Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA ANTI KORUPSI

Dosen Pengampu : Ida Herdiani M.Pd

Disusun Oleh

Kelompok 5 :

Fania Nur Apriliani ( C218607017 )

Giansari ( C2186207020 )

Intan Sundari ( C2186207032 )

Mahsandra Zahra Alidia ( C2186207007 )

Silma Rahbani ( C2186207010 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pendidikan
Karakter dan Budaya Anti Korupsi. Disusun guna memenuhi tugas pada mata di Universitas
Muhammadiyah Tasikmalaya. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Ida Herdiani M.Pd selaku
dosen. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 24 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................

BAB I PENDIDIKAN ......................................................................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................................................................


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................

A. Konsep Dasar Karakter dan Anti Korupsi .............................................................................


B. Dimensi-dimensi Karakter yang Baik ....................................................................................
C. Menganalisis Jenis Perilaku dan Ciri Karakter yang Baik.....................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan primer atau mutlak
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu
kelompok manusia dapat hidup berkembang dengan cita-cita untuk maju, sejahtera, dan
bahagia menurut konsep pandangan hidupnya. Dalam pengertian sederhana dan umum
makna pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan
nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan agama.
Penulis akan memberikan penjelasan dan pembahasan mengenai pembentukan
karakter, yang di dalamnya akan dibahas secara singkat tentang pendidikan dan
pembentukan karakter dan hubungan antara pendidikan dan pembentukan karakter.
Karena pendidikan karakter merupakan hal yang paling penting dan mendasar untuk
membentuk suatu manusia yang ideal dan cerdas. Urgensi Pendidikan Karakter memiliki
fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, harus
diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan
dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika,
bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Dalam konteks keindonesiaan, penerapan pendidikan karakter merupakan
kebutuhan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Karena melihat fakta dilapangan
mengenai akhlak dan moral, banyaknya terjadi penyimpangan moral merupakan salah
satu alasan mengantarkan pendidikan karakter dalam ranah pendidikan dengan mengacu
pada cita-cita bangsa. Diharapkan melalui pendidikan karakter ini, akan tercapainya
tujuan pendidikan bangsa yang cerdas dan berkahlak mulia serta menjadi manusia yang
seutuhnya.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Konsep Dasar Karakter dan Anti Korupsi
2. Menjelaskan Dimensi-dimensi Karakter yang Baik
3. Menganalisis Jenis Perilaku dan Ciri Karakter yang Baik
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Karakter dan Anti Korupsi
2. Untuk Mengetahui Dimensi-dimensi Karakter yang Baik
3. Untuk Mengetahui Jenis Perilaku dan Ciri Karakter yang Baik
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Karakter dan Anti Korupsi


Sebelum memahami lebih jauh mengenai konsep dasar karakter, berikut
merupakan beberapa pengertian karakter :
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter memiliki arti “sifat-sifat kejiwaan
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lainnya”. Karakter juga dapat
berarti “huruf”. Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Dekdiknas adalah “bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
watak”. Adapun berkarakter, adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak.
b. Menurut Ditjen Mandikdasmen-Kementrian Pendidikan Nasional, karakter adalah
cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
c. Alwisol menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran tingkah laku dengan
menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
Karakter berbeda dengan kepribadian kerena pengertian kepribadian dibebaskan dari
nilai. Meskipun demikian, baik kepribadian (personality) maupun karakter berwujud
tingkah laku yang ditujukan kelingkungan sosial, keduanya relatif permanen serta
menuntun, mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu.
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan
memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya
dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan
kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia. Menurut Lickona, karakter berkaitan
dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling) dan perilaku moral
(moral behavior).Karakter didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk
berbuat baik dan melakukan perbuatan kebaikan.
Karakter didapatkan dan dapat dilihat dari refleksi sikap seseorang dalam
kehidupannya, jika ia banyak berbuat kebaikan maka ia dinilai berkarakter baik, dan
sebaliknya orang yang berbuat jahat dinilai berkarakter buruk. Semua penilaian tersebut
tak lepas dari cara pandang orang lain terhadap sikap-sikap yang ditunjukan oleh diri
orang yang bersangkutan.
2. Dimensi – Dimensi Karakter yang Baik
 Karakter Mulia

Karakter mulia berari individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya,


yang ditandai dengan nilai-nilai seperti : reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis,
analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu,
sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menempati
janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja
keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif,
inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu,
pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis,
sportif, tabah, terbuka, tertib.

Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan
individu juga mampu bertidak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.Karakter
adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial,
etika, dan perilaku). Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang
yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya,
sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya
dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan
kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).

 Nilai Karakter

Berdasarkan nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika


akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang
dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan serta kebangsaan.

a). Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan, yaitu religius : pikiran, tindakan
seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan atau
ajaran agamanya.

b). Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri semdiri (personal)

- Jujur : perilaku yang di dasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan tindakan dan pekerjaan, baik terhadap diri dan
pihak lain.

- Bertanggung jawab : sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan YME.

- Bergaya hidup sehat : segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat
menggangu kesehatan.

- Kerja keras : perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi


berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-
baiknya.

c). Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama

 Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain


 Demokratis
 Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat
dan kepentingan umum.
 Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata
perilakunya ke semua orang.

d). Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan


- Peduli sosial dan lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusahakan
alam yang sudah terjadi dan selalau memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan.

- Nilai kebangsaan

Cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

- Nasionalis

Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsanya.

- Menghargai keberagaman

Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk
fisik, sifat, adat, budaya, suku dan agama

3. Menganalisis Jenis Perilaku dan Karakter yang Baik


Karakter secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam jenis-jenis berikut:
a) Sanguinis
Jenis karakter ini secara mendasar menjelaskan karakter yang bercirikan individu
tertentu suka bergaul dengan orang lain yang berada di lingkungan sekitarnya.
Jenis karakter ini seringkali diistilahkan dengan ekstrovet.
b) Melankolis
Jenis karakter melankolis secara mendasar menjelaskan karakter yang bercirikan
individu yang tidak suka bergaul dengan individu lain di lingkungan sekitar, atau
cenderung menutup diri dari luar lingkungannya, pemikir keras serta cenderung
bersifat pesimis. Jenis karakter melankolis seringkali diistilahkan sebagai
introvert.
c) Koleris
Jenis karakter koleris secara mendasar menjelaskan karakter yang bercirikan
memiliki kepribadian yang tegas dalam mengambil keputusan, gemar mengatur,
senang berpetualang, senang dengan hal yang menantang, serta optimistis atau
tidak mudah menyerah.
d) Plegmatis
Jenis karakter plegmatis secara mendasar menjelaskan karakter yang identik
dengan sifat pembawaan yang cenderung santai dan acuh tak acuh. Jenis karakter
ini dapat lebih mudah berdamai dengan kehidupan dalam berbagai macam
keadaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan
memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya
dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan
kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia. Menurut Sudrajat (2010), pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri
sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil.
Kemudian ada beberapa dimensi karakter yang baik, yaitu : nilai karakter dan nilai mulia.
Selain itu di jelaskan juga ada beberapa jenis perilaku dan karakter yang baik, yaitu :
sanguinis, melankolis, korelis dan plegmatis.
B. Saran
Sebagai pendidik maupun calon pendidik, pendidikan karakter menjadi suatu hal yang
sudah sepatutnya terkuasai oleh pelaku pendidik dalam menciptakan peserta didik
berkarakter yang tahu akan pembatasan nilai-nilai moral yang menunjang dalam
pencapaian tatanan kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://smknegeri1tuntang.sch.id/4-dimensi-pendidikan-karakter/
Lovita, Nia. 2012. Pengertian Pendidikan Karakter. [ Online ]. Tersedia
:http://nialovita.wordpress.com [ 11 Februari 2014 ]

Anda mungkin juga menyukai