KELUARGA BERENCANA
KONTRASEPSI NON HORMONAL
Dosen Pengampu :
dr.Desmiwarti,SpOG(K)
Oleh Kelompok 3:
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B.Tujuan Penulisan...........................................................................................2
A. Pengertian kontrasepsi................................................................................3
1.Tanpa alat.....................................................................................................4
a. KB Alamiah................................................................................4
a. Mekanis (barier)...................................................................................12
1) Kondom Pria.................................................................................12
2)Barier Intra-vaginal.......................................................................15
3) Spons.............................................................................................18
4) Kondom .........................................................................................18
b. Kimiawi..............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
demikian. Untuk optimalisasi manfaat kesehatan KB, pelayanan tersebut
harus disediakan bagi wanita dengan cara menggabungkan dan memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi utama dan yang lain. Juga
responsive terhadap berbagai tahap kehidupan reproduksi wanita.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode
dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang efektif secara menyeluruh.
Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian
pengguna dengan instruksi. Perbedaan keberhasilan metode juga tergantung
pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan penggunaan
sempurna (mengikuti semua instruksi dengan benar dan tepat). Perbedaan
efektivitas antara penggunaan tipikal dan penggunaan sempurna menjadi
sangat bervariasi antara suatu metode kontrasepsi dengan metode kontrasepsi
yang lain.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun
demikian, meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi
yang tersedia, tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara
aman, efektif, dengan metode yang dapat diterima, baik secara perseorangan
maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi. Tidaklah mengejutkan
apabila banyak wanita merasa bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang
problematis dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan
konsekuensi yang merugikan atau tidak menggunakan metode KB sama
sekali.
Berbagai cara kontrasepsi untuk mecegah suatu kehamilan karena
bertemunya sel telur dengan sperma. Ada dua cara pembagian kontrasepsi
yaitu cara kontrasepsi sederhana dan kontrasepsi efektif. Cara kontrasepsi
sederhana dibagi menjadi dua menggunakan alat dan tanpa alat. Kontrasepsi
sederhana dengan menggunakan alat misalnya, kondom, difragma atau cup,
jelly atau tablet berbusa. Cara kontrasepsi sederhana tanpa menggunakan alat
misalnya senggama terputus, pantang berkala (system kalender). Kontrasepsi
modern atau efektif juga dibagi menjadi dua kontrasepsi tidak permanen dan
kontrasepsi permanen. Kontrasepsi tidak pemanen dapat dilakukan dengan
pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan dan norplant.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari alat kontrasepsi metode alamiah dan modern
2. Mengetahui jenis- jenis dari metode kontrasepsi metode alamiah dan
modern
3. Mengetahui keuntungan dan kerugian kontrasepsi metode alamiah dan
modern
4. Mengetahui mekanisme kerja kontrasepsi metode alamiah dan modern
5. Mengetahui efek samping kontrasepsi metode alamiah dan modern
6. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi metode alamiah dan
modern
7. Mengetahui efektifitas kontrasepsi metode alamiah dan modern
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Kontrasepsi
1. Tanpa Alat
a. KB Alamiah
Masa hidup ovum dan spermatozoa yang fertil, diketahui bahwa ovum
manusia mempunyai masa hidup 12-24 jam, sedangkan masa hidup
spermatozoa yang fertile di dalam traktus genitalia wanita adalah 48-72 jam,
kemungkinan bahwa masa hidup dan daya fertilisasi tersebut dapat relatif
lebih lama.
Macam-macam KB alamiah (menentukan saat ovulasi) :
1) Metode Kelender (Ogino-Knaus)
Mekanisme kerjanya: menghitung masa subur dan masa tidak subur. Teknik
metode kelender, seorang wanita menentukan masa subur dengan:
a) Mengurangi 18 hari dari siklus hadi terpendek, untuk menentukan awal
dari masa suburnya
b) Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menetukan akhir
dari masa suburnya.
Kelemahannya: tidak cocok untuk wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur
dan butuh kerjasama suami dan istri
Keunggulannya: tanpa efek samping (kecuali kadang stress)dan tanpa biaya
Angka kegagalan: + 14% (Saefudin, 2008)
Efektivitas
Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98 persen apabila digunakan
secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai berikut: digunakan
selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid
pasca melahirkan dan menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan
makanan atau minuman tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat
tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui.
Manfaat
Metode AmenoreaLaktasi (MAL) memberikan manfaatkontrasepsi
maupun non kontrasepsi.
(1) Efektifitas tinggi (98 persen) apabila digunakan selama enam bulan
pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui
eksklusif.
(2) Dapat segera dimulai setelah melahirkan.
(3) Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.
(4) Tidak memerlukan pengawasanmedis.
(5) Tidak mengganggu senggama.
(6) Mudah digunakan.
(7) Tidak perlu biaya.
(8) Tidak menimbulkan efek samping sistemik.
(9) Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama.
Manfaat non kontrasepsi untuk bayi :
(1) Mendapatkan kekebalan pasif.
(2) Peningkatan gizi.
(3) Mengurangi resiko penyakit menular.
(4) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula
atau alat minum yang dipakai.
Untuk ibu :
(1) Mengurangi perdarahan post partum/setelah melahirkan.
(2) Membantu prosesinvolusiuteri (uterus kembali normal).
(3) Mengurangi resiko anemia.
(4) Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.
Keterbatasan
Metode AmenoreaLaktasi (MAL) mempunyai keterbatasan antara lain:
(1) Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
(2) Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah
melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
(3) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B
ataupun HIV/AIDS.
(4) Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
(5) Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
Kerugian
1) Angka kegagalan cukup tinggi 16-23 kehamilan per 100 wanita per tahun
Faktor-faktor yang menyebabkan angka kegagalan yang tinggi ini adalah:
a) Adanya cairan praejakulasi (yang sebelumnya sudah tersimpan dalam
kelenjar prostat, uretra, kelenjar cowper), yang dapat keluar setiap saat,
dan setiap tetes sudah dapat mengandung berjuta-juta spermatozoa.
b) Kurang control diri pria, yang pada metode ini justru sangat penting.
2) Kenikmatan seksual berkurang bagi suami isteri, sehingga dapat
mempengaruhi kehidupan perkawinan.
Kontraindikasi : ejakulasi prematur pada pria.
2. Dengan Alat
a. Mekanis (barier)
1) Kondom Pria
Keuntungan kondom
a) Mencegah kehamilan
b) Memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan
seks (PMS)
c) Dapat diandalkan
d) Relative murah
e) Sederhana, ringan, disposable
f) Tidak memerlukan pemeriksan medis, supervise atau followup
g) Reversible
h) Pria ikut secara aktif dalam program KB
Kerugian
a) Angka kegagalan relative tinggi
b) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks
guna memasang kondom
c) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada setiap
senggama
Indikasi kondom
a) Pria
(1) Penyakit genitalia
(2) Sensitivitas penis terhadap secret vagina
(3) Ejakulasi prematur
b) Wanita
(1) Vaginitis, termasuk yang dalam pengobatan
(2) Kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan
pemasangan diafragma atau kap serviks secara anatomis atau
psikologis tidak memungkinkan
(3) Untuk membuktikan bahawa tidak ada semen yang dilepaskan di
dalam vagina.
