Dosen Pembimbing:
Ritna Udiyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dialah satu-satunya Dzat yang memberikan perlindungan dunia dan akhirat kelak. Dialah
sesungguhnya Maha pemberi petunjuk yang tiada dapat menyesatkan. Pertama-tama marilah
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan, dan
motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasihkepada:
1. Ritna Udiyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan
masukan, dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu.
2. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi, dan harapannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan yang baik kepada penulis
sehingga bisa menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang
setimpal dari Allah Swt. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.Aamin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1. Umum
Untuk mengetahui cara mengimplementasikan pendidikan kesehatan tentang
KB Hormonal pada pasangan usia subur dan pasca melahirkan.
1.3.2. Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Keluarga Berencana (KB)
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif
dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi. Kontrasepsi hormonal merupakan
kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap
kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap folikel dan
proses ovulasi [CITATION Pra14 \l 1033 ].
2.2 Tujuan
Alat kontrasepsi digunakan untuk menjarangkan kehamilan atau menjaga jarak
kelahiran. Dengan demikian, penggunaan alat kontrasepsi juga dapat mengurangi risiko
kematian ibu dan bayi karena jarak kelahiran yang terlalu dekat atau terlalu sering
(Pratiwi, 2014).
1. Pengertian
Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh
ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal,
sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi.
Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan
gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara
membesar, dan terasa nyeri. Pil KB pertama diminum saat hari Minggu pertama
setelah menstruasi.
Penggunaan pil KB sebagai alat kontrasepsi merupakan salah satu metode
yang cukup efektif, dengan tingkat keberhasilan 99%. Selain itu, metode
kontrasepsi dengan pil KB merupakan metode yang reversibel. Artinya jika
pasangan menginginkan kehamilan, cukup menghentikan konsumsi pil KB agar
dapat hamil kembali
2. Jenis KB Pil yaitu:
a. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung
b. hormon aktif estrogen atau progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
c. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif,
dosis hormon bervariasi.
d. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon
aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.
3. Cara kerja KB Pil yaitu:
a. Menekan ovulasi
b. Mencegah implantasi
c. Mengentalkan lendir serviks
d. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.
4. Keuntungan KB Pil yaitu:
a. Tidak mengganggu hubungan seksual
b. Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
c. Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang
d. Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse
e. Mudah dihentikan setiap saat
f. Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
g. Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.
5. Keterbatasan KB Pil yaitu:
a. Amenorhea
b. Perdarahan haid yang berat
c. Perdarahan diantara siklus haid
d. Depresi
e. Kenaikan berat badan
f. Mual dan muntah
g. Perubahan libido
h. Hipertensi
i. Jerawat
j. Nyeri tekan payudara
k. Pusing
l. Sakit kepala
m. Kesemutan dan baal bilateral ringan
n. Mencetuskan moniliasis
o. Cloasma
p. Hirsutisme
q. leukorhea
r. Pelumasan yang tidak mencukupi
s. Perubahan lemak
t. Disminorea
u. Kerusakan toleransi glukosa
v. Hipertrofi atau ekropi serviks
w. Perubahan visual
x. Infeksi pernafasan
y. Peningkatan episode sistitis
z. Perubahan fibroid uterus.
B. Kontrasepsi Suntik
C. Kontrasepsi Implant
1. Pengertian
Pengertian IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah
dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa
aktiffungsi kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha
kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplementasi
dalam uterus.
2. Jenis - jenis IUD
Pemasangan IUD biasanya hanya membutuhkan waktu beberapa menit,
dan bisa dilakukan dengan dua jenis IUD berikut:
a. IUD lapis tembaga (IUD nonhormonal)
IUD lapis tembaga dapat mencegah kehamilan dengan cara membunuh
sperma, sehingga sperma tidak dapat membuahi sel telur.
b. IUD hormonal
IUD hormonal akan melepaskan hormon progestin yang menyerupai
progesteron, yakni hormon alami dalam tubuh. Progestin dapat mencegah
terjadinya ovulasi dan membuat cairan leher rahim menjadi lebih kental,
sehingga akan mencegah pembuahan.Selain mencegah kehamilan, IUD
hormonal dapat pula membantu mengurangi gejala premenstruasi.
Misalnya, pendarahan atau kram perut.
3. Kontraindikasi
Pemasangan IUD dapat dilakukan pada semua wanita dewasa yang ingin
mencegah kehamilan. Namun metode kontrasepsi ini tidak boleh dilakukan pada
wanita yang sedang hamil maupun mengalami penyakit radang panggul.IUD
hormonal dapat mencegah kehamilan selama 3-5 tahun. Sedangkan IUD lapis
tembaga dapat mencegah kehamilan hingga 10 tahun.
E. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal
Hormon estrogen dan progesterone menurut [ CITATION Suj15 \l 1033 ] memberikan
umpan balik, terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan
terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis,
estrogen dapat menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga
perkembanagan dan kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Di samping itu
progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone Luteinizing (LH). Estrogen
mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium
yang belum siap untuk menerima implantasi. Selama siklus tanpa kehamilan, kadar
estrogen dan progesterone bervariasi dari hari ke hari. Bila salah satu hormon mencapai
puncaknya, suatu mekanisme umpan balik (feedback) menyebabkan mula-mula
hipotalamus kemudian kelenjar hypophyse mengirimkan isyarat-isyarat kepada ovarium
untuk mengurangi sekresi dari hormon tersebut dan menambah sekresi dari hormon
lainnya.
Bila terjadi kehamilan, maka estrogen dan progesteron akan tetap dibuat bahkan
dalam jumlah lebih banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak siklus, sehingga akan
mencegah ovulasi selanjutnya. Estrogen bekerja secara primer untuk membantu
pengaturan hormon realising factors of hipotalamus, membantu pertumbuhan dan
pematangan dari ovum di dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium.
Progesteron bekerja secara primer menekan atau depresi dan melawan isyarat-isyarat dari
hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini atau prematur dari ovarium,
serta juga merangsang perkembangan dari endometrium. Adapun efek samping akibat
kelebihan hormon estrogen, efek samping yang sering terjadi yaitu rasa mual, retensi
cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan fluor albus atau keputihan. Rasa mual
kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung. Retensi cairan
disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan dapat meningkatkan berat
badan [ CITATION Pra14 \l 1033 ].
Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam
perlu dikurangi dan dapat diberikan diuretik. Kadang-kadang efek samping demikian
mengganggu akseptor, sehingga hendak menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut.
Dalam kondisi tersebut, akseptor dianjurkan untuk melanjutkan kontrasepsi hormonal
dengan kandungan hormon estrogen yang lebih rendah. Selain efek samping kelebihan
hormon estrogen, hormon progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang
berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan
disertai bertambahnya berat badan, acne (jerawat), alopsia, kadang-kadang payudara
mengecil, fluor albus (keputihan), hipomenorea. Fluor albus yang kadang-kadang
ditemukan pada kontrasepsi hormonal dengan progesteron dalam dosis tinggi,
disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan candida albicans [ CITATION Muh14 \l
1033 ].
BAB III
Hari/ Tanggal :
Waktu : 09:00 - Selesai
Sasaran : Pasien di Puskesmas STIKes Darul Azhar Tanah Bumbu Kec.
Simpang Empat
Pelaksanaan : Mahasiswa/i Stikes Darul Azhar Batulicin
Topik : “KB Hormonal Pada Pasangan Usia Subur”
Sub Topik :
I. Latar Belakang
Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan dan
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. Upaya ini dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Pelayanan kontrasepsi merupakan
salah satu jenis pelayanan program Keluarga Berencana (KB) yang tersedia selain
dalam bentuk komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE); konseling; pelayanan
infertilitas; pendidikan sex; konsultasi pra perkawinan dan perkawinan; konsultasi
genetik; tes keganasan; serta adopsi. Program Keluarga Berencana (KB) yang
diwujudkan pada penggunaan kontrasepsi juga memiliki manfaat yang bersifat
langsung atau tidak langsung bagi kesehatan ibu, bayi dan anak, kesehatan dan
kehidupan reproduksi beserta seksual keluarga, serta mewujudkan kesejahteraan dan
ketahanan keluarga. Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) membutuhkan
perencanaan keluarga sehat yang rasional, untuk itu perlu ketepatan dalam pemilihan
jenis kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan dan mempertimbangkan daya guna
kontrasepsi yang akan memberikan dampak peningkatan mutu pemakaian (Novalia,
S, 2015).
Kontrasepsi hormonal ini menggunakan hormon dari progesteron. Penggunaan
kontrasepsi ini dilakulan dalam bentuk pil, suntikan atau implan. Pada dasarnya,
mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari
indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim, sehingga sulit ditembus sperma
membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil
konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya
sperma dan sel telur. Kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang tidak
mengandung hormone baik estrogen maupun progesteron. Jenis – jenis kontrasepsi
non hormonal meliputi metode sederhana (metode kalender, metode suhu badan
basal, metode lendir serviks, metode simpo termal, senggama terputus atau coitus
interuptus, kondom, diafragma), dan metode modern (IUD tanpa hormon, MOW,
MOP). Pada dasarnya cara kerja kontrasepsi non hormonal dengan metode
sederhana adalah menghindari senggama selama kurang lebih 718 hari, termasuk
masa subur dari tiap siklus. Sedangkan kondom menghalangi spermatozoa ke dalam
traktus genitalia interna wanita (Herowati, 2017).
