Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN

KELUARGA
“ TEKNIK PELAYANAN ALAT KONTRASEPSI SEDERHANA“

DOSEN PENGAMPUH: Kurnia Dewiani, S.ST., M.Keb


DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5
NAMA ANGGOTA:
1. Riski Endah Aprillia (F0G021089)
2. Nabilah Zahra (F0G021088)
3. Ketrin Agustina Ningsi (F0G021095)
4. Bella Chintia Margaretha (F0G021096)
5. Nurul Uzlifatil Jannah L (F0G021102)
6. Ridha Ramadhanty (F0G021110)

TINGKAT 2 C PRODI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teknik Pelayanan Alat Kontrasepsi
Sederhana. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bunda Kurnia
Dewiani, S.ST.,M.Keb., selaku dosen mata kuliah Kesehatan Perempuan Dan
Perencanaan Keluarga. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu
kebidanan dan pengetahuan bagi kita semua.

Bengkulu, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1.  Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2.  Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3. Tujuan....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1. Penapisan Kb ............................................................................................
2.2. Metode Sederhana ....................................................................................
2.2.1 Tanpa Alat ..............................................................................................
A. Metode Kalender................................................................................
B. Metode Suhu Basal...........................................................................
C. Metode Lendir Serviks......................................................................
D. Metode Sim to Dermal.......................................................................
E. Metode Amenore Laktasi (MAL)......................................................
F. Coitus Interuptus ..............................................................................
2.2.1 Alat / Barier ............................................................................................
A. Kondom Pria Dan Wanita.................................................................
B. Barier Intra Vaginal .......................................................................
2.3 Kimiawi / Spesmisida ................................................................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................
2.1.  Kesimpulan ..............................................................................................
2.2.  Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program Keluarga Berencana (KB) digunakan untuk mengatur jarak
kehamilan sehingga dapat mengurangi resiko kehamilan atau jumlah persalinan
yang membawa bahaya (Royston, 1994). Keluarga berencana sebagai salah satu
bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.
Perkembangan metode yang berhubungan dengan Keluarga Berencana saat ini
telah mengalami kemajuan. Misalnya dengan menggunakan alat kontrasepsi yaitu
pil, suntik, alat kontrasepsi dalam rahim, susuk KB (Pritchard, 1991).
Pemilihan alat kontrasepsi merupakan suatu keputusan yang dilandaskan
berbagai pertimbangan serta pilihan pribadi dari akseptor, metode yang
disediakan atau ditawarkan petugas/program, akseptor dapat memilih sesuai
dengan kecocokan dan pengetahuan tentang metode kontrasepsi yang baik dan
cocok untuk dirinya (Yuarsi,1997). Untuk mengetahui tentang metode kontrasepsi
dapat diketahui dengan pengetahuan, pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga (Notoatmojo, 2005)
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penapisan Kb ?
2. Apa saja Metode Sederhana Kb tanpa alat, dengan alat, dan kimiawi /
spesmisida ?
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui lebih jelas metode sederhana Kb tanpa alat, dengan alat ,
dan kimiawi/ spesmisida

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penapisan KB
Penapisan merupakan langkah awal sebelum pemberian pelayanan suatu
metode kontrasepsi. Tujuan dari penapisan ini adalah melihat suatu keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus, atau didapatkannya suatu masalah yang
mempengaruhi penggunaan kontrasepsi.
Penapisan ini merupakan salah satu metode yang dapat digunakan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten, hal ini dikarenakan dahulu adanya syarat pemakaian
metode kontrasepsi yang berlebihan, sehingga mempengaruhi pemilihan metode
kontrasepsi. Akibatnya banyak permintaan pemeriksaan laboratorium yang
sebenarnya tidak diperlukan.
Penapisan ini dilakukan dengan cara anamnesa terarah, sehingga masalah
utama dapat dikenali, atau adanya kemungkinan kehamilan dapat disingkirkan.
2.2 Metode Sederhana
2.2.1 Tanpa Alat
A. Metode Kalender
Metode Kalender adalah metode kontrasepsi sederhana ysng dilakukan
oleh pasangansuami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan
seksual pada masa subur atau ovulasi. Knaus (ahli kebidanan Vienna)
berpendapat bahwa ovulasi teriadi tepat 14 hari sebelum menstrusi
berikutnya. Sedangkan Ogino (ahli ginekologi Jepang) berpendapat bahwa
ovulasi tidak terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi tetapi terjadi 12 atau
16 hari sebelum menstruasi berikutnya.
1. Efektifitas KB kalender
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi
dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur . Angka kegagalan
berkisar 6-42 (Sofian Amru.2011.Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: Buku
Kedokteran Halaman 199).
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif
adalah :
a. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel
sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3
hari).
2
b.Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
dinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan
masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
c. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi
sendiri.
d.Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan
perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
2. Keuntungan KB Kalender
Menurut teori Hartanto (2004) yaitu :
a.Ditinjau dari segi ekonomi : KB kalender dilakukan secara alami dan
tampa biaya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli
alat kontrasepsi.
b.Dari segi kesehatan : sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat karena
bisa dihindari adanya efek sampingan yang merugikan seperti halnya
memakai alat kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa obat).
c.Dari segi psikologis : yaitu sistem kalender in tidak mengurangi
kenikmatan hubungan itu sendiri seperti bila memakai kondom
misalnya. Meski tentu saja dilain pihak dituntut kontrol diri dari
pasangan untuk ketat berpantang selama masa subur.
3. Kerugian KB kalender
Teori lain dalam buku Wikhjosastro H (2005) mengemukakan
Kerugian metode kalender, yaitu : urangnya pemahaman tentang
hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir
serviks yang menyertainya.
a. Diperlukan banyak pelatihan untuk biasa menggunakannya dengan
benar
b.Memerlukan pemberian asuhan (non - medis) yang sudah terlatih
c. Memerlukan penahanan nafsu selama fase kesuburan untuk
menghindari kehamilan
4. Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai
kontrasepsi maupun konsepsi. Sebagai alat pengendalian kelahiran atau
mencegah kehamilan. Dapat digunakan oleh para pasangan untuk

3
mengharapkan bay dengan melakukan hubungan seksual sat masa
subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.
5. Efek Samping
Terlalu lama berpantang kadang kala tidak tertahankan, terutama
bila masa berpantang terlalu lebar (lama).
6. Indikasi KB kalender
Metode in mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar
menentukan pada sat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang
mempunyai daur haid teratur, lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih
setelah persalinan dan pada tahun-tahun menjelang menopaus
Yang bisa menggunakan / Indikasi menurut Handayani (2010) :
Wanita/pasang Kontraindikasi KB kalender
a. Yang seharusnya tidak menggunakan/kontak indikasi Perempuan
yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi
b. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah
(abortus), kecuali MOB
c. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur
d. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama
(berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid.
e. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
7. Cara Menghitung Masa Subur dengan Sistem Kalender
Masa berpantang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Hari pertama mulai subur = siklus haid terpendek - 18
Hari subur terakhir = siklus haid terpanjang - 11
Sebenarnya, cara tersebut hanya coco bagi wanita yang siklus haidnya
teratur mencatat pola siklus haidnya paling sedikit selama 6 bulan dan
sebaiknya selama 12 bulan. Setelah itu barulah ditentukan kapan
mulainya hari subu pertama dan hari subur terakhir dengan
mempergunakan rumus diatas.
Contoh:
Seorang wanita mempunyai siklus haid yang amat teratur setiap bulan,
yaitu selama 28 hari sesuai dengan bulan Arab. Dengan demikian,

4
siklus haid terpendek wanita itu adalah 28 hari, dan siklus terpanjang
juga 28 hari (haidnya sangat teratur).
Jika wanita tersebut ingin memakai sistem kalender, menurut rumus
diatas:
Hari pertama ia subur: 28 - 11 = hari ke 17
Jadi, masa berpantangan adalah mulai dari hari ke 10 sampai hari ke
17, dihitung mulai dari hari pertama haid. Hari tersebut harus ditandai
dengan spidol merah pada kalender.
Seorang wanita memiliki siklus haid yang tidak teratur. Setelah dicatat
selama 6 bulan sampai 12 bulan, diperoleh siklus haid terpendek adalah
22 hari dan terpanjang 40 hari.
Jika wanita tadi ingin memakai sistem kalender unutk mencegah
kehamilan, dengan memaki rumus di atas diperoleh :
Hari pertama subur = 22 - 18 = hari ke 4
Hari terakhir subur = 40 - 11 hari = hari ke 29.
Masa berpantang koitus mulai dari hari ke-4 sampai hari ke-29, yaitu
hari dalam satu bulan. (Sofian Amru. 2011.Sinopsis Obstetri Jilid 2.
Jakarta: Buku Kedokteran Halaman 199). Kalkulasi masa subur secara
tradisional didasarkan pada 3 asumsi :
a.Ovulasi terjadi pada hari ke-14 tambah kurang 2 hari sebelum
permulaan haid berikutnya.
b.Spermatozoa bertahan hidup 2-3 har.
c.Ovum hidup selama 24 jam (Hanafi Hartanto,2004 :48)
Bila Siklus Haid Teratur
Maka hari pertama dalam siklus Haid dihitung sebagai hari ke-1. masa
subur adalah hari ke-3 sebelum dan sesudah ovulasi, yaitu 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya, yaitu pada hari ke-12 hingga hari ke-16
dalam siklus haid (Niken Meilani,2010 : 49 )
Contoh:
Seorang istri mendapatkan haid mulai tanggal 1 Januari . Pada siklus 28
hari, ibu akan mendapatkan haid kembali pada tanggal 28 Januari.
Sehingga perhitungan masa suburya adalah 3 hari sebelum dan sesudah
dari 14 hari sebelum haid berikutnya, yaitu tanggal 11 Januari sampai
dengan tanggal 17 Januari. Pada tanggal-tanggal tersebut suami istri
5
tidak boleh melakukan hubungan seksual, karena apabila melanggar
kemungkinan hamil sangat besar. (Niken Meilani, 2010 : 49)
Bila siklus haid tidak teratur :
a. Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus).
Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga
hari pertama haid berikutnya..
b.Jumlah haid terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18.
Hitungan ini menentukan hari pertama massa subur. Jumlah hari
terpanjang dalam 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini
menentukan hari terakhir masa subur. (Niken Meilani, 2010 : 50)
Rumus :
Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek dikurangi 18
Hari terakhir masa subur = jumlah hari terpanjang dikurangi 11 (Niken
Meilani, 2010 : 50)
Hari pertama terakhir persangkaan masa subur : siklus terpendek -18.
Asal angka 18 : 14 + 2 + 2-> hari hidup spermatozoa
Hari terakhir persangkaan masa subur : siklus terpanjang-11.
Asal angka 11 : 4 -2 - 1 -+ hari hidup ovum. (Hanafi Hartanto, 2004 :
48)
Contoh:
Seorang istri mendapat haid dengan keadaan siklus terpendek 25 hari
dan siklus terpanjang 31 hari (mulai hari pertama haid sampai haid
berikutnya).
Perhitungannya adalah :
25 - 18 = 7 dan 31 - 11 = 20, jadi masa suburnya adalah hari hari ke-8
sampai ke-21 dari hari pertama haid. Pada masa ini suami istri tidak
boleh bersenggama. (Niken Meilani, 2010 : 50)
B. Metode Suhu Basal

C. Metode Lendir Serviks


D. Metode Sim To Dermal
E. Metode Amenore Laktasi (MAL)
F. Coitus Interuptus
2.2.2 Dengan Alat / Barier
6
A. Kondom Pria Dan Wanita
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom
terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya
berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk
seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik
untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermicidal)
maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual (Saifuddin, 2003).
Cara Kerja Kondom :

a. Kondom menghentikan sperma mencapai telur. Ini menciptakan


penghalang fisik – hambatan ini memastikan pembuahan (kehamilan)
tidak terjadi. Selain dibuat sangat tipis terutama dari karet lateks atau
polyurethane, kondom laki-laki mengandung pelumas, serta spermisida
yang baik menghancurkan atau merusak sperma. Spermisida tambahan
juga tersedia di sebagian besar apotek.
b. Untuk menggunakan kondom secara efektif – untuk mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan dengan menggunakan kondom – penis tidak boleh
menyentuh vagina sebelum kondom telah ditempatkan. Seorang pria
tidak perlu harus ejakulasi sperma keluar dari penisnya, ini bisa terjadi
sebelum ejakulasi.
c. Para ahli mengatakan bahwa penggunaan kondom secara signifikan
membantu menghentikan penyebaran penyakit menular seksual (penyakit
menular seksual) atau IMS (infeksi menular seksual). Penting untuk
diingat bahwa seks oral juga merupakan rute untuk PMS. Kondom harus
ditempatkan dengan benar sebelum hubungan seksual dilakukan, dan
dihapus segera setelah ejakulasi.

Efek Samping :

Pada umumnya saat menggunakan kondom, pemakai kondom dan


pasangannya tidak akan mengalami efek samping. Namun pada beberapa
kasus terutama yang alergi terhadap latex, bisa menimbulkan iritasi. Apalagi
jika latex kondomnya ditambahi dengan bahan spermicidal, maka nyeri yang

7
timbul akan semakin parah. Guna menghindari reaksi alergi ini, maka
sebaiknya memakai kondom dari bahan polyurethane atau kondom natural
skin serta tidak memakai bahan spermicidal (Kusmarjadi, 2009). Banyak pria
mengeluhkan kurang sensisitif jika memakai kondom, sementara yang
lainnyna merasa sulit untuk mempertahankan ereksi saat memakai kondom
atau saat intercourse. Pada beberapa kasus, baik pria maupun partner-nya,
memakai kondom bisa menghancurkan spontanitas mereka dalam ML. Tetapi
hal tersebut bukan merupakan efek samping (Kusmarjadi, 2009).

Klasifikasi
1. Kondom Pria
Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang
pada penis sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria
pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada
dua macam, yaitu polos dan berputing. Bentuk berputing ada kelebihannya
yaitu untuk menampung sperma setelah ejakulasi. Cara kerja kondom yaitu
mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa
mencapai saluran genital wanita (USU, 2009).
Jenis/tipe kondom pria adalah :
a. Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan
berbentuk silinder bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal
0,03-0,08 mm, garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm, dengan satu ujung
buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka bertepi
bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih
besar atau lebih kecil dari standar.
b. Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah
diperkenalkan variasi kondom yang berpelumas, mengandung
spermatiside, berwarna, memiliki rasa, dan beraroma.
c. Kondom anti alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu
dan tidak dipralubrikasi.

8
d. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama
untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan
perlindungan tambahan terhadap penularan HIV/AIDS (USU, 2009).
2. Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan
panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke
suatu cincin polyurethane lentur. Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai
alat untuk memasang dan melekatkan kondom di vagina. Kondom wanita
mengandung pelumas berbahan dasar silikon dan tidak memerlukan
pelumas spermisida serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan
kondom ini menunjukkan sama dengan efektivitas dari penggunaan
diafragma (USU, 2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan
kondom lateks. Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih kuat
dari kondom lateks) tetapi tipis sehingga sensasi yang ditimbulkan tetap
dapat dipertahankan. Kondom wanita ini dapat mencegah kehamilan dan
penularan penyakit seksual termasuk HIV apabila digunakan dengan benar
(Lubis, 2008).
Fungsi kondom sebenarnya bukan sekadar sebagai alat KB atau
pengaman saja. Kondom juga bisa digunakan sebagai bagian dari foreplay
agar suasana bercinta menjadi berbeda. Apalagi saat ini kondom tersedia
dalam beragam tekstur dan aroma. Berikut jenis-jenis kondom yang banyak
beredar di pasaran (Yuniico, 2009).
a Kondom dengan aroma dan rasa.
Aroma favorit yang bisa dipilih seperti cokelat, stroberi, durian, pisang
dan mint.
b Kondom berulir (Ribbed Condom)
Jenis kondom yang satu ini memiliki keunikan di bentuknya yang
berulir untuk menambah kenikmatan pada saat bersenggama.
c Kondom ekstra tipis (Extra Thin Condom)
Tipe satu ini berbahan karet dengan ukuran yang sangat tipis. Pada saat
melakukan senggama, pasangan seakan-akan senggama tanpa
menggunakan kondom.

9
d Kondom bintik (Dotted Condom)
Tipe ini disertai dengan bintik-bintik di sekitarnya yang bisa
menimbulkan efek mengejutkan bagi wanita.
e Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom)
Jenis ini memiliki tambahan lubrikan, serta mengandung perlindungan
ekstra untuk mencegah kehamilan.
f Kondom wanita (Female Condom)
Kondom berbahan lateks atau polyurethan, sehingga bersifat elastis
dan fleksibel, kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau rangsangan.
Terutama bagi pria yang kurang suka memakai kondom.
g Kondom twist.
Tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif pada
saat bersenggama.
h Kondom getar (Vibrating Condom).
Kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di bagian ujungnya
Kondom yang menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan cincin
getarnya ini bisa bertahan hingga 30 menit.
i Kondom baggy.
Tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung serta memiliki ulir
di bagian badannya, untuk memaksimalkan gerakan saat bersenggama.
j Kondom dengan tambahan obat kuat (Condoms with extra strong
medicine) Jenis kondom yang satu ini dilengkapi dengan lubrikan yang
mengandung obat kuat(Yuniico, 2009).
Kelebihan dan Kelemahan
1) Kelebihan pemakaian kondom
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak mengganggu kesehatan klien.
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5. Murah dan dapat dibeli secara umum.
6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda (Saifuddin, 2003).
10
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat non kontrasepsi.
1. Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
2. Dapat mencegah penularan IMS.
3. Mencegah ejakulasi dini.
4. Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi
bahan karsinogenik eksogen pada serviks).
5. Saling berinteraksi sesame pasangan.
6. Mencegah imuno infertilitas (Saifuddin, 2003)
Kelebihan kondom berdasarkan klasifikasinya.
1. Pria
a) Murah dan dapat dibeli secara umum.
b) Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
c) Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan
d) Mudah cara pemakaiannya.
e) Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi menular seksual
(PMS)
f) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
g) Tidak mengganggu produksi.
h) Tidak memerlukan pengawasan (USU, 2009).
2. Wanita
a) Memberikan perlindungan yang tinggi terhadap infeksi menular
seksual (IMS).
b) Tidak mengganggu produksi.
c) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
d) Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan seks lebih kecil
dibandingkan kondom laki-laki.
e) Tidak memerlukan pengawasan (USU, 2009)
Kekurangan pemakaian kondom
Kekurangan pemakaian kondom secara umum
1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.
2.Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
3.Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung).
4.Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan
ereksi.
5.Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.

11
6.Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum.
7.Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal
limbah (Saifuddin, 2003)
Kekurangan pemakaian kondom berdasakan klasifikasinya.
1. Pria
a) Penurunan kenikmatan seks lebih besar daripada kondom wanita
2. Wanita
a) Kenikmatan bisa terganggu karena timbul suara gemerisik saat
berhubungan intim.
b) Penampilan kurang menarik.
c) Pada awal menggunakan alat ini, proses pemasangannya agak sulit.
d) Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya ke dalam vagina.
e) Harganya masih mahal (USU, 2009).
Indikasi dan Kontra indikasi
1. Indikasi
Semua pasangan usia subur yang ingin berhubungan sekual dan belum
menginginkan kehamilan. Selain itu, untuk perlindungan maksimum terhadap
infeksi menular seksual (IMS) (Puspitasari, 2009).
2.Kontra indikasi
a)Apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metoda ini.
b)Malformasi penis.
c)Apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks (Puspitasari, 2009)
B. Barier Intra Vaginal
2.2.3 Kimiawi / Spermisida

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

13
DAFTAR PUSAKA

14

Anda mungkin juga menyukai