Anda di halaman 1dari 28

PENDALAMAN MATERI PAI DI SMA

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas kuliah
Materi PAI SMA

Dosen Pengampu:
Abidatul Isti’anah, M.Pd.I

Tim Penyusun:

Ilham Aly Ardhana (D71219068)


Anggi Novella P. (D91219100)
Miftahul Jannah (D91219124)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Penentuan Materi Pokok Pai Sma Dan Konsep Rumusan Indikator Hasil Belajar”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah Materi PAI SMA.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bu Abidatul Isti’anah, M.Pd.I
selaku dosen pengampu, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
pelajari. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 11 Maret 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Penentuan Materi Pokok PAI di SMA ......................................................... 3
B. Konsep Rumusan Indikator Hasil Belajar .................................................... 6
C. Aplikasi Rumusan Indikator Materi PAI di SMA ........................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu
kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa
pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi
nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menajdi sebuah keniscayaan,
yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membetuk peserta didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan
agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan
penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi
spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai
potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia
yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai
dengan jenjang persekolahan.
Pendidikan Agama Islam di SMA diharapkan menghasilkan manusia yang
selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif
membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam

1
memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu
diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan
yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional,
regional maupun global.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh
kompetensi dasar bisa direalisasikan dengan indikator hasil belajar. Untuk itu,
dalam makalah ini, tim penyusun berusaha mengupas topik mengenai
penentuan materi pokok PAI di SMA, merumuskan dan mengaplikasikan
indikator demi tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana penentuan Materi Pokok PAI di SMA ?


2. Bagaimana konsep Rumusan Indikator Hasil Belajar ?
3. Bagaimana aplikasi Rumusan Indikator Materi PAI di SMA ?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penentuan Materi Pokok PAI di SMA


2. Menjelaskan konsep Rumusan Indikator Hasil Belajar
3. Mengetahui aplikasi Rumusan Indikator Materi PAI di SMA

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penentuan Materi Pokok PAI di SMA


1. Definisi Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus
dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan
dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun
berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar.
Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan, karenanya materi pokok
dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. 1
2. Definisi Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai
Kompetensi Inti (KI) yang harus diperoleh peserta didik melalui
pembelajaran. Kompetensi Dasar menjadi arah dan landasan untuk
menentukan dan mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. 2
Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran dikembangkan dengan
merujuk kepada KI dan setiap KI memiliki KD yang sesuai. Dengan
perkataan lain, KI 1 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap
spiritual, KI 2 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap sosial, KI 3
memiliki KD yang berkaitan dengan pengetahuan, dan KI 4 memiliki
KD yang berkaitan dengan keterampilan.
KI 1, KI 2, dan KI 4 dikembangkan melalui proses pembelajaran
setiap materi pokok yang tercantum dalam KI 3, KI 1, dan KI 2 tidak
diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan
pembelajaran. Setiap Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses
pembelajaran dan penilaian. Hal ini bermakna bahwa pembelajaran dan

1
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2008), 171.
2
Kemenag, Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam, (2011), 39.

3
penilaian pada tingkat yang sama memiliki karakteristik yang relatif
sama dan memungkinkan terjadinya akselerasi belajar dalam 1 (satu)
tingkat kompetensi. Selain itu, untuk tingkat kompetensi yang berbeda
menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan
yang berbeda pula. Makin tinggi tingkat kompetensi, semakin kompleks
intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses pembelajaran
serta penilaian KI dan KD yang dimaksud di atas mulai dari jenjang
SMA/SMK Kelas X sampai dengan Kelas XII.
Kompetensi dasar mata pelajaran PAI di SMA sendiri berisi
sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama
menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas. Kemampuan ini
berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan
pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan
ketakwaan kepada Allah Swt.
Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen-
komponen dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar
umum yang harus dicapai di Sekolah Menengah Atas, yaitu sebagai
berikut;
a. Beriman kepada Allah Swt, dan lima rukun iman yang lain dengan
mengetahui fungsi dan hikmahnya serta terefleksi dalam sikap,
perilaku, dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal maupun
horizontal
b. Dapat membaca, menulis dan memahami ayat Alquran serta
mengetahui hukum bacaannya dan mampu mengimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mampu beribadah dengan baik sesuai dengan tuntutan syariat Islam
baik, ibadah wajib maupun ibadah sunnah
d. Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah, sahabat,
dan tabi`in serta mampu mengambil hikmah dari sejarah
perkembangan Islam untuk kepentingan hidup sehari-hari dimasa
kini dan masa depan

4
e. Mampu mempraktikkan system muamalat Islam dalam tata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Seperti tergambar dalam kemampuan dasar umum diatas,


kemampuan dasar tiap kelas yang tercantum dalam standar nasional
juga dikelompokkan kedalam lima unsur pokok mata pelajaran
pendidikan agama Islam SMA, yaitu ; Al-Qur’an, Keimanan (Tauhid),
Akhlak, Fiqih atau ibadah dan Tarikh.

3. Penentuan Materi Pokok di PAI SMA


Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, maka
materi pokok tinggal disalin dari buku Standar kompetensi Mata
Pelajaran. Sementara tugas para pengembang silabus adalah
memberikan jabaran/ materi pokok tersebut ke dalam uraian meteri atau
biasa disebut materi pembelajaran untuk memudahkan guru, sekaligus
memberikan arah serta cakupan materi pembelajarannya. 3
Penentuan materi pokok PAI SMA diawali dengan pemahaman
terhadap esensi dan karakteristik masing-masing bidang studi serta
pemahaman terhadap kurikulum hasil belajar. Setelah melalui kedua
proses tersebut, maka langkah berikutnya adalah memilah kompetensi
dasar dan indikator-indokator ke dalam tema-tema yang ada. Terkait
dengan kegiatan mencari keterhubungan antara indikator-indikator
dengan tema, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatian:
a. Jangan sampai ada kompetensi dasar dan indikator yang
terlewatkan
b. Tema dan sumber belajar yang digunakan harus benar-benar
kontekstual dan aktual

3
Nur Fitriyani Elfima, Pengertian Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),
dan Indikator, diakses pada 11 Maret 2021 dalam
https://nurfitriyanielfima.wordpress.com/2013/10/09/pengertian-standar-kompetensi-sk-
kompetensi-dasar-kd-dan-indikator/#_ftn10.

5
c. Materi-materi yang akan disajikan dalam satu tema pembelajaran
harus mempertimbangkan aspek-aspek seperti karakteristik dan
tingkat kecerdasan siswa-siswi yang beragam
d. Tema dan materi pokok yang disusun di dalamnya harus
membentuk keterpaduan yang bersifat komunikatif dan tidak
dipaksaan
e. Memperhatikan efesiensi waktu, sumber belajar, sarana dan
pengalaman belajar siswa-siswi
f. Menyajikan materi pokok hendaknya yang berkaitan langsung
dengan kehidupan sehari-hari siswa-siswi sehingga dapat
diterapkan dimanfaatkan atau difungsikan siswa-siswi dalam
kehidupan sehari-hari.

Contoh dalam KD disebutkan 3.1 Menjelaskan ketentuan tata cara


shalat berjamaah, maka setelah menganalisis KD tersebut dan
mempertimbangkan berbagai hal yang perlu diperhatikan, diperoleh
materi pokoknya adalah Tata cara sholat berjamaah.

B. Konsep Rumusan Indikator Hasil Belajar

1. Definisi Hasil Belajar


Secara Etimologi hasil belajar terdiri atas dua kata yaitu hasil dan
belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pembelajar
dalam kegiatan belajarnya. Sedangkan Belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Hasil
belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang,
misalnya satu semester.4
Hasil belajar merefleksikan keluasan, kedalaman, dan kerumitan
(secara bertingkat), yang digambarkan secara jelas dan dapat diukur
dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Perbedaan antara kompetensi

Susi Pelita, “Penerapan Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode Simulasi Untuk
4

Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas VII MTs Paradigma Palembang”,
QUANTUM: Jurnal Pendidikan, IV, 155.

6
dengan hasil belajar terdapat pada batasan dan patokan kinerja peserta
didik yang dapat diukur. Indikator hasil belajar dapat digunakan sebagai
dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai pembelajaran
yang diharapkan.5 Menurut Sardiman AM, suatu hasil belajar itu
meliputi:
a. Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif);
b. Personal, kepribadian atau sikap (afektif);
c. Kelakuan, ketrampilan atau penampilan (psikomotorik).
Hal ini selaras dengan Bloom yang mengatakan bahwa hasil
belajar mencakup 3 ranah, yakni :
a. Ranah Kognitif
Merupakah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala
upaya yang menyangkup aktivitas otak adalah termasuk ranah
kognitif. Menurut Bloom, ranah kognitif itu terdapat enam jenjang
proses berfikir yaitu: knowledge(pengetahuan/hafalan/ingatan),
compherehension (pemahaman), application (penerapan), analysis
(analisis), syntetis(sintetis), evaluation (penilaian). 6
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki
penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif akan
Nampak pada murid dalam berbagai tingkah laku seperti:
perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasan belajar dan hubungan
sosial. 7
c. Ranah Psikomotorik

5
Megawati, “Penerapan Model Belajar The Power of Two Untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Kelas VIII. 1 MTs Negeri Campang
Tiga Kabupaten OKU Timur”, QUANTUM: Jurnal Pendidikan, IV, 2009, 129.
6
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama Di Sekolah,
(Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 3.
7
Ibid., 5.

7
Ranah Psikomotorik adalah hasil belajar ini tampak dalam bentuk
keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak individu. 8
2. Definisi Indikator
Sebelum guru dapat menjabarkan kompetensi dasar kedalam
indikator, guru harus lebih dahulu mengerti definisi dari indikator itu
sendiri. Indikator adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi
untuk menunjukkan pencapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran.9
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 juga menyatakan bahwa
indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Jadi indikator merupakan kompetensi dasar yang spesifik. Apabila
serangkaian indikator dalam satu kompetensi dasar sudah tercapai,
berarti target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.
Kegiatan merumuskan indikator menjadi kewajiban bagi guru agar
terlaksana proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Kewajiban ini
tertulis pada Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian bahwa salah satu kegiatan guru adalah mengembangkan
indikator pencapaian kompetensi dasar dan memilih teknik penilaian
yang sesuai. Selanjutnya, dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran dijelaskan bahwa
salah satu kompetensi yang diharapkan dari guru adalah
mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
3. Komponen-komponen indikator

8
Ibid., 9.
9
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidika, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 139.

8
Pada komponen indikator, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut :
a. Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-
tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik.
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
c. Rumusan indikator menggunakan kata kerja operasional yang
terukur atau dapat di observasi.
d. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat
penilaian.
4. Merumuskan Indikator
Menurut Depdiknas, untuk merumusan indikator perlu diperhatikan
beberapa ketentuan, yakni:
a. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga
indikator,
b. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang
tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KD. Indikator
harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat
dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi
dan kebutuhan peserta didik,
c. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki
kompetensi,
d. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu
tingkat kompetensi dan materi pembelajaran,
e. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran
sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai, dan
f. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa
indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan atau
psikomotorik.
5. Kata kerja operasional yang dijabarkan dalam membuat indikator

9
Dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives,
Indikator hasil belajar, menurut Benjamin S. Bloom tujuan pendidikan
yang termuat dalam indikator menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif,
psikomotorik.10
Dan kata kerja operasional yang digunakan untuk membuat
indikator baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun psikomotorik
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kognitif, meliputi:
1) Knowledge (pengetahuan) yaitu menyebutkan, menuliskan,
menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan,
mencocokkan, member nama, member lebel, dan melukiskan.
2) Comprehension (pemahaman) yaitu, menerjemahkan,
mengubah, menggeneralisasikan, menguraikan, menuliskan
kembali, merangkum, membedakan, mempertahankan,
menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan menjelaskan.
3) Application (penerapan) yaitu, mengoperasikan, menghasilkan,
mengatasi, mengubah, menggunakan, menunjukkan,
mempersiapkan, dan menghitung.
4) Analysis (analisis) yaitu, menguraiakan, membagi-bagi,
memilih dsan membedakan.
5) Synthesis (sintesis) yaitu, merancang, merumuskan,
mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan
merencanakan.
6) Evaluation (evaluasi) yaitu, mengkritisi, menafsirkan,
mengadili, dan memberikan evaluasi.
b. Afektif, meliputi:
1) Receiving (penerimaan) yaitu mempercayai, memilih,
mengikuti, bertanya, dan mengalokasikan.

10
Burhan Nurgianto, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta: BPFE,
1988), 42.

10
2) Responding (menanggapi) yaitu konfirmasi, menjawab,
membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan, dan
menampilkan.
3) Valuing (penamaan nilai) yaitu menginisiasi, megundang,
melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.
4) Organigastion (pengorganisasian) yaitu, memverivikasi,
menyusun, menyatukan, menghubungkan, dan mempengaruhi.
5) Characterization (karakterisasi) yaitu menggunakan nilai-nilai
sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang
sudah diyakini.
c. Psikomotorik atau gerak jiwa meliputi
1) Observing (pengamatan) yaitu, mengamati proses, member
perhatian pada tahap-tahap sebuah perbuatan, memberi
perhatian pada sebuah artikulasi.
2) Initation (peniruan) yaitu melatih, mengubah, membongkar
sebuah struktur, membangun kembali sebuah struktur dan
menggunakan sebuah model.
3) Practicing (pembiasaan) yaitu, membiasakan prilaku yang
sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.
4) Adapting (penyesuaian) yaitu, menyesuaikan model,
mengembangkan model, dan menerapkan model.
C. Aplikasi Rumusan Indikator Materi PAI di SMA

Indikator adalah penanda pencapaian KD (kompetensi dasar).


Sedangkan capaian KD (kompetensi dasar) sendiri dicirikan oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur dengan mencangkup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta

11
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat diobservasikan. 11

Adapun pada pengaplikasian rumusan indikator materi PAI di SMA ini


perlu mempertimbangkan sebagai berikut :
a. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang
digunakan dalam KD (kompetensi dasar)
b. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah
c. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan
lingkungan/daerah

Dalam perumusan indikator perlu dimasukkan ke bentuk kalimat dengan


menggunakkan kata kerja operasional. Makna kata kerja operasional disini adalah
sebuah aktivitas yang dilakukan peserta didik guna menunjukkan kompetensinya.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya harus mencangkup dua hal yaitu :12
a. Tingkat pencapaian kompetensi
b. Materi ajar yang menjadi media pencapaian kompetensi

Dengan demikian, banyak cara untuk pengaplikasian dalam perumusan


indikator materi PAI di SMA. Pada dasarnya karena bersifat tanda-tanda maka
indikator itu mudah, dapat diamati, dapat disaksikan dan dapat diketahui dengan
panca indera. Berikut cara mudah dalam pengaplikasian mengenai perumusan
indikator materi PAI di SMA yaitu :

1 2 3 4 5 6

Pahami KD Buat Susun spek- Susun indi- Jadikan Konsisten


Uraian KD trum kemam- kator ber- indikator pada kom-
puan yang jenjang sebagai petensi
harus dikuasai tindak bukan

11
Akhmad Supriyatna & Eka Nurwulan Asriani,”Cara Mudah Merumuskan Indikator
Pembelajaran”, (Serang:Pustaka Bina Putera, 2019), hal 29
12
Ibid, hal 32

12
lanjut angka
pembelaja-
ran

Langkah – Langkah peng aplikasian Indikator Materi PAI di SMA adalah


sebagai berikut :

1. Pahami Rumusan Kompetensi Dasar

Setiap guru harus mengetahui KD yang harus dicapai setiap


tingkatan kelas yang tertuang dalam Permendikbud No.24 tahun 2006.
Dalam contoh kasus materi PAI di SMA kelas 10 ini salah satu
rumusan kompetensi yang harus dikuasai anak:

KD pada KI-1 KD pada K1-3


(Spiritual yang harus dimiliki (Kegiatan pembelajaran
siswa SMA) hingga siswa SMA
memiliki pengetahuan)

1.1. Terbiasa membaca al-Qur`an 3.1. Menganalisis Q.S.


dengan menyakini bahwa al-Hujurat/49: 10 dan 12
control diri (mujahadah an- serta Hadis tentang
nafs), prasangka baik kontrol diri (mujahadah
(husnuzzan), dan an-nafs), prasangka baik
persaudaraan (ukhuwah) (husnuzzan), dan
adalah perintah agama persaudaraan (ukhuwah).

Dari rumusan tersebut, analisa kemampuan apa yang harus dikuasai


siswa SMA dari aspek spiritual (KI-1) dan pengetahuan (KI-3).

2. Uraikan redaksi KD tersebut ke dalam komponennya.

Berdasarkan KD tersebut, uraiannya kemampuan yang harus dikuasai


siswa SMA kelas 10. Contohnya, sebagai berikut:

Komponen Kandungan pada KD


Kompetensi Membaca al-Qur`an dan juga
menganalisis Q.S al-
Hujurat/49:10 dan 12 serta
Hadis tentang kontrol diri
(mujahadah an-nafs), prasangka

13
baik (husnuzzan), dan
persaudaraan (ukhuwah).
Konten kontrol diri (mujahadah an-
nafs), prasangka baik
(husnuzzan), dan persaudaraan
(ukhuwah).
Sumber/bahan ajar Buku panduan SMA kelas 10

Jadi kompetensi utamanya yang harus dikuasai siswa SMA kelas 10


adalah kemampuan membaca dan juga menganalisis.

3. Dibuat Spektrum Kemampuan sesuai komponen

Dari masing-masing komponen kemudian ditentukan variasi


pencapaian komponen tersebut. Hal ini dilakukan untuk memberi
gambaran bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan dan
bagaimana teknik penilaiannya. Sebagai contoh berikut :
Komponen pada KD Spektrum kemampuan pada
siswa SMA
Membaca Belum mampu membaca..
mampu membaca
Menganalisis Belum bisa menganalisis..
bisa menganalisis
Kontrol diri Bukan kontrol diri.. kontrol diri
Prasangka baik Bukan prasangka baik..
prasangka baik
Persaudaraan Bukan persaudaraan..
persaudaraan
Buku panduan SMA Tidak sesuai dengan buku
kelas 10 panduan SMA kelas 10..
sesuai dengan buku panduan
SMA kelas 10

Berdasarkan spektrum kemampuan siswa SMA kelas 10 tersebut


nampak bahwa untuk komponen “Buku panduan SMA kelas 10” itu
bersifat mutlak. Artinya siswa harus benar-benar menyampaikan sesuai
dengan isi buku panduan SMA kelas 10.

14
Sedangkan kompetensi “membaca” ada siswa SMA kelas 10 yang
belum mahir untuk membaca al-Qur`an dan Hadist.
Adapun kompetensi “menganalisis” ada siswa SMA kelas 10 yang
belum mahir untuk membaca al-Qur`an dan Hadist.
Kontrol diri, prasangka baik dan persaudaraan disini siswa SMA
kelas 10 sudah bisa mengontrol diri, berprasangka baik dan memiliki
nilai persaudaraan dengan teman sebayanya.

4. Susun Indikator Pencapaian Kompetensi dan langkah guru untuk


mengetahui pencapaian tersebut

Berdasarkan variasi kemampuan siswa tersebut kemudian disusun


tanda-tanda pencapaian kemampuan siswa secara spiritual dan
pengetahuannya. Contoh indikator ketercapaian “Spiritual” sebagai
berikut :

No. IPK
Cara melihat tanda-tanda
“menganalisis” Lisan Tulis
yang di tunjukkan
siswa SMA kelas
10
1. Menganalisis buku Siswa SMA Siswa SMA
panduan SMA kelas 10 kelas 10 secara
kelas 10 dengan bergantian bersama-sama
benar menganalisis menulis analisis
2. Menganalisis Q.S buku panduan tentang Q.S al-
al-Hujurat/49:10 SMA kelas 10 Hujurat/49:10
dan 12 serta Hadis mengenai Q.S dan 12 serta
tentang kontrol al- Hadis tentang
diri (mujahadah Hujurat/49:10 kontrol diri
an-nafs), dan 12 serta (mujahadah an-
prasangka baik Hadis tentang nafs), prasangka
(husnuzzan), dan kontrol diri baik
persaudaraan (mujahadah an- (husnuzzan),
(ukhuwah). nafs), prasangka dan
3. Menganalisis isi baik persaudaraan
buku dengan (husnuzzan), (ukhuwah).
uraian rinci; dan Dinilai dengan

15
(tulisan terinci) persaudaraan rubrik ceklist
4. Menganalisis isi (ukhuwah). (terlampir)
buku dengan
runtut; (tulisan
yang runtut)
5. Menganalisis isi
buku dengan
ucapan yang
ancer, jelas, dan
runtut, dengan
bahasa yang baik;
(tulisan yang baik,
benar, alur runtut)
6. Menganalisis isi
buku dengan
ucapan yang
ancer, jelas, dan
runtut, dengan
bahasa yang baik
dan menarik;
(tulisan yang baik,
benar, alur runtut
dan menarik)
7. Menganalisis isi
buku dengan
ucapan yang
lancar, jelas, dan
runtut, dengan
bahasa yang baik
dan menarik dan
penuh percaya
diri; (tulisan yang
baik, benar, alur
runtut menarik dan
enak dibaca)

Indikator ini dapat dijadikan daftar ceklist capaian kompetensi setiap


siswa SMA kelas 10 untuk memudahkan melihat sebaran capaian
kompetensi pada siswanya. Contoh indikator ketercapaian
“Pengetahuan” sebagai berikut :

No Indikator pencapaian Cara melihat tanda-tanda


kompetensi “membaca” yang (Lisan)

16
di tunjukkan siswa SMA kelas
10
1. Membaca buku panduan SMA Siswa SMA kelas 10
kelas 10 dengan benar bergantian membaca
2. Membaca Q.S al- buku panduan SMA
Hujurat/49:10 dan 12 serta kelas 10 mengenai Q.S
Hadis tentang kontrol diri al-Hujurat/49:10 dan 12
(mujahadah an-nafs), serta Hadis tentang
prasangka baik (husnuzzan), kontrol diri (mujahadah
dan persaudaraan (ukhuwah). an-nafs), prasangka baik
3. Membaca isi buku dengan (husnuzzan), dan
uraian rinci persaudaraan (ukhuwah).
4. Membaca isi buku dengan
runtut; (tulisan yang runtut)
5. Membaca isi buku dengan
ucapan yang ancer, jelas, dan
runtut, dengan bahasa yang
baik
6. Membaca isi buku dengan
ucapan yang ancer, jelas, dan
runtut, dengan bahasa yang
baik dan menarik
7. Membaca isi buku dengan
ucapan yang lancar, jelas, dan
runtut, dengan bahasa yang
baik dan menarik dan penuh
percaya diri

Adapun contoh format ceklist pada ranah spiritual dapat dibuat seperti
berikut ini :
No Nama Indikator menganalisis buku panduan materi PAI
SMA kelas 10 secara lisan
Menganal Rinci Runt Baha Men Perca
isis ut sa arik ya
dengan baik diri
lancar
dan jelas
1. Nama1 V v v
2. Nama2 V v v v v v
3. Nama3 V v v v v v
4. Dst…

Rubrik naskah uraian (tertulis) :

17
No Nama Indikator buku panduan materi PAI SMA kelas 10 secara
tertulis
Bahasa Rinci Runtut Bahasa Tulisan Enak
mengal baik menarik dibaca
ir
1. Nama1 V V v
2. Nama2 V V v v v v
3. Nama3 V V v v
4. Dst…

Dari ceklist tersebut dapat disimpulkan bahwa Nama2 dan Nama3


yang telah mencapai KKM. Bahkan Nama2 telah melampui kemampuan
yang disyaratkan. Sementara Nama1 belum mencapai KKM.
Berdasarkan data yang diperoleh dalam proses pembelajaran ini
diketahui kondisi kemampuan siswa yang beragam. Di sinilah, guru
berperan melakukan koreksi, perbaikan dan bimbingan kepada siswa
SMA kelas 10.

5. Penggunaan Indikator dalam Proses Pembelajaran

Berdasarkan hasil penilaian terhadap pencapaian kompetensi


berdasarkan indikator, akan diperoleh kondisi siswa yang berbeda-beda.
Untuk itu perlu dilakukan tindak lanjut dalam proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru khususnya kepada siswa SMA kelas 10 yang belum
mencapai KKM. Berikut kondisi siswa dan tindak lanjut yang dilakukan
guru:

No Tanda-tanda pencapaian Tindak lanjut


kompetensi
1. Siswa SMA kelas 10 belum Dampingi dan bimbing agar
mampu menganalisis Q.S al- siswa SMA kelas 10 dapat
Hujurat/49:10 dan 12 serta Hadis menganalisis Q.S al-
tentang kontrol diri (mujahadah Hujurat/49:10 dan 12 serta
an-nafs), prasangka baik Hadis tentang kontrol diri
(husnuzzan), dan persaudaraan (mujahadah an-nafs),
(ukhuwah). prasangka baik (husnuzzan),
dan persaudaraan
(ukhuwah).

18
2. Siswa mampu menganalisis isi Dampingi dan bimbing agar
buku dengan uraian rinci dapat lebih bisa
menganalisis buku dengan
uraian rinci
3. Siswa mampu menganalisis isi Dampingi dan bimbing agar
buku dengan runtut; (tulisan lebih mampu menganalisis
yang runtut) isi buku dengan runtut;
(tulisan yang runtut)
4. Siswa mampu menganalisis isi Dampingi dan bimbing agar
buku dengan ucapan yang ancer, lebih mampu menganalisis
jelas, dan runtut, dengan bahasa isi buku dengan ucapan
yang baik yang ancer, jelas, dan
runtut, dengan bahasa yang
baik
5. Siswa mampu menganalisis isi Dampingi dan bimbing agar
buku dengan ucapan yang ancer, lebih mampu menganalisis
jelas, dan runtut, dengan bahasa isi buku dengan ucapan
yang baik dan menarik yang ancer, jelas, dan
runtut, dengan bahasa yang
baik dan menarik
6. Siswa mampu menganalisis isi Dampingi dan bimbing agar
buku dengan ucapan yang lebih mampu menganalisis
lancar, jelas, dan runtut, dengan isi buku dengan ucapan
bahasa yang baik dan menarik yang lancar, jelas, dan
dan penuh percaya diri runtut, dengan bahasa yang
baik dan menarik dan penuh
percaya diri

Proses pembelajaran ini terus berlangsung hingga siswa SMA kelas


10 menguasai kriteria kompetensi minimal yang disyaratkan. Kriteria
seperti apa yang dianggap mencapai minimal, ditentukan oleh guru
setelah melihat kemampuan siswa sesuai indikator. Jika rumusan
indikator digabung antara dua ranah, rumusannya bisa seperti ini:

No. Tanda-tanda pencapaian Ya/Tidak Ket


kompetensi
1. Menganalisis mengenai KKM
Q.S al-Hujurat/49:10 dan
12 serta Hadis tentang

19
kontrol diri (mujahadah
an-nafs), prasangka baik
(husnuzzan), dan
persaudaraan (ukhuwah).
6. Menganalisis isi buku Ya
dengan uraian rinci
3. Menganalisis isi buku Ya
dengan runtut
4. Menganalisis isi buku Ya
dengan ucapan yang ancer,
jelas, dan runtut, dengan
bahasa yang baik
5. Menganalisis isi buku Ya
dengan ucapan yang ancer,
jelas, dan runtut, dengan
bahasa yang baik dan
menarik
6. Menganalisis isi buku Ya
dengan ucapan yang
lancar, jelas, dan runtut,
dengan bahasa yang baik
dan menarik dan penuh
percaya diri

6. Jaga konsistensi capaian kompetensi bukan capaian angka

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah capaian kompetensi yang


harus dikuasai peserta didik. Ingat! Bukan capaian angka, tapi capaian
kompetensi. Dalam hal ini yang dimaksud KKM adalah “Siswa SMA
kelas 10 mampu menganalisis buku panduan materi PAI kelas 10 dengan
uraian rinci.” Itulah kriteria kemampuan minimal yang harus dikuasai

20
peserta didik. Jika siswa belum menguasai kompetensi itu, maka belum
mencapai KKM.

Kriteria itulah yang kemudian dikonversi ke angka. Berapa angkanya,


silahkan guru yang menentukan, misalnya dengan pembobotan.
Katakanlah angka untuk KKM itu bobotnya “75”. Jadi andaikan peserta
didik dikatakan memiliki nilai 75 berarti “Peserta didik mampu
menganalisis mengenai isi buku panduan materi PAI SMA kelas 10
dengan uraian rinci.”.

Bisa saja kemampuan peserta didik ternyata di atas kriteria minimal,


misalnya peserta didik bisa menjelaskan secara menarik tentunilainya
lebih tinggi. Apalagi kalau selain menarik juga penuh percaya diri. Hal ini
bermakna bahwa kriteria pencapaian kompetensi minimal adalah
“kewajiban guru” untuk membuat peserta didik yang paling tidak bisa,
untuk mencapai kemampuan tersebut. Jadi, guru lah yang harus bekerja
keras membimbing siswa mencapai kriteria pencapaian kompetensi
minimal.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus


dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan
dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun
berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar. Materi pokok disusun
untuk pencapaian tujuan, karenanya materi pokok dipilih sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dicapai.

Secara Etimologi hasil belajar terdiri atas dua kata yaitu hasil dan
belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pembelajar dalam
kegiatan belajarnya. Sedangkan Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Hasil belajar
menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu
semester.

Hasil belajar merefleksikan keluasan, kedalaman, dan kerumitan


(secara bertingkat), yang digambarkan secara jelas dan dapat diukur
dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Perbedaan antara kompetensi
dengan hasil belajar terdapat pada batasan dan patokan kinerja peserta
didik yang dapat diukur. Indikator hasil belajar dapat digunakan sebagai
dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai pembelajaran yang
diharapkan.

Indikator adalah penanda pencapaian KD (kompetensi dasar).


Sedangkan capaian KD (kompetensi dasar) sendiri dicirikan oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur dengan mencangkup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi
daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan

22
dapat diobservasikan. Adapun cara mudah dalam pengaplikasian mengenai
perumusan indikator materi PAI di SMA yaitu, pahami KD, buat uraian
KD, susun spektrum kemampuan yang harus dikuasai, susun indikator
berjenjang, jadikan indikator sebagai tindak lanjut pembelajaran, dan
konsisten pada kompetensi bukan angka.

23
DAFTAR PUSTAKA

Asriani, Eka Nurwulan dan Akhmad Supriyatna. Cara Mudah Merumuskan

Indikator Pembelajaran. Serang: Pustaka Bina Putera, 2019.

Kemenag, Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam,

2011.

Megawati, “Penerapan Model Belajar The Power of Two Untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di

Kelas VIII. 1 MTs Negeri Campang Tiga Kabupaten OKU Timur”,

QUANTUM: Jurnal Pendidikan, IV, 2009.

Mulyadi. Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan

Agama Di Sekolah. Malang: UIN-Maliki Press, 2010.

Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006.

Nur Fitriyani Elfima. Pengertian Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar

(KD), dan Indikator, diakses pada 11 Maret 2021 dalam

https://nurfitriyanielfima.wordpress.com/2013/10/09/pengertian-standar-

kompetensi-sk-kompetensi-dasar-kd-dan-indikator/#_ftn10.

Nurgianto, Burhan. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah.

Yogyakarta: BPFE, 1988.

Pelita, Susi. “Penerapan Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode Simulasi

Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas VII MTs

Paradigma Palembang”, QUANTUM: Jurnal Pendidikan, IV, 155.

24
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008.

25

Anda mungkin juga menyukai