Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas semester pada mata kuliah Pengembangan dan Inovasi Kurikulum pada Program Pascasarjana UIN SUSKA RIAU

Oleh: ISNAINI SEPTEMIARTI NIM: 0804 S2 780 Dosen Pembimbing Prof. Dr. M. Diah Zainudin, M.Ed

KOSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA (S2) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2009

PRINSIP-PRINSIP PEGEMBANGAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) A. PENDAHULUAN Indonesia akan segera memasuki era milenium atau era globalisasi yaitu era persaingan mutu dan kualitas, siapa yang berkualitas dialah yang akan maju dan mampu mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu, pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Hal tersebut sangat penting karena akan menjadi penopang utama pembangunan nasional yang mandiri dan berkeadilan serta menjadi jalan keluar bagi bangsa Indonesia dari multidimensi krisis, kemiskinan, dan kesenjangan ekonomi. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat luar biasa dibandig negara lain, namun sumber daya manusia Indonesia belum sepenuhnya mampu mengembangkan sumber daya alam tersebut secara mandiri. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi saat ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan startegi agar sesuai dengan kebutuha, dan tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro, meso, maupun mikro, demikian pula halnya dalam sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik tingkat lokal, nasional maupun global. Salah satu dari komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengeola maupun penyelenggara, khususnya oleh kepala sekolah dan guru. Kurikulum mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan zaman.

Perubahan kurikulum mengisyaratkan bahwa pembelajaran bukan semata-mata tanggungjawab guru, tetapi merupakan tanggungjawab bersama antara guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, bahkan komite sekolah, dan dewan pendidikan. Oleh karena itu, pembinaan terhadap komponen-komponen tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam perubahan kurikulum. Setiap sekolah harus memiliki pemahaman yang mendasar tentang standar isi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai oleh suatu sekolah perlu dideskripsikan secara jelas dan tertulis, baik yang menyangkut kemampuan intelektual, sosial, emosional, moral, maupun kemampuan spritual untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan visi dan misi sekolah. Visi dan misi sekolah tentunya juga mengacu pada visi dan misi pendidikan Nasional. Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa dan memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. 1 Misi pendidikan nasional adalah:2 Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional, regional dan internasional. Meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global.

E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006, h. 18-19. 2 Ibid, h. 19

Membantu dan menfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. Meningkatkan kesiapan masukan dan proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral. Meningkatkan keprofesionalisan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan,

pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global. Mendorong peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. PERMASALAHAN Perubahan kurikulum seharusnya didasarkan pada kondisi riil masyarakat indonesia yang majemuk, sehingga ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dapat didaygunakan untuk mempengaruhi pola, dan sikap serta gaya hidup masyarakat guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya. Kurikulum yang selama ini kita ketahui masih bersifat sentralistik, setiap satuan pendidikan diharuskan untuk melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang disusun oleh pemerintah pusat menyertai kurikulum tersebut. Dalam hal ini, setiap sekolah tinggal menjalankan kurikulum tersebut di sekolah masing-masing, dan biasanya yang banyak berkepentingan adalah guru. Tugas guru dalam kurikulum yang sentralistik ini adalah

menjabarkan kurikulum yang dibuat oleh pusat ke dalam satuan pelajaran sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Pada saat sekarang ini, kita mengenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik. KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggungjawab yang memadai. Dalam KTSP kiprah guru lebih domnan, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis, tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana sebenarnya KTSP ini, makalah ini lebih dahulu akan membahas tentang prinsip-prinsip pengembangan KTSP itu sendiri. Karena pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen yang tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai faktor yang mempengaruhinya.

C. TINJAUAN TEORITIS Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar

menghasilkan rencana kegiatan kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajarmengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan , sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada kresai sumber-sumber unit , rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar mengajar.3 KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. 1. Mengembangkan KTSP Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang utuh dan terpadu, serta dapat disemonstrasikan peserta didik sebagai wujud hasil belajar. Penerapan KTSP memungkinkan para guru merencanakan, melaksanakan, dan menilai kurikulum serta hasil belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi, dan kompetensi dasar, sebagai cermin penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria pencapaian kompetensi yang akan dijadikan standar penilaian hasil belajar, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri melalui penguasaan terhadap sejumlah

Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pegembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, h. 183-184.

kompetensi, sebagai prasyarat melanjutkan penguasaan kompetensi berikutnya. Kriteria tersebut biasanya dikembangkan berdasarkan tujuan dan indikator kompetensi dasar yang harus dikuasai.4 2. Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum yakni relevansi, fleksibelitas, kontinuitas, praktis dan efektivitas. Adapun prinsip khususnya berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian. 5 KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 6 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006, h. 146 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002, h. 150-152 6 Ibid, h. 151-153
4

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. 2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan

pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan

pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. 6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan

lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum nasional dan dikembangkan kepentingan dengan memperhatikan membangun kepentingan kehidupan

daerah

untuk

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

C. KESIMPULAN Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua

pengalaman belajar yang disediakan bago soswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta semua unsur elemen yang ada dalam masyarakat. Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama yaitu; tujuan, pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian. Pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkat, yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasional, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), silabus, dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip umum yang menjadi acuan dalam mengembangkan kurikulum yaitu relevansi, fleksibelitas, kontinuitas, praktis dan efektivitas. Adapun prinsip khususnya berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian. Pengembangan KTSP sendiri mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Adapun prinsip-prinsip dalam mengambangkan KTSP adalah berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Diharapkan dengan adanya usaha dalam mengembangkan kurikulum ke arah yang lebih baik kualitas pendidikan pun akan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu dalam menghadapi tantangan zaman.

10

DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006. _________, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006. Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pegembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007.

11

Anda mungkin juga menyukai