(4) Metode temporer :
(a) Belum mengadakan senggama secara teratur
(b) Selama haid
(c) Selama mid siklus pada pamakaian IUD
(d) Selama siklus pertama dari kontrasepsi oral dosis-rendah
(e) Gagal memakai kontrasepsi oral secara benar/tepat
(f) Selama periode awal post partum
(g) Keengganan psikologis untuk bersetubuhan dengan semen
(h) Keengganan psikologis atau religious untuk menggunakan
suatu kontrasepsi
c) Pasangan pria dan wanita
(1) Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan
(2) Sanggama yang jarang
(3)Penyakit kelamin (aktif atau tersangka)
(4) Herpes genitalia atau kondiloma akuminata
(5) Urethritis karena sebab apapun, termasuk yang sedang dalam
terapi
(6)Sistitis, dysuria atau pyuria, sampai penyebabnya ditegakkan
(7) Metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau
IUD
Efektivitas
a) Theoretical effectiveness, yang meliputi “method failure” 2% per 100
pasangan pertahun, sangat erat sekali hubungannya dengan karakteristik
indivu, misalnya:
(1) Umur
(2) Motivasi : menjarangkan atau menghindari kehamilan
(3) Tingkat pendidikan suami istri
(4) Lamanya perkawinan
(5) Penghasilan keluarga
(6) Pengalaman memakai kondom
b) Use effectiveness, yang meliputi “user failure” 13-38%
Efektivitas kondom dapat dipertinggi dengan memakai spermisid
bersamanya. Saat ini, dengan tersedianya kondom dengan kualitas yang
relatif tinggi, maka problem utama dalam hal efektivitas, jelas bukan
terletak pada kondomnya sendiri, melainkan terletak pada pemakaiannya,
Efek non kontraseptif
a) Perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan seks (PHS),
yang sedang hangat pada dewasa ini :AIDS
b) Perlindungan terhadap PID/infeksi cairan amnion (pada wanita hamil)
c) Kadang-kadang kondom dianjurkan untuk mengobati ejakulasi premature,
karena kondom mungurangi sensitivitas glans penis
d) Penelitian akhir-akhir ini menunjukan bahwa kondom mempunyai efek
mengurangi, dan mungkin juga efek eraupetik, terhadap timbulnya sel-sel
serviks yang normal (mungkin HPV), sehingga kemungkinan timbulnya
cervical dysplasia ataupun karsinoma serviks menjadi lebih kecil
e) Terapi infertilitas, pada wanita-wanita tertentu, ditemukan adanya antibody
terhadao spermatozoa yang penyebabnya sampai sekarang belum diketahui
2) Barier Intra-vaginal
Dasar :Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita
dan immobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisidnya.
Keuntungan Metode Barier Intra-vaginal :
a) Mencegah kehamilan
b) Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks
Kerugian Metode Barier Intra-vaginal :
a) Angka kegagalan relatif tinggi
b) Aktivitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang
alatnya
c) Perlu dipakai secara konsisten, hati hati dan terus-menerus pada setiap
sanggama.
2.Kap serviks
Suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja.
Keuntungan serviks cap
a) Efektif, meskipun tanpa spermisid, tetapi bila dibiarkan di serviks untuk
waktu > 24 jam, pemebrian spermisid sebelum sanggama akan
menambah efektifitasnya.
b)Kap serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter menstrual, dan
hanya perlu dikeluarkan pada saat perkiraan datangnya haid.
c) Tidak terasa pada suami waktu sanggama
d)Jarang terlepas selama sanggama
e) Dapat dipakai pada wanita dengan kelainan anatomis seperti sistokel,
rektokel, prolapses uteri dan otot vagina yang kurang baik.
Kontra indikasi
a) Erosi
b) Kelainan bentuk serviks yang sangat panjang atau pendek
c) Riwayat infeksi traktus uninarius yang berulang kali
d) Infeksi dari serviks, adnexa atau neoplasma serviks
e) Alergi terhadap karet atau spermisid
f) Pap smear yang abnormal
g) Post partum <6-12 minggu
h) Riwayat pernah mengalami sindrom syok toksik
i) Ketidakmampuan wanita memasang dan mengeluarkan serviks dengan
benar
Efektifitas : metode failure (2 per 100 wanita pertahun). User failure ( 8-20
per 100 pertahun)
3. Spons
Tahun 1983 FDA di Amerika Serika memberikan izin untuk
penggunaan alat kontrasepsi spons intravaginal. Macamnya seperti sponge
kecil berbentuk bantal, terbuat dari polyurethane yang mengandung
spermisid (1 gram nonxynol-9). Satu sisi dari spons berbentuk cekung
(concaf) yang dimaksudkan untuk menutupi serviks dan mengurangi
kemungkinan perubahan letak spons selama sanggama. Sisi lainnya
mempunyai tali untuk mempermudah pengeluarannya. Spons hanya
tersedia dalam 1 ukuran dan dijual bebas.
Kontra indikasi
a) Riwayat sindrom syok toksik
b) Alergi terhadap polyurethane atau spermisidnya
c) Ketidakmampuan wanita untuk melakukan insersi dengan benar
d) Kelainan anatomi dari vagina sperti prolapses uteri, sistokelrektokel,
retroflexi yang ekstrim, septum vagina.
4. Kondom
Dasarnya : kombinasi antara diafragma dan kondom.Alat ini terdiri
2 cincin polyurethane yang lentur berbentuk diafragma yang terdapat pada
masing-masing ujung dari suatu selubung lunak polyurethane yang longgar.
Sebelum dipasang, biasanya ditambahkan spermisid pada alatnya. Cincin
dalam dipasang tinggi di dalam vagina, dan tidak perlu dipasang tepat
menutupi servik karena akan terdorong keatas selama sanggama, cincin luar
menutupi labia dan dasar penis. Ke atas selama sanggama, cincin luar
menutupi labia dan dasar dari penis. Alasan utama dari dikembangkan
kondom wanita adalah karena pada kondom pria dan diafragma biasa,
kedua alat tersebut tidak menutupi daerah perineum sehingga masih ada
kemungkinan penyebarab mokroorganisme penyebaran PHS.
b. Kimiawi
1) Spermisid
Zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam vagina
Keuntungan spermisid vaginal :
a) Aman
b) Sebagai kontrasepsi pengganti/ cadangan untuk wanita dengan kontra
indikasi pemakaian pil oral, IUD dan lain-lain
c) Efek pelumasan pada wanita yang mendekati menopause disamping
efek proteksi terhadap kemungkinan menjadi hamil
d) Tidak memerlukan supervise medic
Kontra Indikasi :
a) Absolute
(1) Kebutuhan akan suatu metode dengan efektivitas tinggi karena
alasan kesehatan, pribadi atau social
(2) Penghentian seksual foreplay akan menghambat/ menghalangi
minat seksual
(3) Ketidakmampuan penerimaan estetik pada salah satu partner
(4) Alergi terhadap isi spermisid
(5) Alergi local kronis, kontak dermatitis genetalia, eksema genetalia,
dll
b) Relative
(1) Penghentian seksual foreplay akan mengganggu senggama
(2) Fertilitas tinggi
(3) Dispareunia
(4) Vaginismus
c) temporer
(1) vaginitis akut/ sub akut oleh karena sebab apapun, meskipun
sedang dalam pengobatan
(2) penyakit menular aktif/ tersangka
(3) kondiloma akuminanta, dermatitis simpleks, pruritus genetalia,
herpes genetalia
(4) urethritis, sistitis, disuria, pyuria
Efektifitas : angka kegagalan 11-31 %
Efek samping dan komplikasi :
a) Belum pernah dilaporkan terjadinya efek samping yang serius
(spermisid telah dipaki selama ≥ 60 tahun )
b) Yang mungkin terjadi
(1) reaksi alergi, baik pada wanita maupun pria
(2) supositoria tidak meleleh atau tidak membentuk busa dalam
vagina
c) yang masih menjadi kontroversi adalah kemungkinan terjadinya :
(1) kelainan congenital
(2) perubahan air susu ibu
(3) efek sistemik (masuknya spermisid kedalam aliran darah)
A. Kesimpulan
Keluarga berencana adalah indakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk mengatur kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
dan istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk
mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan.Dalam memilih alat
kontrasepsi yang tepat, sebaiknya calon aksepor diberi penjelasan tentang
keuntungan dan kerugian, Masing- masing alat kontrasepsi, sehingga diharapkan
dapat memperkecil terjadi kehamilan serta mengurangi efek samping dari alat
kontrasepsi tersebut.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian,
meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia,
tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif,
dengan metode yang dapat diterima, baik secara perseorangan maupun budaya
pada berbagai tingkat reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA