Anda di halaman 1dari 8

Metode Membaca Permulaan di Sekolah Dasar

Diposkan oleh Winda Ulfah Adhiyani | Senin, 09 Desember 2013


1. Metode Abjad (Alphabet)
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan mengenalkan hurufhuruf secara alphabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan
bunyinya menurut abjad. Untuk beberapa kasus, anak susah membedakan huruf-huruf b, d, p, q
atau n, u, m, w. untuk itu guru melatihkan huruf-huruf tersebut berulang-ulang atau dengan cara
member warna yang berbeda.
Setelah tahapan itu siswa diajak untuk mengenal suku kata dengan cara merangkaikan beberapa
huruf yan sudah dikenalnya.
Contoh :

b dan a dibaca ba
C dan a dibaca ca

Sehingga dua suku kata tersebut dibaca menjadi baca.


2. Metode Eja (Spelling Method)
Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi huruf. Pendekatan
yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah. Siswa mulai diperkenalkan dengan
lambang-lambang huruf. Pembelajaran metode Eja terdiri dari pengenalan huruf atauabjad A
sampai dengan Z dan pengenalan bunyi huruf atau fonem. Metode kita lembaga didasarkan atas
pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan
menampilkan kata-kata.
Metode ini hampir sama dengan metode abjad. Perbedaanya terletak pada system pelafalan abjad
atau huruf (baca: beberapa konsonan).
Contoh :
Huruf b dilafalkan /eb/ : dilafalkan dengan e pepet.
Huruf d dilafalkan /ed/
Huruf c dilafalkan /ec/
Huruf g dilafalkan /ec/
Huruf f dilafalkan /ep/

Huruf k dilafalkan /ek/


Metode pembelajaran di atas dapat diterapkan pada siswa kelas rendah (I dan II) di sekolah
dasar. Guru dianjurkan memilih salahsatu metode yang cocok dan sesuai untuk diterapkan pada
siswa. Guru sebaiknya mempertimbangkan pemilihan metode pembelajaran yang akan
digunakan sebagai berikut:
1. Dapat menyenangkan siswa
2. Tidak menyulitkan siswa untuk menyerapnya
3. Bila dilaksanakan, lebih efektif dan efisien
4. Tidak memerlukan fasilitas dan sarana yang lebih rumit
3. Metode Suku Kata (Syllabic Method)
Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba, bi bu, be, bo, ca.ci,cu,ce,co,
da,di,du,de,do, dan seterusnya. Kemudian suku suku kata tersebut dirangkaikan menjadi katakata yang bermakna, misalnya:
Ba bi cu ci da da
Ba bu ca ci du da
Bi bi ca ca da du
Ba ca cu cu di di
Kemudian dari sukun kata diatas dirangkaikan menjadi kalimat sederhana yang dimaksud
dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana.
Contoh:
Da da ba bi
Bi bi ca ca
Ba bu di di (dan seterusnya)
Kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut
menjadi satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari kalimat kedalam kata dan kata kedalam
suku suku kata.
(kalimat kata kata suku suku kata)
4. Metode Kata (Whole Word Method)

Metode ini diawali dengan pengenalan kata yang bermakna, fungsional, dan kontekstual.
Sebaiknya dikenalkan dengan kata yang terdiri dari dua suku kata terlebih dahulu. Kemudian
mengenalkan suku kata tersebut dengan membaca kata secara perlahan, dan memberikan jeda
pada tiap suku kata. Hal ini dapat dikombinasikan dengan gerakan tepukan tangan pada setiap
suku kata. Tujuannya merangsang motorik anak serta melatih anak mengenal penggalan suku
kata.
5. Metode Kalimat/Global (Syntaxis Method)
Decroly.Kemudian Depdiknas (2000:6) mendefinisikan bahwa metode global adalah cara
belajar membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat.
Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah
gambar. Metode global dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar. Selanjutnya,
siswa menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan
suku kata menjadi huruf.
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa membaca tanpa
bantuan gambar, misalnya: Ini Nani
2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /Nani/
3) Menguraikan kata-kata menjadisuku kata: i ni - na ni
4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i-n-i - n-a-n-i
6. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic)
Metode SAS merupakan singkatan dari Struktural Analitik Sintetik. Metode SAS merupakan
salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran menulis membaca
permulaan bagi siswa pemula.
Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah langkah berlandaskan
operasional dengan urutan :

Struktural menampilkan keseluruhan, guru menampilkan sebuah kalimat pada anak

Analitik melakukan proses penguraian: anak daiajak untuk megenal konsep kata dan mulai

menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf.

Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula, setelah kalimat

diuraikan dari huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi
kalimat semula.
7. Metode 4 Tahap Steinberg (Four Steps Steinberg Method)
Menurut Steinberg (1982) ada empat tahap (langkah) dalam pembelajaran membaca permulaan,
yaitu :
a. Mengenal kata dan maknanya (membaca kata dengan gambar)
b. Memahami kata yang dibacanya (membaca kata tanpa gambar)
c. Membaca frase atau kalimat
d. Membaca teks atau wacana
Metode Menulis Permulaan di Sekolah Dasar
Metode menulis permulaan akan mengikuti metode yang digunakan pada metode membaca
permulaan. Misalnya, jika guru menggunakan metode abjad pada membaca permulaan maka
akan menggunakan menulis permulaan dengan menggunakan metode abjad pula.
Contoh siswa di suruh menyalin huruf: a, b, c, d, f, g, h, i, j, dan seterusnya.
Metode menulis permulaan sama seperti membaca permulaan, diantaranya :
1. Metode Abjad (Alphabet)
2. Metode Eja (Spelling Method)
3. Metode Suku Kata (Syllabic Method)
4. Metode Kata (Whole Word Method)
5. Metode Kalimat/Global (Syntaxis Method)
6. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic)
7. Metode 4 Tahap Steinberg (Four Steps Steinberg Method)

Kelebihan/Keunggulan dan Kelemahan Membaca dan Menulis Permulaan di Sekolah


Dasar
1. Metode Abjad (Alphabet)
Kelebihan metode eja

Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf jadi siswa lebih cepat dan hafal

dari alphabet.
Siswa langsung mengetahui bunyi dari setiap bentuk huruf.
Kekurangan metode eja

Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf kemudian menyusunnya menjadi

kata maka membutuh kan waktu yang lama.

Apabila tidak diulang terus menerus kebanyakan siswa akan mudah lupa antara bentuk dan
bunyi huruf tersebut.
2. Metode Eja (Spelling Method)
Kelebihan metode eja

Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf jadi siswa lebih cepat dan hafal

fonem.
Siswa langsung mengetahui bunyi dari setiap bentuk huruf.
Kekurangan metode eja

Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf kemudian menyusunnya menjadi

kata maka membutuh kan waktu yang lama.

Apabila tidak diulang terus menerus kebanyakan siswa akan mudah lupa antara bentuk dan
bunyi huruf tersebut.
3. Metode Suku Kata (Syllabic Method)
Kelebihan metode suku kata

Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehigga mempercepat proses

penguasaan kemampuan membca permulaan

Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata suku kata yang
dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya

Penyajian tidak memakan waktu yang lama

Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata


Kelemahan metode suku kata

Bagi anak kesuliatan belajar yang kurang mengenal huruf, akan mengalami kesulitan

merangkaikan huruf menjadi suku kata.

Siswa akan sulit bila disuruh membaca kata-kata lain, karena mereka akan condong
mengingat suku kata yang diajarkan saja.
4. Metode Kata (Whole Word Method)
Kelebihan metode kata

Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehigga mempercepat proses

penguasaan kemampuan membca permulaan.

Langsung mengetahui kata tanpa harus mengejenya, yang dapat meperlambat proses
pengajaran
Kelemahan metode global

Biasanya anak tidak langsung bisa membaca perkata.


Susah diterapkan pada anak yang mempunyai intelejensi kurang.

5. Metode Kalimat/Global (Syntaxis Method)


Kelebihan metode global

Karena menggunakan gambar maka siswa lebih cepat mengerti dan hafal.

Kelemahan metode global

Metode global memakai gambar metode ini tidak bisa diterapkan di SD daerah pedesaan

karena untuk mendapatkan gambar sangat sulit, jauh dari tempat fotocopy atau print.

Mungkin siswa akan menghafal gambar saja, dan tidak terlalu memperhatikan kalimatnya.
6. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic)
Kelebihan metode SAS

Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis.


Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah mengikuti

prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnya

Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak menguasai bacaan dengan
lancar.
Kelemahan metode SAS

Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar.

Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini.

Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk sekolah sekolah

tertentu dirasa sukar.

Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di pedesaan.

Oleh karena agak sukar mengajarkan para pengajar metode SAS maka di sana-sini Metode
ini tidak dilaksanakan.
7. Metode 4 Tahap Steinberg (Four Steps Steinberg Method)
Kelebihan metode 4 tahap steinberg

Lebih cepat memahami membaca karena kata yang diajarkan memiliki makna yang telah

diketahui oleh siswa seperti bola.


Proses pembelajaran mengikuti prinsip pendekatan spiral (dari yang mudah ke yang sulit)
Kelemahan metode 4 tahap steinberg

Sulit di terpakan pada anak-anak yang mempunyai intelejensi yang kurang

Persiapan Membaca dan Menulis Permulaan di Sekolah Dasar


1. Persiapan Membaca Permulaan
Langkah-langkahnya yaitu :
a. Penguatan prosedur kelas (siswa focus dan tenang) dan etika membaca (menjaga kebersihan
buku, berbagi bila buku digunakan bersama)
b. Cara duduk siswa (posisi duduk tegak)
c. Cara membuka buku (dari halaman depan ke belakang)
d. Mengatur jarak mata ke buku (jarak pandang antara mata dan buku 40 cm)
e. Melatih cara membaca dari kiri ke kanan.
2. Persiapan Menulis Permulaan
Langkah-langkahnya yaitu :
a. Penguatan prosedur kelas (siswa focus dan tenang) dan etika membaca (menjaga kebersihan
buku, berbagi bila buku digunakan bersama)
b. Cara duduk siswa (posisi duduk tegak)
c. Cara membuka buku (dari halaman depan ke belakang)
d. Mengatur jarak mata ke buku (jarak pandang antara mata dan buku 40 cm)
e. Cara memegang pensil
f. Melatih cara menggerakan pensil dari kiri ke kanan
g. Latihan membuat bulatan (lingkaran) atau setengah lingkaran
h. Latihan membuat garis-garis (lurus, miring, datar)
i. Menyambungkan titik-titik menjadi sebuah garis lurus atau garis lengkung
j. Menyambungkan garis-garis menjadi sebuah bentuk
k. Latihan menulis di udara
l. Latihan menulis dengan jari di atas pasir, tepung, meja, punggung teman.
m. Bagi anak yang mengalami kesulitan menulis biasanya motorik halusnya belum berkembang
dengan baik. Untuk mengatasinya dapat dibantu dengan latihan motorik halus, seperti : meremas
bola tenis, membuat bentuk benda dari plastisin, memainkan jepitan kertas ibu jari dan jari
telunjuk, membuka dan mengancingkan baju dengan tangan kanan, menalikan tali sepattu,
bertepuk tangan sambil mengucapkan atau membaca kata.

Anda mungkin juga menyukai