Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah :Pendidikan Berkarakter

PENERAPAN HIDUP PERDULI

DAN

TANGGUNG JAWAB

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. ASTY PUTRI PRATIWI (PO7247319049)


2. MARDIA (PO7247319024)
3. RISKA ISTIANA (PO7247319037)
4. ARMI SIAHAYA (PO7247319011)
5. SAMSIAR H ABDULLAH (PO7247319039)
6. MERIZKA (PO7247319025)
7. MEYTI GINA CAROLINE (PO7247319026)
8. NUR FADLIN (PO7247319050)
9. RIZKY ANGGA BIMA (PO7247319038)
10. ARSI RAMADHANI (PO7247319013)
11. SYAHRIANI SAKIR (PO7247319046)
12. CINTA KIRANA (PO7247319014)

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN TOLITOLI
TAHUN AKADEMIK 2020

Pendidikan Karakter Page 1


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PENERAPAN

HIDUP PERDULI DAN TANGGUNG JAWAB” ini tepat pada waktunya.

Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu

dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada teman-teman kami serta

berbagai macam sumber bantuan yang kamin dapatkan untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan

kesalahan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untukpenyempurnaan makalah ini.

Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.Aamiin.

                                                                                    Tolitoli, 05 November 2020

Kelompok 4

Pendidikan Karakter Page 2


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................................1

KATA PENGANTAR ....................................................................................................2

DAFTAR ISI ................................................................................................................3

BAB I               PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang  ...................................................................................................

B.    Rumusan Masalah .............................................................................................4

C. Tujuan ...............................................................................................................4

BAB II                PEMBAHASAN

A.    Hakikat Karakter Perduli ...................................................................................5

B.    Hakikat Karakter Tanggung Jawab .....................................................................6

C. Penerapan Karakter Perduli dan Tanggung Jawab ............................................6

BAB III             PENUTUP

A.   Kesimpulan........................................................................................................10

B.    Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Karakter Page 3


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peduli bisa dilakukan dalam banyak hal, seperti peduli pada nasib bangsa, peduli
pendidikan, peduli kesehatan, peduli pada pemerataan kesejahteraa, dan lain-lain. Selain
bidang sosial bidang lingkngan juga butuh kepedulian kita, contoh : Kerusakan lingkungan
seperti pembakaran hutan untuk lahan sawit yang menimbulkan polusi, banjir karena
kurang resapan dan sampah. Pengetahuan, kepekaan dan aksi terhadap masalah-masalah
untuk menyelesaikannya adalah salah satu wujud dari kepedulian.
Orang yang bertanggung jawab sesungguhnya telah memiliki modal yang sangat
berharga untuk menjadi orang yang adil. Dengan rasa tanggung jawab yang dimilikinya, ia
akan selalu berusaha mengambil keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan, baik di
hadapan sesama manusia maupun di hadapan Allah. Inilah keadilan yang hakiki. Bahkan
mungkin semua pihak merasa kecewa. Namun, karena ia yakin bahwa keputusan tersebut
memiliki argumen yang paling bisa dipertanggungjawabkan, keputusan itu pun ia ambil.
Tentu saja dengan risiko apapun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat karakter perduli ?
2. Apa itu hakikat karakter tanggung jawab?
3. Bagaimana penerapan karakter perduli dan Tanggung jawab di kehidupan sehari-hari ?

C. Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah ini yaitu, penulis mengharapkan dengan
bantuan pendidikan secara tidak langsung melalui makalah ini, para pembaca bisa
menerapkan karakter hidup perduli dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-
harinya baik dimana dan kapanpun itu.

Pendidikan Karakter Page 4


BAB II

PEMBAHASAN
A. Hakikat Karakter Perduli
Karakter berasal dari kosa kata bahasa Inggris character yang artinya perilaku.
Selain karakter kata lain yang berarti tingkah laku adalah attitude. Dalam pembentukan
kualitas manusia, peran karakter tidak dapat disisihkan. Sesngguhnya karakter inilah yang
menempatkan baik dan tidaknya seseorang. Kata lain tentang karakter adalah budi pekerti.
Edi setyawati menunjukkan lima jangkauan nilai budi pekerti, yaitu sikap perilaku dalam
hubungan :  pertama, dengan Tuhan. Kedua, dengan diri sendiri.  Ketiga, dengan
keluarga. Keempat, dengan masyarakat dan bangsa. Kelima, dengan alam semesta. Posisi
karakter bukan jadi pendamping kompetensi, melainkan jadi dasar, ruh, atau jiwanya. Jadi
dapat disimpulkan sangat penting karakter baik itu ada dalam pikiran, hati dan sikap
seorang manusia.
        Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, gotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai
oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila. Untuk
mencapai tujuannya, pendidikan karakter menanamkan banyak nilai-nilai luhur
diantaranya : Disiplin, bertanggung jawab, jujur, bersahaja, bekerja keras, setia, sabar,
peduli dan lain-lain.
Peduli sendiri memiliki arti sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Pilar kepedulian dirumuskan didalam
beberapa lembaga diantaranya Indonesia Heritage Foundation merumuskan Sembilan
karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu:

1. Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya.

2. Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian.

3. Kejujuran

4. Hormat dan santun

5. Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama.

6. Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah.

7. Keadilan dan kepemimpinan.

8. Baik dan rendah hati.

9. Toleransi, cinta damai dan persatuan

Pendidikan Karakter Page 5


B. Hakikat Karakter Tanggung Jawab
Dalam pergaulan sehari-hari bertanggung jawab pada umumnya diartikan sebagai
“berani menanggung risiko (akibat) dari suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan”.
Atau sering pula diartikan sebagai “berani mengakui suatu perbuatan atau tindakan yang
telah dilakukan”. Pengertian tanggung jawab tersebut belum cukup, karena yang
bersangkutan tidak pernah memikirkan apakah perbuatan atau tindakannya itu sesuai
dengan nilai-nilai hidup yang luhur, apakah sesuai dengan nilai-nilai susila yang berlaku
dalam kehidupan manusia yang sopan beradab, dan beragama. [2]

Kata bertanggung jawab (responssibility) berasal dari akar kata yang sama sebagai
response. Seorang yang bertanggung jawab adalah seseorang yang dapat dimintai tanggung
jawab yang dapat dipercaya, dan melakukan apa yang diharapkan dari dia. Dengan kata lain
seorang yang bertanggung jawab meresponss ketika dimintai melakukan sesuatu.
Bagaimana anak-anak belajar merespons dengan cara yang bertanggung jawab. Pelajaran
anak-anak paling dini di dalam tanggung jawab berasal dari orang tua yang tanggap
terhadap kebutuhan mereka. Di sini, sekali lagi, kunci terhadap keberhasilan anak-anak
terletak pada daya tanggap (responssiveness) orang tua. Kualitas tersebut merupakan inti
dari apa yang ingin kita berikan kepada anak-anak kita,dan apa yang kita harapkan dari
mereka. Orang tua yang merespons dengan tepat terhadap anak-anak mereka
kemungkinan akan membesarkan anak-anak yang bertanggung jawab. Mengapa? Daya
tanggap menjadi norma bagi anak-anak mereka: orang-orang harus memperlakukan orang
lain dengan cara yang bertanggung jawab. Anak-anak yang orang tua mereka memahami
dan memenuhi kebutuhan mereka, lebih mungkin memahami tanggung jawab
mereka`terhadap orang lain dan terhadap diri mereka sendiri. Agar menjadi dewasa, belajar
merasakan senang dengan diri anda sendiri, anda harus berperilaku dengan bertanggung
jawab.

C. Penerapan Karakter Perduli dan Tanggung Jawab


1. Perduli

Banyak hal baik yang bisa ditanamkan pada anak sejak dini agar menjadi
kebiasaan hingga dewasa, salah satunya adalah kepedulian terhadap lingkungan.
Sebab, sekecil apapun perilaku tidak menjaga lingkungan bisa berdampak buruk bagi
kondisi bumi maupun kelangsungan hidup semua makhluk di dalamnya. Bagaimana kita
mengajarkan sikap tersebut pada anak Kita bisa melakukan cara-cara berikut ini agar
anak tertarik dan terbiasa peduli pada lingkungan.

a. Membuang sampah pada tempatnya

Pendidikan Karakter Page 6


Cara ini adalah hal dasar guna menanamkan kepedulian anak terhadap lingkungan.
Orangtua harus mencontohkan dan membiasakan anak untuk membuang sampah
pada tempatnya. Kita perlu menjelaskan kepada anak bahwa membuang sampah di
sembarang tempat bisa berakibat buruk bagi lingkungan, seperti banjir yang bisa
merusak rumah dan menyebarkan penyakit kulit. Jadi, kalau belum menemukan
tempat sampah, sebaiknya anak menyimpan atau membawa dahulu sampahnya,
baru dibuang di tempat sampah setelah menemukannya, bukan langsung
membuangnya di jalan raya atau sungai. Selain itu, membiasakan anak membuang
sampah pada tempatnya juga bisa membuat mereka berlatih membedakan jenis-
jenis sampah, dimulai dari sampah organik dan nonorganik. Ketika anak sudah
terbiasa dengan perilaku ini, akan timbul kesadaran dan kebiasaan menjaga
lingkungan hingga mereka dewasa.

b. Berhemat menggunakan listrik dan air


Peduli terhadap lingkungan bisa dilakukan dengan melakukan penghematan energi,
seperti listrik dan air. Orangtua bisa mengajarkan anak untuk mematikan TV jika
tidak ditonton, mematikan keran air setelah selesai mandi, membuka jendela di
siang hari sehingga tidak menggunakan AC, dan tidak menyalakan lampu saat hari
masih terang. Jangan lupa berpartisipasi dalam earth hour dan menjelaskan apa
manfaat mematikan listrik selama satu jam dan bagaimana dampaknya bagi bumi.
Anak pasti tertarik untuk ikut serta.

c. Mengenalkan R3 (reduce, reuse, dan recycle)


Konsep reduce, reuse, dan recycle penting untuk dikenalkan pada anak dengan
contoh nyata saat mengajarkan mereka soal menjaga lingkungan. Misalnya, reduce
dengan membeli spidol yang bisa diisi ulang kembali, reuse dengan menggunakan
botol air minum kemasan untuk pot tanaman, recycle dengan memanfaatkan
sampah kertas untuk kerajinan tangan. Orangtua harus melakukan hal ini bersama
anak agar mereka mencontoh kebiasaan kita.

d. Menggunakan produk yang ramah lingkungan


Berkaitan dengan cara sebelumnya, Orangtua harus membiasakan anak untuk
menggunakan produk yang ramah lingkungan. Jadi, tidak hanya mengurangi
sampah, tetapi anak pun melanjutkan sikap baiknya dengan tidak menghasilkan
sampah. Misalnya, mengganti penggunaan tisu dengan sapu tangan, menggunakan
sedotan stainless, dan membawa tas saat bepergian bukan kantung plastik.

e. Meminimalisasi penggunaan kendaraan pribadi


Walaupun masyarakat masih sering menggunakan kendaraan pribadi, kita bisa juga
membiasakan anak untuk menggunakan transportasi umum. Kebiasaan ini bisa
mengurangi polusi udara dan kemacetan. Selain itu, anak pun bisa belajar banyak
hal dengan menggunakan transportasi umum. Misalnya, anak akan lebih sehat
karena lebih banyak berjalan kaki, ketimbang sekadar duduk di mobil.

Pendidikan Karakter Page 7


f. Belajar menanam pohon dan berkebun
Di akhir pekan, orangtua bisa mengajak anak menanam pohon atau berkebun di
halaman rumah sendiri. Bila tidak memiliki halaman kita bisa membeli tanaman
kecil yang ditanam di pot. Dengan memiliki tanaman, anak akan belajar mencintai
dan merawat tanaman itu hingga tumbuh besar. Contohnya, menyiram, memberi
pupuk, sampai menaruhnya di tempat yang terkena matahari. Hal kecil ini bisa
menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan dan menerapkannya pada
lingkungan sekitar yang jangkauannya lebih luas.

g. Bepergian ke alam bebas


Ajaklah anak sesekali bertamasya dan menjelajah alam bebas, seperti daerah
gunung atau pantai. Dengan melihat alam secara langsung, anak akan mengetahui
keindahan alam yang sesungguhnya dan memahami apa yang harus mereka jaga
atau pedulikan. Kita juga bisa menjelaskan, kalau anak tidak peduli pada lingkungan
atau membuang sampah sembarangan, maka alam yang indah itu bisa rusak dan
berdampak buruk bagi manusia

2. Tanggung Jawab

a. Contoh dari Sikap Bertanggung Jawab di Lingkungan Rumah


Rumah merupakan tempat kita berpulang dari segala kesulitan hidup di luar
rumah. Rumah menjadi tempat peristiharatan kita dari segala kelelahan kita
menghadapi permasalahan di luar rumah. Rumah yang dimaksud adalah rumah
yang di dalamnya terdapat keluarga seperti ayah, ibu, anak, kakek, nenek, dan lain
sebagainya. Setiap anggota keluarga tersebut memiliki tanggung jawabnya masing-
masing sebagai struktur dari keluarga tersebut.
Apabila salah satu dari anggota keluarga tidak menunjukkan sikap
bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya, maka akan
terjadi ketidakseimbangan fungsional di dalam keluarga tersebut yang
kemungkinan besar akan menimbulkan konflik di tengah keluarga. Konflik keluarga
dapat menjadi salah satu penyebab konflik sosial di tengah masyarakat yang
tentunya tidak kita inginkan adanya.
Untuk lebih memahami perbuatan apa saja yang merupakan bagian dari
sikap bertanggung jawab di lingkungan rumah yang dapat kita lakukan atau sedang
kita lakukan, di bawah ini penulis sampaikan kepada pembaca contoh sikap
bertanggung jawab di lingkungan rumah:

1) Seorang ayah yang melaksanakan tanggung jawabnya untuk menafkahi keluarga


agar keluarganya senantiasa berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan hidup
setiap anggota keluarga.

Pendidikan Karakter Page 8


2) Seorang ibu yang melakukan usaha terbaiknya untuk mengelola tata rumah
tangga yang baik dan benar agar rumah berikut anggota keluarganya dapat
berkegiatan dengan baik.
3) Anak dalam keluarga yang senantiasa berusaha melakukan tanggung jawabnya
untuk belajar dengan bersungguh-sungguh agar dapat berbakti pada orang
tuanya.
4) Seorang kakak yang melaksanakan tanggung jawabnya untuk menjaga adiknya
dan menjadi teladan yang baik agar si adik dapat memiliki akhlak yang baik.

b. Contoh dari Sikap Bertanggung Jawab di Lingkungan Sekolah


Sekolah merupakan salah satu tempat yang menjadi tempat kita paling
banyak menghabiskan waktu di dalamnya, terlebih dengan adanya sistem full day
school, setidaknya kita menghabiskan waktu sekitar delapan hingga sembilan jam di
sekolah. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa sekolah merupakan rumah kedua
bagi kita, dan guru adalah orang tua kedua bagi kita.
Kita ada di sekolah dengan tujuan untuk mempelajari banyak hal sehingga
kita memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang
sedang atau kita temui dalam hidup. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
senantiasa bersungguh-sungguh dalam setiap kegiatan di sekolah selama kegiatan
itu baik bagi kita. Serius di dalam kegiatan persekolahan merupakan salah satu
sarana agar tujuan pembangunan nasional Indonesia dapat tercapai.
Apabila kita tidak bersungguh-sungguh dalam menerima pelajaran atau pun
melaksanakan segala kegiatan di sekolah, maka kitalah pihak yang merugi. Dapat
dikatakan bahwa kita menjadikan sekolah sebagai neraka jika kita tidak serius di
sekolah. Pengembangan diri kita pun semakin terhambat. Oleh karena itu, kita
harus bersungguh-sungguh dalam bertanggung jawab atas kewajiban kita di
sekolah. Di bawah ini penulis sampikan kepada pembaca apa saja contoh sikap
bertanggung jawab di lingkungan sekolah:

1) Siswa siswi yang secara sadar melaksanakan tanggung jawabnya untuk menaati
segala tata tertib sekolah yang berlaku

2) Para guru yang dengan sepenuh hati mengajarkan materi agar anak didiknya
mengerti apa yang mereka ajarkan

3) Para siswa yang melaksanakan kewajiban piket kebersihan kelas atau gotong
royong membersihkan sekolah

4) Para guru yang membimbing siswa siswinya dalam hal pengembangan diri
(kegiatan ekstrakurikuler) di sekolah

5) Para siswa yang dengan sungguh-sungguh mengerjakan ulangan atau pun


latihan soal dengan jujur dan tanpa mencontek.

Pendidikan Karakter Page 9


6) Para guru yang dengan penuh tanggung jawab memberikan laporan hasil belajar
anak didiknya kepada para wali murid.

c. Contoh dari Sikap Bertanggung Jawab di Lingkungan Masyarakat


Keluarga merupakan unit atau organisasi terkecil di dalam masyarakat. Peran
keluarga dalam pembentukan kepribadian merupakan salah satu unsur terpenting
dalam menciptakan kondisi masyarakat yang aman, tenteram, dan tertib. Kondisi ini
merupakan kondisi ideal yang akan tercipta ketika moral masyarakat baik dan
kesejahteraan sosial masyarakat tercapai dengan merata.
Salah satu ciri moral masyarakat yang baik yaitu tingginya sikap bertanggung
jawab setiap anggota masyarakat dalam ruang lingkup kehidupan bermasyarakat
itu sendiri. Di dalam masyarakat, tentunya ada kewajiban-kewajiban yang harus kita
lakukan sebagai anggota masyarakat. Menjalankan kewajiban tersebut dengan
penuh tanggung jawab merupakan suatu hal yang harus kita lakukan sebagai
anggota masyarakat yang baik. Jika kita mengelakkan tanggung jawab itu, maka kita
akan mengacaukan kondisi masyarakat. Berikut ini merupakan contoh sikap
bertanggung jawab di lingkungan masyarakat:

1) Bapak-bapak Siskamling (sistem keamanan lingkungan) yang melaksanakan


ronda tiap malam untuk menjaga keamanan lingkungan
2) Anggota masyarakat yang dengan sepenuh hati melaksanakan kerja bakti untuk
membersihkan lingkungan sekitar
3) Kepala keluarga yang bersedia untuk membayar iuran di tingkat RT (Rukun
Tetangga), RW (Rukun Warga), atau di tingkat desa
4) Keluarga yang membayar pajak dengan taat
5) Setiap anggota masyarakat yang berusaha menjaga kebersihan dan kenyamanan
di lingkungan sekitar
6) Ketua RT, RW, atau kepala desa yang berusaha sekuat tenaga untuk mengayomi
dan melayani warga yang dipimpinnya.
7) Ibu-Ibu PKK yang bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk mengadakan
posyandu (pos pelayanan terpadu) di lingkungannya agar kesehatan masyarakat
terjaga.

Pendidikan Karakter Page 10


BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Peduli sendiri memiliki arti sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Nilai kepedulian adalah nilai yang
harus dimiliki didalam diri seorang manusia, baik dalam pikiran, hati, dan diwujudkan
sikapnya. Kepedulian kita sangat berarti bagi sesama manusia, negara dan masa depan
kita.  Menjadi orang penting itu baik, tetapi lebih penting menjadi orang baik.
Kata bertanggung jawab (responssibility) berasal dari akar kata yang sama sebagai
response. Seorang yang bertanggung jawab adalah seseorang yang dapat dimintai tanggung
jawab yang dapat dipercaya, dan melakukan apa yang diharapkan dari dia. Dengan kata lain
seorang yang bertanggung jawab meresponss ketika dimintai melakukan sesuatu.
Bagaimana anak-anak belajar merespons dengan cara yang bertanggung jawab.

B. Saran
Diharapkan bagi tenaga pendidikan untuk mengajarkan bahwa betapa pentingnya
sifat perduli dan tanggung jawab itu dimiliki oleh tiap-tiap individu. Dan diharapkan untuk
tiap-tiap orang tua harapnya menerapkan karakter perduli dan tanggung jawab kepada
anak-anaknya sejak dini. Untuk mahasiswa sendiri diharapkan agar selalu menerapkan sikap
perduli dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan.

Pendidikan Karakter Page 11


DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013

Hasan, Maimunah. 2001. Membangun Kreativitas Anak Secara Islami. Yogyakarta : Bintang


Cemerlang.

Ishaq, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Akbar Media, 2013.

Juwariyah. Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi’I dan Ahmad Syauqi.Yogyakarta: Bidang
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008.

Lickona, Thomas.  Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan
Baik, Bandung: Nusa Media, 2013.

Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

SadullahUyoh, dkk. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik).  Bandung : CV Alfabeta.

Sears, William, MD. 2004. Anak Cerdas : Peranan Orang Tua Dalam Mewujudkannya.  Jakarta :
Emerald Publishing.

Utsman, Akram Misbah. 2005. 25 Kiat Membentuk Anak Hebat. Jakarta : Gema Insani.

http://www.indramayukab.go.id

http://www.menkokesra.go.id

https://guruppkn-com.cdn.ampproject.org/v/s/guruppkn.com/contoh-sikap-bertanggung-
jawab/amp?usqp=mq331AQRKAGYAdeIo_GQgP-cywGwASA
%3D&amp_js_v=a6&amp_gsa=1#aoh=16043255624349&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fguruppkn.com%2Fcontoh-sikap-
bertanggung-jawab

https://pauddikmaskaltim.kemdikbud.go.id/mengasah-sikap-peduli-lingkungan-pada-anak-
sejak-dini/

Pendidikan Karakter Page 12


Pendidikan Karakter Page 13

Anda mungkin juga menyukai