Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Pembentukan Karakter Jujur Dalam Pendidikan


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi II
DOSEN PENGAMPU :
Ahmad Zamhuri, M.Pd

Disusun Oleh:
Muhammad Agus Salim
NIM : 01321.111.17.2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TUANKU TAMBUSAI
KABUPATEN ROKAN HULU
PASIR PENGARAIAN
TA : 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
kepada penulis, sehingga kami dapat menulis makalah ini.

Sholawat serta salam kita panjatkan ke hadirat Nabi Besar Muhammad SAW yang
telahmembawa ajaran Islam serta membimbing umatnya dari zaman kegelapan menuju jalan
yang terang.

Tugas makalah ini menjelaskan tentang “Pembentukan Karakter Jujur Dalam


Pendidikan”.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua yang membacanya.

Kami menyadari bahwa kami masih banyak kekurangan dalam menulis makalah ini,
dengan senang hati kami menerima setiap saran dan kritik yang dapat membangun dari
pihak-pihak lain untuk menyempurnakan makalah yang kami susun ini.

Dengan kata penghantar ini, semoga dengan usaha kami ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan yang luas. Kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pasir pengaraian, 26 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ iii
A. Latar belakang masalah ........................................................................................ iii
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ iv
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. iv
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 1
A. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................................................ 1
B. Nilai-Nilai Yang Ada Dalam Pendidikan Karakter Yang Ada DiSekolah ........... 3
C. Tujuan Dan Manfaat Pendidikan Karakter ............................................................ 6
D. Karakter Kejujuran ................................................................................................ 7
E. Hadits-hadits Tentang Kejujuran ........................................................................ 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karakter adalah suatu hal yang sedang hangat dan banyak dibicarakan
dalam dunia pendidikan. Hal ini berlatar belakang dengan adanya faktayang
menunjukkan bahwa karakter bangsa pada zaman globalisasi seprti saat ini merosot
tajam. Pendidikan dianggap sebagai suatu media yang paling jitu dalam
mengembangkan potensi anak didik baik berketerampilan maupun berwawasan. Oleh
karena itu , pendidikan secara terus menerus dibagun dan dikembangkan agar dari
proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan.

Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yang terkhir dijelaskan


bahwa pendidikan karakter merupakan: “pendidikan akhlak atau karakter masih
digabung dalam mata pelajaran agama dan diserahhkan sepenuhnya pada guru
agama”. Karena pendidikan karakter dibebankan sepenuhnya nkepada guru agama
saja maka pendidikan karakter itu sendiri belum mencapai batas yang optimal. Hal ini
terbukti dari phenomena sosial yang menunjukkan prilaku yang tidak berkarakter,
seperti maraknya terjadi tawuran antar pelajar, adalanya pergaulan bebas, adanya
kesenjangan sosial, ekonomi, politik di masyarakat, masih terjadinya ketidak adilan
hokum, kekerasan dan kerusuhan, dan korupsi yang mewabah dan merambah pada
semua sector kehidupan masyarakat, tindakan anarkis atau konflik sosial.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pendidikan karakter tidak


hanya dibebankan pada guru agama saja, tetapi juga pada semua pihak yang
berkepentingan serta bersangkutan. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai implementasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran Ppkn di SD/MI

iii
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter ?
2. Apa saja nilai-nilai yang ada dalam pendidikan karakter yang ada di
Sekolah ?
3. Apa saja tujuan dan manfaat pendidikan karakter ?
4. Hadits tentang kejujuran?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter.
2. Untuk mengetahui niali-nilai apa saja yang ada dalam pendidikan karakter
di Sekolah.
3. Untuk mengetahui apa tujuan dan manfaat pendidikan karakter
4. Hadits tentang kejujuran

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Karakter


1. Pengertian Karakter
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa alatin character, yang berarti
watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak. Sedangkan secara
terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia secara pada umumnya yang
bergantung pada fakor kehidupannya sendiri.
Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian karakter
diantara yaitu: Fitri menyatakan bahwa “karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata karma, budaya, dan adat
istiadat”1.
Kemudian Samani juga berpendapat bahwa “karakter adalah cara berfikir dan
berprilaku yang khas tiap individu untuk hidup, dan bekerja sama baik dalam lingkkungan
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara”2.
Jadi dari pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karakter
adalah nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang melekat pada diri seseorang
yang medasari cara pandang, berpikir, dan berprilaku dalam lingkungan keluarka ataupun
masyarakat.
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa latin “educatum” yang terdiri dari
dua kata yaitu: E dan Duco dimana kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam keluar
atau dari sedikit ke banyak, sedangkan Duco berarti pengembangan

1
Agus, Zaenul, Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, (Jogjakarta:Ar-
Ruzz,2012),hlm.20.
2
Muchlas, Samani dan Hariyanto, Konsep dan Modal Pendidikan Karakter, (Bandung;Remaja
Rosdakarya,2012),hlm. 4
1
atau sedang berkembang. Jadi, secara etimologi pengertian pendidikan adalah proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
Sedangkan pengertian menurut UU No. 20 Tahun 2003“ pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekutan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecardasan, akhlak mulia, serta ketermpilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”3.
Menurut H. Fuad Ihsan menjelaskan bahwa dalam pengertian yang sederhana dan
umun makna pendidikan sebagai “usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan
nilai-nilai yang ada di dalam masyarakta dan kebudayaan”4.
Oemar Hamalik menjelaskan bahwa “pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan
dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinnya yang memungkinkan
untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupanmasyarakat”5.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mendapatkan suatu pemahaman yang baru
yang tidak diketahui atau mengembangkan potensi- potensi bawaaan yang dimilikinya
semenjak dia dilahirkan.
3. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut pendapat Fadlillah pendidikan karakter adalah “suatu bentuk pengarahan
dan bimbingan supaya seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-
nilai moralitas, dan keberagaman”6. Sedangkan Kurniawan menjelaskan bahwa
“pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk

3
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Indonesia.
4
Fuad, Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta; Rineka Cipta, 2005),hlm.179.
5
Oemar, Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara, 2001),.hlm.
6
M. Fadlillah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-Ruzz,2013),hlm.23.

2
membentuk watak atau kepribadian sesorang berdasarkan nilai-nilai yang ada dimasyarakat
dan lingkungan keluarga”7.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha atau
bimbingan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar manusia berperilaku
sesuai dengan norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat maupun
dilingkungan keluarga.

B. Nilai-nilai Yang Ada Dalam Pendidikan Karakter di Sekolah


Dalam publikasi Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan Nasional berjudul Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter,
telah telah mengidentifikasi 18 nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian
empirik Pusat Kurikulum yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan
pendididkan nasional8. 18 nilai-nilai tersebutdapat dilihat dibawah ini.
1. Religius
Religious adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melakukan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agam lain , dan hidup rukun dnegan
pemeluk agama lain.
2. Jujur
Jujur adalah perilaku yang didasari pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbadaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

7
Syamsul, Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi Secara Terpadu diLingkungan
Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2013),hlm.42.
8
Badan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk
Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen PendidikanNasional,
2010, diakses 22 mei 2017

3
4. Disiplin
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras
Kerja keras tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh terhadap berbagai
ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Kreatif adalah berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung dalam orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Demokratis adalah car berfikir, besikap, dan bertindak, yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan
Semangat kebangsaan adalah cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air
Cinta tanah air adalah sikap dan prilaku yang mencerminkan rasa bang, setia, peduli, dan
enghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya,
sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa
sendiri.
12. Menghargai prestasi

4
Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang nendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ komunikatif
Bersahabat merupakan sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi
yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.
14. Cinta damai
Cinta damai adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang,
dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.
15. Gemar membaca
Gemar membaca adalah kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara
khusus guna membaca berbagi informasi, baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan
sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan
Peduli lingungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupayamenjaga dan melestarikan
lingkungan sekitar.
17. Peduli sosial
Peduli sosial adalah sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian kepedulian
terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.
18. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah siap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya , baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa,
Negara, maupun agama.

5
C. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter
1. Tujuan Pendidikan Karakter
Sejalan dengan pendidikan pasti ada tujuan dari pendidikan. Begitu pula
dengan pendidikan karakter, tentunya memiliki tujuan tersendiri tetapi tidak
meyimpang dari tujuan pendidikan yang ada. Fadlilla mengatakan bahwa “ tujuan
pendidikan karakter adalah untuk mempersiapkan anak supaya mempunyai karakter
yang baik, yang mana nantinya anak dewasa sudah menjadi kebiasaan dalam
kesehariannya”9. Selain itu tujuan pendidikan karakter lebih intensif kaada nilai-nilai
yang dapat tertanam dalam kehidupan sehari-hari peserta didik .
Kemendiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter yaitu10:
a. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
berhati baik, berpkiran baik, dan berprilaku baik.
b. Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikutur.
c. Meningkatkan peradaban bangsayang kompetitif dalam pergaulan
dunia.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas tentang tujuan dari pendidikan
karakter dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah
penanaman dan pengembagan nilai-nilai positif untuk membentuk akhlah yang sesuai
dengan harapan juga mendasarkan dan memfasilitasi bentuk pendidikan yang baik
dan positif sehingga peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang unggul, bermartabat,
dan memiliki wawasan luas.
2. Manfaat Pendidikan Karakter
Menanamkan pendidikan karakter sejak kecil begitu penting supaya
peserta didik dapat menjadi orang lebih baik, unggul, dan bermartabat. Pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan rekomendasi supaya
memasukkan suatu ajaran pada pembentukan karakter pada setiap berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Dengan harapan dengan adanya pendidikan karakter
(Pendidikan Rintisan), (Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian
dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan,2011),hlm.2.

9
Fadlillah, Op.cit,.hlm.23.
10
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman Di Satuan
6
sehingga bisa mengurangi keterpurukan moral yang marak terjadi pada saat ini dan
juga membangun karakter peserta didik menjadi lebih positif.
Manfaat pendidikan karakter menurut Fadillah yaitu “menjadikan
manusia agar kembali kepada fitrahnya, yaitu selalu menghiasi kehidupannya dengan
nilai-nilai kebajikan yang telah digariskan”11. Pendidikan karakter yabng dilakukan
pada usia dini adalah wujud nyata dalam mempersiapkan generasi yang berkarakter
demi kemajuan dan kemakmuran bangsa.
Menurut kemendiknas fungsi dari pendidikan karakter yaitu:
a. Membangun kehidupan kebangsaan yang multicultural
b. Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan
mampu mengkontribusi terhadap pengembangan kehidupan manusia.
c. Membangun potensi dasar agar berhati baik, berpikirn baik , dan
berprilaku baik serta keteladanan baik.
d. Membangun sikap warga Negara yang cinta damai, kreatif, mandiri,
dan mampu hidup berdampingan dengan bnagsa lain dalam suatu
harmoni.
D. Karakter Kejujuran
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Poerwadarminta, jujur berarti
lurus hati, tidak curang. Dan kejujuran berarti kelurusan hati, ketulusan hati. Jujur berarti
lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus, dan ikhlas. Sedangkan kejujuran merupakan
sikap yang berfikir jujur, berkata jujur, dan bersikap jujur. Artinya segala sesuatu yang
dilakukan tidak berbohong, tidak curang, tulus dan ikhlas.Menurut Yunahar Ilyas, bentuk-
bentuk kejujuran terdiri dari (empat) bentuk, yakni
1. Jujur dalam perkataan
Dalam keadaan ada dan bagaimanapun peserta didik harus berkata yang benar, baik
dalam menyampaikan informasi, menjawab pertanyaan, melarang dan memerintah apapun
yang lainnya. orang yang selalu berkata benar akan dipercaya oleh masyarakat. Sebaliknya
orang yang berdusta apalagi suka berdusta, masyarakat tidak akan mempercayainya,
sebagaimana pribahasa mengatakan 'sekali lacung keujian, seumur hidup orang tidak akan
percaya"

7
2. Jujur dalam pergaulan
Barang siapa yang selalu bersikap jujur dalam pergaulan maka dia akan menjadi
kepercayaan masyarakat, siapapun ingin bergaul dengannya. Tetapi sebaliknya, siapa yang
suka berdusta dan berpenampilan palsu, maka masyarakat tidak akan mempercayainya,
bahkan menjauhinya.
3. Jujur dalam kemauan
Sebelum memutuskan sesuatu, seperta didik harus mem- pertimbangkan dan menilai
terlebih dahulu apakah yang dilakukan itu benar dan bermanfaat. Apabila yakin benar dan
bermanfaat, dia akan melakukannya tanpa ragu-ragu, tidak dipengaruhi oleh komentar kiri
kanan yang mendukung atau mencelanya. Jika menghiraukan semua komentar orang, dia
tidak akan jadi melaksanakannya. Tetapi bukan berarti dia mengabaikan kritik, asalkan kritik
tersebut argumentative dan konstruktif.
4. Jujur dalam berjanji
Janji adalah hutang, begitulah peribahasa mengatakan. Maka seorang peserta didik yang
telah berjanji, maka dia harus menepati. Jika selalu tidak menepati janji, maka dia menjadi
orang yang tidak dipercaya oleh orang lain. Begitulah etika dalam pergaulan Menurut
Dharma Kusuma, Cepi Triatna dan Johar Permana, ciri-ciri orang yang jujur adalah sebagai
berikut: a. Jika bertekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah
kebenaran dan kemaslahatan.
b. Jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya).
c. Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya.
Dari beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam penanaman karakter jujur,
menurut Novan pembentukan budaya sekolah berbasis pendidikan karakter dapat dilakukan
melalui keteladanan, kegiatan spontan saat guru mengetahui perilaku siswa yang baik dan
kurang baik, cerita/kisah teladan, pengondisian, dan kegiatan rutin.
1. Keteladanan
Keteladanan adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari- hari yang tidak
diprogramkan karena dilakukan tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Keteladanan ini
merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam
memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi

8
panutan bagi peserta didik lain.
Contoh pada karakter jujur, guru memberikan penilaian secara objektif pendidik
menepati janji pada peserta didik.
2. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus, meliputi
pembentukan perilaku memberi senyum, salam, sapa, membuang sampah pada tempatnya,
budaya antre, mengatasi silang pendapat (pertengkaran), saling mengingatkan ketika melihat
pelanggaran tata tertib sekolah, kunjungan rumah, kesetiakwanan sosial, anjangsana. Contoh
pada karakter jujur: memperingatkan siswa yang mencontek pada saat ujian,
memperingatkan siswa yang mencontoh pekerjaan rumah temannya.
3. Kegiatan rutin
Kegiatan rutin merupakan salah satu kegiatan pendidikan karakter yang terintegrasi
dengan kegiatan sehari-hari disekolah, seperti upacara bendera, senam, doa bersama,
ketertiban, pemeliharaan kebersihan (Jumat Bersih). Contoh pada karakter jujur:
menyediakan tempat temuan barang hilang, transparansi laporan keuangan sekolah,
menyediakan kotak saran dan pengaduan, larangan menyontek saat ujian.
4. Pengondisian
Pengondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung terlaksananya pendidikan
karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan
pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang dilorong sekolah dan didalam kelas dan
kesehatan diri."

9
E. Hadits-hadits tentang kejujuran
1. Kejujuran membawa menuju surga

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Hannad Bin
As Sari] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari
[Manshur] dari [Abu Wail] dari ['Abdullah bin Mas'ud] dia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kejujuran itu adalah kebaikan.
Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur
dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah.
Dan sesungguhnya dusta itu adalah kejahatan. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan
menggiring ke neraka. Seseorang yang memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat
sebagai pendusta di sisi Allah." Ibnu Abu Syaibah berkata dalam meriwayatkan Hadits
tersebut; dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (Javanlabs, Hadits, 2015-2021).11
Dalam aplikasi Ensiklopedia Hadis, hadis yang telah disebutkan sebelumnya
merupakan hadis shahih. Hadis shahih ini menurut Muhammad Nashiruddin Al-
albani. Terdapat dalam kitab Sahih Muslim Nomor 4.720, bab tentang buruknya dusta
dan baiknya kejujuran. Sanadnya bersambung sampai Rasulullah Saw dengan sanad
sahabat Abdullah bin Mas’ud.

Dalam hadis ini Rasulullah Saw memberi perintah kepada umatnya untuk
senantiasa berlaku jujur. Jujur itu memiliki makna selaras antara lahir dan batin,
ucapan dan perbuatan, serta antara berita dan fakta. Jujur merupakan sifat seseorang

11
Jurnal Riset Agama, Volume 1, Nomor 1 (April 2021): 145-156
Hanipatudiniah Madani /Pembinaan Nilai-nilai Kejujuran Menurut Rasulullah Saw

10
yang memiliki karakter baik. Karakter menurut Islam diartikan sebagai perilaku terpuji
seseorang yang diwujudkan dalam bentuk sikap, ucapan, dan perbuatan baik yang sesuai
dengan ajaran Islam itu sendiri. Perilaku terpuji ini ditujukan kepada Allah Ta’ala
berupa ibadah, lalu kepada Nabi Muhammad Saw dengan mengikuti ajarannya, dan
kepada sesama manusia dengan senantiasa bersikap baik (Tasbih, 2014).
Hadis di atas bermaksud untuk mendidik betapa agungnya perkara kejujuran yang
pada akhirnya akan membawa orang jujur kepada kebaikan hingga sampai kepada surga
sebagai puncaknya keinginan manusia. Serta menunjukkan akan beratnya keburukan
dusta yang pada akhirnya akan membawa orang dusta ke neraka sebagai tempat yang
paling mengerikan. Hadis di atas juga mengandung isyarat bahwa seseorang yang
berusaha untuk jujur dalam perkataan, maka tentulah jujur akan menjadi karakternya,
dan siapa saja yang dengan sengaja berdusta dan berusaha untuk dusta, maka dusta
akan menjadi karakternya. Melihat hal tesebut, maka pembiasaan-pembiasaan setiap
harinya itu akan sesuai dengan karakternya. Hal selanjutnya adalah keberlanjutan akan
sifat-sifat baik maupun buruk (Tasbih, 2014).
Allah Ta’ala meminta para hamba-Nya yang beriman agar jujur dan berpegang
teguh pada kebenaran. Tujuannya agar mereka istiqamah di jalan kebenaran.
Kedudukan orang yang jujur sangatlah tinggi di mata Allah, bahkan di dalam Al-Quran
disebutkan bahwa kedudukannya akan berada setelah kedudukan para Nabi, hal itu
sungguh luar biasa. Allah Ta’ala memberitahukan kepada hamba-Nya mengenai nilai
kejujuran, bahwa kejujuran itu merupakan kebaikan sekaligus penyelamat. Sifat itulah
yang paling menentukan nilai amal perbuatan, karena kejujuran merupakan ruhnya.
Seandainya orang-orang itu benar-benar ikhlas dalam beriman dan berbuat taat, niscaya
kejujuran adalah yang terbaik bagi mereka (Djuharnedi, 2019).
Pada intinya, hadis di atas memberikan tuntunan bahwa setiap perbuatan akan
mendapat imbalan sesuai dengan apa yang diperbuat. Jujur sebagai cerminan kebaikan,
sedangkan dusta sebagai simbol daripada kejahatan. Jika seseorang berusaha untuk
berkata benar, maka manfaatnya tidak berlaku untuk dirinya sendiri tapi juga untuk
orang lain. Sebaliknya, jika seseorang berdusta, maka perbuatannya itu tidak hanya
merugikan diri sendiri namun juga dengan orang lain. Oleh sebab itu, kejujuran akan
membawanya kepada kebaikan dan menuntunnya ke surga, dan ia dicatat sebagai orang

11
yang siddiq. Sebaliknya, berdusta akan menuntun pelakunya pada perbuatan curang dan
menuntunnya ke neraka, serta ia akan dicatat sebagai pendusta (Tasbih, 2014).

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Karakter adalah nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang
melekat pada diri seseorang yang medasari cara pandang, berpikir, dan berprilaku
dalam lingkungan keluarka ataupun masyarakat. Pendidikan adalah suatu usaha sadar
yang dilakukan manusia untuk mendapatkan suatu pemahaman yang baru yang tidak
diketahui atau mengembangkan potensi-potensi bawaaan yang dimilikinya semenjak
dia dilahirkan. Sedangkan pendidikan karakter adalah usaha atau bimbingan yang
dilakukan secara sadar dan terencana agar manusia berperilaku sesuai dengan norma-
norma dan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat maupun dilingkungan keluarga.
Tujuan dari pendidikan karakter adalah penanaman dan pengembangan
nilai-nilai positif untuk membentuk akhlak yang sesuai dengan harapan juga
mendasarkan dan memfasilitasi bentuk pendidikan yang baik dan positif sehingga
peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang unggul, bermartabat, dan memiliki
wawasan luas. Manfaat pendidikan karakter sehingga bisa mengurangi keterpurukan
moral yang marak terjadi pada saat ini dan juga membangun karakter peserta didik
menjadi lebih positif.
Ada 18 nilai-nilai karakter yang di ajarkan di dalam pembelajaran di
Indonesia. Implementasi pendiidikan karakter dalam mata pelajaran Ppkn meliputi:
kurikulum/mata pelajaran, budaya sekolah atau madrasah, dan pengembangan diri.

B. Saran
Dengan adannya makalah ini maka diharapkan sebagai calon guru SD/MI
kita dapat mengembangkan atau mengkombinasian mata pelajaran dengan pendidikan
karakter dalam pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, Agus Zaenul, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,

Jogjakarta: Ar-Ruzz,2012.

Fadlillah, M Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, Yogyakarta: Ar-

Ruzz,2013.

Hariyanto, Muchlas Samani Konsep dan Modal Pendidikan Karakter,

Bandung; Remaja Rosdakarya,2012.

Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar, Jakarta; Bumi Aksara, 2001.

Ihsan, Fuad Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta; Rineka Cipta, 2005.

Kurniawan, Syamsul Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi Secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat,

Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2013.

Kamal, Rahmad “Implementasi Pendidikan Karakter di SD/MI” , Jurnal

Madaniyah, Volume 1,Edisi VI, 2014,Hlm.20-34.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Indonesia.

Badan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-

nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat

Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010, diakses 22 mei 2017.

Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman Di

Satuan Pendidikan Rintisan), (Jakarta: Kementerian Pendiikan Nasional Badan

Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan,2011),hlm.2.

14

Anda mungkin juga menyukai