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia WHO dan Perseikatan
bangsabangsa untuk mengembangkan model baru yang secara rinci memperkirakan
jumlah kematian ibu di 172 negara, serta jumlah kematian yang mungkin dapat
dihindari dengan penggunaan kontrasepsi. Perkiraan menunjukkan bahwa Yunani
memiliki angka kematian maternal terendah di Dunia, dengan hanya tiga ibu
meninggal per 100.000 kelahiran hidup. Sebaliknya, Chad di Afrika Tengah
memiliki tingkat kematian ibu tertinggi di Dunia menurut hitungan dengan 1.465
kematian per 100.000 kelahiran hidup. Afganistan memiliki tingkat kematian
tertinggi kedua, dengan 1.365 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Tanpa
penggunaan kontrasepsi, jumlah kematian ibu akan menjadi 1,8 kali lebih tinggi
secara global. Kebutuhan tertinggi kontrasepsi yang belum terpenuhi adalah
SubSahara Afrika, dimana hanya 22% wanita yang sudah menikah atau aktif secara
seksual menggunakan alat kontrasepsi, dibandingkan dengan 75% di negara maju
(Muhammad, 2014).
Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah peningkatan
penduduk yang tinggi. Hasil sensus menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2016
antara lain jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363 orang, terdiri atas
119.507.600 laki-laki dan 118.048.783 perempuan dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 1,49 persen per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk ini tentu
saja akan berimplikasi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan
kesejahteraan negara (Isfaizah, 2019).
Pada makalah ini penulis akan menjelaskan tentang bagaimana melakukan
Pendidikan kesehatan terkait KB Hormonal pada pasangan usia subur dan pasca
melakhirkan.
II. Tujuan InstruksiUmum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 60 menit Mahasiswa Stikes Darul
Azhar dapat memahami dan mengerti tentang KB Hormonal pada pasangan usia
subur dan pasca melahirkan
III. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
Setelah diberi penjelasan selama 1 x 60 menit diharapkan Mahasiswa/i Stikes
Darul Azhar dapat memahami tentang :
1. Definisi KB Hormonal
2. Tujuan KB Hormonal
3. Macam – macam KB Hormonal
4. Prosedur pelaksanaan KB Hormonal
5. Keterbatasan KB Hormonal
6. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal
7. Efektifitas KB Hormonal
IV. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
V. Media
a. Lefleat
VIII. Setting
Keterangan :
(10.00-10.10)
- Ketua Pelaksana - Menyimak MC
Penyampaian (Ritna Udiyani.,
Sambutan S.Kep.,Ns.,M.Kep)
2. (Hari, Tgl)
(10.10-10.40)
Penyampaian Menyampaikan garis - Mendengarkan Moderator
materi Dan besar materi materi
Sesi Tanya - - Menanyakan hal-
Jawab hal yang belum
dimengerti
2.
(Hari, Tgl) - Mendengarkan dan
mampu memahami
jawaban yang
(10.40-11.50) diberikan oleh
pemateri
Penutup - Menutup kegiatan - Mengucapkan
3. (Pembacaan Doa) salam
(11.50-12.00 ) - Mengucapkan salam
Lampiran Materi
LAMPIRAN ANGGARAN PENGELUARAN
JUMLAH
NO BARANG JUMLAH BARANG HARGA
HARGA
1. Konsumsi - - -
2. Air Mineral - - -
3. Kertas Hvs - - -
4. Spanduk 2 X 1 - - -
TOTAL Rp. 0-
Keterangan
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari topik diatas dapat kami simpulkan bahwa Kontrasepsi hormonal adalah alat
atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana
bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesteron, hormon-hormon ini
bekerja sebagai penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing
hormon sehingga proses konsepsi terhambat.
4.2 Saran
Dalam melakukan pendidikan terkait KB Hormonal pada pasangan usia subur
atau pasca melahirkan, seorang perawat harus mengetahui apa saja yang termasuk dalam
KB Hormonal, kemudian keterbatasan, keuntungan dari KB Hormonal itu sendiri, maka
dari itu dalam profesi keperawatan diharapkan lebih menguasai semua dan memahami
tentang bagaimana cara mengimplementasikan dalam KB Hormonal.
DAFTAR PUSTAKA
Sujono. (2015). Jurnal Farmasi Klinik Indonesia. Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi terhadap
PeningkatanTekanan Darah Wanita di Puskesmas Wonogiri, Volume 2, Nomor
2(Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia), 61-70.
Retrieved from http://jurnal.unpad.ac.id/ijcp/article/download/12702/pdf