b dan a dibaca ba
C dan a dibaca ca
Metode ini diawali dengan pengenalan kata yang bermakna, fungsional, dan kontekstual.
Sebaiknya dikenalkan dengan kata yang terdiri dari dua suku kata terlebih dahulu. Kemudian
mengenalkan suku kata tersebut dengan membaca kata secara perlahan, dan memberikan jeda
pada tiap suku kata. Hal ini dapat dikombinasikan dengan gerakan tepukan tangan pada setiap
suku kata. Tujuannya merangsang motorik anak serta melatih anak mengenal penggalan suku
kata.
5. Metode Kalimat/Global (Syntaxis Method)
Decroly.Kemudian Depdiknas (2000:6) mendefinisikan bahwa metode global adalah cara
belajar membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat.
Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah
gambar. Metode global dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar. Selanjutnya,
siswa menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan
suku kata menjadi huruf.
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa membaca tanpa
bantuan gambar, misalnya: Ini Nani
2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /Nani/
3) Menguraikan kata-kata menjadisuku kata: i ni - na ni
4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i-n-i - n-a-n-i
6. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic)
Metode SAS merupakan singkatan dari Struktural Analitik Sintetik. Metode SAS merupakan
salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran menulis membaca
permulaan bagi siswa pemula.
Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah langkah berlandaskan
operasional dengan urutan :
Analitik melakukan proses penguraian: anak daiajak untuk megenal konsep kata dan mulai
menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf.
Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula, setelah kalimat
diuraikan dari huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi
kalimat semula.
7. Metode 4 Tahap Steinberg (Four Steps Steinberg Method)
Menurut Steinberg (1982) ada empat tahap (langkah) dalam pembelajaran membaca permulaan,
yaitu :
a. Mengenal kata dan maknanya (membaca kata dengan gambar)
b. Memahami kata yang dibacanya (membaca kata tanpa gambar)
c. Membaca frase atau kalimat
d. Membaca teks atau wacana
Metode Menulis Permulaan di Sekolah Dasar
Metode menulis permulaan akan mengikuti metode yang digunakan pada metode membaca
permulaan. Misalnya, jika guru menggunakan metode abjad pada membaca permulaan maka
akan menggunakan menulis permulaan dengan menggunakan metode abjad pula.
Contoh siswa di suruh menyalin huruf: a, b, c, d, f, g, h, i, j, dan seterusnya.
Metode menulis permulaan sama seperti membaca permulaan, diantaranya :
1. Metode Abjad (Alphabet)
2. Metode Eja (Spelling Method)
3. Metode Suku Kata (Syllabic Method)
4. Metode Kata (Whole Word Method)
5. Metode Kalimat/Global (Syntaxis Method)
6. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic)
7. Metode 4 Tahap Steinberg (Four Steps Steinberg Method)
Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf jadi siswa lebih cepat dan hafal
dari alphabet.
Siswa langsung mengetahui bunyi dari setiap bentuk huruf.
Kekurangan metode eja
Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf kemudian menyusunnya menjadi
Apabila tidak diulang terus menerus kebanyakan siswa akan mudah lupa antara bentuk dan
bunyi huruf tersebut.
2. Metode Eja (Spelling Method)
Kelebihan metode eja
Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf jadi siswa lebih cepat dan hafal
fonem.
Siswa langsung mengetahui bunyi dari setiap bentuk huruf.
Kekurangan metode eja
Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf kemudian menyusunnya menjadi
Apabila tidak diulang terus menerus kebanyakan siswa akan mudah lupa antara bentuk dan
bunyi huruf tersebut.
3. Metode Suku Kata (Syllabic Method)
Kelebihan metode suku kata
Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehigga mempercepat proses
Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata suku kata yang
dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya
Bagi anak kesuliatan belajar yang kurang mengenal huruf, akan mengalami kesulitan
Siswa akan sulit bila disuruh membaca kata-kata lain, karena mereka akan condong
mengingat suku kata yang diajarkan saja.
4. Metode Kata (Whole Word Method)
Kelebihan metode kata
Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehigga mempercepat proses
Langsung mengetahui kata tanpa harus mengejenya, yang dapat meperlambat proses
pengajaran
Kelemahan metode global
Karena menggunakan gambar maka siswa lebih cepat mengerti dan hafal.
Metode global memakai gambar metode ini tidak bisa diterapkan di SD daerah pedesaan
karena untuk mendapatkan gambar sangat sulit, jauh dari tempat fotocopy atau print.
Mungkin siswa akan menghafal gambar saja, dan tidak terlalu memperhatikan kalimatnya.
6. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic)
Kelebihan metode SAS
Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak menguasai bacaan dengan
lancar.
Kelemahan metode SAS
Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar.
Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini.
Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk sekolah sekolah
Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di pedesaan.
Oleh karena agak sukar mengajarkan para pengajar metode SAS maka di sana-sini Metode
ini tidak dilaksanakan.
7. Metode 4 Tahap Steinberg (Four Steps Steinberg Method)
Kelebihan metode 4 tahap steinberg
Lebih cepat memahami membaca karena kata yang diajarkan memiliki makna yang telah