BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
2. Menambah pengalaman
ISI.
Narasumber
Pewawancara
1. Abdurrahim
Pertanyaan wawancara
3. Bagaimana cara bapak supaya siswa lebih dapat menerima atau menangkap
materi yang bapak sampaikan ?
7. Lalu, berapa siswa yang tuntas dari jumlah keseluruhan di kelas tersebut ?
8. Menurut bapak, bagaimana cara kita (guru dan calon guru) agar generasi
muda dapat fasih dan bangga dalam berbahasa indonesia ?
B. Hasil Wawancara
Secara umum bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau berkomunikasi berupa
lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas kumpulan kata yang
apabila di gabungkan akan memiliki makna tersendiri. Bahasa diciptakan sebagai
alat komunikasi universal yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia
untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan manusia lainnya. Menurut Bapak
Ahmad Gazali Bahasa Indonesia adalah sebuah alat komunikasi yang digunakan
masyarakat untuk dapat berkomunikasi dengan orang yang berbeda daerah.
Tetapi, dibalik semua itu pengajar di SD Sungai Rangas Hambuku sangat pandai
dalam membuat strategi dalam mengajar agar peserta didik dapat menangkap
materi yang pengajar sampaikan, pertama-tama pengajar membuat siswa tersebut
senang dengan cara bercanda, karena kalau siswa itu senang dia akan mudah
menagkap materi yang disampaikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil wawancara yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa masih
minimnyapengetahuan tentang bagaimana cara berbahasa indonesia yang baik dan
benar, padahal bahasa indonsia sangatlah penting bagi para peserta didik. Tetapi
dibaik semua itu, para pengajar sangatlah pintar dalam membuat cara agar para
peserta didik dapat menerrima materi yang disampaikan.
Saran
1. Pelajarilah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar agar kita dapat menjadi
generasi yang fasih menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
2. Ketika kita ingin melakukan observasi, siapkanlah diri dan alat alat yang
dibutuhkan agar observasi dapat berjalan dengan lancar.
3. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan
di kemudian hari.
Disusun guna memenuhi tugas ujian akhir semester pendidikan bahasa Indonesia
Dosen pengampu : Imam Mas Arum, M.Pd.
Disusun oleh:
Iko Rizki Amaliyah (115-14-015)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang secara khusus sebagai pengajaran
bagi siswa dibawah pengawasan seorang guru. Tingkat satuan pendidikan yang
dianggap sebagai dasar dari tingkatan pendidikan dimulai dari sekolah dasar.
Pendidikan dasar merupakan hal terpenting untuk menjadikan kualitas anak didik
yang tinggi.
Sebagai seorang calon guru yang nantinya akan mendidik para siswanya
mempunyai kontribusi besar dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan guru madrasah ibtidaiyyah adalah
salah satu jurusan dimana mahasiswanya dicetak sebagai calon guru yang harus
mengetahui lebih awal kondisi sekolah yang sesungguhnya agar pada saat terjun ke
sekolah dapat merencanakan pelaksanaan pendidikan yang berkualitas. Dengan
adanya kegiatan observasi ini, kita dapat mengetahui bagaimana seorang guru
mengajar suatu pembelajaran (mata pelajaran bahasa Indonesia) yang baik dan
benar, yang nantinya dapat kita terapkan saat kita mengajar nanti.
Dalam kesempatan observasi ini, penulis memilih SD NEGERI 2 TUNTANG sebagai
objek observasi mengenai proses pembelajaran bahasa Indonesia. Waktu untuk
melakukan observasi adalah hari sabtu, 13 juni 2015. Waktu yang digunakan saat
observasi relatif singkat yaitu disela-sela aktivitas perkuliahan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan permasalahan
yang ada adalah:
1. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah?
2. Apakah pengajaran yang dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dibuat oleh guru?
3. Kendala apa saja yang dihadapi saat pembelajaran bahasa Indonesia
berlangsung?
4. Metode atau solusi apa yang ditawarkan oleh guru guna mengatasi kendala-
kendala tersebut?
