Anda di halaman 1dari 176

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV DI

SEKOLAH DASAR NEGERI 76/IX MENDALO DARAT


KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI

RIZKY PRATAMA
TPG. 161953

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV DI
SEKOLAH DASAR NEGERI 76/IX MENDALO DARAT
KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

RIZKY PRATAMA
TPG.161953

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
PERSEMBAHAN

Hidup ini penuh dengan perjalanan, perjuangan membutuhkan proses


didalamnya berisikan usaha dan do’a-do’a ada permintaan semoga hari ini lebih
dari pada hari kemarin. Liku dan masalah adalah titian dan rintangan untuk
menggapai kesuksesan agar hidup menjadi lebih berarti, berharga dan membuat
bahagia.
Kupersembahkan skripsi ini kehadapan ayahanda Sawal dan ibunda Inem
Rahayu dan adikku Sindy Dwi Resti yang telah menyayangiku, yang selalu
memberiku semangat, yang selalu memberiku inspirasi yang utuh dalam mengapai
cita-cita, serta teman-teman terbaik dan teman-teman seperjuangan.
Suatu keindahan dan kebahagian yang tak terhingga didalam hati dan
hidupku sebagai dari wujud cinta dan kasih sayang yang tulus telah memberiku
dukungan, semangat dan inspirasi yang utuh dalam menyelesaikan skripsi ini.
Aku bersyukur kepada Allah SWT diperjalanan hidup ini, aku dipertemukan
dengan orang-orang yang sangat menyayangiku. Semoga atas segala pengorbanan,
perjuangan serta kesabaranya mendapat balasan dan Ridho Allah SWT, Aamiin.

ix
MOTTO

)‫فَاِ َّن َم َع الْعُ ْس ِر يُ ْسًرا (ه‬


Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Q.S. Al-Insyirah:5)
Al-Qur’anul Karim dan Terjemah (Al-Muntaz, 2015: 596)

x
KATA PENGANTAR

‫الرِحْي ِم‬
َّ ‫م ِن‬ َّ ِ‫الل‬
ٰ ْ ‫الر‬ ّٰ ‫بِ ْس ِم‬
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkanya, atas iradahnya sehingga skripsi
ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah
pencerahan bagi manusia.
Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk melalui kolom ini penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M. EI selaku Wakil
Rektor I UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd
selaku Wakil Rektor II UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan Bapak Dr.
Bahrul Ulum, S.Ag.,MA selaku Wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dra. Hj. Fadlilah, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Wakil
Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, Bapak Najmul Hayat, S.Ag.,M.Pd.I selaku Wakil Dekan II Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan Ibu Dr.
Yusria, S.Ag. M.Pd. selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

xi
3. Ibu Ikhtiati, M.Pd.I selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd.I selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
4. Ibu Dr. Minnah El Widdah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Amirul Mukminin Al-Anwari, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang
telah meluangkan waktu dan mencurahkan pemikiranya demi mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
5. Ibu Amrina, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada
penulis dalam memperoleh data dilapangan, Ibu Sri Martini, S.Pd selaku
guru tematik kelas IV dan Ibu Sri Noviarti, S.Pd Selaku guru tematik kelas
IV, dan Ibu Maryani, A.Ma.Pd yang telah banyak memberikan informasi
guna memudahkan penulis memperoleh data di kelas.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan penulis, semangat
dan motivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
Akhirrnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantu. Semogga Skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, Juni 2020

Penulis

xii
ABSTRAK

Nama : Rizky Pratama


Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul :PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV DI
SEKOLAH DASAR NEGERI 76/IX MENDALO DARAT
KABUPATEN MUARO JAMBI.

Skripsi ini membahas tentang Problematika Pembelajaran Tematik di Sekolah


Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini
merupakan penelitian Kualitatif, Fokus dari penelitian ini yaitu problematika yang
dihadapi guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi terhadap
pembelajaran tematik di kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
problematika yang dihadapi guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi terhadap Pembelajaran Tematik, kemudian teknik pengumpulan data
dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari data menunjukan bahwa Problematika Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi, belum begitu
optimal hal ini dapat dilihat dari beberapa probelamatika yang ditemui diantaranya,
sarana dan prasarana kurang memadai, kurangnya pemahaman guru tentang
pebelajaran tematik, guru kurang mempersiapkan sumber belajar, guru kurang
menguasai penilaian sehingga sulit memberikan penilaian serta guru sedikit
memahami dalam pengisian raport kurikulum 2013.

Kata Kunci : Problematika Pembelajaran Tematik

xiii
ABSTRACT

Name : Rizky Pratama


Study Program : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education
Title : PROBLEMATICS LEARNING THEMATIC CLASS IV IN
STATE 76 / IX STATE SCHOOL OF MENDALO DARAT
MUARO JAMBI REGENCY

This thesis discusses the Thematic Learning Problems in the Elementary


School 76 / IX Mendalo Darat Muaro Jambi District. This research is a qualitative
research, the focus of this study is the problems faced by teachers in planning,
implementing, and evaluating thematic learning in class IV at the Elementary School
76 / IX Mendalo Darat Muaro Jambi District, the purpose of this study is to describe
the problems faced the teacher in planning, implementing, and evaluating Thematic
Learning, then the technique of data collection is done by observation, interview and
documentation techniques.
The results of the data show that Thematic Learning Problematics in the
Elementary School 76 / IX Mendalo Darat Muaro Jambi District, not so optimal it
can be seen from several probelamatika found including, inadequate facilities and
infrastructure, lack of teacher understanding of thematic learning, teachers lacking
prepare learning resources, teachers lack mastery of assessment so it is difficult to
give an assessment and teachers have little understanding in filling out the 2013
curriculum report cards.

Keywords: Thematic Learning Problems

xiv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


NOTA DINAS ................................................................................................. ii
PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................................. iv
PENGESAHAN .............................................................................................. vi
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix
MOTO .............................................................................................................. x
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xiii
ABSRACT ....................................................................................................... xiv
DAFTAR ISI .................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Fokus Penelitian .................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Peneltian ............................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8
A. Kajian Teoritik ...................................................................................... 8
1. Pembelajaran Tematik ...................................................................... 8
a. Pengertian Pembelajaran Tematik ............................................. 8
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik ......................................... 11
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran tematik ....................................... 13

xv
d. Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik...................................... 14
e. Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013 ......................... 15
f. Landasan Pembelajaran tematik ................................................ 16
g. Model-model pembelajaran tematik .......................................... 18
h. Tema pembelajaran tematik kelas IV kurikulum 2013 .... ........ 20
i. Prosedur pembelajaran tematik ................................................. 22
2. Problematika pembelajaran .............................................................. 29
B. Studi relevan .......................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 43
A. Pendekatan penelitian ............................................................................ 43
B. Setting dan subjek penelitian................................................................. 44
C. Jenis dan sumber data ............................................................................ 44
D. Teknik pengumpulan data ..................................................................... 46
E. Teknik analisis data ............................................................................... 48
F. Teknik pemeriksaan keabsahan data ..................................................... 51
G. Jadwal penelitian ................................................................................... 54
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 55
A. Temuan Umum .................................................................................... 55
B. Temuan Khusus dan Pembahasan ........................................................ 68
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 100
A. Kesimpulan .......................................................................................... 100
B. Rekomendasi ........................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 103
LAMPIRAN - LAMPIRAN

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Pernyataan Responden / Subjek Penelitian ....................... 105


Lampiran 2: Instrumen Pengumpulan Data (IPD) .......................................... 110
Lampiran 3: Transkip Wawancara .................................................................. 116
Lampiran 4 : Program Tahunan ...................................................................... 135
Lampiran 5: Program Semester ...................................................................... 137
Lampiran 6: Silabus ........................................................................................ 145
Lampiran 7 : Dokumentasi .............................................................................. 149
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Skripsi ........................................................ 153
Lampiran 9 : Persetujuan Ujian Munaqasah ................................................... 155

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Tema Pembelajaran Tematik Kelas IV K13 .................................. 21


Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian ........................................................................... 54
Tabel 4.1 : Identitas Sekolah ............................................................................ 56
Tabel 4.2 : Tata Tertib Berpakaian .................................................................. 60
Tabel 4.3 : Sarana SDN 76 .............................................................................. 62
Tabel 4.4 : Prasarana SDN 76 .......................................................................... 64
Tabel 4.5 : Daftar Nama Guru ......................................................................... 66
Tabel 4.6 : Jumlah Siswa Kelas I-VI ............................................................... 68
Tabel 4.7 : Silabus............................................................................................ 73

xviii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Perencanaan Pembelajaran Tematik .......................................... 87


Gambar 4.2 : Proses Pembelajaran Tematik .................................................... 88
Gambar 4.3 : Siswa Yang Sedang Ribut .......................................................... 90
Gambar 4.4 : Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ........................................... 95
Gambar 454 : Evaluasi Pembelajaran Tematik ................................................ 99

xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perananya di masa yang akan
datang yang tercantum dalam UUR.I. No.2 Tahun 1989, Bab I, Pasal I (Oemar
Hamalik, 2014, hlm.2). Pendidikan merupakan bagian integrasi dalam
pengembangan, setiap pendidikan itu memiliki tingkatan dasar sesuai dengan
peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar
Nasional Pendidikan pasal 26 ayat 1 pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk
mampu hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut, Tujuan pendiidikan
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 3, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar, menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab“ (Sukarjo dan Ukim Komaria, 2010, hlm. 14).
Pendidikan merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang mampu
mengembangkan seluruh kemampuan (potensi) yang dimiliki, sikap, kepribadian,
akhlak mulia dan bentuk-bentuk prilaku yang bernilai positif dimasyarakat. Ada tiga
macam pendidikan yaitu: Pendidikan yang dipakai oleh masyrakat umum yaitu, tidak
ilmiah, melainkan diwariskan secara turun temurun. Teori Umum pendidikan yang
mirip dengan filsafat pendidikan, yang menekankan pada prinsip-prinsip mengajar,
dan ilmu pendidikan, suatu pendidikan yang bersifat ilmiah yang utuh sebagai satu
kesatuan ilmu (Oemar Hamalik, 2014, hlm.38). Berdasarkan UU RI No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 36 ayat 1 menyatakan bahwa

1
2

pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional


pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Sukarjo dan Ukim
Komaria, 2010, hlm.14). Hal ini ditindaklanjuti dengan hadirnya kurikulum 2013
memberikan warna yang berbeda pada dunia pendidikan. Kurikulum 2013 mengalami
perubahan yang signifikan terutama pada struktur kurikulumnya yakni penekanan
pada pembelajaran tematik di kelas. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan
bagian dari strategi meningkatkan pencapaian pendiidkan. Orientasi kurikulum 2013
adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional,
kurikulum dipandan sebagai suatu rancangan pendidikan dan kurikulum menentukan
pelaksaan dan hasil pendidikan (Abdul Majid, 2014, hlm.28).
Kurikulum 2013 membentuk penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif
dan berkarakter. Keberhasilan kurikuluam 2013 dalam menghasilkan insan yang
kreatif, inovatif dan produktif serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional
yakni membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (Made Pidarta,
2007, hlm.2) sangat ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu kepemimpinan
kepala sekolah, guru, sarana prasarana, kreatifitas penduidik, sosialisasi, lingkungan
yang kondusif dan partisipasi warga sekolah yang mendukung terlaksananya
kurikulum 2013 (Mulyasa, 2013, hlm.39). Kurikulum 2013 berusaha menyesuaikan
dengan kondidsi dinamis pndidikan, dimana didalamnya tidak hanya menekankan
siswa untuk belajar ilmu-ilmu umum melainkan juga ilmu agama, etitut sesuai
dengan kebutuhan saat ini dan yang akan datang.
Untuk itu guru dan orang tua dapat berperan aktif dalam pendidikan anak-
anaknya sehingga anak-anaknya dapat tumbuh sesuai dengan kebutuhan zaman.
Hadirnya kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik saat ini dan yang akan datang. Pelaksanaan pembelajaran kurikulum
2013 yang berbasis karakter dan kompetensi sebaiknya dapat dilaksanakan sesuai
3

dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Salah satu ciri kurikulum 2013 adalah
bersifat tematik pada sekolah dasar (Abdul Majid, 2014, hlm.80).
Kurikulum 2013 untuk jenjang Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
menggunakan pendekatan tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Hal tersebut
didasarkan pada kecenderungan belajar anak usia dasar yang memiliki tiga ciri yaitu
konkrit, integratif dan hierarki. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No.
20 tahun 2003 pasal 35, yaitu kompetensi lulusan merupakan kualitas kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati (Abdul Majid, 2014,hlm.28). Proses pembelajaran
sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan tersebut secara utuh, dimana dapat diartikan pengembangan ranah yang
satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan. (Abdul Majid, 2014, hlm. 80). Sebagai suatu pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema. Pengintegrasian dilakukan dengan pendekatan intradisipliner,
multidisipliner, dan transdisipliner. (Andi Prastowo, 2013, hlm.223). Melalui
pembelajaran tematik, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga
menjadi penguat dalam menyimpan konsep dari apa yang dipelajari.
Kompetensi dikembangkan melalui pembelajaran tematik yang dilakukan
dengan pendekatan saintific approach mencakup kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dimana informasi yang
diperoleh berasal dari mana saja, kapan saja dan dimana saja. Dalam pembelajaran
tematik, kegiatan pembelajaran diharapkan mampu mendorong siswa untuk
menemukan, melakukan dan mengalami secara langsung serta mengalami sendiri
suatu aktivitas pembelajaran. Saat ini, proses pembelajaran yang terjadi di sekolah-
4

sekolah masih cenderung bersifat teoritik dan peran guru masih sangat dominan
(teacher contered) dan gaya belajar masih satu arah. Proses pembelajaran yang terjadi
hanya sebatas pada penyampaian informasi (transfer of knowledge) kurang terkait
dengan lingkungan sehingga siswa tidak mampu memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan tahapan perkembangan siswa yang masih
melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang
menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurangnya
kemampuan berfikir secara keseluruhan bagi siswa. Dengan segala keterbatasan baik
segi pendidik, siswa, sarana dan prasarana, maka pembelajaran tematik yang telah
dipraktekkan oleh pendidik masih terdapat kendala-kendala dalam segi
pelaksanaannya. Permasalahan tersebut antara lain dari segi non teknis atau persiapan
perangkat pembelajaran maupun segi teknis yaitu pelaksanaan pembelajaran tematik
itu sendiri yaitu kegiatan pembelajaran dikelas.
Sebagian jenjang Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah telah menerapkan
kurikulum 2013 dengan pendekatan pembelajaran tematik termasuk lembaga
pendidikan Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
telah menerapkan kurikulum 2013 dengan pendekatan pembelajaran tematik sesuai
dengan Undang-undang. Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan di lembaga
pendidikan Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
pada kelas I, II, III, IV, V dan VI.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah
Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi dalam pembelajaran
tematik ditemukan problematika diantaranya yaitu pertama, problematika dari segi
perencanaan, guru masih kebingungan dalam membuat RPP sehingga guru sering
mengambil dari internet dan tidak buat sendiri, sehingga guru kebingungan dalm
mengajar pembelajaran tematik. Berikutnya yang kedua, problematika dari segi
pelaksanaan, guru masih menggunakan metode tradisional (ceramah, tanya jawab),
tidak menggunakan metode pendekatan saintifik, sedangkan pada kurikulum 2013
5

menggunakan pendekatan saintifik, sehingga terlihat guru yang lebih aktif sedangkan
anak terlihat pasif. Kemudian yang ketiga dari segi evaluasi, guru masih bingung
dalam memberikan penilaian kepada siswa serta penilaian rapor yang harus
mencangkup tiga hal yaitu: pengetahuan, keterampilan dan sikap hal ini yang
menyebabkan guru kesulitan dalam mengajarkan pembelajaran tematik pada
kurikulum 2013 ini.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik ingin mengetahui apa saja
problematika pembelajaran tematik pada Tema indahnya keragaman di negeriku
Karena pembelajaran belum sepenuhnya berhasil, maka dari itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Problematika Pembelajaran Tematik Kelas
IV Di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi”.

B. Fokus Penelitian
Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian yaitu: Aspek perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran tematik tema indahnya keragaman di
negeriku kelas IV semester II tahun 2020 di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo
Darat Kabupaten Muaro Jambi.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana problematika perencanaan pembelajaran tematik indahnya
keragaman di negeriku Kelas IV semester II Tahun ajaran 2020 di Sekolah
dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi?
2. Bagaimana problematika pelaksanaan pembelajaran tematik indahnya
keragaman di negeriku Kelas IV semester II Tahun ajaran 2020 di Sekolah
dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi?
6

3. Bagaimana problematika evaluasi pembelajaran tematik tema indahnya


keragaman di negeriku Kelas IV semester II Tahun ajaran 2020 di Sekolah
dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi?

D. Tujuan dan Kegunnaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
a. Mendeskripsikan problematika perencanaan pembelajaran tematik tema
tema indahnya keragaman di negeriku Kelas IV semester II Tahun ajaran
2020 di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro
Jambi.
b. Mendeskripsikan problematika pelaksanaan pembelajaran tematik.
c. tema tema indahnya keragaman di negeriku Kelas IV semester II Tahun
ajaran 2020 di Sekolah dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi.
d. Mendeskripsikan problematika evaluasi pembelajaran tematik tema tema
tema indahnya keragaman di negeriku Kelas IV semester II Tahun ajaran
2020 di Sekolah dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro
Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dan manfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia
pendidikan di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah. Pengembangan
tersebut berkaitan dengan apa saja problematika serta hambatan yang
dihadapi pendidik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam
pembelajaran tematik.
7

Upaya tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan kondisi


pembelajaran yang efektif, efisien, pembelajaran yang lebih menarik,
jelas, menyenangkan dan bermakna. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbanagan dalam mengefektifkan pembelajaran
tematik.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi lembaga pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai ahan masukan dalam
mempertimbangkan pengambilan keputusan untuk mengadakan
pembinaan dan peningkatan kemampuan pendidik dalam proses
pembelajaran menjadi lebih baik.
2) Bagi pendidik
Hasil penelitian ini sangat memberikan informasi serta dapat
dijadikan sebagai bahan kajian untuk mengadakan koreksi diri,
sekaligus untuk memperbaiki kualitas diri sebagai pendidik
profesional dalam upaya untuk meningkatkan mutu, proses dan hasil
belajar siswa.
3) Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
upaya peningkatan hasil belajar siswa, sehingga dapat mengubah
perolehan peringkat yang maksimal.
4) Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
peneliti dan dapat mengembangkan wawasan peneliti khususnya
dalam proses pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan serta,menghubungkan beberapa
mata pelajaran (Abdul Majid, 2014, hlm. 80). Pembelajaran terpadu
adalah pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dalam
pendekatan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkungan baik itu
dilingkungan sekolah maupun lingkungan dirumah dan masyrakat. Selain
itu pengembangan pengetahuan siswa juga dapat dilihat dari pengalaman
kehidupan yang pernah mereka alami (Rusman, 2011, hlm.250).
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran
terpadu yang merupakan suatu sistem yang memungkinkan baik secara
kelompok maupun individu aktif menggali dan menemukan konsep secara
holistik, bermakna dan autentik. Tema menjadi pokok pembicaraan dan
gagasan yang mudah memusatkan siswa pada suatu tema tertentu, dengan
strategi pembelajaran tematik ini, siswa akan lebih fokus dan konsentrasi
sehingga pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran kan lebih
mendalam (Rusman, 2011, hlm. 250).
Penggunaan pembelajaran tematik ini mengikut sertakan siswa baik
secara kelompok maupun individu aktif sehingga pembelajaran lebih
bernakna dalam pembentukan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa
(Johni Dimyati, 2016, hlm. 6). Bermakna dapat diartikan bahwa suatu
pembelajaran dimana siswa dapat memahami konsep yang dipelajari
melalui pengelaman langsung dan secara nyata.

8
9

Kurikulum 2013 (K13) pada jenjang sekolah dasar dilaksanakan


melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik dari kelas
I sampai kelas VI (Andi Prastowo, 2015, hlm. 20). Pembelajaran tematik
terpadu ini merupakan pendekatan yang mengintegrasikan berbagai mata
pelajaran kedalam berbagai tema. Sedangkan yang dimaksud dengan tema
dalam pembelajaran tematik yaitu sebagai pokok pikiran yang menjadi
pokok pembicaraan. Tema diberikan dengan maksud menyatukan isi
kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memprakarya perbendaharaan
bahasa serta membuat pembelajaran lebih bermakna (Abdul Majid,
2014,hlm.86). Penggunaan tema dimkasudkan agar siswa dapat dengan
mudah mengenal berbagai konsep secara jelas dan mudah. Tema menjadi
pokok gagsan dan menjadi pokok pembicaraan yang akan memusatkan
siswa pada satu tema tertentu. Dengan strategi pembelajran tematik, siswa
akan lebih konsentrasi terhadap pembelajaran yang sedang disampaikan,
inilah yang akan membuat pemahaman siswa terhadap satu materi
pelajaran akan lebih mudah dipahami secara mendalam.
Keterpaduan dalam pembelajaran tematik dapat dilihat dari aspek
proses pembelajaran, waktu, kurikulum serta dalam proses belajar
mengajar. Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
dirancang berdasarkan tema-tema sebagai pemersatu materi dalam
beberapa mata pelajaran dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran tematik
dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pembelajaran tematik memiliki kelebihan (Abdul Majid, 2014, hlm.92-
93). Sebagai berikut:
1) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari
sehingga lebih memberikan pengalaman yang bermakna.
2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan
memanfaatkan informasi.
10

3) Menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik serta nilai-nilai


luhur yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
4) Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi serta mengahargai pendapat orang lain.
5) Meningkatkan gairah dalam belajar serta menumbuhkan motivasi
dalam diri siswa.
Dengan menerapkan pembelajaran tematik, siswa dan guru
mendapatkan banyak kegunaan serta manfaat (Mamat dkk, 2005, hlm. 15-
17) diantara manfaat tersebut adalah:
a) Pembelajaran tematik mampu meningkatkan pemahaman siswa
terhadap keadaan realitas sesuai dengan tingkat pekembangan
intelektual siswa. Dimana tahap berfikir siswa masih melihat
sesuatu dalam bentuk konsep malalui pengalaman langsung.
b) Pembelajaran tematik memungkinkan siswa mampu
mengeksplorasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan
pembelajaran. Melalui tema, menghubungkan informasi yang
terpisah menjadi satu kesatuan yang utuh.
c) Pembelajaran tematik mampu meningkatkan keeratan hubungan
antar peserta didik dengan pola kehidupan sosial. Sangat
membantu siswa agar mampu beradaptasi dan berganti peran
dalam melakukan pekerjaan yang berbeda.
Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan
keprofesionalannya. Pembelajaran tematik membutuhkan kecermatan dan
keseriusan guru, baik dalam menemukan tema yang kontesktual,
merancang rencana pembelajaran, menyiapkan metode yang tepat,
mengemas materi agar mudah dipahami oleh siswa, merumuskan tujuan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran secara konsisten dengan tema
11

pembelajaran dan menyusum instrumen penilaian (evaluasi) yang relevan


dengan kegiatan pembelajaran.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran
tematik memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakan dengan
pendekatan pembelajaran lainnya. Adapun karakteristik- karakteristik
pembelajaran tematik (Abdul Majid, 2014, hlm.89-90). Yaitu sebagai
berikut:
1) Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered) ,
sesuai dengan pendekatan pembelajran tematik dimana lebih banyak
menekankan siswa dalam proses pembelajran. Seperti membuat
keputusan serta memberikan keluasan kepada siswa untuk dapat aktif
dalam proses pembelajaran baik secara kelompok maupun secara
individu. Pembelajaran ini berpusat kepada siswa dikarenakan siswa
berperan sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator yang akan memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar (Andi Prastowo, 2015,
hlm.341). Dengan pendekatan pembelajaran tematik diharapkan siswa
dapat aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-
prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasai sesuai dengan
perkembangannya.
2) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik lebih bermakna jika dapat memberikan
pengalaman langsung kepada siswa. Pembelajaran tematik
dikhususkan untuk melibatkan siswa secara langsung dalam
pembelajaran. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan
pada sesuatu yang nyata (konkrert) atau fakta yang pernah dialaminya
12

sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak (Andi


Prastowo, 2015, hlm. 341). Guru lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator yang membimbing ke arah tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
3) Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas
Pemisah bidang pengembangan antara mata pelajaran menjadi
tidak begitu jelas. Siswa dapat memusatkan perhatian pada
pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa
mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang tersendiri atau
terpisah-pisah. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu
fenomena pembelajaran dari segala sisi yang menyeluruh tanpa
terpisah. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-
tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa dan
pengalaman siswa (Andi Prastowo, 2015, hlm.342).
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik mengkaji suatu fenomena dari berbagai
macam aspek yang akan membentuk semacam jalinan penghubung
antar pengetahuan yang dimiliki siswa, sehingga berdampak
kebermaknaan dari materi yang dipelajarinya. Pembelajaran tematik
menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami
konsep-konsep tersebut secara keseluruhan (Andi Prastowo, 2015,
hlm. 342). Diharapkan akan berdampak pada kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari secara nyata.
5) Bersifat luwes (fleksibel)
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
13

lainnya, bahkan guru dapat mengaitkan dengan kehidupan nyata siswa


dengan lingkunagn dimana siswa sekolah dan berada.
6) Lebih memperhatikan proses dari pada hasil
Pembelejaran tematik lebih menekankan proses dari pada hasil
yang diperoleh, karena proses akan memberikan makna yang akan
lebih bertahan lama dari pada hasil yang mereka dapatkan . dari proses
inilah siswa akan mudah memahami konsep pembelajaran dan akan
bertahan lebih lama.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran dimana siswa
dapat bermain sambil belajar, sesuai dengan karakteristik siswa usia
sekolah dasar dimana siswa lebih suka pembelajaran yang santai tetapi
bermakna. Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAIKEM
yaitu pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan. Pembelajaran
menyenangkan membuat iswa akan bertahan lama dalam mengikuti
proses pembelajaran tersebut.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
mempunyau karakter fleksibel dan berpusat pada siswa , siswa sebagai
subjek sedangkan guru memfasilitasi atau menjadi fasilitator yang akan
memberikan kemudahan belajar. Sehingga nantinya pembelajaran akan
memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
c. Prinsip-prinsip pembelajaran tematik
Adapun beberapa prinsip pembelajaran tematik sebagai berikut (Abdul
Majid, 2014, hlm.89)
1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan beberapa bidang studi. Tema yang
dipilih berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Serta berhubungan
langsung dengan pengalaman siswa (Jhoni Dimyati, 2016, hlm. 10)
14

2) Tema harus bermakna, pembelajaran tematik perlu memilih materi


beberapa mata pelajaran yang mungkin saling berkaitan dan
berhubungan dengan pengalaman siswa.
3) Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum melainkan harus mendukung pencapaian tujuan yang
termuat dalam kurikulum.
4) Materi pelajaran yang dipadukan mempertimbangkan kemampuan,
minat, kebutuhan serta karakteristik siswa.
5) Materi pelajaran yang kemungkinan tidak bisa dipadukan, jika tidak
dipadukan tidak apa-apa.
Prinsip pembelajaran tematik yang telah diuraikan, maka pembelajaran
tematik harus memperhatikan pemilihan tema. Tema yang sesuai dengan
materi yang akan dikaitkan. Tema yang dipilih harus sesuai dengan dunia
siswa didalam kehidupan sehari-hari, pemilihan tema juga harus
memperhatikan aspek minat, kemampuan serta perkembangan siswa.
d. Rambu-rambu pembelajaran tematik
Adapun rambu-rambu pembelajaran tematik adalah sebagai berikut
(Abdul Majid, 2014, hlm. 91).
1) Tidak semua mata pelajaran dapat disatukan atau harus dipadukan.
2) Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas
semester.
3) Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak harus
dipadukan. Dan kompetensi dasar yang tidak dapat diintegrasikan
dibelajarkan secara tersendiri.
4) Kompetensi dasar yang tidak tercangkup didalam tema harus tetap
disampaikan baik melalui tema yang lain maupun disampaikan
secara tersendiri.
15

5) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca,


menulis dan berhitung serta menanamkan nilai-nilai moral
6) Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan perkembangan atau
karakteristik siswa, lingkungan dan daerah setempat.
e. Pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013
Salah satu implikasi yang paling menonjol dengan diterapkannya
kurikulum 2013 pada jenjang sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah yaitu
pada penggunaan pendekatan pembelajaran tematik. Pembelajaran
tematik dirancang dengan sebaik mungkin, namun dalam kenyataannya
kebijakan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik (Andi Prastowo, 2015,
hlm. 19). Realitanya dilapangan masih sangat sulit ditemukan pelaksanaan
pembelajaran tematik sebagaimana yang diharapkan dalam kurikulum
tersebut. Sebagian guru SD/MI, di kelas bawah sebagian besar masih
menggunakan cara pembelajaran konvensional, yaitu berbasis mata
pelajaran, guru SD/MI masih mengalami kesulitan dalam memahami dan
mengaplikasikan pembelajaran tematik tersebut dengan berbagai kendala
dan keterbatasan dilapangan.
Pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan di SD dalam Peraturan
Pemerintah No. 67 Tahun 2013, pelaksanaan kurikulum 2013 pada
sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran
dengan pendekatan tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI (Abdul
Majid, 2014,hlm.86). Pelaksanaan kurikulum 2013 dilakukan dengan
berbagai pendekatan tematik. Adapun pendekatan yang dimaksud ialah:
1) Pendekatan pembelajaran tematik diberikan di sekolah dasar mulai
dari kelas I sampai kelas VI.
2) Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan kompetensi
dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu: intradisipliner,
interdisipliner, multidisipliner dan trandisipliner (Andi Prastwo,
16

2015, hlm.29). Pendekatan intradisipliner dilakukan dengan cara


mengintegrasikan sikap, keterampilan dan pengetahuan menjadi
satu di setiap mata pelajaran. Interdisipliner dilakukan dengan
menggabungkan kompetensi dasar beberapa mata pelajaran agar
terkait satu dengan yang lainnya, sehingga memperkuat satu sama
lainnya. Multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan
kompetensi dasar tiap mata pelajaran sehingga mata pelajaran
masih mempunyai kompetensi dasarnya sendiri seperti IPA dan
IPS dikelas VI mempunyai komptensi dasar sendiri.
Transdidipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata
pelajaran dengan permasalahan yang sering di temukan
dikehidupan sehari-hari. Pembelajaran tematik terpadu disususn
berdasarkan gabungan berbagai kompetensi.
3) Pembelajaran tematik terpadu menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran yang terdapat dalam kompetensi dasar
(KD) KI-3 dan juga keterampilan KI-4. Implementasi KI-3 dan
KI-4 diharapkan akan mengembangkan berbagai sikap yang
merupakan cerminan dari KI-3dan KI-4.
f. Landasan pembelajaran tematik
Adapun yang menjadi landasan pembelajaran tematik mencakup tiga
landasan yaitu landasan filosofis, landasan psikologis dan landasan yuridis
(Abdul Majid, 2014,hlm.87). Adapun landasan tersebut yaitu:
1) Landasan filosofis
Didalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yatu progresivisme, kontruksivisme dan humanisme (Abdul
Majid, 2014,hlm.87). Aliran progersivisme memandang bahwa
didalam proses pembelajaran lebih ditekankan pada pembentukan
kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alami serta
17

memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat


pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran
(Sukarjo dan Ukim Komarudin, 2010,hlm.55-56). Menurut aliran
filsafat kontruksivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh
pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri.
Aliran ini juga mengatakan bahwa pengalaman siswa secara
langsung yang menjadi kunci didalam pembelajaran. Menurut aliran
ini manusia mengkontruksi pengalaman melalui intraksi dengan
obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungan. Pengetahuan tidak
ditransfer begitu saja dari seseorang guru kepada siswa tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. pengatahuan
bukanlah sesuatu yang sudah jadi, malainkan suatu proses yang
berkembang secara terus menerus.Oleh karena itu, proses
pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri
menjadi pengetahuan yang bermakna (Abdul Majid, 2014,hlm.87-88).
Aliran humanisme ini melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasan,
motivasi dan potensi yang dimilikinya.
2) Landasan psikologis
Pembelajaran tematik berkaitan dengan psikologi perkembangan
siswa dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan sangat
diperlukan terutama dalam menentukan isi atau materi pembelajaran
yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kemampuan
sesuai dengan tahap perkembangan siswa (Abdul Majid, 2014, hlm.
88). Psikologi belajar ini dapat menjadi kontribusi dalam hal
bagaimana isi atau materi yang disampaikan dan seperti apa siswa
dapat mempelajarinya.
18

3) Landasan yuridis
Pembelajaran tematik juga berkaitan dengan berbagai kebijakan
atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik
disekolah dasar. Adapun landasan yuridis terdapat dalam Undang-
undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang
menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan kepribadiannya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan bakat dan minatnya. Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
g. Model-model pembelajaran tematik
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan sistem pembelajaran
yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun secara
kelompok aktif menggali dan menemukan konsep-konsep secara holistik,
bermakna dan autentik (Jhoni Dimyati, 2016,hlm.105). Ada tiga model
pembelajaran yang dipilih serta dikembangkan di program sekolah. Model
tersebut yaitu model keterhubungan (connected model), model jaring laba-
laba (webbed) dan model keterpaduan (integrated) (Abdul Majid,
2014,hlm.76). Masing-masing model pembelajaran meiliki keunggulan
serta kelemahan, adapun model-model tersebut yaitu:
1) Model keterhubungan (connected model)
Model keterhubungan ialah dimana pembelajaran sengaja
diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain,
atau satu keterampilan dengan keterampilan lain, serta
menggabungkan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, satu
topik dengan topik yang lainnya (Abdul Majid, 2014,hlm.76). Kunci
utama dalam model ini yaitu adanya usaha sadar untuk
19

menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu. Keunggulan


model ini dimana siswa akan memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang suatu konsep, sehingga siswa akan lebih mudah
mengembangkan konsep-konsep secara terus menerus. Memiliki
pengulangan yang terus menerus sehingga terjadi pendalaman materi
pelajaran (Jhoni Dimyati, 2016, hlm.114). Adapun kelemahan model
ini ialah masih belum memadukan berbagai materi pelajaran atau
bidang pengembangan sehingga hasil belajar siswa masih belum
holistik.
2) Model jaring laba-laba (webbed)
Model webbed sangat tepat digunakan dijenjang pendidikan taman
kanak-kanak dan sekolah dasar tingkat awal karena model ini
menggunakan pendekatan pembelajaran tematik (Jhoni Dimyati, 2016,
hlm.108). Model pembelajaran ini pada dasarnya menggunkana
pendekatan tematik, pengembangan model ini dimulai dengan
menentukan tema (Abdul Majid, 2014,hlm.76). Tema bisa ditetapkan
dengan kesepakatan antara siswa dengan guru, guru dengan guru dan
dengan cara berdiskusi. Setelah tema disepakati, dilanjutkan dengan
memilih sub tema dengan memperhatikan kaitannya antar mata
pelajaran . dari sub tema tersebut diharapkan aktivitas siswa dapat
berkembang dengan sendirinya. Model webbed sering disebut model
jaring laba-laba. Model ini memiliki keleihan dan kekurangan (Jhoni
Dimyati, 2016,hlm.108). Kelebihannya ialah mudah dilaksanakan,
sedangkan kelemahannya ialah adanya kesulitan dalam
mengaplikasikan tema secara utuh.
3) Model keterpaduan (integrated)
Model ini menggunkan pendekatan antar mata pelajaran. Model ini
diusahakan dengan cara mnggabungkan beberapa mata pelajaran
20

dengan menemukan keterampilan, konsep dan sikap (Abdul Majid,


2014,hlm.76). Pada kegiatan awal guru menyeleksi konsep-konsep
keterampilan dari nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester,
misalnya IPA, IPS, Agama dan Bahasa. Kemudian memilih
keterampilan dan sikap yang saling keterhubungan dan tumpang tindih
diantara berbagai mata pelajaran. Model ini memiliki keunggulan
dimana siswa mampu membangun motivasi belajar karena bahan ajar
terintegrasikan mejadi satu tema serta siswa dengan mudah
menghubungkan dan mengkaitkan materi dari beberapa mata
pelajaran. Adapun kelemahannya ialah sulit untuk dilaksanakan secara
keseluruhan dikarenakan keterbatasan waktu dalam setiap pertemuan
(Jhoni Dimyati, 2016,hlm.114).
h. Tema pemelajaran tematik kelas IV Kurikulum 2013
Pelaksanaan kurikulum 2013 pada sekolah dasar dilakukan melalui
pembelajaran dengan pendekatan tematik dari kelas I sampai kelas VI
(Abdul Majid, 2014, hlm. 86). Pembelajaran tematik terpadu merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema. Tema tersebut yang
akan menjadi pokok pembicaraan. Pembelajaran tematik di kelas IV
mencakup sembilan tema. Adapun daftar tema pada pembelajaran tematik
berdasarkan Kurikulum 2013 di kelas IV sekolah dasar sebagai berikut:
21

Tabel 2.1
Tema pembelajaran tematik kelas IV Kurikulum 2013
No Tema Sub Tema
1. Keberagaman budayaku

1 Indahnya kebersamaan 2. kebersamaan dalam keberagaman

3. Bersyukur atas keberagaman


1. Macam-macam sumber energi
2 Selalu berhemat energi 2. Pemanfaatan sumber energi

3. Gaya dan gerak

1. Hewan dan tumbuhan dilingkungan


rumahku
3 Peduli terhadap 2. Keberagaman makhluk hidup
makhluk hidup dilingkunganku
3. Ayo cintai lingkungan
1. Jenis-jenis pekerjaan

4 Berbagai pekerjaan 2. Barang dan jasa


3. Pekerjaan orang tua
1. Perjuangan para pahlawan
5 Pahlawanku 2. Pahlawan kebanggaanku
3. Sikap kepahlawanan
1. Keanekaragaman hewan dan tumbuhan

6 Indahnya negeriku 2. Keindahan alam negeriku


3. Indahnya peninggalan negeriku
1. Aku dan cita-citaku
7
Cita-citaku 2. Hebatnya cita-citaku

3. Giat berusaha meraih cita-cita


1. Lingkungan tempat tinggalku

8 Tempat tinggalku 2. Keunikan daerah tempat tinggalku

3. Aku bangga dengan daerah tempat


22

tinggalku

1. Makananku sehat dan bergizi

9 Makanan sehat dan 2. Manfaat makanan sehat dan bergizi


bergizi
3. Kebiasaan makananku
Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang dimana
pengembangannya dimulai dengan menggunakan topik tertentu sebagai
tema. Tema adalah pokok pikiran yang menjadi topik dalam pembicaraan
(Abdul Majid, 2014, hlm.99). Pada penelitian ini peneliti hanya
mengambil satu tema yaitu pada tema Selalu berhemat energi, dan sub
tema Macam-macam sumber energi.
i. Prosedur pembelajaran tematik
Prosedur itu sendiri adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
proses pembelajaran. Prosedur dalam pembelajaran seperti strategi,
metode, model dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dikatakan sebagai suatu sistem, sistem ini sendiri yaitu suatu
kombinasi terorganisaasi. Sistem tersebut meliputi unsur manusiawi
(guru) material (bahan pelajaran berupa buku), fasilitas dan perlengkapan
(ruang kelas), dan prosedur yang berintraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem pembelajran adalah sekumpulan komponen pembelajaran yang
membentuk jejaring yang memiliki sifat saling ketergantungan dan saling
menentukan bagi pencapaian tujuan pembelajaran (Andi Pratowo, 2015,
hlm.37). Sistem bermanfaat untuk merancang dan merencanakan suatu
proses pembelajaran. Secara umum rencana pembelajaran tematik
dikaitkan dengan siklus pembelajaran memiliki tiga tahapan yaitu tahapan
perencanaan, tahapan pelaksanaan dan tahapan evaluasi. Adapun tahapan
perencanaan sebagai berikut:
23

1) Tahapan perencanaan pembelajaran


Perencanaan yaitu suatu cara dimana terdapat langkah-langkah
antisipasi untuk membuat pembelajaran dapat berjalan dengan
semestinya (Andi Prastowo, 2015, hlm.232). Perencanaan
pembelajaran merupakan rangkaian awal sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Setiap melakukan pembelajaran guru
wajib memilki perencanaan. Perencanaan memiliki kedudukan yang
esensial dalam pembelajaran yang efektif dan suasana yang menarik.
Sebelum diangkat pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran,
guru terlebih dahulu harus menganalisis SK dan KD. Kemudian
mengelompokan SK dan KD yang memiliki keterkaitan antara satu
dengan yang lainnya. Berdasarkan SK dan KD yang telah
dikelompokan, guru kelas dan guru mata pelajaran melakukan diskusi
untuk menetapkan tema dasar dan unit tema. Tema yang dipilih juga
berdasarkan pertimbangan konsekuen antar siswa, seperti buku yang
tersedia, pengalaman dan isu-isu yang ada ditengah masyarakat. Hal
ini membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung serta sumber
belajar yang tersedia, serta memperhatikan tingkat perkembangan
siswa. adapun untuk menetukan tema perlu memperhatikan beberapa
prinsip (Abdul Majid, 2014, hlm. 98) yaitu:
a) Tema merupakan gabungan dari berbagai mata pelajaran.
b) Tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
c) Memperhatikan karakteristik siswa, termasuk minat,
kemampuan dan kebutuhan.
d) Tema yang dipilih memungkinkan terjadinya proses berpikir
pada siswa.
24

e) Tema bersifat problematik, artinya populer sehingga membuka


kemungkinan luas untuk melaksanakan pembelajaran yang
mengandung arti luas.
Setelah dilakukan analisis terhadap SK dan KD lalu dirumuskan
indikator pencapaian kompetensi. Untuk mendistriusikan semua SK
dan KD dan indikator dibuatlah jarinagn tema, untuk menghubungkan
KD dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringa tema
tersebut akan terlihat keterkaitan antara tema, KD dan indikator dari
setiap mata pelajaran. Jaringan tema dikembangkan sesuai dengan
alokasi waktu setiap tema. Hasil dari seluruh proses yang telah
dilakukan pada tahapan sebelumnya dijadikan dasar untuk penyusunan
silabus. Komponen silabus yaitu SK, KD, indikator pencapaian
kompetensi, materi KBM, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu,
sistem penilaian, alat bantu belajar, media dan sumber belajar.
Mengoperasionalkan silabus dalam pelaksanaan pembelajaran perlu
disusun RPP (rencana pelaksnaan pembelajaran) tersebut merupakan
kegiatan guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
dikelas.
2) Tahapan pelaksanaan pembelajaran
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok
atau tema tertentu yang mengacu pada silabus (Andi Prastowo, 2015,
hlm. 36).
a) RPP dilaksanakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran
dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang
ada yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
25

b) Tahapan pelaksanaan pembelajaran tematik, Pelaksanaan


merupakan kegiatan yang telah direncanakan, pada proses
pelaksanaan dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari
rancangan yang telah disusun. Dalam pengembangan
kurikululm rencana pelaksanaan haruslah disusun secara
sistematik, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa
kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran (Andi
Prastowo, 2015,hlm.45). Rencana pembelajaran merupakan
skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru
dalam waktu yang telah ditentukan. Perencanaan yang terarah
akan menghasilkan pelaksanaan terarah pula.
Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan guru dalam melaksanakan
model pembelajaran tematik, membuat proses lebih bermakna.
Adapun faktor yang mempengaruhi kualitas proses pembelajaran,
yaitu sarana dan prasarana, alat bantu belajar, media dan sumber
belajar, faktor lingkungan belajar dan termasuk yang sangat
menentukan faktor siswa itu sendiri. Prosedur pelaksanaan
pembelajaran tematik disusun dalam tiga tahapan yaitu pendahuluan,
inti dan penutup (Andi Prastowo, 2015, hlm.354).
1) Tahapan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan membuka pelajaran ini
dilakukan sebelum guru menyampaikan materi pelajaran. Adapun
tujuan dari kegiatan membuka pelajaran yaitu untuk menarik perhatian
siswa, menumbuhkan motivasi belajar siswa dan memberikan acuan
atau rambu-rambu tentang pelajaran yang akan dilakukan. Untuk itu
dalam pengembangan bagian tahap pendahuluan harus memperhatikan
ketercapian tiga tujuan tersebut. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan pada tahapan pendahuluan ini yaitu, guru menanyakan
26

kehadiran siswa, guru ertanya tentang sampai dimana pelajaran


seelumnya, guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui
kepahaman siswa tentang materi sebelumnya, guru mengulang
kembali materi sebelumnya.
2) Tahap inti
Tahap pengajaran atau inti, yakni memberikan pengalaman belajar
pada siswa. Tahap ini sangat tergantung pada strategi pembelajaran
yang akan digunakan. Adapun beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam menyusun tahapan ini yaitu sesuai dengan tujuan
dan kompetensi yang dicapai, sesuai dengan jenis bahan atau materi
pembelajaran, ketersediaan sumber belajar dan pengalaman belajar
harus sesuai dengan karakteristik siswa. Adapun kegiatan belajar yang
didasarkan pada pendekatan saintifik sebagaimana dijelaskan dalam
Permendikud RI No. 81a tahun 2013 yaitu mencakup kegiatan
mengamati, menanya, mengasosiasikan, mengeksplorasi dan
mengkomunikasikan (Andi Prastowo, 2015,hlm.357). Dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a) Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati
adalah membaca, ,mendengar, menyimak dan melihat. Dalam
kegiatan mengamati guru membuka secara luas dan bervariasi
serta memberi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan
melalui kegiatan melihat tayangan gambar, menyimak, mendengar
dan membaca. Sebagai fasilitator guru memfasilitasi siswa untuk
melakukan kegiatan pengamatan, melatih siswa untuk
memperhatikan (melihat, membaca dan mendengar) dari suatu
objek.
27

b) Menanya
Menanya merupakan kegiatan lanjutan dari proses
pengamatan. Dalam kegiatan mengamati guru akan membuka
kesempatan siswa secara luas untuk bertanya mengenai apa yang
sudah diamati, dilihat, disimak dan dibaca. Guru akan
membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hasil
objek yang telah dilihat berkenaan dengan suatu objek. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan infornasi tentang apa yang diamati.
Pertanyaan berisikan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit
dan absrak berkenaan dengan fakta, konsep dan prosedur. Guru
melatih siswa yang masih memerlukan bantuan untuk mengajukan
pertanyaan sampai ke tingkat dimana siswa akan mampu
mengajukan pertanyaan sendiri. Kompetensi yang dikembangkan
adalah mengembangkan kreativitas, mengembangkan rasa ingin
tahu setiap siswa dan kemampuan merumuskan pertanyaan.
Semkain banyak bertanya maka rasa ingin tahunya pun dapat
dikembangkan.
c) Mengeksplorasi/mengumpulkan informasi
Setelah diberikan kesempatan bertanya selanjutnya siswa dapat
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Untuk dapat
mengumpulkan berbagai informasi siswa dapat mencari dari
berbagai sumber seperti sisiwa dapat membaca buku,
memperhatikan fenomena yang telah diteliti, atau melakukan
eksperimen, dari kegiatan tersebut terkumpullah berbagai
informasi yang didapat. Kompetensi yang dikembangkan dalam
proses pengumpulan informasi adalah mengembangkan sikap
28

teliti, jujur, sopan dan menghargai pendapat orang lain, dan


kemampuan berkomunikasi. Dalam proses kegiatan eksplorasi
diartikan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan guru untuk
membimbing siswa guna mendapatkan pengalaman baru terkait
materi yang sedang dipelajari.
d) Mengasosiasikan
Setelah mengumpulkan berbagai informasi selanjutnya
memproses informasi untuk menemukan keterkaitan suatu
informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi serta mengambil ragam kesimpulan dari pola
yang ditemukan. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada
kemauan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan
beragam peristiwa. Aktivitas ini diistilahkan sebagai kegiatan
menalar, yaitu proses berfikir yang logis. Adapun kompetensi yang
diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin dan
kerja keras.
e) Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan menyampaikan hasil
pengamatan, menceritakan tentang hasil yang telah ditemukan dari
kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan
pola. Hasil tersebut kemudian disampaikan didepan kelas secara
lisan, tertulis dan media lainnya yang hasilnya akan dinilai oleh
guru sebagai hasil belajar siswa. Kompetensi yang dikembangkan
dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap
jujur, teliti, kemauan berfikir, mengungkapkan pendapat dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Pada kegiatan mengkomunikasikan guru diharapkan memberikan
29

kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan apa yang telah


mereka pelajari.
3) Tahapan penutup (tahapan penilaian)
Tahapan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran. Tahapan penutup adalah tahapan evaluasi
atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan
tahapan ini untuk mengetahui tingkat keberehasilan dari tahapan-
tahapan. Adapun kegiatan yang dilakukan guru pada tahapan penutup
ini adalah meninjau kembali dan melakukan evaluasi pada akhir
pembelajaran, selain itu guru dapat menginformasikan kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Dalam kegiatan meninjau kembali dapat
dilakukan dengan menerangkan inti pelajaran atau membuat
ringkasan. Dalam kegiatan ini guru dapat menggunakan bentuk
pedoman evaluasi. Dalam kurikulum 2013 sistem penilaian yang
digunakan adalah penilaian autentik, penilaian autentik sangat cocok
dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran, khususnya
jenjang sekolah dasar atau mata pelajaran yang sesuai. Dalam
penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar
siswa, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,
membangun jejaring dan lain-lain.
2. Problematika Pembelajaran
Setiap pembelajaran pastinya selalu mengalami yang namanya problem
atau masalah, tidak semua pembelajaran itu sempurna namun yang mendekati
sempurna banyak. Problematika adalah suatu masalah yang timbul dan
masalah tersebut harus diselesaikan. Problem dalam proses pembelajaran
harus ditelusuri dan di cari apa penyebab terjadinya problem tersebut.
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrem
30

yang berperan terhadap rangkaian kejadian intern yang berlangsung dan


dialami siswa. Jika problem dalam pembelajaran dapat dketahui maka akan
terjadi proses belajar yang lebih baik lagi (Djamarah dan Zain, 2014, hlm.2).
Sebagai sebuah proses, pembelajaran dihadapkan berbagai problematika.
Dalam kamus besar bahasa indonesia disebutkan : “Problematika diartikan
sebagai hal yang belum dapat dipecahkan sehingga dapat menimbulkan
permasalahan”. (Departemen pendidikan dan kebudayaan, 2002,hlm.276).
Masalah itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu persoalan atau kendala yang
harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara
kenyataan dengan harapan yang diharapkan dapat terselesaikan.
Secara umum, proses pembelajaran dapat ditelusuri dari faktor-faktor
yang mempengaruhi proses belajar. Pembelajaran pada hakikatnya adalah
proses intraksi antara guru dan siswa, guru dengan guru dan siswa dengan
sumber belajar. Berhasil atau tidaknya dalam mencapai tujuan pendidikan
tergantung pada proses pembelajaran serta pendidik (Bisri Mustofa, 2015,
hlm.127). Dalam proses pembelajaran seorang pendidik sebaiknya banyak
menguasai berbagai macam strategi, model pembelajran dengan baik yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik karena dengan adanya penggunaan
dan penguasaan beberapa strategi dan model, tujuan pembelajaran akan
terlaksana dengan baik sehingga tumbuh minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Seorang pendidik sebaiknya menguasai bahan ajar dan
menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, agar proses
pembelajran dapat berjalan dengan efektif. Belajar pada dasarnya merupakan
usaha mengubah atau meningkatkan potensi seseorang.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan, belajar bukan hanya mengingat akan tetapi mengalami (Oemar
Hamalik, 2014, hlm. 27). Hasil belajar bukan suatu penguasaan melainkan
pengubahan tingkah laku. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu
31

proses untuk mencapai tujuan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa problematika


pembelajaran adalah kendala atau persoalan dalam proses belajar mengajar
yang harus dipecahkan agar tercapainya sebuah tujuan pembelajaran. Adapan
faktor yang menentukan suatu keberhasilan pembelajaran yaitu bahan baku
(raw input), instrumen dan lingkungan (Bisri Mustofa, 2015, hlm.177).
Problematika pembelajaran disebabkan faktor lingkungan pada dasarnya
dapat diantisipasi dengan berbagai kebijakan. Sekolah-sekolah tertentu,
terutama yang menerapkan layanan plus, biasanya sudah mengantisipasi
faktor-faktor tersebut melalui berbagai kebijakan. Dampak lingkungan dapat
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan sebagaimana mestinya dan materi pembelajaran dapat diserap
dengan baik. Pembelajaran tematik atau kurikulum 2013 memiliki tiga
tahapan yaitu Perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan
evaluasi atau penilaian pembelajaran
a. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah proses yang sistematis tentang
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan merupakan pengambilan
keputusan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Perencanaan pembelajaran dalam
kurikulum 2013 memuat program tahunan, program semester, silabus dan
RPP. Berikut ini penjelasan mengenai program tahunan, program
semester, silabus dan RPP sebagai rancangan perencanaan pembelajaran
tematik dalam kurikulum 2013 yaitu :
1) Program Tahunan
Program tahunan merupakan rencana penetapan alokasi waktu 1
tahun pembelajaran untuk mencapai kompetensi inti, kompetensi
dasar, yang ada dalam kurikulum 2013. Prota berdasarkan kurikulum
32

2013 merupakan program umum pembelajaran untuk setiap kelas yang


dikembangkan oleh guru. Prota tersebut sebagai rencana umum
pelaksanaan pembelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam
pembelajaran efektif dalam satu tahun, prota perlu dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum tahun pembelajaran karena
merupakan pedoman bagi pengembangan program-program
berikutnya yakni program semester, silabus dan RPP.
2) Program Semester
Program semester merupakan penjabaran dari prota sehingga
program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersususnya prota.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang
hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
3) Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran tertentu yang mencangkup standard kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian alokasin
waktu, dan sumber belajar (Abdul majid, 2014, hlm.108). Dalam
kurikulum 2013 silabus sudah disiapkan oleh pemerintah baik untuk
kurikulum nasional maupun kurikulum wilayah, hal ini menandakan
bahwa pelaksanaanya nanti guru hanya tinggal mengembangkan
rencana pembelajaran, pernyataan tersebut menandakan bahawa
silabus perlu dipahami sebelum membuat RPP karena pada dasarnya
RPP dikembangkan berdasarkan rumusan silabus yang ditetapkan
pemerintah. (Mulyasa, 2013, hlm.181).
33

4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standard isi
dan telah dijabarkan dalam silabus, lingkup rencana pembelajaran
paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri satu atau
beberapa untuk satu kali pertemuan atau lebih. Adapun komponen
pengembangan RPP yaitu :
a) Mencamtumkan identitas.
b) Mencamtumkan tujuan pembelajaran.
c) Mencamtumkan materi pembelajaran.
d) Mencamtumkan model atau metode pembelajaran.
e) Mencamtumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
f) Mencamtumkan media, alat, bahan, dan sumber belajar.
g) Mencamtumkan penilaian.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Tahapan ini merupakan pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar
sebagai unsur inti dari aktivitas pembelajaran yang dalam pelaksanaanya
disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun dalam perencanaan
sebelumnya. Langkah-langkah kegiatan yang ditempuh diterapkan
kedalam tiga langkah sebagai berikut: (Abdul Majid, 2014, hlm.129-130).
1) Kegiatan awal atau pendahuluan
Dari kegiatan membuka pola pembelajaran adalah untuk menarik
perhatian siswa yang dapat dilakukan dengan cara seperti meyakinkan
siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan
berguna untuk dirinya, menumbuhkan motivasi belajar siswa yang
dapat dilakukan dengan cara seperti membangun suasana akrab
sehingga siswa merasa dekat, dan dilakukan dengan cara
34

mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus


dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
2) Kegiatan Inti
Merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran, dalam kegiatan
inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan sub tema melalui
berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan muti metode dan
media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang
bermakna, pada waktu penyajian dan pembahasan guru dalam
penyajianya hendaknya lebih berperan sebagai fasilitator. Guru pada
kegiatan inti guru menggunakan strategi pembelajaran dengan upaya
menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa agar murid aktif
mempelajari permasalahan berkenaan dengan tema atau sub tema dan
selama proses pembelajaran hendaknya guru selalu memberikan
umpan agar anak berusaha mencapai jawaban dari permasalahan yang
akan dipelajari.
3) Tahapan penutup (tahapan penilaian)
Tahapan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran. Tahapan penutup adalah tahapan evaluasi
atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan
tahapan ini untuk mengetahui tingkat keberehasilan dari tahapan-
tahapan. Adapun kegiatan yang dilakukan guru pada tahapan penutup
ini adalah meninjau kembali dan melakukan evaluasi pada akhir
pembelajaran, selain itu guru dapat menginformasikan kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Dalam kegiatan meninjau kembali dapat
dilakukan dengan menerangkan inti pelajaran atau membuat
ringkasan. Dalam kegiatan ini guru dapat menggunakan bentuk
pedoman evaluasi.
35

c. Tahapan Penilaian pembelajaran


Dalam kurikulum 2013 sistem penilaian yang digunakan adalah
penilaian autentik, penilaian autentik sangat cocok dengan pendekatan
tematik integrative dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar
atau mata pelajaran yang sesuai. Dalam penilaian autentik mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam rangka
mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring dan lain-lain.
Penilaian autentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian pelaksanaan berkelanjutan, bukti autentik, akurat
dan konsisten. (Abdul Majid, 2014, hlm. 56). Jenis penilaian autentik
yaitu: Penilaian proyek, Penilaian kinerja, Penilaian portofolio, Penilaian
jurnal, Penilaian tertulis dan Penilaian non tertulis.

B. Studi Relevan
Untuk mengetahui apakah kajian yang dilakukan oleh peneliti sudah ada
ataupun belum diteliti oleh peneliti sebelumnya. Maka perlu adanya upaya komparasi
(perbandingan) apakah terdapat unsur-unsur perbedaan ataupun persamaan dengan
konteks penelitian ini. Diantara lain penelitian terdahulu yang menurut peneliti
terdapat kemiripan yaitu:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sumayanti tahun 2018 yang berjudul
“Problematika Pembelajaran Tematik Tema Cita-Citaku Kelas IV di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota Jambi”. Latar belakang penelitian ini yaitu, dalam
pembelajaran tematik terlihat guru mengalami kesulitan, dari proses pembelajaran
terlihat guru yang cenderung lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan siswa
terlihat pasif. Selain itu siswa-siswi dalam proses pembelajaran tematik terlihat
kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru, dikarenakan guru cenderung
menggunakan metode konvensional serta terlihat kurang menguasai materi pada saat
36

proses pembelajaran. Tidak adanya penggunaan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran juga membuat siswa-siswi terlihat kurang memahami materi yang
disampaikan, berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik ingin mengetahui apa
saja problematika pembelajaran tematik, peneliti memeilih kelas IV karena
pembelajaran tematik belum sepenuhnya berhasil maka dari itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini. Hasil penelitian ini yaitu bahwa guru kelas IV MI Nurul
Hikmah Kota Jambi mengalami problematika diantaranya, problematika perencanaan
perangkat pembelajaran, problematika pelaksanaan pembelajaran tematik tema cita-
citaku dan problematika dalam penilaian pembelajaran tematik. (Sumayanti, Skripsi
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018).
Kesimpulan penelitian diatas adalah kurangnya pemahaman guru terhadap
pembelajaran tematik akibatnya guru merasa kesulitan dalam mengajar pembelajaran
tematik, serta guru cenderung menggunakan metode ceramah serta kurangnya
sosialisasi tentang penerapan pebelajaran tematik. Dari penelitian diatas, dapat
diambil kesimpulan bahwa persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
sama-sama membahas tentang pembelajaran tematik dan problematika yang dialami
dalam pembelajaran tematik. Akan tetapi, perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang penulis teliti adalah lebih menitik beratkan terhadap problematika
pembelajaran tematik yang memiliki tema dan materi yang berbeda dengan penelitian
diatas.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nurholisa.S tahun 2018 yang berjudul
“Problematika Pembelajaran Tematik Tema Peristiwa Materi Bilangan Kelas 1 SDIT
Al-Mutmainnah Kota Jambi”. Latar belakang penelitian ini yaitu, Kompetensi dasar
yang tidak dapat dipadukan, dipaksakan untuk dipadukan meskipun tidak ada
kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, tema-tema yang dipilih tidak sesuai dengan
karakteristik siswa, minat, lingkungan dan kondisi daerah setempat serta sarana dan
prasarana yang tersedia. Kegiatan pembelajaran tidak ditekankan pada kemampuan
membaca, menulis dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral namun lebih
37

mementingkan pencapaian nilai kognitif. Guru masih terbiasa menyelenggarakan


pembelajaran dengan pendekatan mata pelajaran sehingga dalam pelaksanaanya
masih terdapat bats-bats yang nyata antar mata pelajaran meskipun sudah
ditematikkan. Pendekatan pembelajaran tematik dapat dipandang sebagai uapaya
untuk memperbaiki kualitas pendidikan di tingkat dasar, model pembelajaran tematik
meruapakan suatu system pembelajaran yang memungkin siswa baik dapat belajar
secara individual maupun kelompok dapat aktif mencari dan menggali serta
menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) terdapat dua proses pelaksanaan
pembelajaran tematik kelas I c di SDIT Al-Mutmainnah Kota jambi, diantaranya:
Perencanaan, dimana proses penyusunan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan dengan mudah dan tepat sasaran: pelaksanaan, diamana guru adalah
member motivasi kepada siswa ataupun cerita-cerita yang berkenan dengan topik
pembahasan dan guru juga cerita-cerita yang berkenaan dengan topik pembahsan dan
guru juga menggunakan metode tanya jawab, kerja kelomppok dengan begitu siswa
tampak menyimak dan melihat media dan siswa mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru: (2) Problematika pembelajaran tematik kelas I c di SDIT Al-Mutmainnah
Kota jambi, diantaranya dalam proses perencanaan pembelajaran, proses evaluasi dan
penilaian. Uapaya yang telah dilakukan kepala sekolah dan para guru pembelajaran
tematik adalah dengan cara melakukan tukar pendapat dengan teman sesame guru,
ikut serta dalam kegiatan kelompok kera guru, mengikuti seminar dan diskusi,
mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diadakan setiap satu semester sekali serta
mendatangkan instruktur dari luar yang ahli dalam bidang pembelajaran tematik. .
(Nurholisa. S, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
2018).
Kesimpulan penelitian diatas adalah kurangnya pemahaman guru terhadap
pembelajaran tematik akibatnya guru merasa kesulitan dalam mengajar pembelajaran
tematik, serta guru cenderung menggunakan metode ceramah serta kurangnya
38

sosialisasi tentang penerapan pebelajaran tematik serta fasilits yang mendukung


pembelajaran tematik yang belum memadai baik dari fasilitas dan guru yang
mengajar. Dari penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang pembelajaran
tematik dan problematika yang dialami dalam pembelajaran tematik. Akan tetapi,
perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis teliti adalah lebih
menitik beratkan terhadap problematika pembelajaran tematik yang memiliki tema
dan materi yang berbeda dengan penelitian diatas.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Rosallia Hasmi tahun 2018 yang
berjudul “Problematika penerapan kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Kota jambi”. Latar belakang penelitian ini adalah, masih terdapat kendala-kendala
dilapangan, diantaranya yaitu pertama, dari segi perencanaan, kurangnya pemahaman
guru dalam menyusun RPP sehingga masih ada guru yang mengambil RPP dari
internet, dalam menyusun materi yang akan dipelajari, guru harus menyediakan buku
referensi lain karena buku yang disediakan oleh pemerintah memiliki materi yang
terbatas. Kedua, dari segi pelaksanaan kurangnya pemahaman guru untuk
menerapkan pendekatan Scientifik dalam proses pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran masih berpusat pada guru. Masih ada guru yang menggunakan metode
pembelajaran tradisional, sehingga pembelajaran cenderung bersifat monoton,
kurangnya penggunaan media pembelajaran serta alat peraga dan dari segi evaluasi
kurangnya pemahaman guru terhadap penilaian autentik. Hasil penelitian ini yaitu,
penerapan kurikulum 2013 di MIN Kota jambi sudah cukup baik, namun dalam
pelaksanaanya masih terdapat beberapa hambatan seperti buku yang terkadang telat
datang, serta kurangnya kegiatan pelatihan tentang kurikulum 2013 yang
mengakibatkan kurangnya pemahaman guru terhadap pelaksanaan kurikulum 2013
tersebut. Problematika dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu
kurangnya pemahaman guru dalam menganalisis KD dari beberapa sumber mata
pelajaran yang sesuai dengan bukun siswa, sulit menyusun RPP, sulit menentukan
39

cakupan materi dari setiap KD mata pelajaran sehingga guru sulit dalam
menyiapakan media yang menarik dan sesuai dengan materi yang ada, dan guru
mengalami kesulitan dalam mengatur keadaan kelas dan proses pembelajaran
dikarenakan juumlah siswa yang cukup banyak, menerapkan metode-metode lama
dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan siswa kurang tertarik untuk
mengikuti proses pembelajaran. . (Rosallia Hasmi, Skripsi Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018).
Kesimpulan penelitian diatas adalah kurangnya pemahaman guru terhadap
kurikulum 2013 karena meraka lebih ahli menggunakan KTSP sedangkan di
kurikulum 2013 ini harus menrapkan pendekatan saintifik dan penilaian otenteik
akibatnya guru merasa kesulitan dalam mengajar dengan kurikulum 2013, serta
kurangnya sosialisasi tentang penerapan Kurikulum 2013 serta fasilitas yang
mendukung kurikulum 2013 yang belum memadai baik dari fasilitas dan guru yang
mengajar. Dari penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang Problematika
pembelajaran tematik yang ada pada kurikulum 2013 dan problematika yang dialami
dalam pembelajaran tematik. Akan tetapi, perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang penulis teliti adalah lebih menitik beratkan terhadap problematika
penerapan kurikulum 2013 yang belum seluruhnya diterapkan disekolahan tersebut,
Jika peneliti penulis meneliti tentang problematika yang ada pada pembelajaran
tematik.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Abdul Karim tahun 2018, yang
berjudul “Problematika Penerapan Pembelajaran Tematik di Madrasah Ibtidaiyah
Swasta An-Nizhom Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi”. Latar belakang penelitian
ini adalah, ditemukan beberapa problematika yang pertama, problematika dari segi
perencanaan yaitu guru masih kebingungan dalam membuat RPP sehingga guru
sering mengambil dari internet dan tidak membuat sendiri, kedua problematika dari
segi pelaksanaan, guru masih menggunakan metode tradisonal tidak menggunakan
40

metode Saintifk, yang ketiga dari segi evaluasi guru masih bingung dalam
memberikan penilaian kepada siswa serta raport yang harus mencangkup tiga hal
yaitu, pengetahuan, keterampilan dan sikap hal ini menyebabkan guru kesulitan
dalam merumuskan nilai untuk siswa tersebut. Hasil penelitian ini adalah penerapan
pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Swasta An-Nizhom Kecamatan Telanai
Pura kota jambi belum cukup optimal hal ini dapat dilihat dari beberapa problematika
yang ditemui diantaranya, rendahnya pemahaman guru dalam menerapakan
pembelajaran tematik, sarana dan prasarana yang kurang memadai, guru kurang
mempersiapkan sumber belajar, guru kurang menguasai komputer sehingga kesulitan
dalam memberi nilai selain itu kurangnya pelatihan dan sosialisasi dalam penerapan
pembelajaran tematik. (Abdul Karim, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, 2018).
Kesimpulan penelitian diatas adalah kurangnya pemahaman guru terhadap
kurikulum 2013 karena meraka lebih ahli menggunakan KTSP sedangkan di
kurikulum 2013 ini harus menrapkan pendekatan saintifik dan penilaian otenteik
akibatnya guru merasa kesulitan dalam mengajar dengan kurikulum 2013, serta
kurangnya sosialisasi tentang penerapan Kurikulum 2013 serta fasilitas yang
mendukung kurikulum 2013 yang belum memadai baik dari fasilitas dan guru yang
mengajar. Dari penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang Problematika
penerapan pembelajaran tematik dan problematika yang dialami dalam pembelajaran
tematik. Akan tetapi, perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang
penulis teliti adalah lebih menitik beratkan terhadap problematika penerapan
pembelajaran tematik yang belum seluruhnya diterapkan disekolahan tersebut, Jika
peneliti penulis meneliti tentang problematika yang ada pada pembelajaran tematik
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Ade Rosidah tahun 2018, yang
berjudul “Problematika Penerapan Kurikulum 2013 Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah
Tarbiyah Islamiyah Kecamatan Jelutung Kota Jambi”. Latar belakang penelitian ini
41

adalah penerapan kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyah Islamiyah


Kecamatan Jelutung Kota Jambi masih terdapat kendala-kendala dilapangan,
kurangnya pemahaman guru dalam penerapan kurikulum 2013. Dalam kegiatan
belajar mengajar, guru masih menerapkan pembelajaran dalam bentuk KTSP bukan
tematik, kemudin masih menggunakan metode ceramah, dimana siswanya hanya
mendengarkan saja tidak menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifk,
selain itu kurangnya sarana dan prasarananya yang memadai dalam kegiatan belajar
mengajar. Hasil penelitian ini adalah pertama, faktor yang menyebabkan rendahnya
pemahaman guru dalam penerapan kurikum 2013, Kedua, dalam perencanaan
penerapan kurikulum 2013 kurang mampu dalam mengembangkan isi silabus, guru
kurang memahami penggunaan RPP dan guru kurang mampu dalam merancang
media yang menarik. ketiga, problematika yang dialami oleh guru dalam pelaksanaan
guru kesulitan dalam mengatur keadaan kelas dan proses pembelajaran, guru hanya
menerapkan metode-metode lama, guru kesulitan dalam memanajemen waktu, guru
belum menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Serta yang ke
empat dalam evaluasi guru kesulitan dalam menerapkan penilaian autentik, karena
cukup rumit dan ribet serta guru kurang trampil dalam penggunaan Komputer. (Ade
Rosidah, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018).
Kesimpulan penelitian diatas adalah kurangnya pemahaman guru terhadap
kurikulum 2013 karena meraka lebih ahli menggunakan KTSP sedangkan di
kurikulum 2013 ini harus menrapkan pendekatan saintifik dan penilaian otenteik
akibatnya guru merasa kesulitan dalam mengajar dengan kurikulum 2013, serta
kurangnya sosialisasi tentang penerapan Kurikulum 2013 serta fasilitas yang
mendukung kurikulum 2013 yang belum memadai baik dari fasilitas dan guru yang
mengajar. Dari penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang Problematika
penerapan pembelajaran tematik dan problematika yang dialami dalam pembelajaran
tematik. Akan tetapi, perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian kali ini
42

adalah lebih menitik beratkan terhadap problematika penerapan kurikulum 2013.


Kurikulum sudah diterapkan akan tetapi sekolah tersebut belum seluruhnya
menerapkan kurikulum tersebut. Jadi, peneliti melakukan penelitian tentang
problematika yang ada pada pembelajaran tematik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
pendekatan penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara
terperinci mengenai problematika pembelajaran tematik kelas IV tema indahnya
keragaman di negeriku Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi. Pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam dengan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi, yaitu gabungan
dari teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi (Sugiyono,
2016, hlm.15). Metode penelitian yang menggunakan objek alamiah, dimana peneliti
turun langsung kelapangan untuk mengetahui apa problematika pembelajaran tematik
kelas IV tema indahnya keragaman di negeriku Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX
Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi. Tujuannya untuk menggambarkan kondisi
yang sebenarnya dari situasi yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dikarenakan dalam melakukan tindakan yang sangat diutamakan adalah
mengungkapkan makna dan proses pembelajaran sebagai upaya peningkatan. Adapun
jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif,
yaitu data yang dikumpulkan merupakan data berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka (Lexy Moleong, 2013, hlm.4).
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kualitatif dikarenakan pendekatan
yang dilakukan peneliti melalui pendekatan deskriptif, yang artinya dalam penelitian
kualitatif data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Data-data yang dikumpulkan
melalui observasi, wawancara dokumentasi peribadi dan dokumentasi resmi lainnya.
Sehingga yang menjadi tujuan penelitian kualitatif adalah ingin menggambarkan
realitas dibalik fenomena yang ada secara mendalam dan rinci. Maka dari itu peneliti
memilih menggunakan penelitian kualitatif.

43
44

B. Setting dan Subjek Penelitian


1. Setting Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti mendapatkan fakta-fakta
yang terjadi pada proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini
peneliti mengambil lokasi penelitian di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo
Darat Kabupaten Muaro Jambi. Subjek yang menjadi penelitian ialah guru
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro
Jambi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seseorang atau lapangan yang akan dijadikan
penelitian atau suber yang dapat diteliti dengan metode dialaog sekaligus
menjadikan data dalam penelitian. Subjek penelitian ini yang menjadi
dominan adalah guru pengajar tematik dan siswa. Namun untuk memperoleh
data yang akurat maka diperlukan juga adanya pendiskusian dengan subjek
yang lain seperti kepala sekolah, guru dan siswa. Dalam pengambilan subjek,
penelitian ini menggunakan cara purposive sampling. purposive sampling
adalah pengambilan sampel subjektif peneliti berdasarkan pada karakteristik
tertentu yang dianggapp mempunyai sangkut paut dengan karakteristik
tertentu misal peneliti tentang pendidikan, maka peneliti harus mencari
sampel para ahli pendidikan, sampel semacam ini digunakan dalam penelitian
kualitatif (Sugiono, 2009, hlm.9). Berdasarkan pandangan diatas, maka pada
dasarnya kehadiran peneliti disini disamping sebagai instrument juga menjadi
faktor penting dalam seluruh kegiatan penelitian ini.

C. Jenis Dan Sumber Data


Jenis data yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah bersifat narasi, uraian
penjelasan data dari informan baik secara lisan maupun data dokumen yang tertulis,
perilaku subjek yang diamati dilapangan juga menjadi data dalam pengumpulan hasil
penelitian ini. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dimana data diperoleh.
45

Sedangkan menurut Loftland yang dikutip oleh Moleong mengatakan bahwa sumber
data yang utama dalam penelitian kualitaif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya
adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lexy Moleong, 2013,hlm.157).
1. Data
Data yang akan diteliti oleh peneliti data yang berkaitan dengan apa saja
mengenai problematika pembelajaran tematik kelas IV tema tema indahnya
keragaman di negeriku Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi
2. Sumber data
Sumber data adalah subjek yang akan peneliti pilih intuk mendapatkan
informasi atau data yang dibutuhkan dalam kelengkapan penelitian. Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data adalah guru kelas IV di Sekolah
Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi. Maka
pengumpulan data dapat menggunakan dua macam cara yaitu:
a) Data primer (data utama)
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Pencatatan data utama berupa
kata-kata atau tindakan yang dilakukan melalui wawancara langsung
terhadap guru sekaligus wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX
Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi. Selain itu peneliti juga
mengamati langsung proses pembelajaran tematik dikelas.
b) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulanya oleh peneliti tetapi data yang sudah jadi dituangkan dalam
lapangan penelitian, misalnya data dari biro statistic, majalah, Koran,
keterangan dan publikasi lainya(Yamin, 2009, hlm.87). Merupakan
sumber kedua dan merupakan tambahan data primer. Data sekunder ini
berupa:
46

1) Data tertulis
Data tertulis ini berupa dokumentasi sejarah sekolah, keadaan
guru, visi dan misi, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana,
prestasi akademik dan non akademik serta jadwal pelajaran kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
2) Foto atau gambar
Penggunaan foto adalah untuk memperoleh data yang tidak dapat
ditemukan secara tertulis sekaligus menjadi pelengkap serta bukti
penguatan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah bagian terpenting dalam penelitian. Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2016, hlm. 308).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi serta
dokumentasi dalam mengumpulkan data yang peneliti cari, berikut adalah penjelasan
tentang ketiga teknik tersebut:
1. Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering di jumpai dalam penelitian.
Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat. Observasi
juga merupakan kegiatan mengamati semua objek dengan menggunakan
seluruh indera. Dalam observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan indera
penglihatan. Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang
hendak diambil berupa fakta alamiah, tingkah laku, hasil kerja informan
dalam situasi alami. Peneliti menggunakan metode ini untuk mengamati
secara langsung keadaan dilapangan. Intrumen observasi akan lebih efektif
jika informasi yang hendak diambil berupa fakta alami, tingkah laku, hasil
47

kerja informan dalam situasi alami. Peneliti menggunakan metode ini untuk
mengamati secara langsung keadaan dilapangan, terutama data tentang:
a) Proses perencanaan pembelajaran tematik kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi.
b) Proses pelaksanaan pembelajaran tematik kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi.
c) Proses evaluasi pembelajaran tematik kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
(Sugiyono, 2016, hlm.317). Dalam melakukan wawancara peneliti
berpedoman kepada fokus penelitian yang telah dibuat.
Peneliti melakukan wawancara tentang perencanaan mencakup pembuatan
program tahunan dan semester, silabus, RPP, langkah-langkah pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan yang
dilakukan guru selama proses pembelajaran. Pedoman wawancara yang
digunakan didalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, karena
pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan telah dirumuskan terlebih dahulu
oleh peneliti. Metode wawancara ini peneliti gunakan dengan tujuan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan problematika pembelajaran tematik.
Adapun sumber informasi adalah guru kelas IV di Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi.
3. Dokumentasi
Cara lain untuk memperoleh data dari informan adalah menggunakan
teknik dokumentasi. Teknik ini dilakukan dengan mempelajari catatan-catatan
48

mengenai data pribadi responden. Cara pengumpulan data melalui


peninggalan tertulis, seperti arsip termasuk juga buku tentang teori, pendapat
dan lain-lain yang berthubungan dengan masalah penelitian disebut dengan
teknik dokumentasi. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan,cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, sketsa dan lain-lain.
Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data-data yang
berhubungan dengan gambaran pembelajaran tematik di kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi. Dokumentasi
dalam penelitian ini seperti dokumentasi profil sekolah, foto-foto saat proses
pembelajaran tematik berlangsung dan sebagainya.

E. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian kualitatif teknik analisis data yang digunakan yaitu untuk
menjawab rumusan masalah. Dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh dari
berbagai sumber dengan menggunakanteknik bermacam-macam (Sugiyono, 2016,
hlm. 333). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kualitatif, mengikuti konsep Miles and Huberman.Analisis data adalah proses
mengatur urutan data yang digunakan yaitu untuk menjawab suatu pola data yang
dikumpulkan pada setiap observasi dari pelaksanaan siklus penelitian di analisis serta
secara deskriptif untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran. Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi
data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya
hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah
semua data terkumpul, maka lengkah berikutnya adalah pengolahan dan analisis data.
Analisis data itu sendiri adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara
49

mengorganisasikan data kedalam kategori, memilih mana yang dibutuhkan dan akan
dipelajari hingga membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami. Dalam analisis
data selama dilapangan menggunakan model Miles and Huberman, yaitu teknik
analisis data disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian yaitu:
1. Mereduksi data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang sering muncul dari
catatan-catatan tertulis dilapangan. Karena data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak yang terdiri dari catatan lapanagn, gambar, foto-
foto,dokumen, dan biografi maka, dari itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Data yang di peroleh harus direduksi. Mereduksi data berarti merangkum dan
memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan
membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2016, hlm. 338). Dengan demikian
data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.
Dalam merangkum data tidak terlepas dengan membuat ringkasan selama
proses penelitian. Pada tahap mereduksi data sesuai dengan fokus penelitian
mengenai problematika pembelajaran tematik masih terdapat kesulitan-
kesulitan yang dihadapi guru dalam melakukan pembelajaran tematik,
kurangnya pemahaman guru dilaksanakanya pembelajaran tematik, tingkah
laku siswa yang terlihat sangat aktif (rebut) dalam pembelajaran, keadaan
kelas yang kurang memadai, mengakibatkan guru mengalami problematika
pembelajaran tematik tema indahnya keragaman di negeriku kelas IV di
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi. Data
diambil melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis
dengan menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak diperlukan
sehingga data tersebut dapat disajikan.
2. Penyajian data
Setelah dilakukan reduksi data langkah selanjutnya adalah menyajikan
data secara jelas dan singkat. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat dan sejenisnya (Sugiyono, 2016,
hlm.341). Melalui penyajian data tersebut membantu peneliti
50

mengorganisasikan data-data yang ada, sehingga tersusun dan mudah


dipahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat dan bagan, penelitian kualitatif penyajian datanya
dengan teks naratif. Setelah data dirangkum kemudian melakukan penyajian
data terkait dengan masalah penelitian yang ada mengenai problematika
pembelajaran tematik tema indahnya keragaman di negeriku di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi. Dalam hal ini, data
hasil kegiatan reduksi kemudian disajikan berdasarkan pada aspek-aspek yang
diteliti pada sekolah yang menjadi lokasi penelitian. Dengan demikian
penyajian data secara singkat dan jelas dimungkinkan dapat mempermudah
memahami gambaran keseluruhan atau bagian tertentu dari aspek yang
diteliti.
3. Verifikasi (penarikan kesimpulan)
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan dilakukan perubahan apabila tidak
ditemukan bukti yang kuat dan yang mendukung pada tahapan pengumpulan
data berikutnya, tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang valid (Sugiyono, 2009, hlm.252). Kesimpulan
dalam penulisan kualiatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada, temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti. Verifikasi
data adalah pemeriksaan benar tidaknya hasil laporan penelitian. Kesimpulan
adalah tinjauan ulang pada catatan lapangan atau kesimpulan dapat ditinjau
sebagaimana yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya,
51

kekokohannya, kecocokannya yaitu yang merupakan validitas (Miles dan


Huberman, 2009, hlm. 20).
Langkah terakhir yang ditempuh setalah menanalisis data adalah
melakukan pengambilan kesimpulan dan verifikasi kesimpulan, data yang
telah terkumpul kesimpulan perlu dibuat dalam bentuk pernyataan singkat dan
mudah dipahami dengan mengacu pokok permasalahan yang akan diteliti,
karena merupakan intisari dari hasil penelitian (Moleong, 2010, hlm. 103).
Dengan demikian setelah data disajikan dalam penyajian data mengenai
problematika pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan msih terdapat
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran
tematik indahnya keragaman di negeriku kelas IV di Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Dalam keabsahan merupakan konsep yang penting diperbaharui dari konsep
keabsahan (validitas) dan kendala (reailitas) (Sugiyono,2016, hlm. 363).
Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu sendiri atas
derajat kepercayaan, kebergantungan dan kepastian. Dalam penelitian ini peneliti
mengecek keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dengan meningkatkan
ketekunan, triangulasi dan kecukupan referensi , adapun sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketekunan
Teknik ini dimaksud untuk melakukan pengamatan secara lebih cermat,
penguji kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan
cara peneliti membaca keseluruhan catatan hasil penelitian dengan cermat
(Sugiyono, 2016,hlm.371). Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan
ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumen-dokumen yang terkait dengan proses perencanaan,
52

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran tematik di di Sekolah Dasar Negeri


76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi.
2. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data dan
waktu (Sugiyono, 2015,hlm.372).
a) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa
sumber. Misalnya peneliti akan mencari problematika dalam pembelajaran
tematik, maka peneliti akan mengumpulkan data dari kepala sekolah, guru
kelas yang mengajar tematik, dan siswa/siswi yang ikut dalam
pembelajaran tematik. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-
ratakan seperti penilaian kuantitatif, tetapi deskripsikan, dikategorikan,
mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang lebih spesifik
dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya sdimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut (Sugiyono,
2015, hlm.373).
b) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari wawancara, lalu dicek dengan
observasi, dokumentasi, atau kuisoner. Bila dengan tiga teknik pengujian
kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap
53

benar, atau mungkin semuanya benar, karena dari sudut pandangnya


berbeda (Sugiyono, 2015, hlm.374).
c) Trianggulasi waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga lebih credible. Untuk itu dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara pengecekan dengan
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan
secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastianya (Sugiyono,
2015, hlm.374).
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber yang telah ada (Sugiyono, 2016, hlm.330).
Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Triangulasi dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan teknik yeng berbeda. Penelitian ini menggunakan trianggulasi
teknik, dimana data yang diambil dengan menggunakan berbagai macam
teknik, dalam penelitian ini, peneliti berusaha membuktikan data dari hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi
3. Kecukupan referensi
Adanya alat pendukung untuk membuktikan data yang telah
didapatkan oleh peneliti (Sugiyono, 2016, hlm.375). Dalam penelitian ini
data hasil wawancara didukung dengan menggunakan rekaman
wawancara. Selain itu juga digunakan data-data yang dilengkapi dengan
foto atau gambar, dokumen, sehingga data lebih dapat dipercaya. Dalam
54

kecukupan referensial peneliti menggunakan alat bantu perekam, kamera


handphon. Kecukupan referensial ini membantu peneliti dalam wawancara
dengan informan dan mengamati fenomena yang terjadi sesuai dengan
fokus penelitian.
G. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian dilapangan, maka peneliti
menyusun agenda penelitian secara sistematis dan disusun bertujuan untuk menjadi
pedoman dalam melakukan langkah-langkah penelitian nantinya untuk lebih jelasnya
dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1

No Jenis Kegiatan September Januari Februari Maret April Mei


2019 2020 2020 2020 2020 2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul X
Proposal
2 Penyusunan Proposal X

3 Bimbingan Proposal X X

4 Seminar Proposal X

5 Perbaikan Proposal X X

6 Pengurusan Izin Riset X X X

7 Pelaksanaan Riset X X X X X

8 Penyusunan Data X X X

9 Penulisan Skripsi X X X
10 Perbaikan Skripsi X X
11 Penyempurnaan X
12 Munaqasah X

13 Pengadaan Skripsi X
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
Berangkat dari fokus penelitian yang dikemukakan pada bab I yang ingin
mengungkapkan dan memaparkan tentang problematika pembelajaran tematik kelas
IV di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi, maka
dalam bab ini peneliti akan memaparkan data sesuai dengan temuan peneliti
dilapangan. Selain itu ada pula pada bab IV ini akan memaparkan gambaran umum
tentang sekolah yang diteliti. Pembahasan pada tahap paparan pada data ini terdiri
dari 3 bagian pembahasan, yaitu: Deskripsi umum lokasi penelitian, paparan data dan
temuan penelitian.
1. Sejarah Berdirinya Objek Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
merupakan sekolah yang berdiri pada tahun 1980 yang didirikan oleh Bapak
Huzen dan Bapak Sasro, pada dahulu sebelum menjadi Sekolah Dasar Negeri
76 adalah sekolah yang bernama Sekolah Dasar Negeri 156 sebelum
pemekaran, yang pada tahun itu berjumlah hanya 3 orang tenaga pengajar dan
jumlah kelasnya ada 6 kelas.
Seiring berjalanya waktu, dengan visi misi yang sangat berorientasi pada
teknologi dan sains, serta sering mengadakan kegiatan untuk mengembangkan
bakat anak.

55
56

Tabel 4.1
Identitas sekolah (Profil)
NO Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah Sekolah Dasar Negeri 076/IX Mendalo Darat
2 NIPSN 10502745
3 Alamat Jln. Jambi – Muara Bulian, Mendalo Darat
4 Kelurahan Mendalo Darat
5 Kecamatan Jambi Luar Kota
6 Kabupaten/Kota Muaro Jambi
7 Profinsi Jambi
8 Kode Pos 36361
9 Telephon/HP 081366770061
10 Status Sekolah Terdaftar dan Diakui
11 KBM Pagi dan siang
12 Tahun Berdiri sekolah tahun 1980 yang didirikan oleh Bapak Huzen dan
Bapak Sasro
13 Luas Tanah Bangunan 1353,80
14 Luas Tanah (m2) 1353
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi 2020
2. Letak Geografis Sekolah
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
terletak di Jln. Jambi – Muara Bulian, Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar
Kota, Kabupaten Muaro Jambi kode pos 36361. Keberadaan lokasi Sekolah
Dasar sangatlah mudah dijangkau serta mudah untuk ditemukan oleh
masyarakat, terutama dalam lingkungan mendalo, karena terletak ditengah-
tengah keramaian penduduk, inilah yang membuat Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi mudah dikenal dan dijangkau
oleh kalangan masyarakat. Karena letak Sekolah Dasar mudah untuk
ditemukan serta berada dikalangan masyarakat maka timbullah niat orang tua
untuk memasukan anak-anaknya di sekolah tersebut. Letak dan geografisnya
Sekolah dasar sangatlah strategis.
57

3. Visi dan Misi Sekolah


a. Visi
Adapun visi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi adalah sebagai berikiut:
“Unggul dalam prestasi bermutu, beriman, tampil dengan akhlak mulia”
b. Misi
Adapun misi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi adalah sebagai berikiut:
1) Mengutamakan pembelajaran aktif, inovatif dan menyenangkan.
2) Menanamkan pemahaman dan penghayatan terhadap kegiatan
agama serta melakukan kegiatan keagamaan.
3) Meningkatkan kompetensi siswa agar mampu bersaing kejenjang
yang lebih tinggi.
4) Mengembangkan ilmu pengetahuan peserta didik sesuai dengan
seni budaya teknologi.
4. Kurikulum Sekolah Dasar
Kurikulum yang digunakan di Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi pada kelas I, II, III, IV, V dan VI digunakan
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum 2013
memiliki tiga aspek penilaian yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap dan spek
keterampilan. Pada tahun ajaran 2013/2014 tepatnya sekitar pertengahan
tahun 2013, kurikulum 2013 diimplementasikan secara terbatas pada sekolah
perintis yakni pada kelas pada kelas I dan kelas IV untuk tingkat sekolah
Dasar.
Pada tahun 2014 kurikulum 2013 sudah diterapkan kelas I, III, IV, VI dan
untuk Sekolah Dasar sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama kelas VII
dan VIII dan jenjang Sekolah Menengah Atas kelas X dan XI. Kurikulum
58

2006 (KTSP) merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk


mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP
merupakan salah satu wujud reformasi pendidikian yang meberikan otonomi
kepada kepala sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan potensi, ketentuan, dan kebutuhan masing-masing.
5. Program Pembelajaran
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
merupakan Sekolah Dasar yang berciri khas berprestasi dan beriman dan
mempunyai program-program pembelajaran yang berciri khas yang menarik.
Adapun program pembelajaran Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
a. Mata pelajaran yang diajarkan
1) Agama
2) Umum
(a) Tematik
(1) Bahasa Indonesia
(2) Pendidikan Kewarganegaraan
(3) Ilmu Pengetahuan Alam
(4) Ilmu Pengetahuan Sosial
(5) SBDP
(b) Metematika
(c) Penjaskes
(d) Bahasa Inggris
b. Ekstrakurikuler
1) Yasinan
2) Upacara pagi
3) Pramuka
4) Futsal
59

c. Waktu Belajar
1) Kelas I ( Masuk pagi )
(a) 07.15-08.45 Materi pembelajaran
(b) 08.45-09.00 Istirahat
(c) 09.00-10.30 Materi pembelajaran
2) Kelas II (Masuk siang)
(a) 10.35-12.05 Materi Pembelajaran
(b) 12.05-12.20 Istirahat
(c) 14.00-13.50 Materi Pembelajaran
3) Kelas III (Masuk siang)
(a) 12.00-13.45 Materi pembelajaran
(b) 13.45-14.00 Istirahat
(c) 14.00-15.45 Materi pembelajaran
4) Kelas IV dan V (Masuk pagi)
(a) 07.15-09.00 Materi pembelajaran
(b) 09.00-19.15 Istirahat
(c) 09.15-10.25 Materi pembelajaran
(d) 10.25-10.40 Istirahat
(e) 10.40-11-50 Materi pembelajaran
5) Kelas VI (Masuk Pagi)
(a) 07.15-09.00 Materi pembelajaran
(b) 09.00-19.15 Istirahat
(c) 09.15-10.25 Materi pembelajaran
(d) 10.25-10.40 Istirahat
(e) 10.40-11-55 Materi pembelajaran
d. Tata Tertib
Tata tertib merupakan sebuah aturan yang harus dipatuhi. Masing-
masing sekolah meimiliki peraturan yang berbeda-beda. Sekolah Dasar
60

Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi juga terdapat tata
tertib umumnya memiliki peraturan dan tata tertib yang bernuansa islami,
mulai dari berpakaian, pergaulan, perbuatan sehari-hari selalu
mencerminkan pada akhlakul karimah. Dalam berpakaian juga memiliki
aturan dan wajib mematuhinya tata tertib berpakaian di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
Tabel 4.2
Tata tertib berpakaian siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo
Darat Kabupaten Muaro Jambi
No Hari Pakaian Keterangan
1 Senin Merah-Putih Siswa-Siswi
2 Selasa Merah-Putih Siswa-Siswi
3 Rabu Batik-Rok Merah Siswa-Siswi
4 Kamis Batik-Rok Merah Siswa-Siswi
5 Jum’at Pramuka Siswa-Siswi
6 Sabtu Olahraga/Pramuka Siswa-Siswi
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi 2020.
6. Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pembelajaran.
Pentingnya pembelajaran tematik diterapkan di Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah karena pada umumnya siswa pada tahap ini masih melihat segala
sesuatu sebagai satu keutuhan. Pebelajaran tematik sebelumnya hanya
dilaksanakan pada kelas rendah dan kelas tinggi, pembelajaran tematik di
SD/MI tidak lagi mempelajari masing-masing mata pembelajaran secara
terpisah.Sebagaian sekolah dan madrasah masih ada yang belum menerapkan
pembelajaran tematik.
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
telah menerapkan pembelajaran tematik pada kelas rendah yaitu kelas I, II,
sedangkan pada kelaas tinggi yaitu kelas IV, V, dan VI di . Sekolah Dasar
61

Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi menerapkan


pembelajaran tematik.
Dalam kurikulum 2013 mata pembelajaran yang semula 10 mata
pelajaran di padatkan menjadi 8 mata pembelajaran yaitu, PPKN, Agama,
MTK, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Penjas, Seni Budaya, Muatan Lokal dan
Pengembangan diri menjadi Agama, PPKn, IPA, IPS, MTK, Bahasa
Indonesia, penjas dan seni budaya yang disajikan permata pelajaran, namun
pada kurikulum 2013 dipadukan menjadi PPKn, IPA, IPS, MTK, penjas dan
SBDP, Bahasa Indonesia yang dipadukan kedalam pembelajaran tematik.
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
menggunakan pembelajaran tematik namun ada beberapa mata pelajaran yang
tidak dipadukan kedalam pembelajaran tematik, di Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi pembelajaran MTK dan penjas
dipisahkan menjadi mata pelajaran tersendiri dan dilaksanakan sesuai dengan
jadwal mata pelajaran.
7. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai
alat dan fasillitas untuk mencapai sebuah tujuan. Sarana dan prasarana
bertujuan untuk mendukung terjadinya proses belajar mengajar agar
tercapainya tujuan pembelajaran. Sarana dan prasarana yang baik akan
mendukung tercapainya proses pembelajaran yang efektif serta menumbuhkan
motivasi terhadap proses pembelajaran.
Sarana dan prasarana merupakan alat atau bagian yang memiliki peran
sangat penting bagi keberhasilan dan kelancaran suatu proses. Dalam ssebuah
proses pendidikan kualitas sangat penting, kualitas pendidikan tersebut juga
didukung dengan adanya sarana dan prasrana yang memadai. Sarana dan
prasarana di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro
62

Jambi merupakan salah satu faktor yang mempunyai fungsi penting dalam
memperlancar proses belajar mengajar dan tercapainya tujuan pendidikan.
a. Sarana
Sarana merupakan alat dan faslitas yang digunakan untuk mencapai
sebuah tujuan. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan dapat berjalan
dengan lancar. Sarana yang baik akan membantu proses pembelajaran
berjalan dengan lancar dan juga dapat memberikan motivasi kepada siswa
untuk belajar dengan giat.
Sarana merupakan perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah
dari suatu tempat ketempat lain. Adapun sarana yang dapat mendukung
berlangsungnya proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 76/IX
Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi dimana telah meimiliki fasilitas
yang cukup dan memadai dalam proses pembelajaran adapun sarana yang
ada di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro
Jambi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Sarana Sekolah Dasar Negeri 76/IXMendalo Darat Kabupaten Muaro
Jambi
No Fasilitas Keadaan
Jumlah Baik Kurang Rusak
Baik
1 Komputer 4 √
2 Kipas Angin 13 √
3 Papan Tulis 13 √
4 Kursi 30 √
5 Meja 403 √
6 Pojok Baca 13 √
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi 2020
Berdasarakan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi memiliki sarana dan
63

prasarana secara keseluruhan yang disedikan oleh Sekolah Dasar sudah


termasuk cukup memadai dan lengkap.
b. Prasarana
Selain Sarana terdapat juga prasarana yang merupakan fasilitas utama
yang mendukung teselenggaranya suatu proses pembelajaran, prasarana
merupakan perlengkapan pembelajaran yang tidak dapat dipindah dari
suatu tempat ketempat yang lain. Prasarana pendidikan merupakan semua
komponen yang secara tidak langsung mendukung jalanya proses belajar
mengajar disekolah.
Prasarana merupakan suatu koponen yang paling utama untuk
mencapai suatu hasil atau tujuam yang diinginkan. Prasarana sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar. Di Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi terdapat bebrapa prasarana
yang dapat mendukung proses pembelajaran juga telah memiliki gedung
yang cukup memadai, walaupun masih belum sempurna, adapun sumber
dana pembagunan Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi dari dana swadaya masyarakat, dan pemerintah. Adapun
prasarana Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro
Jambi antara lain:
64

Tabel 4.4
Keadaan Prasarana di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi
Keadaan
No Bangun/Ruang Jumlah Baik Kurang Rusak
Baik
1 Ruang Kelas 13 √
2 Ruang Ibadah/Aula 1 √
3 Ruang Kepala Sekolah 1 √
4 Ruang Guru 1 √
5 Halaman Upacara dan 1 √
Olahraga
6 WC Guru 1 √
7 WC Siswa 8 √
8 Perpustakaan 1 √
9 Musholla 1 √
10 Kantor 1 √
11 Ruang UKS 1 √
12 Kantin 2 √
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi 2020
Tabel 4.4 merupakan sarana yang dimiliki Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi. Namun berdasarkan
pengamatan dan observsi penulis menemukan problematika sarana yang
mengganggu pembelajaran tematik, yaitu ruang kelas yang cukup ribut
dan beresebelahan dengan kelas lain, maka dari itu cukup menghambat
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
8. Struktur Organisasi
Sebagai lembaga pendidikan formal diselenggarakan secara sistematis,
terpimpin dan terarah serta dilaksanakan untuk menciptakan proses yang
terarah pada tujuan yang diharapkan, setiap jenjang sekolah memiliki
struktur organisasi yang nantinya akan menciptakan suatu proses yang
terarah.
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
memilik struktur organisasi dimana strukrtur organisasi ini akan menata
65

seluruh proses yang berkaitan dengan Sekolah Dasar Negeri 76/IX


Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi telah menata suatu struktur
organiasasi.
9. Keadaan Guru dan Siswa
a) Keadaan Guru Dan Tenaga Kependidikan
Keadaan guru dan tenaga kependidikan yang ada di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi dapat
digolongkan baik dan berkualitas. Guru mempunyai tanggung jawab
ats kelancaran proses belajar mengajar di sekolah, ia bertangung jawab
atas peningkatan sumber daya manusia dalam arti kata, bertanggung
jawab ats moral, tingkah laku, serta perkembangan emosi dan spiritual
anak.
Dalam upaya meningkatkan proses kegiatan belajar dan mengajar
dengan baik dan berkualitas maka sangatlah dibutuhkan para guru
yang rela dan bersedia menjadi tenaga pengajar di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi yang sesuai
dengan jenjang pengalamanya. Pada dasarnya guru sebagai tenaga
pengajar di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi ini cukup bagus dan berpengalaman, karena sebagian
guru telah tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
diperbantukan sampai saat ini, sedangkan yang laiinya diambil dari
guru-guru honor terutama S1 UIN dan UNJA. Bagi guru honor
tersebut seringkali terjadi pergantian dan menyatakan berhenti dengan
alasan bahwa kesejahteraan tidak sesuai dengan tenaga yang
diharapkan.
66

Tabel 4.5
Daftar Guru-Guru Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi

No Nama Tempat/ Jabatan Mulai Ijazah


Tanggal Lahir Tugas Terakhir

1 Amrina, S.Pd Kerinci, 08-11-1960 Kepala 28-1-2015 S1 BK


Sekolah
2 Yuniarti, S.Pd Jambi, 06-02-1960 Wali Kelas 01-01-1980 S1 PGSD
VB
3 Bainur, S.Pd Jambi, 02-05-1962 Wali Kelas 10-05-1982 S1 PGSD
VIA
4 Maryani, Ma.Bungo, 12-01- Wali Kelas 10-05-1982 S1 PGSD
A.Ma.Pd 1959 IIIB
5 Erma, S.Pd Tanah Datar, 12-3- Wali Kelas 01-04-1990 S1
1962 IIIC B.Indonesia
6 Husnah, S.Pd.I Jambi, 16-02-1961 G.Agama 03-02-1987 S1 Agama
7 Elinawati, S.Pd Jambi, 24-03-1962 Bendahara 01-02-1988 S1 PGSD
8 Darna, S.Pd Kerinci, 31-12-1962 Wali Kelas 01-11-2011 S1
VC B.Indonesia
9 Netti samjaya, Panti, 17-11-1971 Wali Kelas 01-02-2012 S1 MTK
S.Pd VA
10 Nurmawan, Kota Rao,15-05- Wali Kelas 18-08-1999 S1 PGSD
S.Pd 1967 IVC
11 Aida Deni, S.Pd Kota Teluk, 04-04- Wali Kelas 15-07-2002 S1 PGSD
1973 II B
12 Sri Martini, Jambi, 03-08-1974 Wali Kelas 13-01-2003 S1 PGSD
S.Pd IVA
13 Sahrul, S.Pd Tanjab, 02-07-1963 Wali Kelas 29-10-2012 S1 PGSD
VIC
14 yusni, S.Pd P.Selatan. 18-01- Wali Kelas 01-04-1993 S1 PGSD
1968 IC
15 Musrifah, Ps.bengkal, 17-08- G.Agama 01-01-2007 S1 Agama
A,S.Ag 1971
16 Sri Noviarti, B.Kapas, 20-11- Wali Kelas 16-03-2007 S1 PGSD
S.Pd 1968 IVB
17 Nurmina, S.Pd P.Tengah, 01-01- Wali Kelas 01-06-2010 S1 PGSD
1980 IB
18 Yusrina, S.Pd Jambi, 20-12-1974 Wali Kelas 01-03-2014 S1 PGSD
II A
19 Nurhayati, S.Pd L.Kuari, 27-08-1965 Wali Kelas 01-04-2014 S1 PGSD
IA
20 Nurjannah, S.Pd U.Pasir, 29-01-1972 Wali Kelas 02-01-2014 S1 PGSD
IVD
21 Syamsinar, S.Pd Jambi, 02-09-1966 G.Agama 01-01-2007 S1 Agama
22 Eliya Kadam, M.Darat, 04-01- Wali Kelas 10-06-2014 S1 Agama
67

S.Pd.I 1981 II C
23 Tursinah B.Hari, 05-06-1961 Wali Kelas 10-06-2014 SMA SPG
IIIA
24 Triska Padang, 24-06-1985 Wali Kelas 01-06-2010 S1 PGSD
Yulia,A.Ma II D
25 M.Amin B.Hari, 05-06-1961 Penjaga 05-03-1982 SMA
26 Murat Astuti, Bangko, 23-11-1988 G.PJOK 01-09-2012 S1 PJOK
S.Pd
27 Mozam Hanif Jambi, 25-05-1992 SMA
28 Ariy Prasetyo, M.Darat, 05-10- G.PJOK 01-07-2014 S1 PJOK
S.Pd 1990
29 Yendharsi Jambi, 11-07-1989 G.PJOK 01-07-2014 S1 PJOK
Anggraini, S.Pd
30 Deni Marlina Kerinci, 04-10-1984 Operator 02-01-2015 D1
Komputer
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi 2020
b) Keadaan Siswa
Siswa merupakan pelajar yang sedang duduk dibangku sekolah. Siswa
adalah objek yang didik, diarahkan serta akan belajar untuk mendapatkan
bermacam-macam ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan dengan
tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, terampil,
berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia dan mandiri.
Siswa merupakan unsure yang utama selain guru yang ada didalam
proses belajar-mengajar, tampa adanya siswa tentu tujuan pembelajaran
tidak akan tercapai. Berdirinya Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo
Darat Kabupaten Muaro Jambi sampai saat ini telah mengeluarkan siswa-
siswi yang dapat mengantarkan mereka kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi, adapun jumlah siswa-siswi di Sekolah Dasar Negeri 76/IX
Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
68

Tabel 4.6
Daftar Siswa Kelas 1-VI Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi
No Urutan Kelas Jumlah
1 Kelas I 75
2 Kelas II 76
3 Kelas III 76
4 Kelas IV 90
5 Kelas V 75
6 Kelas VI 90
Jumlah Keseluruhan 482
Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi: 2020

B. TEMUAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN


1. Perencanaan Pembelajaran Tematik Kelas IV Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana, pelaksanaan
pembelajaran, berupa penyiapan media dan sumber belajar serta
merencanakan perangkat penilaian pembelajaran dan tahap-tahap
pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam terlaksananya kegiatan pembelajaran, dengan adanya perangkat
pembelajaran maka program-program kegiatan pembelajaran di sebuah
lembaga pendidikan akan lebih terarah.
Perangkat pembelajaran digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
segala kegiatan pembelajaran disekolah. Dibawah ini akan penulis paparkan
data berdasarakan temuan yang telah diperoleh melalaui teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi. Dalam mencapai tujuan pendidikan guru harus
merencanakan proes yang akan dilalui. Setiap proses pembelajaran selalui
memiliki kendala atau permasalahan tersendiri baik dari segi perencanaan
maupun prakteknya.
69

Dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran seluruh guru Sekolah


Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi mengikuti
peltihan kelompok kerja guru disinilah akan dibahas mengenai keseluruhan
dari perangkat pembelajaran. Berdasarkan observsi dengan adanya pelatihan
KKG yang dilaksanakan terlaksana secara maksimal dikarenakan guru
sebagian belum mahir dalam membuat perangkat pembelajaran tersendiri.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, selasa 25
Februari 2020 dengan guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo
Darat Kabupaten Muaro Jambi yaitu ibu Sri Martini, S.Pd dalam perencanaan
pembelajaran tematik kelas IV ditemukan beberapa problematika.
Problematika perencanaan pembelajaran tematik kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri 76 diantaranya:
a) Problematika Dalam Persiapan Perangkat Pembelajaran Program
Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes)
Perencanaan perangkat pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam terlaksananya kegiatan pembelajaran. Dengan menyusun
perangkat pembelajaran maka guru akan lebih mudah melaksanakan suatu
kegiatan pembelajaran, perangkat pembelajaran dapat digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan segala kegiatan pembelajaran disekolah.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru sebaiknya membuat perencanaan
yang akan dijalankan. Setiap proses pembelajaran terdapat problematika atau
permasalahan tersendiri baik dari segi perencanaan mapun prakteknya.
Program tahunan dan semester merupakan perangkat perencanaan
pembelajaran, persiapan dalam pembuatan program tahunan dan program
semester dilakukan oleh setiap guru. Setiap guru diwajibkan memiliki
program yang akan dijalankan. Tidak semua guru mampu dan mahir dalam
membuat perangkat pembelajaran.
70

