Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL


‘’Tujuan Pendidikan Nilai, Moral dan Norma (Karakter) dan Nilai-Nilai dalam
Pendidikan Nilai, Moral dan Norma (Karakter)’’

Dosen pengampu: Dra. Reinita, M.Pd

OLEH KELOMPOK 3:
Seksi 22 BB 04

1. Adini Rahmi (22129110)


2. Afdal Kurniawan (22129111)
3. Anihsa (22129013)
4. Annisa Asmi (22129120)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam menulis
makalah ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami:
1. Ibu Dra. Reinita, M.Pd. selaku Dosen Pengampu dalam mata kuliah Pendidikan Nilai
dan Moral.
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada kami.
3. Anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu kami berharap kritikan dan saran dari semua pihak dengan tujuan agar makalah
ini bisa sempurna. Semoga dengan segala bantuan yang diberikan dibalas oleh Allah SWT.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami dan pada khususnya bagi pihak yang
membaca makalah ini untuk menambah wawasan tentang ‘’Tujuan Pendidikan Nilai,
Moral dan Norma (Karakter) dan Nilai-Nilai dalam Pendidikan Nilai, Moral dan Norma
(Karakter)’’.

Padang,1 November 2023

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI
halaman

COVER ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2


a. Tujuan Pendidikan Nilai .............................................................................................. 2
b. Tujuan Pendidikan Moral ............................................................................................ 2
c. Tujuan Pendidikan Norma ........................................................................................... 3
d. Nilai-nilai dalam Pendidikan nilai,moral,dan norma (karakter) ....................................... 4

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 6


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 7

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Pendidikan harus mampu mengarahkan peserta didik menjadi
manusia yang memiliki kecakapan hidup, yaitu mampu mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh setiap siswa sehingga memiliki kreatifitas. Selain itu pendidikan juga
membentuk karakter peserta didik agar menjadi manusia yang bermoral. Perlunya
membentuk karakter seseorang agar mampu menjadi pribadi yang bernilai religius,
bertanggung jawab, berakhlak serta berilmu dan kreatif harus dimulai sejak usia dini. Salah
satu program pemerintah yang saat ini dicanangkan mengenai karakter adalah program
penguatan pendidikan karakter (PPK) untuk memperkuat karakter siswa.
Perlunya membentuk karakter seseorang agar mampu menjadi pribadi yang bernilai
religius, bertanggung jawab, berakhlak serta berilmu dan kreatif harus dimulai sejak usia
dini. Salah satu program pemerintah yang saat ini dicanangkan mengenai karakter adalah
program penguatan pendidikan karakter (PPK) untuk memperkuat karakter siswa Beberapa
hal yang melatarbelakangi adanya program penguatan pendidikan karakter adalah
pembangunan kualitas sumber daya manusia merupakan pondasi pembangunan bangsa,
keterampilan abad 21 yang dibutuhkan siswa: kualitas karakter, literasi dasar dan
kompetensi 4c guna mewujudkan keunggulan bersaing generasi emas 2045,
kecenderungan degradasi moralitas, etika dan budi pekerti (kementerian pendidikan dan
kebudayaan).
Penguatan pendidikan karakter bertujuan untuk memperkuat karakter peserta didik
dengan melakukan harmonisasi antara olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah
pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik) sesuai dengan pancasila. Diharapkan dalam proses
pembelajaran setiap peserta didik memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Sehingga dalam hal ini peran sekolah lebih dikuatkan. Peserta didik terlibat pada kegiatan
pembelajaran dan memanfaatkan sumber-sumber belajar.

