Anda di halaman 1dari 53

PERAN GENDER DALAM NOVEL LARUNG KARYA AYU UTAMI

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
Cucuk Krisdianti
NIM 1910221023

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2023
PERAN GENDER DALAM NOVEL LARUNG KARYA AYU UTAMI

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
Cucuk Krisdianti
NIM 1910221023

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2023
HALAMAN LOGO

ii
PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur atas pertolongan Allah yang telah memberikan

rahmat dan kekuatannya kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal Skirpsi ini.

Shalawat dan salam semoga tetap Allah curah limpahkan kepada nabi Muhammad

SWA, keluarga, sahabat, rekan seperjuangan, dan generasi penerus bangsa. Segala hal

yang telah diupayakan semoga bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.

Penulis sangat berbahagia karena dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Skripsi ini berjudul “Peran Gender dalam Novel Larung karya Ayu Utami”.

Skripsi ini membahas megenai peran gender berdasarkan peran dalam Novel Larung

Karya Ayu Utami.

Atas kekurangan yang terjadi pada penulisan skripsi ini dengan penuh

kesadaran penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya terhadap

kekurangan penulisan skripsi ini. Penulis menerima kritik dan saran dalam

penyempurnaan skripsi ini. Semoga kedepannya bisa menjadi bahan koreksi bersama

untuk perbaikan selanjutnya.

Jember,

Penulis

iii
UNGKAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengungkapkan syukur ke Hadirat Allah SWT atas terselesaikannya


skripsi ini. Demikian juga penulis mngungkapkan terima kasih yang sebesar
besarnya, atas segala upaya, bimbingan, dan arahan dari semua pihak, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

1. Dr. Kukuh Munandar, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jember.
2. Dr. Astri Widyaruli Anggraeni, M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah
Jember.
3. Dr. Hasan Suaedi., S.Pd., M.Pd dan Dzarna, M.Pd selaku dosen
pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan
masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Semua dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jember.
5. Semua Staf pengajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Jember.
6. Teruntuk kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang,
cinta, nasihat, dan penyemangat yang melimpah sehingga penulis dapat
melewati setiap permasalahan selama proses pembuatan skripsi.
7. Teruntuk rekan seperjuangan PBSI Angkatan 19, terimakasih atas
dukungan selama berkuliah di Universitas Muhammadiyah

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dengan hormat dipersembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Abdul Holik dan Ibu Fitria yang

telah berperan besar dalam memberikan do’a serta dukungan dalam

pendidikan dan kehidupan saya selama ini.

2. Para guru dan dosen yang telah membimbing saya hingga saat ini.

3. Sahabat-sahabat saya dan teman-teman saya lainnya yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu. Terima kasih karena tulus dan setia

menemani masa perkuliahan selama ini dan banyak memberikan saran.

4. Almamater tercinta saya, Universitas Muhammadiyah Jember.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................iii


HALAMAN LOGO ................................................................................................................ ii
PRAKATA ...............................................................................................................................iii
UNGKAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................................................vi
BAB 1 ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................................................... 1
1.2 Masalah Penelitian ...................................................................................................... 13
1.3 Fokus Penelitian .......................................................................................................... 13
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 13
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 14
1.6 Asumsi Penelitian ........................................................................................................ 14
1.7 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................................... 15
1.8 Definisi Istilah.............................................................................................................. 16
BAB II .................................................................................................................................... 27
2.1 Pengertian Novel ......................................................................................................... 27
2.2 Unsur-unsur Pembangun Novel ............................................................................... 28
2.2.1 Unsur Intrinsik ......................................................................................................... 29
2.2.2 Unsur Ekstrinsik ...................................................................................................... 30
2.3 Pengertian Gender ...................................................................................................... 31
2.4 Peran Gender .............................................................................................................. 32
2.4.1 Pembedaan Peran Gender....................................................................................... 33
2.5 Implikasi Peran Gender tehadap Pembelajaran Bahasa Indonesia ....................... 35
2.6 Identitas Novel dan Sinopsis Novel............................................................................ 36
BAB III................................................................................................................................... 39
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................................ 39
3.2 Data Penelitian ............................................................................................................ 40

vi
3.3 Sumber Data Penelitian .............................................................................................. 40
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 41
3.5 Instrumen Pengumpulan Data................................................................................... 44
3.6 Teknik Penganalisisan Data ....................................................................................... 49
3.7 Teknik Pengujian Kesahihan Data............................................................................ 52
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................... 54

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan ini diuraikan pokok-pokok bahasan, yaitu (1) latar

belakang penelitian, (2) masalah penelitian, (3) fokus penelitian, (4) tujuan penelitian,

(5) manfaat penelitian (6) asumsi penelitian, (7) ruang ligkup penelitian, (8) definisi

istilah.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Karya sastra adalah ungkapan perasaan manusia yang bersifat pribadi yang

berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk

gambaran kehidupan yang dapat membangkitkn pesona dengan alat bahasa dan

dilukiskan dalam bentuk tulisan (Lafamane, 2020, hal. 1). Karya sastra adalah cabang

seni yang diciptakan berdasarka ide, perasaan, dan pemikiran kreatif yang berkaitan

unsur budaya diungkapkan melalui Bahasa (Sukirman, 2021, hal. 17). Karya sastra

adalah karya kreatif yang lahir dari imajinatif pengarangnya, sebuah karya sastra

terlahir dari sentuhan pemikiran dan ide-ide seorang sastrawan sebagai penciptanya

(Arifin, 2019, hal. 30). Karya sastra merupakan hasil kreatif dari imajinasi yang

merepresentasi dari kehidupan nyata (Mamonto, Lensun, Aror, 2021, hal. 214).

Dengan demikian, peneliti berpendapat bahwa karya sastra adalah sebuah tulisan

indah yang yang diciptakan pengarang berdasarkan pengalaman, khayalan, maupun

dari cerita yang dilihat maupun didengar oleh pengarang. Jika karya sastra ditulis

dengan kalimat yang indah, mendayu-dayu, yang membuat para pembaca terpana

1
2

terhadap kalimat yang ditulis oleh pengarang. Pembaca akan penasaran dan tertarik

membaca karya sastra sampai selesai.

Karya sastra dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu karya sastra

imajinatif dan karya sastra nonimajinatif. Sastra imajinatif adalah sastra yang

berupaya untuk menerangkan, menjelaskan, memahami, membuka pandangan baru,

dan memberikan makna realitas kehidupan agar manusia lebih mengerti dan bersikap

yang semestinya terhadap realitas kehidupan. Dengan kata lain, sastra imajinatif

berupaya menyempurnakan realitas kehidupan walaupun sebenarnya fakta atau

realitas kehidupan sehari-hari tidak begitu penting dalam sastra imajinatif. Sastra

imajinatif memiliki ciri-ciri yaitu, bersifat khayalan, menggunakan bahasa konotatif

dan memenuhi syarat estetika seni. Sedangkan ciri karya sastra nonimajinatif adalah

karya sastra tersebut lebih banyak unsur faktualnya daripada khayalannya cenderung

menggunakan bahasa denotatif dan tetap memenuhi syarat syarat estetika seni

(Saputro dan Utami, 2022, hal. 12). Jenis sastra yang digunakan dalam penelitian ini

adalah novel. Novel adalah salah satu karya sastra kreatif yang berbentuk prosa

(Alviah, 2014, hal. 129). Novel merupakan bentuk karya sastra yang bersifat realistis,

yang berkembang dari bentuk-bentuk naratif non fiksi dan secara stilistika

menekankan pentingnya detil yang bersifat mimesis (Prawira, 2018, hal. 1). Novel

adalah karangan yang panjang dan berbentuk prosa dan mengandung rangkaian cerita

kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak

dan sifat setiap pelaku (Mamonto, Lensun, Aror, 2021, hal. 215). Berdasarkan
3

beberapa pendapat tersebut, peneliti berpendapat bahwa novel adalah sebuah karya

sastra yang berisi cerita Panjang yang ditulis oleh pengarang berdsarkan imajinasinya.

Alasan peneliti memilih novel sebagai bahan penelitian yaitu pertama, karena

novel banyak diminati oleh pembaca setianya, bahkan banyak bermunculan pembaca

baru yang mulai menyukai membaca novel. Apalagi novel saat ini tidak dalam bentuk

buku kertas saja. Melainkan juga bisa diakses melalui beberapa media yang bisa

dengan lebih mudah pembaca membacanya. Kedua, kisah yang ada di dalam novel

diceritakan lebih rinci dan detail di setiap kejadian, maka peneliti memiliki peluang

besar untuk meneliti novel dengan beragam isi di dalamnya. Termasuk isi yang

menyangkut peran gender yang ada di dalam novel. Ketiga, Di dalam novel banyak

menggunakan kata dan kalimat mengandung unsur keindahan yang dapat menambah

pengetahuan dan kreatifitas pembaca.

Unsur pembangun novel meliputi dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang terdapat di dalam karya sastra

tersebut. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang terletak di luar karya

sastra dan hanya bersifat mendukung ataupun mempengaruhi isi suatu karya sastra

(Lubis, 2020, hal. 3). Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra meliputi: tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut pandang, bahasa dan amanat. Sedangkan unsur

ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak

langsung mempengaruhi bangunan atau sisitem organisme karya sastra. Unsur-unsur

itu adalah biografi pengarang, psikologi, ekonomi, keadaan di lingkungan pengarang

dan lain sebagainya (Mamonto, Lensun, Aror, 2021, hal. 216). Berdasarkan pendapat
4

di atas, peneliti berpendapat bahwa unsur intrinsik adalah unsur yang membangun

cerita dari dalam yaitu, tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, bahasa dan

amanat yang ingin disampaikan dari cerita. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur

yang membangun cerita dari luar yaitu subjek pengarang, psikologi pengarang, dan

lingkungan pengarang.

Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan

(distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalis, dan karakteristik emosional antara

laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat (Nuroniyah, 2023, hal.

78). Gender merupakan karakteristik kepribadian seseorang dan dipengaruhi oleh

peran gender yang dimilikinya (Nurohim, 2017, hal. 457). gender adalah sifat dan

perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial

maupun budaya (Rokhimah, 2014, hal. 136).

Gender adalah menyangkut aturan sosial yang berkaitan dengan jenis kelamin

manusia laki-laki dan perempuan. Perbedaan biologis dalam hal alat reproduksi

antara laki-laki dan perempuan memang membawa konsekuensi fungsi reproduksi

yang berbeda (perempuan mengalami menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui;

laki-laki membuahi dengan spermatozoa). Jenis kelamin biologis inilah merupakan

ciptaan Tuhan, bersifat kodrat, tidak dapat berubah, tidak dapat dipertukarkan dan

berlaku sepanjang zaman (Puspitawati, 2013, hal. 2). Fauziyah, Mulyana, dan

Raharjo (2015, hal. 260) menyatakan bahwa gender merupakan perbedaan yang

bukan kodrat ciptaan Tuhan namun diciptakan oleh masyarakat (baik laki-laki

maupun perempuan) melalui proses sosial dan budaya yang panjang. Berdasarkan
5

pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa gender adalah suatu pembedaan peran,

posisi, dan sifat berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.

Peran gender adalah dimana peran laki-laki dan perempuan dirumuskan oleh

masyarakat berdasarkan tipe seksual maskulin dan feminitasnya (Nuroniyah, 2023,

hal. 75). Peran gender adalah dimana peran laki-laki dan perempuan yang dirumuskan

oleh masyarakat berdasarkan tipe seksual maskulin dan feminitasnya. Misal peran

laki-laki ditempatkan sebagai pemimpin dan pencari nafkah karena dikaitkan dengan

anggapan bahwa laki-laki adalah makhluk yang lebih kuat, dan identik dengan sifat-

sifatnya yang super dibandingkan dengan perempuan (Nuroniyah, 2023, hal. 75).

Mahdi dan Jf (2020, hal. 16) menyatakan bahwa peran gender merupakan prilaku,

perhatian, sikap keterampilan dan pertimbangan ciri kepribadian social yang tepat

dari laki-laki atau perempuan. Siswati dan Puspitawati (2017, hal. 171) menyatakan

bahwa peran gender merupakan kerjasama yang dilakukan dan disepakati oleh suami

dan istri dalam hal pembagian kerja pada aktivitas domestik, publik, dan sosial

kemasyarakatan.

Peran gender merupakan kerjasama yang dilakukan dan disepakati oleh suami

dan istri dalam hal pembagian kerja pada aktivitas domestik, publik, dan sosial

kemasyarakatan (Nurohim, 2018, hal. 460). peran gender adalah berbagai peran

aktivitas, tugas, atau pekerjaan yang sengaja dilekatkan atau diidentikkan sebagai

tanggungjawab perempuan dan laki-laki(Jalil dan Aminah, 2018, hal. 284).

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa peran gender merupakan


6

suatu kegiatan yang dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan berdasarkan

gendernya.

Alasan peneliti memilih peran gender dalam penelitian ini adalah pertama,

mengetahui bagaimana seseorang berperan berdasarkan gender. Kedua, untuk

mengetahui peran berdasarkan pembedaan peran gender. Ketiga, memberikan

pengetahuan kepada pembaca mengenai peran gender berdasarkan pembedaan peran

dalam hal pekerjaan, wilayah kerja, status, dan sifat.

Menurut Nuroniyah (2023, hal. 75), pembedaan peran antara laki-laki dan

perempuan berdasarkan gender dapat dibagi menjadi 4, yaitu (1) Pembedaan peran

dalam hal pekerjaan, misalnya laki-laki dianggap pekerja yang produktif yakni jenis

pekerjaan yang menghasilkan uang (dibayar), sedangkan perempuan disebut sebagai

pekerja reproduktif yakni kerja yang menjamin pengelolaan seperti mengurusi

pekerjaan rumah tangga dan biasanya tidak menghasilkan uang, (2) Pembedaan

wilayah kerja, laki-laki berada diwilayah publik, atau luar rumah dan perempuan

hanya berada didalam rumah atau ruang pribadi, (3) Pembedaan status, laki-laki

disini berperan sebagai aktor utama dan perempuan hanya sebagai pemain pelengkap,

(4) Pembedaan sifat, perempuan dilekati dengan sifat dan atribut feminin seperti

halus, sopan, penakut, “cantik” memakai perhiasan dan cocoknya memakai rok. dan

laki-laki dilekati dengan sifat maskulinnya, keras, kuat, berani, dan memakai pakaian

yang praktis.

Novel yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah Larung karya Ayu

Utami yang merupakan lanjutan dari novel Saman. Novel ini diterbitkan oleh penerbit
7

Gramedia dan merupakan cetakan ke-7 pada bulan April 2018. Novel ini memiliki

tebal sebanyak 294 halaman. Sampul buku ini berwarna silver dengan motif ular

berwarna merah muda dengan gambar hati di tengahnya.

Ayu Utami yang nama lengkapnya Justina Ayu Utami dikenal sebagai

novelis pendobrak kemapanan, khususnya masalah seks dan agama. Beliau dilahirkan

di Bogor, Jawa Barat, 21 November 1968. Ayahnya bernama Johanes Hadi Sutaryo

dan ibunya bernama Bernadeta Suhartina. Ia berasal dari keluarga Katolik.

Pendidikan terakhirnya adalah S-1 Sastra Rusia dari Fakultas Sastra Universitas

Indonesia (1994). Beliau juga pernah sekolah Advanced Journalism, Thomson

Foundation, Cardiff, UK (1995) dan Asian Leadership Fellow Program, Tokyo,

Japan (1999). Ayu menggemari cerita petualangan, seperti Lima Sekawan, Karl

May, dan Tin Tin. Selain itu, beliau menyukai musik tradisional dan musik klasik.

Sewaktu mahasiswa, beliau terpilih sebagai finalis gadis sampul majalah Femina,

urutan kesepuluhnur. Namun, beliau tidak menekuni dunia model.

Ayu pernah bekerja sebagai sekretaris di perusahaan yang memasok senjata

dan bekerja di Hotel Arya Duta sebagai guest public relation. Akhirnya, beliau masuk

dalam dunia jurnalistik dan bekerja sebagai wartawan Matra, Forum Keadilan, dan D

& R. Ketika menjadi wartawan, beliau banyak mendapat kesempatan menulis.

Selama 1991, beliau aktif menulis kolom mingguan “Sketsa” di harian Berita Buana.

Beliau ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan ikut membangun

Komunitas Utan Kayu, sebuah pusat kegiatan seni, pemikiran, dan kebebasan
8

informasi, sebagai kurator. Ia anggota redaktur Jurnal Kalam dan peneliti di Institut

Studi Arus Informasi.

Setelah tidak beraktivitas sebagai jurnalis, Ayu kemudian menulis novel.

Novel pertama yang ditulisnya adalah Saman (1998). Dari karyanya itu, Ayu

menjadi perhatian banyak pembaca dan kritikus sastra karena novelnya dianggap

sebagai novel pembaru dalam dunia sastra Indonesia. Melalui novel itu pula, beliau

memenangi Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Novel

tersebut mengalami cetak ulang lima kali dalam setahun. Para kritikus menyambutnya

dengan baik karena novel Saman memberikan warna baru dalam sastra Indonesia.

