SKRIPSI
HASMAWATI
105331100216
~Spongebob Squarpans~
PERSEMBAHAN
Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena
Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada Ayah dan Ibuku yang selalu
penyusunan skripsi ini. Demikian pula salam dan salawat atas junjungan
Nabi Besar Muhammad Saw, yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
terima kasih kepada Ayahanda Ramma’. dan Ibunda Lima’, atas jerih payahnya
telah mengikhlaskan segalanya disertai doa yang selalu mengiringi setiap langkah
Begitu pula penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bunda
Dr. St. Suwadah Rimang, M. Hum., selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Asis
penyelesaian skripsi. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M. Ag. Rektor Universitas
M. Pd., P. hD, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan izin melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Ibu Dr.
Munirah., M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas
khususnya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mendidik
dibangku kuliah.
Limbung beserta pengajar dan pegawai yang telah memberikan izin kepada
Aisyah Rabiatul, Ibma Yunita, Siti Inda Jaya yang telah berpartisipasi membantu
penulis sehingga skripsi ini dapat terwujud dan umumnya seluruh angkatan 2016.
Akhirnya, terima kasih pula penulis ucapkan kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan yang tidak dapat ditulis satu persatu. Atas segala
bimbingan dan dorongan yang penulis terima dari semua pihak, hanya kepada
Allah Swt, penulis memohon semoga segala bantuan yang telah diberikan bernilai
ibadah di sisiNya, dan semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi semua. Amin.
Hasmawati
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ...................................................................................... v
MOTO……… .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Penelitian................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
A. Kesimpulan .......................................................................................... 62
B. Saran .................................................................................................... 62
A. Latar Belakang
menulis.
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Penulis secara tidak
unsur suprasegmental.
ketidakbiasaannya dalam menulis dan tidak ada gambaran ataupun ide untuk
ditulis serta berbagai hal lainnya. Seseorang yang ingin menulis dibutuhkan
terlebih dahulu harus memiliki ide atau gagasan yang matang dalam
menulis. Selain itu, keterampilan menulis membutuhkan persiapan yang
sulit, karena dibutuhkan ide, imajinasi, dan kreativitas yang cukup tinggi
karena sastra berhubungan dengan karya-karya fiksi, baik itu prosa, puisi
karya tulis yang dihasilkan bermutu dan berkualitas. Bagi penulis pemula
dalam Rimang (2011: 2), bahwa sastra atau kesustraan adalah pengungkapan
dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan
masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif
lagi jika pembelajaran sastra tersebut sampai pada kegiatan menulis. Para
drama.
karena dapat menstimulusi otak sehingga siswa mampu berfikir kreatif dan
semua siswa dapat menulis puisi dengan mudah. Terkadang ada siswa yang
rendahnya hasil menulis puisi siswa. Penelitian yang pernah dilakukan oleh
Mentari Muliati Bunda tentang kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas
dalam menulis puisi. Oleh karena itu, pasti ketidakmampuan dan belum
masalah contohnya sulit mencari diksi kata. Masalah siswa dalam menulis
dari siswa itu sendiri, guru, dan lingkungan. Faktor dari diri siswa itu sendiri
sendiri yang tidak mempunyai motivasi yang kuat dan cara pandang mereka
sulitnya siswa dalam menulis puisi, sudah semestinya diketahui oleh guru
Penilaian puisi siswa oleh guru saat ini masih kurang memperhatikan
tulisan dan bentuk (tipografi). Hal itu mengakibatkan guru kurang memahami
problem dalam setiap cipta puisi siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar
sangat jarang dilakukan. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan
semua siswa dapat dengan mudah menulis puisi. Masih ada siswa yang masih
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan
B. Rumusan Masalah
menulis puisi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Bagi guru
siswa.
2. Bagi siswa
3. Bagi peneliti
dialami oleh siswa dalam menulis puisi, dan dapat juga dijadikan pembe
A. Kajian Pustaka
dihadapi siswa dalam menulis naskah drama yaitu kurangnya penjelasan guru
mengenai alur drama, sehingga siswa masih belum memahami menulis naskah
dialog atau percakapan yang baik. Dialog yang dibuat bukan berbentuk
menulis dan materinya juga mencakup tentang menulis karya sastra. Akan
7
Penelitian Bunda, tahun 2017. Dalam skripsi yang berjudul “Kemampuan
Menulis Puisi Bebas Siswa Kelas VII SMP Negeri Pangsit Kabupaten
unjuk kerja (menulis puisi), sedangkan tekhnik analisis data yang digunakan
tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Prosedur
penelitian ini, yaitu siswa kelas IX MTs. Guppi Al-Abrar Biringbulu sebanyak
dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari hasil siklus I dan siklus II,
bahwa hasil data dari siklus I ke siklus II telah meningkat. Hasil tes siklus I
siklus II diperoleh skor rata-rata sebesar 82,25. Jadi, dari siklus I ke siklus II
2. Pengertian Problematika
atau persoalan yang harus dipecahkan. Dengan kata lain, masalah merupakan
agar mencapai hasil yang maksimal. Jadi, problematika adalah masalah atau
yang bermanfaat bagi dirinya. Dalam hal ini individu sering mengalami
masalah.
e. Masalah sosial yang dimaksud adalah masalah-masalah yang dialami
disebabkan oleh keadaan yang ada dalam diri sendiri dan sifatnya sangat
kompleks.
3. Menulis
a. Pengertian Menulis
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menurut Semi
pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak
aktivitas berupa bahasa yang mampu dipahami orang lain atau pembaca.
b. Tujuan Menulis
menuangkan ide atau gagasannya. Hugo Hartig dalam Tarigan (2013: 25),
para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal,
nilai kesenian.
c. Manfaat Menulis
yaitu:
1) Menulis dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam
4) Dengan menulis, hasil tulisan dapat dimuat oleh media massa atau
5) Dengan menulis, tulisan kita dapat dibaca oleh orang banyak, sehingga
seorang penulis bisa menjadi populer dan dikenal oleh para pembaca.
lain.
menulis lainnya selain disebutkan di atas yaitu seseorang yang gemar menulis
akan menjadi lebih perfeksionis di bidang ilmu yang digeluti, karena semakin
gemar kita menulis maka hasil karya tulis kita semakin sistematis dan
berbagai alasan. Terlebih lagi pada penulis pemula yang ingin mencoba
dan problematika yang dihadapi seorang calon penulis ketika akan memulai
referensi, krisis ide, kurang latihan, takut salah, takut gagal, dan
kesulitan dan problem, terlebih bagi penulis pemula pasti mengalami kesulitan
tetapi ketika ingin betul-betul menjadi penulis maka semua kesulitan itu akan
d. Ciri-ciri menulis
sebagai berikut:
Menulis bukanlah hal yang mudah, karena ada kriteria penulisan yang
baik. Sebagaimana menurut Tarigan bila sebuah tulisan itu baik maka harus
ada 4 ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bila ciri-ciri penulisan yang baik
tidak terpenuhi maka informasi yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca
Kegiatan menulis tidak secara langsung dapat terjadi begitu saja. Menulis
kegiatan menulis.
2) Tahap penulisan
Tahap penulisan ini adalah membahas setiap butir yang ada di dalam
3) Tahap revisi
yaitu:
banyak pengulangan,
jelas,
a) Pemakaian ejaan dan tanda baca baik sekali, Penulisan suku kata
semua benar,
c) Banyak kesalahan ejaan dan tanda baca, tetapi masih dapat dipahami,
dipahami, dan
4. Puisi
a. Pengertian Puisi
Secara etimologi puisi berasal dari bahasa Yunani Poeima yang berarti
membuat atau Poesis yang berarti “pembuatan”. Dalam bahasa inggris disebut
dengan Poem atau poetry. Kusnadi (2008: 1), menyatakan bahwa puisi berarti
Kosasih (2012: 97), menyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang
disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam puisi
Yunus (2015: 59), puisi sering disebut sebagai seni merangkai kata yang di
adalah salah satu karya sastra yang diciptakan dengan menggunakan kata-kata
b. Ciri-ciri Puisi
3) Bentuk tulisannya berbait-bait, namun ada pula yang yang satu bait. (unsur
5) Isi puisi biasanya berupa ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang
c. Unsur-unsur Puisi
tersebut saling terkait karena tidak dapat berdiri sendiri tanpa mengaitkan
unsur yang satu dengan unsur yang lainnya. Kosasih (2012: 97)
1) Unsur Fisik
Unsur fisik adalah unsur pembangun puisi yang bersifat fisik (tersirat)
dalam susunan kata-katanya. Struktur puisi terdiri dari beberapa macam, yaitu
susunan bunyinya, maupun hubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam
c. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama tetapi
secara konotatif tidak sama karena disesuaikan dengan kondisi dan situasi
pemakainya.
sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain. Majas
e. Rima/Ritma
berbentuk bait.
2) Unsur Batin
Unsur batin adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak secara
a) Tema
puisinya.
b) Perasaan
Nada adalah bunyi yang memiliki getaran teratur tiap diksi, nada
d) Amanat
puisi itu.
dua yaitu unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik terdiri atas beberapa
terdiri atas beberapa bagian yaitu tema, perasaan, nada dan suasana serta
amanat.
5. Menulis puisi
Menulis puisi adalah salah satu cara untuk mencurahkan perasaan, pikiran,
kita dengan menggunakan susunan kata yang indah dan bermakna bagi
pembaca.
sebuah puisi.
bertebaran di media massa atau puisi yang dihasilkan oleh para penyair
kita dalam berbagai bentuk penerbitan, tema yang diangkat mencakup (a)
sosial, (b) politik, (c) adat, (d) religius/keagamaan, (e) keluarga, (f)
nasionalisme, (g) kekerasan dan HAM, (h) cinta dan remaja, (i) cinta dan
perselingkuhan, (j) hukum, (k) misteri, (l) horor, dan (m) komedi.
3) Perlunya Imajinasi
dikenal dengan citra. Menurut Buhan Nurgiantora imaji atau citraan itu
oleh penglihatan.
oleh pendengaran.
intelektual.
4) Citraan penciuman, ialah citraan yang ditimbulkan oleh penciuman.
4) Menemukan Ide
Ide atau ilham itu ibarat bunga api, percikan parfum yang menebarkan
membaca puisi karya orang lain, pengalaman pribadi, membaca berita, dan
lain sebagainya.
sebagainya.
a. Mencari Ide
Mencari ide adalah sumber tulisan. Oleh karena itu, untuk menulis puisi,
seorang penyair harus memiliki ide yang dapat diekspresikan melalui puisi.
Ide seseorang dapat bersumber dari pengalaman (fakta empiris), sesuatu yang
berkesan atau momentum (fakta individual), dan juga dapat bersumber dari
imajinasi (fakta imajinasi). Pencarian atau penggalian ide dapat dilakukan oleh
Mengendapkan atau perenungan ide adalah ide yang telah ada kemudian
dan lebih matang. Proses pengendapan atau perenungan ide adalah hal yang
sangat penting untuk dikembangkan dan direnungkan terkait dengan kata atau
diksi yang akan digunakan, ini merupakan cara dalam menciptakan puisi yang
c. Memainkan kata
dengan menuangkan segala ide yang sudah ada dalam diri seseorang ke dalam
bentuk tulisan puisi dengan memilih kata-kata yang digunakan sebagai bahan
yang harus dilakukan dalam menulis puisi yaitu dengan mencari ide untuk
tulisan, namun untuk mencari ide dalam menulis puisi masih sulit dilakukan.
Seringkali kesulitan terjadi dalam tahap awal menulis puisi. Hal ini menjadi
a. Pembelajaran sastra
yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang
guru mengajar siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
interaksi antara seorang guru dan peserta didik terjadi komunikasi (transfer)
yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan.
Sastra secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta, berakar kata sas-
akhiran –tra yang menunjukkan alat, sarana, sehingga sastra berarti alat untuk
mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran. Dalam bahasa Jawa
kuno sastra mendapat prefiks su- yang berarti baik, indah, sehingga menjadi
susatra yang berarti alat untuk mengajarkan siswa kepada hal-hal baik dan
indah. Dalam bahasa Indonesia kata susastra ditambah dengan konfiks ke-an
yang menunjuk pada kumpulan hal yang berkaitan dengan alat untuk
pengertian sastra berdasarkan aspek estetika bahasa dan estetika makna, yakni
sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan
Jadi, sastra adalah karya seni bermedia bahasa sebagai sarana untuk
mengajar atau memberi petunjuk. Oleh karena itu, dapat pula diartikan bahwa
sastra adalah seni bahasa yang digunakan untuk menyampaikan ajaran. Jadi,
karya sastra. Sehingga siswa dapat secara langsung berkenalan dengan sastra.
proses kreatif, cara-cara yang ditempuh oleh seseorang dalam menulis puisi
mulai dari mendapatkan ide untuk ditulis menjadi sebuah puisi yang utuh.
yang belum pernah ditemukan oleh orang lain. Oleh karena itu, proses
a. Mencari ide
Ide adalah sumber tulisan, tanpa ide seseorang tidak akan dapat
melakukan apapun. Oleh karena itu, untuk menulis puisi seseorang harus
yang berkesan atau momentum, dan juga dapat bersumber dari imajinasi.
perenungan ide, mengendapkan ide artinya ide yang telah ada kemudian
c. Penulisan
segala ide yang sudah mengendap dalam diri kita ke dalam bentuk tulisan.
d. Editing dan revisi
bukan berarti tulisan tersebut telah selesai secara sempurna. Oleh karena
Proses editing dan revisi adalah proses perbaikan bentuk hasil tulisan yang
diciptakan.
Jadi dalam proses penulisan puisi, ada beberapa hal yang perlu
editing dan revisi. Keempat proses kreatif ini saling terkait untuk menghasilkan
karya tulis yang baik. Oleh karena itu, keempat proses kreatif ini sangat penting
berkualitas.
B. Kerangka Pikir
keterampilan ini saling terkait satu sama lain. Keterampilan menulis sangat
berbahasa yang paling terakhir yang dapat dijadikan tolak ukur penilaian
dibutuhkan atau sangat penting, karena karya sastra adalah hasil cipta manusia
Jenis-jenis karya sastra yaitu drama, prosa fiksi, dan puisi. Dalam menulis
aspek kesastraan, siswa diharapkan mampu menulis kreatif. Salah satu contoh
yang melandasi penelitian ini, bahwa menulis merupakan salah satu jenis
fakta membuktikan bahwa masih banyak siswa yang belum mampu menulis
puisi dengan baik. Hal ini disebabkan kurangnya latihan menulis puisi bagi
gambaran yang jelas tentang problematika siswa kelas X dalam menulis puisi
Gowa. Hasil tulisan siswa akan dianalisis dengan kriteria yang telah
Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia
Karya Sastra
Problematika Siswa
dalam Menulis Puisi
Analisis
Temuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
metode ilmiah.
sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat, serta hubungan yang
teliti untuk mencocokkan antara realita dengan teori yang berlaku. Oleh
Penelitian ini yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian adalah siswa
kelas X IPA. Penelitian ini hanya fokus pada satu kelas saja supaya peneliti
siswa dalam menulis puisi. Problematika siswa dalam menulis puisi adalah
D. Sumber Data
Menurut Suharsini ( 2010: 175), sumber data adalah subjek dari mana data
tertulis ataupun lisan. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis sumber data
yakni data primer dan data sekunder. Di bawah ini akan dijelaskan maksud
1. Data primer
Dalam penelitian ini yang dimaksud sumber data primer adalah guru
2. Data sekunder
Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh
penulis serta bisa juga dari hasil wawancara. Jadi, sumber data sekunder
ini berasal dari orang lain atau dari dokumen-dokumen, catatan data, dan
diteliti.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006: 160), instrumen adalah alat yang digunakan oleh
ini yaitu:
1. Lembar Observasi
2. Pedoman wawancara
diberikan.
4. Whatsapp Grup
Oleh karena itu, peneliti memilih whatsapp grup sebagai salah satu alat
5. Zoom Meeting
penelitian yang terdapat dalam aplikasi zoom meeting yaitu, video dan
secara bersamaan dan ikut menulis catatan untuk pertemuan yang lebih
lagi. Pasalnya, aplikasi ini telah disokong dengan end to end enecryotion
untuk seluruh rapat yang telah diagendakan melalui aplikasi zoom. Selain
itu, ada pula perlindungan kata sandi hingga keamanan pengguna menjadi
lebih aman. Rekaman dan transkip sementara itu, para pengguna juga
6. Dokumentasi
kelas X IPA
sebagai berikut:
1. Observasi
dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi pasif. Jadi dalam penelitian
ini peneliti ke tempat kegiatan yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat
dalam kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas, peneliti hanya sebagai
2. Wawancara
terarah. Suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh objektif dan dapat
dipercaya. Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan siswa dan guru sebagai
subjek wawancara.
3. Dokumentasi
hasil tulisan puisi siswa, dan pengambilan gambar (foto). Gambar yang
berlangsung.
Miles dan Huberman dalam Musfah (2016: 62), mengatakan analisis data
yang akan digunakan dalam penelitian kualitatif adalah model analisis data
mengalir (flow model). Sejumlah langkah analisis terdapat dalam model ini,
kesimpulan. Jadi, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
1. Pengumpulan Data
2. Reduksi Data
penyeragaman segala bentuk data menjadi bentuk tulisan yang akan dianalisis.
3. Penyajian Data
Pada tahap ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian. Sugiyono
(2017: 95) menyatakan yang paling sering digunakan untuk penyajian data
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Sajian data memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya dengan
dinamis. Sehingga apa yang ditemukan pada saat memasuki lapangan dan
data. Pola-pola yang ditemukan dan telah didukung oleh data-data selama
penelitian akan menjadi pola yang baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut
4. Penarikan Kesimpulan
dengan data-data hasil observasi, wawancara, tulisan puisi siswa dan informan
A. Hasil Penelitian
Kegiatan awal yang dilakukan pada peneltian ini adalah menemui staf tata usaha
kemudian diarahkan untuk bertemu dengan kepala sekolah, dan guru kelas X IPA di
Agustus 2020 pada masa pandemik Covid-19, sehingga proses belajar mengajar
rencana penelitian yang akan dilaksanakan dan melakukan konsultasi dengan guru
dengan guru bahasa Indonesia. Peneliti diarahkan untuk melakukan penelitian secara
daring.
pembelajaran sastra dalam proses belajar mengajar kurang berjalan dengan efektif.
Hal ini disebabkan karena buku dan referensi sebagai modal utama para siswa masih
terbatas dan metode pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan oleh guru masih
menggunakan metode ceramah sehingga tidak ada feedback dari siswa, inila yang
mudah bosan dan kurang kreatif. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti
melihat bahwa siswa masih belum mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal
ini terlihat terhadap respon siswa pada saat guru menjelaskan materi, hanya beberapa
siswa yang hadir dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, siswa masih terbiasa
menggunakan bahasa daerah pada saat pembelajaran bahasa Indonesia. Inilah yang
tulisannya.
Peneliti juga melihat cara mengajar guru yang kurang efektif karena setelah guru
dengan baik, karena setiap siswa memiliki potensi yang berbeda-beda dalam
Wawancara pada penelitian ini dilaksanakan setelah pembelajaran selesai. Hal ini
2) Apa sajakah kesulitan yang anda alami pada saat menulis puisi?
3) Apakah anda tidak terganggu menulis puisi pada lingkungan sekitar anda?
beberapa problematika siswa dalam menulis puisi. Hal ini dapat dilihat karena salah
satu siswa mengungkapkan bahwa mereka tidak memegang buku paket, mereka tidak
mendapatkan buku karena minimnya buku paket dan hanya guru yang memegang
buku paket pada pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, siswa mengungkapkan
bahwa mereka kesulitan dalam menentukan tema, judul puisi, siswa kesulitan dalam
pengelolaan kata/diksi, dan siswa merasa kesulitan pada teknik penulisan puisi.
menulis puisi merupakan suatu kegiatan yang sangat menggali kreativitas siswa.
Belum lagi metode dan media yang digunakan oleh guru dalam mengajar masih
kurang kreatif sehingga beberapa siswa mudah bosan dan siswa tidak terlalu
menyukai pembelajaran menulis puisi. Dalam hal ini, tidak heran jika siswa kesulitan
dalam menulis puisi karena kurang kreatifnya guru dalam melakukan proses belajar
mengajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, semua komponen
yang terlibat dalam proses belajar mengajar di sekolah harus turut memberikan
dukungan. Baik dari media, sumber belajar maupun cara mengajar yang baik.
motivasi belajar siswa sehingga dapat mewujudkan proses belajar mengajar yang
diharapkan.
Seperti yang telah diketahui bahwa dalam menulis puisi ada beberapa unsur yang
bahwa secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi menjadi dua macam. Adapun
kedua unsur tersebut yaitu: unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik terdiri atas; diksi,
(tipografi). Sedangkan unsur batin terdiri atas; tema, perasaan, nada dan suasana, dan
amanat.
dalam menulis puisi. Problematika siswa dalam menulis puisi dapat dikelompokkan
rima. Peneliti memberikan inisial (P) kepada setiap siswa dan diikuti dengan nomor
urut sesuai yang ada di absen kelasnya, yaitu P(1), P(2), P(3), P(4), P(5), P(6), P(7),
siswa yang memiliki problematika dalam menentukan diksi yaitu puisi karya
P(2), P(5), P(12), P(13), P(15), P(16), dan P(18). Problematika tersebut yaitu
dapat dilihat dari hubungan dan pengelolaan katanya yang kurang tepat.
belum memiliki hubungan antarkata yang tepat, ini disebabkan oleh tidak
jelasnya baris pada puisi tersebut, sehingga ketika dibaca puisi tersebut
menjadi tidak padu, karena setiap kata yang dituangkan dalam bait-bait puisi
erat kaitannya dengan makna, nada dan irama serta keselarasan bunyi. Puisi di
katanya masih kurang tepat. Contoh pada P(2), dapat dilihat pada baris kedua
yaitu “ pada kata “dibeli”, kata yang digunakan seharusnya yaitu kata”
ditukar”. Kata ini lebih cocok disandingkan dengan kata-kata sebelum dan
sesudahnya. Sedangkan pada puisi P(2) terlihat pada baris kedua yaitu
“tanpamu aku tidak bisa bagaimana cara menulis”. Pada baris tersebut terlihat
ambigu, seharusnya yaitu “ tanpamu aku tidak bisa tau bagaimana cara
Guruku…
Tanpamu aku tidak bisa tau bagaimana cara menulis
Tanpamu aku tak akan mengerti arti sekolah
(P(2)
Jadi, dapat dilihat bahwa ketika pengelolaan katanya bagus maka pesan
yang ingin disampaikan kepada pembaca juga akan lebih mudah untuk
dipahami.
Berdasarkan hasil puisi siswa, peneliti melihat ada beberapa siswa yang
problematika dalam wujud visual puisinya, yaitu P(1), P(3), P(5), P(9), P(10),
P(11), P(12), P(15), P(16), P(17), dan P(18). Namun, dalam wujud visual
problematika dari tipografi dari segi ejaan. Problematika tersebut dapat dilihat
di bawah ini:
menarik, karena puisi di atas masih menggunakan tipografi yang sangat biasa,
sehingga puisi tersebut belum terlihat indah dan menarik. Selain itu, jika
dilihat puisi karya P(1) terdapat kesalahan dari segi tipografi ejaan yaitu kata
“terimah kasih gururku”, dan “mengajarkan ku”. Kata yang seharusnya adalah
“terima kasih guruku”. Terdapat juga kesalahan ejaan pada puisi P(3) yaitu
pada kata “se isi”, dan “tempu”. Kata yang seharusnya yaitu “seisi” dan
“tempuh”. Dapat juga dilihat pada puisi P(5) terdapat kesalahan dalam ejaan
yaitu kata “tekat” dan “Negri”. Kata yang seharusnya yaitu “tekad” dan
Negeri”.
terhanyut ke dalam suasana puisi yang ingin disampaikan. Hal ini disebabkan
terhadap nada yang akan dihasilkan untuk menimbulkan suasana yang ingin
siswa yang belum mampu menggunakan bahasa figuratif sebagai ciri khas
puisi, yaitu: puisi P(1), P(2), P(5), P(8), P(9), P(11), P(12), P(13), P(14),
P(15), P(16), P(17), dan P(18). Problematika tersebut dapat dilihat pada pusi
di bawah ini:
Pulpenku
Pulpenku memang murah dan tidak mahal
Tapi bagiku pulpenku itu teramat berharga
Karena dengannya aku belajar merangkai aksara
(P(14))
Dari kedua puisi di atas, dapat dilihat bahwa puisi tersebut belum
sehingga puisi tersebut terlihat seperti pada halnya prosa. Hal ini terlihat pada
puisi (P(14)) pada kata “pulpenku”. Pada kata tersebut bukanlah kata figuratif,
kata tersebut hanyalah kata-kata biasa yang umum digunakan pada kehidupan
sehari-hari.
Berdasarka hasil tulisan puisi siswa, peneliti melihat ada siswa yang
belum mampu menggunakan rima yang indah dalam puisi yang ditulisnya,
yaitu terlihat dari puisi karya P(2), P(4), P(6), P(7), P(8), P(9), P(10), P(11),
P(12), P(13), P(14), P(15), P(16), P(17), dan P(18). Problematika dalam
karena puisi di atas tidak terdapat pengulangan bunyi yang berfungsi untuk
memperindah puisi, karena bunyi pada akhir baris yang tidak sama. Contoh pada
puisi P(17), sebagaimana baris pertama bunyi akhirnya –ma, sedangkan baris
kedua bunyi akhirnya –ng, dan pada baris ketiga bunyi akhirnya –ap. Kalimat
dengan bunyi akhir –u terdapat pada baris keempat. Inilah yang menyebabkan
bunyi yang dihasilkan tidak beraturan, sehingga ketika dibaca puisi tersebut tidak
B. Pembahasan
dalamnya, fungsi dari unsur-unsur tersebut adalah untuk memberikan keindahan dan
mengungkapkan bahwa secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi menjadi dua
telah mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa dari 18 siswa 38,8% siswa
siswa masih memasukkan dialek bahasa daerahnya. Hal ini terjadi karena siswa
puisinya. Padahal diksi merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan
dalam penulisan puisi. Sebagaimana yang dikemukakan Kosasih bahwa diksi atau
pilihan kata merupakan dasar atau inti pembangun puisi, sehingga diksi memiliki
peran yang sangat penting dalam proses menulis puisi. Selain itu, menurut
Waluyo (2003: 72) diksi merupakan kata-kata yang terdapat dalam puisi yang
merupakan hal yang sangat diutamakan dalam menulis sebuah puisi. Ketepatan
penulis dalam pemilihan kata dapat menjadi kekuatan utama dalam puisi yang
ditulisnya.
b. Pengimajinasian
digunakan masih dalam taraf dasar, karena siswa pada jenjang Madrasah/SMA
belum memiliki pengalaman yang lebih untuk menulis puisi yang tinggi akan
imaji.
Berdasarkan penggalan pada puisi di atas, dapat dilihat bahwa puisi tersebut
“matahari telah memancarkan sinar”. Pada puisi di atas masih pada taraf dasar.
angan atau imajinasi. Pradopo (dalam Wiyatmi, 2006: 68) mengemukakan bahwa
citraan adalah gambaran-gambaran dalam pikiran dan bahasa yang
gambaran angan yang terbentuk dan diekspresikan melalui media bahasa yang
2. Kata Konkret
Berdasarkan semua hasil tulisan puisi siswa, secara keseluruhan siswa sudah
dalam setiap puisi yang ditulis. Dapat dilihat dari puisi siswa sebagai berikut:
Pada puisi di atas dalam setiap katanya bisa dikatakan sudah sangat konkret.
Ini dapat dibuktikan ketika puisi di atas dibaca. Seolah-olah pembaca melihat,
mendengar atau merasakan apa yang dilukiskan penyair. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Kosasih bahwa untuk membangkitkan imaji pembaca, kata-
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk
Dari beberapa pendapat di atas, peneliti dapat simpulkan bahwa jika penulis
puisi. Menulis puisi pada dasarnya harus didasari oleh keinginan seorang penulis,
karena menulis puisi sangat membutuhkan daya khayal (imajinasi) yang tinggi,
dan penulis memang dituntut untuk mampu menggunakan bahasa figuratif dalam
Ibu
Sembilan bulan kau mengandung
Hingga aku dilahirkan
Kau mendidikku
Membesarkanku sampai sekarang
(P(11))
Berdasarkan dari penggalan puisi di atas, dapat dilihat bahwa masih belum
ada bahasa-bahasa figuratif yang terdapat di dalam puisi tersebut. Kata-kata yang
dengan benda atau kata lain. Bahasa figuratif atau bahasa kiasan yang digunakan
bahasa kias dalam puisi berfungsi sebagai sarana pengedepanan sesuatu yang
Sedangkan menurut Abrams (dalam Wiyatmi, 2006: 64) bahasa kias sebagai
salah satu kepuitisan berfungsi agar sesuatu yang digambarkan dalam puisi
menjadi jelas, hidup, intensif, dan menarik. Menurut Pradopo (dalam Suryaman,
Jadi dapat disimpulkan bahwa bahasa figuratif adalah bahasa kias yang
digunakan penyair dalam puisi yang ditulisnya yang memiliki peran penting agar
puisi yang dihasilkan dapat lebih jelas, hidup, intensif, dan lebih menarik.
4. Rima
puisi, peneliti telah mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa dari 18 jumlah
siswa terdapat 83,3% siswa memiliki problematika dalam menggunakan rima.
dengan teknik seorang penulis dalam menyusun kata pada tiap bait dan barisnya,
sehingga ketika dibaca puisi akan menjadi sesuatu yang lebih indah untuk dibaca
rima pada puisi tersebut masih sangat tidak beraturan, sehingga ketika puisi
dibaca hal yang dihasilkan menjadi sesuatu yang begitu biasa-biasa saja. Bunyi
yang dihasilkan tidak beraturan pada setiap akhir baris. Sehingga tidak
menghasilkan bunyi yang indah karena tidak beraturannya bunyi pada tiap akhir
baris. Sebagaimana baris pertama bunyi akhirnya –ma, sedangkan baris kedua
bunyi akhirnya –ng, dan pada baris ketiga bunyi akhirnya –ap. Kalimat dengan
Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Kosasih bahwa rima adalah suatu
pengulangan bunyi yang ada dalam sebuah puisi. Selain itu, Jabrohim (2009:53-
54), mengemukakan bahwa rima adalah suatu pengulangan bunyi dalam setiap
baris atau larik puisi, pada akhir baris puisi atau bahkan juga terdapat pada
keseluruhan baris atau bait puisi yang ditulisnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
rima merupakan salah satu aspek bunyi yang membantu menciptakan sebuah
penulis.
problematika dalam wujud visual puisi. Hal ini disebabkan karena siswa masih
belum memahami apa itu wujud visual puisi karena kurangnya membaca.
Sehingga siswa mengalami problem pada tipografi dan ejaan dalam tulisan
Berdasarkan puisi di atas, peneliti dapat simpulkan bahwa larik/ baris pada
bait tersebut tidak jelas sehingga pembaca bingung di mana memulai dan di
bagian mana akhir dari larik atau baris pada puisi tersebut. Seperti yang telah
sangat penting antar puisi dengan prosa dan drama. Selain itu, menurut Sayuti
(2002:329), tipografi adalah bentuk visual puisi yang berupa tata huruf dan tata
baris dalam puisi. Jadi dapat disimpulkan bahwa wujud visual puisi harus benar-
benar diperhatikan dalam penulisan puisi karena wujud visual merupakan hal
3) Unsur Batin
e) Tema
menunjukkan bahwa siswa sudah mampu menentukan tema pada puisi yang
Permataku….
Ke mana lagi engkau akan ku cari
Seisi dunia telah aku datangi untuk mencarimu
Dan tak aku temui secuil berita pun tentangmu
(P(3))
Berdasarkan penggalan puisi di atas, dapat dilihat bahwa tema dari puisi
tema yang terdapat dalam puisi tersebut ketika puisinya dibaca secara sungguh-
adalah pokok pikiran yang dikemukakan penyair lewat puisi yang diciptakannya.
Selain itu, menurut Waluyo (2005:17), tema adalah gagasan pokok yang
dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa tema
adalah suatu hal yang sangat penting dalam penulisan puisi karena puisi adalah
f) Perasaan/Rasa
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair.
Bentuk ekspresi itu bisa berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada
kekasih, alam atau sang Khalik. Berdasarkan hasil tulisan puisi siswa, peneliti
disampaikannya. Hal ini terlihat disetiap tulisan puisi siswa. Sebagaimana contoh
Permataku ….
Engkau telah pergi meninggalkan kesan
Kesan yang tidak dapat aku lupakan
Engkau telah pergi meninggalkan kenangan
Kenangan yang tidak dapat aku temui dari orang lain..
(P(3))
Berdasarkan puisi di atas, dapat dilihat bahwa pada puisi tersebut sudah
mampu membuat pembaca merasakan apa yang ingin disampaikan yaitu penulis
merasakan perasaan sedih karena ditinggalkan oleh sang kekasih. Seperti yang
dikemukakan oleh Kosasih bahwa puisi merupakan karya sastra yang paling
dapat peneliti simpulkan bahwa dalam menulis puisi penulis harus bisa menulis
sebuah puisi yang mampu membuat para pembaca dapat merasakan apa yang
g) Suasana
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu. Suasana
adalah akibat yang ditimbulkan puisi itu terhadap jiwa pembaca. Berdasarkan
hasil tulisan puisi siswa, peneliti menemukan hasil yang menunjukkan bahwa dari
menentukan suasana pada tulisan puisinya. Hal ini disebabkan karena siswa
dalam tulisan puisinya tidak padu dalam pengelolaan katanya dan hubungan
tidak tercipta dan tidak begitu dapat dirasakan oleh pembaca. Sebagaimana
h) Amanat
Berdasarkan hasil tulisan puisi siswa, peneliti menemukan hasil yang
baik dan dapat menepati janji yang telah dijanjikan kepada rakyat. Sebagaimana
dikemukakan oleh Wardoyo (2013:53), bahwa amanat adalah ajaran moral atau
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. selain itu,
kata yang disusun dan juga berada di balik tema yang diuangkapkan. Jadi dapat
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
antarkatanya yang masih kurang tepat dan juga pengelolaan katanya masih kurang
menarik.
2. Problematika dalam wujud visual puisi, yaitu seperti tipografi kurang menarik
sebuah puisi.
5. Problematika dalam rima sehingga puisi yang ditulis siswa terlihat biasa-biasa
B. Saran
Berdasarkan berbagai macam problematika siswa dalam menulis puisi yang telah
diuraikan dalam penelitian ini, maka saran dari peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
2. Bagi Siswa
puisi, ternyata masih banyak problem yang dihadapi siswa dalam menulis puisi,
terutama dari rima, wujud visual puisi, dan figuratif puisi. siswa disarankan
untuk dapat memahami apa saja unsur-unsur pembangun dalam puisi dengan
baik, agar puisi yang dihasilkan dapat membuat pembaca lebih paham dan
Aisyah, Airin. 2016. Problematika Penulisan Puisi Siswa Kelas VII J SMP N 5 Kota
Jambi Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. Jambi:
Universitas Jambi.
Bunda, M.M . 2017. Kemampuan Menulis Puisi Bebas siswa kelas VII SMP Negeri 1
Pangsit Kabupaten Sidenreng Rappang. Skripsi tidak diterbitkan.
Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djojosuroto, Kinayati. 2005. Puisi, Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung: Nuansa
Komaidi, Didik. 2011. Panduan Lengkap Menulis Kreatif Teori dan Praktek.
Musfah, Jejen. 2016. Tips Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT. Fajar.
Oktavia, W.C. 2014. Problematika Siswa Kelas X dalam Menulis Puisi di SMA
Negeri 6 Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun
Ajaran 2013/2014. Skripsi tidak diterbitkan. Bengkulu: Universitas
Bengkulu.
Rimang, S.S. 2011. Kajian Sastra Teori dan Praktik. Yogyakarta: Aura Pustaka.
Sayuti, Suminto. 2002. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media
Susetyo, Budi. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika
Aditama.
Toyidin. 2013. Sastra Indonesia Puisi Prosa Drama. Subang: CV. Pustaka.
Yulianti, Santi. 2014. Problematika Siswa dalam Menulis Naskah Drama di SMP
Negeri 01 Pondok Kelapa Bengkulu Tengah. Skripsi tidak diterbitkan.
Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Yunus, S . 2015. Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia.
L
A
M
P
I
R
A
N
No Nama Siswa Inisial Nama Peserta Didik
1 Alfi Safira P(1)
6) Apa saja kesulitan yang anda alami pada saat menulis puisi?
7) Apakah anda tidak terganggu menulis puisi dengan lingkungan sekitar anda?
HASIL WAWANCARA
1. Menurut saya pembelajaran yang kita lakukan pada saat pandemik ini sedikit
penjelasan secara langsung dari guru dan itu menyebabkan ada diantara kami
2. Kesulitan saya dalam menulis puisi yaitu kesulitan dalam menentukan judul
4. Saya sangat menyukai karena dapat mengajari kita cara merangkai kata
menjadikannya suatu kalimat dan melatih otak kita untuk selalu berfikir pada
3. Tidak, karena di situ kita bisa menyesuaikan kata-kata apa yang cocok dengan
4. Tidak terlalu suka karena menurut saya dalam menulis puisi itu sangat sulit.
1. Menurut saya pembelajaran yang dilakukan pada saat pandemik ini sangat
memilki kesulitan karena kita tidak dapat bertatap muka secara langsung
dengan guru. Dan tidak bisa dikontrol langsung oleh guru. Sehingga kami
2. Kesulitan saya yaitu susah untuk memikirkan bagaimana cara menyusun kata-
4. Kadang suka dan kadang tidak terlalu suka karena susah menyusun kata-kata.
1. Menurut saya tentang pembelajaran daring (online) ini sangatlah sulit karena
ada biasa teman-teman saya yang belum mengerti tentang materi yang guru-
guru sampaikan dan juga dalam menulis sebuah puisi itu sangatlah sulit
tema.
3. Lumayan terganggu karena adik saya selalu ganggu saya saat menulis puisi
dan pada saat saya memikirkan kata-kata yang akan saya tulis, adik saya
selalu mengganggu.
4. Lumayan suka, karena saya juga suka membaca dan menurut saya menulis