Anda di halaman 1dari 2

Pada dasarnya kurikulum dengan pembelajaran tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling

berhubungan satu dengan yang lainnya. Kurikulum dan pembelajaran pada hakekatnya sama,
karena keduanya sama-sama memuat isi, tujuan, materi dan strategi pembelajaran serta
masing-masing bidang ini mempunyai model pengembangan dan pendekatannya tersendiri.
Menurut Hilda Taba (1962), kurikulum lebih luas cakupannya dari pada sekedar rencana
pelajaran, tetapi meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang direncanakan
dibawah bimbingan satuan pendidikan. Artinya bahwa kurikulum bukan hanya berupa
dokumen bahan cetak melainkan rangkaian aktivitas siswa yang dilakukan didalam kelas, di
laboratorium, dilapangan maupun di lingkungan masyarakat yang di rencanakan serta
dibimbing oleh sekolah. Sedangkan pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja
diciptakan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar.
            Pendekatan pengembangan kurikulum merupakan proses yang sangat kompleks karena
mencakup pembicaraan penyusunan kurikulum yang dilaksanakan di sekolah disertai dengan
penilaian intensif dan penyempurnaan terhadap kurikulum. Usaha untuk melaksanakan tiga
hal tersebut berarti harus melaksanakan keseluruhan proses pengintegrasian komponen
kurikulum. Berdasarkan hal tersebut, kaitannya dengan pendekatan pengembangan
pembelajaran tentunya sangat erat. Pembelajaran disini merupakan proses yang disengaja
dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata
lain, pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang
untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu. Pendekatan
pengembangan kurikulum tentunya harus disusun serta di buat seoptimal mungkin karena
kurikulum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
khususnya dalam mendukung proses belajar dalam diri individu yang dilakukan oleh
pengembang kurikulum dan pengajar itu sendiri, dalam hal ini guru. Kurikulum merpakan
sutu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Oleh karena itu harus dibuat sebaik mungkin.            
  Perlu kita ketahui bahwa kebaikan suatu kurikulum tidak dapat dinilai dari dokumen
tertulisnya saja,melainkan harus dinilai dalam proses pelaksanaan fungsinya di dalam kelas.
Kurikulum bukan hanya rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional
yang beroperasi di dalam kelas, yang memberikan pedoman dan mengatur lingkungan
kegiatan yang berlangsung didalam kelas. Menurut Taba, batas antara kurikulum dan
pembelajaran sangat relatif, bergantung pada tafsiran guru. Sebagai contoh dalam
kurikulum  (tertulis), isi harus digambarkan serinci mungkin agar mudah dipahami guru,
tetapi cukup luas dan umum sehingga memungkinkan mencakup semua bahan yang dapat
dipilih oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa serta kemampuan guru. Oleh
karena itu, pendekatan pengembangan dan model kurikulum tentunya harus sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai dari pendidikan itu sendiri. Bukan hanya itu saja, hal tersebut juga
harus berimplikasi dan harus berhubungan dengan pendekatan pengembangan dan model
pembelajaran. Kurikulum memberikan pegangan bagi pelaksanaan pengajaran dikelas, tetapi
merupakan tugas dan tanggungjawab guru untuk membelajarkannya.

Anda mungkin juga menyukai