Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERAN KELUARGA DALAM


MEMBENTUK KARAKTER ANAK
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah : Desain Program Parenting

Dosen Pengampu : MUHAMMAD ALIM KHAFI, M. Pd.

Disusun Oleh :
SITI MARZUQOH
NIM : 141219011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah Desai Program
Parenting Program Pendidikan Islam Anak Usia Dini Institut Agama Islam Bakti Negara
Tegal.
Terselesaikannya makalah ini tentu tidak lain berkat dukungan serta bantuan dari
beberapa pihak. Sehingga pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Drs. Badrudin, M.Pd.I selaku pimpinan IAIBN Tegal;
2. Muhammad Alim Khafi, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Desain Program Parenting;
3. Bapak/Ibu segenap Dosen IAIBN Tegal;
4. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan saran kepada penulis; serta
5. Pihak-pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan mereka mendapat imbalan dari Allah SWT.
Penulis yakin bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan penulis semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya teman-teman mahasiswa.

Dukuhwaru, 08 Desember 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
C. TUJUAN....................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN KARAKTER..................................................................................................2
B. PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER.......................................................................4
C. CONTOH KARAKTER YANG BAIK...................................................................................5
1. Karakter Religius.................................................................................................................5
2. Cinta Kebersihan dan Lingkungan.....................................................................................6
3. Sikap Jujur............................................................................................................................6
4. Sikap Peduli..........................................................................................................................6
5. Rasa Cinta Tanah Air..........................................................................................................6
D. PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER...........................................7
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin
sehingga akan memperoleh hasil yang akan diharapkan. Di sekolah anak diberikan
pendidikan tidak hanya supaya pintar menguasai ilmu pengetahuan akan tetapi yang tidak
kalah penting adalah membangun karakter peserta didik. Dengan dikembangkannya
karakter akan terbentuklah anak bangsa yang berkarakter yang baik. Pendidikan karakter
tidak diharapkan hanya di dalam sekolah, melainkan yang pertama dan utama adalah
dalam keluarga. Masyarakat kita saat ini sedang mengalami dekadensi moral atau
karakter. Masalah karakter yang terjadi sekarang ini jauh lebih kompleks dibandingkan
masa-masa sebelumnya. Persoalan karakter menjadi bahan pemikiran yang sangat serius
dan sangat memprihatinkan saat ini. Krisis moral tidak hanya terjadi pada kalangan orang
dewasa saja, tetapi juga kalangan anak-anak. Oleh karena itu perlu adanya edukasi yang
lebih mendalam agar masyarakat terutama pendidik dan orangtua menyadari betapa
pentingnya pendidikan karakter yang diajarkan kepada anak sejak dini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan karakter ?
2. Bagaimana pentingnya pendidikan karakter bagi anak ?
3. Apa saja contoh karakter yang baik yang apat diterapkan pada anak ?
4. Bagaimana peran orangtua dalam membentuk karakter anak ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui yang dimaksud dengan karakter.
2. Mengetahui pentingnya pendidikan karakter bagi anak.
3. Mengetahui beberapa contoh karakter yang baik yang apat diterapkan pada anak.
4. Mengetahui peran orangtua dalam membentuk karakter anak.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARAKTER
Menurut Sastrowardoyo dalam “Karakter atau watak adalah ciri khas seseorang
sehingga menyebabkan ia berbeda dari orang lain secara keseluruhan”. Sedangkan
J.P.Chaplin mengatakan bahwa “Karakter adalah suatu kualitas atau sifat yang tetap terus
– menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang
pribadi,suatu objek atau kejadian”.1 Menurut Dumadi, watak atau karakter berasal dari
kata Yunani “charassein” yang berarti barang atau alat untuk menggores yang di
kemudian hari dipahami sebagai stempel atau cap. Jadi, watak itu sebuah stempel, cap
atau sifat-sifat yang melekat pada seseorang.2
Karakter artinya mempunyai kualitas positif seperti peduli, adil, jujur, hormat
terhadap sesama, rela memaafkan, sadar akan hidup berkomunitas dan sebagainya. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia “Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain”.
Karakter tidak lepas dari pengaruh lingkungan dan hereditas atau turunan. Dimana
perilaku anak sering kali tidak jauh dari perilaku orang tuanya yakni ayah dan ibunya.
Selain itu lingkungan turut berperan mempengaruhi karakter seseorang baik lingkungan
alam maupun lingkungan sosial budaya. Menurut Helen G Douglas “Karakter tidak
diwariskan tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui
pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan”.3
Dari berbagi pengertian dapat disimpulkan pengertian karakter adalah sebagai nilai
dasar yang membangun pribadi seseorang yang terbentuk melalui pengaruh hereditas atau
turunan dan lingkungan, yang membedakan seseorang dengan orang lain yang sifatnya
khas atau unik dan diwujudkan melalui sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap
mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusannya.
Menurut Kemdikbud, “nilai – nilai karakter terdapat 12 karakter yakni religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

1
Mohammad Said, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Surabaya : Jaring Pena, 2010) hlm. 1
2
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014) hlm. 76
3
Samani, Muchlas & Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2012) hlm. 41
2
semangat kebangsaan, cinta tanah air dan menghargai prestasi”.4 Sedangkan menurut
Berbara A Lewis “Terdapat juga 10 nilai – nilai karakter yakni peduli, sadar akan hidup
berkomunikasi, mau bekerja sama, adil, rela memaafkan, jujur, menjaga hubungan,
hormat terhadap sesame, bertanggung jawab dan mengutamakan keselamatan”. 5
Sementara itu, pentingnya membangun jiwa (karakter) harus disertai pengetahuan dan
pemahaman tentang moral atau karakter itu sendiri.6

Ada empat faktor yang dapat mempengaruhi sifat dan karakter seseorang,7 yaitu:

1. Faktor genetik Ini dibawa dari gen atau berdasarkan faktor keturunan. Sifat dan
karakter yang dimiliki orang tua bisa jadi menurun kepada anak-anaknya. Galak, keras
kepala, cerewet, pendiam, pemarah, ramah, jujur, lemah lembut, sabar atau tidak
sabar, pemaaf, baik hati, dan lain sebagainya, itu biasanya diturunkan dari ke dua
orang tua atau kakek neneknya.

2. Lingkungan Keluarga. Baik buruknya prilaku seseorang kemungkinan besar terbentuk


dari bagaimana keluarga membentuknya. Jika seorang anak selalu tercukupi dengan
kasih sayang kedua orang tua (keluarga), selalu diajarkan nilai nilai kebaikan maka
bisa dipastikan dia akan tumbuh menjadi pribadi yang baik. Sebaliknya, jika seorang
anak kurang kasih sayang, sering dimarahi bahkan dicaci maki dan jarang mendapat
nilai-nilai kebaikan cenderung si anak akan melakukan perbuatan menyimpang.
Seperti mencuri, mabok-mabokan, suka berkelahi, kriminal, dan lain sebainya.

3. Faktor Lingkungan tempat tinggal (masyarakat), sosial, dan budaya. Lingkungan


tinggal seseorang juga memiliki andil besar dalam membentuk sifat dan karakter
seseorang. Sebagai contoh seseorang yg tinggal di lingkungan pesantren cenderung
menjadi pribadi yang baik, agamis dan berbudi pekerti. Masyarakat yang tinggal
perkampungan kumuh biasanya tingkat kriminalnya lebih tinggi dibanding masyarakat
yang tinggal di perkampungan dengan tingkat ekonomi yang baik (makmur).
Kemudian dengan siapa seseorang bergaul, di sekolah di masyarakat, organisisasi
sosial, lingkungan kerja, kebiasaan suku/adat tertentu, agama, strata sosial, juga
merupakan faktor yang membentuk sifat dan karakter seseorang.

4
Sahlan dan Prastyo, Pendidikan Karakter, (Bandung : Alfabeta, 2012)
5
Mohammad Said, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Surabaya : Jaring Pena, 2010) hlm. 3
6
Latif Yudi, Pendidikan Karakter, (Bandung: Rineka Cipta, 2007) hlm. 7.
7
Anisa, -, Faktor Yang Mempengaruhi Karakter Anak, dalam https://www.google.co.id/ search?q=faktor+
yang+ mempengaruhi+karakter&oq=faktor+yang+mempengaruhi+ karakter. html, diakses pada tanggal 06
Desember 2020
3
4. Faktor ilmu pengetahuan. Tingkat pendidikan, (akadamis maupun non akademis) dan
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang mempunya peranan yang cukup besar
dalam membentuk sifat dan karakter seseorang. Semakin tinggi pengetahuan dan
wawasan seseorang tentulah orang akan menjadi lebih arif dan bijaksana.
Hal ini dipahami bahwa pertautan pengetahuan moral (moral judgement) dengan
perilaku aktual (actual conduct) dalam situasi konkret (moral situations) adalah benar
bahwa pengetahuan dan pemahaman moral adalah prasyarat bagi munculnya tindakan
moral.

B. PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER


Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang didalamnya suatu
tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan
karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus menerus dan
melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik. Namun
kenyataannya pendidikan karakter belum terlaksana secara maksimal, dengan kasus kasus
yang dapat kita lihat masih banyak nya kenakalan remaja saat ini seperti, terjadinya
tawuran antar pelajar bahkan dengan masyarakat, bolos sekolah, terlibat narkoba dan
banyak lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan penyuluhan atau mengadakan sosialisasi
tentang pendidikan karakter bagi peserta didik agar peserta didik memiliki karakter yang
baik dan dapat melekat pada dirinya.
Pendidikan Karakter sebagai solusi dalam menjawab permasalahan negeri ini.
Pendidikan karakter tidak hanya mendorong pembentukan perilaku positif anak, tetapi
juga meningkatkan kualitas kognitifnya. Pengembangan karakter atau character building
membutuhkan partisipasi dan sekaligus merupakan tanggung jawab dari orangtua,
masyarakat, dan pemerintah. Sebab dengan menjadi dewasa secara rohani dan jasmani,
seseorang menjadi berkepribadian yang bijaksana baik terhadap dirinya sendiri, keluarga,
dan masyarakat.8
Menurut FW Foerster terdapat 4 ciri dasar pendidikan karakter yaitu:
1. Pendidikan karakter nemenakankan setiap tindakan yang berpedoman terhadap nilai
normatif. Dimana diharapkan generasi dapat menghormati norma-norma yang ada dan
dijadikannya berpedoman dalam bertingkahlaku di lingkungan masyarakat.

8
R. Megawangi, Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa, (Depok: BPMIGAS dan
Energi, 2004), hlm.
4
2. Adanya korehensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu
seseorang akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang
ambing serta tidak takut terhadap resiko dalam situasi baru.
3. Adanya otonomi, yaitu seseorang menghayati dan mengamalkan atuan dari luar
sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, seseorang mampu
mengambil keputusan dengan mandiri tanpa dipengaruhi atau desakan dari orang lain.
4. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan dalam mewujudkan apa yang
dipandang baik dan kesetiaan merupakan dasar penghormatan atas komitmen yang
dipilih.
Tujuan pendidikan karakter ini ialah untuk membentuk sikap yang dapat
membawa kita kearah kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma yang berlaku dan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peseta didik agar menjadi manusia yag beriman,
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.9
Sedangkan menurut Sunarti, pendidikan karakter bagi individu bertujuan agar:
1. Mengetahui berbagai karakter baik manusia.
2. Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.
3. Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.

C. CONTOH KARAKTER YANG BAIK


Karakter merupakan ciri khas individu yang ditunjukkan melalui cara bersikap,
berperilaku, dan bertindak untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan sekolah,
keluarga, maupun masyarakat. Anak memiliki karakter baik akan menjadi orang dewasa
yang mampu membuat keputusan dengan baik dan tepat serta siap
mempertanggungawabkan setiap keputusan diambil. Sudah seharusnya sekolah sebagai
institusi pendidikan turut menanamkan karakter baik pada tiap individu anak. Oleh karena
itu, setidaknya ada 5 karakter perlu ditanamkan pada anak di lingkungan sekolah, yaitu :10
1. Karakter Religius
Menanamkan karakter religius adalah langkah awal menumbuhkan sifat, sikap,
dan perilaku keberagamaan pada masa perkembangan berikutnya. Masa kanak-kanak

9
(Kusuma, 2007)
10
Yohanes Enggar Harususilo, -, 5 Karakter Ini Perlu Ditanamkan Sejak Dini di Sekolah, dalam
https://edukasi.kompas.com/read/2018/09/07/23340011/5-karakter-ini-perlu-ditanamkan-sejak-dini-di-
sekolah?page=all, diakses pada tanggal 08 Desember 2020
5
adalah masa terbaik menanamkan nilai-nilai religius.  Upaya penanaman nilai religius
ini harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan. Harus diingat, kesadaran
beragama anak masih berada pada tahap meniru. Untuk itu, pengondisian lingkungan
sekolah yang mendukung proses penanaman nilai religius harus dirancang semenarik
mungkin. Pada tahapan ini, peran guru menjadi sangat penting sebagai teladan
memberi contoh baik bagi para siswa. Peran guru bukan hanya sekedar menjadi
pengingat akan tetapi juga sebagai contoh bersama melaksanakan kegiatan bersifat
religious dengan para siswa.
2. Cinta Kebersihan dan Lingkungan
Penanaman rasa cinta kebersihan ditunjukkan pada 2 hal, yaitu menjaga
kebersihan diri sendiri dan kebersihan lingkungan. Kebersihan terhadap diri sendiri
dimaksud agar membentuk pribadi sehat dan jiwa kuat. "Dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang kuat". Apabila anak dalam kondisi sehat dan jiwa yang kuat maka
anak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Sedangkan, penanaman
rasa cinta kebersihan terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
sekolah mulai dari jalan, halaman, hingga kelas terbebas dari debu dan sampah.
Pembuatan jadwal piket di tiap kelas, agenda bersih-bersih bersama seminggu sekali,
ataupun lomba kebersihan lingkungan sekolah adalah contoh lain dapat diterapkan di
lingkungan sekolah sebagai upaya menanamkan rasa cinta kebersihan terhadap
lingkungan.
3. Sikap Jujur
Sikap jujur memberikan dampak positif teradap berbagai sisi kehidupan, baik
di masa sekarang ataupun akan datang. Kejujuran merupakan investasi sangat
berharga dan modal dasar bagi terciptanya komunikasi efektif dan hubungan yang
sehat. Anak sebagai pribadi jujur dan peka terhadap berbagai rangsangan berasal dari
lingkungan luar dapat memiliki hubungan yang harmonis dan komunikasi baik
terhadap orang lain. Dari hubungan seperti ini akan tercipta rasa saling percaya di
antara keduanya. Pada masa sekolah inilah merupakan saat ideal guru menanamkan
nilai kejujuran pada siswa.
4. Sikap Peduli
Peduli merupakan sikap dan tindakan selalu ingin memberi bantuan kepada
orang lain dan yang membutuhkan. Kepedulian anak dapat ditanamkan di sekolah
melalui berbagai cara. Misal saat ada teman kelas sakit maka bisa menjenguk atau bisa
juga mengumpulkan uang dari teman-teman satu kelas kemudian dibelikan sesuatu
sebagai bawaan saat menjenguk sebagai wujud kepedulian. Dengan adanya sikap
6
peduli yang melekat dalam diri anak sejak dini maka akan disenangi oleh banyak
teman. Dan saat si anak tiba-tiba sedang dalam keadaan sulit pasti akan ada yang mau
mengulurkan tangan dan segera membantunya.
5. Rasa Cinta Tanah Air 
Cinta tanah air atau nasionalis adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun
kelompok. Karakter nasionalis dapat ditanamkan melalui beberapa hal, diantaranya
melalui upacara bendera. Dengan ditanamkannya sikap nasionalis ini, saat dewasa
terjadi ancaman terhadap negara ia akan menjadi orang yang rela berkorban dan berani
memosisikan diri di barisan paling depan demi menjaga dan menyelamatkan negara
tercinta. Melalui penanaman kelima karakter di lingkungan sekolah ini, harapannya
anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan intelektual dan cara
bersikap yang prima. Menjadi pribadi memiliki ilmu dan pengetahuan tinggi saja tentu
tidak cukup, anak juga harus dibekali dengan sikap atau karakter baik.

D. PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER


Keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak. Di
lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapat pengaruh, karena itu keluarga
merupakan lembaga pendidikan tertinggiyang bersifat informal dan kodrat. Pada keluarga
inilah anak mendapat asuhan dari orang tua menuju ke arah perkembangannya.
Keluarga khususnya orangtua adalah pendidik utama yang sangat berperan penting
dalam membentuk karakter anak usia dini yang selalu berupaya untuk mendidik anak-
anaknya, baik dalam bidang kognitif dan juga mendidik nilai dan moral. Selain orang tua
yang berupaya dalam membangun dan membentuk karakter anak usia dini adalah guru
serta pemerintah yang memberikan dukungan dan menggambarkan program-program
yang dianggap penting untuk membantu pembentukan karakter pada anak usia dini.
Dalam hal ini, upaya yang dapat dilakukan oleh keluarga dan orangtua diantaranya
menciptakan lingkungan yang kondusif. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang
berkarakter jika dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter. Sehingga fitrah setiap
anak yang dilahirkan ke dunia ini dapat berkembang secara optimal.11
Keluarga dalam hal ini adalah aktor yang sangat menentukan terhadap masa depan
perkembangan anak. Dari pihak keluarga perkembangan pendidikan sudah dimulai
semenjak masih dalam kandungan. Anak yang belum lahir sebenarnya sudah bisa

11
Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa, (Depok: BPMIGAS
dan Energi, 2004), hlm.
7
menangkap dan merespons apa-apa yangdikerjakan oleh orang tuanya, terutama kaum ibu.
Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada
lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat
berkembang segara optimal.12 Mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga
yang sifatnya mikro, maka semua pihak - keluarga, sekolah, media massa, komunitas
bisnis, dan sebagainya - turut andil dalam perkembangan karakter anak. Dengan kata lain,
mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkarakter baik adalah tanggung jawab
semua pihak.
Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada
anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola
asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi
pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan
psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma
yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. 13
Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam
rangka pendidikan karakter anak. Jadi gaya yang diprankan orang tua dalam
mengembangkan karakter anak sangat penting, apakah ia otoriter, demokratis atau
permisif.
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembentukan karakter
anak usia dini antara lain: bercerita, bernyanyi, bersajak, karyawisata. Adapun pendekatan
yang dapat dilakukan dalam pendidikan karakter dapat dilakukan melalui dua pendekatan
yakni high-touch dan high-tech. High-touch meliputi pengakuan, kasih sayang dan
kelembutan, keteladanan, penguatan (reinforcement), dan tindakan tegas yang mendidik.
High-tech meliputi materi, metode, alat bantu, lingkungan belajar yang kondusif, dan
adanya penilaian hasil pembelajaran.14 Sedangkan menurut Tatminingsih pendekatan yang
dapat dilakukan pendidik (guru dan orang tua) dalam membentuk dan membangun
karakter seorang anak antara lain :
1) Mendisiplinkan anak secara tepat,
2) Pemberian hukuman yang efektif pada anak,
3) Pendampingan penggunaan Media Cetak dan,
4) Modelling.

12
Ibid,.
13
(Latifah;2011)
14
Saridewi, Mengembangkan Pendidikan Berkarakter Melalui Implementasi High-tech and High-touch Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, dalam Procceding Seminar Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa. Universitas
Pendidikan Indonesia, 2010,
8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Karakter tidak lepas dari pengaruh lingkungan dan hereditas atau turunan. Dimana
perilaku anak sering kali tidak jauh dari perilaku orang tuanya yakni ayah dan ibunya. Selain itu
lingkungan turut berperan mempengaruhi karakter seseorang baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial budaya.
Mengingat pentingnya karakter dalam kehidupan bermasyarakat maka pendidikan
karakter ini hendaklah diajarkan sedini mungkin karena pendidikan karakter tidak hanya
mendorong pembentukan perilaku positif anak, tetapi juga meningkatkan kualitas
kognitifnya. Pengembangan karakter atau character building membutuhkan partisipasi
dan sekaligus merupakan tanggung jawab dari orangtua, masyarakat, dan pemerintah.
Sebab dengan menjadi dewasa secara rohani dan jasmani, seseorang menjadi
berkepribadian yang bijaksana baik terhadap dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Ada beberapa karakter baik yang dapat diajarkan pendidik atau keluarga terhadap
anak, antara lain yaitu :
1. Karakter Religius, yakni segala hal yang berkaitan dengan keagamaan,
2. Cinta kebersihan dan lingkungan,
3. Sikap jujur,
4. Sikap peduli,
5. Rasa cinta tanah air.
Orangtua mempunyai peran penting dalam pendidikan karakter terhadap anak
karena keluarga orangtua pda khususnya adalah yang paling dekat dengan anak, sehingga
anak cenderung meniru apa yang melekat pada orangtuanya. Keberhasilan keluarga dalam
menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada anak sangat tergantung pada jenis pola
asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola
interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti
makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang
dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat
hidup selaras dengan lingkungannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2014.

Anisa. 2014. Faktor yang Mempengaruhi Karakter dalam https://www.google.co.id/ search?


q= faktor+yang+mempengaruhi+karakter&oq=faktor+yang+mempengaruhi+ karakter.
html Diakses 06 Desember 2020
Harususilo, Yohanes Enggar. -. 5 Karakter Ini Perlu Ditanamkan Sejak Dini di Sekolah
dalam https://edukasi.kompas.com/read/2018/09/07/23340011/5-karakter-ini-perlu-
ditanamkan-sejak-dini-di-sekolah?page=all Diakses pada tanggal 08 Desember 2020.
Megawangi, Ratna. Pendidikan Karakter : Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa.
Depok : BPMIGAS dan Energi. 2004.
Mutiah, Fareska. Peran Orangtua Dalam Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini dalam
https://kuliahpaudub.files.wordpress.com/2015/04/peran-orangtua-dalam-
pembentukan-karakter-pada-anak-usia-dini.pdf Diakses pada tanggal 08 Desember
2020.
Sahlan dan Prastyo. Pendidikan Karakter.Bandung : Alfabeta. 2012.

Said, Mohammad. Pendidikan Karakter di Sekolah. Surabaya : Jaring Pena. 2010

Samani, Muchlas & Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2012.
Sapitri, Eka Yulia. Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Peserta Didik
file:///C:/Users/User/Downloads/Eka%20yulia%20Sapitri%20(2).pdf Diakses pada
tanggal 08 desember 2020
Saridewi. Mengembangkan Pendidikan Berkarakter Melalui Implementasi High-tech and
High-touch Pada Pendidikan Anak Usia Dini. dalam Procceding Seminar Aktualisasi
Pendidikan Karakter Bangsa. Universitas Pendidikan Indonesia. 2010.
Yudi, Latif. Pendidikan Karakter. Bandung : Rineka Cipta. 2007.

10

Anda mungkin juga menyukai