5. Bagaimana mekanisme guru mengajar bahasa indonesia dikelas rendah?
D. MANFAAT OBSERVASI
Setelah melakukan observasi, penulis dapat mengetahui bagaimana proses
pembelajaran bahasa Indonesia dikelas rendah, mengetahui apakah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan
pelaksanaanya serta mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia beserta metode atau solusi yang ditawarkan serta
bagaimana mekanisme guru dalam mengajar bahasa Indonesia yang sesungguhnya
dikelas rendah.
E. METODE
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi ini adalah:
1. Observasi
2. Hasil wawancara
BAB II
HASIL OBSERVASI
A. PAPARAN DATA
Observasi yang saya lakukan adalah pada kelas rendah (kelas 3 SD). Observasi ini
dilakukan pada:
hari/tanggal : Sabtu, 13 Juni 2015
waktu : 08.00-09.30 WIB
tempat : SD NEGERI 2 TUNTANG
alamat : Desa Kesongo Kec. Tuntang Kab. Semarang
B. HASIL OBSERVASI
1. Pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah SD NEGERI 2 TUNTANG
Mengajar siswa kelas 3 sekolah dasar memerlukan pengembangan metode
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Karena jika dilihat
dari tingkatnya kelas ini masih tergolong rendah. Maka harus dengan hati-hati
memilih metode yang tepat agar materi mudah tersampaikan kepada peserta didik.
Pembelajaran dikelas juga dilakukan dalam suasana yang bersih, nyaman,
memberikan perlengkapan dan ruang yang cukup bagi setiap siswa, serta
mendukung mereka dalam melaksanakan tugas, baik secara individu maupaun
kelompok. Hal ini dapat memberikan kenyamanan siswa dalam belajar. dan
mengembangkan pembelajaran aktif sehingga dapat meningkatkan keterlibatan
siswa dan terjadi hubungan timbal balik antara siswa dan guru. Selain itu, tempat
duduk diatur sedemikian rupa antara guru dan muridnya. Misalnya dibentuk leter U,
melingkar perkelompok.
Guru selalu memikirkan strategi yang tepat agar materi tersampaikan dengan jelas.
Disamping itu juga melakukan perubahan metode pengajaran supaya siswa tidak
jenuh. Metode yang digunakan antara lain: metode ceramah, metode diskusi,
metode Tanya jawab.
2. Keterkaitan RPP dengan pelaksanaan pembelajaran dikelas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD NEGERI 2 TUNTANG khususnya
dalam mata pelajaran bahasa indonesia dirasa sudah mendekati 100%. Guru dalam
melaksanakan pembelajaran dikelas adalah sesuai dengan apa yang ada pada RPP
yang telah disusunnya terlebih dahulu. Guru mengajar dengan menggunakan buku
panduan pembelajaran bahasa indonesia terkini serta menggunakan properti
pendidikan guna mendukung proses pembelajaran agar hasilnya maksimal.
3. Kendala-kendala yang dialami
Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia kelas 3 di SD NEGERI 2 TUNTANG
ternyata ada beberapa kendala. Diantaranya adalah masih banyak siswa yang
belum terbiasa berbahasa Indonesia. Disamping kurang mengenal kosa kata bahasa
Indonesia, siswa juga kurang memahami tata cara penulisan bahasa Indonesia
sesuai EYD. Selain itu terdapat kendala dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) yang menggunakan metode ceramah. Sehingga peserta didik merasa bosan
dan tidak merespon apa yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga kelas menjadi
tidak hidup.
4. Solusi yang ditawarkan
Untuk mengatasi permasalahan diatas guru menerapkan beberapa solusi
diantaranya, untuk mengatasi permasalahan siswa yang belum terbiasa mengenal
kosa kata bahasa Indonesia, guru menerapkan metode tanya jawab, sehingga siswa
dapat dengan leluasa bertanya tentang apa saja yang mereka belum tahu, begitu
juga guru bisa memberi pertanyaan sehingga memancing siswa untuk berpikir dan
mengembangkan keingin tahuan siswa. Selain itu guru juga menerapkan metode
diskusi, yang mana para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, mendiskusikan
hal-hal yang berkaitan dengan materi lalu mempresentasikan hasil diskusinya
kepada teman yang lain.
Solusi selanjutnya untuk menangani kejenuhan siswa saat guru menyampaikan
materi dengan metode ceramah yaitu merubah tempat duduk dan dibuat dalam
suasana game. Sehingga siswa akan menyimak secara seksama materi tersebut
dan secara cepat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut.
Dengan tempat duduk secara berkelompok guru juga dapat memberikan tugas
misalnya saat tugas bercerita salah satu siswa maju ditengah dan teman yang lain
mengomentari dan memberi penilaian. Lalu sesama kelompok lain berlomba siapa
yang paling bagus. Pembelajaran dikelas 3 ini dibuat semenarik mungkin.
5. Mekanisme pembelajaran di SD NEGERI 2 TUNTANG
Proses pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 2 Kesongo Tuntang adalah dimulai
dengan:
1. Guru menunjuk salah seorang murid untuk memimpin doa sebelum pelajaran
dimulai.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengabsennya.
3. Guru memulai pelajaran dengan bercerita dan memberikan tebakan yang terkait
dengan materi.
4. Mulai masuk materi menyampaikannya dengan menggunakan metode ceramah.
5. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan berdoa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan observasi bagi mahasiswa calon guru sangatlah bermanfaat karena dapat
memberikan pandangan awal bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri menjadi
pendidik serta agar siap untuk terjun lansung kesekolah dasar.
Permasalahan yang paling sering muncul adalah tidak semua yang tercantum
dalam RPP dapat dilaksanakan oleh guru. Guru belum sepenuhnya dapat
memanfaatkan properti yang mendukung proses pendidikan serta metode
pengajaran yang digunakan tidak berkembang.
Berdasarkan wawancara yang saya lakukan, bahwa kurikulum yang digunakan
adalah dibuat oleh sekolah dan sumber utama pengajaran adalah buku paket.
B. SARAN
Dengan disusunya hasil observasi ini, penulis sepenuhnya menyadari masih banyak
kekurangan disana-sini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaa penyusunan hasil observasi dikemudian hari.
Dengan disusunnya hasil observasi ini, penulis berharap semoga penyusunan ini
dapat memberikan manfaat serta wacana baru bagi para calon guru.
LAPORAN PENELITIAN
Oleh:
IVA MAIRISTI
106411302
KELAS D SEMESTER 4
2012
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas
mata kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika dengan judul Proses
Pembelajaran Matematika Kelas VIII Aksel di Sekolah Menengah Pertama
YLPI di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau.
Dalam penyelesaian penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka tidak berlebihan kiranya pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Indah Widiati, S.Pd selaku
dosen mata kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika, Bapak Suhardi, S.Pd
selaku narasumber, kepala sekolah, majelis guru dan seluruh karyawan Sekolah
Menengah Pertama YLPI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
sehingga terselenggaranya observasi ini. Demikianlah laporan ini disusun semoga
bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Dasar dan Proses
Pembelajaran Matematika.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Observasi 2
C. Landasan Teoritis 3
BAB II HASIL OBSERVASI 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Materi pelajaran matematika mulai diberikan di sekolah dasar merupakan hal yang
sangat tepat, mengingat matematika telah terbukti sangat bermanfaat bagi peserta
didik baik dalam mempelajari pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Namun perlu disadari bahwa matematika bagi sebagian besar peserta didik
merupakan pelajaran yang sangat sulit sehingga seringkali kita temui peserta didik
yang tidak menyenangi pelajaran matematika. Sebagai guru tentunya bertugas
untuk mengantisipasi agar keadaan seperti itu tidak terjadi. Jika keadaan seperti itu
telah terjadi, maka guru bertugas untuk segera mengatasinya. Jika peserta didik
tidak menyenangi matematika, mungkin salah satu penyebabnya adalah guru
membelajarkan peserta didik hanya dengan menggunakan satu cara yang
kebetulan cara itu tidak cocok untuk peserta didik tersebut.
Dari kondisi dan keadaan yang demikian penulis merasa perlu untuk mengadakan
observasi terhadap permasalahan tersebut dengan judul PROSES PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KELAS VIII AKSEL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YLPI
B. Tujuan Observasi
3. Untuk mengetahui dan membahas masalah atau kendala yang muncul dalam
pembelajaran matematika.
C. Landasan Teoritis
Selain dengan menerapkan metode, model dan startegi pembelajaran yang tepat,
seorang guru juga harus pandai memotivasi peserta didik. Dengan motivasi,
peserta didik akan tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran dan diharapkan akan
menyenangi mata pelajaran yang diajarkan. Menurut Wina (2008: 250), motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk
melakukan berbagai usaha dan aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk
mencapai tujuan tertentu.
BAB II
HASIL OBSERVASI
1. Identitas Narasumber
Pengalaman Kerja :
Guru di Jarimatika
2. Pelaksanaan Observasi
Materi : Persamaaan garis lurus yang melalui satu titik dan dua titik
B. Kegiatan Pembelajaran Matematika Kelas VIII Aksel di Sekolah
Menengah Pertama YLPI
Dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama YLPI kelas VIII Aksel,
metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab dan
diskusi. Ketiga metode diatas digunakan secara bersamaan dalam proses
pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode tersebut diatas, dikarenakan
materi pelajaran yang sudah mendekati ulangan harian. Sehingga materi tidak lagi
berupa materi inti, melainkan materi pembahasan soal latihan. Untuk
menggabungkan ketiga metode diatas, guru mempunyai cara tersendiri. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru, yaitu:
Membuka pelajaran
Guru memasuki ruangan belajar dan menyapa dengan salam. Kemudian peserta
didik memberikan salam kepada guru dan membaca doa sebelum memulai proses
pembelajaran.
Apersepsi
Setelah perlengkapan belajar mengajar telah dipersiapkan dengan baik. Guru mulai
memotivasi peserta didik dan mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya.
Proses tanya jawab antara guru dan peserta didik dilakukan saat guru menjelaskan
dan saat guru telah selesai menjelaskan materi pelajaran.
Mengumpulkan jawaban
Apabila masih ditemui peserta didik yang belum pernah mengumpulkan jawaban
latihan, guru segera menghampiri dan mengarahkan peserta didik tersebut.
Apabila ditemui soal latihan yang dianggap sulit dan perlu dijelaskan kembali, maka
guru dan peserta didik akan membahas soal tersebut bersama-sama.
Guru tidak mengalami masalah yang cukup serius dalam proses pembelajaran
matematika. Hal ini dikarenakan guru mengajar di kelas Aksel. Kelas Aksel ini terdiri
dari peserta didik yang dapat dikatakan lebih aktif, pintar dan cepat dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Namun, dalam suatu proses
pembelajaran pasti masih terdapat suatu masalah. Salah satunya yaitu peserta
didik yang mulai bosan dengan pembelajaran. Masalah demikian dapat diatasi oleh
guru sebagaimana dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan cara menyapa dan
mengingatkan peserta didik serta memberikan motivasi dan humor-humor ringan.
Dengan demikian masalah dapat segera diatasi oleh guru sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan kondusif.
Dari observasi yang telah dilakukan, tidak dijumpai masalah yang cukup serius.
Berikut ini merupakan faktor pendukung suksesnya kegiatan belajar mengajar Kelas
VIII Aksel di SMP YLPI:
1. Guru
Faktor pendukung yang terutama berasal dari guru. Guru menciptakan suasana
belajar yang informal, tetapi tetap terarah. Guru selalu memberikan kebebasan
kepada peserta didik dalam melakukan hal apapun. Baik itu bernyanyi, makan,
minum, duduk di lantai dan lain sebagainya. Namun demikian, suasana santai tetap
terarah dengan penerapan metode yang sesuai dan disukai peserta didik.
2. Peserta didik
Guru mengajar dikelas VIII Aksel dengan kemampuan peserta didik yang dapat
dikatakan sangat baik. Dengan keadaan peserta didik yang demikian, proses
pembelajaran tentunya tidak akan mengalami banyak masalah.
Suasana dan kondisi juga sangat mendukung suatu proses pembelajaran. Kondisi
ruang belajar yang ditemui sangat nyaman dan bersih. Dengan ruangan yang
dilengkapi dengan perlengkapan belajar mengajar dan media elektronik yang
lengkap. Kemudian didukung pula dengan jumlah siswa yang tidak begitu banyak
yaitu 13 orang peserta didik. Sehingga guru sangat mudah dalam mengontrol
seluruh peserta didik.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Gambar
Proses pembelajaran yang terjadi dikelas kelas atas SMP sudah kondusif, guru tidak
hanya menggunakan satu metode saja, sehingga pada saat proses pembelajaran
berlangsung, siswa tidak mudah bosan maka suasana kelas menjadi terkendali.
Guru juga aktif dalam menggunakan media yang berhubungan dengan materi yang
sedang disampaikan, misalnya menyampaikan materi tentang unsur-unsur bola.
Guru menggunakan sebuah media pembelajaran untuk membuat lebih menarik
Seperti LCD dan Sebuah bola kecil.
b. Guru bertanya bagaimana menemukan rumus luas permukaan dan volume bola.
d. Dengan diskusi dan demonstrasi guru, siswa menemukan rumus luas setengah
bola, setengah bola pejal, dan bola utuh.
- Guru menegaskan kembali tentang rumus luas permukaan, dan volume bola.
C. Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Menurut Wina (2006), metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering disunakan oleh
setiap guru atau instruktur. Halini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan
tertentu, juga adanya factor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa.
Ada beberapa alasan mengapa ceramah ini sering digunakan. Alasannya ini
sekaligus merupakan keunggulan metode ini.
1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru.
3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan.
4) Melaui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
Isriani dan Dewi (2012:16), menyatakan bahwa metode Tanya jawab merupakan
metode guru bertanya kepada siswa. Pertanyaan merupakan perbuatan bertanya,
permintaan keterangan, atau sesuatu yang ditanyakan. Pertanyaan merupakan
pembangkit motivasi yang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir.
3. Metode Diskusi
Wina (2006: 154) Menyatakan, bahwa metode diskusi adalah pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawb pertanyaan, menambah da
memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen,
1998).
1) Sering terjadi pembicaraan dala diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa
yang memiliki terampil bicara.
2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan
menjadi kabur.
4. Metode Demonstrasi
2) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
Metode inkuiri merupakan metode yang relatif baru. Metode inkuiri disebut juga
metode penemuan yang sangat penting, penting untuk dilakukan siswa.
Menurut Wina (2006), metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Siswa benar-
benar ditempatkan sebagai subjek dan objek dalam belajar. Peranan guru dalam
pembelajaran dengan metode inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.
Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk
dipecahkan.
2) Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah, tetapi dari lingkungan
sekitar.
BAB IV
KESIMPULAN
Keaktifan siswa dalam proses belar dipengaruhi dari metode pembelajaran yang
dipilih oleh guru dan bagaimana cara guru membuat siswa tertarik dalam mengikuti
pelajaran. Maka guru dalam menyampaikan materi kepada siswa harus berfariasi.
Jika siswa menyenangi pelajaran yang diberikan oleh guru, maka siswa akan
semangat dan aktif dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Sehingga guru harus bisa memahami kondisi belajar maupun siswa yang akan
diajar. Sehingga siswa bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
BAB II
HASIL OBSERVASI
Profil Sekolah:
Profil Kelas:
2. Keaktifan Siswa
Pada awal proses pembelajaran guru menggunakan lagu sebagai media untuk
menerangkan materi lingkaran pada siswa dan siswa sangat aktif dalam
menirukan lagu dan gerakan yang di ajarkan oleh guru. Keaktifan siswa mulai
berkurang saat memasuki pertengahan jam pelajaran, karena guru hanya
menggunakan metode ceramah. Tetapi, saat guru membahas soal latihan yang
diberikan keaktifan siswa muncul kembali. Siswa mengangkat tangan, berebut
menjawab untuk dibahas bersama.
PEMBAHASAN
Sebagai seorang calon guru kami dapat mempelajari cara mengajarkan materi
lingkaran di kelas V. Karena media yang digunakan untuk menyampaikan materi
lingkaran sudah cukup. Selain itu, kami juga mengetahui bagaimana cara
mengkondisikan kelas yang ramai dan cara meningkatkan keaktifan siswa di
kelas.
Lebih memeperhatikan siswa, karena tidak semua siswa memiliki kemampuan yang
sama dalam memahami materi pelajaran ini. Mengurangi penggunaan metode
ceramah saat pembelajaran berlangsung juga dapat membuat proses belajar
mengajarkan menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
BAB IV
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan, bahwa media merupakan salah satu yang dapat digunakan
untuk mempermudah siswa dalam memahami suatu mata pelajaran khususnya
disini adalah pelajaran matematika yang dianggap sulit dan membosankan
sehingga siswa sulit untuk memahami pelajaran ini. Namun, dengan media akan
dapat membantu siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran,
ditambah lagi apabila media tersebut sangat menarik sehingga dapat memancing
anak untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran dan pembelajaran tidak
berlangsung monotun dan membosankan, maka dengan sendirinya akan muncul
minat belajar siswa.
B. Saran
Materi yang di ajarkan sudah bagus, berkaitan dengan kehidupan sehari - hari.
Sehingga siswa akan mudah menangkap materi ini. Guru harus lebih bisa
mengkondisikan siswa supaya tidak cenderung ramai dan menganggap matematika
penting bagi kehidupan sehari - hari tak terkecuali lingkaran.
Jawaban : Tentu saja setiap saya melakukan proses pembelajaran di kelas, saya
selalu menerapkan model pembelajarn agar proses pembelajaran lebih efektif dan
semua siswa turut aktif sehingga diharapkan dapat mencapai tingkat kompetensi
yang diinginkan.
Pertanyaan : Kesulitan atau kendala-kendala apa saja yang sering ibu temui
saat pelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran?
Jawaban : Kesulitan yang sering saya temui adalah ada dari dua sisi. Yang
pertama itu dari siswanya dan kemudian dari sarana dari sekolah yang kurang
memadai. Dari sisi siswa misalnya masih ada beberapa siswa yang masih kurang
percaya diri ketika mengikuti pembelajaran atau malu-malu kalau misalnya
bergabung dengan teman-temannya yang lain, mungkin karena tidak terbiasa
dengan diskusi diluar kelas sehingga ada beberapa siswa yang agak canggung dan
kebingungan ketika saya menerapkan model pembelajaran tertentu. Pola pikir
siswanya masih banyak yang terlalu monoton atau kurang cepat menangkap
pelajaran sehingga kadang-kadang membutuhkan waktu lama untuk
menerapkannya karena waktu pembelajarannya rata-rata hanya 2x45 menit,
dengan kata lain, waktu untuk menerapkan model itu saya rasa kurang karena
memang membutuhkan waktu yang agak lama. Kalau dari segi sarana dan prasaran
mungkin karena sekolah kami belum termasuk ditengah kota besar sehingga
fasilitasnya pun masih kurang memadai sehingga cukup menyulitkan ketika saya
ingin menerapkan beberapa model pembelajaran tertentu. Misalnya kurang
tersedianya infokus ketika ingin mendemonstrasikan mata pelajaran yang saya
bawakan.