Karyanya yang berupa esai kerap dipublikasikan di Jurnal Kalam. Karyanya yang

lain, Larung, yang merupakan dwilogi novelnya, Saman dan Larung, juga mendapat

banyak perhatian dari pembaca.

Novel Larung karya Ayu Utami bercerita tentang awal cerita yaitu tahun 1989

yang mengisahkan seorang tokoh yang bernama Larung Lanang yang ingin

membunuh neneknya. Neneknya adalah orang yang mampu melihat aura yang

menyaksikan kekuasaan bukan dari dinia manusia melainkan dari alam ghaib yang

syirik, tubuh neneknya penuh susuk, hatinya berisi japa-japa, dan pikirannya hanya

mantra. Neneknya bernama Anjani. Ibunyalah yang memnginginkan Larung

membunuh neneknya lalu Larung mencari rahasia neneknya agar bias mengeluarkan

jampi-jampi dari tubuhnya dan akhirnya Larung bias menemukan dokumen yang

memberinya petunjuk mengenai sejarah neneknya dan petunjuk itu unuk membunuh

neneknya. Setelah perjalannya selesai akhirnya neneknya mati.


9

Cerita kemudian beralih ke tahun 1996, saat Cok, Yasmin, dan Laila

berencana untuk menengok sahabat mereka bersama Shakuntala yang akan tampil

dalam pertunjukan kesenian kolaborasi seniman Indonesia-Amerika. Shakuntala

tinggal di New York dan berprofesi sebagai penari. Yasmin yang bekerja sebagai

pengacara serta aktifis hak asasi manusia dan sudah menikah dengan Lukas yang

ingin bertemu dengan Saman di New York, kekasinya yang tinggal di Amerika dan

pernah jadi buron di Indonesia karena di tuduh sebagai dalang kerusuhan di Medan.

Saman adalah mantan frater pembimbing retret Cok, Yasmin, Laila, dan Shakuntala

saat masih SMP. Laila yang bekerja sebagai fotografer ingin bercumbu dengan Sihar,

kekasihnya yang sudah beristri dan kebetulan sedang ditugaskan di Amerika,

sedangkan Cok datang ke Amerikahanya untuk main-main, menemui Yasmin dan

Laila. Laila kemudian bercumbu dengan Shakuntala, sahabatnya yang memang sejak

dari remaja sudah menjadi biseksual. Yasmin memuaskan perilaku seksualnya kepada

Saman yang menderita meshokisme.

Pada tanggal 26 Juli 1996 di Jakarta dan New York, Yasmin mengirim surat

kepada Saman mengenai hubungan atau seksualitas Yasmin. Di musim panas Saman

membuka email dan mendapatkan kabar dari Larung yang bercerita tentang survey

lokasi untuk percetakan tanah dan Saman pun mulai berhubungan dengan Larung

sekitar satu tahun yang lalu. Larung mendapatkan Saman dari Yasmin dan Cok. Mesti

latar belakang dan cara memperkenalkan diri agak ganjil, Saman tidak pernah merasa

curiga. Saman agak heran kedua bulan setelah perkenalanya, Larung telah

memperoleh alamat di @komodo, sebuah jaringan yang tertutup, di mana pesan-


10

pesan di-entry, sehingga hanya bisa di buka oleh alamat-alamat yang didaftarkan,

agar informasi yang dikirim tidak bias disadap saat melalui penyelenggara. Yasmin

dan Saman mereka dalam tim yang bekerja untuk pendanaan dan membikin jaringan.

Yasmin menulis pesan kepada Saman dan Saman menerima pesan tersebut yaitu

tentang peristiwa 27 Juli. Karena lelah Saman berimajinasi atau bermimpi tentang

Yasmin yang dimakan oleh Larung@komodo.

New York, 5 Agustus 1996, mimpi tersebut membuat Saman meninggalkan

kecemasan dan surat Yasmin datang yaitu tentang ia yang menyembunyikan tiga

aktivis yang dianggap atau dituduh sebagai dalang kerusuhan, kemudian meminta

bantuan Larung Saman untuk membawa lari tiga aktivis tersebut ke luar negeri.

Dalam usaha pelarian tiga aktivis tersebut, yaitu Bilung, Koba, dan Wayan Togog,

mereka dibantu Anson bin Argani, petaninkaret yang suka pasangan seksual, namun

kemudian menjadi penjahat dan bajak Laut karena pernah dipenjara akibat kerusuhan

di Medan. Anson adalah adik angkat Saman ketika masih menjadi pendeta di Medan,

namun dalam perjalanan melarikan tiga aktivis tersebut, Saman dan Larung

tertangkap aparat kepolisian. Salah satu dari mereka yaitu Larung dituduh sebagai

pencuri motor dan polisi itu menendang Lrung. Larung terus di introgasi tetapi ia

tetap diam dan akhirnya Larung mati di tembak dan beberapa saat kemudian kepada

Saman

Alasan peneliti memilih novel Larung karya Ayu Utami sebagai bahan

penelitian yaitu yang pertama, novel ini termasuk novel best seller yang banyak

diminati pembaca bahkan sudah diterjemakan ke dalam Bahasa Belanda. Kedua,


11

novel ini menceritakan perjalanan seorang tokoh yang menggambarkan dengan jelas

peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan , wilayah kerja,

pembedaan status, dan pembedaan sifat. Ketiga, novel ini dengan jelas

menggambarkan peran antara laki-laki dengan perempuan, peneliti berpendapat

bahwa di dalam novel ini banyak bahan penelian yang tepat sesuai dengan fokus

penelitian ini yang akan mengkaji peran gender. Bagaimana tokoh laki-laki dan

perempuan menjalankan perannya sesuai teori pembedaan peran. Alasan ke empat,

peran gender di dalam novel ini belum pernah diteliti sebelumnya.

Penelitian mengenai peran gender sudah pernah diteliti oleh peneliti

terdahulu, yaitu pertama oleh Aris Try Andreas Putra (2014) degan judul Peran

Gender dalam Pendidikan Islam. Judul Penelitian saat ini adalah Peran Gender

dalam Novel Larung Karya Ayu Utami. Persamaan penelitian terdahulu dengan saat

ini yaitu sama-sama mengkaji peran gender. Sedangkan perbedaan penelitian

terdahulu berfokus peran gender dalam Pendidikan sedangkan penelitian saat ini

berfokus pada peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan,

wilayah kerja, status, dan pembedaan sifat.

Peneliti terdahulu yang kedua oleh Sri Nurohim (2013) dengan judul Identitas

dan Peran Gender pada Masyarakat Suku Bugis. Judul Penelitian saat ini adalah

Peran Gender dalam Novel Larung Karya Ayu Utami. Persamaan penelitian

terdahulu dengan saat ini yaitu sama-sama mengkaji peran gender. Sedangkan

perbedaan penelitian terdahulu mengkaji peran gender pada masyarakat suku Bugis.
12

Sedangakn penelitian saat ini mengkaji peran gender berdasarkan pembedaan peran

dalam hal pekerjaan, wilayah kerja, status, dan pembedaan sifat.

Peneliti terdahulu yang ketiga oleh Boediarsih, Zahroh Shaluhiyah, dan

Syamsulhuda BM (2016) dengan judul Persepsi Remaja tentang Peran Gender dan

Gender Seksualitas di Kota Semarang. Judul Penelitian saat ini adalah Relasi Gender

dalam Novel Larung Karya Ayu Utami. Persamaan penelitian terdahulu dan saat ini

adala sama-sama meneliti mengenai peran gender. Perbedaan penelitian terdahulu

yaitu berfokus persepsi peran gender dan gender seksualitas. Sedangkan penelitian

saat ini berfokus pada peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal

pekerjaan, wilayah kerja, status, dan pembedaan sifat.

Penelitian terdahulu yang ke empat oleh Jeffriansyah Dwi Sahputra Amory

(2019) dengan judul Peranan Gender Perempuan Dalam Pembangunan Di Sulawesi

Barat Tahun 2016-2018. Judul penelitian saat ini adalah Peran Gender dalam Novel

Larung Karya Ayu Utami. Persamaan penelitian terdahulu dan saat ini adala sama-

sama meneliti mengenai peran gender. Perbedaan penelitan terdahulu yaitu terletak

pada sumber data penelitian, penelitian terdahulu berupa peran gender perempuan di

Sulawesi Barat sedangkan penlitian saat ini berupa novel. Penelitian terdahulu

berfokus pada peran gender perempuan sedangkan penelitian saat ini mengkaji peran

gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan, wilayah kerja, status, dan

pembedaan sifat.
13

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan oleh peneliti, maka judul

yang tepat dalam penelitian ini adalah Peran Gender dalam Novel Larung Karya Ayu

Utami.

1.2 Masalah Penelitian

Masalah penelitian adalah pokok permasalahan yang akan dipecahkan oleh

peneliti. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas masalah penelitian ini sebagai

berikut.

a. Bagaimana peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan?

b. Bagaimana peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja?

c. Bagaimana peran gender berdasarkan pembedaan status?

d. Bagaimana peran gender berdasarkan pembedaan sifat?

1.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemusatan intisari dari penelitian yang akan

dilakukan. Fokus penelitian ini adalah peran gender berdasarkan pembedaan peran

dalam hal pekerjaan, pembedaan wilayah kerja, pembedaan status, dan pembedaan

sifat dalam Novel Larung Karya Ayu Utami.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal

pekerjaan di dalam novel Larung karya Ayu Utami.


14

b. Mendeskripsikan peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja di dalam

novel Larung karya Ayu Utami.

c. Mendeskripsikan peran gender berdasarkan pembedaan status di dalam novel

Larung karya Ayu Utami.

d. Mendeskripsikan peran gender berdasarkan pembedaan sifat di dalam novel

Larung karya Ayu Utami.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan kegunaan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan. Manfaat penelitian yang yang ingin ditujukan peneliti sebagai berikut.

a. Bagi guru Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaran khususnya mengenai peran gender di dalam novel.

b. Bagi siswa, penelitian ini dapat menabah wawasan kepekaan belajar terutama

menganalisis peran gender di dalam karya sastra terutama novel.

c. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat menambah pengetahuan baru terkait

peran gender, sehingga peneliti lebih memahami tentang peran gender dalam

kehidupan sehari-hari.

d. Bagi peneliti selajutnya, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melakukan

penelitian yang serupa yaitu tentang peran gender.

1.6 Asumsi Penelitian

Asusmsi penelitian adalah anggapan dasar yang digunaka sebagai patokan

berpikir dalam melakukan penelitian. Asumsi peneliti, dalam novel Larung karya Ayu

Utami, terdapat peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan.. Di
15

dalam novel, seorang Ibu menanyakan apakah anaknya yang Bernama Larung ingin

makan sekarang atau nanti. Dari potongan cerita dalam novel tersebut, hal yang

dilakukan oleh tokoh Ibu merupakan peran gender berdasarkan pembedaan peran

dalam hal perkerjaan. Menanyakan sang anak apakah mau makan merupakan

pekerjaaan reproduktif yang termasuk pekerjaan mengurusi rumah tangga tanpa

dibayar yang dilakukan oleh seorang Ibu. Dari cerita tersebut, sesuai dengan rumusan

masalah pertama tentang peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal

pekerjaan di dalam novel Larung karya Ayu Utami.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pokok bahasan dalam penelitian. Adanya

ruang lingkup untuk mengetahui batasan-batasan peneliti dalam melakukan

penelitian. Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut.

a. Variabel dalam penelitian ini adalah (1) Peran gender berdasarkan pembedaan

peran dalam hal pekerjaan di dalam novel Larung karya Ayu Utami , (2) Peran

gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja di dalam novel Larung karya Ayu

Utami, (3) Peran gender berdasarkan pembedaan status di dalam novel Larung

karya Ayu Utami, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat di dalam novel

Larung karya Ayu Utami.

b. Data penelitian ini (1) Peran relasi gender berdasarkan pembedaan peran dalam

hal pekerjaan di dalam novel Larung karya Ayu Utami , (2) Peran gender

berdasarkan pembedaan wilayah kerja dalam novel Larung karya Ayu Utami, (3)

Peran gender berdasarkan pembedaan status dalam novel Larung karya Ayu
16

Utami, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat di dalam novel Larung

karya Ayu Utami.

c. Sumber penelitian ini adalah novel Larung karya Ayu Utami yang merupakan

lanjutan dari novel Saman. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Gramedia dan

merupakan cetakan ke-7 pada bulan April 2018. Novel ini memiliki sebanyak 294

halaman. Sampul buku ini berwarna silver dengan motif ular berwarna merah

muda dengan gambar hati di tengahnya.

1.8 Definisi Istilah

Definisi istilah adalah penjelasan dari masing-masing kata kunci dalam

penelitian dan perlu dituliskan untuk menyamakan pemahaman si antara peneliti

dengan pembaca. Definisi istilah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Novel adalah sebuah tulisan yang menceritakan kejadian yang lebih rinci dari segi

perjalanan awal cerita sampai akhir cerita.

b. Peran gender adalah suatu pembedaan peran, posisi, dan sifat berdasarkan jenis

kelamin antara laki-laki dan perempuan.

c. Peran gender adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh laki-laki maupun

perempuan berdasarkan gendernya.

d. Novel novel Larung karya Ayu Utami yang merupakan lanjutan dari novel

Saman. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Gramedia dan merupakan cetakan ke-7

pada bulan April 2018. Novel ini memiliki sebanyak 294 halaman. Sampul buku

ini berwarna silver dengan motif ular berwarna merah muda dengan gambar hati

di tengahnya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bagian kajian pustaka ini diuraikan pokok-pokok bahasan, yaitu (1)

pengertian novel, (2) unsur-unsur pembangun novel (3) peran gender (4) peran

gender berdasarkan pembedaan peranperan (5) implikasi peran gender terhadap

penddidikan, (6)identitas dan sinopsis novel.

2.1 Pengertian Novel

Menurut Nurgiyantoro (2012. Hal. 4), Novel adalah sebuah karya fiksi yang

menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan,

dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa,

plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang juga bersifat

imajinatif. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah

karya sastra yang diciptakan oleh pengarang dari pencampuran imajinasi dan

gambaran kehidupan di sekitar pengarang yang menghasilkan dunia baru yang berisi

tentang kehidupan para tokoh. Dalam novel biasanya melalui para tokoh dan latar

cerita para pengarang menyelipkan kekhawatiran tentang apa yang sedang terjadi di

sekitarnya, dan menyampaikan pendapatnya melalui amanat cerita dengan harapan

agar apa yang telah terjadi tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Menurut Al-Ma’ruf dan Nugrahani (2017, hal. 76-80) novel adalah hasil

pengalaman pengarang dalam menghadapi lingkungan sosialnya yang dituangkan

melalui imajinasi pengarang. Novel adalah ungkapan kesadaran pengarang yang

berhubungan dengan kepekaan, pikiran, perasaan, dan hasratnya dengan realitas yang

27
28

dihadapi pengarang dipadu dengan pengalaman hidupnya. Novel merupakan jenis

karya sastra yang paling menonjol di antara karya yang lain seperti puisi, cerpen, dan

drama. Banyaknya novel yang terbit dan beredar serta menjadi bacaan masyarakat

modern di Indonesia yang menggemari sastra terutama sejak dekade 1970-an menjadi

bukti bahwa novel adalah jenis sastra yang merajai fiksi Indonesia mutakhir. Unsur-

unsur cerita di dalam novel sebagai sarana ekspresi termasuk stilistika yang memiliki

daya tarik yang luar biasa. Novel adalah suatu karya sastra yang diciptakan oleh

pengarang secara menarik agar mudah dipahami oleh pembaca dan kalangan remaja

lainnya. Novel banyak menceritakan kepribadian seseorang dalam tokoh (Satinem,

2019, hal. 45).

Menurut Kartikasari dan Suprapto (2018, hal. 115), novel adalah karya fiksi

realistik, tidak hanya bersifat khayalan, tetapi juga dapat memperluas pengalaman

pembaca yang dibangun oleh beberapa unsur. Unsur-unsur itu membangun sebuah

struktur yang saling berkaitan secara erat dan berhubungan untuk membangun

kesatuan makna. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti berpendapat

bahwa novel adalah sebuah cerita panjang yang tidak dapat dibaca dalam sekali

duduk dan didalamnya menceritakan secara lengkap terkait konflik dan peristiwa

yang menggambarkan kehidupan serta perjalanan yang dilalui tokoh sehingga terjadi

perubahan nasib pada diri tokoh tersebut

2.2 Unsur-unsur Pembangun Novel

Menurut Kartikasari dan Suprapto (2018, hal. 115), novel adalah karya fiksi

realistik, tidak hanya bersifat khayalan, tetapi juga dapat memperluas pengalaman
29

pembaca yang dibangun oleh beberapa unsur. Unsur-unsur itu membangun sebuah

struktur yang saling berkaitan secara erat dan berhubungan untuk membangun

kesatuan makna. Unsur pembangun novel meliputi dua unsur yaitu unsur intrinsik

dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik merupakan unsur yang terdapat di dalam karya sastra

tersebut. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang terletak di luar karya

sastra dan hanya bersifat mendukung ataupun mempengaruhi isi suatu karya sastra

(Lubis, 2020, hal. 3). Berdasarkan pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa unsur

intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam yaitu, tema, penokohan,

alur, latar, sudut pandang, bahasa dan amanat yang ingin disampaikan dari cerita.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari luar yaitu

subjek pengarang, psikologi pengarang, dan lingkungan pengarang

2.2.1 Unsur Intrinsik

Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra meliputi: tema, penokohan,

alur, latar/setting, sudut pandang, bahasa dan amana (Mamonto, Lensun, Aror, 2021,

hal. 216). Menurut Wicaksono (2017, hal. 93), unsur intrinsik adalah unsur yang

berada dalam suatu novel. Unsur intrinsik terdiri dari (1) tema, (2) plot, (3)

penokohan, (4) latar, (5) sudut pandang penceritaan, dan (6) style atau stilistika.

Unsur-unsur intrinsik meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang,

gaya bahasa, dan amanat (Pramidana, 2020, hal 51).

Menurut Lintang (dalam Dibia, 2018, hal. 102), unsur intrinsik terdiri dari (1)

tema, (2) alur, (3) latar, (4) penokohan, (5) sudut pandang, (6) gaya bahasa, dan (7)
30

amanat. Menurut Aminuddin (dalam Dibia, 2018, hal. 102), unsur intrinsik terdiri

dari (1) tema, (2) alur, (3) penokohan, (4) latar, (5) sudut pandang, dan (6) gaya

pengungkapan. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa unsur

intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam yaitu, tema, alur, latar,

penokohan, sudut pandang, gaya Bahasa, dan amanat yang ingin disampaikain dari

cerita.

2.2.2 Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi

secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sisitem organisme karya sastra.

Unsur-unsur itu adalah biografi pengarang, psikologi, ekonomi, keadaan di

lingkungan pengarang dan lain sebagainya (Mamonto, Lensun, Aror, 2021, hal. 216).

Menurut Wicaksono (2017, hal. 93), unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di

luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan karya sastra.

Unsur ekstrinsik terdiri dari (1) pengarang yang wawasan dan pengetahuannya sangat

menentukan kualitas karya sastra yang dihasilkannya dan (2) respon masyarakat

terhadap karya sastra tersebut yang berupa munculnya resensi dan artikel dalam

media tentang sastra serta adanya cetakan yang berulang kali.

Menurut Nurgiyantoro (2017, hal. 30), unsur ekstrinsik adalah unsur -unsur

yang berada di luar teks sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan

atau sistem organisme teks sastra. Unsur ekstrinsik lebih khusus dikatakan sebagai

unsur yang memengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, tetapi tidak menjadi

bagian didalamnya. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa unsur


31

ekstrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari luar yaitu subjek pengarang,

psikologi pengarang, dan lingkungan pengarang.

2.3 Pengertian Gender

Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan

(distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalis, dan karakteristik emosional antara

laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat (Nuroniyah, 2023, hal.

78). Gender merupakan karakteristik kepribadian seseorang dan dipengaruhi oleh

peran gender yang dimilikinya(Nurohim, 2017, hal. 457). gender adalah sifat dan

perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial

maupun budaya (Rokhimah, 2014, hal. 136).

Gender adalah menyangkut aturan sosial yang berkaitan dengan jenis kelamin

manusia laki-laki dan perempuan. Perbedaan biologis dalam hal alat reproduksi

antara laki-laki dan perempuan memang membawa konsekuensi fungsi reproduksi

yang berbeda (perempuan mengalami menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui;

laki-laki membuahi dengan spermatozoa). Jenis kelamin biologis inilah merupakan

ciptaan Tuhan, bersifat kodrat, tidak dapat berubah, tidak dapat dipertukarkan dan

berlaku sepanjang zaman (Puspitawati, 2013, hal. 2).

Fauziyah, Mulyana, dan Raharjo (2015, hal. 260) menyatakan bahwa gender

merupakan perbedaan yang bukan kodrat ciptaan Tuhan namun diciptakan oleh

masyarakat (baik laki-laki maupun perempuan) melalui proses sosial dan budaya

yang panjang. Gender adalah peran dan tanggungjawab yang ditujukan kepada laki-

laki dan juga perempuan (Dalimonthe, 2020, hal. 12). Berdasarkan pendapat di atas,
32

peneliti berpendapat bahwa gender adalah suatu pembedaan peran, posisi, dan sifat

berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.

2.4 Peran Gender

Peran gender adalah dimana peran laki-laki dan perempuan yang dirumuskan

oleh masyarakat berdasarkan tipe seksual maskulin dan feminitasnya. Misal peran

laki-laki ditempatkan sebagai pemimpin dan pencari nafkah karena dikaitkan dengan

anggapan bahwa laki-laki adalah makhluk yang lebih kuat, dan identik dengan sifat-

sifatnya yang super dibandingkan dengan perempuan (Nuroniyah, 2023, hal. 75).

Mahdi dan Jf (2020, hal. 16) menyatakan bahwa peran gender merupakan prilaku,

perhatian, sikap keterampilan dan pertimbangan ciri kepribadian social yang tepat

dari laki-laki atau perempuan. Siswati dan Puspitawati (2017, hal. 171) menyatakan

bahwa peran gender merupakan kerjasama yang dilakukan dan disepakati oleh suami

dan istri dalam hal pembagian kerja pada aktivitas domestik, publik, dan sosial

kemasyarakatan.

Peran gender merupakan kerjasama yang dilakukan dan disepakati oleh suami

dan istri dalam hal pembagian kerja pada aktivitas domestik, publik, dan sosial

kemasyarakatan (Nurohim, 2018, hal. 460). Peran gender adalah berbagai peran

aktivitas, tugas, atau pekerjaan yang sengaja dilekatkan atau diidentikkan sebagai

tanggungjawab perempuan dan laki-laki (Jalil dan Aminah, 2018, hal. 284). Peran

gender adalah sekumpulan pola perilaku yang menjadi harapan sosial untuk

ditampilkan secara berbeda oleh laki-laki dan perempuan sesuai jenis kelamin(Ramli

dan Basri, 2021, hal. 85). Berdasarkan pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa
33

peran gender adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan

berdasarkan gendernya.

2.4.1 Pembedaan Peran Gender

Nuroniyah (2023, hal. 75) pembedaan peran antara laki-laki dan perempuan

berdasarkan gender dapat dibagi menjadi 4:

1. Pembedaan peran dalam hal pekerjaan, misalnya laki-laki dianggap pekerja yang

produktif yakni jenis pekerjaan yang menghasilkan uang (dibayar), sedangkan

perempuan disebut sebagai pekerja reproduktif yakni kerja yang menjamin

pengelolaan seperti mengurusi pekerjaan rumah tangga dan biasanya tidak

menghasilkan uang.

2. Pembedaan wilayah kerja, laki-laki berada diwilayah public atau luar rumah dan

perempuan hanya berada didalam rumah atau ruang pribadi.

3. Pembedaan status, laki-laki disini berperan sebagai aktor utama dan perempuan

hanya sebagai pemain pelengkap.

4. Pembedaan sifat, perempuan dilekati dengan sifat dan atribut feminin seperti

halus, sopan, penakut, “cantik” memakai perhiasan dan cocoknya memakai rok.

dan laki-laki dilekati dengan sifat maskulinnya, keras, kuat, berani, dan memakai

pakaian yang praktis.

Utaminingsih (2017, hal 112) Perbedaan peran gender diklasifikasikan sebagai

berikut:
34

1. Peran transisi yang menempatkan perempuan dalam fungsi reproduksi.

Pembagian tugas serratus persen untuk keluarga, perempuan di rumahdan laki-

laki di rumah.

2. Peran transisi, mempolakan peran tradisi lebih utama dari dari yang lain.

Pembagian tugas mengikuti aspirasi gender, gender tetap eksis

mempertahankan keharmonisan keluarga, dan harmonis.

Ahdiyah (2013, hal 1088) Perbedaan peran gender diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Peran Tradisi menempatkan perempuan dalam fungsi reproduksi (mengurus

rumahtangga, melahirkan dan mengasuh anak, serta mengayomi suami).

Hidupnya 100% untuk keluarga. Pembagian kerja sangat jelas, yaitu

perempuan di rumah dan lelaki di luar rumah.

2. Peran transisi mempolakan peran tradisi lebih utama dari peran yang lain.

Pembagian tugas mengikuti aspirasi gender, tetapi eksistensi mempertahankan

keharmonisan dan urusan rumahtangga tetap tanggungjawab perempuan.

3. Dwiperan memposisikan perempuan dalam kehidupan dua dunia, yaitu

menempatkan peran domestik dan publik dalam posisi sama penting.

Dukungan moral suami pemicu ketegaran atau sebaliknya keengganan suami

akan memicu keresahan atau bahkan menimbulkan konflik terbuka atau

terpendam.

4. Peran egalitarian menyita waktu dan perhatian perempuan untuk kegiatan di

luar. Dukungan moral dan tingkat kepedulian lelaki sangat hakiki untuk
35

menghindari konflik kepentingan pemilahan dan pendistribusian peranan. Jika

tidak, yang terjadi adalah masing-masing akan saling berargumentasi untuk

mencari pembenaran atau menumbuhkan ketidaknyamanan suasana

kehidupan berkeluarga.

5. Peran kontemporer adalah dampak pilihan perempuan untuk mandiri dalam

kesendirian. Jumlahnya belum banyak. Akan tetapi benturan demi benturan

dari dominasi lelaki atas perempuan yang belum terlalu peduli pada

kepentingan perempuan mungkin akan meningkatkan populasinya.

2.5 Implikasi Peran Gender tehadap Pembelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Idonesia merupakan mata pelajaran yang wajib

diajarkan di sekolah. Supaya siswa bisa bertutur dan menulis dengan baik

menggunakan Bahasa Indonesia yang benar. Pendidikan bahasa Indonesia

mempunyai peranan yang penting di dalam dunia pendidikan. Seperti yang kita

ketahui bahwa sehari-hari kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat

komunikasi. Oleh karena itu, kita harus mempelajari ilmu pendidikan tentang bahasa.

Agar kita dapat belajar dan mengetahui bagaimana cara kita menggunakan bahasa

Indonesia dengan baik dan benar (Nurhasanah, 2017, hal. 91).

Dengan mempelajari peran gender, siswa dapat menentukan peran tokoh di

dalam cerita berdasarkan gendernya dengan lebih baik sesuai materi poko cerita

pendek KD 4.9 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII yang berisi agar siswa

mampu menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek dan mampu

menyunting cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun. Dengan


36

demikian, siswa mempelajari peran gender akan lebih mudah menentukan topik yang

diceritakan sesuai dengan peranan gender yang ada di dalam cerita. Topik adalah

suatu isu atau pokok persoalan yang sifatnya masih umum dan abstrak, pada dasarnya

merupakan pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap dan sebagai

landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan

maksudnya (Silawati, 2018, hal. 84).

2.6 Identitas Novel dan Sinopsis Novel

Larung merupakan novel ke-dua Ayu Utami dan merupakan lanjutan dari

novel Saman. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Gramedia dan merupakan cetakan

ke-7 pada bulan April 2018. Novel ini memiliki sebanyak 294 halaman. Sampul buku

ini berwarna silver dengan motif ular berwarna merah muda dengan gambar hati di

tengahnya. Larung karya Ayu Utami. Novel ini bercerita tentang awal cerita yaitu

tahun 1989 yang mengisahkan seorang tokoh yang bernama Larung Lanang yang

ingin membunuh neneknya. Neneknya adalah orang yang mampu melihat aura yang

menyaksikan kekuasaan bukan dari dinia manusia melainkan dari alam ghaib yang

syirik, tubuh neneknya penuh susuk, hatinya berisi japa-japa, dan pikirannya hanya

mantra. Neneknya bernama Anjani. Ibunyalah yang memnginginkan Larung

membunuh neneknya lalu Larung mencari rahasia neneknya agar bias mengeluarkan

jampi-jampi dari tubuhnya dan akhirnya Larung bias menemukan dokumen yang

memberinya petunjuk mengenai sejarah neneknya dan petunjuk itu unuk membunuh

neneknya. Setelah perjalannya selesai akhirnya neneknya mati.


37

Cerita kemudian beralih ke tahun 1996, saat Cok, Yasmin, dan Laila

berencana untuk menengok sahabat mereka bersama Shakuntala yang akan tampil

dalam pertunjukan kesenian kolaborasi seniman Indonesia-Amerika. Shakuntala

tinggal di New York dan berprofesi sebagai penari. Yasmin yang bekerja sebagai

pengacara serta aktifis hak asasi manusia dan sudah menikah dengan Lukas yang

ingin bertemu dengan Saman di New York, kekasinya yang tinggal di Amerika dan

pernah jadi buron di Indonesia karena di tuduh sebagai dalang kerusuhan di Medan.

Saman adalah mantan frater pembimbing retret Cok, Yasmin, Laila, dan Shakuntala

saat masih SMP. Laila yang bekerja sebagai fotografer ingin bercumbu dengan Sihar,

kekasihnya yang sudah beristri dan kebetulan sedang itugaskan di Amerika,

sedangkan Cok datang ke Amerikahanya untuk main-main, menemui Yasmin dan

Laila. Laila kemudian bercumbu dengan Shakuntala, sahabatnya yang memang sejak

dari remaja sudah menjadi biseksual. Yasmin memuaskan perilaku seksualnya kepada

Saman yang menderita meshokisme.

Pada tanggal 26 Juli 1996 di Jakarta dan New York, Yasmin mengirim surat

kepada Saman mengenai hubungan atau seksualitas Yasmin. Di musim panas Saman

membuka email dan mendapatkan kabar dari Larung yang bercerita tentang survey

lokasi untuk percetakan tanah dan Saman pun mulai berhubungan dengan Larung

sekitar satu tahun yang lalu. Larung mendapatkan Saman dari Yasmin dan Cok. Mesti

latar belakang dan cara memperkenalkan diri agak ganjil, Saman tidak pernah merasa

curiga. Saman agak heran kedua bulan setelah perkenalanya, Larung telah

memperoleh alamat di @komodo, sebuah jaringan yang tertutup, di mana pesan-


38

pesan di-entry, sehingga hanya bisa di buka oleh alamat-alamat yang didaftarkan,

agar informasi yang dikirim tidak bias disadap saat melalui penyelenggara. Yasmin

dan Saman mereka dalam tim yang bekerja untuk pendanaan dan membikin jaringan.

Yasmin menulis pesan kepada Saman dan Saman menerima pesan tersebut yaitu

tentang peristiwa 27 Juli. Karena lelah Saman berimajinasi atau bermimpi tentang

Yasmin yang dimakan oleh Larung@komodo.

New York, 5 Agustus 1996, mimpi tersebut membuat Saman meninggalkan

kecemasan dan surat Yasmin datang yaitu tentang ia yang menyembunyikan tiga

aktivis yang dianggap atau dituduh sebagai dalang kerusuhan, kemudian meminta

bantuan Larung Saman untuk membawa lari tiga aktivis tersebut ke luar negeri.

Dalam usaha pelarian tiga aktivis tersebut, yaitu Bilung, Koba, dan Wayan Togog,

mereka dibantu Anson bin Argani, petani karet yang suka pasangan seksual, namun

kemudian menjadi penjahat dan bajak Laut karena pernah dipenjara akibat kerusuhan

di Medan. Anson adalah adik angkat Saman ketika masih menjadi pendeta di Medan,

namun dalam perjalanan melarikan tiga aktivis tersebut, Saman dan Larung

tertangkap aparat kepolisian. Salah satu dari mereka yaitu Larung dituduh sebagai

pencuri motor dan polisi itu menendang Lrung. Larung terus di introgasi tetapi ia

tetap diam dan akhirnya Larung mati di tembak dan beberapa saat kemudian kepada

Saman.
39

BAB III

METODE PENELITIAN

Bagian metode penelitian ini diuraikan pokok-pokok bahasan, yaitu (1) jenis

penelitian, (2) data penelitian, (3) sumber data penelitian, (4) teknik pengumpulan

data, (5) instrumen pengumpulan data, (6) teknik penganalisisan data, dan (7) teknik

pengujian kesahihan data

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut

Nawawi (dalam Siswantoro, 2016, hal. 56), metode deskriptif adalah prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau

objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak.

Menggunakan metode deskriptif, seorang peneliti sastra dituntut mengungkap fakta-

fakta yang tampak atau data dengan cara memberi deskripsi (Siswantoro, 2016, hal.

57). Bentuk data yang digunakan berupa kalimat yang dideskripsikan berdasarkan

teori yang digunakan. Karena penelitian ini cenderung menggunakan pemaparan

deskriptif, maka tepat menggunkana metode penelitian kualitatif. Landasan teori juga

digunakan dalam penelitian ini supaya fokus penelitian benar-benar sesuai dengan

fakta penelitian. Peneliti menganalisis data (1) Peran gender berdasarkan pembedaan

peran dalam hal pekerjaan, (2) Peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja,

(3) Peran gender berdasarkan pembedaan pembedaan status, (4) Peran gender

berdasarkan pembedaan pembedaan sifat dalam novel larung karya Ayu Utami

dengan cara membaca kata dan kalimat di dalam novel Larung karya Ayu Utami yang
40

mengandung peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan,

wilayah kerja, status, dan sifat. Peneliti menganalisis data dengan cara menemukan

padanan bentuk peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan,

wilayah kerja, status, dan sifat dalam novel Larung karya Ayu Utami. Kemudian

menentukan penelitian mentukan kategori sesuai fokus penelitian. Penelitian

kualitatif tidak hanya mendeskripsikan, tetapi juga menemukan makna yang

terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yang digunakan untuk memberikan deskripsi pada data yang ditemukan di

dalam dalam novel berdasarkan fakta dan fenomena yang tampak dalam bentuk

narasi sehingga menghasilkan penjabaran secara naratif. Peneliti akan mengungkap

alasan data masuk dalam kategori yang dipilih.

3.2 Data Penelitian

Menurut Siswantoro (2016, hal. 70), data adalah sumber informasi yang akan

diseleksi sebagai bahan analisis. Kualitas dan ketepatan pengambilan data tergantung

pada ketajaman menyeleksi yang dipandu oleh penguasaan konsep atau teori. Data

penelitian di dalam Novel Larung karya Ayu Utami berupa kata dan kalimat

memaparkan peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan,

wilayah kerja, status, dan sifat.

3.3 Sumber Data Penelitian

Menurut Siswantoro (2016, hal. 72), sumber data terkait dengan subjek

penelitian dari mana data diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah novel karya

Ayu Utami yang berjudul Larung. Larung merupakan novel ke-dua Ayu Utami dan
41

merupakan lanjutan dari novel Saman. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Gramedia

dan merupakan cetakan ke-7 pada bulan April 2018. Novel ini memiliki sebanyak

295 halaman. Sampul buku ini berwarna silver dengan motif ular berwarna merah

muda dengan gambar hati di tengahnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

reduksi data. Menurut Siswantoro (2016, hal. 74) ), reduksi data adalah cara

operasional dalam mengumpulkan data. Tindakan mereduksi data adalah menyeleksi

data dengan cara memfokuskan diri pada data yang dibutuhkan sesuai kriteria atau

parameter yang telah ditentukan. Artinya, tidak semua baris atau bait diborong

seluruhnya untuk data tertentu, tetapi data diseleksi secara ketat berdasarkan kriteria

tertentu. Data lain yang tidak relevan harus dipinggirkan agar proses pengambilan

data berjalan sistematis dan menghindari cara kerja yang serabutan.

Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Membaca dan Menandai Data di Dalam Novel

Peneliti membaca keseluruhan isi cerita dalam novel Larung karya Ayu

Utami. Berbekal teori yang sudah dipahami . peneliti juga menandai setiap data yang

ditemukan berupa kata dan kalimat yang terdapat dalam monolog dan dialog dengan

digarisbawahi dengan pensil. Peneliti juga menandai halaman dengan pembatas buku

dari data yang ditemukan di dalam Novel Larung karya Ayu Utami.
42

b. Menyiapkan Tabel Pengumpul Data

Langkah selanjutnya peneliti menyiapkan tabel pengumpul data yang

digunakan untuk mencatat hasil seleksi data yang berisi nomor urut, kode, temuan

data, dan deskripsi data. Fungsi tabel pengumpul data dapat memudahkan peneliti

mengingat halaman dari masing-masing data yang ditemukan. Adanya tabel

pengumpul data, maka cara kerja dalam menyeleksi data dapat berjalan sistematis.

Tabel 3.4.1Pengumpul Data Peran Gender Berdasarkan Pembedaan Peran

dalam Hal Pekerjaan

No Kode Temuan Data Peran Gender Deskripsi Data


Data Pembedaan Peran
Pekerjaan
PL PP
1. ….. ….. ….. ….. …..

Tabel 3.4.2 Pengumpul Data Peran Gender Berdasarkan Pembedaan Wilayah

Kerja

No Kode Temuan Data Peran Gender Deskripsi Data


Data Pembedaan Wilayah
Kerja
PL PP
1. ….. ….. ….. ….. …..
43

Tabel 3.4.3 Pengumpulan Data Peran Gender Berdasarkan Pembedaan Status

No Kode Temuan Data Peran Gender Deskripsi Data


Data Pembedaan Status
PL PP

1. ….. ….. ….. ….. …..

Tabel 3.4.4 Pengumpulan Data Peran Gender Berdasarkan Pembedaan Sifat

No Kode Temuan Data Peran Gender Deskripsi Data


Data Pembedaan Sifat
PL PP

1. ….. ….. ….. ….. …..

c. Menyeleksi dan Mencatat Data

Setelah menyiapkan tabel pengumpul data, aktivitas menyeleksi data bisa

dilakukan. Setelah membaca novel Larung karya Ayu Utami, peneliti menyeleksi

data dengan melihat temuan data yang sudah ditandai. Temuan data diseleksi

berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti berdasarkan masing-masing

fokus penelitian, yaitu (1) peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal

pekerjaan, (2) peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3) relasi gender

berdasarkan pembedaan status, (4) peran gender berdasarkan pembedaan sifat di

dalam novel Larung karya Ayu Utami. Selanjutnya, peneliti mencatat data yang telah

diseleksi ke dalam tabel pengumpul data yang sudah disiapkan.


44

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Siswantoro (2016, hal. 73), instrumen adalah alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

peneliti sendiri menggunakan alat bantu berupa tabel pengumpul data untuk

mempermudah analisis dan klasifikasi data. Berikut tabel yang digunakan dalam

penelitian ini. Berikut tabel yang digunakan dalam penelitian ini.

3.5.1 Intrumen Pengumpulan Data Peran Gender Berdasarkan Pembedaan

Peran dalam Hal Pekerjaan

No Kode Temuan Data Peran Gender Deskripsi Data


Data Pembedaan Peran
Pekerjaan
PL PP
1. NL/PGPPP/ “Nanti dangingnya ✓ Data NL/RGPPP/
PP/63 dingin. Kamu pingin PP/63 termasuk
makan sekarang atau peran gender
nanti?” berdasarkan
pembedaan peran
dalam hal
pekerjaan. Data
tersebut
merupakan
kalimat yang
diucapkan oleh
tokoh Ibu di dalam
novel yang
menanyakan
45

apakah anaknya
ingin makan
sekarang atau
nanti. Tokoh Ibu
merupakan tokoh
perempuan yang
memiliki peran
dalam hal
pekerjaan di
dalam rumah
untuk mengurusi
rumah tangga,
yaitu dengan
mengingatkan
anaknya untuk
makan
Keterangan:

NL : Novel Larung

PGPPP : Peran Gender dalam Pembedaan Peran Pekerjaan

PP : Peran Perempuan

PL : Peran Laki-laki

63, dst : Halaman Temuan Data pada Novel


46

3.5.2 Intrumen Pengumpulan Data Peran Gender Berdasarkan Pembedaan

Wilayah Kerja

No Kode Temuan Data Peran Gender Deskripsi Data


Data Pembedaan
Wilayah Kerja
PL PP
1. NL/PGPWK/PL/6 “Dari pintu stasiun ✓ Data
bermunculan NL/RGPWK/
wajah-wajah PL/6 termasuk
tukang becak yang kategori peran
bersaing dengan gender
penumpang dan berdasarkan
lupa pada bau pembedaan
ketiak, Mbok wilayah kerja,
pedagang jeruk, yang mana
juga penjaga peron tukang becak
yang tak peduli.” merupakan
pekerjaan laki-
laki yang wilayah
kerjanya di luar
rumah.
Keterangan:

NL : Novel Larung

PGPWK : Peran Gender dalam Pembedaan Wilayah Kerja

PP : Peran Perempuan

PL : Peran Laki-laki

6, dst : Halaman Temuan Data pada Novel


47

3.5.3 Intrumen Pengumpulan Data Peran Gender Berdasarkan Pembedaan

Status

No Kode Temuan Data Peran Gender Deskripsi Data


Data Pembedaan Status

PL PP
1. NL/PGPS/PL/196 “Sebetulnya ia ingin ✓ Data NL/RGPS/
bertang apa kabar PL/196 termasuk
dengan Yasmin data peran
yang telah tiga hari gender
tidak menulis pesan berdasarkan
Ia takt ahu apakah pembedaan
larung@komodo status. Karena
mengetahui tokoh perempuan
hubungannya yang Bernama
dengan Yasmin.” Yasmin hanya
sebagai
pelengkap di
dalam peranan
rencana Larung
dan Saman.
Keterangan:

NL : Novel Larung

PGPS : Peran Gender dalam Pembedaan Status

PP : Peran Perempuan

PL : Peran Laki-laki
48

196 dst, : Halaman Temuan Data pada Novel

3.5.4 Intrumen Pengumpulan Data Relasi Gender Berdasarkan Pembedaan

Sifat

No Kode Temuan Data Peran Gender Deskripsi Data


Data Pembedaan Sifat
PL PP
1. NL/PGPS/ “Laila tahu setitik ✓ Data NL/RGPS/
PP/132 telah mengumpul di PP/132 termasuk
ujung dalam dalam peran
matanya, seperti gender
selaput air yang berdasarkan
menunggu tumpah.” pembedaan sifat.
Tokoh perempuan
Bernama Laila
memiliki sifat
mudah
menangis.”.

Keterangan:

NL : Novel Larung

PGPS : Peran Gender dalam Pembedaan Sifat

PP : Peran Perempuan

PL : Peran Laki-laki

132 dst : Halaman Temuan Data pada Novel


49

3.6 Teknik Penganalisisan Data

Teknik analisis data adalah suatu teknik sistematik yang digunakan untuk

menganalisis dan mengolah pesan dengan pemaparannya berbentuk deskriptif. Setelah

data yang dicari terkumpul, langkah selanjutnya yaitu menganalisis data. Ciri utama

dalam paparan deskriptif adalah dikerjakan berdasarkan tiap-tiap topik, tema, konsep

atau unsur. (Siswantoro 2016, hal. 81). Menurut Semi (2012, hal. 15), dalam

menganalisis data dilakukan pengelompokan data, kemudian dikodekan, selanjutnya

diberikan interpretasi terhadap data, dan membuat kesimpulan. Langkah-langkah yang

digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Mengelompokkan Data

Peneliti pengelompokkan data sesuai dengan fokus masalah yaitu peran gender

berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan, wilayah kerja, status, dan sifat

dalam novel larung karya Ayu Utami. Data yang sudah dikelompokkan sesuai fokus

penelitian yaitu (1) Peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan,

(2) Peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3) Peran gender berdasarkan

pembedaan status, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat dalam novel larung

karya Ayu Utami, kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan kategori temuan data dan

disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan yang bertujuan untuk mempermudah

peneliti dalam menginterpretasi data.


50

b.Mengkode Data

Mengkode data dilakukan untuk memberi ciri pada data yang telah

dikelompokkan berdasarkan masing-masing fokus dan kategori meliputi (1) Peran

gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan, (2) Peran gender

berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3) Peran gender berdasarkan pembedaan

status, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat novel larung karya Ayu Utami.

Kode data tersebut sebagai berikut.

Peran Gender Berdasarkan Pembedaan Peran dalam Hal Pekerjaan

NL : Novel Larung

PGPPP : Peran Gender dalam Pembedaan Peran Pekerjaan

PP : Peran Perempuan

PL : Peran Laki-laki

Peran Gender Berdasarkan Pembedaan Wilayah Kerja

NL : Novel Larung

PGPWK : Peran Gender dalam Pembedaan Wilayah Kerja

PP : Peran Perempuan

PL : Peran Laki-laki

6 dst, : Halaman Temuan Data pada Novel


51

Peran Gender Berdasarkan Pembedaan Status

NL : Novel Larung

PGPS : Peran Gender dalam Pembedaan Status

PP : Peran Perempuan

PL : Peran Laki-laki

196 dst, : Halaman Temuan Data pada Novel

Peran Gender Berdasarkan Pembedaan Sifat

NL : Novel Larung

RGPS : Peran Gender dalam Pembedaan Sifat

PP : Peran Perempuan

PL : Peran Laki-laki

c. Menginterpretasi Data

Data diinterpretasi dengan memberikan penafsiran berupa deskripsi mengenai

padanan makna kalimat yang mengandung peran gender, lalu peneliti mendeskripsikan

data peran gender meliputi (1) Peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal

pekerjaan, (2) Peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3) Peran gender

berdasarkan pembedaan status, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat secara

naratif, dengan cara menguraikan ke dalam bentuk kata-kata dan kalimat mengenai
52

peran gender dari masing-masing temuan data dalam novel Larung Karya Ayu Utami

menggunakan teori Noroniyah.

d. Membuat Kesimpulan

Setelah memberikan interpretasi pada data, selanjutnya peneliti membuat

kesimpulan berdasarkan temuan data dalam novel Larung karya Ayu Utami sesuai

hipotesis dan tujuan penelitian yaitu meliputi (1) Peran gender berdasarkan pembedaan

peran dalam hal pekerjaan, (2) Peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3)

Peran gender berdasarkan pembedaan status, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan

sifat dalam novel larung karya Ayu Utami.

3.7 Teknik Pengujian Kesahihan Data

Menurut Sugiyono (2018, hal. 272), meningkatkan ketekunan berarti

melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara

tersebut maka kebenaran data akan dapat terbukti secara pasti. Menggunakan teknik

peningkatan ketekunan, peneliti dapat mengecek ulang mengenai data yang sudah

dikumpulkan dan dianalisis apakah data yang diperoleh peneliti sudah benar atau tidak.

Teknik uji kesahihan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

peningkatan ketekunan. Proses pengamatan yang dilakukan peneliti melalui langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Peneliti membaca buku dan jurnal yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu

(1) Peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan, (2) Peran

gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3) Peran gender berdasarkan


53

pembedaan status, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat untuk

menambah wawasan supaya peneliti dapat memeriksa data yang ditemukan

dengan benar.

b. Peneliti membaca kembali temuan data secara cermat pada data yang telah

ditemukan berupa data (1) Peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal

pekerjaan, (2) Peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3) Peran

gender berdasarkan pembedaan status, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan

sifat, kemudian dicocokkan kembali dengan teori Nuroniyah.

c. Peneliti memberi tanda centang pada temuan data yang sudah sesuai dengan teori

Nuroniyah untuk membedakan antara data yang sudah dicocokkan dengan data

yang belum dicocokkan.

d. Pengamatan dilakukan secara berulang sebanyak tiga kali secara cermat, tekun,

dan teliti agar mendapatkan hasil temuan data yang sahih.

Peneliti melakukan pengujian kesahihan data berjuan supaya hasil temuan data

benar-benar akurat dan sistematis serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

kebenarannya.
54

DAFTAR RUJUKAN

Ahdiah, I. (2013). PERAN-PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT. JURNAL ACADEMICA


Fisip Untad, 1085-1092.

Alviah, I. (2014). KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TUTURAN NOVEL PARA PRIYAYI KARYA
UMAR KAYAM. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 128-135.

Boediarsih, Z. S. (2016). Persepsi Remaja tentang Peran Gender dan Gender Seksualitas di
Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 28-37.

Dalimonthe, I. (2020). Sosiologi Gender. Jakarta: Bumi Aksara.

Lubis, F. W. (2020). ANALISIS ANDROGINI PADA NOVEL “AMELIA” . Jurnal Serunai Bahasa
Indonesia, 1-6.

Mengkonstruksikan Konsep Identitas Dan Peran Gender Pada Anak melalui Pembelajaran di
Ranah PAUD. (2020). Jurnal Kajian Gender dan Anak, 11-26.

Nurohim, S. (2018). IDENTITAS DAN PERAN GENDER PADA MASYARAKAT SUKU BUGIS.
SOSIETAS, 457-461.

Nuroniyah, W. (2023). Psikologi Keluarga. Cirebon: Zenius Publisher.

Pramidana, I. D. (n.d.). ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DALAM CERPEN .

Prawira, S. D. (2018). Karakter Tokoh Utama Pada Novel Entrok Karya Okky Madasari (Kajian
Psikologi Sastra). -Jurnal Ilmiah : FONEMA, 1-15.

Puspitawat, M. K. (2017). PERAN GENDER, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, DAN


KESEJAHTERAAN KELUARGA DUAL EARNER. Jur. Ilm. Kel. & Kons, 169-180.

Putra, A. T. (2014). Peran Gender dalam Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 327-343.

Rahmawaty, A. (2015). Harmoni dalam Keluarga Perempuan Karir : Upaya Mewujudkan


Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Keluarga. Jurnal Studi Gender.

Ramli, U., & Basri, L. (2021). PERAN GENDER PADA MASYARAKAT BUGIS. Jurnal Noken Ilmu-
ilmu Sosial, 78-89.

Rokhimah, S. (2014). PATRIARKHISME DAN KETIDAKADILAN GENDER. Muwazah, 132-145.

Silaswati, D. (2018). Pentingnya Topik dalam Penulisan Karya Ilmiah pada Bidang Akuntansi.
Jurnal Ilmiah Akuntansi, 81-88.

Siswantoro. (2021). Metode Penelitian Sastra. Yogyakaeta: Pustaka Belalajar.

Utami, A. (2018). Larung. Jakarta: Gramedia.


55

Utaminingsih, A. (2017). Perempuan dan Wanita Karir. Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai