Disusun Oleh :
JOMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaiakan kehadiran Allah Azza Wajala,
karena berkat kemurahannya makalah dapat kami selesaikan sesuai yang di
harapkan. Dalam makalah ini kami membahas”PROBLEM Pengembangan,
lulusan, dan standar Pengelolahan dan standar Pengelolaan”.
Sholawat dan salam senantiasa tertuju kepada sang Proklamator Islam Nabi
Muhammad SAW yang menjadi teladan bagi semua makhluk. Dan berkat
rahmatnya kita bisa berdiri tegak terang benderang seperti apa yang kita rasakan
saat ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca khususnya saya para mahasisiwa
UNIVERSITAS KH.A.WAHAB HASBULLAH TAMBAK BERAS JOMBANG,
kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna.untuk itu, kepada dosen membimbing saya minta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Rasidi. 2007. Materi PAI SMP/SMA hal.7
2
Sudjana, Nana. 2009 . Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Pengembangan, Lulusan, dan standar
kompetensi?
2. Apa yang dimaksud Problem Pengembangan standar Isi PAI?
3. Apa yang dimaksud Problematika pengembangan standar kompetensi
lulusan PAI?
4. Apa yang dimaksud Problematika Pengembangan standar Proses PAI?
5. Apa yang dimaksud Problematika Pengembangan standar Pengelolaan
PAI?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1. Memahami Pengertian Pengembangan, Lulusan, dan Standar
Kompetensi.
2. Mengetahui Problem Pengembangan standar Isi PAI
3. Mengetahui problematika pengembangan standar kompetensi lulusan
PAI
4. Mengetahui Problematika Pengembangan standar Proses PAI
5. Mengetahui Problematika Pengembangan standar Pengelolaan PAI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan, Lulusan, dan Standar Kompetensi Isi
Pendidikan Agama Islam
Pemerintah telah menetapkan standar pendidikan (SNP) yang berfungsi
sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. SNP merupakan kriteria
minimal untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta karakter bangsa yang bermartabat.3
Selanjutnya dalam peraturan pemerintah Nomor 55 Tahun 2007,
dinyatakan bahwa pengelolaan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan
berada pada kementrian Agama dan pengelolahan. Kemudian dalam
materi pengembangan merupakan salah satu sumber belajar yang berisi pesan
dalam bentuk konsep, prinsip, definisi, gugus isi atau konteks, data maupun fakta,
proses, nilai, kemampuan dan keterampilan.4 Dan Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016, Lulusan adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Itulah mengapa, setiap melakukan pembelajaran seorang guru harus
mengacu pada standar tersebut.5
3
Rasidi. 2007. Materi PAI SMP/SMA hal.12
4
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007
5
Peraturan Menteri Pendidikan Tahun 2016
Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan Agama Islam (PAI) yang
bermutu dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, standar isi adalah mencangkup
lingkup materi minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi
ini merupakan standar minimal yang harus dikuasai peserta didik melalui proses
pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia tersebut dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada tuhan yang maha Esa serta berakhlak mulia, akhlak mulia mencangkup
etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama itu
sendiri.
Pendidikan agama islam sebagai pendidikan moral bertujuan untuk
mewujudkan karakter peserta didik yang memahami, meyakini, dan menghayati,
nilai-nilai islam serta memiliki komitmen untuk bersikap dan bertindak konsisten
dengan nilai-nilai , angota ,masyarakat, warga negara dan warga dunia. 6
1. Hadir dari stigma negatif masyarakat bahwa PAI adalah mata pelajaran yang
tidak terlalu penting. PAI dirasa sangat kolot dan tidak perlu terlalu dipenting-
pentingkan. Agama adalah urusan pribadi yang rapat dan sangat privasi. Sehingga
mereka lebih memilih mengupayakan segala cara agar anaknya mendapatkan
pendidikan eksakta lebih banyak (seperti memasukkannya di bimbel) dan sedikit
waktu untuk Pendidikan Agama Islam.
2. Upaya pemerintah untuk menerapkan pembelajaran tematik dalam K-13
sepertinya belum sepenuhnya dipahami oleh guru kelas. Mereka harus
menghubung-hubungkan satu tema dengan yan lainnya. Jika tidak cukup
kompeten, tentu sangat membingungkan. Terlebih sistem ini memberikan
6
Harjanto. Perencanaan Pembelajran.2005 hal. 8
kesempatan kepada semua guru untuk membelajarkan nilai-nilai keislaman.
Sehingga guru kelas pun harus tetap menguasai materi Pendidikan Agama Islam.
3. Kurangnya minat siswa untuk belajar PAI.
7
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. 2009
2. Kesulitan kedua, perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum akan berimbas
kepada perubahan susunan komponen dalam RPP. RPP disusun mengikuti
kaidah-kaidah dalam kurikulum. Kesulitan ketiga, atau yang terakhir,
minimnya penguasaan teknologi komputerisasi para guru. Guru pada generasi-
generasi terdahulu (atau yang disebut sebagai guru-guru yang berusia tua).
E. Problematika Pengembangan Standar pengelolaan PAI
Berikut problematika dari pengembangan standart pengelolaan
Pertama, dari beberapa sumber terpercaya, diketemukan bahwa
kesadaran guru Pendidikan Agama Islam terhadap upaya
pengembangan ini sangat rendah sekalipun ia telah tersertifikasi. Jadi
mereka tidak sedikit memilih membeli RPP pada saat hendak
pemberkasan sertifikasi tanpa mempraktikkannya di kelas.
Kedua, hadir dari stigma negatif masyarakat bahwa PAI adalah mata
pelajaran yang tidak terlalu penting. PAI dirasa sangat kolot dan tidak
perlu terlalu dipenting-pentingkan.
Ketiga, upaya pemerintah untuk menerapkan pembelajaran tematik
dalam K-13 sepertinya belum sepenuhnya dipahami oleh guru kelas.
Mereka harus menghubung-hubungkan satu tema dengan yan lainnya.
Jika tidak cukup kompeten, tentu sangat membingungkan. Keempat,
dari penuturan beberapa guru, masalah selanjutnya adalah kurangnya
minat siswa untuk belajar PAI. Bisa jadi sebab mapel ini dirasa tak
semenantang matematika atau IPA. Mungkin karena PAI tidak di-UN-
kan.
Penyelesaian masalah mendasar tentu harus dilakukan secara
fundamental. Penyelesaian itu hanya dapat diwujudkan dengan
melakukan perombakan secara menyeluruh yang diawali dari
perubahan paradigma pendidikan sekular menjadi paradigma
pendidikan Islam. Hal ini sangat penting dan utama. Artinya, setelah
masalah mendasar diselesaikan, barulah berbagai macam masalah
cabang pendidikan dapat diselesaikan (yang antara lain dikelompokan
menjadi masalah aksesibilitas pendidikan, relevansi pendidikan,
pengelolaan dan efisiensi, hingga kualitas pendidikan)
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Peran mendidik merupakan peran setiap manusia. Terutama dalam
melestarikan budaya Tuhan di muka bumi ini yaitu ajaran agama. Setiap manusia
haruslah menjadi pendidik agama dalam kehidupannya. Minimal dengan
menjalankan ajaran agama dengan baik di lingkungan tempat tinggalnya.
Dalam institusi pendidikan pun harus dilakukan pembenahan. Baik dari sisi
pendidik atau pun menejemen pendidikannya. Setiap pendidik agama Islam
haruslah benar-benar menguasai ajaran agamanya dan metode-metode dalam
mengajarkannya. Dan diharapkan pendidik juga mau mengembangkan
kompetensi dirinya agar lebih baik lagi. Manajemen sekolah juga diharapkan
melakukan pembenahan-pembenahan, baik dibidang keuangan, sarana prasarana,
komunikasi, kurikulum ataupun lingkungan belajar disekolah. Apabila kesemua
ini bisa menerapkan setiap solusi dari tantangan-tangtangan yang ada maka
Pendidikan Agama Islam akan lebih berkembang dan terciptalah masyarakat yang
baik sesuai dengan budaya yang sang pencipta inginkan.
2. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun. Seberapa besarpun usaha
penulis tetap masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab
itu penulis sangat mengaharapkan saran dan kritikan yang membangun serta
manjadikan makalah ini lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA