Anda di halaman 1dari 8

Problematika Pembelajaran Sekolah Dasar Ditinjau dari Berbagai Aspek

1. Ditinjau dari sekolah:


y y y

Mutu sekolah yang sangat kurang sekali . MBS tidak berjalan dengan lancar yang dipengaruhi oleh beberapa hal: Administrasi dan manajemen sekolah yang kurang memadai

2. Ditinjau dari kurikulum:


y y

Sering berganti-ganti kurikulum pendidikan yang tidak melihat kondisi siswa. Mutu kurikulum yang kurang sesuai dengan metode mengajar, cara belajar anak, mengembangkan potensi anak secara maksimal dan kurang sesuai dengan perkembangan IPTEK

3. Ditinjau dari pembelajaran


y

y y y

Kurang mengaplikasikan sistem, metode, pendekatan yang disesuaikan dengan kemampuan murid. Sebaimana setiap individu memiliki karakter, kemampuan dan cara menerima atau menyerap pembelajaran (audio, visual dan praktek langsung) Situasi dan kondisi (iklim pembelajaran) yang kurang sesuai dengan kondisi usia, kemampuan siswa serta materi pembelajarannya. Kurangnya pembelajaran kontektual yang menyebabkan kurang tertanamnya pembelajaran tersebut bagi anak. Kurangnya fasilitas pembelajaran yang kurang memadai.

4. Ditinjau dari guru:


y y y y

Mutu pendidikan dan kemampuan guru yang kurang memadai/sesuai dengan ijazahnya. Kurangnya kreatifitas guru dalam memfasilitasi pembelajaran ex: kurang mengembangkan sistem, media, iklim, pendekatan. Kurangnya perhatian guru terhadap siswa, terutama ABK Kurangnya fasilitas untuk guru seperti gaji, sehingga banyak guru yang bekerja lagi sebagai sampingan atau KKN

5. Ditinjau dari fasilitas:


y y y

Kurangya waktu pembelajaran Kurangnya alat media pembelajaran Banyak tempat pembelajaran yang kurang memadai untuk kegiatan pembelajaran.

6. Ditinjau dari siswa dan latar belakangnya:


y

Kurangnya kemampuan aktivitas dan kemampuan siswa sehubungan dengan gizi yang kurang terpenuhi.

Cara membelajarkan siswa dirumah oleh orang tua sangat minim sekali Banyaknya latarbelakang orang tua yang sibuk bekerja sehingga kurangnya dukungan moril dan spiritual terhadap anak (terutama didaerah pedesaan)

7. ditinjau dari sosial budaya:


y y y

Pengaruh lingkungan yang sebagian besar kurang mendukung dalam pembelajaran . Perbedaan kultur sedikit banyak mempengaruhi proses pembelajaran Tidak adanya pendidikan/pembelajaran pengembangan diri dan kepribadian dalam meningkatkan hubungan dengan orang lain dan masyarakat.

http://silviafrans90.blogspot.com/2010/11/problematika-pembelajaran-sekolah-dasar.html

Problematika Pembelajaran Matematika SD


Diposkan oleh Abdul Azis . 21 Mei, 2009 Label: Problematika Pembelajaran Matematika SD

Matematika Kelas Rendah


Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, penegtahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Mansur, 2007:29). Salah satu komponen untuk mencapai tujuan tersebut adalah pembelajaran matematika tingkat sekolah dasar. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk susunan, besaran dan konsepkonsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam jumlahnya terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak sehingga dituntut kemampuan yang besrsifat abstrak sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa (H.W. Fowlwer dalam Pandoyo,1997:1). Untuk itu, diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.

Pembelajaran matematika yang hanya menekankan pada pemerolehan informasi sebagai kumpulan pengetahuan sebelumnya merupakan pandangan kaum behavioristik. Menurut kaum behavioris, pengetahuan itu pengumpulan secara pasif dari subyek dan obyek yang diperkuat oleh lingkungannya (Bettencourt dalam Suparno, 1997:62). Berbeda dengan behaviorisme, konstruktivisme beranggapan pengalaman adalah hasil konstruksi manusia melalui interaksi mereka dengan obyek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka (Suparno, 1997:28). Menurut konstruktivisme seorang harus menentukan dan mengkonstruk pengetahuannya sendiri secara aktif. Bila behaviorisme menekankan

ketrampilan sebagai tujuan pengajaran, konstruktivisme lebih menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam (Suparno, 1997:59).

Pembelajaran matematika yang terjadi selama ini adalah pembelajaran yang hanya menekan pada perolehan hasil dan mengabaikan pada proses. Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan dalam bentuk soal yang lain. Akibat dari pembelajaran yang hanya menekankan hasil adalah hasil yang dicapai tidak tahan lama atau anak akan mudah lupa pada materi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Salah satu permasalahan yang terjadi di Pembelajaran Matematika kelas rendah adalah operasi hitung yang bilangan pengurangya mengandung angka yang lebih besar. Misalnya 31 19 = Untuk memecahkan problematika pembelajaran tersebut maka guru perlu menggunakan, media, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang digunakan dalam pembelajaran. Secara lebih rinci untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan media benda kongkret. Mengapa menggunakan media yang konkret untuk penaman konsep pengurangan? Sebab dalam usia siswa SD kelas rendah (7-9 tahun) tahap pemikiran anak adalah tahap pemikiran konkrit. Dalam tahapan pemikiran kongkrit ini proses pembelajarannya memerkun media benda-benda yang kongkrit, misalnya menggunakan kelereng, biji-bijian, buah-buahan dan lainnya. Dengan pembelajaran pengurangan menggunakan media kongkrit ini anak tahu proses pengurangan secara lebih bermakna. Menurut Peget pada usia siswa SD kelas rendah perkembangan intelektualnya pada tahap operasional kongkrit, yang pengembangan pemikirannya secara logis. 2. Menggunakan gambar benda kongkrit. Melambangkan nilai bilangan dengan gambar benda kongkrit sehingga siswa dapat melakukan operasi matematika yang mengandung bilangan pengurang yang lebih besar. 3. Menentukan hasil pengurangan dengan cara panjang. 4. Menentukan hasil bilangan secara bersusun. 5. Bermain peran. 6. Menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team Achiefment Devision).

Hal lain yang penting dalam pembelajaran matematika adalah mengkaitkan materi pembelajaran dengan lingkungan sekitar siswa atau lebih dikenal dengan pembelajaran kontekstual (Contekstual Learning). Dengan demikian anak dapat menggunakan operasi hitung dalam kehupan sehari-hari. Pembelajaran yang kontekstual antara lain menggunakan soal cerita. Soal cerita dibuat dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai obyek dalam mebuat soal cerita. Misalnya daerah panta menngunaka soal cerita menggunakan ikan, kerang, daerah penggunungan menggunakan buah-buahan dan sayuran. Oleh : Abdul Azis, guru SDN Andonosari IV Kec. Tutur Kab. Pasuruan.
http://azisgr.blogspot.com/2009/05/problematika-pembelajaran-matematika-sd.html

Problematika Pembelajaran IPS SD


Diposkan oleh Abdul Azis . 01 Mei, 2009 Label: Problematika Pembelajaran IPS SD

A.

PROBLEMATIKA

PEMBELAJARAN

IPS

DI

KELAS

TINGGI

Penanaman sikap atau sikap mental yang baik melalui pengajaran IPS, tidak dapat dilepaskan dari mengajarkan nilai dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain , strategi pengajaran nilai dan sistem nilai pada IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Materi dan pokok bahasan pada pengajaran IPS dengan menggunakan berbagai metode (multi metode), digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik pada diri siswa. Dengan terbinanya nilai-nilai secara baik dan terarah pada mereka, sikap mentalnya juga akan menjadi positif terhadap rangsangan dari lingkungannya, sehingga tingkah laku dan tindakannya tidak menyimpang dari nilai-nilai yang luhur. Dengan demikian tingkah laku dan tindakannya tadi selalu akan dilandasi oleh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya. Penanaman nilai dan sikap pada pengajaran IPS hendaknya dipersiapkan dan dirancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda. Semakin tinggi jenjangnya semakin besar unsur pemahaman dan pertanggungjawabannya. Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu yang terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai- nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia. Menurut Paul Suparno, SJ. sikap dan tingkah laku yang berlaku umum, yang lebih mengembangkan nilai kemanusiaan dan mengembangkan kesatuan sebagai siswa, sehari-hari. b. Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu yang terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai- nilai kehidupan manusia kepada siswa. B. 1. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Perhatian. warga dapat masyarakat perlu mendapatkan sebagai tekanan. : Dalam pembelajaran IPS kelas tinggi ada beberapa kesulitan yang dialami oleh diidentifikasikan berikut a. Siswa kurang dapat mengembangkan nilai dan sikap dalam kehidupan

Perhatian merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan pembelajaran. Wiliem Stern dalam bukunya : Al gemeine Psicologie, ahli ilmu jiwa ini memberikan definisi mengenai perhatian yang intinya dapat dirumuskan sebagai kepada suatu obyek dan mengesampingkan obyek yang berikut: lain. Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis atau aktivitas jiwa yang tertuju Oleh karena itu guru harus tanggap terhadap tingkah laku anak, maka yang

perlu diperhatikan guru adalah pengajaran itu harus menarik perhatian anak. Untuk baru a. guna b. c. 2. Dengan Pemilihan dan Dengan menggunakan Penggunaan Dengan menarik variasi gambar Media variasi itu harus diusahakan agar pembelajaran itu: 1) Didasarkan pada hal-halyang sudah dikenal anak dan berisi sesuatu yang baginya. suara perhatian. tulisan (peta) Pembelajaran 2) Bervariasi dalam menyampaikan (penjelasan) materi pelajaran, misalnya: Suara bisa dikeraskan, dilemahkan bahkan dapat diam sebentar (kesenyapan)

Hal-hal yang penting dapat ditulis yang lebih mencolok, lain daripada yang lain. Gambar (peta) diperlukan untuk menunjukkan letak atau tempat suatu daerah. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu Pemilihan Media Pembelajaran Dengan adanya berbagai macam media pembelajaran yang kesemuanya dapat dipakai dalam proses pembelajaran maka saat guru akan menggunakannya harus memilih media mana yang paling tepat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran media, 1) 2) 3) Kesesuaian Kesesuaian kemampuan Ketersediaan Mutu guru Tiap Pemilihan Pemilihan jenis yang antara media media media tentu harus hendaknya Kesesuaian kemampuan ( untuk bahan, dilakukan tujuan telah lain mempunyai secara ditentukan. : karakteristik. obyektif. juga: materi anak menggunakan) dana media Beberapa kriteria yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih

mempertimbangkan

Kesesuaian

pembelajaran

Dengan memperhatikan kriteria pemilihan media tersebut maka guru akan terhindar dari kecerobohan dalam pemilihan media. Pemilihan media yang cermat dan tepat akan menunjang keefektifan proses pembelajaran. Media Penggunaan

Guru perlu mengetahui prinsip-prinsip umum penggunaan media pembelajaran sehingga setelah memilih guru harus dapat menggunakannya dengan tepat. Prinsip-prinsip umum penggunaan media pembelajaran antara lain: 1) Media harus merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran 2) Media tertentu cenderung untuk lebih tepat dipakai dalam penyajian sesuatu unit 4) pelajaran Penggunaan media daripada yang terlalu media banyak secara yang sekaligus lain dapat 3) Tidak ada satupun media yang sesuai untuk segala macam kegiatan belajar

membingungkan

dan

tidak

memperjelas

pelajaran.

Dari uraian tentang kriteria dan penggunaan media tersebut yang perlu kita perhatikan bahwa penggunaan media tidak akan menggantikan guru. Peran guru dalam proses pembelajaran tetap memegang peran yang penting, yaitu mengelola 3. untukmelakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapaisuatu kegiatan pembelajaran. Motivasi tujuan.

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu Motivasi berfungsi sebagai motoe penggerak aktivitas. Bila motornya lemah, aktivitas yang terjadipun lemah pula. Motivasi belajar berkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar itu sendiri. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna/bermanfaat baginya maka dimungkinkan motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Munculnya motivasi dalam diri siswa (internal) dalam belajar, karena siswa ingin menguasai kemampuan yang terkandung didalam tujuan pembelajaran yang bermanfaat untuk dirinya. Dengan menginformasikan garis besar materi, akan memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang akan dipelajari dalam suatu pembelajaran. Jadi 1) 2) 3) 4. kegiatan memotivasi (teknik memotivasi) tujuan manfaat besar materi materi dapat berupa : Menginformasikan Menginformasikan Menginformasikan garis Menyimpulkan pembelajaran pembelajaran pembelajaran pelajaran

Menyimpulkan materi pelajaran merupakan salah satu kegiatan guru diakhir pembelajaran. Langkah ini dalam prosesnya sebagai teknik untuk penguatan terhadap hasil belajar secara menyeluruh. Menyimpulkan materi pelajaran dapat dirumuskan oleh siswa dibawah adalah pada tidak dan Nilai keluar dari waktu sikap dalam dan indikator topik yang bimbingan guru. : pembelajaran. telah dibahas. mungkin. IPS Sikap Hal-hal yang perlu doperhatikan dalam menyimpulkan materi pelajaran diantaranya 1) 3) 4) 5. Berorientasi Kesimpulan Dapat Penanaman materi nilai

2) Singkat, jelas serta dengan bahasa( tulis/lisan) yang mudah dipahami siswa. menggunakan sesingkat

pembelajaran

Pengertian

Dengan demikian kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa nilai secara umum merupakan ukuran tentang baik-buruk, tentang tata-laku yang telah mendalam dalam kehidupan masyarakat. Nilai merupakan pencerminan budaya suatu kelompok masyarakat. Sikap adalah sebagai keadaan yang ada pada diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak, sikap menyertai manusia dengan perasaan-perasaan tertentu dalam menanggapi obyek dan semua itu terbentuk atas pengalaman (Bimo Walgito. 1983:52-55). Dengan demikian, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa penilaian sikap

dalam proses pembelajaran di sekolah dapat diartikan upaya sistematis dan sistemik untuk mengukur dan menilai perkembangan siswa, sebagai hasil dari proses 1. Sikap pembelajaran penghargaan yang kepada telah setiap dijalaninya. manusia Beberapa sikap dan tingkah laku yang perlu dikembangkan antara lain : Penghargaan bahwa pribadi manusia itu bernilai, tidak boleh direndahkan atau disingkirkan tetapi harus dikembangkan. Setiap manusia , siapapun orangnya adalah bernilai, inilah yang menjadi hak asasi manusia, dan sikap ini harus dipunyai. Oleh karena itu tindakan meremehkan, menghina, merendahkan, apalagi mengganggu kebahagiaan orang lain dianggap tidak baik. Dalam wujud tindakan, misalnya siswa saling menghargai temannya, tidak menjelekkan temannya dan hidup bersama bersama orang lain dan tepat orang yang sebagainya. janji lain. berbeda 2. Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, Sikap ini jelas membantu orang dalam berhubungan dengan orang lain dan 3. Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup Sikap ini jelas sangat membantu kita menjadi manusia, karena memanusiakan manusia lain. Bagi negara Indonesia yang sedang mencari bentuk demokrasi, sikap ini sangat jelas diperlukan. Apalagi sikap rela hidup bersama, meskipun lain gagasan, lain idiologi perlu ditekankan. Kita rela hidup besama dalam pebedaan 4. karena Kebebasan perbedaan dan adalah keadaan tanggung asasi kita. jawab

Sikap manusia sebagai pribadi adalah ia mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan dirinya dan bertanggung jawab terhadap ungkapannya. Sikap ini berlaku baik terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain maupun terhadap alam dan Tuhan. Sikap ini jelas diwujudkan dalam kebebasan, mimbar, kebebasan berbicara, tidak 5. lari Penghargaan kebebasan untuk dari mengungkapkan tanggung terhadap gagasan dan tanggung jawab. Siswa diajak bertanggung jawab terhadap tindakannya dan jawab. alam

Alam diciptakan untuk dimanfaatkan oleh manusia agar dapat hidup bahagia. Berkenaan dengan hal tersebut penggunaan alam hanya untuk dirinya sendiri tidak dibenarkan. Termasuk juga pengrusakan alam yang hanya dapat memberikan kehidupan kepada segelintir orang juga tidak benar. Keserakahan dalam 6. penggunaan Penghormatan alam kepada adalah Sang kesalahan. Pencipta

Sebagai makhluk kita menghormati Sang Pencipta. Kita melalui penghayatan iman,siswa diajak untuk menghormati dan memuji Sang Pencipta , dan pujian itu dapat diwujudkan dalam sikap berbaik kepada semua makluk ciptaan, termasuk pada diri sendiri. Sikap menghargai iman orang lain, menghargai bentuk iman orang lain, menghargai budaya orang lain perlu dikembangkan dalam kerangka rela hidup saling membantu dan menerima orang lain.

7. Beberapa sikap pengembangan sebagai pribadi manusia seperti disiplin, bijaksana, cermat, mandiri, percaya diri, diri semuanya lebih menunjang pribadi. penyempurnaan

Meskipun hal-hal itu tidak langsung berkaitan dengan orang lain, tetapi membantu dalam kerja sama dengan orang lain. Sikap mental dan tingkah laku tersebut di atas harus selalu dikembangkan. Dalam pengembangannya harus dijiwai oleh nilai-nilai yang luhur dan latihan mengungkapkan sikap mental secara baik, terarah dan terpuji. Kesadaran dan penghayatan siswa terhadap nilai yang menjadi landasan dan falsafah hidup bangsa Indonesia harus ditanamkan secara berkesinambungan, sehingga sikap mental siswa menjadi benar-benar memancarkan kebenaran, keluhuran, dan tanggung jawab. Penanaman nilai dan sikap ini harus sudah dimulai sejak kecil (TK, SD), dan berkelanjutan pada jenjang berikut/diatasnya. Nilai-nilai yang ditanamkan kepada siswa harus semakin diperdalam dengan cara memperkenalkan mengapa nilai-nilai itu ditanamkan. Tahap demi tahap mulai dikembangkan unsur pemahaman kepada diri siswa, nilai-nilai kejujuran, keadilan, kepahlawanan harus sudah mulai diperkenalkan dan harus mendapat tekanan serta perhatian. Ceritera dan dongeng dapat menjadi sarana yang baik untuk pengenalan dan penanaman nilai-nilai tersebut. Pada kelas tinggi, harus ditambah porsi pemahamannya, kegiatan-kegiatannya harus dipilih yang dapat membangun sikap tanggung jawab, keteraturan, kebersamaan dalam kelompok yang saling membantu. Pemberian tugas baik yang bersifat individu maupun kelompok, diskusi, dan tanya jawab merupakan metode yang cocok untuk menanamkan nilai dan sikap dalam pengajaran IPS. Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah nilai dan sikap yang telah tertanam sejak SD harus semakin diperdalam sampai suatu keyakinan bahwa apa yang telah diajarkan dan dilaksanakan adalah baik. Dengan demikian diharapkan nilai-nilai dan sikap yang ditanamkan sudah menjadi suatu kebiasaan yang sudah diyakini kebenarannya.

http://azisgr.blogspot.com/2009/05/problematika-pembelajaran-ips-sd.html

Anda mungkin juga menyukai