ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan bahasa, emosi, dan sosial anak
usia Sekolah Dasar. Jenis penelitian yang digunaka yaitu studi kepustakaan dengan pendekatan
penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu dengan studi dokumentasi yang dilakukan
dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sumber data
dalam penelitian ini yaitu buku dan jurnal yang relevan dengan kajian. Temuan dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa perkembangan anak yang pesat pada usia Sekolah Dasar yaitu
perkembangan bahasa, emosi, dan sosial. Perkembangan tersebut tidaklah sama antara satu anak
dengan yang lainnya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan tersebut
diantaranya faktor lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Dengan adanya kajian mengenai
perkembangan ini dapat dijadikan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah
dan untuk melihat permasalahan yang terjadi di sekolah. Dengan demikian dapat menjadi solusi
bagi guru untu mengatasi permasalahan dalam pembelajaran dan perkembangan anak.
ABSTRACT
This study aims to determine the language, emotional and social development of
elementary school age children. The type of research used is literature study with a qualitative
research approach. Data collection techniques namely the documentation study conducted by
analyzing the contents of documents related to the problem under study. Data sources in this study
are books and journals that are relevant to the study. The findings in this study indicate that the
rapid development of children at elementary school age is the development of language, emotion,
and social. The development is not the same between one child with another. Many factors can
influence this development including family and school environment. With the study of this
development can be used as a reference for teachers to carry out learning in schools and to see
problems that occur in schools. Thus it can be a solution for teachers to overcome problems in
learning and child development.
SD ditandai dengan perluasan hubungan atau dan siap pakai. Data pustaka pada umumnya
interaksi pada kegiatan pembelajaran di kelas adalah data sekunder atau pendukung sehingga
maupun saat bermain di luar kelas. Selain peneliti mendapatkan data bukan dari data
dengan keluarga, anak juga mulai dapat orisinil atau tangan pertama di lapangan, tetapi
menjalin ikatan baru dengan teman sebaya diperoleh dari tangan kedua. Selain itu, kondisi
(Tusyana & Trengginas, 2019). dari data kepustakaan ini tidak dibatasi oleh
Mengingat pentingnya perkembangan ruang dan waktu (Zed, 2014).
bahasa, emosi, dan sosial maka perlu adanya Teknik pengumpulan data dalam
kajian mengenai hal tersebut. Dengan adanya penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu
kajian mengenai perkembangan bahasa, emosi, teknik pengumpulan data dengan cara
dan sosial dapat berguna untuk guru di menganalisi isi dokumen yang berkaitan
sekolah, karena dengan mengetahui dengan masalah yang diteliti. Menurut
perkembangan anak. Guru bisa menerapkan Gunawan, analisis dilakukan dengan cara
strategi, metode, maupun materi pembelajaran membandingkan dan memadukan dokumen-
yang sesuai dengan perkembangan anak. Oleh dokumen untuk membentuk suatu hasil kajian
karena itu, penulis ingin mengkaji lebih dalam yang sistematis (Gunawan, 2013). Sumber
mengenai Perkembangan Bahasa, Emosi, dan data yang digunakan yaitu berupa buku dan
Sosial Anak Usia Sekolah Dasar. Penelitian ini jurnal yang terkait dengan topik yang dipilih.
mengkaji tentang perkembangan bahasa, Analisis data yang digunakan dalam
sosial, dan emosi anak usia Sekolah Dasar penelitian ini yaitu analisis konten (content
yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana analysis), karena dalam penelitian ini akan
tahap-tahap dan teori perkembangan bahasa, menganalisis beberapa teori mengenai
sosial, dan emosi anak usia Sekolah Dasar. perkembangan bahasa, emosi, dan sosial anak
SD. Menurut Weber “analisis konten
merupakan suatu penelitian yang
METODE PENELITIAN
menggunakan sekumpulan prosedur untuk
Jenis penelitian yang digunakan dalam
mendapatkan kesimpulan yang sahih dari
penelitian ini adalah studi kepustakaan
sebuah buku atau dokumen”.
(Library Research) dengan pendekatan
penelitian kualitatif. Studi kepustakaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan suatu studi yang digunakan untuk
Perkembangan Bahasa Anak SD
mengumpulkan informasi atau pengumpulan
data pustaka dengan cara menelaah, membaca, Bahasa merupakan sarana atau alat
dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. komunikasi yang berfungsi sebagai alat untuk
Ciri-ciri dari jenis penelitian ini adalah menyampaikan pesan dalam bentuk simbol-
peneliti langsung berhubungan dengan teks simbol yang telah disetuji bersama, kemudian
atau naskah, data kepustakaan bersifat tetap merangkainya sesuai urutan sehingga menjadi
kalimat yang bermakna dan sesuai dengan tata urutan dan susunan yang logis (Surna,
bahasa yang digunakan dalam masyarakat Nyoman & Pandeirot, D, 2014).
tersebut (Latifa, 2017).
Karakteristik Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa tidak dapat anak usia SD menurut Ormrod dalam (Surna,
dipisahkan dengan perkembangan fungsi otak. Nyoman & Pandeirot, D, 2014) adalah sebagai
Sebagaimana kita pahami bahwa otak manusia berikut:
memiliki fungsi yang paling fundamental
Usia 6-8 tahun, sekitar 50.000 kata
dalam struktur biologis manusia. Penelitian
sudah mulai dikuasai oleh anak, mulai
neurolinguistik menyatakan bahwa dalam otak
terbentuk kesadaran untuk menggunakan
terdapat dasar yang paling fundamental untuk
terminologi di dalam disiplin akademik yang
kemampuan berbahasa.
berbeda, kadang kala terdapat hambatan pada
Perkembangan bahasa pada usia SD anak ketika menggunakan kata penghubung
yaitu: pada usia early primary year (antara 6 seperti tetapi, kecuali, walaupun, hanya, jika,
sampai 6 tahun), bahasa yang digunakan anak dan lain-lain, mulai dapat memahami kalimat
sudah berkembang mendekati kesempurnaan. secara utuh yang mempunyai banyak
Terdapat penambahan kosakata pada anak, dan implikasi.
anak mulai mengerti bahwa kata-kata memiliki
Usia 6-8 tahun juga mulai
lebih dari satu arti. Papalia dan Olds (2001)
berkembangnya kemampuan melakukan
mengemukakan bahwa anak usia 6 tahun telah
interpretasi, mengetahui penggunaan kata
mampu menggunakan kata-kata sebanyak
kerja dan bentuknya, serta anak memahami
2600 kata dalam percakapan, anak sudah
jika terdapat adanya kata-kata sindiran atau
mengetahui lebih dari 20.000 kata. Dengan
arah pembelotan kata menjadi sindiran, anak
bantuan sekolah secara formal dan segala
sudah mulai dapat berkomunikasi dengan
sesuatu yang didengarnya, penguasaan kata-
panjang meski masih bersifat abstrak,
kata anak menjadi 80.000 kata ketika anak siap
berkembangnya pengetahuan tentang dasar-
memasuki sekolah menengah atas.
dasar bahasa dan hakikat bahasa secara
Pada usia late primary (7-8 tahun), signifikan, seperti kemampuan menganalisa
bahasa anak mengalami perkembangan yang dasar-dasar perkembangan bahasa yang
sangat pesat. Anak telah memahami tata menjadi pengetahuan terstruktur dalam
bahasa, sekalipun terkadang menemui kognitif.
kesulitan dan menunjukkan kesalahan tetapi
Pada usia 9-12 tahun, pembendaharaan
anak dapat memperbaikinnya. Anak telah
kata anak berkembang sekitar 80.000 kata,
mampu menjadi pendengar yang baik. Anak
anak sudah lancar dalam menggunakan kosa
mampu menyimak cerita yang didengarnya,
kata yang berhubungan dengan bidang
dan mampu mengungkapkan kembali dengan
akademik, seperti menggunakan kata-kata
dalam proses pembelajaran. Anak juga sudah Dalam berbahasa terdapat empat tugas
mampu mengelola kata menjadi kalimat, pokok yang seharusnya dikuasai dan
walaipun berupa sebuah intruksi. Anak juga dituntaskan oleh anak. Apabila tugas yang satu
telah menggunakan kata sambung sesuai sudah dapat dituntaskan oleh anak maka tugas
dengan penggunaan bahasa dan maksud yang lain akan bisa tertuntaskan juga. Tugas
kalimat, serta mulai berkembangnya tersebut adalah sebagai berikut.
kemampuan memahami bahasa lambang a. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami
seperti metafora, peribahasa, hiperbola, pantun, makna kata dan perkataan orang lain.
syair, dan sebagainya. b. Meningkatnya perbendaharaan kata. Kata-
kata yang dikuasai anak mulai berkembang
Dari paparan teori di atas dapat
ketika anak menginjak usia 2 tahun namun
diketahui bahwa perkembangan bahasa anak
perbendaharaan katanya masih lambat,
ini merupakan suatu yang fundamental yang
sedangkan pada usia pra-sekolah
berkaitan dengan perkembangan fungsi otak
pembendaharaan kata anak terus meningkat
anak, karena setiap bahasa yang diucapkan itu
dengan tempo yang cepat sampai anak
berasal dari pemikiran anak.
masuk sekolah.
Perkembangan bahasa pada anak
c. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat.
berlangsung sejak lahir sampai masa sekolah.
Kemampuan ini pada dasarnya mulai
Perkembangan bahasa yang paling
berkembang sebelum anak menginjak usia
berpengaruh yaitu pada usia Sekolah Dasar
dua tahun. Kalimat pertama yang
karena anak mulai mengenal dan mengetahui
diguanakan adalah kalimat tugal disertai
tentang bahasa dari lingkungan sekitar.
gerakan badan dengan cara menunjuk-
Perkembangan bahasa pada anak akan terus
nunjuk benda yang ia inginkan.
berkembang sejalan dengan tahap-tahap
d. Ucapan.kata-kata yang anak ucapkan
perkembangan anak. Para ahli telah
merupakan imitasi dari ucapan orang yang
menyebutkan bahwa anak usia SD ini
sering ia dengarkan.
menguasai sekitar 50.000 kata sampai dengan
Menurut (Andriana, 2008) ada dua tipe
80.000 kata. Namun kata-kata yang dikuasai
dalam perkembangan bahasa anak yaitu
tergantung dengan bahasa yang didapatkan di
sebagai berikut.
lingkungannya baik lingkungan rumah,
sekolah, dan sekitarnya. Penguasaan bahasa a. Egocentric Speech, yaitu anak dapat
pada usia SD ini berlangsung secara lebih berbicara dengan dirinya sendiri seperti
cepat karena pada masa ini perkembangan monolog hal ini berfungsi untuk
fungsi otak anak sudah berkembang dengan meningkatkan pengetahuan berpikirnya hal
pesat sehingga anak akan lebih mudah ini biasanya terjadi pada anak berusia 2 -3
memerolehan bahasa. tahun.
b. Socialized Speech, terjadi apabila terjadi Chomsky (1972, 1976) adalah bapak dari
interaksi anatara anak dengan teman teori nativisme yang mengemukakan bahwa
sebayanya atau dengan lingkungannya. kemahiran anak dalam menguasai bahasa
Pada tipe ini, ada lima bentuk bersifat genetik, yang merupakan
perkembangan bahasa anak yaitu: (a) seperangkat proses keterampilan berbahasa
adapted information, saling bertukar yang memungkinkan anak memahami dan
gagasan atau informasi, (b) critism, menggunakan urutan berbahasa secara
berkaitan dengan penilaian anak terhadap benar.
perkataan dan tingkah laku orang lain, (c)
d. Teori sosial kultural, perkembangan bahasa
command (perintah), request (permintaan)
menurut teori yang dikembangkan oleh
dan threat (ancaman), (d) questions
Vygotsky bahwa lingkungan sosial sangat
(pertanyaan), dan (e) answers (jawaban).
mempengaruhi perkembangan bahasa,
Fungsi dari ‘socialized speech’ ini untuk
Artinya internalisasi nilai budaya akan
menumbuh kembangkan kemampuan anak
memberi makna tertentu pada anak dalam
dalam menyesuaikan dirinya dalam
mengembangkan pengetahuannya dan
kehidupan sosialnya (social adjustment).
kemampuan berbicaranya.
Para psikolog telah lama melakukan
Dilihat dari teori perkembangan
penelitian tentang perkembangan bahasa
bahasa anak, ada beberapa teori perkembangan
manusia. Menurut (Surna, Nyoman &
bahasa dapat diketahui bahwa pada dasarnya
Pandeirot, D, 2014) dari proses penelitian,
perkembangan bahasa ini diperoleh dari
teori perkembangan bahasa dapat
lingkungan anak. Bahasa yang digunakan anak
dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai
merupakan imitasi dari bahasa orang dewasa.
berikut.
Lingkungan sosial anak juga sangat
a. Teori behaviorisme, perkembangan bahasa berpengaruh karena anak akan mengikuti
anak yang memperoleh kemampuan perkembangan bahasa dan menyesuaikan
berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor bahasa yang digunakan lingkungan anak.
penguatan dengan bentuk demontrasi suara
Bahasa yang digunakan pada anak
atau ucapan.
akan berdampak pada kognitif anak. Anak
b. Teori sosial kognitif, perkembangan bahasa yang sering berbicara atau menggunakan
anak ditentukan oleh peniruan atau imitasi bahasa akan lebih cerdas dibandingkan dengan
terhadap orang dewasa berbicara. anak yang pendiam. Hal ini dikarenakan anak
yang sering berbicara memiliki IQ yang lebih
c. Teori nativisme, secara genetik anak
tinggi dari anak yang pendiam. Anak yang
memiliki kemampuan untuk memahami
aktif dalam berbahasa cederung lebih cerdas
dan mengucapkan bahasa ujar dan hal
dan percaya diri. Namun, tidak semua seperti
tersebut berlangsung sangat cepat. Noam
itu, tetapi berdasarkan pengamatan di Sekolah
Dasar. Anak yang pintar dan cerdas akan lebih sekaku saat di usia kanak-kanak awal.
aktif dan percaya diri dalam berbicara. Begitu Anak sudah mengetahui bahwa adanya
sebaliknya anak yang kurang cerdas akan perubahan pada nilai-nilai, norma-norma
cendrung pemalu dan pendiam. dan prilaku serta anak. Perikaku anak juga
semakin beragam.
Perkembangan Emosi Anak SD
Ciri-ciri emosi pada anak menurut
Menurut (Suriadi & Yuliani, 2006)
(Izzaty, 2008) adalah sebagai berikut.
usia sekolah dasar adalah anak yang berusia
a. Emosi yang terjadi pada anak biasanya
sekitar 6-12 tahun, yang mana pada masa usia
relatif relatif lebih singkat (sebentar) dan
sekolah tersebut memiliki perkembangan
mudah berubah. Hal ini dikarenakan
emosi yang berbeda yaitu sebagai berikut :
emosi pada anak biasanya diungkapkan
a. Anak usia 5-6 sudah mengenal dan
dalam bentuk tindakan, berbeda dengan
mengetahui aturan yang berlaku. Anak
orang dewasa yang emosinya relatif lebih
sudah mengetahui konsep adil dan
lama. Emosi yang sering dimunculkan
rahasia. Ini merupakan bentuk
oleh anak seperti kesedihan, kemurungan,
keterampilan pada anak untuk dapat
kebahagiaan, humor, dan lain sebagainya.
menyembukan informasi.
b. Emosi pada anak relatif lebih kuat dan
b. Pada usia 7-8 tahun anak sudah mengerti
hebat. Hal ini terihat ketika anak sedang
akan rasa malu dan bangga terhadap
sedih, marah dan takut. Anak terlihat
sesuatu. Anak dapat mengungkapkan
marah sekali ketika terdapat hal yang
emosi yang dirasakannya. Semakin
tidak disukainya, dan anak akan menangis
bertambah usia anak semakin anak dapat
jika ada sesuatu yang membuatnya sedih,
memahami perasaan orang lain.
dan anak akan tertawa terbahak-bahak
c. Pada usia 9-10 tahun anak sudah dapat
ketika ada sesuatu yang membuatnya lucu
menyembunyikan dan mengungkapkan
namun emosi tersebut akan cepat hilang.
emosinya dan sudah dapat merespon
Namun berbeda dengan orang dewasa
emosi orang lain. Anak juga bisa
yang tidak terlalu menampakkan emosi
mengontrol emosi negatifnya. Anak
tersebut.
mengetahui apa saja yang membuat
c. Emosi anak mudah berubah. Hal ini
dirinya merasa sedih, takut dan marah
terlihat ketika kita menjumpai anak yang
sehingga anak mampu beradaptasi dengan
sedang menangis, ia akan menangis
emosinya
dengan tersedu-sedu namun emosi
d. Ada pada usia 11-12 tahun, anak sudah
tersebut hanya sebentar dia akan tertawa
mengetahui tentang baik buruk, nilai-
kembali ketika ada sesuatu yang lucu.
nilai, dan norma-norma yang berlaku
d. Emosi anak nampak berulang-ulang. Hal
pada masyarakat serta adanya
ini timbul karena anak dalam proses
perkembangan yang meningkat tidak
perkembangan kearah kedewasaan. Ia
harus mengadakan penyesuaian terhadap kehendaki itu dapat dipenuhi oleh orang
situasi di luar, dan hal ini dilakukan tuanya atau tidak yang penting ia
secara berulang-ulang menginginkannya.
e. Respon emosi pada anak berbeda-beda. Perkembangan emosi anak berkaitan
Pengamatan membuktikan bahwa pada dengan reaksi anak terhadap berbagai perasaan
waktu bayi lahir, pola responnya relatif berbeda yang mereka alami. Perkembangan
sama. Namun, secara perlahan-lahan emosi ini nantinya akan berpengaruh terhadap
berubah, pengalaman belajar dari bagaimana sikap dan cara anak dalam
lingkungannya membuat perbedaan mengambil keputusan dan bagaimana cara
tingkah laku sebagai bentuk variasi emosi anak menikmati kehidupannya.
pada anak.
Perkembangan emosi anak akan sejalan
f. Emosi anak dapat dilihat atau diketahui
dengan tahap-tahap perkembangan anak
dari tingkah laku yang ditunjukkan anak.
terutama pada masa SD yang
Meskipun kadang kala anak tidak
perkembangannya akan semakin kompleks
menunjuukkan emosinya secara langsung,
tergantung dengan pengalaman apa yang telah
namun emosi itu dapat diketahui dari
di dapatkannya. Perkembangan emosi anak
tingkah lakunya, seperti menangis,
juga akan berpengaruh terhadap mental anak
melamun, menghisap jari, gelisah, dan
sehingga perkembangan anak dangat perlu
lain sebagainya.
diperhatikan agar tidak ada pengaruh negatif
g. Adanya perubahan emosi dalam
yang akan berdampak pada mental anak.
kekuatannya. Seperti kita menjumpai ada
anak yang memiliki emosi itu yang begitu Perkembangan Sosial Anak SD
kuat, kemudian berkurang. Emosi yang
Perkembangan sosial pada anak
pada mulanya lemah menjadi lebih kuat.
ditandai dengan proses pencapaian
seperti: seorang anak menunjukkan rasa
kematangan dalam kehidupan sosialnya,
malu-malu ketika berjumpa orang asing
bagaimana dia menyesuaikan diri dengan
atau berda ditempat orang lain. Kemudian
lingkungannya, berinteraksi dengan
ketika ia merasa sudah merasa akrab dan
lingkungannya dan mengikuti aturan yang
dekat dia tidak akan menunjukkan rasa
terdapat pada lingkunag sosialnya (Latifa,
malu-malunya lagi.
2017).
h. Adanya perubahan-perubahan bentuk
Perkembangan sosial digambarkan
ungkapan emosional anak. Anak-anak
sebagai kesempatan individu untuk
akan menunjukkan keinginan yang begitu
mengembangkan kemampuannya melakukan
kuat pada apa yang ia hendakki. Ia tidak
interaksi dan hidup berdampingan dengan
memperhitungkan apakah hal itu baik
sesama dan rentang waktu tertentu.
atau buruk untuk dirinya, juga tidak
mempertimbangkan bahwa yang ia
Perkembangan sosial berarti teman sebaya (peer group) atau teman sekelas,
perubahan perilaku untuk menyesuaikan diri sehingga ruang gerak hubungan sosialnya
dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial itu telah bertambah luas. Pada masa ini, anak
berbeda-beda tergantung pada lingkungan mulai dapat menyesuaikan diri dengan
dimana anak berkembang dan tergantung pada lingkungan sekitar, (egosentris) pada sikap
budaya dan norma yang berlaku di masyarakat, yang kooperatif (bekerjasama) atau
serta tergantung pada usia dan tugas mementingkan kepentingan orang lain
perkembangannya. (Tusyana & Trengginas, 2019).