1.2 Tujuan Penulisan


a. Mengetahui Tujuan Pendidikan Nilai, Moral dan Norma (Karakter)
b. Mengetahui Pendidikan nilai sebagai upaya dalam terbentuknya karakter
c. Mengetahui Tujuan Pendidikan Moral
d. Mengetahui Tujuan Pendidikan Norma
e. Mengetahui

1.3 Manfaat Penulisan


Menambah ilmu pengetahuan dan dapat diterapkan dalam kehidupan tentang Tujuan
Pendidikan Nilai, Moral dan Norma (Karakter) dan Nilai-Nilai dalam Pendidikan Nilai, Moral dan
Norma (Karakter)

1
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Nilai, Moral dan Norma (Karakter)

a. Tujuan Pendidikan Nilai


Nilai adalah istilah yang sering dipakai oleh banyak orang karena nilai berguna
dalam mengetahui suatu dimensi etika atau dalam menyelesaikan suatu masalah.
Pendidikan nilai berguna dalam menolong siswa supaya mengenali nilai-nilai yang
ada dalam keseluruhan hidupnya dan untuk menolong peserta didik memahami dan
membuat keputusan yang tepat dalam menghadapi berbagai masalah baik itu di
keluarga masyarakat dan negara. Maknanya dengan adanya pendidikan nilai maka
dapat menerapkan nilai-nilai yang ada ke dalam kehidupan.
Pendidikan nilai merupakan cara dalam mendidik dan belajar supaya siswa bisa
mengembangkan dan mengenal serta mengimplementasikan nilai-nilai yang ada.
Pendidikan nilai bukanlah hal yang ditambah melainkan sesuatu yang harus
dikehendaki dalam proses pendidikan karena pendidikan nilai juga bisa
mencerdaskan seluruh aspek siswa yaitu kecerdasan otak spiritual dan emosional.
Selain itu tujuan dari pendidikan nilai adalah membentuk dan menanamkan nilai-
nilai karakter di diri peserta didik yang di dalam penyampaian tersebut ada
pengetahuan, kesadaran dan tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.
Beberapa nilai yang bisa diajarkan dalam pendidikan berkarakter antara lain nilai
kejujuran nilai toleransi, nilai disiplin nilai kerja keras, kemandirian, sikap
demokrasi dan cinta tanah air.

A. Pendekatan pendidikan nilai


Super cup berpendapat terdapat beberapa pendekatan yang dipakai dalam
pendidikan nilai yaitu:
1. Pendekatan penanaman nilai
Pendekatan penanaman nilai ialah sebuah peningkatan yang terfokus kepada
penanaman nilai-nilai sosial dalam diri peserta didik. Menurutnya, tujuan dari
pendidikan nilai ialah diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh peserta didik dan
berubahnya nilai-nilai siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang
diinginkan menjadi nilai-nilai sosial yang baik. Metode yang dipakai dalam proses
pembelajaran sepeda tercapai tujuan pendidikan nilai tersebut adalah keteladanan
penguatan positif dan lain-lain. Pendekatan ini sifatnya tradisional

2. Pendekatan analisis nilai


Pendekatan analisis nilai ialah terfokus kepada perkembangan kemampuan
siswa dalam berpikir logis dengan cara menganalisis masalah yang berkaitan
dengan nilai-nilai sosial. Apabila dilakukan perbandingan dengan peningkatan
perkembangan yang lain maka salah satu perbedaan yang paling difokuskan adalah
keduanya punya pendekatan analisis nilai. Tujuan dari pendekatan analisis ini
adalah membantu peserta didik supaya dapat menggunakan bakat atau kemampuan
1
yang dimilikinya untuk berpikir logis terkait dengan masalah-masalah sosial.

3. Pendekatan klarifikasi nilai


Pendekatan klarifikasi nilai adalah berfokus kepada upaya menolong siswa
dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri untuk meningkatkan kesadaran
mereka mengenai nilai-nilai yang ada dalam diri mereka tujuan dari pendidikan
nilai ini adalah membentuk peserta didik supaya menyadari nilai-nilai yang ada
pada diri mereka serta membantu siswa supaya mereka dapat berkomunikasi secara
jujur dengan orang lain yang berkaitan dengan nilai-nilainya sendiri.

B. Pendidikan nilai sebagai upaya dalam terbentuknya karakter


Pendidikan nilai merupakan salah satu pendidikan yang mengajarkan dan
menanamkan nilai-nilai universal. Ada 12 nilai-nilai universal yang sudah
disepakati UNICEF dan praktisi pendidikan yaitu kedamaian penghargaan, cinta,
toleransi, kejujuran kerendahan hati, kerjasama, kebahagiaan, tanggung jawab,
kesederhanaan, kebebasan dan persatuan. nilai-nilai itulah kemudian diterapkan
pada mata pelajaran sebagai cara dalam terbentuknya karakter. Namun tidak hanya
dengan itu saja yang harus dilakukan untuk terbentuknya nilai-nilai dalam diri
peserta didik yaitu:

1. Kebiasaan rutin
Kebiasaan yang bisa dilakukan adalah kebiasaan yang teratur seperti
upacara bendera, senam, doa bersama dan kegiatan bersih-bersih.
2. Kebiasaan spontan
Merupakan kegiatan yang tidak terjadwal dalam kegiatan khusus misalnya
pembentukan perilaku memberi senyum, salam, sapa buang sampah pada
tempatnya, kebiasaan antri, saling mengingatkan ketika melihat
pelanggaran tata tertib sekolah kesetiakawanan dan lain-lain.
3. Pembiasaan keteladanan
Dalam kehidupan sehari-hari bisa dilakukan dengan cara berpakaian rapi,
berbahasa yang sopan rajin membaca, dan lain-lain.
Mendirikan nilai adalah proses penanaman karakter yang dilakukan supaya
menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas bukan hanya dalam
akademik tetapi juga dalam religius. Maknanya sumber daya manusia yang
produktif memiliki keseimbangan antara dunia dan akhirat kelak. Penanaman
pendidikan nilai haruslah diterapkan dari sekolah dasar sehingga para penerus
bangsa nantinya memiliki pondasi yang kokoh terutama dalam nilai. Serta
pembiasaan itulah haruslah dibimbing oleh para guru orang tua dan masyarakat
sekitar.

C. Tujuan Pendidikan Moral

Tujuan Pendidikan Moral


Moral merupakan nilai yang berhubungan dengan baik dan atau buruk sikap
1
manusia maka dari itu nilai akan berkaitan dengan moral terutama nilai sikap.
Moralitas adalah aspek dalam diri individu yang berkaitan dengan kehidupan sosial
dan perilaku moral sangat diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang
diinginkan. Pendidikan moral adalah penanaman, pengembangan dan
pembentukan akhlak yang mulia dalam diri individu karena pendidikan moral
keutamaannya adalah membiasakan individu tersebut supaya memiliki sikap atau
moral yang baik. Atau pendidikan moral adalah cara yang sadar dan terencana
dalam mengajarkan sikap yang baik supaya dapat diimplementasikan dalam
kehidupan. Pelaksanaan pendidikan moral bisa dilakukan dengan beragam cara
misalnya dengan menerapkan pendidikan moral ini dalam dunia pendidikan yaitu
mengajarkan nilai-nilai moral kepada peserta didik melalui pembiasaan dan cara
dalam berkomunikasi. Selain itu pendidikan moral juga dilakukan dengan memakai
berbagai peningkatan misalnya penanaman nilai, pendekatan perkembangan
kognitif pendekatan analisis nilai dan pendekatan pembelajaran.
Zuriah berpendapat bahwa pendidikan moral ialah program pendidikan di
sekolah atau di luar sekolah yang mempertimbangkan psikologis tujuan
pendidikan. Pendidikan moral mengarahkan supaya individu bisa menyesuaikan
diri dengan tujuan hidup dalam masyarakat dan moral sangat penting karena sikap
yang sesuai dengan ukuran atau peraturan di masyarakat yang muncul dari hati
sendiri bukanlah karena paksaan dari luar dan moral adalah rasa tanggung jawab
terhadap tindakan dan mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi.

A. Tujuan Pendidikan Moral


Berikut adalah tujuan pendidikan moral menurut Suriah
1. Dapat memahami nilai-nilai budi pekerti dalam lingkungan keluarga
masyarakat dan negara melalui adat istiadat hukum dan peraturan yang
telah ada.
2. Dapat mengembangkan watak atau kebiasaan secara konsisten dalam
mengambil sebuah keputusan secara bijak
3. Dapat berbudi pekerti yang baik di tengah rumitnya kehidupan pada zaman
sekarang
4. Dapat menghadapi masalah secara nyata dalam masyarakat.
5. Dapat menggunakan budi pekerti yang baik bagi pola perilaku yang
berguna dan bertanggung jawab.
Sedangkan menurut Elihami tujuan moral yaitu membimbing calon penerus
bangsa supaya memahami dan menghayati Pancasila secara keseluruhan serta
meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang maha esa dan meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan.

B. Perkembangan moral peserta didik


Yusuf, 2014 menyatakan bahwa perkembangan moral peserta didik bisa
berlangsung melalui tiga cara yaitu:
1. Pendidikan langsung
Pendidikan langsung merupakan penanaman pengertian tentang tingkah
laku antara yang benar dan salah serta yang paling terpenting adalah dalam
pendidikan moral supaya bisa patuh kepada orang tua guru dan orang lain
1
dalam melakukan nilai-nilai moral.
2. Identifikasi
Identifikasi merupakan cara dalam meneliti serta meniru penampilan atau
tingkah laku seseorang yang menjadi idolanya.
3. Trial and error (proses mencoba)
Merupakan cara dalam mengembangkan tingkah laku moral secara coba-
coba dengan ketentuan bahwa tingkah laku tersebut adalah yang baik dan
bisa mengembangkan tingkah laku yang baik pula.

Moral merupakan pandangan tentang baik dan buruk dan sangat penting
karena apabila Moral seseorang telah rusak atau moral peserta didik telah rusak
maka ketentraman dan kehormatan tentu hilang. Maka dari itu dilaksanakanlah
pendidikan moral supaya sikap peserta didik itu dapat terpelihara dan tertanam
sikap yang baik dari kecil sehingga sampai dewasa peserta didik tidak terjerumus
ke sikap yang tercela. Diharapkan dengan adanya pendidikan moral ini maka sikap
peserta didik itu bisa terjaga dan bisa tertanam sikap-sikap yang baik saja. Namun
pada era yang serba canggih sekarang tentu hal yang menyangkut moral yang baik
mengalami pengikisan karena telah banyaknya pengaruh yang datang bahkan
terkadang kurangnya pendidikan moral di dalam lingkungan keluarga masyarakat
dan sekolah.

D. Tujuan Pendidikan Norma


Norma merupakan peraturan yang ada dalam masyarakat dan telah
disepakati oleh bersama tentu bagi pelanggar norma akan mendapatkan sanksi dan
bagi pelanggar norma hukum tentu akan mendapatkan hukuman. Maka dari itu
haruslah ditanamkan norma dalam diri supaya terhindar dari hukuman atau sanksi
yang akan menyebabkan sikap yang tidak baik. Hal ini bisa dilakukan melalui
pendidikan norma. Maka dari itu apabila tertanam sikap yang baik tentu karakter
yang ada dalam diri juga baik dan akan senantiasa mudah dalam mematuhi
peraturan yang telah ada.
Pendidikan norma adalah pendidikan yang punya tujuan dalam
mengajarkan nilai-nilai norma kepada peserta didik supaya peserta didik tersebut
dapat menciptakan karakter yang baik dan terhindar dari sikap-sikap yang buruk
tujuan dari pendidikan norma adalah mengajarkan nilai-nilai normatif yang berlaku
dalam masyarakat serta mengenai sikap dan tingkah laku yang harus dilakukan
dalam kehidupan.
Selain itu tujuan dari pendidikan norma adalah supaya terbentuknya
karakter siswa yang berguna dan baik bagi dirinya terutama dan bagi
lingkungannya. dalam melakukan pendidikan norma itu bisa dengan cara
menerapkan pembelajaran norma di dalam dunia pendidikan misalnya dengan
mengajarkan nilai-nilai norma di dalam lingkungan sekolah yaitu peserta didik
disuruh untuk patuh terhadap peraturan yang telah dibuat. Ini adalah langkah kecil
supaya peserta didik terbiasa mematuhi aturan yang telah ada terutama aturan
dalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi pada era sekarang tentu kepatuhan
terhadap norma yang mengalami pengikisan karena perkembangan zaman dan
faktor lainnya yaitu kurangnya diterapkan pendidikan norma dalam lingkungan
keluarga masyarat. Maka dari itu dibutuhkan lah pendidikan norma supaya peserta
didik dapat menanamkan nilai-nilai norma yang positif dalam kehidupannya dan
1
berguna bagi dia dalam bermasyarakat dan dalam mematuhi aturan yang telah ada
di masyarakat.

B. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Nilai, Moral dan Norma (Karakter)

A. Nilai
Pengertian nilai, menurut Djahiri (1999), adalah harga, makna, isi dan pesan,
semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori,
sehingga bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai
dijadikan standar perilaku. Sedangkan menurut Dictionary dalam Winataputra
(1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap
memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang berharga.
Menurut Purwodarminto nilai diartikan sebagai harga dalam arti takaran,
misal nilai intan, harga sesuatu, misal uang, angka kepandaian, kadar, mutu, sifat
atau hal yang penting, misal nilai agama. Menurut Suyitno (1984 : 11-13), nilai
merupakan sesuatu yang kita alami sebagai ajakan dari panggilan untuk dihadapi.
Nilai mau dilaksanakan dan mendorong kita untuk bertindak. Nilai mengarahkan
perhatian serta minat kita, menarik kita keluar dari kita sendiri ke arah apa yang
bernilai.nilai berseru kepada tingkah laku dan membangkitkan keaktifan kita.
Pendapat lain menyatakan bahwa, nilai adanya ditentukan oleh subjek dan
objek yang dinilai. Bagi aliran subyektivisme, adanya nilai tergantung pada subjek
yang menilai. Sebaliknya aliran obyektivisme menyatakan bahwa adanya nilai
terletak pada objek itu sendiri.
Nilai memiliki tingkatan tertentu, yaitu :
a) Nilai dasar adalah nilai yang mendasari nilai instrumental, mendasari
semua aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
tercermin di dalam Pancasila yang secara eksplisit tertuang dalam UUD
1945. Nilai dasar sifatnya sangat fundamental.
b) Nilai instrumental merupakan manivestasi dari nilai dasar, berupa pasal-
pasal UUD 1945, perundang-undangan, ketetapan-ketetapan, dan
peraturan-peraturan lainnya yang berfungsi menjadi pedoman, kaidah,
petunjuk kepada masyarakat untuk mentaatinya.
c) Nilai praksis merupakan penjabaran dari nilai instrumental dan berkaitan
1
langsung dengan kehidupan nyata, yaitu suatu kehidupan yang penuh
diwarnai oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu yang sifatnya
cenderung pada hal yang bermanfaat dan menguntungkan .

1
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai dibagi menjadi tiga yaitu :
a) Nilai material : nilai yang berguna bagi jasmani manusia. Contoh nilai
material : makanan, minuman dan pakaian.
b) Nilai kerohanian : nilai yang berguna bagi rohani manusia. Contoh nilai
kerohanian : berdzikir, mengingat Allah, membaca Al Qur’an, sholat
Macam-macam nilai kerohanian yaitu nilai kebenaran, nilai kebaikan atau
nilai moral (etika), nilai keindahan (estetika), nilai religius/ spiritual
c) Nilai vital : nilai yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan
aktivitas. Contoh : Motor bagi tukang ojek

Sedangkan Menurut Walter G. Everett, nilai dibagi menjadi lima bagian


sebagai berikut :
a) Nilai-nilai ekonomi (economic values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan
dengan sistem ekonomi. Hal ini berarti nilai-nilai tersebut mengikuti harga
pasar.
b) Nilai-nilai rekreasi (recreation values) yaitu nilai-nilai permainan pada
waktu senggang,sehingga memberikan sumbangan untuk menyejahterakan
kehidupan maupun memberikan kesegaran jasmani dan rohani.
c) Nilai-nilai perserikatan (association values) yaitu nilai-nilai yang meliputi
berbagai bentukperserikatan manusia dan persahabatan kehidupan
keluarga, sampai dengan tingkat internasional.
d) Nilai-nilai kejasmanian (body values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan
dengan kondisi jasmani seseorang.
e) Nilai-nilai watak (character values) nilai yang meliputi semua tantangan,
kesalahan pribadi dan sosial termasuk keadilan, kesediaan menolong,
kesukaan pada kebenaran, dan kesediaan mengontrol diri.

Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan


makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat
dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesesuatu yang berharga, berguna,
dan memiliki manfaat. Contoh : Nilai benda kayu jati dianggap tinggi,
sehingga kayu jati memiliki nilai jual lebih mahal daripada kayu kamper atau
kayu lainnya. Secara instrinsik kayu jati adalah kayu yang memiliki kualitas

1
yang baik, tangguh, tidak mudah kropos, dan lebih kuat daripada jenis kayu
yang lain seperti kamper. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika kayu jati,
menurut pandangan masyarakat khususnya pemborong, nilainya mahal.

B. Norma
Pengertian norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu
sikap dan tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi
rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung
nilai benar/salah. Norma adalah patokan prilaku dalam satu kelompok tertentu,
norma memungkinkan sesorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana
tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma juga merupakan kriteria bagi
orang lain untuk mendukung atau menolak prilaku seseorang. Norma juga
merupakan sesuatu yang mengikat dalam sebuah kelompok masyarakat, yang pada
keselanjutannya disebut norma sosial, karena menjaga hubungan dalam
bermasyarakat.
Norma terdiri dari beberapa macam/jenis, antara lain yaitu :
a) Norma Agama adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu
agama. Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para
penganutnya. Apabila seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan yang
kuat, orang tersebut cenderung melanggar norma-norma agama. Berikut
adalah beberapa contoh norma agama yang berkembang di Indonesia, yaitu :
a. Menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan, seperti melakukan
beberapa hal buruk, misalnya berjudi, mabuk, memfitnah orang lain dan
masih banyak lainnya.
b. Melaksanakan ibadah rutin sebagaimana yang dipertintahkan dalam
agama masing-masing.

b) Norma Kesusilaan. Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia.
Melakukan pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma
kesusilan. Berikut adalah beberapa contoh norma kesusilaan yang
berkembang di Indonesia, yaitu :

1
a. Menghargai dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.
b. Menghormati mereka yang lebih tua dan menyayangi yang lebih
muda.
c. Berkata dan bertindak jujur dalam masyarakat.

c) Norma Kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku
yang berlaku di masyrakat. Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa
contoh dari norma kesopanan. Contohnya :
a. Mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain dan memberi
senyum.
b. Berjalan pelan dan menundukkan kepala saat lewat didepan orang tua.
c. Membuang sampah pada tempatnya

d) Norma Kebiasaan (Habit). Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan norma ini dianggap aneh oleh
anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan acara selamatan, kelahiran
bayi dan mudik atau pulang kampung adalah contoh dari norma ini.

e) Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan
yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma
hukum bersifat mengikat dan memaksa. Melanggar rambu-rambu lalulintas
adalah salah satu contoh dari norma hukum.

f) Proses institualisasi norma. Berbicara proses, institualisasi atau pengaturan


norma dalam bentuk institusi sangatlah penting di lakukan, karena tanpa
dukungan sebuah lembaga, norma seiring berjalan waktu bisa saja hilang
karena di tinggalkan oleh manusianya. Institualisasi dewasa ini begitu
menjamur, karena terjadinya deikotomi antara satu kepercayaan dengan
kepercayaan yang lain, dimana satu kepercayaan ingin mempertahankan
loyalitasnya pada masyarakat tanpa terganggu oleh eksistensi kepercayaan
lain, sehingga jalur institusi sepertinya menjadi pilihan tepat bagi ajaran-
ajaran kepercayaan yang ada. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya
perkumpulan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

1
Oleh sebab itu untuk menjaga kedamaian dalam hidup bernegara, negara
penting untuk mengadakan pengkordinasian diantara kepercayaan agar bisa
terjalin komunikasi antar golongan yang dengan hal itu akan mencegah
terjadinya kesenjangan atau perdebatan yang tidak sehat antar golongan.
Namun akibat yang akan muncul dari sebuah institualisasi, akan tersingkirnya
kesalehan simbolis dari kesalehan aktual. Kesalehan simbolis kemudian akan
memisahkan diri dari kerangka sosial massa dan menjadi kesalehan individual,
sementara kesalehan aktual menjadi kesalehan sosial-politik.

C. Moral
Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya
seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga
negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadaikan anak
manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan Whellan
(1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral
berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral dan moralitas memiliki
sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas
merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan
makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam
mematuhi maupun menjalankan aturan.
Menurut Lickona ada tiga kerangka pikir moral yang dikenal dengan educating
for charakter (1992) :
a) Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral
awarness), pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke
depan (perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan
keputusan (decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge).

b) Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya
diri (self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good),
pengendalian diri (self control), dan kerendahan hati (and huminity).
c) Prilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance),
kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).

1
Beberapa bentuk dari nilai nilai moral yaitu :
a. Moral Ketuhanan yaitu semua hal yang berhubungan dengan keagamaan atau
religius berdasarkan ajaran agama tertentu dan pengaruhnya terhadap diri
seseorangWujud moral ketuhanan, misalnya melaksanakan ajaran agama yang
dianut dengan sebaik-baiknya. Contohnya menghargai sesama manusia,
menghargai agama lain, dan hidup rukun dengan yang berbeda agama

b. Moral Ideologi dan Filsafat yaitu semua hal yang berhubungan dengan
semangat kebangsaanloyalitas kepada cita-cita bangsa dan negaraWujud moral
ideologi dan filsafat, misalnya menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu
Pancasila. Contohmenolak ideologi asing yang ingin mengubah dasar negara
Indonesia

c. Moral Etika dan Kesusilaan yaitu semua hal yang berkaitan dengan etika dan
kesusilaan yang dijunjung oleh suatu masyarakatbangsadan negara secara budaya
dan tradisiWujud moral etika dan kesusilaanmisalnya menghargai orang lain yang
berbeda pendapat, baik dalam perkataan maupun perbuatanContoh;
mengucapkan salam kepada orang lain ketika bertemu atau berpapasan

d. Moral Disiplin dan Hukum yaitu segala hal yang berhubungan dengan kode
etika profesional dan hukum yang berlaku di masyarakat dan negaraWujud moral
disiplin dan hukummisalnya melakukan suatu aktivitas sesuai dengan aturan yang
berlaku Contoh selalu menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan
mematuhi rambu- rambu lalu lintas ketika berkendara di jalan raya .

1
BAB lll
PENUTUP

Nilai adalah istilah yang sering dipakai oleh banyak orang karena nilai
berguna dalam mengetahui suatu dimensi etika atau dalam menyelesaikan suatu
masalah. Pendidikan nilai merupakan salah satu pendidikan yang mengajarkan
dan menanamkan nilai-nilai universal. Ada 12 nilai-nilai universal yang sudah
disepakati UNICEF dan praktisi pendidikan yaitu kedamaian penghargaan, cinta,
toleransi, kejujuran kerendahan hati, kerjasama, kebahagiaan, tanggung jawab,
kesederhanaan, kebebasan dan persatuan. Moralitas adalah aspek dalam diri
individu yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan perilaku moral sangat
diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang diinginkan. Pendidikan moral
adalah penanaman, pengembangan dan pembentukan akhlak yang mulia dalam
diri individu karena pendidikan moral keutamaannya adalah membiasakan
individu tersebut supaya memiliki sikap atau moral yang baik.

1
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, M. (2021). Pendidikan Moral dan Relevansinya dengan Pendidikan


Islam. Jurnal Paris Langkis, 2(1), 59-61.

IlhamDodi(2019)Menggagas Pendidikan Nilai dalam Sistem Pendidikan


NasionalDidaktika: Jurnal KependidikanVol8No. 3.

SukitmanTri(2016)Internalisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran (Upaya


Menciptakan Sumber Daya Manusia Yang Berkarakter)Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, Vol2No2.

Resmini, W. (2017). Pendidikan dalam Perspektif Norma. Seminar Nasional Kedua


Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan, 405.

Romadhona, Suci. (2020). Muatan Nilai Norma Dan Moral Dalam Buku Tablet
Untuk Naiffa Pada Literasi Digital Di Sekolah Dasar. Jurnal
DIDIKA:Wahana Ilmiah Pendidikan Dasar, VolVINo. 1.

Anda mungkin juga menyukai