OLEH KELOMPOK 3:
Seksi 22 BB 04
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam menulis
makalah ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami:
1. Ibu Dra. Reinita, M.Pd. selaku Dosen Pengampu dalam mata kuliah Pendidikan Nilai
dan Moral.
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada kami.
3. Anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu kami berharap kritikan dan saran dari semua pihak dengan tujuan agar makalah
ini bisa sempurna. Semoga dengan segala bantuan yang diberikan dibalas oleh Allah SWT.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami dan pada khususnya bagi pihak yang
membaca makalah ini untuk menambah wawasan tentang ‘’Tujuan Pendidikan Nilai,
Moral dan Norma (Karakter) dan Nilai-Nilai dalam Pendidikan Nilai, Moral dan Norma
(Karakter)’’.
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
halaman
COVER ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan ..................................................................................................... 1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB ll
PEMBAHASAN
1. Kebiasaan rutin
Kebiasaan yang bisa dilakukan adalah kebiasaan yang teratur seperti
upacara bendera, senam, doa bersama dan kegiatan bersih-bersih.
2. Kebiasaan spontan
Merupakan kegiatan yang tidak terjadwal dalam kegiatan khusus misalnya
pembentukan perilaku memberi senyum, salam, sapa buang sampah pada
tempatnya, kebiasaan antri, saling mengingatkan ketika melihat
pelanggaran tata tertib sekolah kesetiakawanan dan lain-lain.
3. Pembiasaan keteladanan
Dalam kehidupan sehari-hari bisa dilakukan dengan cara berpakaian rapi,
berbahasa yang sopan rajin membaca, dan lain-lain.
Mendirikan nilai adalah proses penanaman karakter yang dilakukan supaya
menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas bukan hanya dalam
akademik tetapi juga dalam religius. Maknanya sumber daya manusia yang
produktif memiliki keseimbangan antara dunia dan akhirat kelak. Penanaman
pendidikan nilai haruslah diterapkan dari sekolah dasar sehingga para penerus
bangsa nantinya memiliki pondasi yang kokoh terutama dalam nilai. Serta
pembiasaan itulah haruslah dibimbing oleh para guru orang tua dan masyarakat
sekitar.
Moral merupakan pandangan tentang baik dan buruk dan sangat penting
karena apabila Moral seseorang telah rusak atau moral peserta didik telah rusak
maka ketentraman dan kehormatan tentu hilang. Maka dari itu dilaksanakanlah
pendidikan moral supaya sikap peserta didik itu dapat terpelihara dan tertanam
sikap yang baik dari kecil sehingga sampai dewasa peserta didik tidak terjerumus
ke sikap yang tercela. Diharapkan dengan adanya pendidikan moral ini maka sikap
peserta didik itu bisa terjaga dan bisa tertanam sikap-sikap yang baik saja. Namun
pada era yang serba canggih sekarang tentu hal yang menyangkut moral yang baik
mengalami pengikisan karena telah banyaknya pengaruh yang datang bahkan
terkadang kurangnya pendidikan moral di dalam lingkungan keluarga masyarakat
dan sekolah.
A. Nilai
Pengertian nilai, menurut Djahiri (1999), adalah harga, makna, isi dan pesan,
semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori,
sehingga bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai
dijadikan standar perilaku. Sedangkan menurut Dictionary dalam Winataputra
(1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap
memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang berharga.
Menurut Purwodarminto nilai diartikan sebagai harga dalam arti takaran,
misal nilai intan, harga sesuatu, misal uang, angka kepandaian, kadar, mutu, sifat
atau hal yang penting, misal nilai agama. Menurut Suyitno (1984 : 11-13), nilai
merupakan sesuatu yang kita alami sebagai ajakan dari panggilan untuk dihadapi.
Nilai mau dilaksanakan dan mendorong kita untuk bertindak. Nilai mengarahkan
perhatian serta minat kita, menarik kita keluar dari kita sendiri ke arah apa yang
bernilai.nilai berseru kepada tingkah laku dan membangkitkan keaktifan kita.
Pendapat lain menyatakan bahwa, nilai adanya ditentukan oleh subjek dan
objek yang dinilai. Bagi aliran subyektivisme, adanya nilai tergantung pada subjek
yang menilai. Sebaliknya aliran obyektivisme menyatakan bahwa adanya nilai
terletak pada objek itu sendiri.
Nilai memiliki tingkatan tertentu, yaitu :
a) Nilai dasar adalah nilai yang mendasari nilai instrumental, mendasari
semua aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
tercermin di dalam Pancasila yang secara eksplisit tertuang dalam UUD
1945. Nilai dasar sifatnya sangat fundamental.
b) Nilai instrumental merupakan manivestasi dari nilai dasar, berupa pasal-
pasal UUD 1945, perundang-undangan, ketetapan-ketetapan, dan
peraturan-peraturan lainnya yang berfungsi menjadi pedoman, kaidah,
petunjuk kepada masyarakat untuk mentaatinya.
c) Nilai praksis merupakan penjabaran dari nilai instrumental dan berkaitan
1
langsung dengan kehidupan nyata, yaitu suatu kehidupan yang penuh
diwarnai oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu yang sifatnya
cenderung pada hal yang bermanfaat dan menguntungkan .
1
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai dibagi menjadi tiga yaitu :
a) Nilai material : nilai yang berguna bagi jasmani manusia. Contoh nilai
material : makanan, minuman dan pakaian.
b) Nilai kerohanian : nilai yang berguna bagi rohani manusia. Contoh nilai
kerohanian : berdzikir, mengingat Allah, membaca Al Qur’an, sholat
Macam-macam nilai kerohanian yaitu nilai kebenaran, nilai kebaikan atau
nilai moral (etika), nilai keindahan (estetika), nilai religius/ spiritual
c) Nilai vital : nilai yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan
aktivitas. Contoh : Motor bagi tukang ojek
1
yang baik, tangguh, tidak mudah kropos, dan lebih kuat daripada jenis kayu
yang lain seperti kamper. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika kayu jati,
menurut pandangan masyarakat khususnya pemborong, nilainya mahal.
B. Norma
Pengertian norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu
sikap dan tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi
rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung
nilai benar/salah. Norma adalah patokan prilaku dalam satu kelompok tertentu,
norma memungkinkan sesorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana
tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma juga merupakan kriteria bagi
orang lain untuk mendukung atau menolak prilaku seseorang. Norma juga
merupakan sesuatu yang mengikat dalam sebuah kelompok masyarakat, yang pada
keselanjutannya disebut norma sosial, karena menjaga hubungan dalam
bermasyarakat.
Norma terdiri dari beberapa macam/jenis, antara lain yaitu :
a) Norma Agama adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu
agama. Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para
penganutnya. Apabila seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan yang
kuat, orang tersebut cenderung melanggar norma-norma agama. Berikut
adalah beberapa contoh norma agama yang berkembang di Indonesia, yaitu :
a. Menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan, seperti melakukan
beberapa hal buruk, misalnya berjudi, mabuk, memfitnah orang lain dan
masih banyak lainnya.
b. Melaksanakan ibadah rutin sebagaimana yang dipertintahkan dalam
agama masing-masing.
b) Norma Kesusilaan. Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia.
Melakukan pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma
kesusilan. Berikut adalah beberapa contoh norma kesusilaan yang
berkembang di Indonesia, yaitu :
1
a. Menghargai dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.
b. Menghormati mereka yang lebih tua dan menyayangi yang lebih
muda.
c. Berkata dan bertindak jujur dalam masyarakat.
c) Norma Kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku
yang berlaku di masyrakat. Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa
contoh dari norma kesopanan. Contohnya :
a. Mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain dan memberi
senyum.
b. Berjalan pelan dan menundukkan kepala saat lewat didepan orang tua.
c. Membuang sampah pada tempatnya
d) Norma Kebiasaan (Habit). Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan norma ini dianggap aneh oleh
anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan acara selamatan, kelahiran
bayi dan mudik atau pulang kampung adalah contoh dari norma ini.
e) Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan
yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma
hukum bersifat mengikat dan memaksa. Melanggar rambu-rambu lalulintas
adalah salah satu contoh dari norma hukum.
1
Oleh sebab itu untuk menjaga kedamaian dalam hidup bernegara, negara
penting untuk mengadakan pengkordinasian diantara kepercayaan agar bisa
terjalin komunikasi antar golongan yang dengan hal itu akan mencegah
terjadinya kesenjangan atau perdebatan yang tidak sehat antar golongan.
Namun akibat yang akan muncul dari sebuah institualisasi, akan tersingkirnya
kesalehan simbolis dari kesalehan aktual. Kesalehan simbolis kemudian akan
memisahkan diri dari kerangka sosial massa dan menjadi kesalehan individual,
sementara kesalehan aktual menjadi kesalehan sosial-politik.
C. Moral
Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya
seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga
negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadaikan anak
manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan Whellan
(1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral
berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral dan moralitas memiliki
sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas
merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan
makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam
mematuhi maupun menjalankan aturan.
Menurut Lickona ada tiga kerangka pikir moral yang dikenal dengan educating
for charakter (1992) :
a) Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral
awarness), pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke
depan (perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan
keputusan (decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge).
b) Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya
diri (self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good),
pengendalian diri (self control), dan kerendahan hati (and huminity).
c) Prilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance),
kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).
1
Beberapa bentuk dari nilai nilai moral yaitu :
a. Moral Ketuhanan yaitu semua hal yang berhubungan dengan keagamaan atau
religius berdasarkan ajaran agama tertentu dan pengaruhnya terhadap diri
seseorangWujud moral ketuhanan, misalnya melaksanakan ajaran agama yang
dianut dengan sebaik-baiknya. Contohnya menghargai sesama manusia,
menghargai agama lain, dan hidup rukun dengan yang berbeda agama
b. Moral Ideologi dan Filsafat yaitu semua hal yang berhubungan dengan
semangat kebangsaanloyalitas kepada cita-cita bangsa dan negaraWujud moral
ideologi dan filsafat, misalnya menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu
Pancasila. Contohmenolak ideologi asing yang ingin mengubah dasar negara
Indonesia
c. Moral Etika dan Kesusilaan yaitu semua hal yang berkaitan dengan etika dan
kesusilaan yang dijunjung oleh suatu masyarakatbangsadan negara secara budaya
dan tradisiWujud moral etika dan kesusilaanmisalnya menghargai orang lain yang
berbeda pendapat, baik dalam perkataan maupun perbuatanContoh;
mengucapkan salam kepada orang lain ketika bertemu atau berpapasan
d. Moral Disiplin dan Hukum yaitu segala hal yang berhubungan dengan kode
etika profesional dan hukum yang berlaku di masyarakat dan negaraWujud moral
disiplin dan hukummisalnya melakukan suatu aktivitas sesuai dengan aturan yang
berlaku Contoh selalu menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan
mematuhi rambu- rambu lalu lintas ketika berkendara di jalan raya .
1
BAB lll
PENUTUP
Nilai adalah istilah yang sering dipakai oleh banyak orang karena nilai
berguna dalam mengetahui suatu dimensi etika atau dalam menyelesaikan suatu
masalah. Pendidikan nilai merupakan salah satu pendidikan yang mengajarkan
dan menanamkan nilai-nilai universal. Ada 12 nilai-nilai universal yang sudah
disepakati UNICEF dan praktisi pendidikan yaitu kedamaian penghargaan, cinta,
toleransi, kejujuran kerendahan hati, kerjasama, kebahagiaan, tanggung jawab,
kesederhanaan, kebebasan dan persatuan. Moralitas adalah aspek dalam diri
individu yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan perilaku moral sangat
diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang diinginkan. Pendidikan moral
adalah penanaman, pengembangan dan pembentukan akhlak yang mulia dalam
diri individu karena pendidikan moral keutamaannya adalah membiasakan
individu tersebut supaya memiliki sikap atau moral yang baik.
1
DAFTAR PUSTAKA
Romadhona, Suci. (2020). Muatan Nilai Norma Dan Moral Dalam Buku Tablet
Untuk Naiffa Pada Literasi Digital Di Sekolah Dasar. Jurnal
DIDIKA:Wahana Ilmiah Pendidikan Dasar, VolVINo. 1.