DISUSUN OLEH :
1. AMELIA DWI NUR.INDAH.P (2017.03.0045)
2. NOFIA SARI PUSPITA DEWI (2017.03.0053)
3. KHULIYATUN NAFISAH (2019.03.0003)
4. FRELITO XARLIS DA COSTA (2018.03.0068)
5. FARDI KRISNAWAN (2018.03.0364)
DOSEN PEMBIMBING :
SYLVIE PUSPITA,S.KEP.,NS.,M.KES
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas MAKALAH KONTRASEPSI ALAMIAH.
Tugas ini berhasil kami selesaikan tentunya berkat bantuan dan kerja sama dari berbagai
pihak khususnya rekan-rekan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu proses
pengerjaan tugas ini.
Kami juga berterimakasih kepada ibu sylvie puspita,S.kep.,Ns.,M.kes yang telah
membimbing kami dalam membuat dan penyusunan tugas ini sehingga dapat berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan harapan .
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari pembuatan makalah ini baik materi
maupun tekhnik penyajianya.Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah kami dapat berguna dan dipelajari oleh semua kalangan
khususnya mahasiswa/i STIKES HUSADA JOMBANG, dan dapat bermanfaat bagi semua lapisan
masyarakat.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang KB Alamiah…………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah KB Alamiah………………………….……………………..1
1.3 Tujuan KB Alamiah………………………………………………...………….. 1
BAB. II PEMBAHASAN
2.1 Definisi KB Sederhana Alamiah (Tanpa Alat)………………………………… 4
2.2 Macam-Macam Metode KB Sederhana Alamiah (Tanpa Alat)….......................6
2.2.1 Metode Kalender……………………………………………….................6
2.2.2 Metode Suhu Basal………………………………………………..……... 9
2.2.3 Metode Lendir Serviks (Bilings)………………………………………….13
2.2.4 Metode Sim to Thermal…………………………………………………...16
2.2.5 Metode Coitus Interuptus………………………………………………....19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi KB Sederhana Alamiah (Tanpa Alat)
Metode KB Sederhana Alamiah (tanpa alat) adalah metode kontrasepsi berdasarkan
pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi
perempuan. Metode ini sering melibatkan perilaku puasa seks secara periodic, sebuah
metode penghalang antara spermatozoa dan ovum dengan menghindari hubungan seks
selama fase subur berlangsung dari siklus menstruasi. Metode ini tergantung pada
kemampuan pasangan mengidentifikasi fase subur pada setiap fase siklus menstruasi dan
motivasi serta disiplin mereka untuk mempraktikan puasa seks jika diperlukan. Teknik-
Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi fase subur dalam siklus menstruasi,
kemudian puasa seks, adalah:
1. Metode Kalender
2. Metode Suhu Basal
3. Metode Lendir Serviks
4. Metode Sim to Thermal
5. Metode Coitus Interuptus
a. Indikasi
1. Indikasi Umum
Metode Keluarga Berencana Alamiah menyediakan alternatif untuk pasangan yang
tidak ingin atau tidak cocok menggunakan metode lain merasa lebih efektif karena:
Takut efek samping
Hambatan religious atau budaya
Akses yang sulit pada metode lain
2. Indikasi Khusus
Keluarga Berencana Alamiah merupakan metode yang sesuai untuk:
Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
Pasangan yang tidak dapat menggunakan metode lain
Tidak keberatan jika terjadi kehamilan
5
b. Efektifitas
Metode Keluarga Berencana Alamiah akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik
dan benar. Sebelum menggunakan metode KBA ini, pasangan suami istri harus mengetahui
masa subur. Sebenarnya, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu,
diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode KBA ini
akan lebih efektif bila semua dari macam-macam metode KB Alamiah digunakan.
Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sydney, metode akan lebih efektif
tiga kali lipat bila dikombinasikan.
6
datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani sperma selama 48-72
jam. Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
1. Pre Ovulatory Infertility Phase (masa tidak subur sebelum ovulasi)
2. Fertility Phase ( Masa subur)
3. Post Ovulatory infertility Phase ( masa tidak subur setelah ovulasi)
Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus mengetahui
masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidaklah sama. Untuk itu perlu
pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara dan menghitung masa
subur:
1. Bila Siklus Haid Teratur (28 hari )
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 siklus haid.
Contoh:
Seorang istri mendapat haid mulai tanggal 9 januari. Tanggal 9 januari dihitung
sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke-16 jatuh pada
tanggal 24 januari. Jadi masa subur yaitu tanggal 20 hingga 24 januari. Pada tanggal
tersebut suami istri tidak boleh bersenggama.
2. Bila Siklus Haid Tidak Teratur
a. Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus menstruasi). Untuk
mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek.
b. Masukan dalam rumus: jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurang 18.
Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.
Rumus: Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek - 18
c. Masukan dalam rumus: jumlah hari terpanjang dalam 6 kali siklus haid dikurangi 11.
Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus : Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus
terpanjang 30 hari (mulai dari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
7
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini,
suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus
menggunakan kontrasepsi.
c. Manfaat Metode kalender atau pantang berkala
Dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
a. Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
b. Manfaat konsepsi
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan
hubungan seksual pada saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bias
hamil.
d. Keuntungan Metode kalender atau pantang berkala
Mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan
yang berhubungan dengan kontrasepsi.
f. Tidak memerlukan biaya.
g. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
Metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
8
f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum
menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.
Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan
minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila
digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson
dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila
dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode
kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun. Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak
Efektif Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
a. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam
saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
c. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
9
Prinsip yang digunakan dalam metode suhu basal tubuh adalah menentukan masa
subur, yaitu 4 hari sebelum ovulasi karena sperm dapat hidup sampai 4 atau 5 hari. Metode
ini berdasarkan kenaikan suhu tubuh setelah ovulasi sampai hari sebelum menstrusasi
berikutnya. Untuk mengetahui suhu tubuh benar-benar naik maka harus dengan
thermometer yang sama dan pada tempat yang sama (dimulut, anus, vagina) setiap pagi
setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas, serta melakukan pencatatan.
Kenaikan suhu basal merupakan salah satu tanda bahwa tubuh sedang mengalami
ovulasi (masa subur), sehingga dapat digunakan sebagai penentu kapan melakukan
hubungan seksual agar tidak terjadi pembuahan.
10
Lendir serviks yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar pada serviks menjadi lendir
yang bersahabat dengan sperma.
Peningkatan garam, gula, dan asam amino untuk memberikan makanan pada
sperma.
Peningkatan cairan samapai dengan 10 kali peningkatan volume lendir.
Lendir yang subur terdiri dari 96% air yangtransparan, berkilat, licin, elastisyang
disebut efek spinnbarkeit.
c. Ketika estrogen mencapai tingkat tertentu dalam darah, kelenjar hipotalamus akan
menghasilkan LH yang meningkat cepat dan kemudian akan terjadi ovulasi ( pecahnya
folikel yang matang dan mengeluarkan ovum).
2. Fase setelah ovulasi
a. Fase setelah ovulasi dikontrol oleh progesterone.
b. Setelah ovulasi, LH menyebabkan pecahnya folikel yang kemudian folikel terebut akan
berkembang menjadi korpus luteum,yang memproduksi progesterone.
c. Dibawah pengaruh progesterone terjadi perubahan-perubahan, sebagai berikut:
Endometrium melunak guna mempersiapkan diri untuk menerima implantasi telur
yang telah di buahi
Serviks memendek, keras dan tertutup
Lendir serviks menjadi tidak bersahabat untuk mencegah penetrasi sperma
Stelah ovulasi terdapat perubahan status kesuburan jaringan filament-filamen
menjadi lebih padat membentuk lendir yang tebal yang mencegah penetrasi sperma.
Sperma secara cepat akan dirusak oleh cairan vagina yang bersifat asam.
Suhu akan meningkat sekitar 0, 20 0 C atau lebih.
Korpus luteum akan bertahan sekitar 14 hari, kemudian akan kisut dan mati.
Progesteron akan turun, suhu tubuh turun dan endometrium akan mengalami
disintegrasi sehingga terjadilah mentruasi dan lengkaplah satu siklus.
11
c. Cara Mengukur Perubahan Suhu Basal
Suhu tubuh normal bisanya 35.5-36 derajat celcius. Pada waktu ovulasi suhu tubuh
akan turun dan akan naik kembali mencapai 37-38 derajat celcius dan tidak akan normal
kembali ke suhu normal 36 derajat.
Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila sudah terbentukanya progesterone yang
bertugas menyiapkan jaringan dalam rahim untuk menerimasel telur yang telah dibuahi.
Perlu diketahui bahwa disaat ovulasi, suhu basal badan meningkat 0,2- 0,5 derajat celcius
karena dipengaruhi oleh hormone progesterone. Pengukuran yang dilakukan teratur
beberapa bulan berguna sebagai referensi untuk mempelajari lebih jauh tentang ovulasi
wanita, sehingga hubungan intim dapat dilakukan pada saat tertentu.
Cara mengukur suhu basal:
1. Alat-alat yang perlu disiapkan : thermometer, alat tulis, grafik SBB
2. Sebelum tidur malam, atur termometr menjadi suhu normal (36 derajat celcius), dengan
cara dikibas-kibas.
3. Ketika bangun pagi sebelum melakukan aktifitas letakan thermometer di mulut selama
5 menit.
4. Catatlah hasil pengukuran pada grafik.
5. Berikan tanda khusus pada keadaan tertentu misalnya pada saat terjadi sdemam atau
stress karena dapat mempengaruhi keadaan suhu badan.
6. Lakukan secara rutin selama 3 bulan berturut-turut
7. Tandai juga saat melakukan hubungan seksual (intim)
12
Dengan syarat suhu tubuh tidak boleh dalam kondisi demam, jangan tidur dibawah
lampu yang panas, jangan tidur menggunakan AC dalam suhu yang sangat tinggi, dan tidur
minimal 5-6 jam.
13
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ovulasi
Dasar Perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan kadar
estrogen. Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa individu wanita dapat
memperkirakan masa ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan perubahan
suhu basal tubuh. Perubahan pola tersebut antara lain :
a. Hari-hari kering : Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu mempunyai 1 sampai
beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering
b. Hari-hari subur : Ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu dianggap subur
ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental dan lengket. Lendir
subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks.
c. Hari Puncak : Adalah hari terakhir adanya lendir licin, mulur dan ada perasaan basah.
Kenali masa subur dengan memantau lendir yang keluar dari vagina, pengamatan
dilakukan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari. Periksa lendir dengan
jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering- basah.
Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
Untuk menggunakan metode lendir serviks (MOB) seorang wanita harus belajar
mengenali pola kesuburan dan pada dasar ketidak suburannya. Untuk menghindari
kekeliruan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar, pasangan diminta
secara penuh tidak bersenggama pada siklus haid, untuk mengenali pola kesuburan dan
ketidak suburan.
c. Efektifitas
Angka kegagalan metode kontrasepsi sederhana MOB ini adalah 0,4-39,7 100
wanita per tahun.
14
c. Meningkatkan kesadaran terhadap peerubahan pada tubuh.
a. Membutuhkan komitmen.
e. Beberapa obat yang digunakan mengobati flu, tersebut dapat menghambat produksi
lendir serviks
a. Catatlah setiap kali pengamatan dilakukan dengan suatu rangkaian kode misalnya stiker
atau tinta berwarna ataupun tulisan tangan. Contoh kode yang dipakai untuk mencatat
kesuburan:
3. Gambar suatu tanda @ & atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur
yang basah, jernih, licin dan mulur.
4. Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang
kental, putih, keruh dan lengket
15
b. Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangat
basah pada waktu siang. Setipa malam sebelum tidur, tentukan tingkat yang paling subur
dan beri tanda pada catatan untuk kode yang sesuai. Lendir mungkin akan berubah pada
hari yang sama.
c. Abstinen/ pantang senggama paling sedikit satu siklus sehingga klien akan mengenali
hari-hari lendir, mengenali pola kesubiuran dan pola ketidaksuburan dengan bimbingan
terlatih.
e. Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam( aturan
selang seling).
f. Hindari senggama segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basah muncul
(aturan awal).
g. Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X. Ini adalah
hari puncak (hari ovulasi).
h. Setelah hari puncak ,hindari senggama untuk tiga hari berikut siang dan malam (aturan
puncak). Mulai dari pagi hari ke empat setelah kering, ini adalah hari hari aman untuk
bersenggama sampai hari haid berikutnya.
16
a. Manfaat Kontrasepsi
Metode sim to thermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan
dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
b. Manfaat Konsepsi
Metode sim to thermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan
dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
c. Efektifitas
Angka kegagalan dari pengguanaan metode sim to thermal adalah 10-20 wanita
akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar,
saran atau tidak adanya kerjasama pasangan. Namun, metode sim to thermal ini akan
mempunyai angka kegagalan yang lebih rendah jika di bawah pengawasan yang lebih ketat.
Hal yang mempengaruhi metode sim to thermal menjadi efektif apabila:
1. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat
2. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
3. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus
menstruasi dan pola kesuburan.
Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu untuk
menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual. Hal yang mempengaruhi
metode sim to thermal tidak efektif antara lain:
1. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
3. Pasca perjalanan.
4. Konsumsi alkohol.
6. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode
simptothermal.
17
7. Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau
alasan lain.
8. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal
tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.
d. Keuntungan
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan.
2. Aman.
3. Ekonomis.
6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.
e. Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
18
f. Petunjuk bagi pengguna metode sim to thermal
Pengguna atau klien sim to thermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang
metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan
agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal
tubuh maupun lendir serviks.
2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya
lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan
pantang senggamakarena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
3. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari
puncaklendir subur.
4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur,
periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang
dimana masa pantang senggama harus dilakukan.
19
yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat
menggunakan metode ini menjadi lebih efektif. Manfaat Coitus interuptus memberikan
manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
c. Manfaat kontrasepsi:
1. Efektif bila dilakukan dengan benar.
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak ada efek samping
4. Tidak membutuhkan biaya.
5. Tidak memerlukan persiapan khusus.
6. Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
7. Dapat digunakan setiap waktu.
20
e. Teknik Melakukan Coitus Interuptus
1. Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama
dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk
menggunakan metode senggama terputus.
2. Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan
membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
3. Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina
pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4. Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
5. Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
6. Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu dapat
bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Pengguna kontrasepsi merupakan salah
satu variable yang mempengaruhi fertilisasi.
Metode keluarga berencana alamiah (KBA) adalah metode kontrasepsi berdasarkan
pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi
perempuan. Maksudnya, cara alternatif yang dapat digunakan oleh pasangan usia subur
selain menggunakan alat atau obat. Namun masih banyak yang belum mengetahui cara
kontrasepsi dengan metode alamiah ini. Kebanyakan pasangan usia subur lebih memilih
menggunakan alat kontrasepsi dari bidan atau dokter karena dirasa lebih aman dan tingkat
kegagalannya rendah.
3.2 Saran
Program KB merupakan program kontrasepsi yang bertujuan untuk mengatur atau
mengendalikan populasi penduduk di Indonesia. Metode KB alamiah adalah salah satu cara
kontrasepsi. Untuk merealisasikan cara KBA ini, kita sebagai tenaga medis harus
memberikan dan menyampaikan informasi yang secara lengkap dan jelas kepada
masyarakat tentang bagaimana cara melakukan KBA, manfaat, kerugian dan lain-lain agar
masyarakat tahu dan merealisasikannya dengan benar.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8514721/KB_Alamiah
http://stannytuasela.blogspot.com/2014/05/makalah-kb-alamiah-sederhana.html
23