OLEH
NAMA KELOMPOK :
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sederhana yang berjudul” Karakter dan
Pendidikan” ini dengan baik dan lancer sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
kami juga berterimakasih kepada Dosen pengampuh Mata Kuliah karena melalui tugas yang
diberikan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami . kami berharap makalah sederhana
ini dapat berguna bagi para pembaca terutama untuk menambah wawasan pengalaman baru.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
2
bersifat membangun sehingga menjadi perbaikan kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kami sebagai penus dan bagi pembaca.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................3
3
C. Tujuan Masalah ...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Kesimpulan .................................................................................................................14
B. Saran ...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakter adalah suatu hal yang sedang hangat dan banyak dibicarakan dalam dunia pendidikan.
Hal ini berlatar belakang dengan adanya faktayang menunjukkan bahwa karakter bangsa pada
zaman globalisasi seprti saat ini merosot tajam. Pendidikan dianggap sebagai suatu media yang
paling jitu dalam mengembangkan potensi anak didik baik berketerampilan maupun
berwawasan. Oleh karena itu , pendidikan secara terus menerus dibagun dan dikembangkan agar
dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan.
4
Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yang terkhir dijelaskan bahwa pendidikan karakter
merupakan: “pendidikan akhlak atau karakter masih digabung dalam mata pelajaran agama dan
diserahhkan sepenuhnya pada guru agama”. Karena pendidikan karakter dibebankan sepenuhnya
nkepada guru agama saja maka pendidikan karakter itu sendiri belum mencapai batas yang
optimal. Hal ini terbukti dari phenomena sosial yang menunjukkan prilaku yang tidak
berkarakter, seperti maraknya terjadi tawuran antar pelajar, adalanya pergaulan bebas, adanya
kesenjangan sosial, ekonomi, politik di masyarakat, masih terjadinya ketidak adilan hokum,
kekerasan dan kerusuhan, dan korupsi yang mewabah dan merambah pada semua sector
kehidupan masyarakat, tindakan anarkis atau konflik sosial.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
dari istilah Yunani, character dari kata charassein yang berarti membuat tajam atau membuat
dalam." Karakter juga dapat berarti mengukir. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat di atas
benda yang diukir. Karena itu, Wardani seperti dikutip Endri Agus Nugraha menyatakan bahwa
karakter adalah ciri khas seseorang dan karakter tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial
budaya karena karakter terbentuk dalam lingkungan sosial budaya tertentu.
6
Hal yang sama diuraikan Lorens Bagus yang mendefinisikan karakter sebagai nama dari jumlah
seluruh ciri pribadi yang mencakup perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan,
kecenderungan, potensi, nilai-nilai, dan pola-pola pemikiran. Atau, menurutnya suatu kerangka
kepribadian yang relatif mapan yang memungkinkan ciri-ciri semacam ini mewujudkan dirinya."
Suyanto mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan
siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Griek yang dikutip Zubaedi, merumuskan definisi karakter sebagai paduan dari segala tabiat
manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang
satu dengan yang lain. Batasan ini menunjukkan bahwa karakter sebagai identitas yang dimiliki
seseorang yang bersifat menetap sehingga seseorang atau sesuatu itu berbeda dari yang lain."
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakteradalah nilai-nilai yang unik-
baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren
memancar dari hasil pola pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau
sekelompok orang."
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME,
diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat." Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang
berusaha melakukan hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan,
7
bangsa, dan negara dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan
kesadaran, emosi, dan perasaannya.
Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam
menanggapi keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain. Karakter ini pada
akhirnya menjadi sesuatu yang menempel pada seseorang dan sering orang yang bersangkutan
tidak menyadari karakternya. Orang lain biasanya lebih mudah untuk menilai karakter seseorang.
Pendidikan mempunyai definisi yang luas, yang mencakup semua perbuatan atau semua
usaha dari generasi tua untuk mengalihkan nilai-nilai serta melimpahkan pengetahuan,
pengalaman, kecakapan serta keterampilan kepada generasi selanjutnya sebagai usaha untuk
menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidup mereka, baik jasmani begitu pula
rohani." Maka, banyak ahli membahas definisi pendidikan, tetapi dalam pembahasannya
mengalami kesulitan karena antara satu definisi dengan definisi yang lain sering terjadi
perbedaan.
Ahmad D. Marimba merumuskan pendidikan sebagai bimbingan atau didikan secara sadar
oleh pendidik terhadap perkembangan anak didik, baik jasmani maupun ruhani, menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Pengertian ini sangat sederhana meskipun secara
substansi telah mencerminkan pemahaman tentang proses pendidikan. Menurut pengertian ini,
pendidikan hanya terbatas pada pengembangan pribadi anak didik oleh pendidik."
Pertanyaannya, bagaimana bila bimbingan tersebut oleh dan untuk dirinya sendiri?
Bagaimana pula bila bimbingan itu dilakukan oleh alam dan lingkungan, apakah tidak disebut
pendidikan? Ahmad Tafsir seperti dikutip HM. Suyudi mendefinisikan pendidikan secara luas,
yaitu "pengembangan pribadi dalam semua aspeknya", dengan catatan yang dimaksud
"pengembangan pribadi" mencakup pendidikan oleh diri sendiri, lingkungan, dan orang lain.
Sementara frasa "semuaspek" mencakup aspek jasmani, akal, dan hati. Dengan demikian, tugas
pendidikan bukan sekadar meningkatkan kecerdasan intelektual, melainkan pula
mengembangkan aspek kepribadian anak didik.
Ki Hadjar Dewantara seperti dikutip Abu Ahmadi dan Nur Ukhbiyati mendefinisikan
pendidikan sebagai tuntutan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak
8
menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya.
Hal yang sama diuraikan H. Mangun Budiyanto yang berpendapat bahwa pendidikan adalah
mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau individu manusia yang prosesnya
berlangsung secara terus-menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia. Aspek yang
dipersiapkan dan ditumbuhkan itu meliputi aspek badannya, akalnya, dan ruhani sebagai suatu
kesatuan tanpa mengesampingkan salah satu aspek dan melebihkan aspek yang lain. Persiapan
dan pertumbuhan itu diarahkan agar ia menjadi manusia yang berdaya guna bagi dirinya sendiri
dan bagi masyarakat serta dapat memperoleh suatu kehidupan yang sempurna.
Dari definisi pendidikan yang diungkapkan di atas, dapatlah dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
1. definisi pendidikan secara luas yang mana pendidikan berlaku untuk semua orang dan
dapat dilakukan oleh semua orang bahkan lingkungan
2. definisi pendidikan secara sempit yang mengkhususkan pendidikan hanya untuk anak
dan hanya dilakukan oleh lembaga atau institusi khusus dalam rangka mengantarkan
kepada masa kedewasaan. Namun, dari perbedaan tersebut ada kesamaan tujuan, yaitu
untuk mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi.
Dengan demikian, definisi-definisi tersebut dapat diverbalisasikan dalam suatu definisi yang
komprehensif bahwa pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan
oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian, baik
jasmani Jan ruhani, secara formal, informal, dan nonformal yang berjalan terus-menerus untuk
mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi (baik nilai insaniyah maupun ilahiyah). Dalam hal
ini pendidikan berarti menumbuhkan kepribadian serta menanamkan rasa tanggung jawab
sehingga pendidikan terhadap diri manusia adalah laksana makanan yang berfungsi memberi
9
Endri Agus Nugraha menyatakan bahwa karakter adalah ciri khas seseorang dan karakter tidak
dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya karena karakter terbentuk dalam lingkungan sosial
budaya tertentu.
Hal yang sama diuraikan Lorens Bagus yang mendefinisikan karakter sebagai nama dari
jumlah seluruh ciri pribadi yang mencakup perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan,
kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-nilai, dan pola-pola pemikiran. Atau, menurutnya
suatu kerangka kepribadian yang relatif mapan yang memungkinkan ciri-ciri semacam ini
mewujudkan dirinya.
Suyanto mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan
siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Grick yang dikutip Zubaedi, merumuskan definisi karakter sebagai paduan dari segala tabiat
manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang
satu dengan yang lain. Batasan ini menunjukkan bahwa karakter sebagai identitas yang dimiliki
seseorang yang bersifat menetap sehingga seseorang atau sesuatu itu berbeda dari yang lain.
10
Pertama, agama. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragama. Oleh
karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran
agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada
nilai-nilai yang berasal dari agamaKarenanya, nilai-nilai pendidikan karakter harus
didasarkan pada nilai-nilai dan dah yang berasal dari agama.
Kedua, Pancasila Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-
rinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila
terdapat pada Pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam pasal-
pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,
kemasyarakatan, budaya dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa
bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik,
yaitu warga segera yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.
Ketiga, budaya. Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermayakan yang tidak didasari nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut.
Nida balaya ini dipallon dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan
arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang
sedemikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi
sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Keempat, tujuan Pendidikan Nasional. UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3
UU Sisdiknas menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertalowa kepada Tuhan Yang Maha
Esi, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab,
11
Tujuan pendidikan nasional sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki oleh setiap warga
negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan
pendidikan nasional memuat b kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh
karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling, operasional dalam p
pendidikan budaya dan karakter bangsa pendidikan berbagai nilai pengembangan
6. Kreatif
Kreatif adalah berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung dalam orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
12
Demokratis adalah car berfikir, besikap, dan bertindak, yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
10. Semangat kebangsaan
Semangat kebangsaan adalah cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta tanah air
Cinta tanah air adalah sikap dan prilaku yang mencerminkan rasa bang, setia,
peduli, dan enghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik,
dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat
merugikan bangsa sendiri.
12. Menghargai prestasi
Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang nendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ komunikatif
Bersahabat merupakan sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui
komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan
baik.
14. . Cinta damai
Cinta damai adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman,
tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat
tertentu.
15. Gemar membaca
Gemar membaca adalah kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan
waktu secara khusus guna membaca berbagi informasi, baik buku, jurnal,
majalah, Koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.
13
16. Peduli lingkungan
Peduli lingungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan
melestarikan lingkungan sekitar.
Manfaat pendidikan karakter menurut Fadillah yaitu "menjadikan manusia agar kembali
kepada fitrahnya, yaitu selalu menghiasi kehidupannya dengan nilai-nilai kebajikan yang telah
digariskan"". Pendidikan karakter yang dilakukan pada usia dini adalah wujud nyata dalam
mempersiapkan generasi yang berkarakter demi kemajuan dan kemakmuran bangsa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakter adalah nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang melekat pada diri
seseorang yang medasari cara pandang, berpikir, dan berprilaku dalam lingkungan keluarka
ataupun masyarakat. Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan manusia untuk
mendapatkan suatu pemahaman yang baru yang tidak diketahui atau mengembangkan potensi-
potensi bawaaan yang dimilikinya semenjak dia dilahirkan. Sedangkan pendidikan karakter
15
adalah usaha atau bimbingan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar manusia
berperilaku sesuai dengan normanorma dan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat maupun
dilingkungan keluarga.
Tujuan dari pendidikan karakter adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai positif
untuk membentuk akhlak yang sesuai dengan harapan juga mendasarkan dan memfasilitasi
bentuk pendidikan yang baik dan positif sehingga peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang
unggul, bermartabat, dan memiliki wawasan luas. Manfaat pendidikan karakter sehingga bisa
mengurangi keterpurukan moral yang marak terjadi pada saat ini dan juga membangun karakter
peserta didik menjadi lebih positif.
.B. Saran
Dengan adanya makalah ini, kami berharap mahasiswa bimbingan dan konseling dapat
mengetahui dan memahami tentang Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter. Setiap manusia
memiliki keterbatasan begitupun dengan makalah ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran
dari dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Karakter serta teman-teman mahasiswa
khususnya program studi Bimbingan dan Konseling untuk memperbaiki makalah sederhana ini
sebab jalan menuju kesempurnaan adalah dengan saling memperbaiki.
16
DAFTAR PUSTAKA
17