Terdapat kesulitan tersendiri yang dihadapi oleh guru dalam menyusun


perangkat tersebut. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas IV Ibu Sri
Martini, S.Pd dan Ibu Sri Noviarti, S.Pd, selasa 25 februari 2020 dan Senin
09-Maret-2020 dalam pembuatan prota dan prosem guru kelas IV mengacu
pada kalender akademik, apabila kalender akademik lama dikeluarkan akan
membuat kesulitan guru dalam menyusun prota dan prosem. Guru kelas IV
tidak membuat sendiri melainkan menggunakan program tahunan dan
program semester yang ada didalam internet, tapi sebagian guru ada juga yang
membuat sendiri prota dan prosem dan ada juga yang dibuatkan oleh guru lain
yang bisa membuat prota dan prosem. Berdasarkan wawancara menurut ibu
Sri Martini, S.Pd dan Ibu Sri Noviarti, S.Pd, wali kelas IV adapun yang
menjadi kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran seperti program
tahunan dan program semester adalah seperti berikut ini:
“Iya ki, jadi dalam membuat prota dan prosem kita harus melihat
kalender akademik, jika kalender akademiknya belum keluar, guru
sedikit kesulitan dalam membuat prota dan prosem itu sendiri karena
kalender itu sebagian acuan kita.”(Wawancara dengan ibu Sri Martini,
S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020,
pukul 08.30-09.20 WIB).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Sri Noviarti, S.Pd Selaku Guru
kelas IV juga, sebagai berikut:
“Hmm, kesulitanya yaitu pada saat perubahan kurikulum dan kalender
pendidikan lambat dikeluarkan ki karena kalender termasuk acuan
kita, jika cepat keluar cepat pula Prota Prosem kita jadi ki.”
(Wawancara dengan ibu Sri Noviarti, S.Pd wali kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 76, senin 09 maret 2020, pukul 09.05-09.50 WIB).
Menurut hasil wawancara tersebut ditemukan bahwa guru kelas IV
mengalami kesulitan dalam membuat prota dan prosem dikarenakan
perubahan kurikulum dan apabila kalander akademik belum dikeluarkan,
selain itu untuk mempermudah guru kelas IV dan guru lainya mempelajari
dari internet. Berikut wawancara dengan guru kelas IV terkait penyusunan
program tahunan dan program semester.
71

“Karena kalender akademik terkadang lama dikeluarkan, selain itu


untuk mempermudah guru kelas IV dalam membuat perencanaan prota
dan prosem itu meminta tolong kepada guru lain untuk membuatkan
dan melihat contoh dari internet saja ki” (Wawancara dengan ibu Sri
Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25
februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).
Menurut hasil wawancara tersebut mengenai perencanaan program
tahunan dan program semester, dalam membuat program tahunan dan
program semester guru harus mengacu pada kalender akademik. Berdasarkan
wawancara guru kelas IV mengambil prota dan prosem diinternet dan sebagai
acuan dan pegangan, serta guru juga kurang mahir dalam membuat program
tahunan dan program semester sendiri, serta untuk guru kelas IV dalam
membuat suatu perencanaan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selasa, 25 februari 2020
mengenai problematika dalam perencanaan program tahunan dan program
semester guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76 ditemukan beberapa
problematika diantaranya:
(1) Guru kelas IV mengalami problematika dalam membuat program
tahunan dan program semester apabila mengalami perubahan
kurikulum dan kalender pendidikan belum diterbitkan
(2) Guru mengalami problematika dalam pembuatan program tahunan dan
program semester dikarenakan kurangnya pengetahuan guru dalam
membuat program tahunan dan program semester, maka dari itu guru
kelas IV mencontoh program tahunan dan semester yang diambil dari
internet.
b) Ketidak Sesuaian Silabus
Selain program tahunan dan program semester yang menjadi perencanaan,
perangkat pembelajaran silabus juga termasuk kedalam perangkat
pembelajaran yang digunakan untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran.
72

Setelah menetapkan program semester selanjutnya dilakukan penyusunan


silabus.
Adapun problematika dalam penyusunan silabus oleh guru kelas IV di
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
ditemukan bahwa guru menggunakan silabus dari internet secara copy paste
tampa dianalisis kembali. Dikarenakan ketidak pahaman dalam menganalisis
isi silabus guru mengambil silabus yang ada di internet sebagai acuan atau
panduan, menurut hasil observasi, selasa, 25 februari 2020 dan Senin 09-
Maret-2020 mengenai penyusunan silabus, guru menggunakan silabus yang
diambil diinternet sebagai acuan atau panduan, hal ini menunjukan bahwa
guru kelas IV kesulitan dalam membuat dan menganalisis isi silabus. Berikut
wawancara dengan guru kelas IV terkait penyusunan silabus
“Biasanya itu kalau dalam silabus, materinya harus cocok dengan
buku paket biasanya, terkadang buku paketnya tidak cocok dengan
silabusnya, lantaran kita ni sudah canggih kan, kita bisa melihat
panduan diinternet dan mengambil juga diinternet ki, biasanya sama
antara silabus dan buku paket, lantaran kita tematik itu pertema yang
membuat silabusnya berbeda, tergantung guru yang mengajarnya
kembali.”(Wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20
WIB).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Sri Noviarti, S.Pd Selaku Guru
kelas IV juga, sebagai berikut:
“Dari internet ada juga ki, buat sendiri ada juga ki, mana yang enak
dipakai ya ibuk pakai ki.”(Wawancara dengan ibu Sri Noviarti, S.Pd
wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, senin 09 maret 2020, pukul
09.05-09.50 WIB).
Menurut hasil wawancara tersebut mengenai pembuatan silabus, dalam
membuat silabus guru harus mengacu pada buku paket serta panduan silabus
yang ada diinternet, dikarenakan terkadang materi antara buku paket dan
silabus tidak sesuai dan tidak adanya panduan silabus, maka dari itu guru
kelas IV mengambil silabus dari internet sebagai acuan atau panduan. Berikut
73

ini contoh silabus pembelajaran tematik kelas IV yang digunakan di Sekolah


Dasar Negeri 76.
Tabel 4.7
Silabus Pembelajaran Tematik yang digunakan Sekolah Dasar Negeri 76/IX
Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
Mata Pelajaran dan
Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Pendidikan Pancasila dan Bentuk keberagaman Subtema 1: Keanekaragaman Hewan dan
Kewarganegaran suku bangsa, sosial, Tumbuhan (25 jam pelajaran)
1.4 Menerima berbagai dan budaya di ● Menyimak cerita/gambar/tayangan
bentuk persatuan dan Indonesia yang terikat tentang keragaman hewan dan
kesatuan suku bangsa, persatuan dan tumbuhan di Indonesia dengan penuh
sosial, dan budaya di kesatuan rasa syukur.
Indonesia sebagai ● Mendiskusikan bagaimana sikap kita
anugerah Tuhan Yang sebagai manusia Indonesia dalam
Maha Esa menjaga keragaman hewan dan
2.4 Bekerja sama dalam tumbuhan yang ada.
berbagai bentuk ● Mencari informasi tentang interaksi
keberagaman suku suku bangsa di Indonesia dengan alam
bangsa, sosial, dan (kearifan lokal).
budaya di Indonesia ● Membaca teks puisi berkaitan dengan
yang terikat persatuan keanekaragaman hewan dan
dan kesatuan tumbuhan.
3.4 Mendeskripsikan ● Tanya jawab mengenai isi dan makna
berbagai bentuk puisi yang telah dibaca.
keberagaman suku ● Membacakan teks puisi berkaitan
bangsa, sosial, dan dengan keanekaragaman hewan dan
budaya di Indonesia tumbuhan dengan lafal dan intonasi
yang terikat persatuan yang tepat.
dan kesatuan ● Pembagian Euclides dengan
4.4 Bekerja sama dalam menggunakan hirarki pengelompokan
keberagaman suku hewan dan tumbuhan di sekitarnya.
bangsa, sosial, dan (misalnya hewan yang hidup di darat,
budaya dalam diklasifikasikan menjadi berkaki dua
masyarakat atau empat, dan seterusnya sampai
Bahasa Indonesia nama dari hewan tersebut)
3.6 Menggali isi dan amanat ● Teks Puisi ● Mengamati dan mengidentifikasi
puisi yang disajikan ● Isi dan amanat bagian hewan dan tumbuhan di sekitar.
secara lisan dan tulis dalam teks puisi ● Membuat catatan hasil pengamatan
dengan tujuan untuk bagian hewan dan tumbuhan di sekitar
kesenangan dan membuat pertanyaan untuk diskusi
4.6 Melisankan puisi hasil ● Membaca teks tentang keragaman
karya pribadi dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
lafal, intonasi, dan masyarakat terhadap keanekaragaman
ekspresi yang tepat hewan dan tumbuhan di daerahnya
sebagai bentuk (pertanian, perikanan, dan peternakan).
ungkapan diri ● Mendiskusikan keragaman kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh
74

Ilmu Pengetahuan Alam masyarakat terhadap keanekaragaman


3.1 Menganalisis hubungan Hubungan antara hewan dan tumbuhan di daerahnya.
antara bentuk dan fungsi bentuk dan fungsi ● Mendiskusikan dasar-dasar gerak tari
bagian tubuh pada hewan bagian tubuh hewan melalui kegiatan mengamati,
dan tumbuhan dan tumbuhan menanyakan, dan meniru gerak dasar-
4. 1 Menyajikan laporan hasil ● Bagian tubuh dasar gerak tari kreasi yang terinspirasi
pengamatan tentang hewan dan keragaman hewan dan tumbuhan di
bentuk dan fungsi tumbuhan serta daerah setempat dan daerah lain.
bagian tubuh hewan dan fungsinya ● Meragakan dasar-dasar gerak tari
tumbuhan dan ● Hubungan antara kreasi daerah yang terinspirasi
tumbuhan. bentuk bagian keragaman hewan dan tumbuhan di
tubuh hewan dan daerah setempat dan daerah lain.
tumbuhan serta ● Mengamati prosedur variasi
fungsinya
Ilmu Pengetahuan Sosial Subtema 2: Keindahan Alam Negeriku (25
3.2 Mengidentifikasi ● Keragaman sosial jam pelajaran)
keragaman sosial, budaya ● Menyimak cerita/ gambar/tayangan
ekonomi, budaya, etnis ● Keragaman tentang berbagai bentuk keberagaman
dan agama di provinsi ekonomi, tempat tinggal suku bangsa di
setempat sebagai ● Keragaman etnis Indonesia yang terikat persatuan dan
identitas bangsa ● Keragaman kesatuan dengan penuh rasa syukur
Indonesia agama kepada Tuhan yang Maha Esa.
4.2 Menyajikan hasil ● Membaca cerita dan tanya jawab
identifikasi mengenai terkait berbagai bentuk keberagaman
keragaman sosial, suku bangsa, sosial, dan budaya di
ekonomi, budaya, etnis Indonesia yang terikat persatuan dan
dan agama di provinsi kesatuan dengan rasa ingin tahu.
setempat sebagai ● Mendengarkan puisi yang
identitas bangsa menggambarkan keindahan alam
Indonesia Indonesia dan bertanya jawab.
● Membacakan kembali puisi yang
didengar dengan lafal dan intonasi
yang tepat.
● Mengidentifikasi kelipatan dari
Seni Budaya dan Prakarya ● Dasar gerak tari bilangan yang ditentukan sekurangnya
3.3 Mengetahui gerak tari kreasi daerah dua bilangan menggunakan contoh
kreasi daerah tinggi tumbuhan atau hewan di
4.3 Meragakan gerak tari lingkungannya.
kreasi daerah ● Membaca teks mengenai fungsi
bagian-bagian hewan dan tumbuhan.
● Mendiskusikan tentang perbedaan
bentuk bagian tertentu dari hewan dan
tumbuhan berbeda dengan fungsi yang
sama. (misalnya mengapa akar pohon
mangga dan pohon kelapa berbeda
bentuknya sedangkan fungsinya sama).
● Mengamati gambar/foto/tayangan dan
mendiskusikan tentang keragaman
sosial budaya (tari, kuliner, rumah
adat, pakaian tradisional, dan lainnya)
● Mengumpulkan data tentang
75

keragaman sosial budaya peserta didik


di sekolah.
● Mendiskusikan dasar-dasar gerak tari
melalui kegiatan mengamati,
menanyakan, dan meniru gerak dasar-
dasar gerak tari kreasi di daerah
setempat dan daerah lain.
● Meragakan dasar-dasar gerak tari
kreasi daerah sebagai ungkapan rasa
syukur atas karunia keindahan alam
dari Tuhan YME.
● Mengamati prosedur variasi gerak
dasar langkah dan ayunan lengan
mengikuti irama (ketukan)
tanpa/dengan musik dalam aktivitas
gerak berirama.

Subtema 3. Indahnya Peninggalan Sejarah


(25 jam pelajaran)
● Mengamati gambar/tayangan tentang
peninggalan sejarah di Indonesia.
● Mendiskusikan bagaimana sikap kita
sebagai manusia Indonesia dalam
menjaga peninggalan sejarah.
● Mencari informasi kebermanfaatan
peninggalan sejarah Indonesia sebagai
salah satu sarana pemersatu bangsa.
● Membaca puisi yang tentang
kemegahan peninggalan sejarah di
daerahnya

● Mendiskusikan isi dan amanat dalam


puisi yang dibaca.
● Mencari puisi tentang kemegahan
peninggalan sejarah dari sumber lain
dan membacakannya dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
● Mencari informasi mengenai bentuk
dan fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan.
● Menyajikan informasi tentang bentuk
dan fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan dalam suatu laporan.
● Membaca teks tentang kemegahan
peninggalan sejarah di daerahnya.
● Mendiskusikan pengaruh kemegahan
peninggalan sejarah terhadap sosial
ekonomi masyarakat.
● Menyajikan secara lisan maupun
tertulis hasil diskusi pengaruh
kemegahan peninggalan sejarah
76

terhadap sosial ekonomi masyarakat.


● Mencari informasi mengenai tari
daerah yang dianggap sebagai
peninggalan sejarah budaya.
● Meragakan dasar-dasar gerak tari
kreasi daerah sebagai upaya
melestarikan peninggalan sejarah
budaya.
Sumber: Silabus Pembelajaran Tematik Yang digunakan Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
Sebagaimana terlihat pada tabel silabus tersebut adalah contoh silabus
pembelajaran tematik yang digunakan guru kelas IV, ditemukan bahwa isi
silabus kurang tepat, hal tersebut dikarenakan dalam penggunaan silabus
guru tidak menganalisis isi silabus yaitu, kompetensi dasar dan indikator.
Guru mencontoh dan menjadikan panduan silabus yang diambil dari
internet, hal ini menunjukkan bahwa guru kesulitan dalam menganalisis isi
silabus. Berikut data yang diperoleh dengan wawancara tentang
pertanyaan dari manakah silabus yang digunakan guru kelas IV.
“Silabusnya digunakan bersumber dari buku guru, buku siswa dan dari
internet sebagai panduanya, dan ibu juga kurang bisa menganilisis isi
silabus seperti Kompetensi Dasarnya ki, jika buku guru ada maka akan
jadilah RPP.”(Wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20
WIB).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Sri Noviarti, S.Pd Selaku
Guru kelas IV juga, sebagai berikut:
“Kesulitanya ki pada saat materi yang disilabus dengan materi yang
diajarkan tidak sesuai, jadi dkatakan sulit ya sulit dikatakan tidak ya
tidak juga ki, tergantung kita mengajarkan dan menggunakanya
bagaimana.”(Wawancara dengan ibu Sri Noviarti, S.Pd wali kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 76, senin 09 maret 2020, pukul 09.05-09.50
WIB).
Menurut hasil wawancara tersebut, hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan guru kelas IV dalam menganalisis isi silabus serta guru tidak
mahir dalam membuat silabus sendiri. Guru hanya menggunakan silabus
panduan dari internet, serta panduan dari buku guru dan buku siswa.
77

Berikut wawancara dengan guru kelas IV mengenai kesulitan yang


dialami dalam penggunaan silabus pembelajaran tematik dalam kurikulum
2013.
“Biasanya itu kalau dalam silabus, materinya harus cocok dengan
buku paket biasanya, terkadang buku paketnya tidak cocok dengan
silabusnya dan ibu juga kurang paham ki dalam menganalisis isi
silabus misalnya menyesuaikan isi silabus dengan kompetensi dasar,
lantaran kita ni sudah canggih kan, kita bisa melihat panduan
diinternet, biasanya sama antara silabus dan buku paket, lantaran kita
tematik itu pertema yang membuat silabusnya berbeda, tergantung
guru yang mengajarnya kembali.” (Wawancara dengan ibu Sri
Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25
februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).
Menurut wawancara tersebut guru kelas IV mengalami kesulitan
dalam menganilisis serta mencocokkan materi yang ada disilabus dengan
kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang sesuai dengan buku
guru dan buku siswa. Guru hanya menggunakan panduan silabus dari
buku guru dan buku siswa serta menggunakan panduan silabus yang ada
diinternet.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, selasa 25 februari 2020
mengenai problematika penyusunan silabus oleh guru kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi, ditemukan
beberapa problematika diantaranya: Guru kelas IV mengalami kesulitan
dalam menganilisis kompetensi dasar dari beberapa pelajaran. Untuk
mengatasi masalah tersebut guru hanya menggunakan panduan silabus
yang ada diinternet serta buku guru dan buku siswa.
c) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang telah ditetapkan dan telah dijabarkan dalam silabus. Rencana
Perangkat Pembelajaran merupakan salah satu rencana yang harus dibuat
sebelum terjadinya proses pembelajaran berlangsung.
78

Rencana perangkat pembelajaran sebaiknya disusun oleh guru agar tidak


terjadi kesalah pahaman dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dalam
pembuatan RPP yang baik haruslah disesuaikan dengan prinsip serta
komponen RPP itu sendiri. Setiap guru wajib mempunyai RPP masing-
masing yang akan dijadikan langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Di
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
berdasarkan observasi sebagian guru tidak membuat RPP dengan sendiri.
Berdasarkan observasi dan wawancara, selasa 25 februari 2020 dengan
guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro
Jambi ditemukan bahwa dalam perencanaan guru menggunakan RPP yang
tersedia diinternet sebagai acuan dan panduan. Berikut RPP pembelajaran
tematik yang digunakan oleh guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76.
Contoh RPP Pembelajaran Tematik Yang digunakan Guru Kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 76


Kelas / Semester : IV / 2
Tema 7 : Indahnya Keragaman di Negeriku
Sub Tema 1 : Keragaman Suku Bangsa dan Agama di
Negeriku
Pembelajaran : 6
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
79

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,


melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Bahasa Indonesia
3.7. Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks.
4.7. Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan
dengan bahasa sendiri.
Indikator:
 Menyebutkan kata sulit, gagasan pokok dalam setiap paragraf, dan
informasi baru dalam teks bacaan.

 Menceritakan cerita rakyat dengan bahasa daerah.

SBdP
3.2. Mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada.
4.2. Menyanyikan lagu dengan memerhatikan tempo dan tinggi rendah
nada.
Indikator :
 Mencermati notasi lagu

 Menyanyikan lagu sesuai dengan nada dan tempo lagu.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca teks, siswa mampu menyebutkan kata sulit,
gagasan pokok dalam setiap paragraf, dan informasi baru dalam
teks bacaan dengan benar.
80

2. Setelah berlatih, siswa mampu menceritakan cerita rakyat dengan


bahasa daerahnya secara bergantian di depan kelas dengan rasa
percaya diri.

3. Setelah mencermati notasi lagu, siswa mampu menyanyikan lagu


sesuai dengan nada dan tempo lagu tersebut dengan tepat.

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Gurumemberikan salam dan mengajak semua
siswaberdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing.
 Gurumengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
Pendahuluan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. 10 menit
 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Indahnya Keragaman di Negeriku”.
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.

 Siswa mencermati teks bacaan tentangkarnaval mini di


Sintang.
 Siswa secara mandiri menemukan katasulit, gagasan
pokok dalam setiap paragraf,dan informasi baru dalam
teks bacaan.
 Beberapa siswa membacakan hasilkegiatan di atas.
 Siswa menceritakan cerita rakyat yangdibuat dengan
bahasa daerahnya secarabergantian di depan kelas.
 Guru menjelaskan kepada siswa bahwabahasa daerah
juga dapat dipelajari dariberbagai lagu daerah.
 Siswa diajak bertanya jawab mengenainama-nama lagu
Inti daerah di Indonesia. 150 menit
 Siswa mengamati tabel lagu daerah di Indonesia yang
ada dalam tekspada Buku Siswa.
 Siswa tidak harus menghafalkan seluruh judul lagu
daerah pada tabel.Siswa dapat hanya menghafalkan
judul lagu daerahnya dan daerahterdekat dari tempat
tinggalnya.
81

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Guru meminta beberapa siswamenyanyikan lagu daerah
yang dikenalsecara bergantian.
 Siswa mencermati notasi lagu “BubuyBulan” dan
“Ampar-Ampar Pisang”.
 Siswa menyanyikan lagu “Bubuy Bulan”dan “Ampar-
Ampar Pisang”.
Hasil yang diharapkan:
 Sikap cermat dan teliti dalam menuliskan gagasan pokok
dalamparagraf serta informasi baru dalam teks.
 Ketrampilan menyanyi sesuai dengan tempo dan tinggi-
rendahnyanada.Kegiatan ini ditujukan untuk
memahamkan kepada siswa tentangmateri Bahasa
Indonesia KD 3.7 dan 4.7 serta SBdP KD 3.2 dan 4.2.

 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman


hasil belajar selama sehari
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
Penutup menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang 15 menit
telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
 Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Keragaman di Negeriku Kelas
4 (Buku TematikTerpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

 Buku Siswa Tema : Indahnya Keragaman di Negeriku Kelas 4 (Buku


Tematik TerpaduKurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013).

 Teks bacaan, notasi lagu daerah

LAMPIRAN 1
82

F. MATERI PEMBELAJARAN
 Gagasan pokok dalam setiap paragraf, dan informasi baru dalam
teks bacaan.
 Menceritakan cerita rakyat
 Mencermati syair lagu daerah beserta notasi angka

G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode :Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
LAMPIRAN 2
H. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
Penilaian Sikap
Perubanan Tingkah Laku
No Nama Teliti Cermat Percaya Diri
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Afiza

2 Anisa

3 Agung

……………..
Dst

Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
Menyanyikan lagu ““Bubuy Bulan” atau “Ampar-Ampar Pisang”
Bentuk Penilaian: Kinerja
Instrumen Penilaian: Rubrik
KD SBdP 3.2 dan 4.2.
• Rubrik Praktik menyanyikan lagu“Bubuy Bulan” atau “Ampar-
Ampar Pisang”.
83

Aspek 4 3 2 1
Kesesuaian Dari awal hingga Ada banyak Ada sedikit Tidak ada
nada dengan akhir lagu kesesuaian kesesuaian kesesuaian
notasi pada dinyanyikan dengan notasi dengan notasi sama sekali
lagu sudah sesuai pada lagu pada lagu dengan notasi
dengan notasinya pada lagu
Ketepatan Lagu Ada satu kali Ada dua kali Ada tiga kali
tempo lagu dinyanyikan kesalahan kesalahan kesalahan
dari awal sesuai tempo dari tempo lagu tempo pada tempo pada
hingga akhir awal hingga yang lagu yang lagu yang
akhir dinyanyikan dinyanyikan dinyanyikan

Kesesuaian Syair lagu dapat Ada satu syair Ada beberapa Ada banyak
dengan syair dilantunkan yang tidak syair yang tidak syair yang
lagu dengan dapat dapat tidak dapat
sempurna dari dinyanyikan dinyanyikan dinyanyikan
awal hingga
akhir
Percaya diri Badan berdiri Badan beridiri Posisi tubuh Posisi tubuh
saat tampil tegak, rileks, tegak tapi tidak tegak, tidak tegak,
bernyanyi pandangan terlihat tegang, padangan ke pandangan
manyapu seluruh pandangan satu arah, suara merunduk
penonton, suara hanya ke satu kurang jelas
terdengar jelas arah, suara jelas

Mengetahui Jambi, Februari 2020


Kepala Sekolah, Guru Kelas IV

( Amrina, S.Pd ) ( Sri Martini, S.Pd )


NIP:1960081119841022001 NIP : 197403081996032002

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut merupakan RPP yang


diambil dari internet dan digunakan sebagai perencanaan pembelajaran. Selain
itu untuk mempermudah guru dalam pembuatan RPP guru mengambil RPP
dari internet dimana sudah terdapat prinsip serta komponen-komponen yang
sesuai dengan RPP. Guru kelas IV mempunyai problematika tersendiri
84

didalam pembuatan RPP. Berikut ini wawancara mengenai dari mana RPP
yang digunakan oleh guru kelas IV.
“Kalau dari pembuatan RPP ibu mengacu pada RPP yang sudah ada ki,
nah didalam buku tematik yaitu buku guru itukan sudah terdapat juga RPP
ki, tinggal kita sesuaikan dengan indikator apa yang ingin kita sampaikan,
tapi ibu dalam pembuatan RPP itu sendiri masih menggunakan panduan
yang ada didalam dinternet ki.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd
wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020, pukul
08.30-09.20 WIB).
Menurut wawancara tersebut untuk mempermudah guru kelas IV
mengambil RPP yang sudah ada untuk menjadi panduan. Hal ini dikarenakan
kesulitan dalam menyusun RPP yang sesuai dengan komponen RPP. Guru
hanya menggunakan panduan diinternet dan buku guru dimana sudah terdapat
komponen-komponen RPP. Selain itu kurangnya pengetahuan guru saat
pembuatan RPP. Perbedaan kurikulum yang terdahulu dengan kurikulum
2013 hal ini yang membuat guru merasa kesulitan dalam pembuatan RPP.
Menurut guru kelas IV didalam buku tematik guru sudah terdapat RPP
yang sesuai hanya saja guru harus megembangkan dan memilah-milah
indikator dan mencari pokok-pokok pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan diajarkan maupun yang akan disampaikan. Dari
situlah terkadang guru mengikuti perencanaan yang ada didalam buku guru
tematik. Berikut wawancara dengan guru kelas IV mengenai RPP yang
digunakan saat pembelajaran yang terdapat didalam buku tematik guru.
“Bersumber dari buku guru, buku siswa dan dari internet sebagai
panduanya, jika buku guru ada maka akan jadilah RPP.” (Wawancara
dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76,
selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Sri Noviarti, S.Pd Selaku Guru
kelas IV juga, sebagai berikut:
“Ibu menggunakan panduan dari buku guru, alat peraga dan panduan RPP
dari internet ki, sebenranya dari buku guru itu lengkap dari internet juga
lengkap jadi tinggal menyusun aja ki sesuai dengan yang ibu ajarkan.”
85

(Wawancara dengan menurut ibu Sri Noviarti, S.Pd wali kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 76, senin 09 maret 2020, pukul 09.05-09.50 WIB).
Menurut wawancara tersebut selain dari internet guru juga berdemonan
terhadap RPP yang ada didalam buku tematik guru, dimana didalam buku
tematik guru sudah terdapat komponen-komponen RPP. Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi, selasa 25 februari 2020 dan 09 maret 2020
mengenai problematika perencanaan RPP guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi ditemukan problematika
diantaranya yaitu:
(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam menentukan langkah-
langkah pembelajaran yang sesuai, dikarenakan cakupan materi terlalu
banyak sehingga guru kesulitan dalam memadukan langkah-langkah
pembelajaran. Untuk mengatasinya guru kelas IV menggunakan
langkah-langkah pembelajaran dengan melihat keadaan kelas
(2) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam merumuskan langkah-
langkah kegiiatan inti, guru kesulitan dalam menentukan batsan-
batasan kegiatan inti dalam berbagai mata pelajaran.
d) Menyusun Penilaian Tematik
Penilaian merupakan tolak ukur untuk menentukan berhasil tidaknya
tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai bentuk instrument sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Melalui wawancara dengan guru kelas IV, selasa
25 februari 2020 mengenai kesulitan dalam merencanakan jenis penilaian
yang akan digunakan dalam memiliki kriteria yang jelas dan terukur, seperti
wawancara yang dikutip sebagai berikut:
“Ibu kurang bisa dalam menentukan penilaian yang sesuai yang akan
digunakan dalam pembelajaran tematik tersebut, ibu hanya
menyesesuaikan saja dengan penililaian yang ada pada buku guru ki,
misalnya dari sikapnya itu kan ki sudah Nampak, dari sikap dia berdoa
bagaimana, sikap menanyakan pertanyaan gimana, menyanyikan lagu
Indonesia raya gimana, sikap saat dia literasi dia membaca bagaimana,
sebagai antisipsi setiap guru membuat catatan sendiri untuk menilai
86

settiap anak ki.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20
WIB).
Menurut hasil wawancara tersebut dengan guru kelas IV mengalami
kesulitan dalam merencanakan penilaian yang sesuai dalam setiap
pembelajaran, guru hanya menyesesuaikan penilaian yang ada didalam buku
tematik guru. Guru kelas kesulitan dalam menggunakan penilaian yang sesuai
dengan K13 yaitu penilaian autentik, guru hanya menyesesuaikan penilaian
yang ada dalam buku guru.
Berdasarkan wawancara dan observsi guru kelas IV guru hanya
melakukan penilaian sesuai RPP yang ada didalam buku tematik guru dalam
setiap pertemuan. Selain itu guru juga menilai melalui keseharian siswa saat
proses pembelajaran, serta tugas-tugas terstruktur ataupun mandiri yang
diberikan. Berdasarkan observasi ditemukan bahwa setelah guru memberikan
penjelasan terhadap materi siswa kemudian mengerjakan lembar kegiatan
yang ada didalam buku siswa, dari situlah guru juga akan mengambil hasil
nilai yang diperoleh siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, 25 februari 2020 mengenai
problematika dalam perencanaan penilaian ditemukan beberapa problematika
diantaranya yaitu:
(1) Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi mengalami kesulitan dalam merencanakan penilaian yang
akan digunakan dalam menentukan tujuan pembelajaran
(2) Guru kesulitan menilai sesuai dengan kurikulum 2013 guru hanya
menyesesuaikan jenis penilaian yang ada didalam buku tematik guru pada
kurikulum 2013
87
a) Problematika Dalam Persiapan Perangkat Pembelajaran Program
Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes)
(1) Guru kelas IV mengalami problematika dalam membuat program
tahunan dan program semester apabila mengalami perubahan
kurikulum dan kalender pendidikan belum diterbitkan
(2) Guru mengalami problematika dalam pembuatan program tahunan dan
program semester dikarenakan kurangnya pengetahuan guru dalam
membuat program tahunan dan program semester, maka dari itu guru
kelas IV mencontoh program tahunan dan semester yang diambil dari
internet.

b) Ketidak Sesuaian Silabus


Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam menganilisis kompetensi dasar
dari beberapa pelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut guru hanya
menggunakan panduan silabus yang ada diinternet serta buku guru dan
Perencanaan buku siswa.

Pembelajaran
c) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Kelas IV
(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam menentukan langkah-
langkah pembelajaran yang sesuai, dikarenakan cakupan materi terlalu
banyak sehingga guru kesulitan dalam memadukan langkah-langkah
pembelajaran. Untuk mengatasinya guru kelas IV menggunakan
langkah-langkah pembelajaran dengan melihat keadaan kelas
(2) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam merumuskan langkah-
langkah kegiiatan inti, guru kesulitan dalam menentukan batasan-
batasan kegiatan inti dalam berbagai mata pelajaran.

d) Menyusun Penilaian Tematik


(1) Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi mengalami kesulitan dalam merencanakan penilaian
yang akan digunakan dalam menentukan tujuan pembelajaran
(2) Guru kesulitan menilai sesuai dengan kurikulum 2013 guru hanya
menyesesuaikan jenis penilaian yang ada didalam buku tematik guru
pada kurikulum 2013.

Gambar 4.1. Perencanaan Pembelajaran Tematik Kelas IV


Sumber: Dokumentasi Penelitian
88

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Kelas IV Sekolah Dasar Negeri


76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
a) Problematika Terkait Penguasaan Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan point utama dari kegiatan yang ada
disekolah. Proses pembelajaran meruapakan interaksi antara guru dengan
siswa. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran ini khususnya pada
pembelajaran tematik banyak sekali problematika yang di hadapi guru.
Mulai dari perencanaan dalam pembuatan RPP yang sering kali dalam
pengaplikasianya berbeda. Pada proses pembelajaran terlihat guru kelas
IV dalam pelaksanaan pembelajaran terlihat kurang sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) berikut ini dokumentasi saat proses pembelajaran
tematik sedang berlangsung di kelas IV.

Gambar 4.2
Proses Pembelajaran Tematik Siswa-Siswi Kelas IV
Sumber: Dokumentasi peneliti,
Pada gambar 4.2 terlihat sedang berlangsungnya proses pembelajaran
tematik. Terlihat siswa sedang mengerjakan latihan yang telah diberikan
oleh guru. Mata pelajaran tematik dilaksanakan enam kali dalam
89

seminggu, tetapi hari yang seharian belajar tematik pada hari senin, jum’at
dan hari sabtu, hal pertama yang menjajdi problematika yaitu dari segi
tingkah laku para siswa dan siswi yang cenderung sangat aktif. Aktif
disini yaitu dimana siswa khususnya kelas IV sebagian siswa banyak yang
suka bermain ketika pelaksanaan proses pembelajaran, dimana pada saat
guru menjelaskan mereka asik mengobrol dengan teman sebangkunya dan
kurang memperhatikan penjelasan guru, mereka juga sering berjalan ke
kursi temanya yang lain disaat guru sedang menjelaskan. Berikut ini hasil
wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru kelas IV tentang
kesulitan dalam mengelola keadaan kelas dalam proses pembelajaran
tematik,
“Kita 6 kali dalam satu minggu ki, selain hari selasa ada agama, dan
mtk, rabu mtk ada agamanya juga, kamis olahraga selain itu tematik
full 1 hari, karenakan kita dalam 1 hari itu belaar tematik ada
bahasanya, sbdpnya dan PPKn.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini,
S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020,
pukul 08.30-09.20 WIB).
Menurut wawancara tersebut siswa terkadang ada yang mengeluh
dengan pembelajaran tematik yang dilaksanakan enam kali dalam satu
minggu mereka harus belajar tematik. Guru melakukan upaya seperti
pemberian motivasi dan yel-yel agar siswa tidak merasa bosan dalam
belajar menuntut ilmu. Perbedaan karakteristik setiap siswa juga
mempengaruhi penguasaan seorang guru dalam proses pembelajaran
seperti yang dikutip dalam wawancara berikut ini.
“Namanya anak SD ki, namanya ribut itu pasti ki, kan karakteristik
setiap siswa itu kan berbeda-beda, tergantung kita juga memahami
bagaimana karakteristik anak tersebut, salah satu trik ibu untuk anak
itu kembali fokua caranya itu ibu mengadakan yel-yel atau mengajak
anak itu bernyanyi supaya anak itu fokus, pokoknya diadakan suati
kegiatan atau kata-kata yang bisa menyatukan mereka.” (Wawancara
dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76,
selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).
90

Menurut hasil wawancara tersebut ditemukan bahwa guru kelas IV


mengalami kesulitan dalam mengatur dan mongkondisikan kelas dalam
proses pembelajaran tematik. Guru sulit mengkondisikan anak karena pola
tingkah laku siswa yang terlalu aktif dan ribut disaat guru member
penjelasan materi pembelajaran, dan keaadan kelas yang kecil. Pada data
yang terhimpun dikuatkan dengan hasil dokumentasi yang ditemukan
peneliti. Berikut dokumentasi proses pembelajaran didalam kelas.

Gambar 4.3
Siswa yang Sedang Bermain (ribut) dan salah satu siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran
Sumber: Dokumentasi peneliti,
Pada gambar 4.3 terlihat keadaan siswa-siswi yang sedang ribut,
berjalan-jalan dan asik berbicara dengan teman sebangkunya saat proses
pembelajaran didalam kelas. Terlihat guru sedang menjelaskan materi
didepan kelas namun siswa kebanyakan asik bermain sendiri dan tidak
mendengarkan guru menyampaikan pembelajaran. Menurut hasil
wawancara diatas bahwa guru kelas IV kurang mampu mengkondisikan
siswanya. Guru mengkondisikan siswa dengan cara guru memperhatikan
91

dan hanya meliaht kearah siswa yan ribut tanpa mengeluarkan kata-kata
dalam mengatasi siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru dan
mereka ribut, guru juga mengunakan cara menepatkan dan merubah posisi
duduk siswa agar tidak ribut lagi. Tujuanya adalah agar anak didik tidak
ribut lagi dan memperhatikan penjelasan guru. Berikut hasil wawancara
dengan menurut ibu Sri Martini, S.Pd berkaitan dengan upaya tersebut.
“Kita juga harus pandai ki jika menjadi seorang guru, kita harus jeli
mengawasi anak, jika anak itu msih ribut ki, ibu terpaksa mendiamkan
anak agar mereka paham jika ibu sudah diam berarti ibu sedang
marah. Dan jika anak itu masih ribut juga ki ibu terpaksa
memindahkan anak yang ribut tadi.” (Wawancara dengan ibu Sri
Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25
februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).
Menurut hasil wawancara tersebut bahwa guru kelas IV kurang
mampu mengkondisikan siswanya. Guru mengkondisikan siswa dengan
cara guru memperhatikan siswa yang ribut disaat guru menjelaskan
pembelajaran, dan guru juga menggunakan cara memindahkan posisi
duduk siswa agar mereka tidak ribut kembali. Tujuanya agar anak tidak
ribut lagi dan mau untuk memperhatikan penjelasan dari guru. Berikut
hasil wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd berkaitan dengan upaya
tersebut.
“Kita juga harus pandai ki jika menjadi seorang guru, kita harus jeli
mengawasi anak, jika anak itu msih ribut ki, ibu terpaksa mendiamkan
anak agar mereka paham jika ibu sudah diam berarti ibu sedang
marah. Dan jika anak itu masih ribut juga ki ibu terpaksa
memindahkan anak yang ribut tadi.” (Wawancara dengan ibu Sri
Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25
februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).
Berdasarkan wawancara tersebut guru kelas IV kurang bisa dalam
mengkondisikan siswa-siswinya yang dalam kondisi sedang ribut. Selain
merubah tempat duduk guru juga memisahkan anak yang ribut. Selain
proses pembelajaran yang kurang efektif dan juga dikarenakan ruang kelas
yang kecil. Siswa-siswi khususnya kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76
92

berjumlah 30 0rang dimana 17 perempuan dan 13 laki-laki. Dalam hal ini


guru menyatakan bahwa untuk saat ini dengan jumlah siswa sebanyak itu
masih ideal dalam pelaksanaan proses pembelajaran, namun ruang kurang
memadai yang membuat proses pembelajaran sedikit kurang efektif.
“Ada 30 siswa, yang perempuan 17, yang laki-laki 13 siswa, cukup
banyak ki dikelas kita tapi sayangnya kondisi kelas kita yang kurang
mendukung yang membuat pembelajaran kurang efektif.” (Wawancara
dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76,
selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).
Menurut hasil wawancara tersebut dapat dilihat guru kelas IV dalam
satu kelas ada 30 siswa, 17 siswi perempuan dan 13 siswa laki-laki, dalam
jumlah segitu masih dikatakan ideal tetapi kondisi kelas untuk belajar
yang membuat sedikit kurang efektif. Ditambah lagi kelas yang
bersebelahan dengan kelas IV B, terkadang siswanya ribut dan membuat
kelas tersebut tidak berjalan dengan efetif. Sehingga guru harus
menyampaikan materi yang berulang-ulang agar anak paham. Berikut
hasil wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd berkaitan dengan kelas yang
bersebelahan.
“Terkadang sedikit terganggu, tapi tergantung juga bisanya kita udah
menjadi privasi masing-masing dari setiap wali kelas
mengkondisikanya gimana, jika tidak ada wali kelasnya ya ribut ki,
terkadang disaat ibu menyampaikan materi pas kelas sebelah ribut ibu
mengulangi kembali materi agar materi yang ibu sampaikan
mengerti..” (Wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20
WIB).
Berdasarkan wawancara tersebut guru kelas IV sedikit terganggu
disaat menyampaikan materi apabila kelas yang bersebelahan tersebut
ribut, jadi guru kelas IV mengatasinya dengan mengulang kemabali materi
yang akan disampaikan maupun yang diajarkan. Berdasarkan hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi berkaitan dengan problematika
dalam penguasaan pelaksanaan pembelajaran tematik ditemukan beberapa
problematika diantaranya yaitu:
93

(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam mengelola keadaan


kelas dalam proses pembelajaran tematik, guru sulit,
mengkondisikan karena siswa tersebut terlalu aktif atau ribut.
(2) Guru kesulitan ketika berinteraksi dengan siswa, dikarenakan guru
kelas IV kesulitan dalam memahami siswa yang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
b) Problematika Berkaitan dengan Materi dan Media Pembelajaran
Tematik Tema Indahnya Keberagaman Negeriku
Materi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting didalam
suatu proses pembelajaran. Materi yang sesuai akan tercapainya tujuan
pembelajaran, apabila materi yang disampaikan tidak sesuai maka tidak
sampailah kepada tujuan pembelajaran yang diinginkan, materi harus
disampaikan secara jelas dan tepat agar siswa dapat memahaminya
Materi pembelajaran merupakan hal kedua yang menjadi problematika
pembelajaran, tidak semua siswa memiliki pemahaman yang sama dalam
menganalisa sebuah materi pembelajaran yang disampaikan. Salah satu
problematika bagi siswa terkait materi tema indahnya keberagaman
negeriku tema 7 dimana materi didalam sub banyak terdapat materi
kesenian pembelajaran SBDP dan percobaan pembelajaran IPA.
Sedangkan pemahaman guru mengenai kesenian dan percobaan itu
kurang, berikut ini hasil wawancara dengan guru kelas IV mengenai tema
7 indahnya keberagaman negeriku.
“Mungkin mata pelajaran di IPA ki, karena di IPA kan tentang
masalah percobaan, kalau yang lain tu pembelajaran IPS dan satu lagi
pembelajaran SBDP tentang alat musik, karena setiap anak belum
tentu paham atau bisa memainkan suatu alat musik, tapi kalau ipa
tidak terlalu sulit ki, tergantung anak itulah ki bagi yang bisa dapat,
bagi yang tidak ya tidak ki.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini,
S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020,
pukul 08.30-09.20 WIB).
94

Menurut wawancara tersebut guru kelas IV kesulitan dalam


menyampaikan materi tentang SBDP khususnya tentang alat musik dan
pembelajaran IPA khususnya materi tentang percobaan pembuatan sesuatu
produk. Problematika selanjutnya yang menjadi kendala pada mata
pelajaran tematik khusunya tema indahnya keberagaman negeriku, dimana
kurangnya alat musik yang mendukung tentang pembelajaran alat musik.
Menurut wawancara yang dilakukan guru kelas IV, setiap kali
pembelajaran guru kelas IV tidak membawa media yang mendukung
pembelajaran. Berdasarkan observasi terlihat guru harus mengulang
kembali saat menyampaikan materi. Pemahaman siswa yang memiliki
daya tangkap yang berbeda-beda membuat siswa kesulitan dalam
memahami materi. Berikut hasil wawancara yang telah peneliti lakukan
dengan guru kelas IV terkait tentang pemahaman siswa yang berbeda-
beda.
“Tidak juga ki 75 % materi, kan kita juga tau tingkat kemampuan anak
itu kan didalam kelas bermacam-macam, ada anak itu yang pintar, dan
anak itu yang sedang dan ada juga yang kurang atau lambat, yang
penting anak itu jika disuruh ngerjakan tugas yang ada pada buku
paket, tugas itu ada dan kepada anak yang lambat itu ki ibu mensiasati
dengan menunjukan media tentang materi yang diajarkan.”
(Wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).

Menurut hasil wawancara tersebut guru kelas IV mengetahui tingkat


kemampuan anak berbeda-beda guru inilah yang membuat siswa kurang
memahami materi yang disampaikan guru, guru hanya menggunakan buku
paket pembelajaran dan memanfaatkan barang yang bisa dijadikan media
agar materi yang diajarkan ke anak dengan harapan anak itu agar lebih
paham dengan materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi, selasa 25 februari 2020 denga guru kelas IV mengenai
95

problematika materi dan penggunaan media saat pembelajaran tematik


ditemukan beberapa problematika diantaranya yaitu:
(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi
tentang alat musik pembelajaran SBDP dan tentang percobaan
membuat sesuatu pembelajaran IPA.
(2) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam penggunaan media
pembelajaran ketika proses pembelajaran dikarenakan tidak
fasiltas media alat musik yang kurang mendukung.

b) Problematika Berkaitan dengan Materi dan Media


Pembelajaran Tematik Tema Indahnya Keberagaman
Negeriku
(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam menyampaikan
materi tentang alat musik pembelajaran SBDP dan tentang
percobaan membuat sesuatu pembelajaran IPA.
(2) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam penggunaan media
pembelajaran ketika proses pembelajaran dikarenakan tidak
Pelaksanaan fasiltas media alat musik yang kurang mendukung.
Pembelajaran
Tematik Kelas IV
a) Problematika Terkait Penguasaan Pelaksanaan
Pembelajaran
(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam mengelola keadaan
kelas dalam proses pembelajaran tematik, guru sulit,
mengkondisikan karena siswa tersebut terlalu aktif atau ribut.
(2) Guru kesulitan ketika berinteraksi dengan siswa, dikarenakan
guru kelas IV kesulitan dalam memahami siswa yang
memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Gambar 4.4
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Kelas IV
Sumber :Dokumentasi Peneliti.
96

3. Problematika Evaluasi Pembelajaran Tematik


a) Penilaian yang Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran
Proses pembelajaran tematik dilaksanakan secara terpadu, dimana
tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dilaksanakan secara terpadu,
sebelum melakukan evaluasi guru harus memilah soal pada setiap mata
pelajaran dalam satu tema yang akan dijadikan sebagai tolak ukur berhasil
tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi selasa 25
februari 2020 dan 09 maret 2020 sebagaian guru Sekolah Dasar Negeri 76
dapat memilah soal yang akan dijadikan evaluasi, namun guru kelas IV
kurang mampu dalam memilah soal dalam satu tema dalam berbagai mata
pelajaran yang akan dijadikan evaluasi. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan guru kelas IV dalam melakukan penilaian pada pembelajaran
tematik.
Penilaian merupakan tolak ukur tercapai atau tidaknya sebuah tujuan
pembelajaran. Didalam pembelajaran tematik penilaian yang digunakan
yaitu penilaian autentik, dimana penilaian yang dilakukan dengan sebenar-
benarnya. Berikut wawancara dengan guru kelas IV tentang kesulitan
dalam menilai siswa.
“Dalam tes tulis dan lisan, kendalanya jika siswa belum mengerti atau
nilainya turun dimateri tersebut maka pembelajaran tersebut kita ulang
kembali pada minggu ke 4, karena kita 1 tema ada 3 sub, 1 sub selesai
1 minggu.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20
WIB).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Sri Noviarti, S.Pd Selaku
Guru kelas IV juga, sebagai berikut:
“Kendalanya itu pada saat, terus terang saja ki, anak itu membaca bisa,
menulis bisa tetapi anak tersebut kurang memahami soal atau materi,
nanti baru kita nilai sesuai dengan apa yang dijawab dan
kemampuanya.” (Wawancara dengan ibu Sri Noviarti, S.Pd wali kelas
97

IV Sekolah Dasar Negeri 76, senin 09 maret 2020, pukul 09.05-09.50


WIB).

Menurut hasil wawancara tersebut ditemukan bahwa guru kelas IV


mengalami kesulitan dalam menilai siswa pada proses pembelajaran. Guru
kelas IV mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian jika siswanya
belum mengerti dengan materi yang telah disampaikan. Guru kelas IV
mengulang penilaian pertemuan dihari berikutnya. Berdasarkan observasi
ditemukan bahwa guru memberikan pertanyaan dan hanya beberapa siswa
yang bisa menjawab.

“Kalau metode diskusi pas saat diskusi ibu tanya paham semua nak
paham, disaat ibu beri pertanyaan kembali tentang materi, anak
tersebut hanya sebagian yang menjawab, tergantung dari setiap guru
yang mengajarkanya juga ki.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini,
S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020,
pukul 08.30-09.20 WIB).
Menurut wawancara tersebut hanya sebagian siswa yang bisa
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru hal tersebut dikarenakan
ketidak pahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan oleh guru
sehingga berpengaruh terhadap evaluasi yang akan dilaksnakan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selasa 25 februari 2020
mengenai problematika dalam penilaian yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran ditemukan bebrapa problematika diantaranya yaitu:
(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam memilah soal yang
tercakup dalam satu tema dalam berbagai mata pelajaran.
(2) Gurukelas IV mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian
apabila siswa kurang memahami dengan materi yang disampaikan
guru.
b) Penulisan Hasil Akhir (raport)
Evaluasi merupakan tolak ukur untuk mengetahui berhasil tidaknya
suatu pembelajaran, hasil nilai evaluasi akan dikonkritkan dalam bentuk
98

raport. Penulisan hasil akhir berbeda dan kurikulum sebelumnya KTSP,


hasil akhir pada kurikulum 2013 guru harus mendeskripsikan setiap tema
didalam buku raport siswa, disinilah guru kelas IV mendapatkan kesulitan
dalam penulisan hasil akhir. Penulisan akhir siswa dalam bentuk raport
yang berbeda dari sebelumnya juga mendapatkan kesulitan guru kelas IV
seperti yang dikutip dalam wawancara berikut ini.
“Kesulitanya yaitu pada saat berkas nilai tidak lengkap ki, misalnya
nilai ujian tidak lengkap, nilai harian tidak lengkap, nah maka dari itu
nilai pada k13 itu wajib nilainya lengkap baik itu nilai harian, ujian
dan ulangan. Masalahnya jika masalah nilai itu tidak lengkap maka di
deskripsi tidak keluar.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd
wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020, pukul
08.30-09.20 WIB).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Sri Noviarti, S.Pd Selaku
Guru kelas IV juga, sebagai berikut:
“Kesulitanya itu ibu kurang pandai atau bisa memainkanya, tetapi
kalau belajar itu sudah, rasanya tidak sulit ki jika nilai semuanya
lengkap, jika tidak lengkap maka susah untuk mengisi buku raport,
setiap hari guru harus menilai penilaian karakter setiap hari.”
(Wawancara dengan ibu Sri Noviarti, S.Pd wali kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 76, senin 09 maret 2020, pukul 09.05-09.50 WIB).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengenai problematika
evaluasi dalam menulis hasil akhir, adapun problematika yang ditemukan
diantaranya: Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam mengisi raport
kurikulum 2013 jika berkas nilai tidak lengkap, jika nilai tidak lengkap
maka pengisian raport kurikulum 2013 ini tidak bisa dilakukan.
99

a) Penilaian yang Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran


(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam memilah soal yang
tercakup dalam satu tema dalam berbagai mata pelajaran.
(2) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam melakukan
penilaian apabila siswa kurang memahami dengan materi
yang disampaikan guru.
Problematika
Evaluasi

b) Penulisan Hasil Akhir (raport)


Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam mengisi raport kurikulum
2013 jika berkas nilai tidak lengkap, jika nilai tidak lengkap maka
pengisian raport kurikulum 2013 ini tidak bisa dilakukan.

Gambar 4.5
Problematika Evaluasi Pembelajaran Tematik
Sumber: Dokumentasi Pribadi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait dengan problematika
pembelajaran tematik kelas IV tema indahnya keberagaman negeriku. Maka dapat
disimpulkan bahwa guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi mengalami problematika dalam pembelajaran tematik tema
indahnya keberagaman negeriku, problematika tersebut diantaranya:
1. Problematika Perencanaan Perangkat Pembelajaran
Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi mengalami problematika dalam penyususnan program
tahunan dan program semester, ketidak sesuaian silabus, penggunaan
RPP, dan menyusun perencanaan penilaian pembelajaran tematik.
2. Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Tema Indahnya
Keberagaman Negeriku
Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi mengalami problematika dalam penyampaian dan
penguasaan pelaksanaan pembelajaran tematik, terkait tingkah laku siswa
yang cenderung lebih aktif (ribut).
3. Problematika Dalam Penilaian Pembelajaran Tematik
Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi mengalami problematika dalam penilaian yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan mengalami problematika dalam hal
penulisan hasil akhir siswa (raport)

100
101

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka penulis
mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam perbaikan
proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tematik. Adapun
saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah diharapkan mengadakan pelatihan tambahan serta
worskop bagi guru yang kurang pandai dalam mengelola pembelajaran
tematik. Selain itu Kepala Sekolah diharapkan dapat menyediakan fasilitas
pembelajaran yang mendukung untuk keberhasilan pembelajaran tematik.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan mengikuti pelatihan tambahan tentang pembelajaran
tematik sehingga dalam menyusun perencanaan pembelajaran tematik
sesuai dengan konsep pembelajaran tematik itu sendiri. Mengingat
pentingnya pembelajaran tematik bagi anak Sekolah Dasar, Guru
diharpakan dapat melaksanakan pembelajaran dikelas sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
3. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan sebaikanya melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana
kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran tematik dan mendorong
untuk siswa menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan dan
bermakna.
4. Bagi Dinas Pendidikan
Kurangnya pemahaman guru tentang pembelajaran tematik menyebabkan
pembelajaran tematik disekolah belum berhasil secara maksimal. Oleh
karena itu peran kepala dinas pendidikan sangat dibutuhkan untuk
mengadakan pelatihan terkait pelakasaan pembelajaran tematik di Sekolah
Dasar. Dalam pelatihan sebaiknya lebih mengacu kepada praktek
102

pembelajaran tematik bukan hanya teori saja sehingga dalam


pembelajaran tematik dapat dilakukan oleh semua guru.
5. Bagi peneliti
Penelitian ini masih terbatas pada problematika pembelajaran tematik,
untuk itu perlu adanya penelitian lain lebih lanjut dengan ruang lingkup
yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1985). Al-Qur’anul Karim dan Terjemah. Pekanbaru Riau: Al-Muntaz.
Anonim. (2019). Panduan Penulisan Skripsi. Jambi : FTK UIN Jambi.
Departemen Pendidikan dan Keudayaan. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jakarta: Balai pustaka.
Dimyati Jhoni.(2016). Pembelajaran Terpadu (Untuk Taman Kanak-Kanak/Raudatul
Atfhal Dan Sekolah Dasar). Jakarta: Kharisma Puta Utama: Prenada Media
Grup.
Hamalik, Oemar. (2014). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasmi, Rosallia. (2018). Skripsi. Problematika penerapan kurikulum 2013 di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota jambi. Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
Karim, Abdul. (2018). Skripsi. Problematika Penerapan Pembelajaran Tematik di
Madrasah Ibtidaiyah Swasta An-Nizhom Kecamatan Telanai Pura Kota
Jambi. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Majid, Abdul. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Moleong, Lexy. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Mamat SB, dkk. (2005). Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Jakarta:
Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agamai Islam.
Nurholisa.S. (2018). Skripsi. Problematika Pembelajaran Tematik Tema Peristiwa
Materi Bilangan Kelas 1 SDIT Al-Mutmainnah Kota Jambi. Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pidarta, Made. (2007). Landasan kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

103
Prostowo, Andi. (2015). Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu
Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenada Media Grup.
Rosiddah, Ade. (2018). Skripsi. Problematika Penerapan Kurikulum 2013 Kelas V di
Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyah Islamiyah Kecamatan Jelutung Kota Jambi.
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Sugiyono. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: alfabeta.
Sumayanti. (2018). Skripsi. Problematika Pembelajaran Tematik Tema Cita-Citaku
Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota Jambi. Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Suryabrata, Sumadi. (2010). psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

104
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Responden / Subjek Penelitian

105
106
107
108
109
Lampiran 2 : Instrumen Pengumpulan Data (IPD)

LIST OBSERVASI UNTUK GURU

No Observasi Iya Tidak

1 Guru membawa RPP atau silabus ke dalam kelas

2 Guru berpenampilan menarik

3 Guru memastikan siswa siap untuk mengikuti


pembelajaran

4 Guru tidak membawa media pembelajaran didalam kelas

5 Guru mengatur waktu dengan baik pada pembelajaran


pendidikan tematik

6 Guru menyiapkan media dengan baik sebelum mengajar

7 Guru memastikan siswa memperhatikan dan


mendengarkan penjelasan dari guru

8 Guru dapat mengkondisikan ketenangan didalam kelas

9 Guru meminta siswa untuk membuat catatan kecil dari


hasil penjelasanya

10 Guru memahami materi dengan baik

11 Guru memberikan soal dan latihan setelah pembelajaran


didalam kelas

12 Guru tidak mengulangi penyampaian jika siswa belum


memahami dengan baik

13 Guru menambah permainan disela-sela pembelajaran

14 Guru memberikan contoh-contoh yang menarik yang


disampaikan kepada siswa

15 Guru memastikan siswa memahami materi yang

110
disampaikan pada hari itu

16 Guru memberikan perhatian pada siswa dengan baik

111
LIST OBSERVASI UNTUK SISWA

No Observasi Iya Tidak

1 Siswa masuk kelas tepat waktu

2 Siswa menyiapkan perlengkapan belajar

3 Siswa tidak melakukan kegiatan lain yang akan


menganggu kegiatan belajar

4 Siswa membuat rangkuman materi yang telah diajarkan


dirumah

5 Siswa melakukan diskusi kelompok sampai batas waktu


yang ditentukan

6 Keberanian siswa maju kedepan kelas menjelaskan


kembali yang telah dijelaskan oleh guru

7 Siswa menaggapi tanya jawab dalam berdiskusi

8 Keberanian siswa untuk bertanya

9 Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar

10 Keberanian siswa dalam menggunakan pendapat

11 Siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru

12 Siswa dapat mengetahui lebih jelas dari materi yang


disampaikan oleh guru

13 Siswa dapat memberikan pengetahuanya kepada teman


sebelahnya ketika kurang mengerti

14 Siswa mampu meningkatkan motivasi semangat belajar

15 Siswa mampu mendapatkan nilai yang lebih baik dari


latihan yang diberikan oleh guru

Catatan : Siswa masih bingung dalam mengikuti pembelajaran tematik

112
INSTRUMEN WAWANCARA

Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan


yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya memperoleh informasi
dan data yang obyektif. Peneliti melakukan wawancara kepada kepala Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi dalam problematika
pembelajaran tematik kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara
sebagai berikut :
A. Pertanyaan Wawancara Untuk Kepala Sekolah
1. Bagaimana sejarah Berdirinya SDN 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro
jambi ini bu?
2. Jumlah siswa dari kelas 1-6 berapa bu?
3. Latar belakang pendidikan guru di SD 76 ini dari mana saja bu?
4. Usaha ibu sebagai kepala sekolah untuk meningkatkan mutu guru di SD 76
ini?
5. kendala dalam menerapkan kurikulum 2013 ini?
6. kendala dalam mempersiiapkan perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013?
7. RPP guru disini buat sendiri atau mengambil dari internet bu?
8. Prasarana dalam menerapkan pembelajaran tematik kita ada tidak bu?
9. Pada k13 ini masih menerapkan metode ceramah tidak bu?

B. Pertanyaan Wawancara Untuk Guru


1. Apa kesulitan ibu dalam menyusun program tahunan dan program
semester?
2. Apa kesulitan ibu dalam pembuatan RPP?
3. Kesulitan apa yang dialami ibu dalam menggunakan silabus pembelajaran
tematik?

113
4. Dari manakah silabus yang digunakan oleh guru kelas IV?
5. Ibu kan mengacu pada RPP yang sudah ada didalam buku, apakah sesuai
dengan pengaplikasianya bu?
6. Di SDN 76 kita ini masih ada ya bu menggunakan KTSP ?
7. Bagaimana cara ibu mengatasi problematika pelaksanaan pembelajaran
tematik di kelas 4 yang ibu ajarkan ini?
8. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik tema 7 ini bu?
9. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran tematik
tema 7 ini?
10. Bagaimana suasana ketika ibu mengajar pembelajaran tematik tema 7 ini?
11. Menurut ibu lebih enak yang mana KTSP atau K13 ?
12. Pembelajaran tematik 1 minggu dilaksanakan berapa kali bu?
13. Ada tidak cara khusus ibu untuk mengatasi anak yang ribut dan susah
diatur?
14. Dalam menyampaikan materi pembelajaran ibu sering menggunakan
metode apa?
15. Dikelas yang ibu ajarkan ada berapa jumlah siswa?
16. Dengan siswa yang cukup banyak, apakah efesien bu menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab (diskusi) ?
17. Dengan kelas yang bersebelahan seperti ini, apakah tidak terganggu dalam
proses pembelajaran?
18. Kalau sumber belajar yang digunakan apa saja bu?
19. Didalaam proses pembelajaran khususnya pembelajaran tematik tema
indahnya negeriku
20. Dalam K13 penilaian yang mana bu yang paling dominan bu ?
21. Apa saja kesulitan dalam menilai 3 ranah afektif, psikomotorik, dan
kognitif?
22. Apa kendala ibu dalam melakukan tes tulis dan lisan disaat ulangan harian?

114
23. Apa kesulitan ibu dalam menulis hasil akhir dalam buku raport?
24. Biasanya apa saja yang dibahas bu dalam pelatihan itu bu?
25. Dalam k13 menggunakan metode saintifik? Nah bagaimana dengan konsep
tersebut bu, apakah pernah ibu terapkan?

C. Pertanyaan Wawancara Untuk Siswa


1. Apakah anak bapak masuk kelas tepat waktu?
2. Apakah anak bapak sudah menyiapkan perlengkapan pembelajaran?
3. Setelah belajar tematik apakah anak bapak membuat rangkuman tentang
materi yang telah diajarkan?
4. Apakah anak bapak aktif dalam melakukan diskusi didalam kelompok?
5. Jika salah satu disuruh presentasi tentang tugas yang diberikan, apakah anak
bapak berani untuk maju kedepan?
6. Apakah anak bapak sering bertanya apabila tidak paham dengan materi?
7. Pelajaran apa yang paling sulit dari tema 7 yang telah diajarkan?
8. Materi apa yang paling sulit menurut anak bapak dalam pembelajaran
tematik?
9. Suka tidak merasa bosan belajar tematik?
10. Apakah sering diadakan yel-yel atau kegiatan lain untuk semangat belajar ?
11. Jika diberikan PR dirumah apakah anak bapak selalu mengerjakan tugas ?
12. Suka terganggu tidak apabila teman-teman ribut saat proses pembelajaran ?
13. Anak bapak merasa sempit tidak dengan kelas kita ini ?
14. Apakah anak bapak sering disuruh membuat tugas dari bahan-bahan bekas?

115
Lampiran 3 : Transkip Wawancara

WAWANCARA I

Informasi : Ibu Amrina, S.Pd


Kompetensi : Kepala Sekolah
Tanggal : 24 februari 2020
Jam : 08.45-09.20
Tempat : Ruang Guru/ Ruang Tamu

Peneliti : Assallamualaikum Wr.Wb bu, Selamat pagi bu, mohon maaf bu


mengganggu waktu ibu sebentar
Informan : Walaikumsallam Wr.Wb ki, iya tidak apa-apa Selagi bisa ibu bantu
jawab.
Peneliti : Kita Langsung ke pertanyaan iya bu.
Informan : Oke. Selagi bisa ibu bantu ki.
Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya SDN 76 ini bu ?
Informan : Untuk sejarah tanya saja dengan ibu maryani ya ki.
Peneliti : Siap bu. Bagaimana Visi dan misi SDN 76 kita bu ?
Informan : kiki lihat saja di depan ada visi dan misi sekolah kita.
Peneliti : hehe oke bu.
Peneliti : Jumlah siswa dari kelas 1-6 berapa bu ?
Informan : Siswanya semua 482 ki.
Peneliti : Latar belakang pendidikan guru di SD 76 ini dari mana saja bu?
Informan : Ada yang dari PGSD ki, agama, bahasa, BK, penjas, Komputer
Peneliti : Usaha ibu sebagai kepala sekolah untuk meningkatkan mutu guru di
SD 76 ini?

116
Informan : Kita memberi pelatihan kepada guru, meningkatkan kinerja guru,
mengikuti worskop, atau pelatihan sejenis peningkatan mutu
pendidikan.
Peneliti : Kendala dalam menerapkan kurikulum 2013 ini?
Informan : Selama ini tidak ada ki, tekadang hanya di rpp, silabus yng menjadi
masalah guru, kadang mengambil dari internet.
Peneliti : Kendala dalam mempersiiapkan perangkat pembelajaran pada
kurikulum 2013?
Informan : Rasanya tidak ada ki, karena dalam k13 tampa peranngkat
pembelajaran, karena k13 ini membutuhkan perangkat pembelajaran,
jadi semua itu terpenuhi, maka pembelajaran pada k13 tidak terdapat
kendala.
Peneliti : RPP guru disini buat sendiri atau mengambil dari internet bu?
Informan : Sebagian ada buat sendiri ki, sebagian juga ada yang masih
mengambil dari internet ki, karena membuat RPP itu mudah-mudah
sulit ki.
Peneliti : Prasarana dalam menerapkan pembelajaran tematik kita ada tidak
bu?
Informan : Ada ki, tapi tidak banyak, misalnya guru harus membuat media, ada
juga sudut baca sesuai dengan materi yang diajarkan.
Peneliti : Pada k13 ini masih menerapkan metode ceramah tidak bu?
Informan : Pada k13 ini tidak ada menerapkan metode cermaha ki, dulu
menerapkan metode CBSA, k13 ini kan anak aktif guru kreatif. Apa
ada lagi ki ?
Peneliti : Cukup bu itu saja, Sebelumnya terimakasih bu, telah meluangkan
waktu untuk saya wawancara sebentar, permisi bu,
Wassallamualaikum Wr.wb.
Informan : Iya ki, Walaikumsallam Wr.wb.

117
WAWANCARA II

Informasi : Ibu Sri Martini, S.Pd


Kompetensi : Guru kelas IV serta Wali kelas IV A
Tanggal : 25 Februari 2020/Selasa
Jam : 08.20-09.10
Tempat : Ruang Guru/ Ruang Tamu

Peneliti : Assallamualaikum Wr.Wb bu, Selamat pagi bu, mohon maaf bu


mengganggu waktu ibu sebentar
Informan : Walaikumsallam Wr.Wb ki, iya tidak apa-apa Selagi bisa ibu bantu
jawab.
Peneliti : Kita Langsung ke pertanyaan iya bu.
Informan : Oke. Selagi bisa ibu bantu ki.
Peneliti : Apa kesulitan ibu dalam menyusun program tahunan dan program
semester ?
Informan : Kesulitanya yaitu jika kalender akademiknya belum keluar ki, jika
belum keluar kita susah mau membuat prota dan promes, karena kita
berpandu pada kalender akademik, dan juga masalahnya kalender
akademik lama keluarnya maka dari itu sebagaian guru ada juga yang
berpandu pada prota dan prosem yang ada diinternet. Tapi jika
kalender akademik itu cepat dikeluarkan maka kita juga bisa cepat
membuat prota dan prosem ki.
Peneliti : Apa kesulitan ibu dalam pembuatan RPP ?
Informan : Kalau dari pembuatan RPP ibu mengacu pada RPP yang sudah ada
ki, nah didalam buku tematik yaitu buku guru itukan sudah terdapat
juga RPP ki, tinggal kita sesuaikan dengan indikator apa yang ingin

118
kita sampaikan, tapi ibu dalam pembuatan RPP itu sendiri masih
menggunakan panduan yang ada didalam dinternet ki.
Peneliti : Kesulitan apa yang dialami ibu dalam menggunakan silabus
pembelajaran tematik?
Informan : Biasanya itu kalau dalam silabus, materinya harus cocok dengan
buku paket biasanya, terkadang buku paketnya tidak cocok dengan
silabusnya dan ibu juga kurang paham ki dalam menganalisis isi
silabus misalnya menyesuaikan isi silabus dengan kompetensi dasar,
lantaran kita ni sudah canggih kan, kita bisa melihat panduan
diinternet, biasanya sama antara silabus dan buku paket, lantaran kita
tematik itu pertema yang membuat silabusnya berbeda, tergantung
guru yang mengajarnya kembali.
Peneliti : Dari manakah silabus yang digunakan oleh guru kelas IV?
Informan : Silabusnya digunakan bersumber dari buku guru, buku siswa dan dari
internet sebagai panduanya, jika buku guru ada maka akan jadilah
RPP
Peneliti : Ibu kan mengacu pada RPP yang sudah ada didalam buku, apakah
sesuai dengan pengaplikasianya bu?
Informan : Sesuai ki, sebab kita harus mencari metode lain jika tidak sesuai, biar
anak itu mengerti, misalnya anak itu tidak bisa metode ini, kita
mencari metode lain yang bisa anak itu paham.
Peneliti : Di SDN 76 kita ini masih ada ya bu menggunakan KTSP ?
Informan : Udah k13 semua ki, sudah dari kelas 1 sampai kelas 6 sudah
memakai k13
Peneliti : Bagaimana cara ibu mengatasi problematika pelaksanaan
pembelajaran tematik di kelas 4 yang ibu ajarkan ini?
Informan : Kan kemarin sudah ibu kasih tau, anak itu kan dari kelas awal
lanataran sudah tau bacaan, sudah tau pembelajaran k13 memang

119
berasal dari diri dia sendiri, kayaknya tidak menemukan kesulitan,
kesulitanya itu anak yang tidak bisa baca paling itu saja.
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik tema 7 ini bu?
Informan :Sesuai target dan pelaksanaanya cukup berjalan lancar, karena kita
kemaren sudah melaksanakan ulangan, 1 tema kita laksanakan
pembelajaran 1 bulan karena 1 tema terdapat 3 sub tema, tetapi jika 1
bulan itu materi tidak tercapai maka, pembelajaran akan diulang
kemabli pada minggu ke 4.
Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran
tematik tema 7 ini?
Informan :Faktor pendukungya yaitu anak itulah yang antusias untuk
belajar,soal hambatanya balik lagi ke anaknya, bagi anak yang tidak
bisa baca ketinggalan, tapi kita juga tidak mungkin nunggu anak yang
lambat itu, masalahnya kita setiap bulanya dituntut untuk selesai 1
tema perbulan.
Peneliti : Bagaimana suasana ketika ibu mengajar pembelajaran tematik tema
7 ini?
Informan :Suasanya ya seperti ibu bilang tadi anak itu antusias untuk belajar,
soalnya ibu membuat anak itu bercerita duduk berkelompok, nantik
kelompok ini maju mempresentasikan hasilnya, nanti kelompok lain
menyimak atau mendengar kelompok yang presentasi, dan boleh
bertanya.
Peneliti : Menurut ibu lebih enak yang mana KTSP atau K13 ?
Informan :Sebenarnya semua itu sama KTSP enak juga K13 enak juga, Cuman
kan K13 ini kan ada sebagian orang yang sudah memahami mudah,
dan ada sebagian yang belum memahami itu sulit, sudah tapi belum
paham itu ada juga.
Peneliti : Pembelajaran tematik 1 minggu dilaksanakan berapa kali bu?

120
Informan : Kita 6 kali dalam satu minggu ki, selain hari selasa ada agama, dan
mtk, rabu mtk ada agamanya juga, kamis olahraga selain itu tematik
full 1 hari, karenakan kita dalam 1 hari itu belaar tematik ada
bahasanya, sbdpnya dan PPKn.
Peneliti : Ada tidak cara khusus ibu untuk mengatasi anak yang ribut dan susah
diatur?
Informan :Namanya anak SD ki, namanya ribut itu pasti ki, kan karakteristik
setiap siswa itu kan berbeda-beda, tergantung kita juga memahami
bagaimana karakteristik anak tersebut, salah satu trik ibu untuk anak
itu kembali fokus caranya itu ibu mengadakan yel-yel atau mengajak
anak itu bernyanyi supaya anak itu fokus, pokoknya diadakan suati
kegiatan atau kata-kata yang bisa menyatukan mereka. Kita juga harus
pandai ki jika menjadi seorang guru, kita harus jeli mengawasi anak,
jika anak itu msih ribut ki, ibu terpaksa mendiamkan anak agar mereka
paham jika ibu sudah diam berarti ibu sedang marah. Dan jika anak
itu masih ribut juga ki ibu terpaksa memindahkan anak yang ribut tadi.
Peneliti : Dalam menyampaikan materi pembelajaran ibu sering menggunakan
metode apa?
Informan :Metode ceramah itu pasti dan wajib digunakan dan tidak bisa
dihilangkan, tanya jawab dan terkadang juga metode demonstrasi.
Peneliti : dikelas yang ibu ajarkan ada berapa jumlah siswa?
Informan :Ada 30 siswa, yang perempuan 17, yang laki-laki 13 siswa, cukup
banyak ki dikelas kita tapi sayangnya kondisi kelas kita yang kurang
mendukung yang membuat pembelajaran kurang efektif .
Peneliti : Dengan siswa yang cukup banyak, apakah efesien bu menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab (diskusi)?
Informan :Untuk metode cermaha tidak juga ki 75 % materi, kan kita juga tau
tingkat kemampuan anak itu kan didalam kelas bermacam-macam, ada

121
anak itu yang pintar, dan anak itu yang sedang dan ada juga yang
kurang atau lambat, yang penting anak itu jika disuruh ngerjakan
tugas, tugas itu ada, kalau metode diskusi pas saat diskusi ibu tanya
paham semua nak paham, disaat ibu beri pertanyaan kembali tentang
materi, anak tersebut hanya sebaagian yang menjawab, tergantung dari
setiap guru yang mengajarkanya juga ki.
Peneliti : Dengan kelas yang bersebelahan seperti ini, apakah tidak terganggu
dalam proses pembelajaran?
Informan :Terkadang sedikit terganggu, tapi tergantung juga bisanya kita udah
menjadi privasi masing-masing dari setiap wali kelas
mengkondisikanya gimana, jika tidak ada wali kelasnya ya ribut ki,
terkadang disaat ibu menyampaikan materi pas kelas sebelah ribut ibu
mengulangi kembali materi agar materi yang ibu sampaikan mengerti.
Peneliti : Kalau sumber belajar yang digunakan apa saja bu?
Informan :Buku guru, buku siswa, lingkungan sekitar, tetapi ibu juga sering
menyuruh anak untuk mencari tugas diinternet dengan syarat
didampingin orang tua karena untuk mempelajari serta memperluas
pelajaran secara luas.
Peneliti : Didalaam proses pembelajaran khususnya pembelajaran tematik
tema indahnya negeriku menurut ibu materi mana yang paling sulit
untuk diajarkan?
Informan :Mungkin mata pelajaran di IPA ki, karena di IPA kan tentang
masalah percobaan, kalau yang lain tu pembelajaran IPS dan satu lagi
pembelajaran SBDP tentang alat musik, karena setiap anak belum
tentu paham atau bisa memainkan suatu alat musik, tapi kalau ipa
tidak terlalu sulit ki, tergantung anak itulah ki bagi yang bisa dapat,
bagi yang tidak ya tidak ki.
Peneliti : Dalam K13 penilaian yang mana bu yang paling dominan bu ?

122
Informan :Menurut ibu semuanya dominan ki, baik itu dari psikomotorik, afektif
dan kognitif, karena semuanya harus kita masukan, sebab kalau kita
tidak masukan itu tidak berjalan K13 kita ini ki, karena penilaian
ketiga itu tidak bolehh dipisahkan, tapi yang namanya sikap anak SD
masih nakal, nakalnya masih sebats anak-anak.
Peneliti : Apa saja kesulitan dalam menilai 3 ranah afektif, psikomotorik, dan
kognitif?
Informan :Ibu kurang bisa dalam menentukan penilaian yang sesuai yang akan
digunakan dalam pembelajaran tematik tersebut, ibu hanya
menyesesuaikan saja dengan penililaian yang ada pada buku guru ki,
misalnya dari sikapnya itu kan ki sudah Nampak, dari sikap dia berdoa
bagaimana, sikap menanyakan pertanyaan gimana, menyanyikan lagu
Indonesia raya gimana, sikap saat dia literasi dia membaca
bagaimana, sebagai antisipsi setiap guru membuat catatan sendiri
untuk menilai settiap anak ki.
Peneliti : Apa kendala ibu dalam melakukan tes tulis dan lisan disaat ulangan
harian?
Informan :Dalam tes tulis dan lisan, kendalanya jika siswa belum mengerti atau
nilainya turun dimateri tersebut maka pembelajaran tersebut kita ulang
kembali pada minggu ke 4, karena kita 1 tema ada 3 sub, 1 sub selesai
1 minggu.
Peneliti : Apa kesulitan ibu dalam menulis hasil akhir dalam buku raport?
Informan :Kesulitanya yaitu pada saat berkas nilai tidak lengkap ki, misalnya
nilai ujian tidak lengkap, nilai harian tidak lengkap, nah maka dari itu
nilai pada k13 itu wajib nilainya lengkap baik itu nilai harian, ujian
dan ulangan. Masalahnya jika masalah nilai itu tidak lengkap maka di
deskripsi tidak keluar.
Peneliti : Biasanya apa saja yang dibahas bu dalam pelatihan itu bu?

123
Informan :pelatihan K13 ki, tingkat kabupaten, membahas tentang pemahaman
k13 tentang silabus, prota prosem, rpp, tetapi ki didalam pelatihan itu
tidak dijelaskan secara rinci misalnya pembuatan rpp itu begin-begini,
silabus begini-begini, yang jelas kita sudah mendapatkan pelatihan
dari kabupaten, pemerintah, guru yang mengikuti pelatihan secara
bertahap dan tidak semua guru yang mengikuti pelatihan hanya guru
tertentu saja.
Peneliti : Dalam k13 menggunakan metode saintifik? Nah bagaimana dengan
konsep tersebut bu, apakah pernah ibu terapkan?
Informan :Tergantung cara kita menginformasikan pembelajaran kepada anak
ki, terkadang ada anak itu bertanya buk kami dak ngerti yang ini buk,
kalau bertanya itu pasti ki walaupun yang ditanyakan itu tidak jelas ki.

124
WAWANCARA III

Informasi : Ibu Sri Noviarti, S.Pd


Kompetensi : Guru kelas IV serta Wali kelas IV C
Tanggal : Seniin 09-Maret-2020
Jam : 09.05-09.50
Tempat : Ruang Kelas IV C

Peneliti : Assallamualaikum Wr.Wb bu, Selamat pagi bu, mohon maaf bu


mengganggu waktu ibu sebentar
Informan : Walaikumsallam Wr.Wb ki, iya tidak apa-apa Selagi bisa ibu bantu
jawab.
Peneliti : Kita Langsung ke pertanyaan iya bu.
Informan : Oke. Selagi bisa ibu bantu ki.
Peneliti : Apa kesulitan ibu dalam menyusun program tahunan dan program
semester ?
Informan : Hmm, kesulitanya yaitu pada saat perubahan kurikulum dan kalender
pendidikan lambat dikeluarkan ki, jika cepat keluar cepat pula Prota
Prosem kita jadi ki.
Peneliti : Apa kesulitan ibu dalam pembuatan RPP ?
Informan : Kesulitanya pasti ada ki, karena kita pakai kurikulum 2013, jadi ibu
masih belajar cara membuat RPP yang baik itu gimana yang sesuai
dengan kurikulumnya, ibu menggunakan panduan dari buku guru, alat
peraga dan panduan RPP dari internet ki, sebenranya dari buku guru
itu lengkap dari internet juga lengkap jadi tinggal menyusun aja ki
sesuai dengan yang ibu ajarkan.
Peneliti : Kesulitan apa yang dialami ibu dalam menggunakan silabus
pembelajaran tematik?

125
Informan : Kesulitanya ki pada saat materi yang disilabus dengan materi yang
diajarkan tidak sesuai, jadi dkatakan sulit ya sulit dikatakan tidak ya
tidak juga ki, tergantung kita mengajarkan dan menggunakanya
bagaimana.
Peneliti : Dari manakah silabus yang digunakan oleh guru kelas IV?
Informan : Dari internet ada juga ki, buat sendiri ada juga ki, mana yang enak
dipakai ya ibuk pakai ki.
Peneliti : Ibu kan mengacu pada RPP yang sudah ada didalam buku, apakah
sesuai dengan pengaplikasianya bu?
Informan : Untuk sekarang sudah pas ki, kalau semester-semester kemarin
belum sesuai penerapanya.
Peneliti : Di SDN 76 kita ini masih ada ya bu menggunakan KTSP, menurut
ibu lebih Enak KTSP atau K13 ?
Informan : Kayaknya mana ya ki, sama-sama enak, K13 juga enak ki K13 ini
merangkup semua ki sejalan, IPA, IPS, SBDP, Bahasa, jadi
pembelajaranya menyatu gitu ki , KTSP juga enak ki.
Peneliti : Bagaimana cara ibu mengatasi problematika pelaksanaan
pembelajaran tematik di kelas 4 yang ibu ajarkan ini?
Informan : Masalahnya kadang dimateri ki, karena mapelnya dan waktunya
terlalu cepat-cepat, dikit nanti sebentar mau masuk lagi pembelajaran
lain, karena mapel kita menyatu seperti IPA, IPS, SBDP, B.Indonesia,
PKN, kalau dulu masih gabung MTK pisah baru satu tahun
belakangan ini ki, kalau sekarang sudah dipisahkan, karena jam
pembelajaran dikit nian dan jam nya dikit nian ki, jadi pembelajaran
itu tidak terkendali dengan baik makanya sekarang dipisahkan
MTKnya dengan orang pusat.
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik tema 7 ini bu?

126
Informan : Pelaksaanya lancer ki, sesuai target karena dalam satu bulan
diharuskan selesai 1 tema, tetapi kita kembali kepada anak kembali ki,
jika kita turuti kemampuan anak kita tidak sampai target, karena
kemampuan anak kita berbeda-beda ki, apalagi cara menjawabnya, ada
juga yang aktif ki,, tetapi tidak semuanya juga aktif ki.
Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran
tematik tema 7 ini?
Informan : Faktor pendukungya media, buku, alat peraga, dan mungkin ibu
bawa fotocopy materi untuk mencontohkan kepada anak dengan dunia
yang nyata, sebenrnya ki pada k13 ini banyak mencontohkan atau
karakter, penghambatnya kita kembali lagi pada anak ki, ya sifat anak
berbeda-beda, mana yang cepat tangkap dapat mana yang lambat akan
ketinggalan pembelajaran ki.
Peneliti : Bagaimana suasana ketika ibu mengajar pembelajaran tematik tema
7 ini?
Informan : Ada yang antusias belajar ki ada juga tidak ki, 100 % persen itu tidak
ki, ada juga yang rebut ada juga belajar, tetapi pembelajarnya aman
dan berjalan ki”
Peneliti : Pembelajaran tematik 1 minggu dilaksanakan berapa kali bu?
Informan : Kita setiap hari ada pembelajaran tematik ki senin sampai sabtu”
Peneliti : Ada tidak cara khusus ibu untuk mengatasi anak yang ribut dan susah
diatur?
Informan : Kalau sedang belajar rebut itu ada ki tapi sebentar, namanya seorang
guru ki, jika anaknya rebut pasti ibu tegur dan beri arahan nasehat,
suruh diam dan anak yang berkemampuan dibawah tadi, dikasih buku
dan ibuk suruh tulis, ibu suruh belajar tambahan, karena kemmapuan
anak itu berbeda-beda ki, perlu dorongan dari orang tua, lingkungan
serta dari guru.

127
Peneliti : Dalam menyampaikan materi pembelajaran ibu sering menggunakan
metode apa?
Informan : Menggunkan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan demontrasi
ki.
Peneliti : Dikelas yang ibu ajarkan ada berapa jumlah siswa?
Informan : Ada 32 siswa ki, 13 siswa laki-laki dan 19 siswi perempuan.
Peneliti : Dengan siswa yang cukup banyak, apakah efesien bu menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab (diskusi) ?
Informan : Kadang efesien kadang juga tidak ki kalau ceramah setiap hari
digunakan ki, sering juga ibuk menggunakan metode demonstrasi, jika
ada metode demontrasi anak agak diam dan memperhatikan guru, alat
peraga, kadang-kadang juga bawak misalnya tanaman, mahluk hidup,
dan misalnya jika di IPA misalnya meja didorong, tangkap bola,
dibuku juga ada lalu dijelaskan.
Peneliti : Dengan kelas yang bersebelahan seperti ini, apakah tidak terganggu
dalam proses pembelajaran?
Informan : Kadang terganggu kadang juga tidak ki, namanya juga masih anak-
anak ki, tergantung guru mengkondisikanya bagaimana, jika
ditinggalkan ya anak rebut ki, jika ada ya lumayan tidak ributnya ki.
Peneliti : Kalau sumber belajar yang digunakan apa saja bu?
Informan : Buku guru, semacam LKS, buku paket siswa, dan buku penunjang
lain seperti kamus, karena pembelajaran K13 ini jangkauan materinya
tinggi ki, jadi terkadang ibu suruh cari dikamus, kadang juga ibu suruh
cari di google tapi dengan syarat didampingi orang tua.
Peneliti : Dalam K13 penilaian yang mana bu yang paling dominan bu ?
Informan : Gimaana ya ki, menurut ibu yang paling dominan itu di afektif
karena kita melihat kembali kondisi belajar anak dan melihat kembali

128
kemampuan anak, karena k13 itu diutamakan pembentukan karakter
ki, harapan ibu karakter anak berubah menjadi lebih baik lagi.
Peneliti : Apa saja kesulitan dalam menilai 3 ranah afektif, psikomotorik, dan
kognitif?
Informan : Kesulitanya yaitu pada saat menilai kemampuan anak ki, kadang ada
yang tinggi kadang ada yang tidak, pada sikapnya juga kadang mau
diatur dan kadang juga susah untuk diatur.
Peneliti : Apa kendala ibu dalam melakukan tes tulis dan lisan disaat ulangan
harian?
Informan : Kendalanya itu pada saat, terus terang saja ki, anak itu membaca
bisa, menulis bisa tetapi anak tersebut kurang memahami soal atau
materi, nanti baru kita nilai sesuai dengan apa yang dijawab dan
kemampuanya.
Peneliti : Apa kesulitan ibu dalam menulis hasil akhir dalam buku raport?
Informan : Kesulitanya itu ibu kurang pandai atau bisa memainkanya, tetapi
kalau belajar itu sudah, rasanya tidak sulit ki jika nilai semuanya
lengkap, jika tidak lengkap maka susah untuk mengisi buku raport,
setiap hari guru harus menilai penilaian karakter setiap hari.
Peneliti : Biasanya apa saja yang dibahas bu dalam pelatihan itu bu?
Informan : Sering ki, setiap guru sudah mendapatkan pelatihan, misalnya
pelatihan tentang k13, silabus, RPP, Prota, prosem, jika itu tidak ada
maka guru tidak bisa untuk mengajar.
Peneliti : Dalam k13 menggunakan metode saintifik? Nah bagaimana dengan
konsep tersebut bu, apakah pernah ibu terapkan?
Informan : Setiap hari ibu terapkan ki, pasti ada timbal balik antara guru dan
anak, misalnya guru bertanya anak menjawab. Apa ada lagi ki ?

129
Peneliti : Cukup bu itu saja, Sebelumnya terimakasih bu, telah meluangkan
waktu untuk saya wawancara sebentar, permisi bu,
Wassallamualaikum Wr.wb.
Informan : Iya ki, Walaikumsallam Wr.wb.

130
WAWANCARA IV

Informasi : Muhammad Rafa


Kompetensi : Siswa kelas IV A
Tanggal : Senin 09-Maret-2020
Jam : 09.55-10.15
Tempat : Ruang Kelas IV A

Peneliti : Assallamualaikum Wr.Wb bu, Selamat pagi nak, mohon maaf


mengganggu waktu rafa sebentar
Informan : Walaikumsallam Wr.Wb , iya tidak apa-apa pak Selagi bisa dibantu
jawab.
Peneliti : Kita Langsung ke pertanyaan iya nak.
Informan : Oke. Selagi bisa rafa bantu pak.
Peneliti : Apakah anak bapak masuk kelas tepat waktu ?
Informan : Iya pak masuk kelas tepat waktu, sebelum jam 07.00 sudah sampai
disekolahan pak.
Peneliti : Apakah anak bapak sudah menyiapkan perlengkapan pembelajaran ?
Informan: Iya pak menyiapkan buku sebelum pergi sekolah.
Peneliti : Setelah belajar tematik apakah anak bapak membuat rangkuman
tentang materi yang telah diajarkan ?
Informan : Kadang-kadang buat pak, sering juga tidak buat pak.
Peneliti : Apakah anak bapak aktif dalam melakukan diskusi didalam
kelompok ?
Informan : Sedikit aktif pak.
Peneliti : Jika salah satu disuruh presentasi tentang tugas yang diberikan,
apakah anak bapak berani untuk maju kedepan ?
Informan : Berani pak tapi terkadang gugup dan ragu-ragu juga pak.

131
Peneliti : Apakah anak bapak sering bertanya apabila tidak paham dengan
materi ?
Informan : Sering pak, kalau tidak mengerti saya sering bertanya kepada ibuk
guru.
Peneliti : Pelajaran apa yang paling sulit dari tema 7 yang telah diajarkan ?
Informan : Di mapel SBDP pak materinya tentang alat musik, menyanyi, dan
tarian daerah pak.
Peneliti : Suka tidak merasa bosan belajar tematik ?
Informan : Kadang bosan kadang juga tidak pak, terantung pembelajaranya.
Peneliti : Apakah sering diadakan yel-yel atau kegiatan lain untuk semangat
belajar ?
Informan : Sering diadakan sering tidak pak, jika pembelajaran buru-buru
biasanya tidak pak.
Peneliti : Jika diberikan PR dirumah apakah anak bapak selalu mengerjakan
tugas ?
Informan : Iya pak saya kerjakan selalu.
Peneliti : Suka terganggu tidak apabila teman-teman ribut saat proses
pembelajaran ?
Informan : Kadang terganggu pak.
Peneliti : Anak bapak merasa sempit tidak dengan kelas kita ini ?
Informan : Iya, sedikit sempit pak.
Peneliti : Apakah anak bapak sering disuruh membuat tugas dari bahan-bahan
bekas?
Informan : Sering pak, misalnya disuruh buat kolase montase, hiasan dinding
kerajinan pipet. Apa ada lagi pak?
Peneliti : Cukup nak itu saja, Sebelumnya terimakasih, telah meluangkan
waktu untuk bapak wawancara sebentar, Wassallamualaikum Wr.wb.
Informan : Iya pak, Walaikumsallam Wr.wb.

132
WAWANCARA V

Informasi : Maryani, A.Ma.Pd


Kompetensi : Wali Kelas IIIB dan Guru Senior SDN 76
Tanggal : Senin 25-februari-2020
Jam : 15.00-15.30
Tempat : Rumah Ibu Maryani, A.Ma.Pd

Peneliti : Assallamualaikum Wr.Wb bu, Selamat pagi bu, mohon maaf bu


mengganggu waktu ibu sebentar
Informan : Walaikumsallam Wr.Wb ki, iya tidak apa-apa Selagi bisa ibu bantu
jawab.
Peneliti : Kita Langsung ke pertanyaan iya bu.
Informan : Oke. Selagi bisa ibu bantu ki.
Peneliti : Kemarin saya sudah bertanya kepada buk amrinah bu tentang sejarah
SDN 76 kita bu, katanya suruh tanya ke ibu saja.
Informan : Ibu tau sedikit ki tentang SDN 76 ini ki ?
Peneliti : Iya tidak apa-apa bu, soalnya saya sudah coba cari di google tidak
ketemu bu.
Informan : Iya ki, Soalnya sedikit yang mengetahui sejarahnya ?
Peneliti : Lanjut ke pertanyaanya saja ya bu, Bagaimana Sejarah SDN 76 kita
bu ?
Informan : Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
merupakan sekolah yang berdiri pada tahun 1980 yang didirikan oleh
Bapak Huzen dan Bapak Sasro ki, pada dahulu sebelum menjadi
Sekolah Dasar Negeri 76 adalah sekolah yang bernama Sekolah Dasar

133
Negeri 156 sebelum pemekaran, yang pada tahun itu berjumlah hanya
3 orang tenaga pengajar dan jumlah kelasnya ada 6 kelas.
Peneliti : Jadi dahulu itu hanya ada 3 orang pengajar ya bu ?
Informan : Iya ki, itu saja susah mencari gurunya ki. Ada lagi ki?
Peneliti : Cukup bu itu saja, Sebelumnya terimakasih bu, telah meluangkan
waktu untuk saya wawancara sebentar, permisi bu,
Wassallamualaikum Wr.wb
Informan : Iya ki, Walaikumsallam Wr.wb

134
Lampiran 4 : Program Tahunan
PROGRAM TAHUNAN
Satuan Pendidikan :Sekolah Dasar Negeri 76

Kelas : IV

Semester : I dan II

No. Semester Tema Sub Tema AlokasiWaktu


1. Keberagaman Budaya 1 ME
Bangsaku
2. Kebersamaan dalam 1 ME
1. Indahnya Keberagaman
Kebersamaan 3. Bersyukur atas 1 ME
Keberagaman
4. Literasi dan Kegiatan 1 ME
Berbasis Proyek
1. Macam-Macam Sumber 1 ME
Energi
2. Selalu Berhemat 2. Pemanfaatan Energi 1 ME
Energi 3. Gaya dan Gerak 1 ME
4. Literasi dan Kegiatan 1 ME
Berbasis Proyek
1. Hewan dan Tumbuhan di 1 ME
Lingkungan Rumahku
1 I 3. Peduli terhadap 2. Keberagaman Makhluk 1 ME
Lingkungan Hidup di Lingkunganku
Hidup 3. Ayo, Cintai Lingkungan 1 ME
4. Literasi dan Kegiatan 1 ME
Berbasis Proyek
1. Jenis-Jenis Pekerjaan 1 ME
2. Barang dan Jasa 1 ME
4. Berbagai
3. Pekerjaan Orangtuaku 1 ME
Pekerjaan
4. Literasi dan Kegiatan 1 ME
Berbasis Proyek
1. Perjuangan Para 1 ME
Pahlawan 1 ME
2. Pahlawanku 1 ME
5. Pahlawanku Kebanggaanku 1 ME
3. Sikap Kepahlawanan
4. Literasi dan Kegiatan
Berbasis Proyek
1. Aku dan Cita-citaku 1 ME
2 II 6. Cita-citaku 2. Hebatnya Cita-citaku 1 ME
3. Giat Berusaha Meraih 1 ME

135
Cita-cita
4. Literasi dan Kegiatan 1 ME
Berbasis Proyek
1. Keanekaragaman Suku 1 ME
Bangsa dan Agama di
Negeriku
7. Indahnya 2. Indahnya Keragaman 1 ME
Keragaman di Budaya Negeriku
Negeriku 3. Indahnya Persatuan dan 1 ME
Kesatuan Negeriku
4. Literasi dan Kegiatan 1 ME
Berbasis Proyek
1. Lingkungan Tempat 1 ME
Tinggalku
2. Keunikan Daerah Tempat 1 ME
8. Daerah Tempat Tinggalku
Tinggalku 3. Bangga dengan Daerah 1 ME
Tempat Tinggalku
4. Literasi dan Kegiatan 1 ME
Berbasis Proyek
1. Kekayaan Sumber Energi 1 ME
di Indonesia
2. Pemanfaatan Kekayaan 1 ME
Alam di Indonesia
9. Kayanya
3. Pelestarian Kekayaan 1 ME
Negeriku
Sumber Daya Alam di
Indonesia 1 ME
4. Literasi dan Kegiatan
Berbasis Proyek
Jumlah 36 ME

Mengetahui Jambi, Februari 2020


Kepala Sekolah, Guru Kelas IV

( Amrina, S.Pd ) (Sri Martini, S.Pd)


NIP:1960081119841022001 NIP : 197403081996032002

136
Lampiran 5: Program Semester

KURIKULUM 2013
Perangkat Pembelajaran
PROGRAM SEMESTER

Nama Sekolah : SDN 76/IX Mendalo Darat

Kelas / Semester : IV (Empat) / 2

Nama Guru : Sri Martini, S.Pd.

NIP / NIK : 197403081996032002

137
PROGRAM
SEMESTER

Satuan Pendidikan : SDN 76/IX Mendalo Darat


Kelas / Semester : IV (Empat) / 2

Pembe Januari Februari Maret April Mei Juni

TEMA SUB TEMA -lajara AW 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


n Ke-

6. 1. Aku dan 1
Cita-Citaku
Cita-Citak 2
u
3

6 + UH

2. Hebatnya 1
Cita-Citaku
2

138
5

6 + UH

3. Giat Berusaha 1
Meraih
2
Cita-Cita
3

6 + UH

4. Kegiatan 1
Berbasis
Proyek 2

6 + UH

7. Indahnya 1. Keragaman 1
Keragaman Suku Bangsa
dan Agama di 2

139
di Negeriku Negeriku 3

6 + UH

2. Indahnya 1
Keragaman
Budaya 2

Negeriku 3

6 + UH

3. Indahnya 1
Persatuan dan
Kesatuan 2

Negeriku 3

6 + UH

140
4. Kegiatan 1
Berbasis
Proyek 2

6 + UH

8. Daerah 1. Lingkungan 1
Tempat Tempat
Tinggalku 2
Tinggalku
3

6 + UH

2. Keunikan
Daerah 1

Tempat 2
Tinggalku 3

141
5

6 + UH

3. Bangga 1
Terhadap 2
Daerah
3
Tempat
4
Tinggalku
5

6 + UH

4. Kegiatan 1
Berbasis
Proyek 2

6 + UH

9. Kayanya 1. Kekayaan 1
Negeriku Sumber
2

142
Energi Di 3
Indonesia
4

6 + UH

2. Pemanfaatan 1
Kekayaan
2
Alam Di
Indonesia 3

6 + UH

3. Pelestarian 1
Kekayaan
2
Sumber Daya
Alam Di 3

Indonesia 4

6 + UH

143
4. Kegiatan 1
Berbasis
Proyek 2

6 + UH

Uji
Kompetensi

Remedial

Pengayaan

Mengetahui Jambi, Februari 2020


Kepala Sekolah, Guru Kelas IV

(Amrina, S.Pd) (Sri Martini, S.Pd)


NIP:1960081119841022001 NIP : 197403081996032002

144
Lampiran 6 : Silabus

SILABUS TEMATIK KELAS IV


Tema 7 : Indahnya Keragaman di Negeriku
Subtema 1 : Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku
Semester : II (Dua)

KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Mata Pelajaran dan
Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Pendidikan Pancasila dan Subtema 1: Keanekaragaman Hewan dan
Kewarganegaraan Bentuk keberagaman Tumbuhan (25 jam pelajaran)
1.4 Menerima berbagai suku bangsa, sosial, dan ● Menyimak cerita/gambar/tayangan
bentuk persatuan dan budaya di Indonesia yang tentang keragaman hewan dan
kesatuan suku bangsa, terikat persatuan dan tumbuhan di Indonesia dengan penuh
sosial, dan budaya di kesatuan rasa syukur.
Indonesia sebagai ● Mendiskusikan bagaimana sikap kita
anugerah Tuhan Yang sebagai manusia Indonesia dalam
Maha Esa menjaga keragaman hewan dan
2.4 Bekerja sama dalam tumbuhan yang ada.
berbagai bentuk ● Mencari informasi tentang interaksi
keberagaman suku suku bangsa di Indonesia dengan alam
bangsa, sosial, dan (kearifan lokal).
budaya di Indonesia ● Membaca teks puisi berkaitan dengan
yang terikat persatuan keanekaragaman hewan dan
dan kesatuan tumbuhan.

145
3.4 Mendeskripsikan ● Tanya jawab mengenai isi dan makna
berbagai bentuk puisi yang telah dibaca.
keberagaman suku ● Membacakan teks puisi berkaitan
bangsa, sosial, dan dengan keanekaragaman hewan dan
budaya di Indonesia tumbuhan dengan lafal dan intonasi
yang terikat persatuan yang tepat.
dan kesatuan. Pembagian Euclides dengan
4.4 Bekerja sama dalam menggunakan hirarki
keberagaman suku pengelompokan hewan dan
bangsa, sosial, dan tumbuhan di sekitarnya.
budaya dalam (misalnya hewan yang hidup di
masyarakat darat, diklasifikasikan menjadi
berkaki dua atau empat, dan
seterusnya sampai nama dari
hewan tersebut)
● Mengamati dan mengidentifikasi
bagian hewan dan tumbuhan di sekitar.
● Membuat catatan hasil pengamatan
bagian hewan dan tumbuhan di sekitar
dan membuat pertanyaan untuk diskusi
● Membaca teks tentang keragaman
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap keanekaragaman
hewan dan tumbuhan di daerahnya
(pertanian, perikanan, dan peternakan).
● Mendiskusikan keragaman kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap keanekaragaman
hewan dan tumbuhan di daerahnya.
● Mendiskusikan dasar-dasar gerak tari
melalui kegiatan mengamati,
menanyakan, dan meniru gerak dasar-
dasar gerak tari kreasi yang terinspirasi
keragaman hewan dan tumbuhan di
daerah setempat dan daerah lain.
● Meragakan dasar-dasar gerak tari
kreasi daerah yang terinspirasi
keragaman hewan dan tumbuhan di
daerah setempat dan daerah lain.
● Mengamati prosedur variasi

Subtema 2: Keindahan Alam Negeriku (25


jam pelajaran)
● Menyimak cerita/ gambar/tayangan
tentang berbagai bentuk keberagaman
tempat tinggal suku bangsa di
Indonesia yang terikat persatuan dan
kesatuan dengan penuh rasa syukur
kepada Tuhan yang Maha Esa.
● Membaca cerita dan tanya jawab
terkait berbagai bentuk keberagaman

146
suku bangsa, sosial, dan budaya di
Indonesia yang terikat persatuan dan
kesatuan dengan rasa ingin tahu.
● Mendengarkan puisi yang
menggambarkan keindahan alam
Indonesia dan bertanya jawab.
● Membacakan kembali puisi yang
didengar dengan lafal dan intonasi
yang tepat.
● Mengidentifikasi kelipatan dari
bilangan yang ditentukan sekurangnya
dua bilangan menggunakan contoh
tinggi tumbuhan atau hewan di
lingkungannya.
● Membaca teks mengenai fungsi
bagian-bagian hewan dan tumbuhan.
● Mendiskusikan tentang perbedaan
bentuk bagian tertentu dari hewan dan
tumbuhan berbeda dengan fungsi yang
sama. (misalnya mengapa akar pohon
mangga dan pohon kelapa berbeda
bentuknya sedangkan fungsinya sama).
● Mengamati gambar/foto/tayangan dan
mendiskusikan tentang keragaman
sosial budaya (tari, kuliner, rumah
adat, pakaian tradisional, dan lainnya)
● Mengumpulkan data tentang
keragaman sosial budaya peserta didik
di sekolah.
● Mendiskusikan dasar-dasar gerak tari
melalui kegiatan mengamati,
menanyakan, dan meniru gerak dasar-
dasar gerak tari kreasi di daerah
setempat dan daerah lain.
● Meragakan dasar-dasar gerak tari
kreasi daerah sebagai ungkapan rasa
syukur atas karunia keindahan alam
dari Tuhan YME.
● Mengamati prosedur variasi gerak
dasar langkah dan ayunan lengan
mengikuti irama (ketukan)
tanpa/dengan musik dalam aktivitas
gerak berirama.

Subtema 3. Indahnya Peninggalan Sejarah


(25 jam pelajaran)
● Mengamati gambar/tayangan tentang
peninggalan sejarah di Indonesia.
● Mendiskusikan bagaimana sikap kita
sebagai manusia Indonesia dalam
menjaga peninggalan sejarah.

147
● Mencari informasi kebermanfaatan
peninggalan sejarah Indonesia sebagai
salah satu sarana pemersatu bangsa.
● Membaca puisi yang tentang
kemegahan peninggalan sejarah di
daerahnya

● Mendiskusikan isi dan amanat dalam


puisi yang dibaca.
● Mencari puisi tentang kemegahan
peninggalan sejarah dari sumber lain
dan membacakannya dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
● Mencari informasi mengenai bentuk
dan fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan.
● Menyajikan informasi tentang bentuk
dan fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan dalam suatu laporan.
● Membaca teks tentang kemegahan
peninggalan sejarah di daerahnya.
● Mendiskusikan pengaruh kemegahan
peninggalan sejarah terhadap sosial
ekonomi masyarakat.
● Menyajikan secara lisan maupun
tertulis hasil diskusi pengaruh
kemegahan peninggalan sejarah
terhadap sosial ekonomi masyarakat.
● Mencari informasi mengenai tari
daerah yang dianggap sebagai
peninggalan sejarah budaya.
● Meragakan dasar-dasar gerak tari
kreasi daerah sebagai upaya
melestarikan peninggalan sejarah
budaya.

Mengetahui Jambi, Februari 2020


Kepala Sekolah, Guru Kelas IV

(Amrina, S.Pd) (Sri Martini, S.Pd)


NIP:1960081119841022001 NIP : 197403081996032002

148
Lampiran 7: Dokumentasi

Ruang Kantor Guru dan Kepala Ruang Kelas


Sekolah

Ruang perpustakaan Ruang UKS

Kantin Pembangunan Musholla

149
Foto Bersama Kepala Sekolah Ibu Foto Bersama Guru Tematik Kelas
Amrina, S.Pd IV Ibu Sri Martini, S.Pd

Wawancara Guru Tematik Kelas Foto Bersama Guru Tematik Kelas


IV Ibu Sri Martini, S.Pd IV Ibu Sri Noviarti, S.Pd

Salah Satu Perangkat Salah Satu Soal Ulangan Per Tema


Pembelajaran Guru Kelas IV Guru Kelas IV

150
Salah Satu Buku Tematik Guru Ruang Kelas IV A
Kelas IV

Salah Satu Siswa Sedang Daftar Nama Guru SDN 76


Membacakan Tugas Kedepan Kelas

Profil Sekolah Struktur Guru SDN 76

151
Salah Satu Prestasi Yang Dimiliki Jadwal Mapel Beserta Jamnya Kelas
SDN 76 I-VI

Kalender Pendidikan SDN 76 KKM SDN 76

152
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi

153
154
Lampiran 9 : Persetujuan Ujian Munaqasah

155
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURCULUM VITAE)

Nama : Rizky Pratama


Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 31 Maret 1999
Fakultas/ Jurusan : Tarbiyah / PGMI
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat Asal : Mendalo Indah RT. 01 RW. 01
Lrg. Langgar
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat email : rizkypratama@gmail.com
No.Kontak : 082377331030

Pengalaman Pendidikan Formal


1. SD/MI, Tahun Tamat : SDN 76/IX Mendalo Darat, 2010
2. SMP/MTs, Tahun Tamat : SMP N 7 Muaro Jambi, 2013
3. SMA/MA, Tahun Tamat : SMA N 1 Muaro Jambi, 2016

Motto Hidup :
Jangan mudah menyerah dalam menghadapi cobaan, tetap optimis dan selalu
berusaha, Do’a dan Ikhtiar.

156

Anda mungkin juga menyukai