DISUSUN OLEH
NAMA : ANDRIANSYAH
NIM : PO7247319006
KELOMPOK : 2 / DUA
MENGETAHUI
CI AKADEMIK CI RUANGAN
NS. AZWAR. S.KEP. M.KES NS. NI LUH PUTU RINTHO ANDARI DEWI S. KEP
2. Etiologi
4. Patofisiologi
Awal mula terjadinya masalah kaki atau ulkus diabetikum karena
terjadi peningkatan hiperglikemia yang menyebabkan kelainan pada
bagian pembuluh darah dan neuropati. Neuropati, sensorik, motorik
atau pun autonomik dapat menyebabkan berbagai perubahan pada
bagian kulit dan otot yang kemudian dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan distribusi tekanan pada bagian telapak kaki lalu akan
mempermudah timbulnya ulkus. Adanya resiko rentan terhadap infeksi
menjadikan infeksi menjadi mudah melebar dan semakin luas. Faktor
aliran darah yang tidak cukup juga menjadikan semakin susahnya
pengelolaan pada kaki diabetes
Neuropati motorik menyebabkan terjadinya atrofi otot, perubahan
biomekanik, deformitas pada kaki dan redistribusi tekanan pada kaki
hal tesebut yang dapat mengarah pada terjadinya ulkus. Neuropati
sensorik mempengaruhi dan terjadi ketidaknyamanan yang membuat
trauma berulang pada kaki. Syaraf otonom yang mengalami kerusakan
menjadi penyebab penurunan keringat sehingga kulit menjadi kering,
pecah-pecah ditandai dengan adanya fisura yang mempermudah
masuknya bakteri. Kerusakan pada bagian persyarafan simpatis pada
kaki membuat timbulnya taut (shunting) arteriovenosa dan distensi
vena. Kondisi itu memintas bantalan kapiler pada bagian yang terkena
dan menghambat adanya suplai oksigen dan nutrisi sehingga dapat
menggagu terjadinya suplai nutrisi oleh darah ke jaringan kaki
(Saberzadeh-Ardestani et al., 2018).
Pathway.
Neuropati
Mikroorganisme berkoloni
Drainase inadekuat
6. Komplikasi
7. Pencegahan UlkusDiabetikum
a. Pencegahan Primer
Penyuluhan mengenai terjadinya Ulkus kaki diabetik sangat
diperlukan dan penting agar mampu untuk mempertahankan kondisi
kaki yang dalam kondisi baik sebelum menuju ke kondisi yang lebih
buruk.
b. Pencegahan sekunder\
Kontrol metabolik, pembedahan, perawatan luka, pengobatan
infeksi
8. Penatalaksanaan
Penataksanaan ulkus diabetic menurut (Chawla, Chawla, & Jaggi,
2016)
- jari kakimencengram
- memutar telapakkaki
- membuat angka0-9
9. Pemeriksaanpenunjang
a. Post prandial: Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum.
Angka diatas 130 mg/dl mengindikasikandiabetes.
b. Hemoglobin glikosilat: Hb 1C adalah sebuah pengukuran untuk
menilai kadar gula darah selama 140 hari terakhir. Angka Hb 1C
yang melebihi 6,1% menunjukkan diabetes.
c. Tes toleransi glukosa oral: Setelah berpuasa semalaman kemudian
pasien diberi air dengan 75 gr gula, dan akan diuji selama periode
24 jam. Angka gula darah yang normal dua jam setelah meminum
cairan tersebut harus < dari 140 mg/dl.
d. Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan
sebuah jarum, sample darah diletakkan pada sebuah strip yang
dimasukkan kedalam celah pada mesing luco m
1. Pengkajian FokusKeperawatan
a. Identitasklien
Pada identitas harus terdapat data nama klien, alamat,
jenis kelamin, tempat tanggal lahir, umur, suku/ras,
agama, nomor telepon, no medrek, tanggal masuk,
diagnosa medis. Sedangkan untuk penanggung jawab,
juga akan didapatkan data- data yang sama, baik berupa
nama, alamat, umur, nomor telepon.
b. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama Klien mengeluhkan rasa nyeri pada kaki kiri
akibatluka
2. Riwayat penyakit sekarang biasanya masalah yang
muncul pada saat dikaji yaitu adanya luka gangren
dan pasien mengeluh nyeri pada kaki (PQRST)
kesulitan beraktifitas akibat luka yang diderita, gula
darah yangtinggi.
3. Riwayat penyakit dahulu Adanya memiliki
kecelakaan atau terbenturnya salah satu organ tubuh
waktu dulu, adanya mengalami penyakit yang sama
waktudahulu
4. Riwayat penyakit keluarga kaji apakah ada riwayat
keluarga yang menderita hipertensi atau pun diabetes
militus dan penyakit yanglain-lain
c. Polaaktivitas
Pada bagian ini perawat harus mengkaji nutrisi, cairan,
elimiinasi, pola istirahat tidur, personal hygiene, pola
aktivitas.
d. Datapsikologis
Pada bagian data psikologis perawat harus mengkaji
Status mental pasien, Kecemasan, Pola koping, Gaya
komunikasi.
e. Datasosial
Pada bagian data sosial pasien perawat perlu mengkaji
bagaimana hubungan pasien dengan keluarganya.
f. Dataspiritual
Pada bagian ini perawat perlu mengkaji:
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan
dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan
mandiri atau independen dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri
atau independen adalah aktivitas perawatan yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau
perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah
tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama seperti dokter dan
petugas kesehatan lain
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan dari proses keperawatan, proses yang
berkelanjutan untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawatan yang
diberikan, yang dilakukan dengan meninjau respons pasien untuk
melakukan keefektifan rencana keperawatan dalam memenuhi
kebutuhan pasien. Evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi proses
setiap selesai dilakukan tindakan keperawatan dan evaluasi hasil
membandingkan antara tujuan dengan kriteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Khorgami, Z. E. (2019). Outcomes of bariatric surgery versus medical management for type 2
diabetes mellitus . Meta-Analysis of randomized Controlled Trials, 964-974.
Nasution, F. E. (2020). edukasi pencegahan risiko diabetes melitus pada masyarakat di pematang
bandar simalungun. Pengabdian Harapan Ibu (JPHI), 35-42.
PPNI, T. P. (2017). SDKI Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP
PPNI.
PPNI, T. P. (2018). SIKI Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). SLKI Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI.