PENDAHULUAN
1
menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen tujuan, bahan, kegiatan dan
evaluasi. Selain harus memperhatikan unsur-unsur diatas, di dalam
mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan
melakukan pendekatan terlebih dahulu, sehingga di dalam penerapannya sebuah
kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di harapkan dan mengenai
prinsip-prinsip dan pendekatan itu akan kami jelaskan selengkapnya dalam
pembahasan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui pengertian prinsip pengembangan kurikulum
2. Untuk mengetahui macam – macam sumber prinsip pengembangan
kurikulum.
3. Untuk Mengetahui tipe – tipe prinsip pengembangan kurikulum.
4. Untuk mengetahui macam – macam prinsip pengembangan kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Dengan merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, para
pengembang kurikulum akan bisa bekerja secara mantap, terarah, dan dengan
hasil yang bisa dipertanggung jawabakan.
4
kepercayaannya tidak diragukan lagi karena sudah terbukti melalui riset yang
berulang-ulang, ada juga data yang sudah terbukti tetapi masih terbatas dalam
kasus-kasus tertentu belum bisa digeneralisasikan, dan terdapat pula data yang
belum dibuktikan oleh riset tapi sudah terbukti dalam kehidupan dan menurut
pertimbangan akal sehat dipandang logis, baik, dan berguna. Merujuk hal diatas,
maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa diklasifikasikan menjadi
tiga tipe prinsip yaitu antara lain:
a. Anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (Whole Truth)
Anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (Whole Truth) adalah fakta,
konsep, dan prinsip yang diperoleh serta telah diuji dalam penelitian yang ketat
dan berulang, sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa diberlakukan di tempat
yang berbeda. Tipe ini tidak akan mendapat tentangan atau kritik karena sudah
diyakini oleh orang orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.
b. Anggapan Kebenran Parsial (Partial Truth)
Anggapan Kebenran Parsial (Partial Truth) adalah suatu fakta, konsep, dan
prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih
belum bisa digeneralisasikan. Karena dianggap baik dan bermanfaat tipe prinsip
ini bisa digunakan, namun dalam penggunaannya biasanya masih mengundang
pro dan kontra.
c. Anggapan Kebenaran yang masih memerlukan Pembuktian
(Hypothesis)
Anggapan Kebenaran yang masih memerlukan Pembuktian (Hypothesis)
adalah asumsi kerja atau prinsip yang sifatnya tentatif. Prinsip ini muncul dari
hasil deliberasi, judgement, dan pemikiran akal sehat.
Pada dasarnya kesemua jenis tipe prinsip itu bisa digunakan. Tipe prinsip
mana yang mendapatkan penekanan dalam penggunaannya, ini sangat tergantung
pada perspektif dari para pengembangan kurikulum tentang kurikulum, itu sendiri.
Dalam praktik pengembangan kurikulum biasanya kesemua tipe prinsip diatas
digunakan. Namun hanya ada perbedaan pada istilah saja. Oliva 1992:30 dalam
(Komaruddin dan Kurniawan 2011:66) memakai istilah axioms untuk
menggambarkan berbagai karakteristik tersebut.
5
2.4 Macam-Macam Prinsip Pengembangan Kurikulum
Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan
kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan dalam dua kategori yaitu
prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir
dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Di samping itu, prinsip umum
ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum
sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan
situasi tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara
tersendiri, misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen
tujuan, prinsip untuk mengembangkan komponen isi kurikulum dan prinsip-
prinsip yang mengembangkan komponen-komponen kurikulum lainnya.
1. Prinsip Umum
Sukmadinata (2012: 150-151) menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip
umum pengembangan kurikulum, yaitu : prinsip relevansi, fleksibelitas,
kontinuitas, praktis atau efisiensi dan efektivitas.
a. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip relevansi ada dua jenis
yaitu relevansi eksternal (eksternal relevance) dan relevansi internal. (internal
relevance) artinya bahwa kurikulum itu harus sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat, baik tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ada pada
masa kini maupun kebutuhan yang di prediksi pada masa yang akan datang.
Intinya, bahwa kurikulum itu harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak
untuk menyiapkan anak agar bisa memenuhi harapan dan situasi kebutuhan dan
kondisi kehidupan masyarakat tempat dimana ia berada. Agar kurikulum bisa
memenuhi konsep relevansi eksternal, seorang pengembang kurikulum harus
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa
kini dan masa datang.
Sedangkan relevansi eksternal (eksternal relevance) yaitu kesesuaian antar
komponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang di
6
bangun oleh sub sistem atau komponen tujuan, isi, metode, dan evaluasi yang
ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa. Suatu
kurikulum yang baik adalah yang memenuhi syarat relevansi internal, yaitua
danya koherensi dan konsistensi antar komponennya. Ketidak sesuaian antar
komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai
tujuannya secara optimal. Implikasi dari prinsip ini yaitu seorang pengembang
kurikulum harus bisa paham betul tentang jenis dan hakikat dari tujuan kurikulum,
isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi.
b. Prinsip Fleksibel
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur, tidak kaku,
terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya kurikulum didesain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan
tertentu. Meskipun demikian dalam hal strategi yang didalamnya mencakup
metode atau teknik, kurikulum harus fleksibel. Dalam kurikulum harus terdapat
suatu sistem tertentu yang mampu memberikan alternatif dalam pencapaian
tujuannya melalui berbagai metode atau cara-cara tertentu yag sesuai dengan
situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum di terapkan.
c. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas artinya kurikulum itu dikembangkan secara
berkesinambungan. Kesinambungan ini meliputi sinambung antar kelas maupun
sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan
atau belajar siswa bisa maju secara sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang
yang lebih rendah harus menjadi dasar dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang
yang ada di atasnya.
Dengan demikian akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan
prasyarat awal siswa (prerequisite) untruk mengikuti pendidikan pada kelas atau
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adanya pengulangan-
pengulangan program dan aktivitas belajar yang tidak perlu (negatively over
laping) yang bisa menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, dan dana. Untuk itu,
perlu adanya kerjasama diantara para pengembang kurikulum dari berbagai kelas
dan jenjang pendidikan.
7
d. Prinsip Praktis atau Efisiensi
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip praktis dan
mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek
pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Oleh karena itu dalam
proses pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum harus memahami
terlebih dahulu situasi dan kondisi tempat dimana kurikulum itu akan digunakan,
meskipun gambaran situasi dan kondisi situasi tempat itu tidak detail betul akan
tetapi paling tidak gambaran umumnya harus diketahui. Pengetahuan akan tempat
ini akan memandu pengembang kurikulum untuk mendesain kurikulum yang
memenuhi prinsip praktis, memungkinkan untuk diterapkan.
Salah satu kriterianya praktis itu adalah efisien, tidak mahal. Hal ini
mengingat sumber daya pendidikan, personil, dana, fasilitas, keberadaannya
terbatas. Meskipun harus memenuhi prinsip murah tetapi tidak diterjemahkan
sesuatu yang murahan, akan tetapi merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu
harus dikembangkan secara efisien, tidak boros, sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimiliki. Ini menyiratkan bahwa akan terdapat keragaman
tingkat kemampuan di berbagai daerah dan sekolah penyelenggara pendidikan
yang sifatnya relatif.
e. Prinsip Efektivitas
Prinsip ini merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu selalu
berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bisa dikatakan
adalah instrumen untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu jenis dan karakteristik
tujuan yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarah dalam
pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem evaluasi serta model konsep
kurikulum yang akan digunakan. Disamping itu juga mengarahkan dan
memudahkan dalam implementasi kurikulum.
Masih dalam kaitannya dengan prinsip – prinsip umum pengembangan
kurikulum, (Oliva 1992:31-45 dalam Komaruddin dan Kurniawan 2011:69-70)
mengajukan sepuluh prinsip yang disebutnya Axiom, untuk mewadahi
keberagaman karakteristik tipe prinsip pengembangan kurikulum diatas. Adapun
kesepuluh prinsip (axioms) pengembangan kurikulum yang diajukan oliva yaitu:
8
Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan
bahkan diperlukan
Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan
Perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan
tumpang tindih dengan kurikulum yang terjadi masa kini
Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat dan jika ada
perubahan pada orang-orang atau masyarakat
Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok
Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan pilihan
dari sekian alternatif yang ada
Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah berakhir
Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif,
bukan aktifitas bagian per bagian yang terpisah
Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan mengikuti
suatu proses yang sistematis
Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang ada.
2. Prinsip Khusus
Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku ditempat
tertentu dan situasi tertentu. Prinsip khusus ini merujuk pada prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara khusus
(tujuan, isi, metode dan evaluasi) satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis
jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan lainnya memiliki
karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan ini tentu bisa
mengakibatkan adanya penggunaan prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan
situasi dan kondisi setempat dan karakteristik jenis dan jenjang pendidikan
tersebut.
Disamping prinsip-prinsip umum yang dijelaskan dimuka. Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum khusus lainnya yaitu merujuk pada prinsip-prinsip
pengembangan komponen-komponen kurikulum, yang mana antara satu
komponen dan komponen lainnya memiliki prinsip yang tidak sama. Dibawah ini
akan diuraikan beberapa prinsip pengembangan kurikulum khusus yang berkaitan
9
dengan pengembangan komponen-komponen kurikulum merujuk pada tulisan
Sukmadinata (2012: 152-154) antara lain sebagai berikut:
a. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka
panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (khusus). Perumusan tujuan
pendidikan bersumber pada:
Ketentuan dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-
dokumen lembaga negara mengenai tujuan dan stategi pembangunan
termasuk di dalamnya pendidikan
Survai mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka
yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka
Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun
melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa
Survai tentang manpower (sumber daya manusia/ tenaga kerja)
Pengalaman Negara-negara lain dalam masalah yang sama
Penelitian
b. Prinsip Yang Berkenan Dengan Pemilihan Isi Pendidikan
Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi pendid
ikan kurikulum, yaitu:
Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam perbuatan hasil
belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil
belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
Ketiga ranah belajar, yaitu kognitif, sikap, dan keterampilan, diberikan secara
simultan dalm urutan situasi belajar
c. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan kegiatan proses belajar
mengajar:
Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk
mengajarkan bahan pelajaran?
10
Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi
sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
Apakah metode/teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat?
Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai
tujuan kognitif, afektif dan psikomotor?
Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan
guru atau kedua-duanya?
Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan
baru?
Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di
sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada
di rumah dan masyarakat?
Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang
menekankan “learning by doing” disamping “learning by seeing and
knowing”.
d. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Media Atau Alat Pengajaran
Beberapa prinsip yang dapat dijadikan pegangan untuk memilih dan
mengunakan media dan alat bantu pembelajaran.
Alat/media apa yang diperlukan? Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat
tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya?
Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana
membuatnya, siapa yang membuat, pembiayaannya, serta waktu
pembuatannya?
Bagaimana pengorganisasian alat dan bahan pelajaran, apakah dalam bentuk
modul, paket belajar, dan lain-lain?
Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media?
11
e. Prinsip Yang Berkenaan Dengan Penilaian
Penilain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
Setidaknya ada tiga fase yang harus diperhatikan ketika merencanakan alat
penilaian, menyusun alat penilaian, dan pengelolaan hasil penilaian. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam fase perencanaan penilaian yaitu:
Bagaimanakah karakteristik kelas, usia, tingkat kemampuan kelompok yang
akan di tes?
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes?
Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau pilihan?
Berapa banyak butir tes yang perlu disusun?
Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid?
Dalam penyusunan alat penilaian sebaiknya mengikuti langkah-langkah
berikut:
Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati.
Hubungkan dengan bahan pelajaran.
Tuliskan bitir-butir tes.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan hasil
penilaian yaitu:
Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam pengelolaan hasil tes.
Apakah digunakan formula guessing?
Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
Skor standard apa yang akan digunakan?
Untuk apakah hasil tes digunakan?
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Prinsip adalah sesuatu yang sifatnya sangat penting dan mendasar terlahir dari
dan menjadi suatu kepercayaan. prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan
dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan
kurikulum, terutama dalam faseperencanaan kurikulum (curriculum
planning), yang pada dasarnnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari
hakikat lurikulum itu sendiri.
2. Sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu : data empiris (empirical
data), data eksperimen (experiment data), cerita /legenda yang hidup di
masyarakat (folklore of curriculum), dan akal sehat (common sense). Data
empiris dan data eksperimen merupakan data yang dianggap paling terpecaya
dibanding legenda dan pertimbangan akal sehat. Sesuai dengan sumber
datanya, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa
diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip yaitu anggapan kebenaran utuh atau
menyeluruh (whole truth), anggapan kebenaran parsial (partial truth), dan
anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian (hypothesis).
3. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dibedakan menjadi dua kategori
yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan
hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Prinsip umum
pengembangan kurikulum meliputi prinsip relevansi, fleksibel, kontinyuitas,
praktis, atau efisien dan efektifitas.
4. Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dan
situasi tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara
tersendiri, misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan
komponen tujuan, prinsip untuk mengembangkan komponen isi kurikulum,
13
prinsip-prinsip untuk mengembangkan media dan alat, serta prinsip untuk
menentukan penilaian. Dimana prinsip pengembangan satu komponen dengan
komponen lainnya akan berbeda.
3.2 Saran
Adapun saran dari kami kepada pembaca makalah ini, agar membaca
secara perlahan supaya dapat memahami dan mengerti isi yang di sampaikan,
serta kekurangan yang nantinya ditemukan pembaca dalam makalah ini baik
dalam bentuk kesalahan penulisan atau yang lainnya, kami berharap kritikan dan
saran pembaca untuk pembuatan makalah yang lebih baik dilain kesempatan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dea (2011), Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum. (Online) tersedia:
http://dheekape.blogspot.com/2011/11. Diakses 22 Oktober 2012.
Komaruddin, Yooke dan Kurniawan, Deni, (2011), “Prinsip – Prinsip
pengembangan Kurikulum “ dalam Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta :
Tim Pengembang MKDP FIP UPI, Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana S. (2012). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
15