Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA


KONTRASEPSI METODE SEDERHANA

Disusun Oleh
Kelompok 1 :
1. Ade Sintiya
2. Alta Milltri
3. Andesta Jaya
4. Caca Anggela

Dosen Pengajar : Dwi Yunita Baska, SST, M. Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta kemudahan–Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah kesehatan
perempuan dan perencanaan keluarga.
Tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan akademis serta meningkatkan rasa tanggung jawab kami sebagai seorang
mahasiswa.
Kami menyadari makalah yang sederhana dan singkat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak sangat membantu demi
terciptanya karya yang lebih baik dimasa-masa yang akan datang. Semoga dengan segala
keterbatasan yang ada pada kami, makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua
pihak.Terima kasih.

Bengkulu,12 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kontrasepsi Metode Alami....................................................................................5
B. Kontrasepsi Metode Kalender...............................................................................7
C. Kontrasepsi Metode Suhu Basal..........................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan merencanakan kapan
dan berapa jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah pernikahan. Hal ini sangat dianjurkan
dan memang banyak manfaat yang dirasakan, kuantitas sedikit tapi lebih bermutu itu lebih
baik dari pada kuantitas banyak tapi mutunya kurang. Penggunaan KB dapat memplaning
masa depan anak dan juga tentang gizi anak tentunya lebih terjamin karena sudah ada
perencanaannya.
Di Indonesia keluarga berencana mulai dikenal pada tahun 1953 pada waktu itu
sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat mulai membantu masyarakat,
untuk menggunakan alat kontrasepsi. Namun demikian di Indonesia pemilihan cara
kontrasepsi tentu saja yang mempunyai efektivitas tinggi, aman, murah dan praktis. Tapi
sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang sempurna dan sangat ideal bagi semua pihak,
memilih salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun jauh lebih baik daripada tidak memakai
kontrasepsi sama sekali.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu KB alamiah?
2. Apa itu Metode Kalender?
3. Apa itu Metode Suhu Basal?

C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang Kb alamiah
2. Mengetahui Metode Kalender.
3. Mengetahui Metode Suhu Basal.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONTRASEPSI METODE ALAMI


Cara KB Alami adalah salah satu upaya pengendalian kemungkinan
kehamilan tanpa melibatkan alat kontrasepsi ataupun, baik kondom maupun
kontrasepsi hormonal.Misalnya, pil KB, susuk, suntikan, spiral (IUD).
Kaum wanita yang memilih KB alami biasanya tidak menginginkan efek
samping, yang muncul dari penggunaan kontrasepsi hormonal.Sebagian wanita
mungkin sudah pernah mencobanya,tetapi tidak cocok dengan jenis kontrasepsi
tersebut.
Untuk mencegah kehamilan dengan cara KB alami, yang harus dicermati
adalah masa subur wanita.Masa subur merupan periode dimana ovulasi atau
keluarnya ovum dari indung telur yang kemungkinan besar sedang terjadi, sehingga
kemungkinan terjadi pembuahan dan kehamilan akan lebih tinggi.
Pada sebagian besar perempuan, perkiraan masa suburnya berlangsung 6
hari tiap bulannya,atau tiap satu siklus menstruasinya.Pada masa subur ini,
hubungan seksual harus dihindari atau harus menggunakan kondom agar tidak
terjadi kehamilan.
Pada KB alami ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu:
1. Kontrasepsi Metode Kalender
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender
adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi
dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi
wanita. Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak
selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12
atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini
menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.

5
2. Metode Symptom Thermal
Metode ini adalah kombinasi dari beberapa metode sekaligus, yaitu metode
pengukuran suhu tubuh, kalender dan pengecekkan mucus.Tetapi ketika
menggunakan metode ini berarti wanita melibatkan faktor tambahan seperti
kram perut atau nyeri pada payudara.Saat wanita merasakan hal-hal tersebut,
wanita tidak boleh melakukan hubungan seksual, jika wanita tidak ingin
mengalami kehamilan.
3. Metode Pemeriksaan Mucus
Pada metode ini, wanita hanya perlu memeriksa mucus atau cairan lengket
dan tebal yang disekresikan oleh membran dan kelenjar mukosa yang ada pada
vagina. Mucus sendiri adalah reaksi dari hormon estrogen yang menyerupai
putih telur mentah. Jumlah mucus banyak ketika sel telur masih belum
dilepaskan dari ovarium.
Jika ketika memeriksanya wanita menemukan mucus dengan jumlah yang
banyak maka sebaiknya wanita hindari hubungan seksual selama 3 hari atau
lebih untuk menghindari kehamilan.
4. Metode Deteksi Ovulasi
Metode ini menggunakan sebuah alat pendeteksi ovulasi. Dengan alat
ini,wanita dapat mendeteksi hormon yang memfasilitasi proses ovulasi sehingga
wanita dapat menghindari hubungan seksual sampai setelah sel telur dilepaskan
untuk menghindari kehamilan.
5. Menunda Kehamilan Dengan Menyusui
Metode ini hanya dapat dilakukan oleh perempuan yang baru saja
melahirkan dan sedang menyusui. Ketika wanita sedang dalam masa menyusui
setelah kehamilan, maka wanita tidak sedang didalam masa subur. Pada saat
menyusui, masa tidak subur wanita menjadi lebih panjang dari pada biasanya.
Namun, metode ini tidak selalu efektif karena wanita bisa saja mengalami
ovulasi dan memasuki masa subur tanpa didasari sebelumnya.
6. Ejakulasi Di Luar Vagina
Dengan melakukan metode ini , wanita dapat mencegah sperma untuk
masuk kedalam vagina sehingga tidak bisa membuahi sel telur.

6
7. Tidak Melakukan Penetrasi
Metode ini mirip dengan metode ejakulasi diluar vagina, hanya saja di dalam
metode ini dianjurkan sama sekali tidak melakukan penetrasi. Ketika tidak
dilakukan penetrasi, maka tidak akan ada sperma yang masuk ke dalam vagina
sehingga sama seperti metode ejakulasi diluar vagina,sehingga sel telur tidak
dapat dibuahi.
Namun, metode ini dapat dibilang sedikit sulit karna butuh komitmen yang
kuat.
8. Metode Suhu Basal
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama
istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan
pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas
lainnya. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer
basal.
Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui
dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit. Suhu
normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius.

B. KONTRASEPSI METODE KALENDER


1. Definisi Metode Kalender
Sejak dahulu orang sudah dipercaya akan adanya hari-hari subur dan tidak subur
bagi wanita, karena itu cara metode kalender mempunyai sejarah yang sudah tua
pemakaiannya sebagai kontrasepsi zaman dulu. Metode kalender hanya dapat
memprediksi kapan masa subur dalam siklus menstruasinya sehingga kemungkinan
besar bisa hamil.
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana
alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus
(ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode
kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita. Knaus berpendapat
bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino
berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi,

7
tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil
penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana
yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.
KB sistem kalender adalah usaha untuk mengatur kehamilan dengan menghindari
hubungan badan selama masa subur seorang wanita. Sebab pembuahan memang
hanya terjadi pada saat masa subur, atau lebih tepatnya 12-24 jam setelah puncak
masa subur (sel telur dilepas). 12-24 jam ini dari masa hidup sel telur rata-rata.
Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan sistem
kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya.
Berbeda dengan sistem kontrasepsi lainnya, sistem kalender menjanjikan aneka
kelebihan dan karena itu banyak yang lebih menyukainya.
a. Cara Kb Kalender
Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa
wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali
sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14
dari haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan
sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan terjadi kalau
koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum memakai cara
para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas tentang cara ini. Hal
yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:    
1) Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
2) Fertility phase (masa subur).
3) Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal
yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi
dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode
masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.

Menghitung masa subur dengan siklus haid dan melakukan pantang berkala
atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu cara atau
metode kontrasepsi alami (Kb alami) dan sederhana yang dapat dikerjakan

8
sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara tidak melakukan sanggama pada
masa subur.
Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidak sama. Untuk
itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara
mengetahui dan menghitung masa subur:
1. Bila siklus haid teratur (28 hari) :
a.    Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1.
b.    Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid
Contoh:
Seorang isteri mendapat haid mulai tanggal 9 Januari. Tanggal 9
Januari ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada
tanggal 20 januari dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Januari. Jadi
masa subur yaitu sejak tanggal 20 Januari hingga tanggal 24 Januari.
Pada tanggal-tanggal tersebut suami isteri tidak boleh bersanggama.
Jika ingin bersanggama harus memakai kondom atau sanggama
terputus (senggama dimana tidak mengeluarkan sperma didalam).
2. Bila siklus haid tidak teratur :
a. Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus).
Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini
hingga hari pertama haid berikutnya, catat panjang pendeknya.
b. Masukan dalam rumus; jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus
haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa
subur.
c. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11.
Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Contoh :
Seorang isteri mendapat haid dengan keadaan : siklus terpendek 26
hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai
haid berikutnya)
Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32–11 = 21. jadi masa suburnya
adalah mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari pertama haid. Pada

9
masa ini suami isteri tidak boleh bersanggama. Jila ingin
bersanggama harus memakai kondom atau sanggama terputus.
Kontrasepsi dengan menggunakan sistem kalender dapat menghindari risiko
kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi. Bagi keluarga yang kesulitan untuk
mendapatkan alat kontrasepsi sangat cocok untuk menggunakan metode kontrasepsi ini
selain tidak memerlukan biaya juga tidak perlu mencari tempat pelayanan kontrasepsi.
Menggunakan sistem kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri karena metode
ini perlu kemauan dan disiplin pasangan dalam menjalankannya. Masa berpantang yang
cukup lama akan mengakibatkan pasangan tidak bisa menanti sehingga melakukan
hubungan pada waktu masih berpantang. Tapi bukan masalah bila saja pasangan
membiasakan menggunakan kondom pada saat subur.
 Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
1) Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma
dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
2) Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa
tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3) Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
4) Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan
perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
5) Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan
menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak
tepat.
b. Keuntungan Dan Kerugian Kb Kalender
 Keuntungan
a) Ditinjau dari segi ekonomi : KB kalender dilakukan secara alami dan tanpa biaya
sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli alat kontrasepsi.
b) Dari segi kesehatan : sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat karena bisa
dihindari adanya efek sampingan yang merugikan seperti halnya memakai alat
kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa obat).
c) Dari segi psikologis : yaitu sistem kalender ini tidak mengurangi kenikmatan
hubungan itu sendiri seperti bila memakai kondom misalnya. Meski tentu saja

10
dilain pihak dituntut kontrol diri dari pasangan untuk ketat berpantang selama
masa subur.
 Kerugian
Kemungkinan kegagalan yang jauh lebih tinggi. Ini terutama bila tidak
dilakukan pengamatan yang mendalam untuk mengetahui dengan pasti masa subur,
karena tidak ada yang bisa menjamin ketepatan perhitungan sebab masa suburpun
terjadi secara alami, selain itu kedua pasangan tidak bisa menikmati hubungan suami
istri secara bebas karena ada aturan yang ditetapkan dalam sistem ini. Masa
berpantang yang cukup lama dapat membuat pasangan tidak bisa menanti dan
melakukan hubungan pada waktu berpantang.
Kerugian lain dari KB kalender adalah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi
sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum hari pertama haid
yang akan datang. Dengan demikian pada wanita dengan haid yang tidak teratur, saat
terjadi ovulasi, sulit atau sama sekali tidak dapat diperhitungkan. Selain itu, ada
kemungkinan bahwa pada wanita dengan haid teratur oleh salah satu sebab (misalnya
karena sakit) ovulasi tidak datang pada saat semestinya.
c. Indikasi
Metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar menentukan pada
saat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, lagi
pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih setelah persalinan dan pada tahun-tahun
menjelang menopaus.
d. Efektivitas
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan
wanita yang siklus haidnya tidak teratur. Angka kegagalan berkisar antara 6 – 42.
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum
menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.
Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan
pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan
lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan
penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga
kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan
penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

11
C. METODE SUHU BASAL
1. Pengertian Suhu Basal
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau
dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera
setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan pencatatan suhu
basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur
dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara
oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama
selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius.
Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat
kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa
subur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian
akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal
sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena  produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak  adanya korpus luteum yang memproduksi
progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung
setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum
berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron.
Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
2. Tujuan Pencatatan Suhu Basal
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi.
Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal
ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada
lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun
terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu
35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun
kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.

12
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi
progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung
setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum
berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron.
Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

3. Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi


Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap hari
untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal ( BBt / basal body
temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar ( 0,2 – 0,4 ° C ) dan menetap
sampai masa ovulasi berikutnya. Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone
progesterone disekresi oleh korpus luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita
naik, Aturan perubahan suhu:
a. Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi ( sebelum bangkit dari
tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang telah disediakan oleh
instruktur KBA.
b. Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid
untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah. Mengabaikan suhu
tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
c. Menarik garis pada 0,05°C – 0,1°Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10 hari
tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau garis suhu.
d. Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di atas
garis pelindung tersebut
Catatan :
1) Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover line )
selama perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi.
Untuk menghindari kehamilan menunggu sampai 3 hari berturu-turut suhu
tersebut di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
2) Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu
dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai
hari pertama haid berikutnya.

13
4. Keuntungan dan kerugian metode suhu basal
Keuntungan
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur
b. Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi
ovulasi
c. Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks
d. Berada dalam kendali wanita
e. Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan

Kerugian
a. Membutuhkan motivasi
b. Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
c. Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan
obat-obatan, misalnya aspirin
d. Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan
menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
e. Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai
kehamilan.
f. Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca
ovulasi.

5. Efek Samping  dan Efektifitas


 Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini
dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama.
 Efektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 tahun – wanita. Daya guna dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kontom atau
obat spermisida di samping pantang berkala.

14
6. Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. Penyakit.
b. Gangguan tidur.
c. Merokok dan atau minum alkohol.
d. Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
e. Stres.
f. Penggunaan selimut elektrik.

7. Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh


Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
a. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari
tempat tidur).
b. Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
c. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid
untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola
tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
d. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
e. Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi
dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis
suhu.
f. Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu
tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
g. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga
kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak
subur).
h. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari
metode ovulasi billings.
i. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cara KB Alami adalah salah satu upaya pengendalian kemungkinan kehamilan
tanpa melibatkan alat kontrasepsi ataupun, baik kondom maupun kontrasepsi
hormonal.Misalnya, pil KB, susuk, suntikan, spiral (IUD). Metode kalender atau
pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh
pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada
masa subur/ovulasi. Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh
selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan
pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal.
Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan
ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh
sekitar 35,5-36 derajat Celcius

B. Saran

Kami menyadaribahwa pembuatan makalah masih jauh dari kesmpurnaan maka dari itu
kami mengharapkan saran dan kritiknya, agar menjadi lebih baik lagi, dan kami harap
pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan pengetahuan
wawasan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

16
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
Varney, Helen : Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC, 2006
Wiknjossastro, Hanifa : Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Sarwono
Prawiroharjo, 2005

17

Anda mungkin juga menyukai