SKRIPSI
RIZKY PRATAMA
TPG. 161953
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
RIZKY PRATAMA
TPG.161953
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
PERSEMBAHAN
ix
MOTTO
x
KATA PENGANTAR
الرِحْي ِم
َّ م ِن َّ ِالل
ٰ ْ الر ّٰ بِ ْس ِم
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkanya, atas iradahnya sehingga skripsi
ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah
pencerahan bagi manusia.
Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk melalui kolom ini penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H.Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M. EI selaku Wakil
Rektor I UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd
selaku Wakil Rektor II UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan Bapak Dr.
Bahrul Ulum, S.Ag.,MA selaku Wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dra. Hj. Fadlilah, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Wakil
Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, Bapak Najmul Hayat, S.Ag.,M.Pd.I selaku Wakil Dekan II Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan Ibu Dr.
Yusria, S.Ag. M.Pd. selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
xi
3. Ibu Ikhtiati, M.Pd.I selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd.I selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
4. Ibu Dr. Minnah El Widdah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Amirul Mukminin Al-Anwari, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang
telah meluangkan waktu dan mencurahkan pemikiranya demi mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
5. Ibu Amrina, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada
penulis dalam memperoleh data dilapangan, Ibu Sri Martini, S.Pd selaku
guru tematik kelas IV dan Ibu Sri Noviarti, S.Pd Selaku guru tematik kelas
IV, dan Ibu Maryani, A.Ma.Pd yang telah banyak memberikan informasi
guna memudahkan penulis memperoleh data di kelas.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan penulis, semangat
dan motivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
Akhirrnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantu. Semogga Skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, Juni 2020
Penulis
xii
ABSTRAK
xiii
ABSTRACT
xiv
DAFTAR ISI
xv
d. Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik...................................... 14
e. Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013 ......................... 15
f. Landasan Pembelajaran tematik ................................................ 16
g. Model-model pembelajaran tematik .......................................... 18
h. Tema pembelajaran tematik kelas IV kurikulum 2013 .... ........ 20
i. Prosedur pembelajaran tematik ................................................. 22
2. Problematika pembelajaran .............................................................. 29
B. Studi relevan .......................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 43
A. Pendekatan penelitian ............................................................................ 43
B. Setting dan subjek penelitian................................................................. 44
C. Jenis dan sumber data ............................................................................ 44
D. Teknik pengumpulan data ..................................................................... 46
E. Teknik analisis data ............................................................................... 48
F. Teknik pemeriksaan keabsahan data ..................................................... 51
G. Jadwal penelitian ................................................................................... 54
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 55
A. Temuan Umum .................................................................................... 55
B. Temuan Khusus dan Pembahasan ........................................................ 68
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 100
A. Kesimpulan .......................................................................................... 100
B. Rekomendasi ........................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 103
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perananya di masa yang akan
datang yang tercantum dalam UUR.I. No.2 Tahun 1989, Bab I, Pasal I (Oemar
Hamalik, 2014, hlm.2). Pendidikan merupakan bagian integrasi dalam
pengembangan, setiap pendidikan itu memiliki tingkatan dasar sesuai dengan
peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar
Nasional Pendidikan pasal 26 ayat 1 pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk
mampu hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut, Tujuan pendiidikan
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 3, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar, menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab“ (Sukarjo dan Ukim Komaria, 2010, hlm. 14).
Pendidikan merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang mampu
mengembangkan seluruh kemampuan (potensi) yang dimiliki, sikap, kepribadian,
akhlak mulia dan bentuk-bentuk prilaku yang bernilai positif dimasyarakat. Ada tiga
macam pendidikan yaitu: Pendidikan yang dipakai oleh masyrakat umum yaitu, tidak
ilmiah, melainkan diwariskan secara turun temurun. Teori Umum pendidikan yang
mirip dengan filsafat pendidikan, yang menekankan pada prinsip-prinsip mengajar,
dan ilmu pendidikan, suatu pendidikan yang bersifat ilmiah yang utuh sebagai satu
kesatuan ilmu (Oemar Hamalik, 2014, hlm.38). Berdasarkan UU RI No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 36 ayat 1 menyatakan bahwa
1
2
dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Salah satu ciri kurikulum 2013 adalah
bersifat tematik pada sekolah dasar (Abdul Majid, 2014, hlm.80).
Kurikulum 2013 untuk jenjang Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
menggunakan pendekatan tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Hal tersebut
didasarkan pada kecenderungan belajar anak usia dasar yang memiliki tiga ciri yaitu
konkrit, integratif dan hierarki. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No.
20 tahun 2003 pasal 35, yaitu kompetensi lulusan merupakan kualitas kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati (Abdul Majid, 2014,hlm.28). Proses pembelajaran
sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan tersebut secara utuh, dimana dapat diartikan pengembangan ranah yang
satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan. (Abdul Majid, 2014, hlm. 80). Sebagai suatu pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema. Pengintegrasian dilakukan dengan pendekatan intradisipliner,
multidisipliner, dan transdisipliner. (Andi Prastowo, 2013, hlm.223). Melalui
pembelajaran tematik, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga
menjadi penguat dalam menyimpan konsep dari apa yang dipelajari.
Kompetensi dikembangkan melalui pembelajaran tematik yang dilakukan
dengan pendekatan saintific approach mencakup kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dimana informasi yang
diperoleh berasal dari mana saja, kapan saja dan dimana saja. Dalam pembelajaran
tematik, kegiatan pembelajaran diharapkan mampu mendorong siswa untuk
menemukan, melakukan dan mengalami secara langsung serta mengalami sendiri
suatu aktivitas pembelajaran. Saat ini, proses pembelajaran yang terjadi di sekolah-
4
sekolah masih cenderung bersifat teoritik dan peran guru masih sangat dominan
(teacher contered) dan gaya belajar masih satu arah. Proses pembelajaran yang terjadi
hanya sebatas pada penyampaian informasi (transfer of knowledge) kurang terkait
dengan lingkungan sehingga siswa tidak mampu memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan tahapan perkembangan siswa yang masih
melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang
menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurangnya
kemampuan berfikir secara keseluruhan bagi siswa. Dengan segala keterbatasan baik
segi pendidik, siswa, sarana dan prasarana, maka pembelajaran tematik yang telah
dipraktekkan oleh pendidik masih terdapat kendala-kendala dalam segi
pelaksanaannya. Permasalahan tersebut antara lain dari segi non teknis atau persiapan
perangkat pembelajaran maupun segi teknis yaitu pelaksanaan pembelajaran tematik
itu sendiri yaitu kegiatan pembelajaran dikelas.
Sebagian jenjang Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah telah menerapkan
kurikulum 2013 dengan pendekatan pembelajaran tematik termasuk lembaga
pendidikan Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
telah menerapkan kurikulum 2013 dengan pendekatan pembelajaran tematik sesuai
dengan Undang-undang. Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan di lembaga
pendidikan Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
pada kelas I, II, III, IV, V dan VI.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah
Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi dalam pembelajaran
tematik ditemukan problematika diantaranya yaitu pertama, problematika dari segi
perencanaan, guru masih kebingungan dalam membuat RPP sehingga guru sering
mengambil dari internet dan tidak buat sendiri, sehingga guru kebingungan dalm
mengajar pembelajaran tematik. Berikutnya yang kedua, problematika dari segi
pelaksanaan, guru masih menggunakan metode tradisional (ceramah, tanya jawab),
tidak menggunakan metode pendekatan saintifik, sedangkan pada kurikulum 2013
5
menggunakan pendekatan saintifik, sehingga terlihat guru yang lebih aktif sedangkan
anak terlihat pasif. Kemudian yang ketiga dari segi evaluasi, guru masih bingung
dalam memberikan penilaian kepada siswa serta penilaian rapor yang harus
mencangkup tiga hal yaitu: pengetahuan, keterampilan dan sikap hal ini yang
menyebabkan guru kesulitan dalam mengajarkan pembelajaran tematik pada
kurikulum 2013 ini.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik ingin mengetahui apa saja
problematika pembelajaran tematik pada Tema indahnya keragaman di negeriku
Karena pembelajaran belum sepenuhnya berhasil, maka dari itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Problematika Pembelajaran Tematik Kelas
IV Di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi”.
B. Fokus Penelitian
Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian yaitu: Aspek perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran tematik tema indahnya keragaman di
negeriku kelas IV semester II tahun 2020 di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo
Darat Kabupaten Muaro Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana problematika perencanaan pembelajaran tematik indahnya
keragaman di negeriku Kelas IV semester II Tahun ajaran 2020 di Sekolah
dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi?
2. Bagaimana problematika pelaksanaan pembelajaran tematik indahnya
keragaman di negeriku Kelas IV semester II Tahun ajaran 2020 di Sekolah
dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi?
6
8
9
3) Landasan yuridis
Pembelajaran tematik juga berkaitan dengan berbagai kebijakan
atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik
disekolah dasar. Adapun landasan yuridis terdapat dalam Undang-
undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang
menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan kepribadiannya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan bakat dan minatnya. Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
g. Model-model pembelajaran tematik
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan sistem pembelajaran
yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun secara
kelompok aktif menggali dan menemukan konsep-konsep secara holistik,
bermakna dan autentik (Jhoni Dimyati, 2016,hlm.105). Ada tiga model
pembelajaran yang dipilih serta dikembangkan di program sekolah. Model
tersebut yaitu model keterhubungan (connected model), model jaring laba-
laba (webbed) dan model keterpaduan (integrated) (Abdul Majid,
2014,hlm.76). Masing-masing model pembelajaran meiliki keunggulan
serta kelemahan, adapun model-model tersebut yaitu:
1) Model keterhubungan (connected model)
Model keterhubungan ialah dimana pembelajaran sengaja
diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain,
atau satu keterampilan dengan keterampilan lain, serta
menggabungkan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, satu
topik dengan topik yang lainnya (Abdul Majid, 2014,hlm.76). Kunci
utama dalam model ini yaitu adanya usaha sadar untuk
19
Tabel 2.1
Tema pembelajaran tematik kelas IV Kurikulum 2013
No Tema Sub Tema
1. Keberagaman budayaku
tinggalku
b) Menanya
Menanya merupakan kegiatan lanjutan dari proses
pengamatan. Dalam kegiatan mengamati guru akan membuka
kesempatan siswa secara luas untuk bertanya mengenai apa yang
sudah diamati, dilihat, disimak dan dibaca. Guru akan
membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hasil
objek yang telah dilihat berkenaan dengan suatu objek. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan infornasi tentang apa yang diamati.
Pertanyaan berisikan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit
dan absrak berkenaan dengan fakta, konsep dan prosedur. Guru
melatih siswa yang masih memerlukan bantuan untuk mengajukan
pertanyaan sampai ke tingkat dimana siswa akan mampu
mengajukan pertanyaan sendiri. Kompetensi yang dikembangkan
adalah mengembangkan kreativitas, mengembangkan rasa ingin
tahu setiap siswa dan kemampuan merumuskan pertanyaan.
Semkain banyak bertanya maka rasa ingin tahunya pun dapat
dikembangkan.
c) Mengeksplorasi/mengumpulkan informasi
Setelah diberikan kesempatan bertanya selanjutnya siswa dapat
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Untuk dapat
mengumpulkan berbagai informasi siswa dapat mencari dari
berbagai sumber seperti sisiwa dapat membaca buku,
memperhatikan fenomena yang telah diteliti, atau melakukan
eksperimen, dari kegiatan tersebut terkumpullah berbagai
informasi yang didapat. Kompetensi yang dikembangkan dalam
proses pengumpulan informasi adalah mengembangkan sikap
28
B. Studi Relevan
Untuk mengetahui apakah kajian yang dilakukan oleh peneliti sudah ada
ataupun belum diteliti oleh peneliti sebelumnya. Maka perlu adanya upaya komparasi
(perbandingan) apakah terdapat unsur-unsur perbedaan ataupun persamaan dengan
konteks penelitian ini. Diantara lain penelitian terdahulu yang menurut peneliti
terdapat kemiripan yaitu:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sumayanti tahun 2018 yang berjudul
“Problematika Pembelajaran Tematik Tema Cita-Citaku Kelas IV di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota Jambi”. Latar belakang penelitian ini yaitu, dalam
pembelajaran tematik terlihat guru mengalami kesulitan, dari proses pembelajaran
terlihat guru yang cenderung lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan siswa
terlihat pasif. Selain itu siswa-siswi dalam proses pembelajaran tematik terlihat
kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru, dikarenakan guru cenderung
menggunakan metode konvensional serta terlihat kurang menguasai materi pada saat
36
proses pembelajaran. Tidak adanya penggunaan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran juga membuat siswa-siswi terlihat kurang memahami materi yang
disampaikan, berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik ingin mengetahui apa
saja problematika pembelajaran tematik, peneliti memeilih kelas IV karena
pembelajaran tematik belum sepenuhnya berhasil maka dari itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini. Hasil penelitian ini yaitu bahwa guru kelas IV MI Nurul
Hikmah Kota Jambi mengalami problematika diantaranya, problematika perencanaan
perangkat pembelajaran, problematika pelaksanaan pembelajaran tematik tema cita-
citaku dan problematika dalam penilaian pembelajaran tematik. (Sumayanti, Skripsi
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018).
Kesimpulan penelitian diatas adalah kurangnya pemahaman guru terhadap
pembelajaran tematik akibatnya guru merasa kesulitan dalam mengajar pembelajaran
tematik, serta guru cenderung menggunakan metode ceramah serta kurangnya
sosialisasi tentang penerapan pebelajaran tematik. Dari penelitian diatas, dapat
diambil kesimpulan bahwa persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
sama-sama membahas tentang pembelajaran tematik dan problematika yang dialami
dalam pembelajaran tematik. Akan tetapi, perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang penulis teliti adalah lebih menitik beratkan terhadap problematika
pembelajaran tematik yang memiliki tema dan materi yang berbeda dengan penelitian
diatas.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nurholisa.S tahun 2018 yang berjudul
“Problematika Pembelajaran Tematik Tema Peristiwa Materi Bilangan Kelas 1 SDIT
Al-Mutmainnah Kota Jambi”. Latar belakang penelitian ini yaitu, Kompetensi dasar
yang tidak dapat dipadukan, dipaksakan untuk dipadukan meskipun tidak ada
kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, tema-tema yang dipilih tidak sesuai dengan
karakteristik siswa, minat, lingkungan dan kondisi daerah setempat serta sarana dan
prasarana yang tersedia. Kegiatan pembelajaran tidak ditekankan pada kemampuan
membaca, menulis dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral namun lebih
37
cakupan materi dari setiap KD mata pelajaran sehingga guru sulit dalam
menyiapakan media yang menarik dan sesuai dengan materi yang ada, dan guru
mengalami kesulitan dalam mengatur keadaan kelas dan proses pembelajaran
dikarenakan juumlah siswa yang cukup banyak, menerapkan metode-metode lama
dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan siswa kurang tertarik untuk
mengikuti proses pembelajaran. . (Rosallia Hasmi, Skripsi Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018).
Kesimpulan penelitian diatas adalah kurangnya pemahaman guru terhadap
kurikulum 2013 karena meraka lebih ahli menggunakan KTSP sedangkan di
kurikulum 2013 ini harus menrapkan pendekatan saintifik dan penilaian otenteik
akibatnya guru merasa kesulitan dalam mengajar dengan kurikulum 2013, serta
kurangnya sosialisasi tentang penerapan Kurikulum 2013 serta fasilitas yang
mendukung kurikulum 2013 yang belum memadai baik dari fasilitas dan guru yang
mengajar. Dari penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang Problematika
pembelajaran tematik yang ada pada kurikulum 2013 dan problematika yang dialami
dalam pembelajaran tematik. Akan tetapi, perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang penulis teliti adalah lebih menitik beratkan terhadap problematika
penerapan kurikulum 2013 yang belum seluruhnya diterapkan disekolahan tersebut,
Jika peneliti penulis meneliti tentang problematika yang ada pada pembelajaran
tematik.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Abdul Karim tahun 2018, yang
berjudul “Problematika Penerapan Pembelajaran Tematik di Madrasah Ibtidaiyah
Swasta An-Nizhom Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi”. Latar belakang penelitian
ini adalah, ditemukan beberapa problematika yang pertama, problematika dari segi
perencanaan yaitu guru masih kebingungan dalam membuat RPP sehingga guru
sering mengambil dari internet dan tidak membuat sendiri, kedua problematika dari
segi pelaksanaan, guru masih menggunakan metode tradisonal tidak menggunakan
40
metode Saintifk, yang ketiga dari segi evaluasi guru masih bingung dalam
memberikan penilaian kepada siswa serta raport yang harus mencangkup tiga hal
yaitu, pengetahuan, keterampilan dan sikap hal ini menyebabkan guru kesulitan
dalam merumuskan nilai untuk siswa tersebut. Hasil penelitian ini adalah penerapan
pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Swasta An-Nizhom Kecamatan Telanai
Pura kota jambi belum cukup optimal hal ini dapat dilihat dari beberapa problematika
yang ditemui diantaranya, rendahnya pemahaman guru dalam menerapakan
pembelajaran tematik, sarana dan prasarana yang kurang memadai, guru kurang
mempersiapkan sumber belajar, guru kurang menguasai komputer sehingga kesulitan
dalam memberi nilai selain itu kurangnya pelatihan dan sosialisasi dalam penerapan
pembelajaran tematik. (Abdul Karim, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, 2018).
Kesimpulan penelitian diatas adalah kurangnya pemahaman guru terhadap
kurikulum 2013 karena meraka lebih ahli menggunakan KTSP sedangkan di
kurikulum 2013 ini harus menrapkan pendekatan saintifik dan penilaian otenteik
akibatnya guru merasa kesulitan dalam mengajar dengan kurikulum 2013, serta
kurangnya sosialisasi tentang penerapan Kurikulum 2013 serta fasilitas yang
mendukung kurikulum 2013 yang belum memadai baik dari fasilitas dan guru yang
mengajar. Dari penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang Problematika
penerapan pembelajaran tematik dan problematika yang dialami dalam pembelajaran
tematik. Akan tetapi, perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang
penulis teliti adalah lebih menitik beratkan terhadap problematika penerapan
pembelajaran tematik yang belum seluruhnya diterapkan disekolahan tersebut, Jika
peneliti penulis meneliti tentang problematika yang ada pada pembelajaran tematik
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Ade Rosidah tahun 2018, yang
berjudul “Problematika Penerapan Kurikulum 2013 Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah
Tarbiyah Islamiyah Kecamatan Jelutung Kota Jambi”. Latar belakang penelitian ini
41
43
44
Sedangkan menurut Loftland yang dikutip oleh Moleong mengatakan bahwa sumber
data yang utama dalam penelitian kualitaif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya
adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lexy Moleong, 2013,hlm.157).
1. Data
Data yang akan diteliti oleh peneliti data yang berkaitan dengan apa saja
mengenai problematika pembelajaran tematik kelas IV tema tema indahnya
keragaman di negeriku Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi
2. Sumber data
Sumber data adalah subjek yang akan peneliti pilih intuk mendapatkan
informasi atau data yang dibutuhkan dalam kelengkapan penelitian. Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data adalah guru kelas IV di Sekolah
Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi. Maka
pengumpulan data dapat menggunakan dua macam cara yaitu:
a) Data primer (data utama)
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Pencatatan data utama berupa
kata-kata atau tindakan yang dilakukan melalui wawancara langsung
terhadap guru sekaligus wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX
Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi. Selain itu peneliti juga
mengamati langsung proses pembelajaran tematik dikelas.
b) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulanya oleh peneliti tetapi data yang sudah jadi dituangkan dalam
lapangan penelitian, misalnya data dari biro statistic, majalah, Koran,
keterangan dan publikasi lainya(Yamin, 2009, hlm.87). Merupakan
sumber kedua dan merupakan tambahan data primer. Data sekunder ini
berupa:
46
1) Data tertulis
Data tertulis ini berupa dokumentasi sejarah sekolah, keadaan
guru, visi dan misi, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana,
prestasi akademik dan non akademik serta jadwal pelajaran kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
2) Foto atau gambar
Penggunaan foto adalah untuk memperoleh data yang tidak dapat
ditemukan secara tertulis sekaligus menjadi pelengkap serta bukti
penguatan penelitian.
kerja informan dalam situasi alami. Peneliti menggunakan metode ini untuk
mengamati secara langsung keadaan dilapangan, terutama data tentang:
a) Proses perencanaan pembelajaran tematik kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi.
b) Proses pelaksanaan pembelajaran tematik kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi.
c) Proses evaluasi pembelajaran tematik kelas IV di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
(Sugiyono, 2016, hlm.317). Dalam melakukan wawancara peneliti
berpedoman kepada fokus penelitian yang telah dibuat.
Peneliti melakukan wawancara tentang perencanaan mencakup pembuatan
program tahunan dan semester, silabus, RPP, langkah-langkah pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan yang
dilakukan guru selama proses pembelajaran. Pedoman wawancara yang
digunakan didalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, karena
pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan telah dirumuskan terlebih dahulu
oleh peneliti. Metode wawancara ini peneliti gunakan dengan tujuan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan problematika pembelajaran tematik.
Adapun sumber informasi adalah guru kelas IV di Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi.
3. Dokumentasi
Cara lain untuk memperoleh data dari informan adalah menggunakan
teknik dokumentasi. Teknik ini dilakukan dengan mempelajari catatan-catatan
48
mengorganisasikan data kedalam kategori, memilih mana yang dibutuhkan dan akan
dipelajari hingga membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami. Dalam analisis
data selama dilapangan menggunakan model Miles and Huberman, yaitu teknik
analisis data disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian yaitu:
1. Mereduksi data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang sering muncul dari
catatan-catatan tertulis dilapangan. Karena data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak yang terdiri dari catatan lapanagn, gambar, foto-
foto,dokumen, dan biografi maka, dari itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Data yang di peroleh harus direduksi. Mereduksi data berarti merangkum dan
memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan
membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2016, hlm. 338). Dengan demikian
data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas.
Dalam merangkum data tidak terlepas dengan membuat ringkasan selama
proses penelitian. Pada tahap mereduksi data sesuai dengan fokus penelitian
mengenai problematika pembelajaran tematik masih terdapat kesulitan-
kesulitan yang dihadapi guru dalam melakukan pembelajaran tematik,
kurangnya pemahaman guru dilaksanakanya pembelajaran tematik, tingkah
laku siswa yang terlihat sangat aktif (rebut) dalam pembelajaran, keadaan
kelas yang kurang memadai, mengakibatkan guru mengalami problematika
pembelajaran tematik tema indahnya keragaman di negeriku kelas IV di
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro jambi. Data
diambil melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis
dengan menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak diperlukan
sehingga data tersebut dapat disajikan.
2. Penyajian data
Setelah dilakukan reduksi data langkah selanjutnya adalah menyajikan
data secara jelas dan singkat. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat dan sejenisnya (Sugiyono, 2016,
hlm.341). Melalui penyajian data tersebut membantu peneliti
50
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul X
Proposal
2 Penyusunan Proposal X
3 Bimbingan Proposal X X
4 Seminar Proposal X
5 Perbaikan Proposal X X
7 Pelaksanaan Riset X X X X X
8 Penyusunan Data X X X
9 Penulisan Skripsi X X X
10 Perbaikan Skripsi X X
11 Penyempurnaan X
12 Munaqasah X
13 Pengadaan Skripsi X
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
Berangkat dari fokus penelitian yang dikemukakan pada bab I yang ingin
mengungkapkan dan memaparkan tentang problematika pembelajaran tematik kelas
IV di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi, maka
dalam bab ini peneliti akan memaparkan data sesuai dengan temuan peneliti
dilapangan. Selain itu ada pula pada bab IV ini akan memaparkan gambaran umum
tentang sekolah yang diteliti. Pembahasan pada tahap paparan pada data ini terdiri
dari 3 bagian pembahasan, yaitu: Deskripsi umum lokasi penelitian, paparan data dan
temuan penelitian.
1. Sejarah Berdirinya Objek Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
merupakan sekolah yang berdiri pada tahun 1980 yang didirikan oleh Bapak
Huzen dan Bapak Sasro, pada dahulu sebelum menjadi Sekolah Dasar Negeri
76 adalah sekolah yang bernama Sekolah Dasar Negeri 156 sebelum
pemekaran, yang pada tahun itu berjumlah hanya 3 orang tenaga pengajar dan
jumlah kelasnya ada 6 kelas.
Seiring berjalanya waktu, dengan visi misi yang sangat berorientasi pada
teknologi dan sains, serta sering mengadakan kegiatan untuk mengembangkan
bakat anak.
55
56
Tabel 4.1
Identitas sekolah (Profil)
NO Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah Sekolah Dasar Negeri 076/IX Mendalo Darat
2 NIPSN 10502745
3 Alamat Jln. Jambi – Muara Bulian, Mendalo Darat
4 Kelurahan Mendalo Darat
5 Kecamatan Jambi Luar Kota
6 Kabupaten/Kota Muaro Jambi
7 Profinsi Jambi
8 Kode Pos 36361
9 Telephon/HP 081366770061
10 Status Sekolah Terdaftar dan Diakui
11 KBM Pagi dan siang
12 Tahun Berdiri sekolah tahun 1980 yang didirikan oleh Bapak Huzen dan
Bapak Sasro
13 Luas Tanah Bangunan 1353,80
14 Luas Tanah (m2) 1353
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi 2020
2. Letak Geografis Sekolah
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
terletak di Jln. Jambi – Muara Bulian, Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar
Kota, Kabupaten Muaro Jambi kode pos 36361. Keberadaan lokasi Sekolah
Dasar sangatlah mudah dijangkau serta mudah untuk ditemukan oleh
masyarakat, terutama dalam lingkungan mendalo, karena terletak ditengah-
tengah keramaian penduduk, inilah yang membuat Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi mudah dikenal dan dijangkau
oleh kalangan masyarakat. Karena letak Sekolah Dasar mudah untuk
ditemukan serta berada dikalangan masyarakat maka timbullah niat orang tua
untuk memasukan anak-anaknya di sekolah tersebut. Letak dan geografisnya
Sekolah dasar sangatlah strategis.
57
c. Waktu Belajar
1) Kelas I ( Masuk pagi )
(a) 07.15-08.45 Materi pembelajaran
(b) 08.45-09.00 Istirahat
(c) 09.00-10.30 Materi pembelajaran
2) Kelas II (Masuk siang)
(a) 10.35-12.05 Materi Pembelajaran
(b) 12.05-12.20 Istirahat
(c) 14.00-13.50 Materi Pembelajaran
3) Kelas III (Masuk siang)
(a) 12.00-13.45 Materi pembelajaran
(b) 13.45-14.00 Istirahat
(c) 14.00-15.45 Materi pembelajaran
4) Kelas IV dan V (Masuk pagi)
(a) 07.15-09.00 Materi pembelajaran
(b) 09.00-19.15 Istirahat
(c) 09.15-10.25 Materi pembelajaran
(d) 10.25-10.40 Istirahat
(e) 10.40-11-50 Materi pembelajaran
5) Kelas VI (Masuk Pagi)
(a) 07.15-09.00 Materi pembelajaran
(b) 09.00-19.15 Istirahat
(c) 09.15-10.25 Materi pembelajaran
(d) 10.25-10.40 Istirahat
(e) 10.40-11-55 Materi pembelajaran
d. Tata Tertib
Tata tertib merupakan sebuah aturan yang harus dipatuhi. Masing-
masing sekolah meimiliki peraturan yang berbeda-beda. Sekolah Dasar
60
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi juga terdapat tata
tertib umumnya memiliki peraturan dan tata tertib yang bernuansa islami,
mulai dari berpakaian, pergaulan, perbuatan sehari-hari selalu
mencerminkan pada akhlakul karimah. Dalam berpakaian juga memiliki
aturan dan wajib mematuhinya tata tertib berpakaian di Sekolah Dasar
Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
Tabel 4.2
Tata tertib berpakaian siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo
Darat Kabupaten Muaro Jambi
No Hari Pakaian Keterangan
1 Senin Merah-Putih Siswa-Siswi
2 Selasa Merah-Putih Siswa-Siswi
3 Rabu Batik-Rok Merah Siswa-Siswi
4 Kamis Batik-Rok Merah Siswa-Siswi
5 Jum’at Pramuka Siswa-Siswi
6 Sabtu Olahraga/Pramuka Siswa-Siswi
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi 2020.
6. Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pembelajaran.
Pentingnya pembelajaran tematik diterapkan di Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah karena pada umumnya siswa pada tahap ini masih melihat segala
sesuatu sebagai satu keutuhan. Pebelajaran tematik sebelumnya hanya
dilaksanakan pada kelas rendah dan kelas tinggi, pembelajaran tematik di
SD/MI tidak lagi mempelajari masing-masing mata pembelajaran secara
terpisah.Sebagaian sekolah dan madrasah masih ada yang belum menerapkan
pembelajaran tematik.
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
telah menerapkan pembelajaran tematik pada kelas rendah yaitu kelas I, II,
sedangkan pada kelaas tinggi yaitu kelas IV, V, dan VI di . Sekolah Dasar
61
Jambi merupakan salah satu faktor yang mempunyai fungsi penting dalam
memperlancar proses belajar mengajar dan tercapainya tujuan pendidikan.
a. Sarana
Sarana merupakan alat dan faslitas yang digunakan untuk mencapai
sebuah tujuan. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan dapat berjalan
dengan lancar. Sarana yang baik akan membantu proses pembelajaran
berjalan dengan lancar dan juga dapat memberikan motivasi kepada siswa
untuk belajar dengan giat.
Sarana merupakan perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah
dari suatu tempat ketempat lain. Adapun sarana yang dapat mendukung
berlangsungnya proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 76/IX
Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi dimana telah meimiliki fasilitas
yang cukup dan memadai dalam proses pembelajaran adapun sarana yang
ada di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro
Jambi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Sarana Sekolah Dasar Negeri 76/IXMendalo Darat Kabupaten Muaro
Jambi
No Fasilitas Keadaan
Jumlah Baik Kurang Rusak
Baik
1 Komputer 4 √
2 Kipas Angin 13 √
3 Papan Tulis 13 √
4 Kursi 30 √
5 Meja 403 √
6 Pojok Baca 13 √
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi 2020
Berdasarakan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi memiliki sarana dan
63
Tabel 4.4
Keadaan Prasarana di Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi
Keadaan
No Bangun/Ruang Jumlah Baik Kurang Rusak
Baik
1 Ruang Kelas 13 √
2 Ruang Ibadah/Aula 1 √
3 Ruang Kepala Sekolah 1 √
4 Ruang Guru 1 √
5 Halaman Upacara dan 1 √
Olahraga
6 WC Guru 1 √
7 WC Siswa 8 √
8 Perpustakaan 1 √
9 Musholla 1 √
10 Kantor 1 √
11 Ruang UKS 1 √
12 Kantin 2 √
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi 2020
Tabel 4.4 merupakan sarana yang dimiliki Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi. Namun berdasarkan
pengamatan dan observsi penulis menemukan problematika sarana yang
mengganggu pembelajaran tematik, yaitu ruang kelas yang cukup ribut
dan beresebelahan dengan kelas lain, maka dari itu cukup menghambat
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
8. Struktur Organisasi
Sebagai lembaga pendidikan formal diselenggarakan secara sistematis,
terpimpin dan terarah serta dilaksanakan untuk menciptakan proses yang
terarah pada tujuan yang diharapkan, setiap jenjang sekolah memiliki
struktur organisasi yang nantinya akan menciptakan suatu proses yang
terarah.
Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi
memilik struktur organisasi dimana strukrtur organisasi ini akan menata
65
Tabel 4.5
Daftar Guru-Guru Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi
S.Pd.I 1981 II C
23 Tursinah B.Hari, 05-06-1961 Wali Kelas 10-06-2014 SMA SPG
IIIA
24 Triska Padang, 24-06-1985 Wali Kelas 01-06-2010 S1 PGSD
Yulia,A.Ma II D
25 M.Amin B.Hari, 05-06-1961 Penjaga 05-03-1982 SMA
26 Murat Astuti, Bangko, 23-11-1988 G.PJOK 01-09-2012 S1 PJOK
S.Pd
27 Mozam Hanif Jambi, 25-05-1992 SMA
28 Ariy Prasetyo, M.Darat, 05-10- G.PJOK 01-07-2014 S1 PJOK
S.Pd 1990
29 Yendharsi Jambi, 11-07-1989 G.PJOK 01-07-2014 S1 PJOK
Anggraini, S.Pd
30 Deni Marlina Kerinci, 04-10-1984 Operator 02-01-2015 D1
Komputer
Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi 2020
b) Keadaan Siswa
Siswa merupakan pelajar yang sedang duduk dibangku sekolah. Siswa
adalah objek yang didik, diarahkan serta akan belajar untuk mendapatkan
bermacam-macam ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan dengan
tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, terampil,
berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia dan mandiri.
Siswa merupakan unsure yang utama selain guru yang ada didalam
proses belajar-mengajar, tampa adanya siswa tentu tujuan pembelajaran
tidak akan tercapai. Berdirinya Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo
Darat Kabupaten Muaro Jambi sampai saat ini telah mengeluarkan siswa-
siswi yang dapat mengantarkan mereka kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi, adapun jumlah siswa-siswi di Sekolah Dasar Negeri 76/IX
Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
68
Tabel 4.6
Daftar Siswa Kelas 1-VI Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi
No Urutan Kelas Jumlah
1 Kelas I 75
2 Kelas II 76
3 Kelas III 76
4 Kelas IV 90
5 Kelas V 75
6 Kelas VI 90
Jumlah Keseluruhan 482
Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi: 2020
SBdP
3.2. Mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada.
4.2. Menyanyikan lagu dengan memerhatikan tempo dan tinggi rendah
nada.
Indikator :
Mencermati notasi lagu
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca teks, siswa mampu menyebutkan kata sulit,
gagasan pokok dalam setiap paragraf, dan informasi baru dalam
teks bacaan dengan benar.
80
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Gurumemberikan salam dan mengajak semua
siswaberdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing.
Gurumengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
Pendahuluan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. 10 menit
Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Indahnya Keragaman di Negeriku”.
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Guru meminta beberapa siswamenyanyikan lagu daerah
yang dikenalsecara bergantian.
Siswa mencermati notasi lagu “BubuyBulan” dan
“Ampar-Ampar Pisang”.
Siswa menyanyikan lagu “Bubuy Bulan”dan “Ampar-
Ampar Pisang”.
Hasil yang diharapkan:
Sikap cermat dan teliti dalam menuliskan gagasan pokok
dalamparagraf serta informasi baru dalam teks.
Ketrampilan menyanyi sesuai dengan tempo dan tinggi-
rendahnyanada.Kegiatan ini ditujukan untuk
memahamkan kepada siswa tentangmateri Bahasa
Indonesia KD 3.7 dan 4.7 serta SBdP KD 3.2 dan 4.2.
LAMPIRAN 1
82
F. MATERI PEMBELAJARAN
Gagasan pokok dalam setiap paragraf, dan informasi baru dalam
teks bacaan.
Menceritakan cerita rakyat
Mencermati syair lagu daerah beserta notasi angka
G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode :Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
LAMPIRAN 2
H. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
Penilaian Sikap
Perubanan Tingkah Laku
No Nama Teliti Cermat Percaya Diri
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Afiza
2 Anisa
3 Agung
……………..
Dst
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
Menyanyikan lagu ““Bubuy Bulan” atau “Ampar-Ampar Pisang”
Bentuk Penilaian: Kinerja
Instrumen Penilaian: Rubrik
KD SBdP 3.2 dan 4.2.
• Rubrik Praktik menyanyikan lagu“Bubuy Bulan” atau “Ampar-
Ampar Pisang”.
83
Aspek 4 3 2 1
Kesesuaian Dari awal hingga Ada banyak Ada sedikit Tidak ada
nada dengan akhir lagu kesesuaian kesesuaian kesesuaian
notasi pada dinyanyikan dengan notasi dengan notasi sama sekali
lagu sudah sesuai pada lagu pada lagu dengan notasi
dengan notasinya pada lagu
Ketepatan Lagu Ada satu kali Ada dua kali Ada tiga kali
tempo lagu dinyanyikan kesalahan kesalahan kesalahan
dari awal sesuai tempo dari tempo lagu tempo pada tempo pada
hingga akhir awal hingga yang lagu yang lagu yang
akhir dinyanyikan dinyanyikan dinyanyikan
Kesesuaian Syair lagu dapat Ada satu syair Ada beberapa Ada banyak
dengan syair dilantunkan yang tidak syair yang tidak syair yang
lagu dengan dapat dapat tidak dapat
sempurna dari dinyanyikan dinyanyikan dinyanyikan
awal hingga
akhir
Percaya diri Badan berdiri Badan beridiri Posisi tubuh Posisi tubuh
saat tampil tegak, rileks, tegak tapi tidak tegak, tidak tegak,
bernyanyi pandangan terlihat tegang, padangan ke pandangan
manyapu seluruh pandangan satu arah, suara merunduk
penonton, suara hanya ke satu kurang jelas
terdengar jelas arah, suara jelas
didalam pembuatan RPP. Berikut ini wawancara mengenai dari mana RPP
yang digunakan oleh guru kelas IV.
“Kalau dari pembuatan RPP ibu mengacu pada RPP yang sudah ada ki,
nah didalam buku tematik yaitu buku guru itukan sudah terdapat juga RPP
ki, tinggal kita sesuaikan dengan indikator apa yang ingin kita sampaikan,
tapi ibu dalam pembuatan RPP itu sendiri masih menggunakan panduan
yang ada didalam dinternet ki.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd
wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020, pukul
08.30-09.20 WIB).
Menurut wawancara tersebut untuk mempermudah guru kelas IV
mengambil RPP yang sudah ada untuk menjadi panduan. Hal ini dikarenakan
kesulitan dalam menyusun RPP yang sesuai dengan komponen RPP. Guru
hanya menggunakan panduan diinternet dan buku guru dimana sudah terdapat
komponen-komponen RPP. Selain itu kurangnya pengetahuan guru saat
pembuatan RPP. Perbedaan kurikulum yang terdahulu dengan kurikulum
2013 hal ini yang membuat guru merasa kesulitan dalam pembuatan RPP.
Menurut guru kelas IV didalam buku tematik guru sudah terdapat RPP
yang sesuai hanya saja guru harus megembangkan dan memilah-milah
indikator dan mencari pokok-pokok pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan diajarkan maupun yang akan disampaikan. Dari
situlah terkadang guru mengikuti perencanaan yang ada didalam buku guru
tematik. Berikut wawancara dengan guru kelas IV mengenai RPP yang
digunakan saat pembelajaran yang terdapat didalam buku tematik guru.
“Bersumber dari buku guru, buku siswa dan dari internet sebagai
panduanya, jika buku guru ada maka akan jadilah RPP.” (Wawancara
dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76,
selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Sri Noviarti, S.Pd Selaku Guru
kelas IV juga, sebagai berikut:
“Ibu menggunakan panduan dari buku guru, alat peraga dan panduan RPP
dari internet ki, sebenranya dari buku guru itu lengkap dari internet juga
lengkap jadi tinggal menyusun aja ki sesuai dengan yang ibu ajarkan.”
85
(Wawancara dengan menurut ibu Sri Noviarti, S.Pd wali kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 76, senin 09 maret 2020, pukul 09.05-09.50 WIB).
Menurut wawancara tersebut selain dari internet guru juga berdemonan
terhadap RPP yang ada didalam buku tematik guru, dimana didalam buku
tematik guru sudah terdapat komponen-komponen RPP. Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi, selasa 25 februari 2020 dan 09 maret 2020
mengenai problematika perencanaan RPP guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri
76/IX Mendalo Darat Kabupaten Muaro Jambi ditemukan problematika
diantaranya yaitu:
(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam menentukan langkah-
langkah pembelajaran yang sesuai, dikarenakan cakupan materi terlalu
banyak sehingga guru kesulitan dalam memadukan langkah-langkah
pembelajaran. Untuk mengatasinya guru kelas IV menggunakan
langkah-langkah pembelajaran dengan melihat keadaan kelas
(2) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam merumuskan langkah-
langkah kegiiatan inti, guru kesulitan dalam menentukan batsan-
batasan kegiatan inti dalam berbagai mata pelajaran.
d) Menyusun Penilaian Tematik
Penilaian merupakan tolak ukur untuk menentukan berhasil tidaknya
tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai bentuk instrument sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Melalui wawancara dengan guru kelas IV, selasa
25 februari 2020 mengenai kesulitan dalam merencanakan jenis penilaian
yang akan digunakan dalam memiliki kriteria yang jelas dan terukur, seperti
wawancara yang dikutip sebagai berikut:
“Ibu kurang bisa dalam menentukan penilaian yang sesuai yang akan
digunakan dalam pembelajaran tematik tersebut, ibu hanya
menyesesuaikan saja dengan penililaian yang ada pada buku guru ki,
misalnya dari sikapnya itu kan ki sudah Nampak, dari sikap dia berdoa
bagaimana, sikap menanyakan pertanyaan gimana, menyanyikan lagu
Indonesia raya gimana, sikap saat dia literasi dia membaca bagaimana,
sebagai antisipsi setiap guru membuat catatan sendiri untuk menilai
86
settiap anak ki.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20
WIB).
Menurut hasil wawancara tersebut dengan guru kelas IV mengalami
kesulitan dalam merencanakan penilaian yang sesuai dalam setiap
pembelajaran, guru hanya menyesesuaikan penilaian yang ada didalam buku
tematik guru. Guru kelas kesulitan dalam menggunakan penilaian yang sesuai
dengan K13 yaitu penilaian autentik, guru hanya menyesesuaikan penilaian
yang ada dalam buku guru.
Berdasarkan wawancara dan observsi guru kelas IV guru hanya
melakukan penilaian sesuai RPP yang ada didalam buku tematik guru dalam
setiap pertemuan. Selain itu guru juga menilai melalui keseharian siswa saat
proses pembelajaran, serta tugas-tugas terstruktur ataupun mandiri yang
diberikan. Berdasarkan observasi ditemukan bahwa setelah guru memberikan
penjelasan terhadap materi siswa kemudian mengerjakan lembar kegiatan
yang ada didalam buku siswa, dari situlah guru juga akan mengambil hasil
nilai yang diperoleh siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, 25 februari 2020 mengenai
problematika dalam perencanaan penilaian ditemukan beberapa problematika
diantaranya yaitu:
(1) Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi mengalami kesulitan dalam merencanakan penilaian yang
akan digunakan dalam menentukan tujuan pembelajaran
(2) Guru kesulitan menilai sesuai dengan kurikulum 2013 guru hanya
menyesesuaikan jenis penilaian yang ada didalam buku tematik guru pada
kurikulum 2013
87
a) Problematika Dalam Persiapan Perangkat Pembelajaran Program
Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes)
(1) Guru kelas IV mengalami problematika dalam membuat program
tahunan dan program semester apabila mengalami perubahan
kurikulum dan kalender pendidikan belum diterbitkan
(2) Guru mengalami problematika dalam pembuatan program tahunan dan
program semester dikarenakan kurangnya pengetahuan guru dalam
membuat program tahunan dan program semester, maka dari itu guru
kelas IV mencontoh program tahunan dan semester yang diambil dari
internet.
Pembelajaran
c) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Kelas IV
(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam menentukan langkah-
langkah pembelajaran yang sesuai, dikarenakan cakupan materi terlalu
banyak sehingga guru kesulitan dalam memadukan langkah-langkah
pembelajaran. Untuk mengatasinya guru kelas IV menggunakan
langkah-langkah pembelajaran dengan melihat keadaan kelas
(2) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam merumuskan langkah-
langkah kegiiatan inti, guru kesulitan dalam menentukan batasan-
batasan kegiatan inti dalam berbagai mata pelajaran.
Gambar 4.2
Proses Pembelajaran Tematik Siswa-Siswi Kelas IV
Sumber: Dokumentasi peneliti,
Pada gambar 4.2 terlihat sedang berlangsungnya proses pembelajaran
tematik. Terlihat siswa sedang mengerjakan latihan yang telah diberikan
oleh guru. Mata pelajaran tematik dilaksanakan enam kali dalam
89
seminggu, tetapi hari yang seharian belajar tematik pada hari senin, jum’at
dan hari sabtu, hal pertama yang menjajdi problematika yaitu dari segi
tingkah laku para siswa dan siswi yang cenderung sangat aktif. Aktif
disini yaitu dimana siswa khususnya kelas IV sebagian siswa banyak yang
suka bermain ketika pelaksanaan proses pembelajaran, dimana pada saat
guru menjelaskan mereka asik mengobrol dengan teman sebangkunya dan
kurang memperhatikan penjelasan guru, mereka juga sering berjalan ke
kursi temanya yang lain disaat guru sedang menjelaskan. Berikut ini hasil
wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru kelas IV tentang
kesulitan dalam mengelola keadaan kelas dalam proses pembelajaran
tematik,
“Kita 6 kali dalam satu minggu ki, selain hari selasa ada agama, dan
mtk, rabu mtk ada agamanya juga, kamis olahraga selain itu tematik
full 1 hari, karenakan kita dalam 1 hari itu belaar tematik ada
bahasanya, sbdpnya dan PPKn.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini,
S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020,
pukul 08.30-09.20 WIB).
Menurut wawancara tersebut siswa terkadang ada yang mengeluh
dengan pembelajaran tematik yang dilaksanakan enam kali dalam satu
minggu mereka harus belajar tematik. Guru melakukan upaya seperti
pemberian motivasi dan yel-yel agar siswa tidak merasa bosan dalam
belajar menuntut ilmu. Perbedaan karakteristik setiap siswa juga
mempengaruhi penguasaan seorang guru dalam proses pembelajaran
seperti yang dikutip dalam wawancara berikut ini.
“Namanya anak SD ki, namanya ribut itu pasti ki, kan karakteristik
setiap siswa itu kan berbeda-beda, tergantung kita juga memahami
bagaimana karakteristik anak tersebut, salah satu trik ibu untuk anak
itu kembali fokua caranya itu ibu mengadakan yel-yel atau mengajak
anak itu bernyanyi supaya anak itu fokus, pokoknya diadakan suati
kegiatan atau kata-kata yang bisa menyatukan mereka.” (Wawancara
dengan ibu Sri Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76,
selasa 25 februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).
90
Gambar 4.3
Siswa yang Sedang Bermain (ribut) dan salah satu siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran
Sumber: Dokumentasi peneliti,
Pada gambar 4.3 terlihat keadaan siswa-siswi yang sedang ribut,
berjalan-jalan dan asik berbicara dengan teman sebangkunya saat proses
pembelajaran didalam kelas. Terlihat guru sedang menjelaskan materi
didepan kelas namun siswa kebanyakan asik bermain sendiri dan tidak
mendengarkan guru menyampaikan pembelajaran. Menurut hasil
wawancara diatas bahwa guru kelas IV kurang mampu mengkondisikan
siswanya. Guru mengkondisikan siswa dengan cara guru memperhatikan
91
dan hanya meliaht kearah siswa yan ribut tanpa mengeluarkan kata-kata
dalam mengatasi siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru dan
mereka ribut, guru juga mengunakan cara menepatkan dan merubah posisi
duduk siswa agar tidak ribut lagi. Tujuanya adalah agar anak didik tidak
ribut lagi dan memperhatikan penjelasan guru. Berikut hasil wawancara
dengan menurut ibu Sri Martini, S.Pd berkaitan dengan upaya tersebut.
“Kita juga harus pandai ki jika menjadi seorang guru, kita harus jeli
mengawasi anak, jika anak itu msih ribut ki, ibu terpaksa mendiamkan
anak agar mereka paham jika ibu sudah diam berarti ibu sedang
marah. Dan jika anak itu masih ribut juga ki ibu terpaksa
memindahkan anak yang ribut tadi.” (Wawancara dengan ibu Sri
Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25
februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).
Menurut hasil wawancara tersebut bahwa guru kelas IV kurang
mampu mengkondisikan siswanya. Guru mengkondisikan siswa dengan
cara guru memperhatikan siswa yang ribut disaat guru menjelaskan
pembelajaran, dan guru juga menggunakan cara memindahkan posisi
duduk siswa agar mereka tidak ribut kembali. Tujuanya agar anak tidak
ribut lagi dan mau untuk memperhatikan penjelasan dari guru. Berikut
hasil wawancara dengan ibu Sri Martini, S.Pd berkaitan dengan upaya
tersebut.
“Kita juga harus pandai ki jika menjadi seorang guru, kita harus jeli
mengawasi anak, jika anak itu msih ribut ki, ibu terpaksa mendiamkan
anak agar mereka paham jika ibu sudah diam berarti ibu sedang
marah. Dan jika anak itu masih ribut juga ki ibu terpaksa
memindahkan anak yang ribut tadi.” (Wawancara dengan ibu Sri
Martini, S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25
februari 2020, pukul 08.30-09.20 WIB).
Berdasarkan wawancara tersebut guru kelas IV kurang bisa dalam
mengkondisikan siswa-siswinya yang dalam kondisi sedang ribut. Selain
merubah tempat duduk guru juga memisahkan anak yang ribut. Selain
proses pembelajaran yang kurang efektif dan juga dikarenakan ruang kelas
yang kecil. Siswa-siswi khususnya kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76
92
Gambar 4.4
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Kelas IV
Sumber :Dokumentasi Peneliti.
96
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Sri Noviarti, S.Pd Selaku
Guru kelas IV juga, sebagai berikut:
“Kendalanya itu pada saat, terus terang saja ki, anak itu membaca bisa,
menulis bisa tetapi anak tersebut kurang memahami soal atau materi,
nanti baru kita nilai sesuai dengan apa yang dijawab dan
kemampuanya.” (Wawancara dengan ibu Sri Noviarti, S.Pd wali kelas
97
“Kalau metode diskusi pas saat diskusi ibu tanya paham semua nak
paham, disaat ibu beri pertanyaan kembali tentang materi, anak
tersebut hanya sebagian yang menjawab, tergantung dari setiap guru
yang mengajarkanya juga ki.” (Wawancara dengan ibu Sri Martini,
S.Pd wali kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76, selasa 25 februari 2020,
pukul 08.30-09.20 WIB).
Menurut wawancara tersebut hanya sebagian siswa yang bisa
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru hal tersebut dikarenakan
ketidak pahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan oleh guru
sehingga berpengaruh terhadap evaluasi yang akan dilaksnakan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selasa 25 februari 2020
mengenai problematika dalam penilaian yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran ditemukan bebrapa problematika diantaranya yaitu:
(1) Guru kelas IV mengalami kesulitan dalam memilah soal yang
tercakup dalam satu tema dalam berbagai mata pelajaran.
(2) Gurukelas IV mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian
apabila siswa kurang memahami dengan materi yang disampaikan
guru.
b) Penulisan Hasil Akhir (raport)
Evaluasi merupakan tolak ukur untuk mengetahui berhasil tidaknya
suatu pembelajaran, hasil nilai evaluasi akan dikonkritkan dalam bentuk
98
Gambar 4.5
Problematika Evaluasi Pembelajaran Tematik
Sumber: Dokumentasi Pribadi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait dengan problematika
pembelajaran tematik kelas IV tema indahnya keberagaman negeriku. Maka dapat
disimpulkan bahwa guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat
Kabupaten Muaro Jambi mengalami problematika dalam pembelajaran tematik tema
indahnya keberagaman negeriku, problematika tersebut diantaranya:
1. Problematika Perencanaan Perangkat Pembelajaran
Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi mengalami problematika dalam penyususnan program
tahunan dan program semester, ketidak sesuaian silabus, penggunaan
RPP, dan menyusun perencanaan penilaian pembelajaran tematik.
2. Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Tema Indahnya
Keberagaman Negeriku
Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi mengalami problematika dalam penyampaian dan
penguasaan pelaksanaan pembelajaran tematik, terkait tingkah laku siswa
yang cenderung lebih aktif (ribut).
3. Problematika Dalam Penilaian Pembelajaran Tematik
Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 76/IX Mendalo Darat Kabupaten
Muaro Jambi mengalami problematika dalam penilaian yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan mengalami problematika dalam hal
penulisan hasil akhir siswa (raport)
100
101
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka penulis
mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam perbaikan
proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tematik. Adapun
saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah diharapkan mengadakan pelatihan tambahan serta
worskop bagi guru yang kurang pandai dalam mengelola pembelajaran
tematik. Selain itu Kepala Sekolah diharapkan dapat menyediakan fasilitas
pembelajaran yang mendukung untuk keberhasilan pembelajaran tematik.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan mengikuti pelatihan tambahan tentang pembelajaran
tematik sehingga dalam menyusun perencanaan pembelajaran tematik
sesuai dengan konsep pembelajaran tematik itu sendiri. Mengingat
pentingnya pembelajaran tematik bagi anak Sekolah Dasar, Guru
diharpakan dapat melaksanakan pembelajaran dikelas sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
3. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan sebaikanya melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana
kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran tematik dan mendorong
untuk siswa menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan dan
bermakna.
4. Bagi Dinas Pendidikan
Kurangnya pemahaman guru tentang pembelajaran tematik menyebabkan
pembelajaran tematik disekolah belum berhasil secara maksimal. Oleh
karena itu peran kepala dinas pendidikan sangat dibutuhkan untuk
mengadakan pelatihan terkait pelakasaan pembelajaran tematik di Sekolah
Dasar. Dalam pelatihan sebaiknya lebih mengacu kepada praktek
102
103
Prostowo, Andi. (2015). Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu
Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenada Media Grup.
Rosiddah, Ade. (2018). Skripsi. Problematika Penerapan Kurikulum 2013 Kelas V di
Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyah Islamiyah Kecamatan Jelutung Kota Jambi.
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Sugiyono. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: alfabeta.
Sumayanti. (2018). Skripsi. Problematika Pembelajaran Tematik Tema Cita-Citaku
Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota Jambi. Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Suryabrata, Sumadi. (2010). psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
104
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Responden / Subjek Penelitian
105
106
107
108
109
Lampiran 2 : Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
110
disampaikan pada hari itu
111
LIST OBSERVASI UNTUK SISWA
112
INSTRUMEN WAWANCARA
113
4. Dari manakah silabus yang digunakan oleh guru kelas IV?
5. Ibu kan mengacu pada RPP yang sudah ada didalam buku, apakah sesuai
dengan pengaplikasianya bu?
6. Di SDN 76 kita ini masih ada ya bu menggunakan KTSP ?
7. Bagaimana cara ibu mengatasi problematika pelaksanaan pembelajaran
tematik di kelas 4 yang ibu ajarkan ini?
8. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik tema 7 ini bu?
9. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran tematik
tema 7 ini?
10. Bagaimana suasana ketika ibu mengajar pembelajaran tematik tema 7 ini?
11. Menurut ibu lebih enak yang mana KTSP atau K13 ?
12. Pembelajaran tematik 1 minggu dilaksanakan berapa kali bu?
13. Ada tidak cara khusus ibu untuk mengatasi anak yang ribut dan susah
diatur?
14. Dalam menyampaikan materi pembelajaran ibu sering menggunakan
metode apa?
15. Dikelas yang ibu ajarkan ada berapa jumlah siswa?
16. Dengan siswa yang cukup banyak, apakah efesien bu menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab (diskusi) ?
17. Dengan kelas yang bersebelahan seperti ini, apakah tidak terganggu dalam
proses pembelajaran?
18. Kalau sumber belajar yang digunakan apa saja bu?
19. Didalaam proses pembelajaran khususnya pembelajaran tematik tema
indahnya negeriku
20. Dalam K13 penilaian yang mana bu yang paling dominan bu ?
21. Apa saja kesulitan dalam menilai 3 ranah afektif, psikomotorik, dan
kognitif?
22. Apa kendala ibu dalam melakukan tes tulis dan lisan disaat ulangan harian?
114
23. Apa kesulitan ibu dalam menulis hasil akhir dalam buku raport?
24. Biasanya apa saja yang dibahas bu dalam pelatihan itu bu?
25. Dalam k13 menggunakan metode saintifik? Nah bagaimana dengan konsep
tersebut bu, apakah pernah ibu terapkan?
115
Lampiran 3 : Transkip Wawancara
WAWANCARA I
116
Informan : Kita memberi pelatihan kepada guru, meningkatkan kinerja guru,
mengikuti worskop, atau pelatihan sejenis peningkatan mutu
pendidikan.
Peneliti : Kendala dalam menerapkan kurikulum 2013 ini?
Informan : Selama ini tidak ada ki, tekadang hanya di rpp, silabus yng menjadi
masalah guru, kadang mengambil dari internet.
Peneliti : Kendala dalam mempersiiapkan perangkat pembelajaran pada
kurikulum 2013?
Informan : Rasanya tidak ada ki, karena dalam k13 tampa peranngkat
pembelajaran, karena k13 ini membutuhkan perangkat pembelajaran,
jadi semua itu terpenuhi, maka pembelajaran pada k13 tidak terdapat
kendala.
Peneliti : RPP guru disini buat sendiri atau mengambil dari internet bu?
Informan : Sebagian ada buat sendiri ki, sebagian juga ada yang masih
mengambil dari internet ki, karena membuat RPP itu mudah-mudah
sulit ki.
Peneliti : Prasarana dalam menerapkan pembelajaran tematik kita ada tidak
bu?
Informan : Ada ki, tapi tidak banyak, misalnya guru harus membuat media, ada
juga sudut baca sesuai dengan materi yang diajarkan.
Peneliti : Pada k13 ini masih menerapkan metode ceramah tidak bu?
Informan : Pada k13 ini tidak ada menerapkan metode cermaha ki, dulu
menerapkan metode CBSA, k13 ini kan anak aktif guru kreatif. Apa
ada lagi ki ?
Peneliti : Cukup bu itu saja, Sebelumnya terimakasih bu, telah meluangkan
waktu untuk saya wawancara sebentar, permisi bu,
Wassallamualaikum Wr.wb.
Informan : Iya ki, Walaikumsallam Wr.wb.
117
WAWANCARA II
118
kita sampaikan, tapi ibu dalam pembuatan RPP itu sendiri masih
menggunakan panduan yang ada didalam dinternet ki.
Peneliti : Kesulitan apa yang dialami ibu dalam menggunakan silabus
pembelajaran tematik?
Informan : Biasanya itu kalau dalam silabus, materinya harus cocok dengan
buku paket biasanya, terkadang buku paketnya tidak cocok dengan
silabusnya dan ibu juga kurang paham ki dalam menganalisis isi
silabus misalnya menyesuaikan isi silabus dengan kompetensi dasar,
lantaran kita ni sudah canggih kan, kita bisa melihat panduan
diinternet, biasanya sama antara silabus dan buku paket, lantaran kita
tematik itu pertema yang membuat silabusnya berbeda, tergantung
guru yang mengajarnya kembali.
Peneliti : Dari manakah silabus yang digunakan oleh guru kelas IV?
Informan : Silabusnya digunakan bersumber dari buku guru, buku siswa dan dari
internet sebagai panduanya, jika buku guru ada maka akan jadilah
RPP
Peneliti : Ibu kan mengacu pada RPP yang sudah ada didalam buku, apakah
sesuai dengan pengaplikasianya bu?
Informan : Sesuai ki, sebab kita harus mencari metode lain jika tidak sesuai, biar
anak itu mengerti, misalnya anak itu tidak bisa metode ini, kita
mencari metode lain yang bisa anak itu paham.
Peneliti : Di SDN 76 kita ini masih ada ya bu menggunakan KTSP ?
Informan : Udah k13 semua ki, sudah dari kelas 1 sampai kelas 6 sudah
memakai k13
Peneliti : Bagaimana cara ibu mengatasi problematika pelaksanaan
pembelajaran tematik di kelas 4 yang ibu ajarkan ini?
Informan : Kan kemarin sudah ibu kasih tau, anak itu kan dari kelas awal
lanataran sudah tau bacaan, sudah tau pembelajaran k13 memang
119
berasal dari diri dia sendiri, kayaknya tidak menemukan kesulitan,
kesulitanya itu anak yang tidak bisa baca paling itu saja.
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik tema 7 ini bu?
Informan :Sesuai target dan pelaksanaanya cukup berjalan lancar, karena kita
kemaren sudah melaksanakan ulangan, 1 tema kita laksanakan
pembelajaran 1 bulan karena 1 tema terdapat 3 sub tema, tetapi jika 1
bulan itu materi tidak tercapai maka, pembelajaran akan diulang
kemabli pada minggu ke 4.
Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran
tematik tema 7 ini?
Informan :Faktor pendukungya yaitu anak itulah yang antusias untuk
belajar,soal hambatanya balik lagi ke anaknya, bagi anak yang tidak
bisa baca ketinggalan, tapi kita juga tidak mungkin nunggu anak yang
lambat itu, masalahnya kita setiap bulanya dituntut untuk selesai 1
tema perbulan.
Peneliti : Bagaimana suasana ketika ibu mengajar pembelajaran tematik tema
7 ini?
Informan :Suasanya ya seperti ibu bilang tadi anak itu antusias untuk belajar,
soalnya ibu membuat anak itu bercerita duduk berkelompok, nantik
kelompok ini maju mempresentasikan hasilnya, nanti kelompok lain
menyimak atau mendengar kelompok yang presentasi, dan boleh
bertanya.
Peneliti : Menurut ibu lebih enak yang mana KTSP atau K13 ?
Informan :Sebenarnya semua itu sama KTSP enak juga K13 enak juga, Cuman
kan K13 ini kan ada sebagian orang yang sudah memahami mudah,
dan ada sebagian yang belum memahami itu sulit, sudah tapi belum
paham itu ada juga.
Peneliti : Pembelajaran tematik 1 minggu dilaksanakan berapa kali bu?
120
Informan : Kita 6 kali dalam satu minggu ki, selain hari selasa ada agama, dan
mtk, rabu mtk ada agamanya juga, kamis olahraga selain itu tematik
full 1 hari, karenakan kita dalam 1 hari itu belaar tematik ada
bahasanya, sbdpnya dan PPKn.
Peneliti : Ada tidak cara khusus ibu untuk mengatasi anak yang ribut dan susah
diatur?
Informan :Namanya anak SD ki, namanya ribut itu pasti ki, kan karakteristik
setiap siswa itu kan berbeda-beda, tergantung kita juga memahami
bagaimana karakteristik anak tersebut, salah satu trik ibu untuk anak
itu kembali fokus caranya itu ibu mengadakan yel-yel atau mengajak
anak itu bernyanyi supaya anak itu fokus, pokoknya diadakan suati
kegiatan atau kata-kata yang bisa menyatukan mereka. Kita juga harus
pandai ki jika menjadi seorang guru, kita harus jeli mengawasi anak,
jika anak itu msih ribut ki, ibu terpaksa mendiamkan anak agar mereka
paham jika ibu sudah diam berarti ibu sedang marah. Dan jika anak
itu masih ribut juga ki ibu terpaksa memindahkan anak yang ribut tadi.
Peneliti : Dalam menyampaikan materi pembelajaran ibu sering menggunakan
metode apa?
Informan :Metode ceramah itu pasti dan wajib digunakan dan tidak bisa
dihilangkan, tanya jawab dan terkadang juga metode demonstrasi.
Peneliti : dikelas yang ibu ajarkan ada berapa jumlah siswa?
Informan :Ada 30 siswa, yang perempuan 17, yang laki-laki 13 siswa, cukup
banyak ki dikelas kita tapi sayangnya kondisi kelas kita yang kurang
mendukung yang membuat pembelajaran kurang efektif .
Peneliti : Dengan siswa yang cukup banyak, apakah efesien bu menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab (diskusi)?
Informan :Untuk metode cermaha tidak juga ki 75 % materi, kan kita juga tau
tingkat kemampuan anak itu kan didalam kelas bermacam-macam, ada
121
anak itu yang pintar, dan anak itu yang sedang dan ada juga yang
kurang atau lambat, yang penting anak itu jika disuruh ngerjakan
tugas, tugas itu ada, kalau metode diskusi pas saat diskusi ibu tanya
paham semua nak paham, disaat ibu beri pertanyaan kembali tentang
materi, anak tersebut hanya sebaagian yang menjawab, tergantung dari
setiap guru yang mengajarkanya juga ki.
Peneliti : Dengan kelas yang bersebelahan seperti ini, apakah tidak terganggu
dalam proses pembelajaran?
Informan :Terkadang sedikit terganggu, tapi tergantung juga bisanya kita udah
menjadi privasi masing-masing dari setiap wali kelas
mengkondisikanya gimana, jika tidak ada wali kelasnya ya ribut ki,
terkadang disaat ibu menyampaikan materi pas kelas sebelah ribut ibu
mengulangi kembali materi agar materi yang ibu sampaikan mengerti.
Peneliti : Kalau sumber belajar yang digunakan apa saja bu?
Informan :Buku guru, buku siswa, lingkungan sekitar, tetapi ibu juga sering
menyuruh anak untuk mencari tugas diinternet dengan syarat
didampingin orang tua karena untuk mempelajari serta memperluas
pelajaran secara luas.
Peneliti : Didalaam proses pembelajaran khususnya pembelajaran tematik
tema indahnya negeriku menurut ibu materi mana yang paling sulit
untuk diajarkan?
Informan :Mungkin mata pelajaran di IPA ki, karena di IPA kan tentang
masalah percobaan, kalau yang lain tu pembelajaran IPS dan satu lagi
pembelajaran SBDP tentang alat musik, karena setiap anak belum
tentu paham atau bisa memainkan suatu alat musik, tapi kalau ipa
tidak terlalu sulit ki, tergantung anak itulah ki bagi yang bisa dapat,
bagi yang tidak ya tidak ki.
Peneliti : Dalam K13 penilaian yang mana bu yang paling dominan bu ?
122
Informan :Menurut ibu semuanya dominan ki, baik itu dari psikomotorik, afektif
dan kognitif, karena semuanya harus kita masukan, sebab kalau kita
tidak masukan itu tidak berjalan K13 kita ini ki, karena penilaian
ketiga itu tidak bolehh dipisahkan, tapi yang namanya sikap anak SD
masih nakal, nakalnya masih sebats anak-anak.
Peneliti : Apa saja kesulitan dalam menilai 3 ranah afektif, psikomotorik, dan
kognitif?
Informan :Ibu kurang bisa dalam menentukan penilaian yang sesuai yang akan
digunakan dalam pembelajaran tematik tersebut, ibu hanya
menyesesuaikan saja dengan penililaian yang ada pada buku guru ki,
misalnya dari sikapnya itu kan ki sudah Nampak, dari sikap dia berdoa
bagaimana, sikap menanyakan pertanyaan gimana, menyanyikan lagu
Indonesia raya gimana, sikap saat dia literasi dia membaca
bagaimana, sebagai antisipsi setiap guru membuat catatan sendiri
untuk menilai settiap anak ki.
Peneliti : Apa kendala ibu dalam melakukan tes tulis dan lisan disaat ulangan
harian?
Informan :Dalam tes tulis dan lisan, kendalanya jika siswa belum mengerti atau
nilainya turun dimateri tersebut maka pembelajaran tersebut kita ulang
kembali pada minggu ke 4, karena kita 1 tema ada 3 sub, 1 sub selesai
1 minggu.
Peneliti : Apa kesulitan ibu dalam menulis hasil akhir dalam buku raport?
Informan :Kesulitanya yaitu pada saat berkas nilai tidak lengkap ki, misalnya
nilai ujian tidak lengkap, nilai harian tidak lengkap, nah maka dari itu
nilai pada k13 itu wajib nilainya lengkap baik itu nilai harian, ujian
dan ulangan. Masalahnya jika masalah nilai itu tidak lengkap maka di
deskripsi tidak keluar.
Peneliti : Biasanya apa saja yang dibahas bu dalam pelatihan itu bu?
123
Informan :pelatihan K13 ki, tingkat kabupaten, membahas tentang pemahaman
k13 tentang silabus, prota prosem, rpp, tetapi ki didalam pelatihan itu
tidak dijelaskan secara rinci misalnya pembuatan rpp itu begin-begini,
silabus begini-begini, yang jelas kita sudah mendapatkan pelatihan
dari kabupaten, pemerintah, guru yang mengikuti pelatihan secara
bertahap dan tidak semua guru yang mengikuti pelatihan hanya guru
tertentu saja.
Peneliti : Dalam k13 menggunakan metode saintifik? Nah bagaimana dengan
konsep tersebut bu, apakah pernah ibu terapkan?
Informan :Tergantung cara kita menginformasikan pembelajaran kepada anak
ki, terkadang ada anak itu bertanya buk kami dak ngerti yang ini buk,
kalau bertanya itu pasti ki walaupun yang ditanyakan itu tidak jelas ki.
124
WAWANCARA III
125
Informan : Kesulitanya ki pada saat materi yang disilabus dengan materi yang
diajarkan tidak sesuai, jadi dkatakan sulit ya sulit dikatakan tidak ya
tidak juga ki, tergantung kita mengajarkan dan menggunakanya
bagaimana.
Peneliti : Dari manakah silabus yang digunakan oleh guru kelas IV?
Informan : Dari internet ada juga ki, buat sendiri ada juga ki, mana yang enak
dipakai ya ibuk pakai ki.
Peneliti : Ibu kan mengacu pada RPP yang sudah ada didalam buku, apakah
sesuai dengan pengaplikasianya bu?
Informan : Untuk sekarang sudah pas ki, kalau semester-semester kemarin
belum sesuai penerapanya.
Peneliti : Di SDN 76 kita ini masih ada ya bu menggunakan KTSP, menurut
ibu lebih Enak KTSP atau K13 ?
Informan : Kayaknya mana ya ki, sama-sama enak, K13 juga enak ki K13 ini
merangkup semua ki sejalan, IPA, IPS, SBDP, Bahasa, jadi
pembelajaranya menyatu gitu ki , KTSP juga enak ki.
Peneliti : Bagaimana cara ibu mengatasi problematika pelaksanaan
pembelajaran tematik di kelas 4 yang ibu ajarkan ini?
Informan : Masalahnya kadang dimateri ki, karena mapelnya dan waktunya
terlalu cepat-cepat, dikit nanti sebentar mau masuk lagi pembelajaran
lain, karena mapel kita menyatu seperti IPA, IPS, SBDP, B.Indonesia,
PKN, kalau dulu masih gabung MTK pisah baru satu tahun
belakangan ini ki, kalau sekarang sudah dipisahkan, karena jam
pembelajaran dikit nian dan jam nya dikit nian ki, jadi pembelajaran
itu tidak terkendali dengan baik makanya sekarang dipisahkan
MTKnya dengan orang pusat.
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik tema 7 ini bu?
126
Informan : Pelaksaanya lancer ki, sesuai target karena dalam satu bulan
diharuskan selesai 1 tema, tetapi kita kembali kepada anak kembali ki,
jika kita turuti kemampuan anak kita tidak sampai target, karena
kemampuan anak kita berbeda-beda ki, apalagi cara menjawabnya, ada
juga yang aktif ki,, tetapi tidak semuanya juga aktif ki.
Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran
tematik tema 7 ini?
Informan : Faktor pendukungya media, buku, alat peraga, dan mungkin ibu
bawa fotocopy materi untuk mencontohkan kepada anak dengan dunia
yang nyata, sebenrnya ki pada k13 ini banyak mencontohkan atau
karakter, penghambatnya kita kembali lagi pada anak ki, ya sifat anak
berbeda-beda, mana yang cepat tangkap dapat mana yang lambat akan
ketinggalan pembelajaran ki.
Peneliti : Bagaimana suasana ketika ibu mengajar pembelajaran tematik tema
7 ini?
Informan : Ada yang antusias belajar ki ada juga tidak ki, 100 % persen itu tidak
ki, ada juga yang rebut ada juga belajar, tetapi pembelajarnya aman
dan berjalan ki”
Peneliti : Pembelajaran tematik 1 minggu dilaksanakan berapa kali bu?
Informan : Kita setiap hari ada pembelajaran tematik ki senin sampai sabtu”
Peneliti : Ada tidak cara khusus ibu untuk mengatasi anak yang ribut dan susah
diatur?
Informan : Kalau sedang belajar rebut itu ada ki tapi sebentar, namanya seorang
guru ki, jika anaknya rebut pasti ibu tegur dan beri arahan nasehat,
suruh diam dan anak yang berkemampuan dibawah tadi, dikasih buku
dan ibuk suruh tulis, ibu suruh belajar tambahan, karena kemmapuan
anak itu berbeda-beda ki, perlu dorongan dari orang tua, lingkungan
serta dari guru.
127
Peneliti : Dalam menyampaikan materi pembelajaran ibu sering menggunakan
metode apa?
Informan : Menggunkan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan demontrasi
ki.
Peneliti : Dikelas yang ibu ajarkan ada berapa jumlah siswa?
Informan : Ada 32 siswa ki, 13 siswa laki-laki dan 19 siswi perempuan.
Peneliti : Dengan siswa yang cukup banyak, apakah efesien bu menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab (diskusi) ?
Informan : Kadang efesien kadang juga tidak ki kalau ceramah setiap hari
digunakan ki, sering juga ibuk menggunakan metode demonstrasi, jika
ada metode demontrasi anak agak diam dan memperhatikan guru, alat
peraga, kadang-kadang juga bawak misalnya tanaman, mahluk hidup,
dan misalnya jika di IPA misalnya meja didorong, tangkap bola,
dibuku juga ada lalu dijelaskan.
Peneliti : Dengan kelas yang bersebelahan seperti ini, apakah tidak terganggu
dalam proses pembelajaran?
Informan : Kadang terganggu kadang juga tidak ki, namanya juga masih anak-
anak ki, tergantung guru mengkondisikanya bagaimana, jika
ditinggalkan ya anak rebut ki, jika ada ya lumayan tidak ributnya ki.
Peneliti : Kalau sumber belajar yang digunakan apa saja bu?
Informan : Buku guru, semacam LKS, buku paket siswa, dan buku penunjang
lain seperti kamus, karena pembelajaran K13 ini jangkauan materinya
tinggi ki, jadi terkadang ibu suruh cari dikamus, kadang juga ibu suruh
cari di google tapi dengan syarat didampingi orang tua.
Peneliti : Dalam K13 penilaian yang mana bu yang paling dominan bu ?
Informan : Gimaana ya ki, menurut ibu yang paling dominan itu di afektif
karena kita melihat kembali kondisi belajar anak dan melihat kembali
128
kemampuan anak, karena k13 itu diutamakan pembentukan karakter
ki, harapan ibu karakter anak berubah menjadi lebih baik lagi.
Peneliti : Apa saja kesulitan dalam menilai 3 ranah afektif, psikomotorik, dan
kognitif?
Informan : Kesulitanya yaitu pada saat menilai kemampuan anak ki, kadang ada
yang tinggi kadang ada yang tidak, pada sikapnya juga kadang mau
diatur dan kadang juga susah untuk diatur.
Peneliti : Apa kendala ibu dalam melakukan tes tulis dan lisan disaat ulangan
harian?
Informan : Kendalanya itu pada saat, terus terang saja ki, anak itu membaca
bisa, menulis bisa tetapi anak tersebut kurang memahami soal atau
materi, nanti baru kita nilai sesuai dengan apa yang dijawab dan
kemampuanya.
Peneliti : Apa kesulitan ibu dalam menulis hasil akhir dalam buku raport?
Informan : Kesulitanya itu ibu kurang pandai atau bisa memainkanya, tetapi
kalau belajar itu sudah, rasanya tidak sulit ki jika nilai semuanya
lengkap, jika tidak lengkap maka susah untuk mengisi buku raport,
setiap hari guru harus menilai penilaian karakter setiap hari.
Peneliti : Biasanya apa saja yang dibahas bu dalam pelatihan itu bu?
Informan : Sering ki, setiap guru sudah mendapatkan pelatihan, misalnya
pelatihan tentang k13, silabus, RPP, Prota, prosem, jika itu tidak ada
maka guru tidak bisa untuk mengajar.
Peneliti : Dalam k13 menggunakan metode saintifik? Nah bagaimana dengan
konsep tersebut bu, apakah pernah ibu terapkan?
Informan : Setiap hari ibu terapkan ki, pasti ada timbal balik antara guru dan
anak, misalnya guru bertanya anak menjawab. Apa ada lagi ki ?
129
Peneliti : Cukup bu itu saja, Sebelumnya terimakasih bu, telah meluangkan
waktu untuk saya wawancara sebentar, permisi bu,
Wassallamualaikum Wr.wb.
Informan : Iya ki, Walaikumsallam Wr.wb.
130
WAWANCARA IV
131
Peneliti : Apakah anak bapak sering bertanya apabila tidak paham dengan
materi ?
Informan : Sering pak, kalau tidak mengerti saya sering bertanya kepada ibuk
guru.
Peneliti : Pelajaran apa yang paling sulit dari tema 7 yang telah diajarkan ?
Informan : Di mapel SBDP pak materinya tentang alat musik, menyanyi, dan
tarian daerah pak.
Peneliti : Suka tidak merasa bosan belajar tematik ?
Informan : Kadang bosan kadang juga tidak pak, terantung pembelajaranya.
Peneliti : Apakah sering diadakan yel-yel atau kegiatan lain untuk semangat
belajar ?
Informan : Sering diadakan sering tidak pak, jika pembelajaran buru-buru
biasanya tidak pak.
Peneliti : Jika diberikan PR dirumah apakah anak bapak selalu mengerjakan
tugas ?
Informan : Iya pak saya kerjakan selalu.
Peneliti : Suka terganggu tidak apabila teman-teman ribut saat proses
pembelajaran ?
Informan : Kadang terganggu pak.
Peneliti : Anak bapak merasa sempit tidak dengan kelas kita ini ?
Informan : Iya, sedikit sempit pak.
Peneliti : Apakah anak bapak sering disuruh membuat tugas dari bahan-bahan
bekas?
Informan : Sering pak, misalnya disuruh buat kolase montase, hiasan dinding
kerajinan pipet. Apa ada lagi pak?
Peneliti : Cukup nak itu saja, Sebelumnya terimakasih, telah meluangkan
waktu untuk bapak wawancara sebentar, Wassallamualaikum Wr.wb.
Informan : Iya pak, Walaikumsallam Wr.wb.
132
WAWANCARA V
133
Negeri 156 sebelum pemekaran, yang pada tahun itu berjumlah hanya
3 orang tenaga pengajar dan jumlah kelasnya ada 6 kelas.
Peneliti : Jadi dahulu itu hanya ada 3 orang pengajar ya bu ?
Informan : Iya ki, itu saja susah mencari gurunya ki. Ada lagi ki?
Peneliti : Cukup bu itu saja, Sebelumnya terimakasih bu, telah meluangkan
waktu untuk saya wawancara sebentar, permisi bu,
Wassallamualaikum Wr.wb
Informan : Iya ki, Walaikumsallam Wr.wb
134
Lampiran 4 : Program Tahunan
PROGRAM TAHUNAN
Satuan Pendidikan :Sekolah Dasar Negeri 76
Kelas : IV
Semester : I dan II
135
Cita-cita
4. Literasi dan Kegiatan 1 ME
Berbasis Proyek
1. Keanekaragaman Suku 1 ME
Bangsa dan Agama di
Negeriku
7. Indahnya 2. Indahnya Keragaman 1 ME
Keragaman di Budaya Negeriku
Negeriku 3. Indahnya Persatuan dan 1 ME
Kesatuan Negeriku
4. Literasi dan Kegiatan 1 ME
Berbasis Proyek
1. Lingkungan Tempat 1 ME
Tinggalku
2. Keunikan Daerah Tempat 1 ME
8. Daerah Tempat Tinggalku
Tinggalku 3. Bangga dengan Daerah 1 ME
Tempat Tinggalku
4. Literasi dan Kegiatan 1 ME
Berbasis Proyek
1. Kekayaan Sumber Energi 1 ME
di Indonesia
2. Pemanfaatan Kekayaan 1 ME
Alam di Indonesia
9. Kayanya
3. Pelestarian Kekayaan 1 ME
Negeriku
Sumber Daya Alam di
Indonesia 1 ME
4. Literasi dan Kegiatan
Berbasis Proyek
Jumlah 36 ME
136
Lampiran 5: Program Semester
KURIKULUM 2013
Perangkat Pembelajaran
PROGRAM SEMESTER
137
PROGRAM
SEMESTER
6. 1. Aku dan 1
Cita-Citaku
Cita-Citak 2
u
3
6 + UH
2. Hebatnya 1
Cita-Citaku
2
138
5
6 + UH
3. Giat Berusaha 1
Meraih
2
Cita-Cita
3
6 + UH
4. Kegiatan 1
Berbasis
Proyek 2
6 + UH
7. Indahnya 1. Keragaman 1
Keragaman Suku Bangsa
dan Agama di 2
139
di Negeriku Negeriku 3
6 + UH
2. Indahnya 1
Keragaman
Budaya 2
Negeriku 3
6 + UH
3. Indahnya 1
Persatuan dan
Kesatuan 2
Negeriku 3
6 + UH
140
4. Kegiatan 1
Berbasis
Proyek 2
6 + UH
8. Daerah 1. Lingkungan 1
Tempat Tempat
Tinggalku 2
Tinggalku
3
6 + UH
2. Keunikan
Daerah 1
Tempat 2
Tinggalku 3
141
5
6 + UH
3. Bangga 1
Terhadap 2
Daerah
3
Tempat
4
Tinggalku
5
6 + UH
4. Kegiatan 1
Berbasis
Proyek 2
6 + UH
9. Kayanya 1. Kekayaan 1
Negeriku Sumber
2
142
Energi Di 3
Indonesia
4
6 + UH
2. Pemanfaatan 1
Kekayaan
2
Alam Di
Indonesia 3
6 + UH
3. Pelestarian 1
Kekayaan
2
Sumber Daya
Alam Di 3
Indonesia 4
6 + UH
143
4. Kegiatan 1
Berbasis
Proyek 2
6 + UH
Uji
Kompetensi
Remedial
Pengayaan
144
Lampiran 6 : Silabus
KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Mata Pelajaran dan
Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Pendidikan Pancasila dan Subtema 1: Keanekaragaman Hewan dan
Kewarganegaraan Bentuk keberagaman Tumbuhan (25 jam pelajaran)
1.4 Menerima berbagai suku bangsa, sosial, dan ● Menyimak cerita/gambar/tayangan
bentuk persatuan dan budaya di Indonesia yang tentang keragaman hewan dan
kesatuan suku bangsa, terikat persatuan dan tumbuhan di Indonesia dengan penuh
sosial, dan budaya di kesatuan rasa syukur.
Indonesia sebagai ● Mendiskusikan bagaimana sikap kita
anugerah Tuhan Yang sebagai manusia Indonesia dalam
Maha Esa menjaga keragaman hewan dan
2.4 Bekerja sama dalam tumbuhan yang ada.
berbagai bentuk ● Mencari informasi tentang interaksi
keberagaman suku suku bangsa di Indonesia dengan alam
bangsa, sosial, dan (kearifan lokal).
budaya di Indonesia ● Membaca teks puisi berkaitan dengan
yang terikat persatuan keanekaragaman hewan dan
dan kesatuan tumbuhan.
145
3.4 Mendeskripsikan ● Tanya jawab mengenai isi dan makna
berbagai bentuk puisi yang telah dibaca.
keberagaman suku ● Membacakan teks puisi berkaitan
bangsa, sosial, dan dengan keanekaragaman hewan dan
budaya di Indonesia tumbuhan dengan lafal dan intonasi
yang terikat persatuan yang tepat.
dan kesatuan. Pembagian Euclides dengan
4.4 Bekerja sama dalam menggunakan hirarki
keberagaman suku pengelompokan hewan dan
bangsa, sosial, dan tumbuhan di sekitarnya.
budaya dalam (misalnya hewan yang hidup di
masyarakat darat, diklasifikasikan menjadi
berkaki dua atau empat, dan
seterusnya sampai nama dari
hewan tersebut)
● Mengamati dan mengidentifikasi
bagian hewan dan tumbuhan di sekitar.
● Membuat catatan hasil pengamatan
bagian hewan dan tumbuhan di sekitar
dan membuat pertanyaan untuk diskusi
● Membaca teks tentang keragaman
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap keanekaragaman
hewan dan tumbuhan di daerahnya
(pertanian, perikanan, dan peternakan).
● Mendiskusikan keragaman kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap keanekaragaman
hewan dan tumbuhan di daerahnya.
● Mendiskusikan dasar-dasar gerak tari
melalui kegiatan mengamati,
menanyakan, dan meniru gerak dasar-
dasar gerak tari kreasi yang terinspirasi
keragaman hewan dan tumbuhan di
daerah setempat dan daerah lain.
● Meragakan dasar-dasar gerak tari
kreasi daerah yang terinspirasi
keragaman hewan dan tumbuhan di
daerah setempat dan daerah lain.
● Mengamati prosedur variasi
146
suku bangsa, sosial, dan budaya di
Indonesia yang terikat persatuan dan
kesatuan dengan rasa ingin tahu.
● Mendengarkan puisi yang
menggambarkan keindahan alam
Indonesia dan bertanya jawab.
● Membacakan kembali puisi yang
didengar dengan lafal dan intonasi
yang tepat.
● Mengidentifikasi kelipatan dari
bilangan yang ditentukan sekurangnya
dua bilangan menggunakan contoh
tinggi tumbuhan atau hewan di
lingkungannya.
● Membaca teks mengenai fungsi
bagian-bagian hewan dan tumbuhan.
● Mendiskusikan tentang perbedaan
bentuk bagian tertentu dari hewan dan
tumbuhan berbeda dengan fungsi yang
sama. (misalnya mengapa akar pohon
mangga dan pohon kelapa berbeda
bentuknya sedangkan fungsinya sama).
● Mengamati gambar/foto/tayangan dan
mendiskusikan tentang keragaman
sosial budaya (tari, kuliner, rumah
adat, pakaian tradisional, dan lainnya)
● Mengumpulkan data tentang
keragaman sosial budaya peserta didik
di sekolah.
● Mendiskusikan dasar-dasar gerak tari
melalui kegiatan mengamati,
menanyakan, dan meniru gerak dasar-
dasar gerak tari kreasi di daerah
setempat dan daerah lain.
● Meragakan dasar-dasar gerak tari
kreasi daerah sebagai ungkapan rasa
syukur atas karunia keindahan alam
dari Tuhan YME.
● Mengamati prosedur variasi gerak
dasar langkah dan ayunan lengan
mengikuti irama (ketukan)
tanpa/dengan musik dalam aktivitas
gerak berirama.
147
● Mencari informasi kebermanfaatan
peninggalan sejarah Indonesia sebagai
salah satu sarana pemersatu bangsa.
● Membaca puisi yang tentang
kemegahan peninggalan sejarah di
daerahnya
148
Lampiran 7: Dokumentasi
149
Foto Bersama Kepala Sekolah Ibu Foto Bersama Guru Tematik Kelas
Amrina, S.Pd IV Ibu Sri Martini, S.Pd
150
Salah Satu Buku Tematik Guru Ruang Kelas IV A
Kelas IV
151
Salah Satu Prestasi Yang Dimiliki Jadwal Mapel Beserta Jamnya Kelas
SDN 76 I-VI
152
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi
153
154
Lampiran 9 : Persetujuan Ujian Munaqasah
155
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURCULUM VITAE)
Motto Hidup :
Jangan mudah menyerah dalam menghadapi cobaan, tetap optimis dan selalu
berusaha, Do’a dan Ikhtiar.
156