Oleh:
SISKA RAHMAWATI
NIM 1114901230406
Disusun Oleh :
SISKA RAHMAWATI
NIM 1114901230406
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
( ) ( )
A. Definisi
Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik herediter yang
dijumpai dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan
atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari
kuranganya insulin efektif di dalam tubuh. Dimana adanya gangguan primer
yang terletak pada metabolisme karbohidrat dan biasanya disertai adanya
gangguan metabolisme lemak dan protein.
Diabetic Foot (Kaki diabetik) merupakan salah satu komplikasi kronis
dari debetes melitus yang di deinisikan sebagai gangguan atau kelainan
(perubahan patologis) pada tungkai bawah. Komplikasi ini terjadi karena
beberapa hal, seperti terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak dapat
membedakan suhu panas dan dingin, adanya rasa sakit yang berkurang (Adri,
2020)
B. Etiologi
Penyebab diabetic foot, diantaranya:
1. Adanya hiperglikemia (gula darah yang cenderung tinggi)
Bermula adanya hiperglikemia (gula darah yang terus mengalami
peningkatan) yang nantinya dapat mengalami neuropati. Dalaan keadaan
ini, seseorang akan mengalami banyak perubahan baik pada kulit, otot
kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada
telapak kaki. Hal ini akan mempermudah terjadinya ulkus atau kaki
diabetiik.
2. Terjadi luka kecelakaan
3. Trauma sepatu
4. Stress berulang
5. Trauma panas
6. Iatrogenik
7. Oklusi vaskular
8. Kondisi kulit atau kuku yang kotor dan tajam
9. Adanya bakteri (Laras, 2021)
C. Klasifikasi
Menurut Wagner, kaki diabetic diabagi dalam 6 grade, yaitu:
1. Grade 0 : menunjukan tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai
dengan pembentukan kalus ”claw” Kulit utuh tapi ada kelainan pada kaki
akibat neuropati.
2. Grade I : menunjukan terdapat ulkus superfisial, terbatas pada kulit.
3. Grade II : menunjukan ulkus dalam menembus tendon dantulang.
4. Grade III : menunjukan adanya ulkus dengan atau tanpa asteomyelitis.
5. Grade IV : menunjukan adanya ganggren pada jari kaki atau bagian distal
kaki, dengan atau tanpa selulitis (infeksi jaringan).
6. Grade V : menunjukan adanya gangren pada seluruh kaki atau sebagian
tungkai bawah (Adri, 2020).
D. Tanda dan Gejala
Adapun beberapa tanda gejala yang muncul pada seseorang yang akan
mengalami kaki diabetic, diantaranya:
1. Sering kesemutan/gringgingan (asimptomatis)
2. Jarak melihat menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil)
3. Adanya rasa nyeri apabila di buat istirahat
4. Timbulnya kerusakan jaringan pada kulit (necrosis, ulkus)
5. Adanya kalus di telapak kaki
6. Kulit kaki kering dan pecah-pecah (IDRIS, 2020)
E. Patofisiologi
Terjadinya masalah pada kaki diawali adanya hiperglikemia pada
penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan
pada pembuluh darah. Diabetes seringkali menyebabkan penyakit
vaskular perifer yang menghambat sirkulasi darah.
Dalam kondisi ini, akan terjadinya penyempitan di sekitar arteri
yang sering menyebabkan penurunan sirkulasi yang signifikan di bagian
bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut berperan terhadap
timbulnya kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi
yang disuplai ke kulit maupun jaringan lain, akibatnya, perfusi jaringan
bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbullah ulkus yang
kemudian dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang seringkali
memerlukan tindakan amputasi.
Angiopati diabetes disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik,
metabolik dan faktor risiko yang lain. Kadar glukosa yang tinggi
(hiperglikemia) ternyata mempunyai dampak negatif yang luas bukan
hanya terhadap metabolisme karbohidrat, tetapi juga terhadap
metabolisme protein dan lemak yang dapat menimbulkan pengapuran
dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), akibatnya terjadi
gaangguan peredaran pembuluh darah besar dan kecil., yang
mengakibatkan sirkulasi darah yang kurang baik, pemberian makanan
dan oksigenasi kurang dan mudah terjadi penyumbatan aliran darah
terutama derah kaki.
Adanya neuropati diabetik juga dapat menyebabkan insensitivitas
atau hilangnya kemampuan untuk merasakan nyeri, panas, dan dingin.
Diabetes yang menderita neuropati dapat berkembang menjadi luka,
parut, lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat adanya
insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya
dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan bahkan
amputasi.
Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum
penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan
kemampuan sel darah putih ‘memakan’ dan membunuh kuman
berkurang pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas 200 mg%. Karena
DAFTAR PUSTAKA
Adri, K. (2020). Risk Factors Of Diabetes Mellitus Type 2 With Diabetic Ulkus
At Sidrap Hospital. Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim, 101-108.
Hidayatillah, S. A. (2020). "Hubungan Status Merokok dengan Kejadian Ulkus
Diabetikum pada Laki-Laki Penderita Diabetes Melitus.". Jurnal
Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 32-37.
Idris, Z. P. (2020). Pola Resistensi Bakteri Pada Ulkus Diabetik. Journal
Prosiding Nasional Biologi di Era Pandemi COVID-19, 140-143.
Laras. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Ny. S (61 Th) Dengan Diagnosa Medis
Diabetic Foot
Megawati, S. W. (2020). Senam Kaki Diabetes Pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2 Untuk Meningkatkan Nilai Ankle Brachial Indexs. Jnc, 1-6
Nurjanah, Y. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes Mellitus Tipe Ii
Dengan Gangguan Integritas Jaringan Di Ruang Marjan Atas Rsud
Dr.Slamet Garut. Journal of Chemical Information and Modeling, 5-7.
PPNI. (2016). Strandar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Strandar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Strandar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI