovulasi
a. Fase sebelum ovulasi dikontrol oleh FSH dan estrogen. Kelenjar hipotalamus pada
dasar otak akan mengeluarkan FSH yang akan merangsang pematangan folikel di
ovarium. Pematangan folikel ini akan meningkatkan produksi estrogen.
b. Pada saat kenaikan estrogen mendekati ovulasi, terjadi perubahan-perubahan sebagai
berikut:
 Endometrium menebal
 Serviks menjadi panjang dan lunak serta terbuka

10
 Lendir serviks yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar pada serviks menjadi lendir
yang bersahabat dengan sperma.
 Peningkatan garam, gula, dan asam amino untuk memberikan makanan pada
sperma.
 Peningkatan cairan samapai dengan 10 kali peningkatan volume lendir.
 Lendir yang subur terdiri dari 96% air yangtransparan, berkilat, licin, elastisyang
disebut efek spinnbarkeit.
c. Ketika estrogen mencapai tingkat tertentu dalam darah, kelenjar hipotalamus akan
menghasilkan LH yang meningkat cepat dan kemudian akan terjadi ovulasi ( pecahnya
folikel yang matang dan mengeluarkan ovum).
2. Fase setelah ovulasi
a. Fase setelah ovulasi dikontrol oleh progesterone.
b. Setelah ovulasi, LH menyebabkan pecahnya folikel yang kemudian folikel terebut akan
berkembang menjadi korpus luteum,yang memproduksi progesterone.
c. Dibawah pengaruh progesterone terjadi perubahan-perubahan, sebagai berikut:
 Endometrium melunak guna mempersiapkan diri untuk menerima implantasi telur
yang telah di buahi
 Serviks memendek, keras dan tertutup
 Lendir serviks menjadi tidak bersahabat untuk mencegah penetrasi sperma
 Stelah ovulasi terdapat perubahan status kesuburan jaringan filament-filamen
menjadi lebih padat membentuk lendir yang tebal yang mencegah penetrasi sperma.
Sperma secara cepat akan dirusak oleh cairan vagina yang bersifat asam.
 Suhu akan meningkat sekitar 0, 20 0 C atau lebih.
 Korpus luteum akan bertahan sekitar 14 hari, kemudian akan kisut dan mati.
Progesteron akan turun, suhu tubuh turun dan endometrium akan mengalami
disintegrasi sehingga terjadilah mentruasi dan lengkaplah satu siklus.

11
c. Cara Mengukur Perubahan Suhu Basal
Suhu tubuh normal bisanya 35.5-36 derajat celcius. Pada waktu ovulasi suhu tubuh
akan turun dan akan naik kembali mencapai 37-38 derajat celcius dan tidak akan normal
kembali ke suhu normal 36 derajat.
Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila sudah terbentukanya progesterone yang
bertugas menyiapkan jaringan dalam rahim untuk menerimasel telur yang telah dibuahi.
Perlu diketahui bahwa disaat ovulasi, suhu basal badan meningkat 0,2- 0,5 derajat celcius
karena dipengaruhi oleh hormone progesterone. Pengukuran yang dilakukan teratur
beberapa bulan berguna sebagai referensi untuk mempelajari lebih jauh tentang ovulasi
wanita, sehingga hubungan intim dapat dilakukan pada saat tertentu.
Cara mengukur suhu basal:
1. Alat-alat yang perlu disiapkan : thermometer, alat tulis, grafik SBB

Contoh Grafik Suhu Basal Badan

2. Sebelum tidur malam, atur termometr menjadi suhu normal (36 derajat celcius), dengan
cara dikibas-kibas.
3. Ketika bangun pagi sebelum melakukan aktifitas letakan thermometer di mulut selama
5 menit.
4. Catatlah hasil pengukuran pada grafik.
5. Berikan tanda khusus pada keadaan tertentu misalnya pada saat terjadi sdemam atau
stress karena dapat mempengaruhi keadaan suhu badan.
6. Lakukan secara rutin selama 3 bulan berturut-turut
7. Tandai juga saat melakukan hubungan seksual (intim)

12
Dengan syarat suhu tubuh tidak boleh dalam kondisi demam, jangan tidur dibawah
lampu yang panas, jangan tidur menggunakan AC dalam suhu yang sangat tinggi, dan tidur
minimal 5-6 jam.

d. Keuntungan dan Kekurangan Metode Suhu Basal


a. Keuntungan :
1. Memiliki tingat keamanan yang tinggi jika diukur secara rutin dan benar.
2. Murah (ekonomis)
3. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin
4. Tidak ada efek samping sistemik
b. Kekurangan :
1. Kesalahan dapat terjadi jika sedang mengalami sakit, mengukur tidak pada waktu
biasanya, tidur terlalu larut malam, danti thermometer, ganti tempat pengukuran
suhu.
2. Harus diperhatikan pada kasus-kasus tertentu, seperti ibu menyusui, karena siklus
yang sangat tidak teratur.
3. Kelemahan cara ini adalah bila seseorang lupa untuk melakukannya.
4. Pengukuran yang tidak teliti
5. Perlu pencatatan tiap hari.

2.2.3 Metode Lendir Serviks (Bilings)


a. Pengertian
Metode ovulasi dikembangkan pada tahun 1950-an oleh dua orang dokter warga
Negara Australia yaitu Drs. Evelin dan John Billings kemudian diperkenalkan ke Amerika
Serikat pada awal tahun 1970-an.
Definisi metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap
perubahan lendir serviks wanita yang keluar melalui vagina. Metode ovulasi didasarkan
pada pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi yang
menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dengan masa
subur.

13
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ovulasi
Dasar Perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan kadar
estrogen. Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa individu wanita dapat
memperkirakan masa ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan perubahan
suhu basal tubuh. Perubahan pola tersebut antara lain :

a. Hari-hari kering : Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu mempunyai 1 sampai
beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering

b. Hari-hari subur : Ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu dianggap subur
ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental dan lengket. Lendir
subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks.

c. Hari Puncak : Adalah hari terakhir adanya lendir licin, mulur dan ada perasaan basah.
Kenali masa subur dengan memantau lendir yang keluar dari vagina, pengamatan
dilakukan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari. Periksa lendir dengan
jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering- basah.
Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.

Untuk menggunakan metode lendir serviks (MOB) seorang wanita harus belajar
mengenali pola kesuburan dan pada dasar ketidak suburannya. Untuk menghindari
kekeliruan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar, pasangan diminta
secara penuh tidak bersenggama pada siklus haid, untuk mengenali pola kesuburan dan
ketidak suburan.

c. Efektifitas

Angka kegagalan metode kontrasepsi sederhana MOB ini adalah 0,4-39,7 100
wanita per tahun.

d. Keuntungan metode lendir serviks

a. Dalam kendali wanita.

b. Memberikan kesempatan pada pasangan menyentuh tubuhnya.

14
c. Meningkatkan kesadaran terhadap peerubahan pada tubuh.

d. Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan.

e. Dapat digunakan mencegah kehamilan

e. Kerugian/kekurangan metode lendir serviks

a. Membutuhkan komitmen.

b. Perlu diajarkan oleh spesialis KB alami.

c. Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode

d. Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur

e. Beberapa obat yang digunakan mengobati flu, tersebut dapat menghambat produksi
lendir serviks

f. Melibatkan sentuhan pada tubuh, yang tidak disukai beberapa wanita.

g. Membutuhkan pantang berhubungan intim

f. Teknik penggunaan metode lendir serviks:

a. Catatlah setiap kali pengamatan dilakukan dengan suatu rangkaian kode misalnya stiker
atau tinta berwarna ataupun tulisan tangan. Contoh kode yang dipakai untuk mencatat
kesuburan:

1. Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid).

2. Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering.

3. Gambar suatu tanda @ & atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur
yang basah, jernih, licin dan mulur.

4. Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang
kental, putih, keruh dan lengket

15
b. Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangat
basah pada waktu siang. Setipa malam sebelum tidur, tentukan tingkat yang paling subur
dan beri tanda pada catatan untuk kode yang sesuai. Lendir mungkin akan berubah pada
hari yang sama.

c. Abstinen/ pantang senggama paling sedikit satu siklus sehingga klien akan mengenali
hari-hari lendir, mengenali pola kesubiuran dan pola ketidaksuburan dengan bimbingan
terlatih.

d. Hindari senggama pada waktu haid.

e. Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam( aturan
selang seling).

f. Hindari senggama segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basah muncul
(aturan awal).

g. Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X. Ini adalah
hari puncak (hari ovulasi).

h. Setelah hari puncak ,hindari senggama untuk tiga hari berikut siang dan malam (aturan
puncak). Mulai dari pagi hari ke empat setelah kering, ini adalah hari hari aman untuk
bersenggama sampai hari haid berikutnya.

2.2.4 Metode Sim to Thermal


a. Pengertian
Metode sim to thermal merupakan keluarga berencana alamiah (KBA) yang
mengidentifikasi masa subur dari siklus mentruasi wanita. Metode sim to thermal
mengkombinasikan metode suhu basal dan makosa serviks. Tetapi ada teori lain yang
mengatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu
basal tubuh, perubahan lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode
kalender. Metode sim to thermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita
dari pada menggunakan salah satu metode saja.
b. Manfaat
Metode sim to thermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi.

16
a. Manfaat Kontrasepsi
Metode sim to thermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan
dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.

b. Manfaat Konsepsi
Metode sim to thermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan
dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
c. Efektifitas
Angka kegagalan dari pengguanaan metode sim to thermal adalah 10-20 wanita
akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar,
saran atau tidak adanya kerjasama pasangan. Namun, metode sim to thermal ini akan
mempunyai angka kegagalan yang lebih rendah jika di bawah pengawasan yang lebih ketat.
Hal yang mempengaruhi metode sim to thermal menjadi efektif apabila:
1. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat
2. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
3. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus
menstruasi dan pola kesuburan.

Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu untuk
menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual. Hal yang mempengaruhi
metode sim to thermal tidak efektif antara lain:

1. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.

2. Wanita yang mempunyai penyakit.

3. Pasca perjalanan.

4. Konsumsi alkohol.

5. Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu.

6. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode
simptothermal.

17
7. Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau
alasan lain.

8. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal
tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.

d. Keuntungan
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:

1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan.

2. Aman.

3. Ekonomis.

4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.

5. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.

6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.

e. Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:

1. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit,


pasca perjalananmaupun konsumsi alkohol.

2. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan


mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.

3. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.

4. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar

18
f. Petunjuk bagi pengguna metode sim to thermal
Pengguna atau klien sim to thermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang
metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan
agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal
tubuh maupun lendir serviks.

1. Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya


setelah haid berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi).

2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya
lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan
pantang senggamakarena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.

3. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari
puncaklendir subur.

4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur,
periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang
dimana masa pantang senggama harus dilakukan.

2.2.5 Metode Coitus Interuptus


a. Pengertian
Nama lain dari Coitus Interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra
ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau with drawal methods atau pull-out method.
Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse. Pengertian Coitus interuptus atau
senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
b. Cara Penerapan
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk
ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat
dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai
rahim.
Efektifitas Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar
dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan

19
yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat
menggunakan metode ini menjadi lebih efektif. Manfaat Coitus interuptus memberikan
manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
c. Manfaat kontrasepsi:
1. Efektif bila dilakukan dengan benar.
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak ada efek samping
4. Tidak membutuhkan biaya.
5. Tidak memerlukan persiapan khusus.
6. Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
7. Dapat digunakan setiap waktu.

Manfaat non kontrasepsi:


1. Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
2. Menanamkan sifat saling pengertian.
3. Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
d. Keterbatasan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
1. Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma
selama senggama.
2. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
3. Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
4. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
5. Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
Penilaian klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi coitus
interuptus tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan
penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi
pengguna kontrasepsi ini adalah Coitus Interuptus sesuai atau tidak sesuai dengan kondisi
pasangan suami istri tersebut.

20
e. Teknik Melakukan Coitus Interuptus
1. Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama
dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk
menggunakan metode senggama terputus.
2. Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan
membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
3. Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina
pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4. Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
5. Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
6. Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu dapat
bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Pengguna kontrasepsi merupakan salah
satu variable yang mempengaruhi fertilisasi.
Metode keluarga berencana alamiah (KBA) adalah metode kontrasepsi berdasarkan
pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi
perempuan. Maksudnya, cara alternatif yang dapat digunakan oleh pasangan usia subur
selain menggunakan alat atau obat. Namun masih banyak yang belum mengetahui cara
kontrasepsi dengan metode alamiah ini. Kebanyakan pasangan usia subur lebih memilih
menggunakan alat kontrasepsi dari bidan atau dokter karena dirasa lebih aman dan tingkat
kegagalannya rendah.
3.2 Saran
Program KB merupakan program kontrasepsi yang bertujuan untuk mengatur atau
mengendalikan populasi penduduk di Indonesia. Metode KB alamiah adalah salah satu cara
kontrasepsi. Untuk merealisasikan cara KBA ini, kita sebagai tenaga medis harus
memberikan dan menyampaikan informasi yang secara lengkap dan jelas kepada
masyarakat tentang bagaimana cara melakukan KBA, manfaat, kerugian dan lain-lain agar
masyarakat tahu dan merealisasikannya dengan benar.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8514721/KB_Alamiah
http://stannytuasela.blogspot.com/2014/05/makalah-kb-alamiah-sederhana.html

23

Anda mungkin juga menyukai