Dari hasil wawancara yang saya lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa di
pembelajaran di SMA Negeri 2 Bandar, Kab. Simalungun Prov. Sumatera Utara,
sudah menerapkan model-model pembelajaran. Model-model pembelajaran yang
dilakukan atau diterapkan disesuaikan dengan materi pelajaran yang diberikan oleh
guru yang bersangkutan. Narasumber atau guru tersebut mengatakan bahwa pada
dasarnya kemampuan siswa-siswi dalam menyerap dan mengikuti pembelajaran di
SMA Negeri 2 Bandar masih tergolong rendah karena kondisi lingkungan mungkin
yang masih bersifat kedaerahan sehingga kemampuan berpikirnya masih jauh dari
siswa-siswi yang bersekolah di pusat kota atau di kota. Dengan demikian
penggunaan model-model pembelajaran yang sudah diusahakan semaksimal
mungkin masih belum bisa mendongkrak prestasi belajar yang tinggi sebagaimana
yang diharapkan oleh narasumber. Dalam penerapan model-model pembelajaran,
kendala yang paling sering dan umum yang dialami oleh narasumber adalah
siswanya yang masih malu-malu atau kurang percaya diri atau kaku ketika PBM
berlangsung, sarana atau fasilitas dari sekolah yang kurang memadai atau bahkan
tidak lengkap, dan waktunya yang kurang sehingga kadang-kadang tidak semua
tujuan pembelajaran tercapai. Untuk kedepannya narasumber mengaku akan terus
mengembangkan model-model pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa yang
diajarnya.
BAB III
B. Hasil Observasi
Jawaban : Saya rasa tidak ada hal seperti itu karena jika dalam kelas melakukan
hal demikian guru tidak bisa fokus terhadap semua siswa jadi takut tertinggal untuk
siswa lain tetapi saya membantu sebisa saya meski tidak maksimal
Jawaban : Saya kira hubungan pihak sekolah sangat minim karena hanya
bertemu saat pembagian rapot saja itupun ada wali murid yang tidak hadir tetapi
untuk hasil belajar dan kesulitan siswa tetap diberitahukan kepada masing-masing
wali murid
Jawaban : Karena saya memang suka anak-anak apalagi melihat mereka aktif
Jawaban : Saya kira sudah sesuai selain menempatkan jadwal sesuai dengan
kondisi guru tapi juga tepat untuk anak-anak
12. Apakah ada perlakukan khusus dari pihak sekolah untuk anak
dari kalangan tokoh masyarakat sekitar ?
Jawaban : Saya kira tidak ada karena ada anak kepala sekolah disini diperlakukan
sama dengan murid lainnya
Jawaban : Saya sering pusing dan seperrti bingung sendiri saat salah satu siswa
yang hiperaktif tersebut mempengaruhi siswa yang lain jadi semua siswa tidak
terkendali
Hari Kedua (Pemberian Angket kepada Siswa kelas IV)
Pendapat
No Nama Siswa Muda Sangat Sanga
Sulit
h Mudah t Sulit
1. Abdullah Khowarysmy
3. Arya Gemilang H.
4. Habil Abdillah
6. Mohammad Sony S.
7. M. Rifky Ardiansyah
8. M. Febri Andiliani
Keterangan Jumlah
Mudah 6
Sangat Mudah -
Sulit 11
Sangat Sulit 7
Total 24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa usia sekolah dasar adalah masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia
enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Pada masa ini
walaupun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan
kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan
kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif
terhadap dirinya sendiri, sehingga mengahambat mereka dalam belajar. Walaupun
demikian tetap saja pada masa usia sekolah dasar secara relative anak-anak lebih
mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya.
Selain siswa, guru pun juga mengalami berbagai macam kesulitan dalam mengajar
matematika. Khususnya bagi siswa yang belum bisa membaca dan siswa yang
hiperaktif, khusus bagi yang hiperaktif guru kesulitan dalam mengondisikannya
karena sedikit besar siswa yang hiperaktif tersebut akan mempengaruhi siswa yang
lain. Sehingga pembelajaran matematika akan sulit untuk disampaikan. Namun,
kesulitan belajar tersebut dapat diatasi melalui berbagai cara. Hal tersebut
berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh Bapak Miftachul Khoir selaku guru
matematika kelas IV MI Darussalam.
B. Saran
Selain itu laporan ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi guru dalam
mengatasi berbagai kesuliatan belajar anak khusunya dalam mata pelajaran
matematika.
Laporan ini semoga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para pendidik
dalam proses belajar mengajar khususnya bagi siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah.