Anda di halaman 1dari 100

IMPLEMENTASI KETERAMPILAN ABAD 21 DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KELAS IV


DI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL
HIDAYAH KOTA JAMBI

SKRIPSI

RISKA AMELIA
NIM. 204190004

PPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2023
IMPLEMENTASI KETERAMPILAN ABAD 21 DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KELAS IV
DI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL
HIDAYAH KOTA JAMBI

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
(S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

RISKA AMELIA
NIM. 204190004

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2023

i
NOTA DINAS

ii
NOTA DINAS

iii
PERNYATAAN ORSINALITAS

iv
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Alhamdulillah puji dam syukur atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya sehingga, penulis dapat
menyelesaikan pendidikan serta karya ilmiah dengan rasa penuh tanggung jawab
dan sholawat berangkaikan salam tak terhingga selalu tercurahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW , Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Alm. Ambok Sessuk bin Sammeng yang biasanya penulis sebut dengan
sebutan fuang ambok atau kakek yang memotivasi penulis untuk terus lanjut
kependidikan yag lebih tinggi dan berhasil membuat penulis bangkit dari kata
menyerah sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagaimana
perwujudan terakhir dari penulis untuknya sebelum beliau kembali
kerahmatullah. Terima kasih sudah mengantarkan penulis berada ditempat
ini,meskipun pada akhirnya perjalanan ini harus penulis lewati tanpa engkau
temani lagi.
2. Kedua orang tua tercinta yakni Ambok Ngandro dan Besse Rosnaini, terima
kasih tak terhingga sudah melahirkan,merawat dan membesarkan penulis
dengan penuh cinta, selalu berjuang untuk kehidupan penulis, memanjatkan
doa luar biasa untuk anaknya serta kerja keras mati matian agar penulis bisa
mendapat gelar sarjana.
3. Keluarga besar ibu dan keluarga besar bapak tersayang yang sangat
bersemangat mendoakan dan mendukung untuk menyelesaikan skripsi ini.

v
MOTTO

“Terus mengeluh hanya akan menunjukkan betapa lemahnya dirimu”


(Monkey D Luffy)

vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-nya berupa kesehatan, kesempatan, dan pengetahaan
sehingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi
Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia. Penulisan skripsi
ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
skripsi ini tidak terlepas dari pihak yang memberikan motivasi baik moral maupun
material, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. H. Su’aidi Asyari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
2. Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M. El, Dr. As’ad, .M.Pd, Dr. Bahrul Ulum, MA,
selaku Warek I, II, III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd. I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Dr.Risnita, M.Pd, Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I dan Dr. Yusria, S.Ag, M.Ag
selaku Wadek I, II,III Fakultas Tabiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Ibu Ikhtiati, M.Pd.I selaku ketua Prodi dan Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd.I
selaku sekretaris prodi, serta seluruh dosen prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
6. Bapak Dr.Mahluddin, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Nasyariah
Siregar, M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan mencurahkan pemikirannya mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pemilihan penerima beasiswa
bidikmisi tahun 2019 yang telah memberikan penulis
kesempatanmendapatkan beasiswa tersebut sehingga penulis dapat

vii
melanjutkan pendidikan S1 dan dapat membuktikan bahwa dibalik
keterbatasan ekonomi seseorang mampu mewujudkan impian jika sudah
terbesit didalam hati “jika kita mau mengejar ilmu pasti akan selalu ada jalan
yang terbuka”
8. Ibu Dra. Hj. Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah dan ibu Nur Ilmy
Desaryanty S.Pd selaku wali kelas IV, serta seluruh siswa siswi kelas IV di
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Hidayah Kota Jambi yang telah membantu
dan memberikan kemudahan data dilapangan
9. Abi Habil Maulida Ibrahim dan Ummi Zumaila Izdiyana,HQ serta seluruh
santri Ponpes Anwarul Muwajahah yang yang selalu memanjatkan
doa,memberikan semangat dan dukungan
10. Kak Rizki Indah Oktalia S.Pd dan Kak Andi Naga Wulan S.Pd yang selalu
membersamai meniti pahitnya kehidupan hingga diusia penulis sekarang,
terima kasih sudah menguatkan dan menjadi panutan.
11. Teman-teman seperjuangan kelas A PGMI angkatan 2019 yang menemani
pahit manisnya perjuangan dalam menimba ilmu dikelas
12. Teruntuk para sahabat tercinta, yang selalu memberikan motivasi, semangat,
dan dukungan tanpa henti sehingga secara tidak langsung membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Teruntuk Sitti Juhriah, Sagita Nugraha S.Pd,
Nurmala Sari, Hervika, Novi Alyati, Wanda Gustina Sari, Besse Nurmillah,
Fitri Ana, Dewi Suryanti, Eka Lovita Sari, Metia Vinli, Yusria, Andi Maryam,
Musytira, geng alumni SD otw sarjana,pasukan bocil, geng keluarga cemara
kalian adalah orang orang pilihan yang selalu berada dibalik layar,
membersamai dalam perjuangan dan selalu mau direpotkan, terima kasih
semoga dilancarkan hingga mencapai gelar sarjana.

Jambi, Juli 2023

Riska Amelia

viii
ABSTRAK

Nama : Riska Amelia


Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Implementasi Keterampilan Abad 21 Dalam Pembelajaran Tematik Pada
Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi keterampilan
abad 21 dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hidayah Kota Jambi. Aspek yang diamati dalam implementasi
keterampilan abad 21 meliputi bagaimana proses implementasi
keterampilan abad 21 didalam pembelajaran tematik, apa saja faktor yang
mempengaruhi keterampilan abad 21 dalam pembelajaran tematik dan
bagaimana upaya mengatasi permasalahan dalam mengimplementasikan
keterampilan abad 21 dalam pembelajaran tematik. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus
dan bersifat deskriptif. Lokasi penelitian dilaksanakan di kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi,wawancara dan dokumentasi. Data
dianalisis melalui analisis domain, analisis taksonomi, analisis
komponensial, amalisis temakultural. Teknik pemeriksaan keabsahan data
menggunakan teknik triangulasi.

ix
ABSTRACT
Name : Riska Amelia

Study Progam : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI)

Thesis Title :

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................
NOTA DINAS...............................................................................................
PERNYATAAN ORSINALITAS...............................................................
PERSEMBAHAN........................................................................................
MOTTO........................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
ABSTRAK....................................................................................................
ABSTRACT..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Fokus Permasalahan............................................................................
C. Rumusan Permasalahan.......................................................................
D. Tujuan Penelitian.................................................................................
E. Manfaat Penelitian...............................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................
A. Kajian Pustaka.....................................................................................
1. Pengertian Implementasi...............................................................
2. Abad 21.........................................................................................
3. Keterampilan Abad 21...................................................................
4. Keterampilan Critical Thinking (Berfikir Kritis)..........................
5. Keterampilan Collaboration (Kolaborasi)....................................
6. Keterampilan Creative Thinking (Berfikir Kreatif).......................
7. Keterampilan Communication (Komunikasi)...............................
8. Karakteristik Guru Pada Abad 21................................................
9. Keterampilan Abad 21 yang Harus Dimiliki Guru.......................
B. Studi Relevan......................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................
A. Pendekatan dan Metode Penelitian......................................................
B. Setting dan Subyek Penelitian.............................................................
C. Jenis dan Sumber Data........................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data..................................................................
E. Teknik Analisis Data...........................................................................
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.................................................

xi
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN................................................
A. Temuan Umum Lokasi Penelitian.......................................................
B. Hasil Penelitian....................................................................................
BAB V PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Critical Thinking (Berfikir Kritis)...........


Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Colaboration (Kolaborasi)......................
Tabel 2.3 Indikator Keterampilan Creative Thinking (Berfikir Kreatif).......
Tabel 2.4 Indikator Keterampilan Communication (Komunikasi)................
Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan MI Nurul Hidayah
Kota Jambi.....................................................................................................
Tabel 4.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan......................................
Tabel 4.3 Data Siswa MI Nurul Hidayah Kota Jambi Tahun 2022/2023......
Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana MI Nurul Hidayah Kota Jambi...........

xiii
DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 idihdiefh.........................................................................................


Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Colaboration (Kolaborasi)......................
Tabel 2.3 Indikator Keterampilan Creative Thinking (Berfikir Kreatif).......
Tabel 2.4 Indikator Keterampilan Communication (Komunikasi)................
Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan MI Nurul Hidayah
Kota Jambi.....................................................................................................
Tabel 4.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan......................................
Tabel 4.3 Data Siswa MI Nurul Hidayah Kota Jambi Tahun 2022/2023......
Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana MI Nurul Hidayah Kota Jambi...........

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 2.1 indikator Keterampilan Critical Thingking( Berpikir Kritis ).......


Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Colaboration (Kolaborasi)......................
Tabel 2.3 Indikator Keterampilan Creative Thinking (Berfikir Kreatif).......
Tabel 2.4 Indikator Keterampilan Communication (Komunikasi)................
Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan MI Nurul Hidayah
Kota Jambi.....................................................................................................
Tabel 4.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan......................................
Tabel 4.3 Data Siswa MI Nurul Hidayah Kota Jambi Tahun 2022/2023......
Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana MI Nurul Hidayah Kota Jambi...........

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta.(Kulle, 2006). Sebagaimana
telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an tentang arti penting pendidikan
berikut ini: (surah Al-Mujadilah ayat 11)

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:


"Berlapang lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat ini menerangkan keutamaan orang-orang yang berlapang-
lapang dalam majelis. Bahwa Allah akan memberikan kelapangan untuk
mereka. Ayat ini juga menunjukkan keutamaan ahli ilmu. Bahwa orang-
orang yang beriman dan berilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, tingginya
derajat itu akan didapatkan oleh orang-orang yang berilmu baik di dunia
maupun di akhirat.

1
2

Sejalan dengan ayat tersebut dapat dilihat bahwa saat ini kita
sedang dihadapkan dengan abad 21 dimana seluruh manusia dituntut untuk
menuntutilmu lebih untuk menghadapi zaman khususnya abad 21. Karena
Abad ke-21 dikenal dengan masa industri “industrial age” dan juga masa
pengetahuan “Knowledge age” dalam hal ini semua upaya pemahiran
keterampilan melalui pembiasaan diri dan juga pemenuhan kebutuhan
hidup dalam berbagai hal dengan pengetahuan. Namun pengetahuan saja
tidak cukup untuk menghadapi era abad 21 karena disamping
pengetahuan, keterampilan juga harus dikembangkan dengan seimbang
untuk menghadapi zaman abad 21, pada revolusi industry ini sistem
pembelajaran harus yang inovatif dengan keterampilan abad 21 sehingga
mampu meningkatkan kelulusan dengan keterampilan abad 21 (Hanifa
Mardhiyah et al., 2021)
Abad 21 merupakan abad dimana pengetahuan dan perkembangan
informasi maju begitu cepat, laju pengetahuan tersebut meliputi berbagai
bidang salah satunya pendidikan. Abad 21 menuntut peningkatan
keterampilan siswa yang disebut keterampila abad 21. (Etistika Yuni
Wijaya et al., 2016) Hal ini sejalan dengan karakteristik skills masyarakat
abad ke-21 yang dipublikasikan oleh Partnership of 21st Century Skill
mengidentifikasikan bahwa pembelajaran pada abad ke-21 harus mampu
mengembangkan keterampilan kompetitif yang diperlukan pada abad ke-
21 yang berfokus pada pengembangan keterampilan,seperti(critical
thinking, communication, collaboration andcreative thinking. Keempat
keterampilan tersebut biasa dikenal dengan sebutan keterampilan abad 21
atau lebih dikenal dengan sebutan 4C.(Prihadi, 2018)
Keterampilan abad 21 yang pertama, Critical Thinking ( berpikir
kritis ), Johnson mengemukakan bahwa tujuan sesorang berpikir kritis
ialah untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam. Selain itu kritis
merupakan cara berfikir teratur yang melibatkan pengetahuan,
metode,penyelidikan, penalaran logis, serta kecendrungan untuk
menyelesaikan dan mempertimbangkan masalah secara bijaksana
3

Sehingga berbagai pertanyaan akan timbul untuk dapat menemukan sebab


dan akibat yang terjadi. (Prihadi, 2018). Berdasarkan hasil obsevasi
peneliti melihat cara guru dalam mengimplementasikan keterampilan
Critical Thinking ( berpikir kritis )yakni siswa kelas IV ditugaskan untuk
membaca teks ceritatentang kisah pahlawan pejuang nusantara pada
pembelajaran tematik muatan bahasa Indonesia,lalu anak diberi
kesempatan untuk menyimpulkan informasi yang didapat melalui teks
bacaan, dan menjawab soal yang guru berikan sehingga siswa dapat
meningkatkan wawasan, menambah pengetahuan, melatih berfikir kritis,
serta memecahkan masalah dan mencapai indikator keterampilan Critical
Thinking ( berpikir kritis ) yaitu mampu memberikan kesimpulan dari data
yang tersedia,mampu menjawab pertanyaan.
Comunication (komunikasi), Komunikasi dapat dimaknai sebagai
proses seseorang maupun kelompok orang menciptakan serta
menggunakan sejumlah informasi agar saling terhubung dengan
lingkungan sekitar (Prihadi, 2018), Memasuki abad 21 yang serta
teknologi tidak menjadikan siswa lebih kreatif dan berdaya saing akan
tetapi melemahkan keterampilan komunikasi siswa. Penelitian Weaver &
Pier diperkuat oleh survey yang dilakukan NACE (National Association of
Colleges and Employeers) pada tahun 2019 mengindikasikan bahwa
sebanyak 67,5% siswa memiliki keterampilan komunikasi yang rendah.
Rendahnya keterampilan komunikasi dapat berpengaruh pada kemampuan
memproses informasi, kesulitan mengintegrasikan pikiran dan ucapan, dan
kesulitan beradaptasi dengan lingkungan.
Berdasarkan hasil observasi peneliti melihat guru telah
mengimplementasikan keterampilan Comunication (komunikasi), dengan
menekankan budaya komunikasi yang baik, baik itu dari segi penyampaian
maupun bahasa seperti membedakan cara berbicara antara guru dan
temannya, selanjutnya dalam pembelajaran tematik muatan bahasa
Indonesia materi membaca puisi guru meminta siswa untuk maju didepan
kelas ,namun guru terlebih dahulu mencontohkan cara membaca
4

puisidengan baik, selanjutnya siswa akan mempraktekan membaca puisi


dengan suara yang lantang dan bersemangat sehingga hal ini mencapai
indikator keterampilan Comunication (komunikasi) yakni siswa mampu
berkomunikasi dengan baik, percaya diri dalam menyampaikan gagasan
baik lisan maupun tulisan serta mampu berinteraksi,Collaboration
(kolaborasi) Keterampilan kolaborasi adalah proses belajar yang
diterapkan secara bersama-sama untuk menyatukan perbedaan
pendapatserta pemikiran untuk medengarkan saran dalam diskusi
kelompok maupun kelas dan mendukung satu sama lain (Juliyantika &
Batubara, 2022). Keterampilan kolabaorasi dapat melatih siswa untuk
bersinergi, bekerja sama, bertanggung jawab dengan diri sendiri atau
orang lain. Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian PISA
(Programme for International Students Assessment),menyatakan bahwa
keterampilan kolaborasi merupakan keterampilan yang penting untuk
mendorong keberhasilan seseorang dan juga dapat meningkatkan aspek
sosial. (Nadhiroh & Trilisiana, 2020). Berdasarkan hasil obsevasi peneliti
melihat cara guru dalam mengimplementasikan keterampilan kolaborasi
dengan cara mengajak siswa membentuk kelompok yang dipilih secara
berhitung sehingga tidak ada kecemburuan social dan menjelaskan
peraturan yang diperbolehkan dan dilarang saat berkelompok,lalu siswa
mengerjakan tugas yang diberikan dan saling bekerja sama dengan baik
seperti dalam pembelajaran tematik muatan ipa tentang membentuk benda
mengapung dan benda tidak terapung.
Creative Thinking (berpikir kreatif), kreativitas yaitu potensi yang
penting bagi diri anak. Kreatif juga dapat di artikan proses berpikir dalam
menemukan ide, gagasan inovatif, memiliki daya guna dan dapat
dipahami. Proses berpikir ini juga dapat digunakan dalam proses
pemecahan masalah selain menghasilkan produk, selain itu keterampilan
berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk menciptakan dan
menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan keterampilan
imajinatif(Kumalasani & Kusumaningtyas, 2022). Hal ini sejalan dengan
5

dengan pembelajaran tematik, dimana pembelajaran tematik juga


berorientasi pada metode pembelajaran konkret siswa dan memfasiltasi
siswa dan guru mendapatkan kesempatan untuk pembelajaran kooperatif
dan interaktif dikelas.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti melihat guru
telah mngimplementasikan keterampilan creative thinking dengan
mengajarkan cara membuat berbagai kreativitas seperti kolase dari biji
bijian, kaligrafi dan hasil akhirnya ditempelkan pada dinding dan benda
benda mengapung dan tidakmengapung sesuai dengan materi tematik
muatan ipa,dan terlihat siswa begitu imajinatif hal ini dilakukan dengan
tujuan akan melatih siswa untuk mengeksplor pengetahuan dan imajinasi
siswa. Sehingga mencapai indikator yakni mampu mengemukaka ide
secara konseptual dan dituang dalampraktikal.
Setelah melihat penjelasan dari keempat keterampilan tersebut
maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa guru kelas IV MI Nurul Hidayah
Kota Jambi telah mengimplementasikan keterampilan abad 21 dalam
pembalajaran tematik dan telah mencapai salah satu dari pada indikator
keterampilan masing masing.
Dari beberapa jurnal yang peneliti temukan, banyak yang mengkaji
satu persatu keterampilan abad 21 namun tidak ada yang membahas secara
komprehnsif keempat keterampilan abad 21 ini. Dengan demikian peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI
KETERAMPILAN ABAD 21DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
PADA KELAS IVDI MI NURUL HIDAYAH KOTA JAMBI yang
mana penelitian ini akan digunakan sebagai penelitian skripsi.

B. Fokus Permasalahan
1. Proses implementasikan keterampilan abad 21 dalam pembelajaran
tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
6

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi keterampilan abad 21


dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota
Jambi
3. Upaya mengatasi permasalahan implementasi keterampilan abad 21
dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota
Jambi

C. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan Berdasarkan latar belakang yang peneliti jabarkan
diatas, maka rumusan permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi keterampilan abad 21 dalam pembelajaran
tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi keterampilan
abad 21 dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di MI Nurul
Hidayah Kota Jambi?
3. Apa saja upaya dalam mengatasi permasalahan implementasi
keterampilan abad 21 dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di MI
Nurul Hidayah Kota Jambi?

D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan bagaimana implementasi keterampilan abad 21
dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota
Jambi
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
keterampilan abad 21 dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di MI
Nurul Hidayah Kota Jambi
3. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan
dalam implementasi keterampilan abad 21 dalam pembelajaran tematik
pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
7

E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
a) Diharapkan peneliti dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
para guru dan calon guru khususnya guru SD/MI dalam
mempersiapkan keterampilan abad 21
b) Memberikan kontribusi pemikiran kepada MI Nurul Hidayah Kota
Jambi dalam mengimplementasikan berbagai hal yang terkait
dengan proses keterampilan pembelajaran abad 21 kepada peserta
didik dan juga guru MI Nurul Hidayah Kota Jambi
c) Memberikan khazanah keilmuan dalam dunia pendidikan
d) Bagi guru kelas VI MI Nurul Hidayah Kota Jambi, menambah
wawasan dan pengetahuan dalam implementasi pembelajaran abad
21 pada proses pembelajaran tematik kelas VI.
e) Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan
secara langsung tentang implementasi pembelajaran abad 21 baik
dalam proses, kendala,dan juga upaya.
2. Secara Praktis
a) Bagi penulis digunakan sebagai penyelesaian tugas akhir.
b) Bagi penulis, sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Implementasi
Menurut Rimaru (dalam Rita Prima Bendriyanti dan Leni
Natalia Zulita, 2012), implementasi merupakan suatu proses mendapatkan
suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.
Dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau
kegiatan(Irawan & Simargolang, 2018)
2. Abad 21
Abad 21 disebut sebagai abad pengetahuan,pada abad 21 ini
ditandai dengan berkembangnya teknologi dan informasi yang cukup pesat
dalam segala aspek kehidupan,akibatnya pada abad ini mengalami
perubahan perubahan yang cukup sigifikan dalam berbagai bidang
kehidupan. Abad 21 ini memiliki tuntutan yang sangat tinggi untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas,tututan ini
menyebabkan perubahan dalam tata kehidupan manusia diabad 21,
sehingga manusia diabad 21 ini dituntut untuk memiliki keterampilan yang
berinovasi dan berkarakteristik. Menurut pendapat ahli revolusi industry
4.0 juga disebut sebagai revolusi industry yang akan mengubah pola dan
relasi antar manusia dan mesin. (Hanifa Mardhiyah et al., 2021)
Oleh karena itu untukmenghadapi berbagai tantangan dan
tuntutan pada abad global saat ini perlunya pembelajaran dan praktek di
abad 21 untuk mempersiapkan generasi abad 21 yang berkualitas.
3. Keterampilan Abad 21
a. Pengertian Keterampilan Abad 21
“Keterampilan abad ke-21 merupakan serangkaian kecakapan
yang harus dimiliki seseorang dalam menghadapi tantangan abad ke-
21, jenis-jenis kecakapan ini sangat beragam. Menurut Partnership
for21st Century Skills (P21) Keterampilan abad ke-21 bersifat lebih

61
9

internasional, multikultural, dan saling berhubungan. Teknologi dan


informasi telah mengubah cara kita belajar, sifat pekerjaan yang dapat
dilakukan, dan makna hubungan sosial. mengidentifikasi kecakapan
abad ke-21 menjadi beberapa aspek, yaitu life and career skills,
learning and innovation skills-4C, information, media, and technology
skills. Diantara ketiga aspek tersebut, aspek learning and innovation
skills 4C merupakan aspek yang penting dikuasai oleh peserta didik.
(Saputra, 2019)
Aspek ini meliputi Critical Thinking (Berfikir Kritis),
Communication (Komunikasi), Collaboration (Kolaborasi), Creative
Thinking (Berfikir Kreatif) dan kemudian dikenal dan disingkat
menjadi 4C. Keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang
harus dimiliki pada abad 21. (Achmad Ali Fikri, 2021)
4. Keterampilan Critical Thinking (Berfikir Kritis)
a. Keterampilan Critical Thinking (Berfikir Kritis)
Kata kritis berasal dari Bahasa Yunani, yaitu critikos dengan arti
yang membedakan. Kata kritis diturunkan dari Bahasa Yunani Kuno
krites yang artinya orang yang memberikan pendapat, beralasan
dengan analisis atau dengan pertimbangan atau dengan pengamatan.
Secara etimologi, berpikir kritis mengandung makna suatu kegiatan
mental yang dilakukan seseorang untuk dapat memberikan
pertimbangan dengan menggunakan ukuran atau dengan standar
tertentu. (Wong Lieung, 2019)
Krulik dan Rudnik mendefinisikan berpikir kritis adalah berpikir
yang menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari
situasi masalah. termasuk di dalam berpikir kritis adalah
mengelompokan, mengorganisasikan, mengingat, dan menganalisis
informasi. Berpikir kritis juga dapat didefinisikan sebagai pemikiran
yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untukmemutuskan apa
yang mesti dipercaya atau dilakukan . Namun dari sekian banyak
pendapat, para ahli sepakat bahwa berpikir kritis itu adalah sebuah
10

kebiasaan untuk bisa membuka diri untuk menganalisis, mensintesis,


dan mengevaluasi informasi untuk memecahkan sebuah permasalahan
(Mahanal, 2017)
Selain itu alasan pentingnya keterampilan berpikir kritis bagi
siswa Sekolah Dasar adalah untuk menghadapi dan menyikapi ledakan
informasi di era digital, membangun kualitas berpikir, sikap ketelitian
dan berpikir rasional di dalam diri siswa, mengembangkan
kemampuan siswa dalam berpikir logis, mengorganisasi masalah, dan
memecahkan berbagai jenis masalah. (Juliyantika & Batubara, 2022)
Berdasarkan kajian terhadap beberapa judul penelitian di
Indonesia, ditemukan fakta bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
sekolah dasar masih cukup rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan
banyaknya penelitian yang berupaya meningkatkan kemampuan
berpikir kritis pada siswa tingkat sekolah dasar.
Beberapa penelitian memberikan gambaran betapa pentingnya
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang terfokus
pada kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dalam penelitian tersebut
dijelaskan cara seseorang menghadapi dan mencari solusi terbaik bagi
segala persoalan yang ada. Keterampilan berpikir kritis harus mulai
ditanamkan sejak dini. Dalam hal ini, sekolah dasar menjadi titik awal
dalam penanaman sikap dan keterampilan berpikir kritis.(Wong
Lieung, 2019)
Dengan demikian pentingnya seseorang memiliki keterampilan
berpikir kritis menciptakan tuntutan baru bagi dunia pendidikan.
Lembaga pendidikan memiliki tugas untuk dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis sejak dini. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal perlu megupayakan berbagai cara dan pendekatan
dalam kegiatan pembelajaran untuk dapat mewujudkan harapan serta
tuntutan perubahan zaman.
11

b. Karakteristik Critical Thinking (Berfikir Kritis)


Terdapat 4karakteristik berpikir secara kritis yaitu(Lubis et al.,
2022):
1) Berpikir secara kritis diartikan sebagai sebuah proses dan bukan
hasil final, sehingga jalannya prosedur berpikir kritis melalui
posedur bertanya secara berkesinambungan berkenaan dengan
pendapat berdasrkan sebuah argumen, hingga orang tersebut dapat
memahami suatu konteks permasalahan.
2) Berpikir kritis merupakan suatu aktivitas produktif dan positif,
sehingga orang yang berpikir krtitis akan menemukan bermacam
kemungkinan serta pilihan lain, hingga mengantisipasi konsekuensi
dari tindakan yang dilakukannya.
3) Berpikir secara kritis mempunyai aspek emosional dan juga aspek
rasional.
4) Berpikir secara kritis didasarkan pada fleksibilitas, rasa ingin tahu,
keraguan, dan kejujuran.
c. Unsur Dasar Critical Thinking (Berfikir Kritis)
Keenam unsur dasar berpikir kritis ini dapat di padukan menjadi
satu kata yang dikenal dengan FRISCO dan dapat diuraikan sebagai
berikut (Wasahua, 2022):
1) Focus (fokus), adalah memusatkan perhatian pada informasi yang
menggambarkan suatu isu, pertanyan, atau masalah. ”Informasi apa
yang terdapat pada masalah?”, Apa yang ditanyakan?”, dan ”Apa
yang ingin dibuktikan?”. Fokus sangat tegantung pada bagaimana
orang tersebut menggunakan penalarannya dan menarik kesimpulan
dari suatu masalah. Tanpa dapat memusatkan perhatian pada
masalah atau pertanyaan, maka dipastikan orang tersebut tidak akan
dapat memecahkan masalah.
2) Reason (argumentasi atau alasan), adalah alasan-alasan atau
pertimbangan untuk menarik suatu kesimpulan. Dalam
menggunakan alasan/argumentasinya seorang siswa harus
12

menggunakan bukti-bukti yang mendukung terhadap penarikan


sebuah kesimpulan.
3) Inference (penyimpulan), dalam menarik sebuah kesimpulan maka
harus dilihat apakah alasan atau pertimbangan yang dikemukakan
tersebut dapat diterima atau tidak. Di dalam menarik kesimpulan
ada dua macam kesimpulan yang dipakai, yaitu kesimpulan sebagai.
proses (langkah) dan kesimpulan sebagai hasil (produk).
Kesimpulan sebagai langkah adalah mencari bukti-bukti yang
diajukan untuk memecahkan suatu masalah atau harus
menggunakan langkah-langkah lain yang berbeda. Kesimpulan
sebagai suatu hasil atau produk adalah apakah alasan atau
pertimbangan tersebut dapat diterima atau tidak.
4) Situation (menghubungkan masalah dengan situasi sehari-hari),
ketika pemikiran dipusatkan pada pengambilan keputusan, maka
hal-hal yang berhubungan dengan masalah terutama yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, akan memberikan arti
atau mempermudah seseorang untuk mengambil suatu keputusan.
5) Clarity (kejelasan), Kejelasan adalah menjelaskan hasil dari
penarikan kesimpulan. Menjelaskan ”Apa yang dimaksud”, ”Apa
yang ditanyakan”, ”Bagaimana caranya”, dan ”Dapatkah
menggunakan cara lain”.
6) Overview (mengecek kembali hasil), mengecek kembali yang
didapatkan. Pada langkah ini meminta siswa untuk memeriksa
kembali apakah yang sudah ditemukan, diputuskan,
dipertimbangkan, dijelaskan, dan kesimpulan yang diambil sudah
benar atau masih terdapat kesalahan didalamnya. Dari keenam
unsur dasar dalam berpikir kritis FRISCO yang telah dikemukakan,
sangatlah berkaitan erat dan saling mendukung antara unsur yang
satu dengan yang lainnya, sehingga satu sama lainnya tidak dapat
dipisahkan.
13

d. Faktor Faktor Critical Thinking (Berfikir Kritis)


Faktor yang mendukung kemampuan berpikir secara kritis siswa
yaitu adanya fasilitas sekolah yang memadai mulai dari lingkungan
hingga pemakaian media pembelajaran yang diberikan oleh guru,
dengan adanya media dan lingkungan sekolah yang mendukung akan
memudahkan siswa berpikir kritis gunasolusi dari permasalahan yang
sedang dipelajarinya. Selain itu faktor dalam diri siswa juga dapat
mendukung kemampuan berpikir kritisnya, hal ini dapat dilakukan guru
dengan memberi semangat kepada siswa agar siswa merasa tertarik
dengan pembelajaran yang dilakukannya. Kurikulum 2013 dapat
menjadi faktor pendukung lainnya bagi siswa guna memaksimalkan
kemampuan berpikir kritis, hal ini karena kurikulum 2013
menggunakan pendekatan ilmiah serta pembelajaran yang berpusat
pada siswa.(Juliyantika & Batubara, 2022)
e. Langkah langkah Mengembangkan Keterampilan Critical Thinking
(Berfikir Kritis)
Terdapat tujuh langkah untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa guna mendapatkan pemahaman yang tinggi
yaitu(Mahanal, 2017) :
1) Questions at issue, yaitu siswa dapat menjelaskan suatu
permasalahan dalam soal.
2) Purpose, siswa dapat mengungkapkan tujuan yang dicapai.
3) Information, siswa dapat mengetahui masalah yang diberikan.
4) Concepts, siswa dapat mengerti langkah yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan.
5) Assumtions, siswa dapat menemukan langkah apa yang dapat
dilakukan guna menyelesaikan suatu permasalahan.
6) Points of view, siswa dapat membuat langkah sistematika guna
menyelesaikan permasalahan.
14

7) Interpretation and inference, siswa dapat membuat simpulan hasil


berdasarkan langkah yang ditempuh guna menyelesaikan masalah
f. Indikator Keterampilan Critical Thinking (Berfikir Kritis)
Siswa dikatakan telah memiliki keterampilan Critical Thinking
(Berfikir Kritis) apabila telah mencapai indikator yang telah
ditetapkan,yakni;
Table 2.1 Indikator Keterampilan Critical Thinking (Berfikir Kritis)

No Indikator Keterampilan Critical Thinking (Berfikir


Kritis)
1 Mampu bertanya dan menjawab pertanyaan
2 Mampu mengidentifikasi perbedaan
3 Mampu memecahkan masalah
4 Mampu memberikan kesimpulan dari data yag tersedia baik
lisan maupun tulisan
5 Mampu mengevaluasi

5. Keterampilan Collaboration (Kolaborasi),


a. Keterampilan Kolaborasi (Collaboration)
Keterampilan kolaborasi adalah keterampilan bekerja sama antara
dua atau lebih siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan dnegan
berbagi tanggung jawab, akuntabilitas, terorganisir dan peran utnk
mencapai pemahaman bersama tentang masalah dan solusinya. Senada
dengan pendapat di atas (Tuti &Mawardi ) keterampilan kolaborasi
adalah proses belajar kelompok yang setiap aggotanya
menyumbangkan informasih, pengalaman, ide, sikap, pendapat,
kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya untuk secara bersama-
sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. (Nurwahidah
et al., 2021)
Kolaborasi adalah suatu proses bekerjasama, berkoordinasi, dan
mengandung unsur ketergantungan yang positif dalam suatu kelompok
15

yang mengarah pada tujuan bersama yang hendak dicapai. Sedangkan


pengertian keterampilan kolaborasi adalah suatu kemampuan dalam
melakukan tukar pikiran atau gagasan dan juga perasaan antarsiswa
pada tingkatan yang sama, selanjutnya (Keterampilan kolaborasi
wajib dimiliki siswa sebagai keterampilan hidup (life skill) karena
dapat membantu siswa mengembangkan pentingnya dimensi sosial dan
pribadi seorang siswa.(Fahmi et al., 2020)
Dapat disimpulkan beberapa pendapat yang dikemukan oleh para
ahli di atas, bahwa keterampilan kolaborasi adalah proses
pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk tim/kelompok untuk saling
bertukar pikiran, menyalurkan pendapat dan saling bekerja sama untuk
mencapai suatu hasil atau tujuan bersama yang diinginkan.
Dalam sejarah tercatat beberapa hasil kolaborasi sangat besar
pengaruhnya, misalnya negara Amerika Serikat, pernah menjadi
negara jajahan Inggris karena adanya perang saudara di negara
tersebut, namun dengan adanya kolaborasi dari tokoh-tokoh semacam
George Washington, Thomas Jefferson dkk yang bekerja secara
kolaborasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, maka lahirlah bangsa
Amerika pada 4 Juli 1776, dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia
tercatat ada jiwa besar, tenggang rasa dan toleransi yang tinggi dari
para tokoh muslim yang tergabung dalam PPKI, yang merubah dan
menghilangkan tujuh kata yang ada pada Sila Pertama Pancasila,
karena mereka menghargai pendapat tokohtokoh non muslim, bahwa
Indonesia bukan milik muslim semata tetapi menjadi milik bersama
seluruh bangsa tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan.
(Apriono, 2013)
b. Tiga Komponen Berkolaborasi
Seseorang dikatakan memiliki kemampuan berkolaborasi, bila
memenuhi tiga komponen kemampuan berkolaborasi (tiga dimensi
kolaborasi) yaitu (Putu Arnyana, 2007):
1) Menunjukkan kemampuan bekerja secara efektif dan menghargai
16

keberagaman anggota tim;


2) Menunjukan fleksibilitas dan kemauan untuk menerima pendapat
orang lain dalam mencapai tujuan bersama, dan
3) Mengemban tanggung jawab bersama dalam bekerja kolaboratif
dan menghargai kontribusi setiap anggota tim

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kolaboratif. (Suryani, 2016)


1) Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan
membagi tugas sendiri-sendiri.
2) Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis.
3) Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi,
mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan
jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah
yang ditemukan sendiri.
4) Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan
masalah, masingmasing siswa menulis laporan sendiri-sendiri
secara lengkap.
5) Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya
diupayakan agar semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk
melakukan presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya di
depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati,
membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi.
Kegitan ini dilakukan selama lebih kurang 20-30 menit.
6) Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan
elaborasi, inferensi, dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan
yang akan dikumpulan.
7) Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah
dikumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif.
8) Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada
pertemuan berikutnya, dan didiskusikan.
d. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Kolaborasi Siswa
17

Terdapat keterampilan yang mempengaruhi keberhasilan sebuah


usaha kolaboratif yang dilakukan oleh siswa, keterampilan tersebut
terbagi ke dalam empat tingkatan (Fahmi et al., 2020), yaitu;
1) Forming (membentuk), yaitu keterampilan paling dasar dan
dimiliki untuk menciptakan kelompok pembelajaran yang
kooperatif.
2) Functioning (memfungsikan), yaitu keterampilan siswa dalam
mengelola kegiatan kelompok atau menyelesaikan tugas dan
menjaga hubungan kerja antarsiswa agar efektif.
3) Formulating (merumuskan), yaitu keterampilan untuk membangun
konsep dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan
untuk memacu penggunaan cara atau strategi penalaran tingkat
tinggi, serta memaksimalkan penguasaan suatu materi yang
diajarkan dan.
4) Fermenting (mengembangkan), yaitu keterampilan menstimulasi
rekonseptualisasi materi yang sedang dipahami, konflik kognitif,
dan pencarian yang informasi lebih banyak serta
mengkomunikasikan kesimpulan dari seseorang.
e. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kolaborasi
Pembelajaran kolaborasi menekankan adanya prinsip-prinsip kerja.
Prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
kolaborasi tersebut adalah sebagai berikut (Husain, 2020):
1) Setiap anggota melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama dan saling ketergantungan
2) Individu-individu bertanggung jawab atas dasar belajar dan
perilaku masing-masing.
3) Keterampilan kooperatif dibelajarkan, dipraktekkan dan balikan
(feedback) diberikan berdasarkan bagaimana sebaiknya latihan
keterampilan tersebut diterapkan.
4) Kelas atau kelompok didorong ke arah terjadinya pelaksanaan
suatu aktivitas kerja kelompok yang kohesif.
18

f. Penerapan Pembelajaran Kolaboratif


Dalam menerapkan pembelajaran kolaboratif, menurut Driver dan
Leach, lingkungan kelas yang berperspektif konstruktivis antara lain
sebagai berikut (Husain, 2020):
1) Siswa tidak dipandang secara pasif, tetapi aktif untuk belajar
mereka sendiri.
2) Belajar mengutamakan proses aktif siswa mengkonstruksi makna
3) Pengetahuan tidak bersifat out there, tetapi terkonstruk secara
personal dan secara social.
4) Guru juga membawa konsepsi mereka ke dalam situasi belajar,
tidak hanya dalam hal pengetahuan mereka, tetapi juga pandangan
mereka terhadap belajar dan mengajar yang dapat memengaruhi
cara mereka berinteraksi dengan siswa di dalam kelas.
5) Pengajaran bukan mentransmisi pengetahuan tetapi mencakup
organisasi situasi di dalam kelas dan desain tugas yang
memudahkan siswa menemukan makna.
6) Kurikulum bukan sesuatu yang perlu dipelajari tetapi program-
program tugas belajar, bahan-bahan, sumber-sumber lain, dan
wacana dari mana siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka.
Demikianlah dalam pembelajaran kolaboratif diciptakan
lingkungan sosial yang kondusif untuk terlaksananya interaksi yang
memadukan segenap kemauan dan kemampuan belajar siswa.
Lingkungan yang dibentuk berupa kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari empat atau lima siswa pada setiap kelas dengan anggota
kelompok yang sedapat mungkin tidak bersifat homogen.
Artinya,anggota suatu kelompok diupayakan terdiri dari siswa laki-laki
dan perempuan, siswa yang relatif aktif dan yang kurang aktif, siswa
yang relatif pintar dan yang kurang pintar.
g. Manfaat Keterampilan Kolaborasi(Apriono, 2013)
1) Prestasi belajar lebih tinggi,
2) Pemahaman lebih mendalam,
19

3) Mengembangkan keterampilan kepemimpinan,


4) Meningkatkan sikap positif,
5) Meningkatkan harga diri,
6) Belajar secara inklusif,
7) Merasa saling memiliki, dan
8) Mengembangkan keterampilan masa depan.

h. Indikator Keterampilan Colaboration(Kolaborasi)


Siswa dikatakan telah memiliki keterampilan Colaboration
(kolaborasi) apabila telah mencapai indikator yang telah
ditetapkan,yakni;
Table 2.2Indikator KeterampilanColaboration (Kolaborasi)

No Indikator

1 Peserta didik dapat bekerja sama


2 Toleransi
3 Mengerjakan tugas tepat waktu
4 Bertanggung jawab
5 Mengahargai pendapat
(Fahmi et al., 2020)

6. Keterampilan Creative Thinking (Berfikir Kreatif)


a. Keterampilan Berfikir Kreatif(Creative Thinking)
Berfikir kreatif merupakan sebuah proses yang melibatkan unsur-
unsur orisinalitas, kelancaran, fleksibelitas, dan elaborasi. Hal tersebut
menunjukan bahwa berfikir kreatif dapat mengembangkan daya pikir
yang mencangkup wawasan dengan unsur unsur yang luas. Berfikir
kreatif dapat menghasilkan pemikiran yang bermutu. Sesuai dengan
pendapat Sani yang menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan
20

kemampuan mengembangkan ide yang tidak biasa, berkualitas, dan


sesuai tugas. Hal ini merupakan pengembangan diri terhadap ideide
baru yang memiliki mutu yang baik.(Febrianti et al., 2016)
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan dapat disimpulkan ,
bahwa berfikir kreatif adalah sebuah proses yang mengembangkan ide-
ide yang tidak biasa dan menghasilkan pemikiran yang baru yang
memiliki ruang lingkup yang luas.
Namun tidak disangka proses pembelajaran selama ini cenderung
dikonsentrasikan untuk melatih keterampilan berpikir kritis semata.
Kesistematisan berpikir menggunakan bukti dan kelogisan dalam
menalar informasi menjadi andalan pendidik saat mengemas proses
pembelajarannya. Porsi belajar yang mengendepankan keterampilan
berpikir kreatif pun pastinya menipis. Acap kali sebagian pendidik
melihat keberagaman jawaban atau solusi yang ditawarkan peserta
didik sebagai sebuah kekeliruan berpikir. Akhirnya, interpretasi
pendidik terhadap hasil belajar pun menjadi dangkal dan terbatas.
Padahal, berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan
untuk mendatangkan gagasan-gagasan baru.(Blegur & Tlonaen, 2017)
b. Karakteristik Berfikir Kreatif(Creative Thinking)
Dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu (Sari et al., 2020):
a) Ketegori pengetahuan, berkaitan dengan potensi bernalar yang
menyebar,
b) Kategori sikap,berkaitan dengan perilaku serta perasaan seseorang.
c. Faktor Pendorong Berfikir Kreatif(Creative Thinking) yaitu
(Febrianti et al., 2016):
1) Kepekaan dalam melihat lingkungan : peserta didik sadar bahwa
berada di tempat yang nyata.
2) Kebebasan dalam melihat lingkungan : mampu melihat masalah
dari segala arah.
3) Komitmen kuat untuk maju dan berhasil : hasrat ingin tahu besar.
4) Optimis dan berani mengambil risiko : suka tugas yang menantang.
21

5) Ketekunan untuk berlatih : wawasan yang luas.


6) Lingkungan kondusif, tidak kaku, dan otoriter.
Hal diatas menunjukan bahwa faktor pendorong berfikir
kreatif merupakan tindakan dalam meningkatkan berpikir kreatif
peserta didik dengan ide yang luas.
d. Manfaat Keterampilan Berfikir Kreatif(Creative Thinking)
Bagi seorang anak didik Pentingnya mengoptimalkan potensi
kreatif sejak usia sekolah dasar dengan begitu anak mampu bersaing di
abad 21 dan dengan ini banyak sekali terdapat manfaat, antara
lain(Sari et al., 2020):
1) Mengembangkan imajinasinya, dengan hal tersebut membuat ia
bisa mengoptimalkan potensi dirinya sendiri hal demikian sifatnya
penting karena merupakan hal pokok dari suatu individu,
2) Diartikan sebagai potensi dirinya dalam mencari metodemetode
baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ditemuinya,
3) Menyibukkan anak dengan suatu hal yang inovatif sangat berguna
bahkan membuat ia merasa bahagia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari nilai-nilai kreatif
seseorang, akan dapat melahirkan gagasan-gasasan, temuan,
ciptaan atau teknologi modern yang nantinya membantu manusia
dalam menjalankan aktivitasnya.
e. Langkah langkah Berfikir Kreatif(Creative Thinking)
Menurut Wallas (Handoko, 2017) langkah-langkah proses berpikir
kreatif meliputi empat tahap, yaitu;
1) Tahap Persiapan, yaitu proses tahapan seseorang mempersiapkan
diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari
jawaban, bertanya kepada orang lain dan sebagainya.
2) Tahap Inkubasi, yaitu kegiatan mencari dan menghimpun
data/informasi tidak dilanjutkan. Pada tahap ini, individu seakan-
akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut dalam
arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi
22

menyimpannya dalam alam pra-sadar. Tahap inkubasi enting


artinya penting artinya dalam proses timbulnya inspirasi yang
merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi baru yang
berasal dari daerah pra-sadar atau timbul dalam keadaan
ketidaksadaran penuh.
3) Tahap Iluminasi, adalah tahap timbulnya “insight” atau “aha-
erlebnis”. Saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta
proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti
munculnya inspirasi atau gagasan baru.
4) Tahap Verifikasi, atau disebut juga tahap evaluasi adalah tahap
dimana ide atau kreasi baru ter sebut harus diuji terhadap realitas.
Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan kata
lain, proses divergen (pemikiran kreatif) haru diikuti oleh proses
konvergensi (pemikiran kritis)
f. Indikator Keterampilan Berfikir Kreatif(Creative Thinking)
Siswa dikatakan telah memiliki keterampilan berfikir Kreatif
(Creative Thinking) apabila telah mencapai indikator yang telah
ditetapkan,yakni;
Tabel 2.3 Indikator Keterampilan Creative Thinking (Berfikir
Kreatif)

No Indikator
1 Memahami makna kreativitas
2 Memahami kegunaan inovasi
3 Mengemukakan ide secara konseptual dan dituang dalam
praktikal
(Yuliani, 2017)

7. Keterampilan Communication (Komunikasi)


a. Keterampilan Communication (Komunikasi)
Berdasarkan Permendikbud No 81a Tahun 2013 mengenai
keterampilan komunikasi menyatakan bahwa “Kegiatan komunikasi
dalam kegiatan pembelajaran adalah kegiatan untuk menyampaikan
23

hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,


tertulis atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan yaitu
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat, jelas dan mengembangkan
kemampuan bahasa yang baik dan benar.”Diharapkan proses
pembelajaran dapat membantu mengembangkan keterampilan
komunikasi peserta didik.(Putri et al., 2020)
Selain itu menurut (Naza, 2021) komunikasi dapat diartikan
komponen komponennya saling terkait, dan bahwa komunikatornya
beraksi dan beraksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan.
Komunikasi yang dilakukan manusia itu menggunakan alat
penghubung berupa lambang-lambang dalam bentuk bahasa lisan,
tulisan, bahasa tubuh dan lain-lainnya, sehingga pesan mudah
dimengerti dan dipahami oleh penerima pesan. Komunikasi dapat
dimaknai sebagai proses seseorang maupun kelompok orang
menciptakan serta menggunakan sejumlah informasi agar
salingterhubung dengan lingkungan sekitar
Namun faktanya banyak penelitian yang menyebutkan bahwa
sebagian siswa berkomunikasi merupakan hal yang tidak sulit, tetapi
beda halnya jika siswa dituntut untuk berbicara di depan kelas. Mereka
tidak akan kesulitan jika mereka berkomunikasi dengan teman mereka
sendiri dalam bahasa sehari-hari. Tetapi mereka akan kesulitan jika
diharuskan berbicara didepan kelas, didepan teman yang banyak dan
didepan guru mereka. Terutama dalam hal menyampaikan pendapat,
argumentasi, usulan maupun menjawab pertanyaan dari guru.
Kebanyakan dari siswa takut dan sulit untuk mengungkapkan
pendapatnya ketika pembelajaran sedang berlangsung. Siswa takut dan
kurang percaya diri dalam menyampaikan argumentasi. (Fitriah et al.,
2020).
Oleh karena itu Pentingnya keterampilan berkomunikasi juga
diperlukan untuk mencapai hasil belajar khususnya diabad 21 ini
24

Keterampilan berkomunikasi sangat dibutuhkan untuk tujuan mencapai


keberhasilan dalam belajar pembelajaran para peserta didik.
Bersamaan dengan keterampilan berkomunikasi, peserta didik akan
lebih mudah mengkomunikasikan berbagai hal yang dapat menyangkut
materi pembelajaran, baik berkomunikasi secara lisan maupun tulisan
yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Keterampilan
berkomunikasi menjadi aspek vital dalam menjalani kehidupan.
(Ningrum & Putri, 2021)
b. Komponen Keterampilan Komunikasi
Komunikasi melingkupi lima komponen yang terlibat dan harus
agar proses komunikasi berjalan dengan baik Adapun kelima
komponen tersebut yaitu (Pratiwi et al., 2022):
1) Komunikator, adalah yang menyampaian pesan kepada orang lain
2) Komunikan, adalah yang menerima pesan dari orang lain.
3) Pesan, adalah sesuatu yang disampaikan dapat berupa
informasi,perasaan, instruksi, dan lain-lain.
4) Media, adalah bentuk atau cara pesan itu disampaikan, media dapat
berupa lisan, tertulis, film, dan bentuk lainnya.
5) Efek, perubahan yang terjadi pada komunikan sesuai dengan .
c. Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang Efektif Komunikasi yang efektif mendukung
untuk kelancaran pencapaian tujuan komunikasi, ada beberapa tata
cara berkomunikasi yang efektif yaitu(Marfuah, 2017):
1) Melihat lawan bicara Pembicaran menatap bola mata ataupun
kening lawan bicaranya, sehingga tidak terjadinya
ketersinggungan, tidak menghadapkan tatapan ke arah kanan atau
kiri, dan menatap dengan pandangan yang tidak marah atau sinis.
2) Suaranya terdengar jelas Percakapan harus memperhatikan keras
atau tidak suara, tidak hanya terdengar samar-samar, sehingga akan
menimbulkan ketidakjelasan inti dari percakapan.
3) Ekspresi wajah yang menyenangkan Ekspresi wajah merupakan
25

gambaran dari hati seseorang, sehingga tidak menampilkan


ekspresi yang tidak enak.
4) Tata bahasa yang baik Penggunaan bahasa sesuai dengan lawan
bicaranya, misalnya saja saat berbicara dengan anak balita, maka
gunakan bahasa sederhana.
5) Pembicaraan mudah dimengerti, singkat dan jelas Pemilihan tata
bahasa yang baik dan kata-kata yang mudah dimengerti, sehingga
tidak menimbulkan kebingungan lawan bicara.
Berdasarkan uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan
kriteria orang yang berkomunikasi secara efektif, yaitu melihat
lawan bicara, suaranya terdengar jelas, ekspresi wajah yang
menyenangkan, tata bahasa yang baik, serta pembicaraan mudah
dimengerti, singkat dan jelas.

d. Tahapan Pengembangan Keterampilan Kumunikasi


Guru dalam mengembangkan keterampilan komunikasi siswa
tersebut dengan menggunakan beberapa cara, yaitu (Budiono &
Abdurrohim, 2020):
1) Guru merancang pembelajaran berupa pemilihan metode,
pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan interaksi baik antar guru dan siswa maupun siswa
dengan siswa dengan cara membuat kelompok-kelompok kecil
dalam mengerjakan persoalan. Dalam hal ini guru menerapkan
model pembelajaran berbasis proyek guna mendukung siswa untuk
mengembangkan keterampilan komunikasinya;
2) Guru memberikan contoh secara langsung bagaimana
menyampaikan informasi dengan baik, terlihat dari bahasa yang
digunakan oleh guru dalam berkomunikasi dengan siswa guru
menggunakan bahasa yang jelas dan mudah di pahami oleh siswa;
3) Guru banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
bertanya dan menyampaikan pendapat, cara tersebut dilakukan
26

oleh guru agar siswa terbiasa untuk berbicara dan berani


menyampaikan pendapat. Hal tersebut dilakukan oleh guru kepada
semua siswa tidak hanya beberapa siswa saja, sehingga semua
siswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi mereka;
4) Guru memberikan perhatian lebih kepada siswa yang cenderung
pasif dalam proses pembelajaran, guru terlihat seringkali
memberikan motivasi kepada siswa yang cenderung pasif tersebut
dan banyak memberikan kesempatan kepada siswa tersebut untuk
berani berbicara dan menyampaikan pendapat;
5) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berani bertanya
dan menyampaikan pendapat, terlepas dari apa yang disampaikan
sudah tepat atau tidak guru tetap memberikan apresiasi dan
mengajak temanteman siswa yang lain untuk memberikan tepuk
tangan. Hal tersebut dilakukan oleh guru agar siswa
semakinpercaya diri untuk berani berkomunikasi sehingga dengan
proses bimbingan dan arahan yang terus dilakukan guru,
keterampilan komunikasi siswa dapat berkembang lebih optimal.
e. Manfaat Keterampilan Berkomunikasi
Manfaat Keterampilan Berkomunikasi Siswa Keterampilan
berkomunikasi siswa yang tinggi mempunyai beberapa manfaat yaitu
(Marfuah, 2017):
1) Mempermudah siswa untuk berdiskusi Siswa dalam berdiskusi
melakukan berbagai tindakan, seperti bertanya, menjawab,
berkomentar, mendengar penjelasan, dan menyanggah.
2) Mempermudah untuk mencari informasi Seorang individu yang
mempunyai motif untuk mengetahui sesuatu yang baru, maka
mereka akan segera mencari informasi tersebut.
3) Mempercepat mengevaluasi data Keterampilan berkomunikasi
mendukung siswa untuk dapat mengevaluasi data yang ada. Data
tersebut, misalnya berbagai pendapat yang muncul dalam diskusi
27

kemudian siswa menyimpulkannya.


4) Melancarkan membuat hasil kerja atau laporan Keterampilan
berkomunikasi akan mendukung hasil belajar siswa. Guru dapat
menilai dari hasil laporan siswa saat diskusi.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan manfaat
keterampilan berkomunikasi, yaitu mempermudah siswa untuk
berdiskusi, mempermudah untuk mencari informasi, mempercepat
mengevaluasi data, dan memperlancar membuat hasil kerja atau
laporan
f. Indikator Keterampilan Komunikasi (Communication )
Keterampilan dalam berkomunikasi memiliki indikator pencapaian
dalam proses pembelajaran, yaitu

Table 2.4 Indikator Keterampilan Communication (Komunikasi)

No Indikator
1 Berkomunikasi dengan baik
2 Dapat berinteraksi
3 Percaya diri dalam menyampaikan gagasan secara lisan
maupun tulisan
(Pratiwi et al., 2022)

8. Karakteristik Guru Pada Abad 21


a. Minat baca guru harus tinggi.
b. Guru harus memiliki kemampuan menulis karya ilmiah.
c. Guru mampu bertransformasi secara kultural. Pandangan “teacher
centered” pada kultur pembelajaran sebelumnya harus dapat
bertransformasi ke arah “student centerd”. Jadikan siswa sebagai
subyek belajar yang dapat berkembang dan mengkonstruksi
pengetahuannya secara maksimal. (Putu Arnyana, 2007)
Sedangkan Karakteristik pembelajaran abad 21 dalam berbagai
konteks yakni : 1) Pemecahan Masalah. Memecahkan berbagai jenis
masalah yang tidak biasa dengan cara konvensional dan inovatif,. 2)
28

Komunikasi dan Kolaborasi. Mengartikulasikan pemikiran dan


gagasan secara efektif menggunakan keterampilan komunikasi lisan,
tertulis, dan nonverbal dalam berbagai bentuk dan konteks, 3)
Keterampilan Informasi,. Untuk bersaing dan bertahan pada masa
sekarang ini, maka setiap orang harus memiliki kemampuan atau
keterampilan berpikir fungsional dan kritis yang terkait dengan
informasi, media, dan teknologi. 4). Menggunakan dan Mengelola
Informasi. 5). Analisis Media. Membuat Produk Media. Memahami
dan memanfaatkan alat. (Rosnaeni, 2021)
9. Keterampilan Abad 21 yang harus dimiliki Guru (Rizal et al., 2018)
a. Life and career skills (kecakapan hidup dan berkarir) yaitu
keterampilan yang lebih mengutamakan pada karir dan kehidupan
sosial. Salah satu contohnya guru mampu menyesuaikan diri dengan
siswa dalam proses belajar mengajar dan guru dapat membina
hubungan yang baik dengan guru, pegawai dan kepala sekolah. .
b. Learning and innovation skills (keterampilan belajar dan berinovasi)
yaitu keterampilan yang berkaitan dengan inovasi yang kreatif dan
mau belajar secara terus menerus. Salah satu contohnya guru mampu
memunculkan ide-ide baru kepada siswa dan dapat menciptakan
suasana kelas yang aktif.
c. Information media and technology skills (keterampilan teknologi dan
media informasi) yaitu orang yang mampu menguasai berbagai macam
teknologi dan menguasai teknologi komunikasi dan informasi. Salah
satu contohnya guru mengikuti berbagai pembelajaran online untuk
menambah wawasan dan dapat memberi contoh materi dengan
menampilkan video menarik yang berkaitan dengan pelajaran.
29

B. Studi Relevan
Penelitian ini didasarkan pada hasil yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain;
No Nama Judul Penelitian/ Jenis Perbedaan Persamaa
Peneliti Penelitian n
1 Indah Penerapan metode inkuiri a. Lokasi Informan
Saputri terbimbing yang dapat penelitian merupaka
meningkatkan berbeda n warga
b. Mata
kemampuan berfikir kritis sekolah
pelajaran
siswa kelas V pada mata berbeda dasar
pelajaran IPA materi sifat c. Hanya
sifat cahaya di SDN membahas
Punukan,tahunajaran satu
2013/2014, keterampila
n abad 21
d. Jenis
penelitian
penelitian
tindakan
kelas
2 Dhesta Peningkatan keterampilan a. Lokasi Informan
Yolandi kolaborasi dan hasil penelitian merupaka
belajar hasil debit untuk berbeda n warga
b. Mata
siswa kelas V SDN sekolah
pelajaran
kentungan denga model berbeda dasar
pembelajaran STND c. Hanya
membahas
satu jenis
keterampila penelitian
n abad 21 penelitian
tindakan
kelas
3 Laelatul Implementasi a. Lokasi Informan
Badriya keterampilan komunikasi penelitian merupaka
h pada pembelajaran bidang berbeda n warga
b. Mata
bahasa Indonesia kelas 3 sekolah
pelajaran
SDN karang tengah berbeda dasar
simpang cilacap c. Hanya
30

membahas
satu
keterampila
n abad 21
d. Jenis
penelitian
kualitatif
( obsevasi-
wawancarad
okumentasi
)
4 Wahyu Upaya Meningkatkan a. Lokasi Informan
Intan Kemampuan berfikir penelitian merupaka
Pratiwi kreatif siswa pada berbed n warga
b. Mata
pelajaran IPS sekolah
pelajaran
menggunakan outdoor berbeda dasar
study kelas 3 SDN 2 c. Hanya
Tanjung Gunung tahun membahas
pelajaran 2018/2019 satu
keterampila
n abad 21
d. Jenis
penelitian
penelitian
tindakan
kelas
Dari beberapa penelitian terdahulu belum ada yang membahas
secara komprehensif, oleh karena itu penulis ingin mengangkat dari ke 4
poin keterampilan abad 21.
31
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
jenis penelitian studi kasus dan bersifat deskriptif. Menurut Denzin
penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang mana prosedur
penelitiannya menghasilkan data deskriptif yang berupa kata kata tertulis
ataupun lisan dari perilaku orang orang yang diamati. Sedangkan jenis
penelitian studi kasus adalah suatu bentuk penelitian yang memiliki sifat
kekhususan,dapat dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan sasaran
perorangan maupun kelompok bahkan masyarakat luas. Sedangkan stake
menambahkan bahwa penekanan studi kasus adalah memaksimalkan
pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan
generalisasi,kasusnya dapat bersifat komplek maupun sederhana dan
waktu untuk mempelajari dapat pendek atau panjang.
B. Setting dan Subyek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di MI Nurul Hidayah Kota Jambi,
sekolah ini dipilih karena merupakan salah satu madrasah yang
menghasilkan peserta didik berprestasi dan peserta didik lulusan
terbaik dan tentunya telah mengimplementasikan keterampilan
abad 21. Mengetahui fakta tersebut peneliti menyimpulkan jika
madrasah ini menjadi tempat ideal untuk melakukan penelitian
guna mengetahui lebih dalam bagaimana proses implementasi
keterampilan abad 21 dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di
MI Nurul Hidayah Kota Jambi
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek
Subjek merupakan suatu bahasan yang sering dilihat pada

61
33

suatu penelitian. Manusia, benda, ataupun lembaga( organisasi )


yang sifatnya keadaannya akan diteliti adalah sesuatu yang didalam
dirinya melekat atau terkandung obyek penelitian. Dalam
penelitian kualitatif subjek penelitian sering juga disebut dengan
istilah informan. Informan adalah orang yang dipercaya menjadi
narasumber atau sumber informasi oleh peneliti yang akan
memberikan informasi secara akurat untuk melengkapi data
penelitian. Hal tersebut juga dipaparkan oleh sugiyono didalam
bukunya Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
bahwa informan adalah sebutan bagi sampel dari penelitian
kualitatif. Sampel dari kualitatif bukan dinamakan responden tetapi
sebagai narasumber atau partisipan,informan, teman dan guru
dalam penelitian. Oleh karena itu informan yang peneliti jadikan
sebagai narasumber yakni kepala sekolah, wali kelas sekaligus
guru tematik, siswa.
b. Objek
Dalam kamus besar bahasa indonesi, objek adalah hal,
perkara,atau orang yang menjadi focus dari sebuah penelitian. Jika
kita bicara tentang objek penelitin, objek inilah yang akan dikupas
dan dianalisis oleh peneliti berdasarkan teori teori yang sesuai
dengan obyek penelitian. Objek yang dijadikan sumber dalam
penelitian ini adalah keterampilan abad 21 dalam pembelajaran
tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
3. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up
to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi,
34

wawancara dengan menggunakan instrument yang telah disiapkan ,


dan dokumentasi.(Mukhatar, 2010)
Dalam penelitian ini sumber informasinya adalah Kepala
sekolah, Guru wali kelas IV dan siswa kelas IV.Peneliti
mengumpulkan semua data yang kemudian disajikan dalam skripsi
ini sebagai hasil usaha gabungan dari apa yang dilihat dan apa
yang didengar yang kemudian dicatat secara rinci oleh peneliti
tanpa ada sesuatu yang ditinggalkan sedikit pun juga agar data data
yang ada menjadi valid. Data yang dimaksud meliputi keterangan
tentang
a) Bagaimana implementasi keterampilan abad 21 dalam
pembelajaran tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota
Jambi
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi keterampilan
abad 21 dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di MI Nurul
Hidayah Kota Jambi
c) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam
mengimplementasikan keterampilan abad 21 dalam
pembelajaran tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota
Jambi
1. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak diperoleh
secara langsung oleh peneliti, data biasanya berupa data dokumentasi
dan arsip-arsip resmi Sumber data sekuder yaitu data yang langsung
dikumpulkan oleh peneliti dari MI Nurul Hidayah Kota Jambi sebagai
penunjang dari sumber pertama. dengan bentuk data yang
tersusun.seperti gambaran umum sekolah tersebut. (Arfani &
Sugiyono, 2014)
a. Histori dan Geografis
b. Struktur Organisasi
c. Kedaan Guru dan Siswa
35

d. Keadaan Sarana dan Prasarana


C. Teknik Pengumpulan Data
Yang termasuk teknik dan instrumen pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah penelitian yang dilakukan pengamatan secara
langsung terhadap obyek yang sedang diteliti. Dengan menggunakan
alat indera ( terutama mata ) atas kejadian yang berlangsung dan dapat
ditangkap pada waktu kejadian berlangsung. menurut (Mukhatar,
2010) Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk mengetahui
bagaimana implementasi keterampilan abad 21 dalam pembelajaran
tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi, Faktor yang
mempengaruhi bagaimana implementasi keterampilan abad 21 dalam
pembelajaran tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi,
serta upaya dalam mengatasi permasalahan dalam implementasi
keterampilan abad 21 dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di MI
Nurul Hidayah Kota Jambi
2. Wawancara
Wawancara merupakan data yang sering digunakan didalam
penelitian kualitatif. Wawancara dapat digunakan apabila peneliti
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan peneliti berkeinginan
untuk mengetahui hal hal yang berhubungan dengan informasi lebih
mendalam.. Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat
memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.
Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu
didalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. (Moh.Mukhlis,
2012)
Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data
dan informasi secara detail dengan melalui dialog.
3. Dokumentasi
36

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.


Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.(Mukhatar, 2010)
Dokumentasi dalam penelitian ini, berhubungan dengan proses dan
gambaran umum MI Nurul Hidayah Kota Jambi. Dengan
menggunakan wujud dokumen sebagai bahan kajian dapat berupa
foto, gambar, surat yang keseluruhannya tersimpan di lembaga, dan
perseorangan.
D. Teknik Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analis spradley,yaitu model analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh James
Spradley pada tahun1980, Spradley menyebutkan ada 4 tahapan dalam analisis
data kualitatif, yaitu domain, taksonomi, komponensial, dan tema kultural.
(Moleong, 2009)
1. AnalisisDomain
Analisis Domain dalam penjelasan (Sugiyono, 2009) dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial
yang diteliti atau obyek penelitian. Data diperoleh dari grand tour dan
minitour questions. Hasilnya adalah gambaran umum tentang obyek yang
diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini
informasi yang diperoleh belum mendalam, masih di permukaan, namun
sudah menemukan domain-domain atau kategori dari situasi sosial yang
diteliti
Di sini, dalam permulaan penelitian, peneliti mengumpulkan data apa
saja yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran umum dari implementasi
Keterampilan abad 21 dalam pembelajaran tematik pada kelas IV di MI
Nurul Hidayah Kota Jambi.
Kemungkinan data yang bisa digunakan dalam penelitian dikumpulkan
satu per satu. Kemudian data yang berhasil dipisah- pisahkan berdasarkan
kebutuhan peneliti dan dilakukan pengamatan terhadap data tersebut,
sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan awal. Setelah didapatkan
gambaran secara umum, peneliti mulai menyusun pedoman wawancara yang
berisi pertanyaan yang masih bersifat umum, guna mendapatkan konfirmasi
37

dari kesimpulan awal. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti


mencoba melewati beberapa prosedur untuk mendapatkan izin dan
mengobservasi. (Sugiyono, 2009)
2. AnalisisTaksonomi
Analisis Taksonomi adalah kelanjutan dari Analisis Domain. Domain-
domain yang dipilih oleh peneliti, perlu diperdalam lagi melalui
pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan data dilakukan secara terus
menerus melalui pengamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi
sehingga data yang terkumpul menjadi banyak. Dengan demikian domain-
domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat diurai
secara lebih rinci dan mendalam.(Sugiyono, 2009)
Di sini, peneliti mulai melakukan pengamatan lebih mendalam terhadap
data yang telah disusun berdasarkan kategori. Pengamatan lebih terfokus
kepada masing-masing kategori, sehingga mendapatkan gambaran lebih
terperinci dari data masing-masing data yang telah terkumpul. Apabila data
yangterkumpul dianggap kurang, peneliti akan melakukan pengumpulan data
kembali dengan kriteria data yang lebih spesifik. selanjutnya peneliti
melanjutkan pembuatan pedoman wawancara dengan menambahkan
beberapa pertanyaan yang mampu mengkonfirmasi temuan peneliti dalam
analisistaksnomi.
3. Analisis Komponensial
Analisis Komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan adalah
perbedaan dalam domain atau kesenjangan yang kontras dalam
domain. Data ini dicari melalui observasi, wawancara lanjutan, atau
dokumentasi terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat
triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada
setiap elemen akan dapat ditemukan. Setelah ditemukan kesamaan ciri
atau kesamaan pola dari data dari analisis taksonomi, selanjutnya
peneliti melakukan pengamatan yang lebih dalam untuk
mengungkapkan gambaran atau pola-pola tertentu dalam data.
(Sugiyono, 2009)
Dalam hal ini, peneliti melakukannya dengan mereka-reka data
dengan rasio-rasio yang digunakan dan hal-hal lain. Setelah ditemukan
38

gambaran tertentu, atau pola-pola tertentu dari data, selanjutnya


peneliti melanjutkan pembuatan pedoman wawancara dengan
menambahkan beberapa pertanyaan yang mampu
mengkonfirmasitemuan peneliti dalam analisis komponensial.
4. Analisis Tema Kultural
Analisis Tema Kultural, menurut Faisal (1990) dalam (Sugiyono,
2009) merupakan upaya mencari “benang merah” yang
mengintegrasikan lintas domain yang ada. Dengan ditemukan benang
merah dari hasil analisis domain, taksonomi, dan komponensial
tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu “konstruksi
bangunan” situasi sosial/obyek penelitian yang sebelumnya masih
gelap atau remang-remang, dan setelah dilakukan penelitian, maka
menjadi lebih terang dan jelas. Gambaran atau pola-pola tertentu yang
ditenukan dalam data, kemudian oleh peneliti dihubung-hubungkan,
dan direka-reka sehingga bisa terlihat gambaran secara utuh dan
menyeluruh dari data yang telah terkumpul.
Selanjutnya peneliti melanjutkan pembuatan pedoman wawancara,
dengan menambahkan beberapa pertanyaan untuk mengkonfirmasi
temuan dari peneliti, peneliti melakukan kembali analisis data dengan
urutan yang sama dengan metode wawancara untuk mendapatkan
konfirmasi dari temuan peneliti. Setelah analisis yang sama dilakukan
pada data hasil wawancara, kemudian peneliti melakukan analisis tema
kultural antara hasil analisa data hitungan dengan analisa data
wawancara. Bisa saja terjadi, saat analisa tema kultural antara hasil
analisa hitungan wawancara, ditemukan “benang merah” yang berbeda
dengan kesimpulan awal dari peneliti. (Sugiyono, 2009)
Sehingga ketika analisis ini sudah selesaikan, peneliti sudah
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yangada.
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik
39

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lahir diluar


data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap
data itu. Penelitian ini penulis menggunakan triangulasi dengan sumber
yakni membandingkan dan menggecek balik drajat kepercayaan atau
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan. (Moleong, 2009)
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasilwawancara.
1. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakanya secara pribadi.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakanya sepanjang waktu.
3. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya, danpemerintah.
4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka
dimaksud untuk menggecek kebenaran dan keabsaan data-data yang di
peroleh di lapangan tentang implementasi keterampilan abad 21 dalam
pembelajaran tematik pada kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
dari sumber hasil observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi,
sehingga dapat dipertanggung jawab seluruh data yang diperoleh di
lapangan dalam penelitian tersebut. (Moleong, 2009)
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota
Jambi
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Hidayah Jambi berdiri sejak tahun
1987. Saat itu berbentuk Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah
(MDTA), beroperasional pada sore hari dari pukul 14:30 sampai pukul
17:00 WIB. Berdasarkan Piagam Pendirian Madrasah Swasta yang
dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi
Jambi Nomor We/6/Kpts/PP.03.2/87/1992 tanggal 19 desember 1992,
terbitlah nomor statistic madarasah 112157102027.MDTA lalu
berubah bentuk menjadi MI, dan masih tetap beroperasional pada sore
hari seperti sebelumnya.
Pada tahun 2005, MI Nurul Hidayah Jambi mulai beroperasional
pada pagi hari, terdiri dari 1 kelas dengan jumlah Siswa-siswi
sebanyak 32 Orang, tanpa menerapkan shift atau pembagian
kedatangan Siswa-siswi. Adapun pada sore harinya, dibentuklah
kembali MDTA. Pada tahun 2010. Berdasarkan Keputusan Kepala
Kantor Kementerian Agama Kota Jambi Nomor :
Kd.05/10/6.a/PP.00/241/2010 tanggal 4 maret 2010, diterbitkan Nomor
Statistik Madrasah (NSM yang baru 111215710001)
Keberadaan lembaga pendidikan yang dikelola oleh Yayasan
Pendidikan Nurul Hidayah Jambi ini, mendapat sambutan yang positif
dari masyarakat, khususnyamasyarakatkelurahanPasirPutih, dan
umumnya masyarakat kota Jambi. Hal ini terbukti dengan semakin
meningkatnya jumlah Siswa-siswi yang masuk kelembaga pendidikan
ini setiap tahunnya. Dan karena keterbatasan sarana yang
ada ,utamanya ruang kelas belajar, maka setiap tahun MI Nurul
Hidayah Jambi membatasi jumlah Siswa-siswi yang diterima. Hingga

61
41

saat ini,tahun pelajaran 2020/2021, Siswa-siswi MI Nurul Hidayah


Jambi berjumlah 948 orang, terdiri dari 31 rombongan belajar.
2. Profil Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi
Nama Madrasah :Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah
Kota Jambi
NSM : 111215710001
Akreditasi Madrasah :A
Tahun Berdiri : 1987
Alamat Lengkap Madrasah :Jl. Sutan Syahrir, Lrg.Basuki RT.09
Kel. Pasir Putih Kec. Jambi
Selatan,
Kota Jambi, Provinsi Jambi
No. Telp.0741 - 573950
Nama Kepala : Dra. Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd.I
No. Telp / HP : 0813 6646 1080
Nama Yayasan :Yayasan Pendidikan Islam Nurul
Hidayah
Alamat Yayasan : Jl. Sutan Syahrir, Lrg.Basuki
RT.09 Kel. Pasir Putih Kec. Jambi
Selatan, Kota Jambi, Provinsi
JambiNo. Telp.0741 - 573950
No. Rek. Madrasah :MIS Nurul Hidayah / 5635-01-
015235-53-3
No Akte PendirianYayasan : No.40 / 28 September 2001
Kepemilikan Tanah : Yayasan
Luas Tanah : 1655 m2
Status Bangunan : Yayasan
LuasBangunan : 1067 m2
3. VISI dan MISI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi
a. Visi Madrasah
Terwujudnya Madrasah Berkualitas dengan guru dan siswa
42

yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas serta peduli


terhadap kesehatan dan lingkungan berdasarkan IMTAQ & IPTEK
b. Misi Madrasah
1) Menumbuh kembangkan kreativitas dan meningkatkan
professional guru dalam melaksanakan tugas serta
mempersiapkan metode yang menarik dan bervariasi
2) Melengkapi sarana dan prasarana yang ada serta
mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik,
dan manusia agar memberikan hasil terbaik bagi perkembangan
peserta didik.
3) Menanamkan akhlaqul karimah secara terpadu dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mewujudkan nuansa islami dalam semua aspek baik didalam
maupun diluar madrasah
5) Menciptakan lingkungan yang sehat bersih, indah, nyaman,
aman dan tertib.
6) Menumbuhkan semangat kepedulian dalam memelihara
lingkungan.
4. Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Table 4.1 Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan MI Nurul
Hidayah Kota Jambi

STATUS
NO NAMA JK JABATAN KEPAGAWAIA
N
Dra.Hj.Nikmatus Kepala
1 P PNS
Saidah,M.Pd.I Madrasah
Fathimatuzzuhro, Guru Mata
2 P PNS
S.Pd.I Pelajaran
Waka
3 Hj. Murniati, S.Pd.I P PNS
Kesiswaan
Guru Mata
4 Ngatini , S.Pd.I P PNS
Pelajaran
Guru Mata
5 Yusniarti, S.Pd.I P PNS
Pelajaran
43

Guru Mata
6 Ernida, S.Ag P PNS
Pelajaran
7 Afifatul Umi, S.Pd.I P Guru Kelas PNS
Ilhami Amsal,
8 L Guru Kelas PNS
S.Pd.I
Moneka Angraini,
9 P Guru Kelas PNS
S.Pd.I
10 Hasnarti, S.Pd.I P Guru Kelas PNS
Amirullah Guru Mata
11 L PNS
Siregar,S.Pd.I Pelajaran
Guru Mata
12 Khadijah S.Pd.I P NON PNS
Pelajaran
Miftahul Hasanah, Waka
13 P NON PNS
S.Pd.I Kurikulum
14 Mas Ayunis, S.Ag P Guru Kelas NON PNS
Guru Mata
15 Ade Hasrizal, S.Pd.I L NON PNS
Pelajaran
16 Jumiati, S.Pd.I P Guru Kelas NON PNS
17 Supani, S.Pd.I L Guru Kelas NON PNS
18 Rukana, S.Pd P Guru Kelas NON PNS
19 Hernawati, M.Pd P Guru Kelas NON PNS
Muhammad Kali Waka
20 Patang Nababan, L Humas dan NON PNS
S.Pd.I Sarpras
Wenny
21 P Guru Kelas NON PNS
Aqmarina,S.Pd
Wasiatun Nafi’ah,
22 P Guru Kelas NON PNS
M.Pd
Qurrotul A’yuni, Guru Mata
23 P NON PNS
S.Pd.I Pelajaran
24 Nurdin, S.Pd.I L Guru Kelas NON PNS
Zidatun Ni’mah,
25 P Guru Kelas NON PNS
S.Pd.I
Nora Wulandari,
26 P Guru Kelas NON PNS
S.Pd
27 Yulia, M.Pd P Guru Kelas NON PNS
Maya Wiranty,
28 P Guru Kelas NON PNS
S.Pd.I
Endah Jumas
29 P Guru Kelas NON PNS
Priyono, S.Pd
30 Ela Sulawari, S.Pd P Guru Kelas NON PNS
Reza Satria Putra,
31 L Guru Kelas NON PNS
S.Pd
44

Siti Annisa
32 P Guru Kelas NON PNS
Nurzanah, S.Pd
33 G.Suryansyah, S.Pd L Guru Kelas NON PNS
34 Adi Mustafa, S.Sos L Guru Kelas NON PNS
Nadya Ayu
35 P Guru Kelas NON PNS
Hafidzah, S.Kom
Guru Mata
36 Ahmad Sobirin L NON PNS
Pelajaran
Muhammad Husnul Guru Mata
37 L NON PNS
Khulqi, S.Pd Pelajaran
Nur IlmyDesaryanti,
38 P Guru Kelas NON PNS
S.Pd
Kintan
39 P Guru Kelas NON PNS
Praditasari,S.Pd
Guru Mata
40 Mursalim,S.Pd L NON PNS
Pelajaran
Debby
41 P Guru Kelas NON PNS
Anggraini,S.Pd
Riski Arif Kuria,
42 L Guru Kelas NON PNS
S.Sos
Dora Aulia
43 P Guru Kelas NON PNS
Harahap, S.Pd
Ahmad Fadholi,
44 L Guru Kelas NON PNS
S.Pd
Dewi Nur Cahyati, Guru Mata
45 P NON PNS
S.Pd Pelajaran
Muhammad Ali Guru Mata
46 L NON PNS
Fikri, S.Pd Pelajaran
Guru Mata
47 Umar Said, S.Ag NON PNS
Pelajaran
48 Rosita Ilhami, S.Pd P Guru Kelas NON PNS
Kepala Tata
49 Billy Saputra L NON PNS
Usaha
Staf Tata
50 Siti Rania, S.Kom P NON PNS
Usaha
Windy Rahmawati,
51 P Pustakawan NON PNS
S.Pd
Staf
52 Yuliana P NON PNS
Koperasi
53 Elly Yana P Staf Kantin NON PNS
Staf
54 Elya P NON PNS
Kebersihan
45

Staf
55 Ngatini P NON PNS
Kebersihan
Staf
56 Atika P NON PNS
Kebersihan
Staf
57 Rusdan L NON PNS
Keamanan
Staf
58 Suwarno L NON PNS
Keamanan
Kepala
59 Yendra Saputra L NON PNS
Keamanan
Sumber : Bagian TU MI Nurul Hidayah Kota Jambi

Tabel 4.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Keterangan Jumlah

Pendidik
1 Guru PNS Diperbantukan Tetap 11 Orang
2 Guru TetapYayasan 37 orang
3 Guru Honorer -
4 Guru Tidak Tetap -
Tenaga Kependidikan
1 Satpam 3 orang
2 Tenaga Kebersihan 3 orang
3 Tenaga Tata Usaha 2 orang
4 Tenaga Perpustakaan 1 orang
5 Penjaga Kantin 2 orang
46

Sumber : Bagian TU MI Nurul Hidayah Kota Jambi

Tabel 4.3 Data Siswa MI Nurul Hidayah Kota Jambi


Tahun 2022/2023
JUMLAH SISWATAHUN AJARAN2022/2023
Kelas 1 Jumlah siswa 153
Jumlah Rombel 5
Kelas 2 Jumlah siswa 140
Jumlah Rombel 5
Kelas 3 Jumlah siswa 154
Jumlah Rombel 5
Kelas 4 Jumlah siswa 185
Jumlah Rombel 6
Kelas 5 Jumlah siswa 156
Jumlah Rombel 5
Kelas 6 Jumlah siswa 160
Jumlah Rombel 5
JUMLAH Jumlah siswa 948
Jumlah Rombel 31
47

Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana MI Nurul HidayahKota Jambi

No Jenis Jml Jml Jml Kategori kerusakan


Prasarana Ruang Ruang Ruang Ringan Sedang Berat
Kondis Kondis
i Baik i
Rusak
1 Ruang 31 31 - - - -
Kelas
2 Perpustaka 1 1 - - - -
n
3 R.Lab IPA - - - - - -
4 R. Lab 1 1 - - - -
Komputer
5 R. Lab - - - - - -
Bahasa
6 R. 1 1 - - - -
Pimpinan
7 R. Guru 2 2 - - - -
8 R.Tata 1 1 - - - -
Usaha
9 R. - - - - - -
Konseling
10 R. Tempat 1 1 - - - -
Ibadah
11 R.UKS 1 1 - - - -
12 Toilet 13 13 - - - -
13 Gudang 4 4 - - - -
14 R.Sirkulasi 1 1 - - - -
15 Tempat - - - - - -
Olahraga
16 R. - - - - - -
Keterampil
an
17 R. Kantin 2 2 - - - -
18 R. Pramuka 1 1 - - - -
19 R. Yayasan 1 1 - - - -
48

B. Hasil Penlitian
1. Temuan ( Wawancara dan Observasi )
a. Keterampilan Komunikasi
1) Implementasi Keterampilan Komunikasi Dalam Pembelajaran
Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
Keterampilan komunikasi adalah hal yang sangat penting
untuk dimiliki oleh setiap siswa. Sebab salah satu kegiatan yang
dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran adalah
berkomunikasi, siswa dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan
baik dilingkungan tempat siswa berinteraksi. Khususnya
dilingkungan sekolah. Siswa juga harus mampu menempatkan diri
sesuai dengan lawan bicaranya. Keterampilan komunikasi yang
baik diharapkan dapat membantu dan mengoptimalkan
pembelajaran .
Oleh karena itu dibutuhkan metode,model atau strategi
pembelajaran yang mendukung untuk dilaksanakan kepada siswa
agar berlangsungnya pembelajaran secara optimal dan dapat
mengembangkan komunikasi siswa. Seperti menerapkan metode
tanya jawab pada pembelajaran tematik.
Hasil wawancara dengan ibu Dra Hj.Nikmatus Saidah,
M.Pd selaku kepala madrasah mengenai model pembelajaran yang
tepat untuk mengembangkan keterampilan komunikasi pada
pembelajaran tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;

“untuk mengembangkan keterampilan komunikasi


siswa mungkin guru bisa cari metode atau model
atau strategi yang memungkinkan untuk diterapkan
dikelas, nah usahakan cari metode yang menuntut
siswa bisa aktif seperti metode bertanya atau
49

menjawab pertanyaan, diskusi, dan bisa dengan


model STAD

Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy Desaryanti selaku guru


mapel tematik dan wali kelas IV mengenai pelaksanaan metode
pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi pada pembelajara tematik pada kelas IV
di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai
berikut;

“Menurut ibu cara yang baik untuk


mengembangkan keterampilan komunikasi siswa itu
dengan mengajak anak untuk sharing atau bercerita
didalam kelas mengenai seputar pembelajaran,
maupun cerita diluar lingkungan sekolah, selain itu
tentunya ibu menggunakan metode untuk membantu
melatih dan mengembangkan keterampilan
komunikasi siswa khususnya pada pembelajaran
tematik, disini ibu pakek metode tanya jawab,
dengan metode yang seperti ini menurut ibu tepat
dilaksanakan didalam kelas karena dapat
merangsang siswa siswa untuk lebih aktif dengan
cara, ibu jelaskan materinya dulu, setelah itu ibu
bertanya dan peserta didik menjawab pertanyaan
atau sebalikya peserta didik dibebaskan untuk
bertanya kepada guru dan ibu menjawab pertanyaan
dari siswa, terus terkadang ibu langsung menunjuk
siswa yang keliatan belum pernah bertanya dan
menjawab biar mereka terlatih komunikasinya,
bahkan terkadang ibu berikan reward berupa hadiah
kecil kecilan bagi mereka yang mejawab pertanyaan
dari ibu dan berani bertanya,sehingga rata rata siswa
kelas IV aktif

Hasil wawancara dengan Azelia siswa kelas IV mengenai


efektivitas metode tanya jawab dalam mengembangkan
mengembangkan keterampilan komunikasi pada pembelajara
tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota
Jambi, 2023 sebagai berikut;
50

Iya kak, awal awal kami masih canggung mau


ngomong,apalagi kalo dak ngerti tapi karena ibu
sering tanya jawab dan kasih hadiah kami jadi
berani kak,awal awalnya jawab pertanyaan ibuk
gugup belibet kak, tapi karena udah sering jadi
bekurang belibetnya walaupun masih gugup”

Berdasarkan hasil wawacara dengan beberapa informan


dapat disimpulkan bahwa untuk mengimplementasikan
keterampilan komunikasi dalam pembelajaran termatik dapat
menggunakan metode tanya jawab, karena metode ini dapat
membantu siswa untuk lebih mengembangkan keterampilannya
dalam berkomunikasi, serta dapat menjadikan siswa lebih dapat
memahami pentingnya keterampilan komunikasi agar dapat
mengatasi permasalahan yang akan mereka hadapi

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada


pembelajaran tematik kelas IV bahwa dalam mengembangkan
keterampilan komunikasi siswa kelas IV wali kelas menggunakan
metode tanya jawab, terlihat dalam proses pembelajaran tematik
materi bunyi dan pendengaran, guru menggunakan metode tanya
jawab, dimulai dengan pembelajaran metode tanya ceramah untuk
menjelaskan suatu pembelajaran,seperti materi seputar jenis jenis
benda yang menghasilkan bunyi dengan cara yang berbeda,juga
indra pendengaran, setelah itu untuk merangsang peserta didik
aktif untuk berkomunikasi guru menggunakan metode tanya jawab
mengenai seputar pembalajaran,metode tanya jawab juga
digunakan untuk mengukur sampai mana batas pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran. Didalam penelitian terlihat antusias
siswa rata rata aktif menjawab pertanyaa guru, bahkan siswa juga
berani untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka
pahami.
51

2) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Komunikasi


Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul
Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dra
Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai
faktor yang mempengaruhi keterampilan komunikasi pada
pembelajara tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“Faktor yang mempengaruhi komunikasi siswa bisa
jadi dari wali kelas karena wali kelas yang
mengawasi siswanya sendiri dan tentunya bisa
mengatasi dan mengembangkan keterampilan
komunikasi siswa,, keluarga karena jika didalam
keluarga siswa tidak dapat mengeksplor dirinya dan
tidak dapat mengutarakan pendapat bahkan keluarga
yang tidak peduli siswa bisa jadi tertutup dan tidak
mau terbuka dan malu untuk menyampaikan
pendapatnya.”
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Nur Ilmy
Desaryanti,S.Pd selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV
mengenai faktor yang mempengaruhi keterampilan komunikasi
pada pembelajara tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“jadi ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
keterampilan komunikasi siswa,pertama faktor
pendukung, nah faktor pendukung ini bisa dari wali
kelas karena dengan wali kelas dapat secara
langsung mngawasi siswa yang kelihatannya belum
berani dalam berkomunikasi, wali kelas juga bisa
melatih lebih intensif keterampilan komunikasi
siswa seperti bermain peran dll, wali kelas juga
menjadi motivator untuk menjadikan siswa lebih
percaya diri. Nah sedangkan kalo faktor
penghambat itu biasaya datangnya dari siswa
sendiri, seperti tidak percaya diri dan gugup”
52

Hasil wawancara dengan azelia siswa kelas IV pada 2023


mengatakan bahwa:
“malu kak, kami malu kalo diliatin kawan kawan
kami, bahkan kami tu tau jawabannya kak kalo ibuk
nanyo tapi kami malu nak jawabnyo kak”

Berdasarkan hasil wawancara dari informan diatas dapat


disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi keterampilan
komunikasi siswa kelas IV yaitu wali kelas karena wali kelas lebih
mengerti siswanya dan dapat mengawasi serta melatih siswa untuk
memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik, selanjutnya
keluarga, keluarga merupakan faktor utama yang mempengaruhi
keterampilan komunikasi karena jika siswa dihadapkan dengan
keluarga yang memiliki egoakjan menyebabkan siswa tertekan
yang menjadi penyebab terhambatnya perkembangan keterampilan
yang ada pada dirinya dan begitu pun sebalikanya, dan yang
terakhir faktor yang mempengaruhi keterampilan komunikasi siswa
terletak pada dirinya sendiri karena belum sepenuhnya percaya diri.

3) Upaya mengatasi permasalahan pengimplementasian


Keterampilan Komunikasi Dalam Pembelajaran Tematik
Pada Kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dra
Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai
upaya mengatasi permasalahan dalam mengimplementasikan
keterampilan komunikasi pada pembelajaran tematik pada kelas IV
di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai
berikut;
“bertanya langsung kepada siswa apa penyebab
mereka tidak mampu dalam berkomunikasi seperti
mengutarakan pendapat atau bertanya, jadi guru
bisa kasih solusi, dorongan dan semangat dari guru
53

agar anak lebih percaya diri.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Nur Ilmy


Desaryanti,S.Pd selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV
mengenai upaya mengatasi permasalahan dalam
mengimplementasikan keterampilan komunikasi pada pembelajara
tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota
Jambi, 2023 sebagai berikut;
Menurut ibu upaya menghadapi siswa yang masih
belum terampil berkomunikasi atau belum terbiasa
berbicara didepan kelas ataupun diluar kelas bisa
dihadapi dengan beberapa upaya seperti
memberikan motivasi kepada siswa, memberikan
apresiasi kepada siswa berupa tepuk tangan atau
pujian dan bahkan hadiah bagi siswa yang berani,
mengajak siswa berkomunikasi sambil
menggelilingi siswa dan beberapa kali berhenti dan
memanggilama siswa yang memiliki kepercayaan
diri yang kurang dari siswa yang lainnya pada
proses pembelajaran tematik. Selain itu
membiasakan siswa membaca dengan bersuara dan
menulis, setelah itu menerapkan metode taya jawab
yang dapat merangsang siswa untuk berbicara

Berdasarkan hasil observasi peneliti, memang benar adanya cara


tersebut guru memberikan motivasi dan dorongan bahkan reward
kepada siswa agar berani berbicara didalam maupun diluar kelas,
bahkan peneliti sering melihat wali kelas memberikan tepuk tangan
bagi siswa yang berani, wali kelas IV juga terlihat menggelilingi
siswa sambil mengajak siswa berkomunikasi dan beberapa kali
terlihat berhenti dan mendatangi siswa yang memiliki kepercayaan
diri yang kurang, lalu membiasakan siswa membaca dengan
bersuara secara bergiliran setelah itu guru akan meberikan
pertanyaan tentang pembelajaran yang berlangsung, seluruh upaya
ini memiliki maksud agar siswa membiasakan diridan berani
berbicara didalam kelas
54
55

b. Keterampilan Berfikir Kritis


1) Implementasi Keterampilan Berfikir Kritis Dalam
Pembelajaran Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul Hidayah
Kota Jamb
Keterampilan berfikir kritis pada pembelajaran tematik
dapat dikembangkan melalui soal yang berbasis High Order
Thingking Skill (HOTS ) karena didalam buku tematik yang
digunakan guru dan siswa sudah menerapkan High Order
Thingking Skill (HOTS ) sehingga siswa dapat mengejakan secara
langsung dan dapat melatih daya berpikir siswa agar dapat
meningkat. Berdasarkan Hasil wawancara dengan ibu Dra
Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai
model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan
keterampilan berfikir kritis pada pembelajaran tematik pada kelas
IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023
sebagai berikut;
“penerapan soal High Order Thingking Skill
(HOTS ) sangat bagus menurut saya karena sudah
pasti kalo kita melatih siswa dengan memberikan
soal yang seperti High Order Thingking Skill
(HOTS ) ini akan dapat melatih daya piker siswa
lebih jauh lagi”

Berdasarkan Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy


Desaryanti selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV mengenai
model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan
keterampilan berfikir kritis pada pembelajaran tematik pada kelas
IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023
sebagai berikut;
“kalau implementasi keterampilan berfikir kritis
biasanya saya memberikan soal yang berkaitan
dengan pembelajaran HOTS, seperti memberikan
pertanyaan pertanyaan yang mengasah pemikiran
siswa untuk menalar ataupun beragumen. Tapi
penyusunan soal tidak bisa semuanya dibuat karena
56

kemampuan siswa berbeda beda. Kalo


pembelajaran tematik biasanya soal yang kita buat
biasanya berkaitan dengan kehidupan nyata siswa
sehingga memberikan latihan dalam berpikir kritis
siswa.

Hasil wawancara dengan jalila siswa kelas IV mengenai


implementasi keterampilan kritis menggunakan soal HOTS sebagai
berikut’
“ iya kak awal awal sulit jawabnya terkadang dari
sekian banyak soal yang mudah cuman satu, tapi
karena sudah terbiasa ngerjain soal yang kayak gitu
akhirnya lama kelamaan bisa dijawab”

Berdasarkan hasil observasi terlihat guru sedang menjelaskan


pembelajaran tematik materi gaya, dengan mengaitkan kegiatan
kehidupan sehari hari siswa, terlihat banyak siswa yang aktif dalam
menjawab pertanyaan dari guru, selain itu terlihat pula guru
memberikan soal kepada siswa.

2) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berfikir


Kritis Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas IV di MI
Nurul Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dra
Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai
faktor yang mempengaruhi keterampilan berfikir kritis pada
pembelajara tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“faktor yang mempengaruhi keterampilan berfikir
kritis siswa bisa dari metode yang guru gunakan
dalam proses pembelajaran, karena setiap guru
memiliki cara untuk melaksaakan pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran tersebut tercapai”

Berdasarkan Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy


Desaryanti selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV faktor
57

yang mempengaruhi meketerampilan berfikir kritis pada


pembelajaran tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“faktornya ada pada diri ibu sendiri, karena yang
memberikan bimbingan belajar itu ibu, apalagi
untuk siswa siswa yang mengalami kesulitan
belajar, kemudian sumber dan media pembelajaran
yang disediakan sekolah juga dapat mempengaruhi
penerapan keterampilan berfikir kritis itu sendiri,
selain itu terdapat faktor penghambat seperti tingkat
pemahaman sisswa yang berbeda beda,terdapat
beberapa siswa yang cepat bosan dengan
pembelajaran hal ini mungkin dikarenakan siswa
yang tidak bisa menjawab dari pada soal yang
diberikan.

3) Upaya Mengatasi Permasalahan Pengimplementasian


Keterampilan Berfikir Kritis Dalam Pembelajaran Tematik
Pada Kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat ada siswa
yang lesu dan tidak bersemangat ketika mengerjakan soal yang
diberikan guru, sebagaimana wawancara dengan ozil siswa kelas
IVmengatakan bahwa;
“pusing kak karena dak ngerti soalnya,susah,kami
udah usaha tapi tetep aja dak bisa, jadi perasaan
kami ngantuk”

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dra


Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai
upaya dalam mengatasi permasalahan keterampilan berfikir kritis
pada pembelajara tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“ bisa dengan melaksanakan bimbingan khusus
kepada siswa, mendorong rasa ingin tahu anak “
Berdasarkan Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy
Desaryanti selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV upaya
58

yang mempengaruhi keterampilan berfikir kritis pada pembelajaran


tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota
Jambi, 2023 sebagai berikut;

“Upaya dalam mengatasi permasalahan


keterampilan berfikir kritis siswa pada kelas IV
yakni dengan memahami pmbelajaran tematik yang
akan dibahas dan menyusun proses pembelajaran
yang variatif agar siswa tidak merasa bosan dalam
belajar, memberikan siswa motivasi agar semangat
untuk belajar dan terkadang juga ada game menarik
tetapi masih berbasis HOTS agar siswa aktif dan
tidak bosan”

Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat guru yang


sedang membuat suasana kelas menyenangkan dengan cara
bermain sambil belajar,seperti bermain berbasis HOTS menyusun
kalimat dari beberapa huruf yang telah disiapkan diatas meja,
melakukan praktik dengan menggunakan mainan yang sering
dijumpai siswa seperti lilin.

c. Keterampilan Kolaborasi
1) `Implementasi Keterampilan Kolaborasi Dalam Pembelajaran
Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Dra Hj.Nikmatus
Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai implementasi
keterampilan kolaborasi pada pembelajaran tematik pada kelas IV
di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai
berikut;
“Menurut saya implementasi keterampilan
kolaborasi pada pembelajaran tematik efektif jika
guru menerapkan model pembelajaran yang
berbasis kerja sama kayak diskusi, menerapkan
59

pembelajaran proyek. Pembelajaran yang seperti ini


modelnya saya yakin dapat mencapai 85% indikator
pencapaian keterampilan kolaborasi”

Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy Desaryanti selaku


guru mapel tematik dan wali kelas IV mengenai pelaksanaan
implementasi keterampilan komunikasi pada pembelajara tematik
pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi,
2023 sebagai berikut;
Untuk mengimplementasikan keterampilan
kolaborasi pada pembelajaran tematik ibu terlebih
dahulu mencocokan antara materi pembelajaran
dengan model seperti apa yang pas, untuk melatih
kolaborasi siswa kelas IV, ibuk seringnya
menggunakan metode PJBL didalam kelas, karena
metode ini mendukung kemampuan bekerja sama
siswa seperti menyelesaikan proyek membuat benda
secara berkelompok sehingga melatih siswa untuk
saling berbagi informasi dan menjalin kekompakan .
awal awal ibu akan bentuk kelompok dulu, ibu
jelasin tugas proyek yg akan dikerjakan, dan
mengulang sedikit materi yang berkaitan dengan
proyek, ibuk suruh siswa untuk berdiskusi dan ibu
memastikan siswa kelompok apakah bener paham
terkait tugasnya, selanjutnya ibu mempersilhakan
seluruh kelompok untuk mengerjakan tugasya
setelah selesai guru meminta perwakilan kelompok
untuk mempersentasikan hasil tugas dan kelompok
lain member tanggapan.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat guru
menggunakan metode project based learning dalam pembelajaran
60

tematik materi gaya yang dapat merubah bentuk benda, dimulai


degan membagi siswa dalam kelompok kecil,lalu guru memberikan
penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab yang harus
dilakukan oleh kelompoknya, selanjutnya siswa saling bekerja
sama dan diskusi dalam mengerjakan tugas proyeknya dan guru
bertindak sebagai pendamping, ketika proyek telah selesai masing
masing perwakilan kelompok memperlihatkan hasil karyanya dan
menjelaskan cara kerjanya.

Hasil wawancara dengan novi siswa kelas IV menyebutkan bahwa;

“iya kak awal awalnya cuman beberapa orang yang


mau kerja selebihnya diam, jalan, gangguin kawan,
main sendiri, tapi ibuk selalu keliling kesemua
kelompok jadi semuanya kembali lagi
kekelompoknya masing masing, karena kita sudah
sering kerja kelompok buat tugas kita sudah bisa
kerja, selesai ngerjain sebelum bel bunyi, karena
kami bagi bagi tugas, pokoknya sekarang sudah
mulai kompak kak.

Berdasarkan hasil observasi, karena metode PJBL yang


sering diterapkan wali kelas kepada siswa kelas IV menunjukan
bahwa siswa kelas IV sudah mencapai indikator keterampilan
kolaborasi seperti peserta didik dapat bekerjasama, toleransi,
mengerjakan tugas tepat waktu, bertanggug jawab,dan tentunya
menghargai pendapat, hal ini artinya keterampilan kolaborasi siswa
kelas IV telah memenuhi abad 21.

2) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Kolaborasi


Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul
Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dra
Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai
faktor yang mempengaruhi keterampilan komunikasi pada
61

pembelajara tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul


Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“faktor yang mempengaruhi keterampilan
kolaborasi siswa tentu ada pada guru, karena guru
yang mampu mengkondisikan pembelajaran di kelas
agar berjalan dengan lacar.

Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy Desaryanti


selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV mengenai faktor yang
mempengaruhi keterampilan komunikasi pada pembelajara tematik
pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi,
2023 sebagai berikut;
“faktor yang mempengaruhi keterampilan
kolaborasi siswa pada pembelajaran tematik itu
pertama media,karena sangat membantu dalam
kegiatan kelompok, kedua guru karena guru
merupakan fasilitator yang sangat membantu siswa
jika ada yang belum dimengerti dari tugasnya dan
mengola pembelajaran agar efektif dan
menyenangkan, selanjutnya siswa yang antusias
dalam pembelajaran dengan memperhatikan
penjelasan guru dan bekerja sama dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi ditemukan faktor penghambat


dalam implementasi keterampilan kolaborasi seperti keadaan kelas
yang gaduh karena siswa terlalu bersemangat membuat kelas tidak
kondusif terkadang adasiswayang menggaggu teman kelompok
yang lain.

3) Upaya Mengatasi Permasalahan Pengimplementasian


Keterampilan Kolaborasi Dalam Pembelajaran Tematik Pada
Kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
Hasil wawancara dengan novi siswa kelas IV menyatakan bahwa;
“masalah yang sering dihadapi kalo kerja kelompok
itu ribut karena semua kan pada semangat ngerjain
tugasnya jadi ribut, terus kadang yg sudah selesai
62

duluan itu gangguin yang belum.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Dra Hj.Nikmatus


Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai upaya dalam
mengatasi permasalahan keterampilan kolaborasi pada
pembelajaran tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
Upaya mengatasinya dengan selalu memonitor kerja
siswa sehingga siswa dapat mengerjakan tugas
kelompoknya dengan baik, kegiatan kerja kelompok
dibuat lebih sederhana agar semuanya bertanggung
jawab dengan tugasnya masing masing dan tidak
lagi berebut tugas yang membuat kelas tidak
kondusif.

Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy Desaryanti selaku


guru mapel tematik dan wali kelas IV mengenai upaya mengatasi
permasalahan dalam mengimplementasikan keterampilan
komunikasi pada pembelajaran tematik pada kelas IV di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
Upaya untuk mengatasi permasalahan dalam
mengimplementasikan keterampilan kolaborasi
didalam pembelajaran tematik khsusnya bisa
dengan terus mengawasi siswa secara langsung,
selain itu pemberian reward kepada kelompok yang
taat peraturan, saling bekerja sama dan semnagat
dalam mengerjakan tugas kelompok, reward ini bisa
berupapujian, nilai tertinggi ataupun hadiah.
Berdasarkan hasil observasi peneliti melihat guru
memonitor siswa secara langsung dengan menghampiri setiap
kelompok dan memberikan reward berupa pujian kepada kelompok
terbaik, bahkan memberikan nilai terbaik kepada kelompok yang
kompak sehingga siswa termotivasi untuk fokus untuk
mengerjakan tugas kelompoknya dan bertanggung jawab serta
tidak mengganggu teman kelompok yang lain. |
63

2. Pembahasan
a. Keterampilan Komunikasi
1) Implementasi Keterampilan Komunikasi Dalam Pembelajaran
Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
Keterampilan komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk
dimiliki oleh setiap siswa. Sebab salah satu kegiatan yang dilakukan
siswa pada saat proses pembelajaran adalah berkomunikasi, siswa
dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik dilingkungan tempat
siswa berinteraksi. Khususnya dilingkungan sekolah. Siswa juga harus
mampu menempatkan diri sesuai dengan lawan bicaranya.
Keterampilan komunikasi yang baik diharapkan dapat membantu dan
mengoptimalkan pembelajaran . (Prihadi, 2018)
Oleh karena itu dibutuhkan metode,model atau strategi
pembelajaran yang mendukung untuk dilaksanakan kepada siswa agar
berlangsungnya pembelajaran secara optimal dan dapat
mengembangkan komunikasi siswa. Seperti menerapkan metode tanya
jawab pada pembelajaran tematik.
Bedasarkan Hasil wawancara dengan ibu Dra Hj.Nikmatus Saidah,
M.Pd beliau mengatakan bahwa:
“untuk mengembangkan keterampilan komunikasi
siswa mungkin guru meggunakan metode atau
model pembelajaran yang menuntut siswa untuk
aktif seperti metode bertanya atau menjawab
pertanyaan, diskusi, dan bisa dengan model STAD

Tak hanya iu ibu Nur Ilmy Desaryanti,S.Pd selaku guru mapel


tematik dan wali kelas IV juga mengatakan bahwa

“Menurut ibu cara yang baik untuk


mengembangkan keterampilan komunikasi siswa itu
dengan mengajak anak untuk sharing atau bercerita
didalam kelas mengenai seputar pembelajaran,
maupun cerita diluar lingkungan sekolah, selain itu
ibu menggunakan metode untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi siswa khususnya pada
64

pembelajaran tematik, dengan menggunakan


metode tanya jawab, dengan metode yang seperti ini
menurut ibu tepat dilaksanakan didalam kelas
karena dapat menstimulus siswa siswa untuk lebih
aktif.
Hal ini juga disampaikan oleh (Nurwahidah et al., 2021)
bahwa metode tanya jawab dapat dinilai tepat apabila
pelaksanaannya untuk mengasa keterampilan komunikasi siswa,
karena metode tanya jawab merupakan metode dimana guru
memberikan pertanyaan kepada murid atau sebaliknya,sedangkan
yang ditanya akan memberikan jawaban. Tak hanya itu (Prihadi,
2018) juga menambahkan bahwa metode tanya jawab dapat
membimbing siswa untuk memperoleh suatu indikator
keterampilan komunikasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy


Desaryanti selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV
menyebutkan langkah dalam mengimplementasikan keterampilan
komunikasi menggunakan metode tanya jawab sebagai berikut;

“ibu jelaskan materinya dulu, setelah itu ibu


bertanya dan peserta didik menjawab pertanyaan
atau sebalikya peserta didik dibebaskan untuk
bertanya kepada guru dan ibu menjawab pertanyaan
dari siswa, terus terkadang ibu langsung menunjuk
siswa yang keliatan belum pernah bertanya dan
menjawab biar mereka terlatih komunikasinya,
bahkan terkadang ibu berikan reward berupa hadiah
kecil kecilan bagi mereka yang mejawab pertanyaan
dari ibu dan berani bertanya,sehingga rata rata siswa
kelas IV aktif “
Hal ini dibuktikan oleh hasil observasi yang peneliti lakukan pada
pembelajaran tematik kelas IV bahwa dalam mengembangkan
keterampilan komunikasi siswa kelas IV wali kelas menggunakan
metode tanya jawab, terlihat dalam proses pembelajaran tematik
materi bunyi dan pendengaran, guru menggunakan metode tanya
jawab, dimulai dengan metode ceramah untuk menjelaskan suatu
65

pembelajaran,seperti materi seputar jenis jenis benda yang


menghasilkan bunyi dengan cara yang berbeda,juga indra
pendengaran, setelah itu untuk merangsang peserta didik aktif
untuk berkomunikasi guru menggunakan metode tanya jawab
mengenai seputar pembalajaran,metode tanya jawab juga
digunakan untuk mengukur sampai mana batas pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran. Didalam penelitian terlihat antusias
siswa rata rata aktif menjawab pertanyaa guru, bahkan siswa juga
berani untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka
pahami.

Hasil observasi ini sesuai dengan pernyataan fathony dalam


penelitiannya menyatakan bahwa guru dalam hal ini tidak
bertanaya sendiri, tidak melakukan tanya jawab satu arah, apabila
tanya jawab satuarah dilakukan maka siswa yng diberi pertanyaan
saja yang aktif, sedangkan yang lain akan diam saja, apabila guru
menyuruh siswa untuk bertanya setelah guru bertanya maka jarang
biasanya ada siswa yang mau bertanya, jadi tanya jawab dua arah
juga belum membantu untuk mengaktifkan siswa dikelas.
Pertanyaan yang diberikan guru adalah pameran aktif pembelajaran
harus juga dibarengi dengan menyuruh peserta didik untuk
menyiapkan pertanyaan untuk ditanyakan dengan guru maupun
temannya, cara ini akan medorong komunikasi siswa,dari yang
pasif menjadi siswa yang aktif. Sehingga didalam observasi
peneliti menemukan siswa kelas IV telah mencapai indikator
keterampilan komunikasi yakni dapat berkomunikasi dengan baik,
dapat berinteraksi, dan percaya diri dalam menyampaikan gagasan
lisan maupun tulisan.sehingga siswa kelas IV dapat dikatakan
memiliki keterampilan komunikasi

Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan Azelia


siswa kelas IV mengenai efektivitas metode tanya jawab dalam
66

mengembangkan mengembangkan keterampilan komunikasi pada


pembelajara tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;

Iya kak, awal awal kami masih canggung mau


ngomong,apalagi kalo dak ngerti tapi karena ibu
sering tanya jawab dan kasih hadiah kami jadi
berani kak,awal awalnya jawab pertanyaan ibuk
gugup belibet kak, tapi karena udah sering jadi
bekurang belibetnya walaupun masih gugup”

Berdasarkan hasil wawacara dengan beberapa informan dapat


disimpulkan bahwa untuk mengimplementasikan keterampilan
komunikasi dalam pembelajaran termatik dapat menggunakan
metode tanya jawab, karena metode ini dapat membantu siswa
untuk lebih mengembangkan keterampilannya dalam
berkomunikasi, serta dapat menjadikan siswa lebih dapat
memahami pentingnya keterampilan komunikasi agar dapat
mengatasi permasalahan yang akan mereka hadapi

2) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Komunikasi


Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul
Hidayah Kota Jambi
Dalam keterampilan komunikasi siswa ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya,faktor faktor tersebut akan mempengaruhi
perkembangan keterampilan komunikasi siswa, perkembangan
keterampilan komunikasi siswa yang harus dimiliki siswa itu
adalah mampu berkomunikasi dengan baik, dapat berinteraksi , dan
mampu percaya diri.
Berdasarkan penelitian yag dilakukan Ina Magdelaa, dkk
pada tahun 2021 bahwa terdapat faktor yag mempengaruhi
keterampilan komunikasi siswa yaitu faktor keluarga dan faktor
sekolah
67

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dra Hj.Nikmatus


Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai faktor yang
mempengaruhi keterampilan komunikasi pada pembelajara tematik
pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi,
2023 sebagai berikut;
“Faktor yang mempengaruhi komunikasi siswa bisa
jadi dari wali kelas karena wali kelas yang
mengawasi siswanya sendiri dan tentunya bisa
mengatasi dan mengembangkan keterampilan
komunikasi siswa,, keluarga karena jika didalam
keluarga siswa tidak dapat mengeksplor dirinya dan
tidak dapat mengutarakan pendapat bahkan keluarga
yang tidak peduli siswa bisa jadi tertutup dan tidak
mau terbuka dan malu untuk menyampaikan
pendapatnya.”
Hasil wawancara peneliti dengan ibu Nur Ilmy
Desaryanti,S.Pd selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV
mengenai faktor yang mempengaruhi keterampilan komunikasi
pada pembelajara tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“jadi ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
keterampilan komunikasi siswa,pertama faktor
pendukung, nah faktor pendukung ini bisa dari wali
kelas karena dengan wali kelas dapat secara
langsung mngawasi siswa yang kelihatannya belum
berani dalam berkomunikasi, wali kelas juga bisa
melatih lebih intensif keterampilan komunikasi
siswa seperti bermain peran dll, wali kelas juga
menjadi motivator untuk menjadikan siswa lebih
percaya diri. Nah sedangkan kalo faktor
penghambat itu biasaya datangnya dari siswa
sendiri, seperti tidak percaya diri dan gugup”
Hasil wawancara dengan azelia siswa kelas IV pada 2023
mengatakan bahwa:

“malu kak, kami malu kalo diliatin kawan kawan


kami, bahkan kami tu tau jawabannya kak kalo ibuk
nanyo tapi kami malu nak jawabnyo kak”
68

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat


disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi keterampilan
komunikasi yang pertama adalah keluarga, karena biasanya siswa
dilatih oleh orag tua, denghan sudah membiasakan keterampilan
komunikasi dirumah maka siswa tersebut akan terbiasa disekolah.
Selanjutnya wali kelas, karena guru disekolah akan membiasakan
siswa untuk maju didepan kelas berkomunikasi dengan teman yang
lain,berkomunikasi dengan gurun dan guru akan memberikan
dukungan serta respon yang baik untuk siswa,dengan komunikasi
tersebut dapat menumbuhkan siswa percaya diri serta dapat
mengembangkan keterampilan komunikasi.dan yang palig penting
dari dirisiswa itu sendiri seperti tingkat percaya diri dan ini
merupakan faktor terpenting dalam perkembangan komunikasi,
sebagaimana (Nisa, 2022) mengatakan bahwa rasa percaya diri
muncul ketika seseorag merasa yakin akan kemampuan maupun
kelemahan yang dimilikinya dengan percaya diri mka seseorang
berkomunikasi untuk menunjukan kemampuan dirinya

3) Upaya mengatasi permasalahan pengimplementasian


Keterampilan Komunikasi Dalam Pembelajaran Tematik
Pada Kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dra
Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai
upaya mengatasi permasalahan dalam mengimplementasikan
keterampilan komunikasi pada pembelajaran tematik pada kelas IV
di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai
berikut;
“bertanya langsung kepada siswa apa penyebab
mereka tidak mampu dalam berkomunikasi seperti
mengutarakan pendapat atau bertanya, jadi guru
bisa kasih solusi, dorongan dan semangat dari guru
69

agar anak lebih percaya diri.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Nur Ilmy


Desaryanti,S.Pd selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV
mengenai upaya mengatasi permasalahan dalam
mengimplementasikan keterampilan komunikasi pada pembelajara
tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota
Jambi, 2023 sebagai berikut;
Menurut ibu upaya menghadapi siswa yang masih
belum terampil berkomunikasi atau belum terbiasa
berbicara didepan kelas ataupun diluar kelas bisa
dihadapi dengan beberapa upaya seperti
memberikan motivasi kepada siswa, memberikan
apresiasi kepada siswa berupa tepuk tangan atau
pujian dan bahkan hadiah bagi siswa yang berani,
mengajak siswa berkomunikasi sambil
menggelilingi siswa dan beberapa kali berhenti dan
memanggilama siswa yang memiliki kepercayaan
diri yang kurang dari siswa yang lainnya pada
proses pembelajaran tematik. Selain itu
membiasakan siswa membaca dengan bersuara dan
menulis, setelah itu menerapkan metode taya jawab
yang dapat merangsang siswa untuk berbicara

Berdasarkan hasil observasi peneliti, memang benar adanya cara


tersebut guru memberikan motivasi dan dorongan bahkan reward
kepada siswa agar berani berbicara didalam maupun diluar kelas,
bahkan peneliti sering melihat wali kelas memberikan tepuk tangan
bagi siswa yang berani, wali kelas IV juga terlihat menggelilingi
siswa sambil mengajak siswa berkomunikasi dan beberapa kali
terlihat berhenti dan mendatangi siswa yang memiliki kepercayaan
diri yang kurang, lalu membiasakan siswa membaca dengan
bersuara secara bergiliran setelah itu guru akan meberikan
pertanyaan tentang pembelajaran yang berlangsung, seluruh upaya
ini memiliki maksud agar siswa membiasakan diridan berani
berbicara didalam kelas
70
71

2. Keterampilan Berfikir Kritis


a. Data wawancara dan observasi
1) Implementasi Keterampilan Berfikir Kritis Dalam
Pembelajaran Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul
Hidayah Kota Jamb
Keterampilan berfikir kritis pada pembelajaran tematik
dapat dikembangkan melalui soal yang berbasis High Order
Thingking Skill (HOTS ) karena didalam buku tematik yang
digunakan guru dan siswa sudah menerapkan High Order
Thingking Skill (HOTS ) sehingga siswa dapat mengejakan
secara langsung dan dapat melatih daya berpikir siswa agar
dapat meningkat.(Blegur & Tlonaen, 2017) Berdasarkan Hasil
wawancara dengan ibu Dra Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku
kepala madrasah mengenai model pembelajaran yang tepat
untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis pada
pembelajaran tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“penerapan soal High Order Thingking Skill
(HOTS ) sangat bagus menurut saya karena sudah
pasti kalo kita melatih siswa dengan memberikan
soal yang seperti High Order Thingking Skill
(HOTS ) ini akan dapat melatih daya piker siswa
lebih jauh lagi”
Berdasarkan Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy Desaryanti
selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV mengenai model
pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan keterampilan
berfikir kritis pada pembelajaran tematik pada kelas IV di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai
berikut;

“kalau implementasi keterampilan berfikir kritis


biasanya saya memberikan soal yang berkaitan
dengan pembelajaran HOTS, seperti memberikan
pertanyaan pertanyaan yang mengasah pemikiran
siswa untuk menalar ataupun beragumen. Tapi
72

penyusunan soal tidak bisa semuanya dibuat karena


kemampuan siswa berbeda beda. Kalo
pembelajaran tematik biasanya soal yang kita buat
biasanya berkaitan dengan kehidupan nyata siswa
sehingga memberikan latihan dalam berpikir kritis
siswa.

Bahkan (Blegur & Tlonaen, 2017) juga mengatakan bahwa


pelaksanaan HOTS dapat meingkatkan kemampuan berfikir peserta
didik pada tingkat yang lebih tinggi hal ini sangat baik untuk
meningkatkan daya berfikir peserta didik, hal ini sependapat
dengan hasil wawancara oleh jalila siswa kelas IV mengenai
implementasi keterampilan kritis menggunakan soal HOTS sebagai
berikut’

“ iya kak awal awal sulit jawabnya terkadang dari


sekian banyak soal yang mudah cuman satu, tapi
karena sudah terbiasa ngerjain soal yang kayak gitu
akhirnya lama kelamaan bisa dijawab”

Berdasarkan hasil observasi terlihat guru sedang


menjelaskan pembelajaran tematik materi gaya, dengan
mengaitkan kegiatan kehidupan sehari hari siswa, terlihat banyak
siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru, selain itu
terlihat pula guru memberikan soal kepada siswa.

3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berfikir Kritis


Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul
Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dra
Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai
faktor yang mempengaruhi keterampilan berfikir kritis pada
pembelajara tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“faktor yang mempengaruhi keterampilan berfikir
kritis siswa bisa dari metode yang guru gunakan
73

dalam proses pembelajaran, karena setiap guru


memiliki cara untuk melaksaakan pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran tersebut tercapai”

Berdasarkan Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy


Desaryanti selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV faktor
yang mempengaruhi meketerampilan berfikir kritis pada
pembelajaran tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“faktornya ada pada diri ibu sendiri, karena yang
memberikan bimbingan belajar itu ibu, apalagi
untuk siswa siswa yang mengalami kesulitan
belajar, kemudian sumber dan media pembelajaran
yang disediakan sekolah juga dapat mempengaruhi
penerapan keterampilan berfikir kritis itu sendiri,
selain itu terdapat faktor penghambat seperti tingkat
pemahaman sisswa yang berbeda beda,terdapat
beberapa siswa yang cepat bosan dengan
pembelajaran hal ini mungkin dikarenakan siswa
yang tidak bisa menjawab dari pada soal yang
diberikan.

