Anda di halaman 1dari 35

CONTOH LAPORAN OBSERVASI KE SEKOLAH DASAR

Kembali saya memposting tentang laporan observasi ke sekolah dasar, pada


laporan observasi kali ini di buat oleh Herman Ansyari Akbar dan Abdurahim mereka
adalah mahasiswa PGSD ULM Banjarbaru.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Observasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam mengetahui


bagaimana cara mengajar yang baik. Dalam hal ini saya selaku mahasiswa PGPSD
melakukan observasi di Sekolah SD Sungai Rangas Hambuku untuk memenuhi
tugas dalam bentuk laporan observasi pembelajaran di kelas khususnya mata
pelajaran Bahasa Indonesia SD1. Laporan hasil observasi ini disusun guna
mememenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Dengan adanya observasi ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana seorang
guru mengajar suatu pembelajaran ( mata pelajaran bahasa indonesia ). Kemudian
kita sebagai seorang calon guru tentunya dapat memilih mana yang baik dan tidak
baik untuk diajarkan kepada murid kita ketika sudah mengajar kelak.

B. Tujuan

1. Memenuhi tugas Bahasa Indonesia

2. Mengetahui Metode seorang Guru dalam penyampaian

3. Mengetahui daya simak anak terhadap beberapa metode yang disampaikan

4. Mengetahui metode yang diminati anak saat menyimak

C. Manfaat

1. Dapat bersilaturahmi dengan anak SD dan Guru-guru

2. Menambah pengalaman

3. Mengetahui cara mengajar yang baik dan benar untuk anak SD


BAB II

ISI.

A. Waktu dan Tempat Kegiatan

Hari / Tanggal : Senin, 9 November 2015

Pukul : 01.00 WITA

Tempat : Kantor SD Sungai Rangas Hambuku

Laporan Hasil Wawancara

Narasumber

Nama : Ahmad Gazali

Tempat, Tanggal lahir :Sirih, 04 Juli 1986

Alamat : Jalan P.Abdurrahman Martapura

Lulusan : PGPSD UNLAM Banjarbaru

Pewawancara

1. Abdurrahim

2. Herman Ansyari Akbar

Pertanyaan wawancara

1. Menurut bapak, apakah makna dari bahasa indonesia ?

2. Menurut bapak, mengajar bahasa indonesia itu sulit atau mudah ?

3. Bagaimana cara bapak supaya siswa lebih dapat menerima atau menangkap
materi yang bapak sampaikan ?

4. Dalam masa pembelajaran, apakah bapak menggunakan bahasa indonesia ?

5. Apakah ada siswa yang protes dengan cara bapak mengajar ?


6. Berapa nilai ketuntasan yang bapak berikan pada mata pelajaran bahasa
indonesia ?

7. Lalu, berapa siswa yang tuntas dari jumlah keseluruhan di kelas tersebut ?

8. Menurut bapak, bagaimana cara kita (guru dan calon guru) agar generasi
muda dapat fasih dan bangga dalam berbahasa indonesia ?

B. Hasil Wawancara

Secara umum bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau berkomunikasi berupa
lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas kumpulan kata yang
apabila di gabungkan akan memiliki makna tersendiri. Bahasa diciptakan sebagai
alat komunikasi universal yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia
untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan manusia lainnya. Menurut Bapak
Ahmad Gazali Bahasa Indonesia adalah sebuah alat komunikasi yang digunakan
masyarakat untuk dapat berkomunikasi dengan orang yang berbeda daerah.

Menurut narasumber, mengajar menggunakan bahasa Indonesia gampang-


gampang susah. Karena kebanyakan peserta didik dikelas lebih mendominasi
menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sulit bagi
peserta didik untuk mengerti dan memahami apa yang dijelaskan ketika kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Hal ini menjadi penyebab terbiasanya siswa dan
guru dalam mengunakan Bahasa daerah dibandingkan bahasa indonesia. Adanya
dominasi Bahasa daerah ini mungkin bisa menyebabkan pudarnya pengunaan
Bahasa indonesia.

Berdasarkan uraian diatas, kita bisa mengetahui betapa minimnya pengetahuan


peserta didik tentang pentingnya menggunakan bahasa Indonesia. Beberapa cara
yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan minat peserta didik menggunakan
bahasa Indonesia antara lain adalah dengan cara membiasakan peserta didik
menggunkan bahasa Indonesia tidak hanya ketika mata pelajaran Bahasa Indonesia
saja tetapi untuk semua mata pelajaran selain itu sekolah harus memberlakukan
penggunaan bahasa Indonesia untuk tenaga pendidik sehingga menghasilkan siswa
yang bisa menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar.
Disekolah ini, tenaga pendidik dominan menggunakan bahasa daerah dalam
kegiatan belajar megajar tetapi dalam mata pelajaran tertentu seperti Bahasa
Indonesia, presentasi tenaga pendidik dan peserta didik menggunakan bahasa
Indonesia dalam kegiatan mengajar sekitar 70 %. Dari uraian tersebut, kita dapat
mengetahui bahwa minimnya wawasan dalam berbahasa indonesia baik dari siswa
ataupun pengajar.

Tetapi, dibalik semua itu pengajar di SD Sungai Rangas Hambuku sangat pandai
dalam membuat strategi dalam mengajar agar peserta didik dapat menangkap
materi yang pengajar sampaikan, pertama-tama pengajar membuat siswa tersebut
senang dengan cara bercanda, karena kalau siswa itu senang dia akan mudah
menagkap materi yang disampaikan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil wawancara yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa masih
minimnyapengetahuan tentang bagaimana cara berbahasa indonesia yang baik dan
benar, padahal bahasa indonsia sangatlah penting bagi para peserta didik. Tetapi
dibaik semua itu, para pengajar sangatlah pintar dalam membuat cara agar para
peserta didik dapat menerrima materi yang disampaikan.

Saran

1. Pelajarilah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar agar kita dapat menjadi
generasi yang fasih menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

2. Ketika kita ingin melakukan observasi, siapkanlah diri dan alat alat yang
dibutuhkan agar observasi dapat berjalan dengan lancar.

3. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan
di kemudian hari.

LAPORAN HASIL OBSERVASI


PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
SD NEGERI 2 TUNTANG

Disusun guna memenuhi tugas ujian akhir semester pendidikan bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Imam Mas Arum, M.Pd.
Disusun oleh:
Iko Rizki Amaliyah (115-14-015)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang secara khusus sebagai pengajaran
bagi siswa dibawah pengawasan seorang guru. Tingkat satuan pendidikan yang
dianggap sebagai dasar dari tingkatan pendidikan dimulai dari sekolah dasar.
Pendidikan dasar merupakan hal terpenting untuk menjadikan kualitas anak didik
yang tinggi.
Sebagai seorang calon guru yang nantinya akan mendidik para siswanya
mempunyai kontribusi besar dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan guru madrasah ibtidaiyyah adalah
salah satu jurusan dimana mahasiswanya dicetak sebagai calon guru yang harus
mengetahui lebih awal kondisi sekolah yang sesungguhnya agar pada saat terjun ke
sekolah dapat merencanakan pelaksanaan pendidikan yang berkualitas. Dengan
adanya kegiatan observasi ini, kita dapat mengetahui bagaimana seorang guru
mengajar suatu pembelajaran (mata pelajaran bahasa Indonesia) yang baik dan
benar, yang nantinya dapat kita terapkan saat kita mengajar nanti.
Dalam kesempatan observasi ini, penulis memilih SD NEGERI 2 TUNTANG sebagai
objek observasi mengenai proses pembelajaran bahasa Indonesia. Waktu untuk
melakukan observasi adalah hari sabtu, 13 juni 2015. Waktu yang digunakan saat
observasi relatif singkat yaitu disela-sela aktivitas perkuliahan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan permasalahan
yang ada adalah:
1. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah?
2. Apakah pengajaran yang dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dibuat oleh guru?
3. Kendala apa saja yang dihadapi saat pembelajaran bahasa Indonesia
berlangsung?
4. Metode atau solusi apa yang ditawarkan oleh guru guna mengatasi kendala-
kendala tersebut?
5. Bagaimana mekanisme guru mengajar bahasa indonesia dikelas rendah?

C. TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan adalah
sebagai:
1. Mengetahui proses pembelajaran bahasa Indonesia dikelas rendah.
2. Mengetahui apakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru
sudah sesuai dengan pengeajaran yang dilakukannya.
3. Mengetahui kendala-kendala yang menghampiri saat pembelajaran berlangsung.
4. Mengetahui metode atau solusi yang ditawarkan guna mengatasi kendala-
kendala tersebut.
5. Mengetahui mekanisme guru dalam mengajar bahasa Indonesia dikelas rendah

D. MANFAAT OBSERVASI
Setelah melakukan observasi, penulis dapat mengetahui bagaimana proses
pembelajaran bahasa Indonesia dikelas rendah, mengetahui apakah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan
pelaksanaanya serta mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia beserta metode atau solusi yang ditawarkan serta
bagaimana mekanisme guru dalam mengajar bahasa Indonesia yang sesungguhnya
dikelas rendah.

E. METODE
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi ini adalah:
1. Observasi
2. Hasil wawancara

BAB II
HASIL OBSERVASI

A. PAPARAN DATA
Observasi yang saya lakukan adalah pada kelas rendah (kelas 3 SD). Observasi ini
dilakukan pada:
hari/tanggal : Sabtu, 13 Juni 2015
waktu : 08.00-09.30 WIB
tempat : SD NEGERI 2 TUNTANG
alamat : Desa Kesongo Kec. Tuntang Kab. Semarang

Observasi ini dilakukan dengan narasumber:


Nama : Dyna Nurul Qomariyah, S.Pd.
Umur : 26 tahun
Pendidikan : SDN LOPAIT 1
SMPN 2 TUNTANG
SMAN 1 SALATIGA
UKSW SALATIGA

B. HASIL OBSERVASI
1. Pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah SD NEGERI 2 TUNTANG
Mengajar siswa kelas 3 sekolah dasar memerlukan pengembangan metode
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Karena jika dilihat
dari tingkatnya kelas ini masih tergolong rendah. Maka harus dengan hati-hati
memilih metode yang tepat agar materi mudah tersampaikan kepada peserta didik.
Pembelajaran dikelas juga dilakukan dalam suasana yang bersih, nyaman,
memberikan perlengkapan dan ruang yang cukup bagi setiap siswa, serta
mendukung mereka dalam melaksanakan tugas, baik secara individu maupaun
kelompok. Hal ini dapat memberikan kenyamanan siswa dalam belajar. dan
mengembangkan pembelajaran aktif sehingga dapat meningkatkan keterlibatan
siswa dan terjadi hubungan timbal balik antara siswa dan guru. Selain itu, tempat
duduk diatur sedemikian rupa antara guru dan muridnya. Misalnya dibentuk leter U,
melingkar perkelompok.
Guru selalu memikirkan strategi yang tepat agar materi tersampaikan dengan jelas.
Disamping itu juga melakukan perubahan metode pengajaran supaya siswa tidak
jenuh. Metode yang digunakan antara lain: metode ceramah, metode diskusi,
metode Tanya jawab.
2. Keterkaitan RPP dengan pelaksanaan pembelajaran dikelas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD NEGERI 2 TUNTANG khususnya
dalam mata pelajaran bahasa indonesia dirasa sudah mendekati 100%. Guru dalam
melaksanakan pembelajaran dikelas adalah sesuai dengan apa yang ada pada RPP
yang telah disusunnya terlebih dahulu. Guru mengajar dengan menggunakan buku
panduan pembelajaran bahasa indonesia terkini serta menggunakan properti
pendidikan guna mendukung proses pembelajaran agar hasilnya maksimal.
3. Kendala-kendala yang dialami
Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia kelas 3 di SD NEGERI 2 TUNTANG
ternyata ada beberapa kendala. Diantaranya adalah masih banyak siswa yang
belum terbiasa berbahasa Indonesia. Disamping kurang mengenal kosa kata bahasa
Indonesia, siswa juga kurang memahami tata cara penulisan bahasa Indonesia
sesuai EYD. Selain itu terdapat kendala dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) yang menggunakan metode ceramah. Sehingga peserta didik merasa bosan
dan tidak merespon apa yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga kelas menjadi
tidak hidup.
4. Solusi yang ditawarkan
Untuk mengatasi permasalahan diatas guru menerapkan beberapa solusi
diantaranya, untuk mengatasi permasalahan siswa yang belum terbiasa mengenal
kosa kata bahasa Indonesia, guru menerapkan metode tanya jawab, sehingga siswa
dapat dengan leluasa bertanya tentang apa saja yang mereka belum tahu, begitu
juga guru bisa memberi pertanyaan sehingga memancing siswa untuk berpikir dan
mengembangkan keingin tahuan siswa. Selain itu guru juga menerapkan metode
diskusi, yang mana para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, mendiskusikan
hal-hal yang berkaitan dengan materi lalu mempresentasikan hasil diskusinya
kepada teman yang lain.
Solusi selanjutnya untuk menangani kejenuhan siswa saat guru menyampaikan
materi dengan metode ceramah yaitu merubah tempat duduk dan dibuat dalam
suasana game. Sehingga siswa akan menyimak secara seksama materi tersebut
dan secara cepat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut.
Dengan tempat duduk secara berkelompok guru juga dapat memberikan tugas
misalnya saat tugas bercerita salah satu siswa maju ditengah dan teman yang lain
mengomentari dan memberi penilaian. Lalu sesama kelompok lain berlomba siapa
yang paling bagus. Pembelajaran dikelas 3 ini dibuat semenarik mungkin.
5. Mekanisme pembelajaran di SD NEGERI 2 TUNTANG
Proses pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 2 Kesongo Tuntang adalah dimulai
dengan:
1. Guru menunjuk salah seorang murid untuk memimpin doa sebelum pelajaran
dimulai.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengabsennya.
3. Guru memulai pelajaran dengan bercerita dan memberikan tebakan yang terkait
dengan materi.
4. Mulai masuk materi menyampaikannya dengan menggunakan metode ceramah.
5. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan berdoa.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kegiatan observasi bagi mahasiswa calon guru sangatlah bermanfaat karena dapat
memberikan pandangan awal bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri menjadi
pendidik serta agar siap untuk terjun lansung kesekolah dasar.
Permasalahan yang paling sering muncul adalah tidak semua yang tercantum
dalam RPP dapat dilaksanakan oleh guru. Guru belum sepenuhnya dapat
memanfaatkan properti yang mendukung proses pendidikan serta metode
pengajaran yang digunakan tidak berkembang.
Berdasarkan wawancara yang saya lakukan, bahwa kurikulum yang digunakan
adalah dibuat oleh sekolah dan sumber utama pengajaran adalah buku paket.
B. SARAN
Dengan disusunya hasil observasi ini, penulis sepenuhnya menyadari masih banyak
kekurangan disana-sini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaa penyusunan hasil observasi dikemudian hari.
Dengan disusunnya hasil observasi ini, penulis berharap semoga penyusunan ini
dapat memberikan manfaat serta wacana baru bagi para calon guru.

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika

Dosen Pembimbing: Indah Widiati, S.Pd

Oleh:

IVA MAIRISTI

106411302

KELAS D SEMESTER 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2012
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas
mata kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika dengan judul Proses
Pembelajaran Matematika Kelas VIII Aksel di Sekolah Menengah Pertama
YLPI di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau.

Dalam penyelesaian penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka tidak berlebihan kiranya pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Indah Widiati, S.Pd selaku
dosen mata kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika, Bapak Suhardi, S.Pd
selaku narasumber, kepala sekolah, majelis guru dan seluruh karyawan Sekolah
Menengah Pertama YLPI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
sehingga terselenggaranya observasi ini. Demikianlah laporan ini disusun semoga
bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Dasar dan Proses
Pembelajaran Matematika.

Pekanbaru, April 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan Observasi 2

C. Landasan Teoritis 3
BAB II HASIL OBSERVASI 4

A. Gambaran Objek Observasi 4

B. Kegiatan Pembelajaran Matematika Kelas VIII Aksel

di Sekolah Menengah Pertama YLPI 5

C. Deskripsi Proses Pembelajaran Matematika Kelas VIII Aksel

di Sekolah Menengah Pertama YLPI 8

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran

Kelas VIII Aksel di Sekolah Menengah Pertama YLPI 9

BAB III KESIMPULAN 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN GAMBAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi pelajaran matematika mulai diberikan di sekolah dasar merupakan hal yang
sangat tepat, mengingat matematika telah terbukti sangat bermanfaat bagi peserta
didik baik dalam mempelajari pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Namun perlu disadari bahwa matematika bagi sebagian besar peserta didik
merupakan pelajaran yang sangat sulit sehingga seringkali kita temui peserta didik
yang tidak menyenangi pelajaran matematika. Sebagai guru tentunya bertugas
untuk mengantisipasi agar keadaan seperti itu tidak terjadi. Jika keadaan seperti itu
telah terjadi, maka guru bertugas untuk segera mengatasinya. Jika peserta didik
tidak menyenangi matematika, mungkin salah satu penyebabnya adalah guru
membelajarkan peserta didik hanya dengan menggunakan satu cara yang
kebetulan cara itu tidak cocok untuk peserta didik tersebut.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dijelaskan


pula bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam rangka merealisasikan peraturan
tersebut di atas, proses belajar mengajar perlu ditata secara terkoordinasi, terpadu,
efektif dan efisien. Oleh karena itu guru harus mampu memilih metode yang efisien
dan efektif sehingga tuntutan diatas dapat terpenuhi. Pelaksanaan suatu metode
pembelajaran diperlukan satu atau lebih teknik. Tidak hanya metode pembelajaran,
seorang guru juga harus memiliki pengetahuan tentang model, media dan strategi
pembelajaran yang tepat digunakan dalam suatu proses belajar mengajar.

Dari kondisi dan keadaan yang demikian penulis merasa perlu untuk mengadakan
observasi terhadap permasalahan tersebut dengan judul PROSES PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KELAS VIII AKSEL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YLPI

B. Tujuan Observasi

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan observasi ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran


matematika

2. Mengetahui metode, model dan strategi pembelajaran yang efektif untuk


digunakan dalam proses pembelajaran matematika.

3. Untuk mengetahui dan membahas masalah atau kendala yang muncul dalam
pembelajaran matematika.

C. Landasan Teoritis

Wina (2008: 207) menyatakan bahwa mengajar merupakan proses penyampaian


informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering
juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Kemudian Suhermi (2006: 18)
menyatakan bahwa pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang
sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan kelas
atau sekolah yang memungkinkan kegiatan peserta didik belajar matematika
sekolah.

Untuk menerapkan pembelajaran matematika yang efektif, efisien dan lebih


menyenangkan, dibutuhkan metode, model atau strategi pembelajaran yang tepat.
Menurut Suhermi (2006: 89), metode pembelajaran adalah cara yang dapat
digunakan untuk membelajarkan suatu materi ajar. Untuk dapat melakukan tidak
memerlukan keahlian khusus namun memerlukan satu atau lebih teknik. Beberapa
contoh metode pembelajaran yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode
ekspositori, metode tanya jawab, metode diskusi dan lain sebagainya.

Selain dengan menerapkan metode, model dan startegi pembelajaran yang tepat,
seorang guru juga harus pandai memotivasi peserta didik. Dengan motivasi,
peserta didik akan tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran dan diharapkan akan
menyenangi mata pelajaran yang diajarkan. Menurut Wina (2008: 250), motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk
melakukan berbagai usaha dan aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk
mencapai tujuan tertentu.

BAB II

HASIL OBSERVASI

A. Gambaran Objek Observasi

1. Identitas Narasumber

Nama Lengkap : Suhardi, S.Pd

Tempat Tanggal Lahir : Buluh Cina, 20 September 1984

Pendidikan Terakhir: S1 Jurusan Pendidikan Matematika UIN Sultan Syarif Qasim,


Riau

Pengalaman Kerja :

MTS Darul Quran Tarai Bangun

Pimpinan Bimbingan Belajar ABC

Guru di Jarimatika

Sekolah Menengah Pertama YLPI

2. Pelaksanaan Observasi

Tempat : Kelas VIII Aksel di SMP YLPI Marpoyan Damai

Jumlah Peserta didik : 13 Orang

Tanggal : 11 April 2012

Waktu : 09:50 WIB 11:00 WIB

Materi : Persamaaan garis lurus yang melalui satu titik dan dua titik
B. Kegiatan Pembelajaran Matematika Kelas VIII Aksel di Sekolah
Menengah Pertama YLPI

Dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama YLPI kelas VIII Aksel,
metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab dan
diskusi. Ketiga metode diatas digunakan secara bersamaan dalam proses
pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode tersebut diatas, dikarenakan
materi pelajaran yang sudah mendekati ulangan harian. Sehingga materi tidak lagi
berupa materi inti, melainkan materi pembahasan soal latihan. Untuk
menggabungkan ketiga metode diatas, guru mempunyai cara tersendiri. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru, yaitu:

a) Kegiatan Awal (15 Menit)

Membuka pelajaran

Guru memasuki ruangan belajar dan menyapa dengan salam. Kemudian peserta
didik memberikan salam kepada guru dan membaca doa sebelum memulai proses
pembelajaran.

Mempersiapkan Perlengkapan Belajar Mengajar

Guru bersama peserta didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta


perlengkapan belajar lainnya.

Apersepsi

Setelah perlengkapan belajar mengajar telah dipersiapkan dengan baik. Guru mulai
memotivasi peserta didik dan mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya.

b) Kegiatan Inti (40 Menit)

Guru menjelaskan materi pelajaran

Setelah membahas materi pelajaran sebelumnya, guru mulai menjelaskan materi


pelajaran selanjutnya. Saat observasi berlangsung, guru menjelaskan materi akhir
pelajaran yang sudah mendekati ulangan harian. Sehingga waktu yang diperlukan
tidak begitu lama.

Melakukan tanya jawab

Proses tanya jawab antara guru dan peserta didik dilakukan saat guru menjelaskan
dan saat guru telah selesai menjelaskan materi pelajaran.

Guru memberikan soal latihan kepada semua peserta didik


Beberapa soal latihan diberikan setelah seluruh pertanyaan dari peserta didik
terjawab dan peserta didik sudah dianggap paham dengan materi yang dipelajari.

Peserta didik mendiskusikan jawaban

Dalam mengerjakan soal latihan, guru memberikan kesempatan kepada peserta


didik untuk berdiskusi bersama temannya agar lebih mudah memahami materi
pelajaran yang disampaikan guru.

Mengumpulkan jawaban

Teknik mengumpulkan jawaban yaitu dengan cara pengumpulan jawaban satu


persatu. Maksudnya, apabila peserta didik telah selesai menjawab soal yang
pertama, peserta didik harus mengumpulkannya terlebih dahulu. Guru memberikan
penghargaan dengan nilai tertulis dibuku latihan peserta didik. Kemudian peserta
didik dapat melanjutkan soal latihan yang kedua. Begitu juga dengan latihan soal
selanjutnya. Oleh karena itu, peserta didik akan berlomba-lomba mengumpulkan
jawaban latihan mereka.

Guru mengarahkan peserta didik

Apabila masih ditemui peserta didik yang belum pernah mengumpulkan jawaban
latihan, guru segera menghampiri dan mengarahkan peserta didik tersebut.

Guru bersama peserta didik membahas soal bersama

Apabila ditemui soal latihan yang dianggap sulit dan perlu dijelaskan kembali, maka
guru dan peserta didik akan membahas soal tersebut bersama-sama.

c) Kegiatan Akhir (15 Menit)

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran

Diakhir pelajaran, guru bersama peserta didik menyimpulkan kembali materi


pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.

2. Menutup proses pembelajaran

Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa dipertemuan berikutnya


akan diadakan ulangan harian. Kemudian bersama-sama menutup pelajaran dengan
berdoa dan memberikan salam.

C. Deskripsi Proses Pembelajaran Matematika Kelas VIII Aksel di Sekolah


Menengah Pertama YLPI

Berikut merupakan deskripsi proses pembelajaran matematika kelas VIII Aksel


Sekolah Menengah Pertama YLPI. Menurut hasil observasi yang dilakukan, saat
proses pembelajaran berlangsung guru menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif. Untuk menciptakan suasana yang demikian, guru menjadikan suasana
yang lebih santai atau informal. Menciptakan suasana yang lebih santai dan
informal dilakukan guru dengan cara menyapa setiap murid yang mulai merasa
bosan mengikuti pelajaran. Kemudian ditambah lagi dengan humor-humor ringan.
Sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

Guru tidak mengalami masalah yang cukup serius dalam proses pembelajaran
matematika. Hal ini dikarenakan guru mengajar di kelas Aksel. Kelas Aksel ini terdiri
dari peserta didik yang dapat dikatakan lebih aktif, pintar dan cepat dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Namun, dalam suatu proses
pembelajaran pasti masih terdapat suatu masalah. Salah satunya yaitu peserta
didik yang mulai bosan dengan pembelajaran. Masalah demikian dapat diatasi oleh
guru sebagaimana dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan cara menyapa dan
mengingatkan peserta didik serta memberikan motivasi dan humor-humor ringan.
Dengan demikian masalah dapat segera diatasi oleh guru sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan kondusif.

D. Faktor-faktor yang Mempengarui Kesuksesan Pembelajaran Kelas VIII


Aksel di Sekolah Menengah Pertama YLPI

Dari observasi yang telah dilakukan, tidak dijumpai masalah yang cukup serius.
Berikut ini merupakan faktor pendukung suksesnya kegiatan belajar mengajar Kelas
VIII Aksel di SMP YLPI:

1. Guru

Faktor pendukung yang terutama berasal dari guru. Guru menciptakan suasana
belajar yang informal, tetapi tetap terarah. Guru selalu memberikan kebebasan
kepada peserta didik dalam melakukan hal apapun. Baik itu bernyanyi, makan,
minum, duduk di lantai dan lain sebagainya. Namun demikian, suasana santai tetap
terarah dengan penerapan metode yang sesuai dan disukai peserta didik.

2. Peserta didik

Guru mengajar dikelas VIII Aksel dengan kemampuan peserta didik yang dapat
dikatakan sangat baik. Dengan keadaan peserta didik yang demikian, proses
pembelajaran tentunya tidak akan mengalami banyak masalah.

3. Suasana dan Kondisi

Suasana dan kondisi juga sangat mendukung suatu proses pembelajaran. Kondisi
ruang belajar yang ditemui sangat nyaman dan bersih. Dengan ruangan yang
dilengkapi dengan perlengkapan belajar mengajar dan media elektronik yang
lengkap. Kemudian didukung pula dengan jumlah siswa yang tidak begitu banyak
yaitu 13 orang peserta didik. Sehingga guru sangat mudah dalam mengontrol
seluruh peserta didik.

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan uraian yang telah disajikan terdahulu, maka


berikut dikemukakan kesimpulan observasi bahwa proses pembelajaran matematika
Kelas VIII Aksel di Sekolah Menengah Pertama YLPI berjalan dengan optimal dan
kondusif. Hal ini dikarenakan guru selalu mempertimbangan metode, model atau
strategi yang tepat digunakan untuk suatu materi pelajaran didalam proses
pembelajaran. Sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran matematika. Metode yang digunakan yaitu metode ceramah, diskusi
dan tanya jawab. Proses pembelajaran matematika berjalan dengan optimal dan
disenangi oleh peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Suhermi (2006). Strategi Pembelajaran Matematika. Pekanbaru : Cendikia Insani


Pekanbaru

Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Lampiran Gambar

Proses pembelajaran yang terjadi dikelas kelas atas SMP sudah kondusif, guru tidak
hanya menggunakan satu metode saja, sehingga pada saat proses pembelajaran
berlangsung, siswa tidak mudah bosan maka suasana kelas menjadi terkendali.
Guru juga aktif dalam menggunakan media yang berhubungan dengan materi yang
sedang disampaikan, misalnya menyampaikan materi tentang unsur-unsur bola.
Guru menggunakan sebuah media pembelajaran untuk membuat lebih menarik
Seperti LCD dan Sebuah bola kecil.

Dalam mengikuti proses pembelajaran semua siswa mendengarkan dan menyimak


setiap materi yang sedang diberikan oleh guru. Siswa cenderung sibuk dengan
aktifitasnya sendiri, ketika mereka disuruh mengerjakan soal latihan di papn tulis.
kemungkinan ini terjadi karena guru kurang dalam hal merangsang siswanya untuk
aktif dalam setiap proses pembelajaran. Tetapi ada juga murid yang memang selalu
aktif untuk lebih tahu tentang materi yang sedang diberikan oleh guru, misalnya
dengan bertanya kepada guru atau berdiskusi dengan temannya.

Untuk langkah-langkah kegiatan belajar mengajar Sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal ( 5 menit )

a. Guru mendemonstrasikan bangun ruang bentuk bola

b. Guru bertanya bagaimana menemukan rumus luas permukaan dan volume bola.

2) Kegiatan inti ( 70 menit )

a. Guru mendemonstrasikan cara menemukan volume bola dengan pendekatan


volume kerucut.

b. Dengan diskusi dan demonstrasi guru, siswa menemukan rumus volume


setengah bola dan bola utuh.

c. Guru mendemonstrasikan cara menemukan luas permukaan bola dengan


pendekatan luas lingkaran.

d. Dengan diskusi dan demonstrasi guru, siswa menemukan rumus luas setengah
bola, setengah bola pejal, dan bola utuh.

e. Dengan diskusi siswa mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru.

3. Kegiatan akhir ( 5 menit )

- Guru menegaskan kembali tentang rumus luas permukaan, dan volume bola.

- Guru memberikan latihan soal sebagai PR.

C. Metode Pembelajaran

Sebagai seorang guru, tentunya mengetahui metode-metode pembelajaran di


sekolah sangatlah penting. Tanpa mengetahui metode-metode pembelajaran,
jangan harap proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu dalam observasi ini ada 4 macam metode yang di gunakan guru
dalam proses pembelajaran yaitu :

1. Metode Ceramah
Menurut Wina (2006), metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.

Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering disunakan oleh
setiap guru atau instruktur. Halini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan
tertentu, juga adanya factor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa.

Ada beberapa alasan mengapa ceramah ini sering digunakan. Alasannya ini
sekaligus merupakan keunggulan metode ini.

1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan.

2) Ceramah dapat menyajikan materi yang luas.

3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang ditonjolkan.

4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas.

Disamping beberapa kelebihan diatas, ceramah juga memiliki beberapa


kelemahan :

1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru.

2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan trjadinya


verbalisme.

3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan.

4) Melaui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum.

2. Metode Tanya Jawab

Isriani dan Dewi (2012:16), menyatakan bahwa metode Tanya jawab merupakan
metode guru bertanya kepada siswa. Pertanyaan merupakan perbuatan bertanya,
permintaan keterangan, atau sesuatu yang ditanyakan. Pertanyaan merupakan
pembangkit motivasi yang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir.

Pertanyaan yang baik ditandai oleh beberapa hal :

1) Adanya respon dari peserta didik untuk menjawabnya.


2) Adanya rasa tidak puas atas pertanyaan yang diberikan.

3) Adanya pertanyaan yang tidak terlampau menghendaki jawaban ya atau


bukan.

4) Pertanyaan yang jelas dan mudah dipahami.

Kelebihan metode Tanya jawab Sebagai berikut :

1) Metode Tanya jawab dapat memperolh sambutan yang lebih aktiv.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan keberanian.

3) Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada.

Kelemahan metode Tanya jawab antara lain dapat menimbulkan


penyimpangan dari pokok persoalan. Hal ini terjadi jika kelompok siswa member
jawaban atau mengajukan pertanyaan yang dapat menimbulkan masalah baru dan
menyimpang dari pokok persoalan.

3. Metode Diskusi

Wina (2006: 154) Menyatakan, bahwa metode diskusi adalah pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawb pertanyaan, menambah da
memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen,
1998).

Adapun kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar


mengajar :

1) Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif.

2) Dapat melatih untuk membiasakan siri bertukar pikiran dalam mengatasi


setiap permasalahan.

3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat secara verbal.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan yaitu :

1) Sering terjadi pembicaraan dala diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa
yang memiliki terampil bicara.
2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan
menjadi kabur.

3) Memerlukan waktu yang cukup panjang.

4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional


yang tidak terkontrol.

4. Metode Demonstrasi

Menurut wina (2006) metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran


dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebnarya atau hanya skedar tiruan.

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan,


diantaranya :

1) Perhatian siswa dapat dipusatkan.

2) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.

3) Dapat menambah pengalaman siswa.

4) Dapt mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkret.

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa


kelemahan, diantaranya :

1) Memerlukan waktu yang culup banyak.

2) Apabila kekrangan media, metode demostrasi menjadi kurang efisien.

3) Untuk mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat khusus.

Cara-cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi adalah :

1) Tentukan terlebih dahulu hasil yag ingin dicapai.

2) Guru mengarahkan demonstrasi sehingga siswa memperoleh pengertian dan


gambaran yang benar.

3) Pilih dan kumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan dilaksanakan.

4) Berikan pengertian yang jelas tentang landasan teori yang didemonstrasikan

D. Analisa Metode yang tepat dalam pembelajaran Matematika


Metode yang digunakan pada pembelajaran matematika SMP Stella Matutina kelas
IX C sudah tepat. Namun ada juga metode yang sama baiknya yang dapat
digunakan pada pembelajaran matematika yaitu Metode Inkuiri.

Metode inkuiri merupakan metode yang relatif baru. Metode inkuiri disebut juga
metode penemuan yang sangat penting, penting untuk dilakukan siswa.

Menurut Wina (2006), metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Siswa benar-
benar ditempatkan sebagai subjek dan objek dalam belajar. Peranan guru dalam
pembelajaran dengan metode inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.
Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk
dipecahkan.

Tujuan metode inkuiri adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan keterlibatan peseta didik dalam menemukan dan memproses


bahan pelajaran.

2) Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan


pengalaman belajarnya.

3) Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkunagan sebagai


sumber belajar yang tidak ada habisnya.

4) Memberikan pengalaman belajar seumur hidup.

Alasan Penggunaan metode inkuiri/penemuan adalah sebagai berikut :

1) Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat.

2) Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah, tetapi dari lingkungan
sekitar.

3) Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.

4) Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.

Metode inkuiri ini banyak dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan,


diantaranya:

1) Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, efektif, dan pksikomotor


secara seimbang.
2) Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.

3) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.

Disamping memiliki keunggulan, Metode inkuiri mempunyai kelemahan,


diantaranya :

1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2) Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan


kebiasaan siswa dalam belajar.

3) Kadang-kadang dalam mengimplementasika, memerlukan waktu yang


panjang, sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan.

BAB IV

KESIMPULAN

Keaktifan siswa dalam proses belar dipengaruhi dari metode pembelajaran yang
dipilih oleh guru dan bagaimana cara guru membuat siswa tertarik dalam mengikuti
pelajaran. Maka guru dalam menyampaikan materi kepada siswa harus berfariasi.
Jika siswa menyenangi pelajaran yang diberikan oleh guru, maka siswa akan
semangat dan aktif dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Sehingga guru harus bisa memahami kondisi belajar maupun siswa yang akan
diajar. Sehingga siswa bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

BAB II

HASIL OBSERVASI

A. Profil Sekolah dan Profil Kelas

Profil Sekolah:

Nama Sekolah : SD Kanisius Demangan Baru

Alamat : Jl. Demangan Baru 22, Caturtunggal, Depok

Fasilitas Sekolah : - Laboratorium komputer


- Lapangan olah raga
- Perpustakaan
- Tempat ibadah
- Ruang Kegiatan
- Kantin

Profil Kelas:

Nama Wali Kelas : Leni Maryati

Nama Guru Matematika : Elisabeth Rina Umami, S.pd.

Kelengkapan Kelas : Daftar siswa, jadwal piket, jadwal pelajaran,

kalender, hasil karya siswa

Jumlah siswa : 31 siswa

B. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika di Kelas

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V guru menggunakan


metode ceramah dan praktek. Pembelajarannya hanya menggunakan alat bantu
jangka. Guru memberi contoh di depan kelas cara menggunakan jangka dengan
benar. Setelah itu guru bersama-sama dengan siswa membuat lingkaran. Guru
menyuruh siswa untuk membuat gambar bola dan roda becak. Dan pada saat
akhir pelajaran guru meminta siswa untuk menuliskan refleksi.

2. Keaktifan Siswa

Pada awal proses pembelajaran guru menggunakan lagu sebagai media untuk
menerangkan materi lingkaran pada siswa dan siswa sangat aktif dalam
menirukan lagu dan gerakan yang di ajarkan oleh guru. Keaktifan siswa mulai
berkurang saat memasuki pertengahan jam pelajaran, karena guru hanya
menggunakan metode ceramah. Tetapi, saat guru membahas soal latihan yang
diberikan keaktifan siswa muncul kembali. Siswa mengangkat tangan, berebut
menjawab untuk dibahas bersama.

C. Permasalahan-Permasalahan yang Muncul dalam Pembelajaran

Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan saat guru memberikan


penjelasan. Ada siswa yang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, ada
yang asyik menggunting-gunting kertas, ada yang sibuk dengan mainan yang
dibawanya. Media yang digunakan memang sangat terbatas sehingga siswa
banyak yang jenuh dan bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Tanggapan mengenai kegiatan pembelajaran

Pada proses pembelajaran matematika kelas V di SD Kanisius Demangan Baru


kurang ada interaksi antara guru dan siswa. Guru masih terlihat sangat menonjol
didalam kelas. Kurangnya penggunaan media dan metode pengajaran juga
menjadi alasan kurangnya keaktifan siswa. Pada akhir pelajaran guru meminta
siswa untuk menuliskan refleksi dan menurut kami kegiatan ini sangat bagus
karena siswa dapat menuliskan perasaan ataupun kesulitan-kesulitan yang siswa
alami dalam mengikuti proses pembelajaran.

B. Hal-hal yang dapat dipelajari sebagai seorang calon guru

Sebagai seorang calon guru kami dapat mempelajari cara mengajarkan materi
lingkaran di kelas V. Karena media yang digunakan untuk menyampaikan materi
lingkaran sudah cukup. Selain itu, kami juga mengetahui bagaimana cara
mengkondisikan kelas yang ramai dan cara meningkatkan keaktifan siswa di
kelas.

C. Masukan / ide-ide yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran

Lebih memeperhatikan siswa, karena tidak semua siswa memiliki kemampuan yang
sama dalam memahami materi pelajaran ini. Mengurangi penggunaan metode
ceramah saat pembelajaran berlangsung juga dapat membuat proses belajar
mengajarkan menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan, bahwa media merupakan salah satu yang dapat digunakan
untuk mempermudah siswa dalam memahami suatu mata pelajaran khususnya
disini adalah pelajaran matematika yang dianggap sulit dan membosankan
sehingga siswa sulit untuk memahami pelajaran ini. Namun, dengan media akan
dapat membantu siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran,
ditambah lagi apabila media tersebut sangat menarik sehingga dapat memancing
anak untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran dan pembelajaran tidak
berlangsung monotun dan membosankan, maka dengan sendirinya akan muncul
minat belajar siswa.

B. Saran

Materi yang di ajarkan sudah bagus, berkaitan dengan kehidupan sehari - hari.
Sehingga siswa akan mudah menangkap materi ini. Guru harus lebih bisa
mengkondisikan siswa supaya tidak cenderung ramai dan menganggap matematika
penting bagi kehidupan sehari - hari tak terkecuali lingkaran.

Daftar Pertanyaan dan Jawaban dalam Wawancara dengan Guru Mengenai


Model Pembelajaran yang Digunakan Di Kelas

Narasumber : Ibu Br. Nadapdap (Mengajar Bidang Studi B.


Indonesia)

Nama Sekolah : SMAN 2 Bandar Kab. Simalungun Prov. Sumatera Utara

Pertanyaan: Bagaimana keadaan kelas dan siswa tempat ibu mengajar?

Jawaban : Berdasarkan sistem kurikulum baru yang ditetapkan pemerintah,


maka jumlah murid disekolah kami masing-masing berjumlah 30 orang per kelas
dan suasana pembelajaran dikelas tergolong kondusif ketika PBM berlangsung.

Pertanyaan : Ketika melakukan PBM di kelas, apakah ibu menerapkan model


pembelajaran? Bila ya, model pembelajaran apa yang ibu terapkan?

Jawaban : Tentu saja setiap saya melakukan proses pembelajaran di kelas, saya
selalu menerapkan model pembelajarn agar proses pembelajaran lebih efektif dan
semua siswa turut aktif sehingga diharapkan dapat mencapai tingkat kompetensi
yang diinginkan.

Model pembelajaran yang saya terapkan bagi siswa-siswi tergantung pada


materi pembelajaran yang saya berikan. Misalnya materi yang saya ajarkan adalah
mengenai drama, maka saya menerapkan model pembelajaran yang sifatnya
demonstran atau drama. Kalau materi yang saya ajarkan bersifat analisis dan
teoritis maka saya biasanya menerapkan model jigsaw.

Pertanyaan : Bagaimana langkah-langkah atau adakah langkah-langkah khusus


yang ibu lakukan ketika menerapkan model-model pembelajaran?

Jawaban : Penerapan model-model pembelajaran yang saya lakukan dikelas


seperti yang saya katakan tadi bergantung pada materi yang saya ajarkan dan
tentunya langkah-langkahnya pun bergantung pada model pembelajarannya.
Langkah-langkahnya harus sesuai dengan modelnya. Misalnya model jigsaw, saya
pertama sekali membentuk dan membagi kelompok yang heterogen dulu yang
mana nantinya ada kelompok ahli dan ada kelompok asal, saya mengkombinasikan
antara siswa yang pandai, sedang dan kurang. Setelah itu saya berikan materi
pelajaran bagi masing-masing kelompok untuk didiskusikan kemudian, masing-
masing siswa dari dari kelompok asal saya gabungkan menjadi kelompok ahli yang
akan menjelaskan materi yang ia pelajari. Begitu seterusnya sampai semua siswa
benar-benar mengerti materi yang saya berikan.

Pertanyaan : Kesulitan atau kendala-kendala apa saja yang sering ibu temui
saat pelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran?

Jawaban : Kesulitan yang sering saya temui adalah ada dari dua sisi. Yang
pertama itu dari siswanya dan kemudian dari sarana dari sekolah yang kurang
memadai. Dari sisi siswa misalnya masih ada beberapa siswa yang masih kurang
percaya diri ketika mengikuti pembelajaran atau malu-malu kalau misalnya
bergabung dengan teman-temannya yang lain, mungkin karena tidak terbiasa
dengan diskusi diluar kelas sehingga ada beberapa siswa yang agak canggung dan
kebingungan ketika saya menerapkan model pembelajaran tertentu. Pola pikir
siswanya masih banyak yang terlalu monoton atau kurang cepat menangkap
pelajaran sehingga kadang-kadang membutuhkan waktu lama untuk
menerapkannya karena waktu pembelajarannya rata-rata hanya 2x45 menit,
dengan kata lain, waktu untuk menerapkan model itu saya rasa kurang karena
memang membutuhkan waktu yang agak lama. Kalau dari segi sarana dan prasaran
mungkin karena sekolah kami belum termasuk ditengah kota besar sehingga
fasilitasnya pun masih kurang memadai sehingga cukup menyulitkan ketika saya
ingin menerapkan beberapa model pembelajaran tertentu. Misalnya kurang
tersedianya infokus ketika ingin mendemonstrasikan mata pelajaran yang saya
bawakan.

Pertanyaan : Bagaimana rata - rata kemampuan siswa dalam menerima materi


pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran?

Jawaban : Kemampuan rata-rata siswa yang saya ajarkan masih tergolong


biasa-biasa saja karena mungkin pola pikirnya belum luas dan kurang berkembang,
tidak seperti di kota jadi tidak semua materi yang saya ajarkan dapat diterima
dengan maksimal

Pertanyaan: Bagaimanakan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model-


model pembelajaran?

Jawaban : Prestasi belajarnya masih tergolong biasa-biasa saja artinya


kebanyakan siswa masih didominasi oleh siswa-siswa yang kurang dapat menyerap
pelajaran dengan maksimal sehingga hasil akhir seperti ujiannya pun kurang
memuaskan dan masih jauh dari apa yang saya harapkan. Mungkin karena memang
masih terlalu mendaerah sekolahnya jadi para siswa masih banyak yang kurang
memanfaatkan teknologi pada hal ada banyak hal yang bisa didapat dari internet
misalnya untuk menambah wawasan diluar dari model pembelajaran yang saya
lakukan. Dengan kata lain bahwa prestasi belajar itu tidak melulu ditentukan oleh
model pembelajaran, tergantung bagaimana keefektivan dan kreativitas siswa itu
dalam mengembangkan wawasannya.

Pertanyaan : Pernahkan para siswa mengeluh tentang penerapan model-model


pembelajaran yang ibu terapkan?

Jawaban : Tidak pernah. Mereka cenderung menurut saja dengan berbagai


model-model pembelajaran yang saya berikan.

Pertanyaan: Apa rencana ibu kedepannya untuk lebih memotivasi dan


meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model-model pembelajaran? Misalnya
apakah ibu akan berinovasi dalam penerapan model-model itu?

Jawaban : Ya tentunya saya akan terus berusaha untuk mengembangkan model-


model pembelajaran yang cocok untuk siswa-siswa saya. Saya selalu memantau
sampai sejauh mana keefektivan model-model pembelajaran yang telah saya
terapkan. Dan tentunya akan ada inovasi yang akan saya terapkan kemudian yang
saya kondisikan dengan siswa.

Ringkasan dan Kesimpulan hasil wawancara :

Dari hasil wawancara yang saya lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa di
pembelajaran di SMA Negeri 2 Bandar, Kab. Simalungun Prov. Sumatera Utara,
sudah menerapkan model-model pembelajaran. Model-model pembelajaran yang
dilakukan atau diterapkan disesuaikan dengan materi pelajaran yang diberikan oleh
guru yang bersangkutan. Narasumber atau guru tersebut mengatakan bahwa pada
dasarnya kemampuan siswa-siswi dalam menyerap dan mengikuti pembelajaran di
SMA Negeri 2 Bandar masih tergolong rendah karena kondisi lingkungan mungkin
yang masih bersifat kedaerahan sehingga kemampuan berpikirnya masih jauh dari
siswa-siswi yang bersekolah di pusat kota atau di kota. Dengan demikian
penggunaan model-model pembelajaran yang sudah diusahakan semaksimal
mungkin masih belum bisa mendongkrak prestasi belajar yang tinggi sebagaimana
yang diharapkan oleh narasumber. Dalam penerapan model-model pembelajaran,
kendala yang paling sering dan umum yang dialami oleh narasumber adalah
siswanya yang masih malu-malu atau kurang percaya diri atau kaku ketika PBM
berlangsung, sarana atau fasilitas dari sekolah yang kurang memadai atau bahkan
tidak lengkap, dan waktunya yang kurang sehingga kadang-kadang tidak semua
tujuan pembelajaran tercapai. Untuk kedepannya narasumber mengaku akan terus
mengembangkan model-model pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa yang
diajarnya.
BAB III

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Pelakasanan Kegiatan Observasi

Hari : Jumat dan Sabtu

Tannggal : 22 dan 23 Mei 2015

Tempat : MI Darussalam Taman Sidoarjo

Kepala Sekolah : Aimmatul Aliyah, S.Pd.I

Wali kelas : Mochammad Feriyanto, S.Pd

Guru Matematika : Miftachul Khoir

B. Hasil Observasi

Hari Pertama (Wawancara bersama Guru Matematika)

Wawancara tentang kesulitan mengajar siswa dalam pandangan guru.

Narasumber : Bapak Miftakhul Khoir

Mata pelajaran : Matematika

Pewawancara : Titin Hariati, Yuni Purwanti, Fitrotul Azizah

Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan :

1. Bagaimana kesulitan mengajar siswa dari segi penglihatan guru ?

Jawaban : Saya sering kesulitan dalam mengkondisikan siswa agar lebih


konsentrasi terhadap pelajaran saya, ada bebarapa siswa yang belum bisa
membaca dan terdapat 3 siswa hiperaktif yang sulit untuk diatur

2. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang Anda dapatkan ?

Jawaban : Anak-anak senang dengan permainan jadi saya membuat permainan


untuk menghibur juga dengan tebak-tebakan dan memadupadankan dengan
pembelajaran, lalu untuk beberapa anak yang hiperaktif saya berusaha
memisahkan tempat duduk mereka tidak membaur dengan anak lainnya agar tidak
mempengaruhi teman-temannya
3. Apa perbedaan yang mencolok antara siswa yang pendiam dan
hiperaktif ?

Jawaban : Anak yan ghiperaktif menurut saya kurang mampu menguasai


pelajaran justru anak yang pendiam lebih memahami pelajaran serta mendapat
nilai bagus

4. Apakah sekolah memfasilitasi untuk mengatasi masalah siswa misal


yang hiperaktif,terlalu pendiam atau siswa yang tidak bisa membaca?

Jawaban : Saya rasa tidak ada hal seperti itu karena jika dalam kelas melakukan
hal demikian guru tidak bisa fokus terhadap semua siswa jadi takut tertinggal untuk
siswa lain tetapi saya membantu sebisa saya meski tidak maksimal

5. Permasalahan yang dihadapi siswa apakah mengganggu dalam proses


belajar mengajar?

Jawaban : Sangat mengganggu karena siswa yang hiperaktif tersebut


mempengaruhi teman-temannya

6. Bagaimana hubungan pihak sekolah dengan wali murid apakah


diberitahu tentang kesulitan siswa dalam belajar apa saja ?

Jawaban : Saya kira hubungan pihak sekolah sangat minim karena hanya
bertemu saat pembagian rapot saja itupun ada wali murid yang tidak hadir tetapi
untuk hasil belajar dan kesulitan siswa tetap diberitahukan kepada masing-masing
wali murid

7. Apa strategi yang Bapak lakukan untuk mengajar ?

Jawaban : Karena anak-anak senang terhadap permainan misal dalam bab


bangun ruang saya sering mengajak anak-anak melakukan permainan tertentu
yang berhubungan dnegan bab itu

8. Bagaimana penggunaan bahasa Bapak dalam mengajar ?


Jawaban : Saya menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai tapi terkadang saya
memakai bahasa jawa untuk mempermudah anak-anak dalam memmahami
penjelasannya

9. Apakah Anda memakai media khusus untuk menjelaskan atau siswa


membawa alat bantu seperti contoh sempoa ?

Jawaban : Tidak, pembelajaran yang saya gunakan dengan menggunakan


ceramah dan jarimatik

10. Apa yang membuat Bapak betah dalam mengajar ?

Jawaban : Karena saya memang suka anak-anak apalagi melihat mereka aktif

11. Bagaimana menurut Anda apakah sistem yang digunakan sekolah


sudah sesuai untuk anak-anak misal untuk penempatan jadwal pelajaran ?

Jawaban : Saya kira sudah sesuai selain menempatkan jadwal sesuai dengan
kondisi guru tapi juga tepat untuk anak-anak

12. Apakah ada perlakukan khusus dari pihak sekolah untuk anak
dari kalangan tokoh masyarakat sekitar ?

Jawaban : Saya kira tidak ada karena ada anak kepala sekolah disini diperlakukan
sama dengan murid lainnya

13. Bagaimana dengan hasil belajarnya dari siswa perempuan atau


laki-laki yang lebih unggul ?

Jawaban : Dari siswa perempuan

14. Saat seperti apa Bapak mengalami kondisi terlalu bingung


sehingga seperti ingin menyerah ?

Jawaban : Saya sering pusing dan seperrti bingung sendiri saat salah satu siswa
yang hiperaktif tersebut mempengaruhi siswa yang lain jadi semua siswa tidak
terkendali
Hari Kedua (Pemberian Angket kepada Siswa kelas IV)

Dengan pemberian angket, maka dapat memudahkan peneliti dalam merumuskan


berbagai persoalan yang ada dalam prosses pembelajaran khususnya pembelajaran
matematika kelas IV MI Darussalam Taman.

Bagaimanakah mata pelajaran matematika menurut anda ?

Pendapat
No Nama Siswa Muda Sangat Sanga
Sulit
h Mudah t Sulit

1. Abdullah Khowarysmy

2. Akhmat Rijal Lillah

3. Arya Gemilang H.

4. Habil Abdillah

5. Irfa Amirul Haq

6. Mohammad Sony S.
7. M. Rifky Ardiansyah

8. M. Febri Andiliani

9. M. Firdaus Adi Mahir P.

10. Marsihan Firmansyah

11. Muhammad Firnanda

12. Naila Izza Erianti

13. Nurul Lailatul Mufidah

14. Nur Rochmah Mutiara

15. Putri Dwi Anggraini

16. Rahma Safitriana

17. Reza Maulana Ibrahim

18. Riska Fatih kamila S

19. Sachzania Inka Putri

20. Wanda dwi mutiara


Hadi

21. Zayyana Riyu Nabila

22. Hesti Dwi Rahmawati

23. Ahmad Mamluq

24. Arif Alfian Thoriq

Keterangan Jumlah

Mudah 6

Sangat Mudah -

Sulit 11

Sangat Sulit 7

Total 24

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa usia sekolah dasar adalah masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia
enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Pada masa ini
walaupun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan
kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan
kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif
terhadap dirinya sendiri, sehingga mengahambat mereka dalam belajar. Walaupun
demikian tetap saja pada masa usia sekolah dasar secara relative anak-anak lebih
mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya.

Berdasarkan pengamatan oleh peneliti, yang dilakukan berdasarkan hak angket


yang diberikan kepada siswa kelas IV MI Darussalam, dapat dinyatakan bahwa
Siswa kelas IV MI Darussalam dominan mengalami kesulitan pada saat
pembelajaran matematika.

Selain siswa, guru pun juga mengalami berbagai macam kesulitan dalam mengajar
matematika. Khususnya bagi siswa yang belum bisa membaca dan siswa yang
hiperaktif, khusus bagi yang hiperaktif guru kesulitan dalam mengondisikannya
karena sedikit besar siswa yang hiperaktif tersebut akan mempengaruhi siswa yang
lain. Sehingga pembelajaran matematika akan sulit untuk disampaikan. Namun,
kesulitan belajar tersebut dapat diatasi melalui berbagai cara. Hal tersebut
berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh Bapak Miftachul Khoir selaku guru
matematika kelas IV MI Darussalam.

B. Saran

Dari hasil penelitian mengenai kesuliatan belajar matematika kelas IV MI


Darussalam Taman tersebut. semoga dapat menjadi pelajaran bagi guru untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai kesulitan anak dalam belajar matematika.

Selain itu laporan ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi guru dalam
mengatasi berbagai kesuliatan belajar anak khusunya dalam mata pelajaran
matematika.
Laporan ini semoga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para pendidik
dalam proses belajar mengajar khususnya bagi siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah.

Anda mungkin juga menyukai