4. Upaya Mengatasi Permasalahan Pengimplementasian


Keterampilan Berfikir Kritis Dalam Pembelajaran Tematik
Pada Kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat ada siswa
yang lesu dan tidak bersemangat ketika mengerjakan soal yang
diberikan guru, sebagaimana wawancara dengan ozil siswa kelas
IVmengatakan bahwa;
“pusing kak karena dak ngerti soalnya,susah,kami
udah usaha tapi tetep aja dak bisa, jadi perasaan
kami ngantuk”

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dra


Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai
74

upaya dalam mengatasi permasalahan keterampilan berfikir kritis


pada pembelajara tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“ bisa dengan melaksanakan bimbingan khusus
kepada siswa, mendorong rasa ingin tahu anak “
Berdasarkan Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy
Desaryanti selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV upaya
yang mempengaruhi keterampilan berfikir kritis pada pembelajaran
tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota
Jambi, 2023 sebagai berikut;

“Upaya dalam mengatasi permasalahan


keterampilan berfikir kritis siswa pada kelas IV
yakni dengan memahami pmbelajaran tematik yang
akan dibahas dan menyusun proses pembelajaran
yang variatif agar siswa tidak merasa bosan dalam
belajar, memberikan siswa motivasi agar semangat
untuk belajar dan terkadang juga ada game menarik
tetapi masih berbasis HOTS agar siswa aktif dan
tidak bosan”

Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat guru yang


sedang membuat suasana kelas menyenangkan dengan cara
bermain sambil belajar,seperti bermain berbasis HOTS menyusun
kalimat dari beberapa huruf yang telah disiapkan diatas meja,
melakukan praktik dengan menggunakan mainan yang sering
dijumpai siswa seperti lilin.
75

5. Keterampilan Kolaborasi
4) Data wawancara dan observasi
4) `Implementasi Keterampilan Kolaborasi Dalam Pembelajaran
Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Dra Hj.Nikmatus
Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai implementasi
keterampilan kolaborasi pada pembelajaran tematik pada kelas IV
di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai
berikut;
“Menurut saya implementasi keterampilan
kolaborasi pada pembelajaran tematik efektif jika
guru menerapkan model pembelajaran yang
berbasis kerja sama kayak diskusi, menerapkan
pembelajaran proyek. Pembelajaran yang seperti ini
modelnya saya yakin dapat mencapai 85% indikator
pencapaian keterampilan kolaborasi”

Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy Desaryanti selaku


guru mapel tematik dan wali kelas IV mengenai pelaksanaan
implementasi keterampilan komunikasi pada pembelajara tematik
pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi,
2023 sebagai berikut;
Untuk mengimplementasikan keterampilan
kolaborasi pada pembelajaran tematik ibu terlebih
dahulu mencocokan antara materi pembelajaran
dengan model seperti apa yang pas, untuk melatih
76

kolaborasi siswa kelas IV, ibuk seringnya


menggunakan metode PJBL didalam kelas, karena
metode ini mendukung kemampuan bekerja sama
siswa seperti menyelesaikan proyek membuat benda
secara berkelompok sehingga melatih siswa untuk
saling berbagi informasi dan menjalin kekompakan .
awal awal ibu akan bentuk kelompok dulu, ibu
jelasin tugas proyek yg akan dikerjakan, dan
mengulang sedikit materi yang berkaitan dengan
proyek, ibuk suruh siswa untuk berdiskusi dan ibu
memastikan siswa kelompok apakah bener paham
terkait tugasnya, selanjutnya ibu mempersilhakan
seluruh kelompok untuk mengerjakan tugasya
setelah selesai guru meminta perwakilan kelompok
untuk mempersentasikan hasil tugas dan kelompok
lain member tanggapan.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat guru
menggunakan metode project based learning dalam pembelajaran
tematik materi gaya yang dapat merubah bentuk benda, dimulai
degan membagi siswa dalam kelompok kecil,lalu guru memberikan
penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab yang harus
dilakukan oleh kelompoknya, selanjutnya siswa saling bekerja
sama dan diskusi dalam mengerjakan tugas proyeknya dan guru
bertindak sebagai pendamping, ketika proyek telah selesai masing
masing perwakilan kelompok memperlihatkan hasil karyanya dan
menjelaskan cara kerjanya.

Hasil wawancara dengan novi siswa kelas IV menyebutkan bahwa;

“iya kak awal awalnya cuman beberapa orang yang


mau kerja selebihnya diam, jalan, gangguin kawan,
main sendiri, tapi ibuk selalu keliling kesemua
kelompok jadi semuanya kembali lagi
77

kekelompoknya masing masing, karena kita sudah


sering kerja kelompok buat tugas kita sudah bisa
kerja, selesai ngerjain sebelum bel bunyi, karena
kami bagi bagi tugas, pokoknya sekarang sudah
mulai kompak kak.

Berdasarkan hasil observasi, karena metode PJBL yang


sering diterapkan wali kelas kepada siswa kelas IV menunjukan
bahwa siswa kelas IV sudah mencapai indikator keterampilan
kolaborasi seperti peserta didik dapat bekerjasama, toleransi,
mengerjakan tugas tepat waktu, bertanggug jawab,dan tentunya
menghargai pendapat, hal ini artinya keterampilan kolaborasi siswa
kelas IV telah memenuhi abad 21.

5) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Kolaborasi


Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas IV di MI Nurul
Hidayah Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dra
Hj.Nikmatus Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai
faktor yang mempengaruhi keterampilan komunikasi pada
pembelajara tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
“faktor yang mempengaruhi keterampilan
kolaborasi siswa tentu ada pada guru, karena guru
yang mampu mengkondisikan pembelajaran di kelas
agar berjalan dengan lacar.

Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy Desaryanti


selaku guru mapel tematik dan wali kelas IV mengenai faktor yang
mempengaruhi keterampilan komunikasi pada pembelajara tematik
pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi,
2023 sebagai berikut;
“faktor yang mempengaruhi keterampilan
kolaborasi siswa pada pembelajaran tematik itu
pertama media,karena sangat membantu dalam
78

kegiatan kelompok, kedua guru karena guru


merupakan fasilitator yang sangat membantu siswa
jika ada yang belum dimengerti dari tugasnya dan
mengola pembelajaran agar efektif dan
menyenangkan, selanjutnya siswa yang antusias
dalam pembelajaran dengan memperhatikan
penjelasan guru dan bekerja sama dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi ditemukan faktor penghambat


dalam implementasi keterampilan kolaborasi seperti keadaan kelas
yang gaduh karena siswa terlalu bersemangat membuat kelas tidak
kondusif terkadang adasiswayang menggaggu teman kelompok
yang lain.

6) Upaya Mengatasi Permasalahan Pengimplementasian


Keterampilan Kolaborasi Dalam Pembelajaran Tematik Pada
Kelas IV di MI Nurul Hidayah Kota Jambi
Hasil wawancara dengan novi siswa kelas IV menyatakan bahwa;
“masalah yang sering dihadapi kalo kerja kelompok
itu ribut karena semua kan pada semangat ngerjain
tugasnya jadi ribut, terus kadang yg sudah selesai
duluan itu gangguin yang belum.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Dra Hj.Nikmatus


Saidah, M.Pd selaku kepala madrasah mengenai upaya dalam
mengatasi permasalahan keterampilan kolaborasi pada
pembelajaran tematik pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
Upaya mengatasinya dengan selalu memonitor kerja
siswa sehingga siswa dapat mengerjakan tugas
kelompoknya dengan baik, kegiatan kerja kelompok
dibuat lebih sederhana agar semuanya bertanggung
jawab dengan tugasnya masing masing dan tidak
lagi berebut tugas yang membuat kelas tidak
kondusif.

Hasil wawancara dengan ibu Nur Ilmy Desaryanti selaku


79

guru mapel tematik dan wali kelas IV mengenai upaya mengatasi


permasalahan dalam mengimplementasikan keterampilan
komunikasi pada pembelajaran tematik pada kelas IV di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Hidayah Kota Jambi, 2023 sebagai berikut;
Upaya untuk mengatasi permasalahan dalam
mengimplementasikan keterampilan kolaborasi
didalam pembelajaran tematik khsusnya bisa
dengan terus mengawasi siswa secara langsung,
selain itu pemberian reward kepada kelompok yang
taat peraturan, saling bekerja sama dan semnagat
dalam mengerjakan tugas kelompok, reward ini bisa
berupapujian, nilai tertinggi ataupun hadiah.
Berdasarkan hasil observasi peneliti melihat guru
memonitor siswa secara langsung dengan menghampiri setiap
kelompok dan memberikan reward berupa pujian kepada kelompok
terbaik, bahkan memberikan nilai terbaik kepada kelompok yang
kompak sehingga siswa termotivasi untuk fokus untuk
mengerjakan tugas kelompoknya dan bertanggung jawab serta
tidak mengganggu teman kelompok yang lain.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

61
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali Fikri, A. N. L. S. L. E. N. V. I. (2021). Keterampilan Guru Dalam


Membimbing Diskusi Pada Pembelajaran Abad 21. Journal of Education and
Teaching, 2(1), 1–7.
Apriono, D. (2013). Pembelajaran Kolaboratif: Suatu Landasan untuk
Membangun Kebersamaan dan Keterampilan Kerjasama. Diklus,
XVII(September), 292–304.
Arfani, J. W., & Sugiyono, S. (2014). Manajemen Kelas Yang Efektif: Penelitian
Di Tiga Sekolah Menengah Atas. Jurnal Akuntabilitas Manajemen
Pendidikan, 2(1), 44–57. https://doi.org/10.21831/amp.v2i1.2408
Blegur, J., & Tlonaen, Z. A. (2017). Keterampilan Berpikir Kreatif dan
Hubungannya dengan Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Kejaora, 2(1), 60–
67. http://publications.lib.chalmers.se/records/fulltext/245180/245180.pdf
%0Ahttps://hdl.handle.net/20.500.12380/245180%0Ahttp://dx.doi.org/
10.1016/j.jsames.2011.03.003%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.gr.2017.08.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2014.12
Budiono, H., & Abdurrohim, M. (2020). Peran Guru Dalam Mengembangkan
Keterampilan Komunikasi (Communication) Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Teratai. Jurnal IIkatan Alumni PGSD UNARS, 8(1), 119.
https://doi.org/10.36841/pgsdunars.v8i1.589
Etistika Yuni Wijaya, Dwi Agus Sudjimat, & Amat Nyoto. (2016). Transformasi
Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan. Jurnal Pendidikan, 1(7), 263–278.
http://repository.unikama.ac.id/840/32/263-278 Transformasi Pendidikan
Abad 21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era
Global .pdf. diakses pada; hari/tgl; sabtu, 3 November 2018. jam; 00:26, wib.
Fahmi, A. N., Pendidikan, P. T., Negeri, U., Maret, S., Videoscribe, S., Info, A.,
& Videoscribe, S. (2020). Profil Keterampilan Kolaborasi Mahasiswa Pada
Rumpun Pendidikan MIPA. Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, 17(03),
229–238.
Febrianti, Y., Djahir, Y., & Fatimah, S. (2016). Analisis Kemampuan Berpikir
Kreatif Peserta Didik dengan Memanfaatkan Lingkungan pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 6 Palembang. Jurnal Profit, 3(1), 121–
127. http;//ejournal.unsri.ac.id/index.php/jp/issue/view/591
Fitriah, P. I., Yulianto, B., & Asmarani, R. (2020). Meningkatkan Keterampilan
Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here.
Journal of Education Action Research, 4(4), 546.
https://doi.org/10.23887/jear.v4i4.28925
Handoko, H. (2017). Pembelajaran Matematika Model Savi Berbasis Discovery
Strategy Materi Dimensi Tiga Kelas X. Jurnal EduMa, 6(1), 85–95.
Hanifa Mardhiyah, R., Aldriani, Sekar Nurul Fajriyah Chitta, F., & Rizal Zulfikar,
M. (2021). Pentingnya Keterampilan Belajar di Abad 21 sebagai Tuntutan
dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jurnal Pendidikan, 12(1),
187–193.
Husain, R. (2020). Penerapan Model Kolaboratif Dalam Pembelajaran Di Sekolah

61
82

Dasar. E-Prosiding Pascasarjana Universitas Negeri …, 1(2012), 12–21.


http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/PSI/article/download/396/359
Irawan, M. D., & Simargolang, S. A. (2018). Implementasi E-Arsip Pada Program
Studi Teknik Informatika. Jurnal Teknologi Informasi, 2(1), 67.
https://doi.org/10.36294/jurti.v2i1.411
Juliyantika, T., & Batubara, H. H. (2022). Tren Penelitian Keterampilan Berpikir
Kritis pada Jurnal Pendidikan Dasar di Indonesia. Jurnal Basicedu, 6(3),
4731–4744. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2869
Kulle, H. (2006). Nilai-Nilai Tarbawi Dalam Surah Al-Mujadalah ayat 11. In
Jurnal Al-Asas: Vol. Vol.4 (Issue No.1, p. 14).
Kumalasani, P. M., & Kusumaningtyas, D. I. (2022). Keterampilan Abad 21
Dalam Model-Model Pembelajaran Berpendekatan. Jurnal Riset Pendidikan
Dasar, 05(April), 74–81.
Lubis, R. R., Tinggi, S., Islam, A., Syahputri, R., & Kritis, B. (2022). Berpikir
Kritis SMA. Jurnal Nizhmiyah, XII(1), 1–8.
Mahanal, S. (2017). Peran Guru Dalam Melahirkan Generasi Emas Dengan
Keterampilan Abad 21. Seminar Nasional Pendidikan HMPS Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Halu Oleo, 1(September 2014), 1–16.
Marfuah, M. (2017). Improving Students’ Communications Skills Through
Cooperative Learning Models Type Jigsaw. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,
26(2), 148. https://doi.org/10.17509/jpis.v26i2.8313
Moh.Mukhlis. (2012). Pembelajaran Tematik. Jurnal Fenomena, IV(14), 66.
Moleong, L. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. In Remaja Rosdakarya.
https://doi.org/10.33394/jp.v8i3.3892
Mukhatar. (2010). Penerapan Manajemen Berbasis Aktivitas. Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern, 12(2), 86.
Nadhiroh, P. S., & Trilisiana, N. (2020). Keterampilan Kolaborasi Mahasiswa
Teknologi Pendidikan dalam Mata Kuliah Kewirausahaan Berbasis Proyek.
Jurnal Epistema, 1(1), 23–30. https://doi.org/10.21831/ep.v1i1.32322
Naza, D. R. K. (2021). Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Menggunakan
Model Think Pair Share (Tps) Berbantuan Media Ular Tangga. Jurnal
Prasasti Ilmu, 1(3), 28–35. https://doi.org/10.24176/jpi.v1i3.6598
Ningrum, A. R., & Putri, N. K. (2021). Hubungan Antara Keterampilan
Berkomunikasi dengan Hasil Belajar IPS pada Peserta Didik Kelas V SD.
TJurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 7(2), 177–186.
https://doi.org/10.24042/terampil.v7i2.6410
Nisa, Z. (2022). Implementasi Keterampilan Pembelajaran Abad 21 Beriorentasi
Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila di SMP Al-Falah Delta Sari Sidoarjo. 126.
Nurwahidah, Taufik, S., Mirawati, B., & Indriati. (2021). Meningkatkan
Keterampilan Kolaborasi Siswa Menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Saintifik. Reflection Journal, 1(2), 70–76.
Pratiwi, E. A., Witono, A. H., & Jaelani, A. K. (2022). Keterampilan Komunikasi
Siswa Kelas V SDN 32 Cakranegara Kecamatan Sandubaya Kota Mataram
Tahun Ajaran 2021/2022. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(3b), 1639–
1646. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i3b.832
83

Prihadi, E. (2018). Pengembangan Keterampilan 4C melalui Metode Poster


Comment pada Mata Pelajarann PAI dan Budi Pekerti. Rabbani, 5, 464–479.
Putri, A. J., Arsil, A., & Kurniawan, A. R. (2020). Analisis Pencapaian
Keterampilan Komunikasi Pada Proses Pembelajaran. JRPD (Jurnal Riset
Pendidikan Dasar), 3(2), 154–161.
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jrpd/article/view/3438
Putu Arnyana, I. B. (2007). Pembelajaran Untuk Meninngkatkan Kompetensi 4C (
Communication, Collaboration, Critical Thingking dan Creative Thingking)
Untuk Menyongsong Era Abad 21. International Journal of Science and
Mathematics Education, 5(3), 461–482. https://doi.org/10.1007/s10763-006-
9048-5
Rizal, F., Abdullah, R., Oktaviani, & Yuliansa. (2018). Tinjauan Keterampilan
Abad 21 di Kalangan Guru Kejuruan. Journal Cived Teknik Sipil, xx(x), 4.
Rosnaeni, R. (2021). Karakteristik dan Asesmen Pembelajaran Abad 21. Jurnal
Basicedu, 5(5), 4341–4350. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1548
Saputra, R. (2019). Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk
Mengembangkan Ketrampilan Abad ke-21. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Sari, K. P., S, N., & Irdamurni, I. (2020). Pengembangan Kreativitas Dan Konsep
Diri Anak Sd. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 44.
https://doi.org/10.30659/pendas.7.1.44-50
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatif,R & D. Alfabeta.
https://doi.org/10.4324/9781315149783
Suryani, N. (2016). Implementasi Model Pembelajaran Kolaboratif untuk
Meningkatkan Ketrampilan Sosial Siswa. Jurnal Harmoni IPS, 1(2), 1–23.
Wasahua, S. (2022). Konsep Pengembangan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif
Peserta Didik di Sekolah Dasar. Horizon Pendidikan, 16(2), 72–82.
https://www.jurnal.iainambon.ac.id/index.php/hp/article/view/2741
Wong Lieung, K. (2019). Pengaruh Model Discovery Learning terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Karlina. Journal of
Primary Education, 1(2), 73–82.
Yuliani, H. (2017). Keterampilan Berpikir Kreatif Pada Siswa Sekolah Menengah
Di Palangka Raya Menggunakan Pendekatan Saintifik. Jurnal Pendidikan
Fisika Dan Keilmuan (JPFK), 3(1), 48.
https://doi.org/10.25273/jpfk.v3i1.1134
84

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai