PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Cucuk Krisdianti
NIM 1910221023
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Cucuk Krisdianti
NIM 1910221023
ii
PRAKATA
rahmat dan kekuatannya kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal Skirpsi ini.
Shalawat dan salam semoga tetap Allah curah limpahkan kepada nabi Muhammad
SWA, keluarga, sahabat, rekan seperjuangan, dan generasi penerus bangsa. Segala hal
yang telah diupayakan semoga bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.
baik. Skripsi ini berjudul “Peran Gender dalam Novel Larung karya Ayu Utami”.
Skripsi ini membahas megenai peran gender berdasarkan peran dalam Novel Larung
Atas kekurangan yang terjadi pada penulisan skripsi ini dengan penuh
kekurangan penulisan skripsi ini. Penulis menerima kritik dan saran dalam
penyempurnaan skripsi ini. Semoga kedepannya bisa menjadi bahan koreksi bersama
Jember,
Penulis
iii
UNGKAPAN TERIMA KASIH
1. Dr. Kukuh Munandar, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jember.
2. Dr. Astri Widyaruli Anggraeni, M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah
Jember.
3. Dr. Hasan Suaedi., S.Pd., M.Pd dan Dzarna, M.Pd selaku dosen
pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan
masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Semua dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jember.
5. Semua Staf pengajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Jember.
6. Teruntuk kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang,
cinta, nasihat, dan penyemangat yang melimpah sehingga penulis dapat
melewati setiap permasalahan selama proses pembuatan skripsi.
7. Teruntuk rekan seperjuangan PBSI Angkatan 19, terimakasih atas
dukungan selama berkuliah di Universitas Muhammadiyah
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Abdul Holik dan Ibu Fitria yang
2. Para guru dan dosen yang telah membimbing saya hingga saat ini.
saya sebutkan satu persatu. Terima kasih karena tulus dan setia
v
DAFTAR ISI
vi
3.3 Sumber Data Penelitian .............................................................................................. 40
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 41
3.5 Instrumen Pengumpulan Data................................................................................... 44
3.6 Teknik Penganalisisan Data ....................................................................................... 49
3.7 Teknik Pengujian Kesahihan Data............................................................................ 52
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................... 54
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
belakang penelitian, (2) masalah penelitian, (3) fokus penelitian, (4) tujuan penelitian,
(5) manfaat penelitian (6) asumsi penelitian, (7) ruang ligkup penelitian, (8) definisi
istilah.
Karya sastra adalah ungkapan perasaan manusia yang bersifat pribadi yang
gambaran kehidupan yang dapat membangkitkn pesona dengan alat bahasa dan
dilukiskan dalam bentuk tulisan (Lafamane, 2020, hal. 1). Karya sastra adalah cabang
seni yang diciptakan berdasarka ide, perasaan, dan pemikiran kreatif yang berkaitan
unsur budaya diungkapkan melalui Bahasa (Sukirman, 2021, hal. 17). Karya sastra
adalah karya kreatif yang lahir dari imajinatif pengarangnya, sebuah karya sastra
terlahir dari sentuhan pemikiran dan ide-ide seorang sastrawan sebagai penciptanya
(Arifin, 2019, hal. 30). Karya sastra merupakan hasil kreatif dari imajinasi yang
merepresentasi dari kehidupan nyata (Mamonto, Lensun, Aror, 2021, hal. 214).
Dengan demikian, peneliti berpendapat bahwa karya sastra adalah sebuah tulisan
dari cerita yang dilihat maupun didengar oleh pengarang. Jika karya sastra ditulis
dengan kalimat yang indah, mendayu-dayu, yang membuat para pembaca terpana
1
2
terhadap kalimat yang ditulis oleh pengarang. Pembaca akan penasaran dan tertarik
Karya sastra dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu karya sastra
imajinatif dan karya sastra nonimajinatif. Sastra imajinatif adalah sastra yang
dan memberikan makna realitas kehidupan agar manusia lebih mengerti dan bersikap
yang semestinya terhadap realitas kehidupan. Dengan kata lain, sastra imajinatif
realitas kehidupan sehari-hari tidak begitu penting dalam sastra imajinatif. Sastra
dan memenuhi syarat estetika seni. Sedangkan ciri karya sastra nonimajinatif adalah
karya sastra tersebut lebih banyak unsur faktualnya daripada khayalannya cenderung
menggunakan bahasa denotatif dan tetap memenuhi syarat syarat estetika seni
(Saputro dan Utami, 2022, hal. 12). Jenis sastra yang digunakan dalam penelitian ini
adalah novel. Novel adalah salah satu karya sastra kreatif yang berbentuk prosa
(Alviah, 2014, hal. 129). Novel merupakan bentuk karya sastra yang bersifat realistis,
yang berkembang dari bentuk-bentuk naratif non fiksi dan secara stilistika
menekankan pentingnya detil yang bersifat mimesis (Prawira, 2018, hal. 1). Novel
adalah karangan yang panjang dan berbentuk prosa dan mengandung rangkaian cerita
dan sifat setiap pelaku (Mamonto, Lensun, Aror, 2021, hal. 215). Berdasarkan
3
beberapa pendapat tersebut, peneliti berpendapat bahwa novel adalah sebuah karya
sastra yang berisi cerita Panjang yang ditulis oleh pengarang berdsarkan imajinasinya.
Alasan peneliti memilih novel sebagai bahan penelitian yaitu pertama, karena
novel banyak diminati oleh pembaca setianya, bahkan banyak bermunculan pembaca
baru yang mulai menyukai membaca novel. Apalagi novel saat ini tidak dalam bentuk
buku kertas saja. Melainkan juga bisa diakses melalui beberapa media yang bisa
dengan lebih mudah pembaca membacanya. Kedua, kisah yang ada di dalam novel
diceritakan lebih rinci dan detail di setiap kejadian, maka peneliti memiliki peluang
besar untuk meneliti novel dengan beragam isi di dalamnya. Termasuk isi yang
menyangkut peran gender yang ada di dalam novel. Ketiga, Di dalam novel banyak
menggunakan kata dan kalimat mengandung unsur keindahan yang dapat menambah
Unsur pembangun novel meliputi dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang terdapat di dalam karya sastra
tersebut. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang terletak di luar karya
sastra dan hanya bersifat mendukung ataupun mempengaruhi isi suatu karya sastra
(Lubis, 2020, hal. 3). Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra meliputi: tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut pandang, bahasa dan amanat. Sedangkan unsur
ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak
dan lain sebagainya (Mamonto, Lensun, Aror, 2021, hal. 216). Berdasarkan pendapat
4
di atas, peneliti berpendapat bahwa unsur intrinsik adalah unsur yang membangun
cerita dari dalam yaitu, tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, bahasa dan
amanat yang ingin disampaikan dari cerita. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur
yang membangun cerita dari luar yaitu subjek pengarang, psikologi pengarang, dan
lingkungan pengarang.
(distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalis, dan karakteristik emosional antara
laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat (Nuroniyah, 2023, hal.
peran gender yang dimilikinya (Nurohim, 2017, hal. 457). gender adalah sifat dan
perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial
Gender adalah menyangkut aturan sosial yang berkaitan dengan jenis kelamin
manusia laki-laki dan perempuan. Perbedaan biologis dalam hal alat reproduksi
ciptaan Tuhan, bersifat kodrat, tidak dapat berubah, tidak dapat dipertukarkan dan
berlaku sepanjang zaman (Puspitawati, 2013, hal. 2). Fauziyah, Mulyana, dan
Raharjo (2015, hal. 260) menyatakan bahwa gender merupakan perbedaan yang
bukan kodrat ciptaan Tuhan namun diciptakan oleh masyarakat (baik laki-laki
maupun perempuan) melalui proses sosial dan budaya yang panjang. Berdasarkan
5
pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa gender adalah suatu pembedaan peran,
posisi, dan sifat berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.
Peran gender adalah dimana peran laki-laki dan perempuan dirumuskan oleh
hal. 75). Peran gender adalah dimana peran laki-laki dan perempuan yang dirumuskan
oleh masyarakat berdasarkan tipe seksual maskulin dan feminitasnya. Misal peran
laki-laki ditempatkan sebagai pemimpin dan pencari nafkah karena dikaitkan dengan
anggapan bahwa laki-laki adalah makhluk yang lebih kuat, dan identik dengan sifat-
sifatnya yang super dibandingkan dengan perempuan (Nuroniyah, 2023, hal. 75).
Mahdi dan Jf (2020, hal. 16) menyatakan bahwa peran gender merupakan prilaku,
perhatian, sikap keterampilan dan pertimbangan ciri kepribadian social yang tepat
dari laki-laki atau perempuan. Siswati dan Puspitawati (2017, hal. 171) menyatakan
bahwa peran gender merupakan kerjasama yang dilakukan dan disepakati oleh suami
dan istri dalam hal pembagian kerja pada aktivitas domestik, publik, dan sosial
kemasyarakatan.
Peran gender merupakan kerjasama yang dilakukan dan disepakati oleh suami
dan istri dalam hal pembagian kerja pada aktivitas domestik, publik, dan sosial
kemasyarakatan (Nurohim, 2018, hal. 460). peran gender adalah berbagai peran
aktivitas, tugas, atau pekerjaan yang sengaja dilekatkan atau diidentikkan sebagai
gendernya.
Alasan peneliti memilih peran gender dalam penelitian ini adalah pertama,
Menurut Nuroniyah (2023, hal. 75), pembedaan peran antara laki-laki dan
perempuan berdasarkan gender dapat dibagi menjadi 4, yaitu (1) Pembedaan peran
dalam hal pekerjaan, misalnya laki-laki dianggap pekerja yang produktif yakni jenis
pekerjaan rumah tangga dan biasanya tidak menghasilkan uang, (2) Pembedaan
wilayah kerja, laki-laki berada diwilayah publik, atau luar rumah dan perempuan
hanya berada didalam rumah atau ruang pribadi, (3) Pembedaan status, laki-laki
disini berperan sebagai aktor utama dan perempuan hanya sebagai pemain pelengkap,
(4) Pembedaan sifat, perempuan dilekati dengan sifat dan atribut feminin seperti
halus, sopan, penakut, “cantik” memakai perhiasan dan cocoknya memakai rok. dan
laki-laki dilekati dengan sifat maskulinnya, keras, kuat, berani, dan memakai pakaian
yang praktis.
Novel yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah Larung karya Ayu
Utami yang merupakan lanjutan dari novel Saman. Novel ini diterbitkan oleh penerbit
7
Gramedia dan merupakan cetakan ke-7 pada bulan April 2018. Novel ini memiliki
tebal sebanyak 294 halaman. Sampul buku ini berwarna silver dengan motif ular
Ayu Utami yang nama lengkapnya Justina Ayu Utami dikenal sebagai
novelis pendobrak kemapanan, khususnya masalah seks dan agama. Beliau dilahirkan
di Bogor, Jawa Barat, 21 November 1968. Ayahnya bernama Johanes Hadi Sutaryo
Pendidikan terakhirnya adalah S-1 Sastra Rusia dari Fakultas Sastra Universitas
Japan (1999). Ayu menggemari cerita petualangan, seperti Lima Sekawan, Karl
May, dan Tin Tin. Selain itu, beliau menyukai musik tradisional dan musik klasik.
Sewaktu mahasiswa, beliau terpilih sebagai finalis gadis sampul majalah Femina,
dan bekerja di Hotel Arya Duta sebagai guest public relation. Akhirnya, beliau masuk
dalam dunia jurnalistik dan bekerja sebagai wartawan Matra, Forum Keadilan, dan D
Selama 1991, beliau aktif menulis kolom mingguan “Sketsa” di harian Berita Buana.
Beliau ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan ikut membangun
Komunitas Utan Kayu, sebuah pusat kegiatan seni, pemikiran, dan kebebasan
8
informasi, sebagai kurator. Ia anggota redaktur Jurnal Kalam dan peneliti di Institut
Novel pertama yang ditulisnya adalah Saman (1998). Dari karyanya itu, Ayu
menjadi perhatian banyak pembaca dan kritikus sastra karena novelnya dianggap
sebagai novel pembaru dalam dunia sastra Indonesia. Melalui novel itu pula, beliau
tersebut mengalami cetak ulang lima kali dalam setahun. Para kritikus menyambutnya
dengan baik karena novel Saman memberikan warna baru dalam sastra Indonesia.
Karyanya yang berupa esai kerap dipublikasikan di Jurnal Kalam. Karyanya yang
lain, Larung, yang merupakan dwilogi novelnya, Saman dan Larung, juga mendapat
Novel Larung karya Ayu Utami bercerita tentang awal cerita yaitu tahun 1989
yang mengisahkan seorang tokoh yang bernama Larung Lanang yang ingin
membunuh neneknya. Neneknya adalah orang yang mampu melihat aura yang
menyaksikan kekuasaan bukan dari dinia manusia melainkan dari alam ghaib yang
syirik, tubuh neneknya penuh susuk, hatinya berisi japa-japa, dan pikirannya hanya
membunuh neneknya lalu Larung mencari rahasia neneknya agar bias mengeluarkan
jampi-jampi dari tubuhnya dan akhirnya Larung bias menemukan dokumen yang
memberinya petunjuk mengenai sejarah neneknya dan petunjuk itu unuk membunuh
Cerita kemudian beralih ke tahun 1996, saat Cok, Yasmin, dan Laila
berencana untuk menengok sahabat mereka bersama Shakuntala yang akan tampil
tinggal di New York dan berprofesi sebagai penari. Yasmin yang bekerja sebagai
pengacara serta aktifis hak asasi manusia dan sudah menikah dengan Lukas yang
ingin bertemu dengan Saman di New York, kekasinya yang tinggal di Amerika dan
pernah jadi buron di Indonesia karena di tuduh sebagai dalang kerusuhan di Medan.
Saman adalah mantan frater pembimbing retret Cok, Yasmin, Laila, dan Shakuntala
saat masih SMP. Laila yang bekerja sebagai fotografer ingin bercumbu dengan Sihar,
Laila. Laila kemudian bercumbu dengan Shakuntala, sahabatnya yang memang sejak
dari remaja sudah menjadi biseksual. Yasmin memuaskan perilaku seksualnya kepada
Pada tanggal 26 Juli 1996 di Jakarta dan New York, Yasmin mengirim surat
kepada Saman mengenai hubungan atau seksualitas Yasmin. Di musim panas Saman
membuka email dan mendapatkan kabar dari Larung yang bercerita tentang survey
lokasi untuk percetakan tanah dan Saman pun mulai berhubungan dengan Larung
sekitar satu tahun yang lalu. Larung mendapatkan Saman dari Yasmin dan Cok. Mesti
latar belakang dan cara memperkenalkan diri agak ganjil, Saman tidak pernah merasa
curiga. Saman agak heran kedua bulan setelah perkenalanya, Larung telah
pesan di-entry, sehingga hanya bisa di buka oleh alamat-alamat yang didaftarkan,
agar informasi yang dikirim tidak bias disadap saat melalui penyelenggara. Yasmin
dan Saman mereka dalam tim yang bekerja untuk pendanaan dan membikin jaringan.
Yasmin menulis pesan kepada Saman dan Saman menerima pesan tersebut yaitu
tentang peristiwa 27 Juli. Karena lelah Saman berimajinasi atau bermimpi tentang
kecemasan dan surat Yasmin datang yaitu tentang ia yang menyembunyikan tiga
aktivis yang dianggap atau dituduh sebagai dalang kerusuhan, kemudian meminta
bantuan Larung Saman untuk membawa lari tiga aktivis tersebut ke luar negeri.
Dalam usaha pelarian tiga aktivis tersebut, yaitu Bilung, Koba, dan Wayan Togog,
mereka dibantu Anson bin Argani, petaninkaret yang suka pasangan seksual, namun
kemudian menjadi penjahat dan bajak Laut karena pernah dipenjara akibat kerusuhan
di Medan. Anson adalah adik angkat Saman ketika masih menjadi pendeta di Medan,
namun dalam perjalanan melarikan tiga aktivis tersebut, Saman dan Larung
tertangkap aparat kepolisian. Salah satu dari mereka yaitu Larung dituduh sebagai
pencuri motor dan polisi itu menendang Lrung. Larung terus di introgasi tetapi ia
tetap diam dan akhirnya Larung mati di tembak dan beberapa saat kemudian kepada
Saman
Alasan peneliti memilih novel Larung karya Ayu Utami sebagai bahan
penelitian yaitu yang pertama, novel ini termasuk novel best seller yang banyak
novel ini menceritakan perjalanan seorang tokoh yang menggambarkan dengan jelas
peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan , wilayah kerja,
pembedaan status, dan pembedaan sifat. Ketiga, novel ini dengan jelas
bahwa di dalam novel ini banyak bahan penelian yang tepat sesuai dengan fokus
penelitian ini yang akan mengkaji peran gender. Bagaimana tokoh laki-laki dan
terdahulu, yaitu pertama oleh Aris Try Andreas Putra (2014) degan judul Peran
Gender dalam Pendidikan Islam. Judul Penelitian saat ini adalah Peran Gender
dalam Novel Larung Karya Ayu Utami. Persamaan penelitian terdahulu dengan saat
terdahulu berfokus peran gender dalam Pendidikan sedangkan penelitian saat ini
berfokus pada peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan,
Peneliti terdahulu yang kedua oleh Sri Nurohim (2013) dengan judul Identitas
dan Peran Gender pada Masyarakat Suku Bugis. Judul Penelitian saat ini adalah
Peran Gender dalam Novel Larung Karya Ayu Utami. Persamaan penelitian
terdahulu dengan saat ini yaitu sama-sama mengkaji peran gender. Sedangkan
perbedaan penelitian terdahulu mengkaji peran gender pada masyarakat suku Bugis.
12
Sedangakn penelitian saat ini mengkaji peran gender berdasarkan pembedaan peran
Syamsulhuda BM (2016) dengan judul Persepsi Remaja tentang Peran Gender dan
Gender Seksualitas di Kota Semarang. Judul Penelitian saat ini adalah Relasi Gender
dalam Novel Larung Karya Ayu Utami. Persamaan penelitian terdahulu dan saat ini
yaitu berfokus persepsi peran gender dan gender seksualitas. Sedangkan penelitian
saat ini berfokus pada peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal
Barat Tahun 2016-2018. Judul penelitian saat ini adalah Peran Gender dalam Novel
Larung Karya Ayu Utami. Persamaan penelitian terdahulu dan saat ini adala sama-
sama meneliti mengenai peran gender. Perbedaan penelitan terdahulu yaitu terletak
pada sumber data penelitian, penelitian terdahulu berupa peran gender perempuan di
Sulawesi Barat sedangkan penlitian saat ini berupa novel. Penelitian terdahulu
berfokus pada peran gender perempuan sedangkan penelitian saat ini mengkaji peran
gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan, wilayah kerja, status, dan
pembedaan sifat.
13
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan oleh peneliti, maka judul
yang tepat dalam penelitian ini adalah Peran Gender dalam Novel Larung Karya Ayu
Utami.
peneliti. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas masalah penelitian ini sebagai
berikut.
dilakukan. Fokus penelitian ini adalah peran gender berdasarkan pembedaan peran
dalam hal pekerjaan, pembedaan wilayah kerja, pembedaan status, dan pembedaan
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam penelitian yang dilakukan.
dilakukan. Manfaat penelitian yang yang ingin ditujukan peneliti sebagai berikut.
a. Bagi guru Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
b. Bagi siswa, penelitian ini dapat menabah wawasan kepekaan belajar terutama
c. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat menambah pengetahuan baru terkait
peran gender, sehingga peneliti lebih memahami tentang peran gender dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Bagi peneliti selajutnya, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melakukan
berpikir dalam melakukan penelitian. Asumsi peneliti, dalam novel Larung karya Ayu
Utami, terdapat peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan.. Di
15
dalam novel, seorang Ibu menanyakan apakah anaknya yang Bernama Larung ingin
makan sekarang atau nanti. Dari potongan cerita dalam novel tersebut, hal yang
dilakukan oleh tokoh Ibu merupakan peran gender berdasarkan pembedaan peran
dalam hal perkerjaan. Menanyakan sang anak apakah mau makan merupakan
dibayar yang dilakukan oleh seorang Ibu. Dari cerita tersebut, sesuai dengan rumusan
masalah pertama tentang peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal
Ruang lingkup penelitian ini adalah pokok bahasan dalam penelitian. Adanya
a. Variabel dalam penelitian ini adalah (1) Peran gender berdasarkan pembedaan
peran dalam hal pekerjaan di dalam novel Larung karya Ayu Utami , (2) Peran
gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja di dalam novel Larung karya Ayu
Utami, (3) Peran gender berdasarkan pembedaan status di dalam novel Larung
karya Ayu Utami, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat di dalam novel
b. Data penelitian ini (1) Peran relasi gender berdasarkan pembedaan peran dalam
hal pekerjaan di dalam novel Larung karya Ayu Utami , (2) Peran gender
berdasarkan pembedaan wilayah kerja dalam novel Larung karya Ayu Utami, (3)
Peran gender berdasarkan pembedaan status dalam novel Larung karya Ayu
16
Utami, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat di dalam novel Larung
c. Sumber penelitian ini adalah novel Larung karya Ayu Utami yang merupakan
lanjutan dari novel Saman. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Gramedia dan
merupakan cetakan ke-7 pada bulan April 2018. Novel ini memiliki sebanyak 294
halaman. Sampul buku ini berwarna silver dengan motif ular berwarna merah
dengan pembaca. Definisi istilah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Novel adalah sebuah tulisan yang menceritakan kejadian yang lebih rinci dari segi
b. Peran gender adalah suatu pembedaan peran, posisi, dan sifat berdasarkan jenis
c. Peran gender adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh laki-laki maupun
d. Novel novel Larung karya Ayu Utami yang merupakan lanjutan dari novel
Saman. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Gramedia dan merupakan cetakan ke-7
pada bulan April 2018. Novel ini memiliki sebanyak 294 halaman. Sampul buku
ini berwarna silver dengan motif ular berwarna merah muda dengan gambar hati
di tengahnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
pengertian novel, (2) unsur-unsur pembangun novel (3) peran gender (4) peran
Menurut Nurgiyantoro (2012. Hal. 4), Novel adalah sebuah karya fiksi yang
menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan,
dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa,
plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang juga bersifat
karya sastra yang diciptakan oleh pengarang dari pencampuran imajinasi dan
gambaran kehidupan di sekitar pengarang yang menghasilkan dunia baru yang berisi
tentang kehidupan para tokoh. Dalam novel biasanya melalui para tokoh dan latar
cerita para pengarang menyelipkan kekhawatiran tentang apa yang sedang terjadi di
agar apa yang telah terjadi tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Menurut Al-Ma’ruf dan Nugrahani (2017, hal. 76-80) novel adalah hasil
berhubungan dengan kepekaan, pikiran, perasaan, dan hasratnya dengan realitas yang
27
28
karya sastra yang paling menonjol di antara karya yang lain seperti puisi, cerpen, dan
drama. Banyaknya novel yang terbit dan beredar serta menjadi bacaan masyarakat
modern di Indonesia yang menggemari sastra terutama sejak dekade 1970-an menjadi
bukti bahwa novel adalah jenis sastra yang merajai fiksi Indonesia mutakhir. Unsur-
unsur cerita di dalam novel sebagai sarana ekspresi termasuk stilistika yang memiliki
daya tarik yang luar biasa. Novel adalah suatu karya sastra yang diciptakan oleh
pengarang secara menarik agar mudah dipahami oleh pembaca dan kalangan remaja
Menurut Kartikasari dan Suprapto (2018, hal. 115), novel adalah karya fiksi
realistik, tidak hanya bersifat khayalan, tetapi juga dapat memperluas pengalaman
pembaca yang dibangun oleh beberapa unsur. Unsur-unsur itu membangun sebuah
struktur yang saling berkaitan secara erat dan berhubungan untuk membangun
bahwa novel adalah sebuah cerita panjang yang tidak dapat dibaca dalam sekali
duduk dan didalamnya menceritakan secara lengkap terkait konflik dan peristiwa
yang menggambarkan kehidupan serta perjalanan yang dilalui tokoh sehingga terjadi
Menurut Kartikasari dan Suprapto (2018, hal. 115), novel adalah karya fiksi
realistik, tidak hanya bersifat khayalan, tetapi juga dapat memperluas pengalaman
29
pembaca yang dibangun oleh beberapa unsur. Unsur-unsur itu membangun sebuah
struktur yang saling berkaitan secara erat dan berhubungan untuk membangun
kesatuan makna. Unsur pembangun novel meliputi dua unsur yaitu unsur intrinsik
tersebut. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang terletak di luar karya
sastra dan hanya bersifat mendukung ataupun mempengaruhi isi suatu karya sastra
(Lubis, 2020, hal. 3). Berdasarkan pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa unsur
intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam yaitu, tema, penokohan,
alur, latar, sudut pandang, bahasa dan amanat yang ingin disampaikan dari cerita.
Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari luar yaitu
alur, latar/setting, sudut pandang, bahasa dan amana (Mamonto, Lensun, Aror, 2021,
hal. 216). Menurut Wicaksono (2017, hal. 93), unsur intrinsik adalah unsur yang
berada dalam suatu novel. Unsur intrinsik terdiri dari (1) tema, (2) plot, (3)
penokohan, (4) latar, (5) sudut pandang penceritaan, dan (6) style atau stilistika.
Unsur-unsur intrinsik meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang,
Menurut Lintang (dalam Dibia, 2018, hal. 102), unsur intrinsik terdiri dari (1)
tema, (2) alur, (3) latar, (4) penokohan, (5) sudut pandang, (6) gaya bahasa, dan (7)
30
amanat. Menurut Aminuddin (dalam Dibia, 2018, hal. 102), unsur intrinsik terdiri
dari (1) tema, (2) alur, (3) penokohan, (4) latar, (5) sudut pandang, dan (6) gaya
intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam yaitu, tema, alur, latar,
penokohan, sudut pandang, gaya Bahasa, dan amanat yang ingin disampaikain dari
cerita.
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi
secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sisitem organisme karya sastra.
lingkungan pengarang dan lain sebagainya (Mamonto, Lensun, Aror, 2021, hal. 216).
Menurut Wicaksono (2017, hal. 93), unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di
luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan karya sastra.
Unsur ekstrinsik terdiri dari (1) pengarang yang wawasan dan pengetahuannya sangat
menentukan kualitas karya sastra yang dihasilkannya dan (2) respon masyarakat
terhadap karya sastra tersebut yang berupa munculnya resensi dan artikel dalam
Menurut Nurgiyantoro (2017, hal. 30), unsur ekstrinsik adalah unsur -unsur
yang berada di luar teks sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan
atau sistem organisme teks sastra. Unsur ekstrinsik lebih khusus dikatakan sebagai
unsur yang memengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, tetapi tidak menjadi
ekstrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari luar yaitu subjek pengarang,
(distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalis, dan karakteristik emosional antara
laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat (Nuroniyah, 2023, hal.
peran gender yang dimilikinya(Nurohim, 2017, hal. 457). gender adalah sifat dan
perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial
Gender adalah menyangkut aturan sosial yang berkaitan dengan jenis kelamin
manusia laki-laki dan perempuan. Perbedaan biologis dalam hal alat reproduksi
ciptaan Tuhan, bersifat kodrat, tidak dapat berubah, tidak dapat dipertukarkan dan
Fauziyah, Mulyana, dan Raharjo (2015, hal. 260) menyatakan bahwa gender
merupakan perbedaan yang bukan kodrat ciptaan Tuhan namun diciptakan oleh
masyarakat (baik laki-laki maupun perempuan) melalui proses sosial dan budaya
yang panjang. Gender adalah peran dan tanggungjawab yang ditujukan kepada laki-
laki dan juga perempuan (Dalimonthe, 2020, hal. 12). Berdasarkan pendapat di atas,
32
peneliti berpendapat bahwa gender adalah suatu pembedaan peran, posisi, dan sifat
Peran gender adalah dimana peran laki-laki dan perempuan yang dirumuskan
oleh masyarakat berdasarkan tipe seksual maskulin dan feminitasnya. Misal peran
laki-laki ditempatkan sebagai pemimpin dan pencari nafkah karena dikaitkan dengan
anggapan bahwa laki-laki adalah makhluk yang lebih kuat, dan identik dengan sifat-
sifatnya yang super dibandingkan dengan perempuan (Nuroniyah, 2023, hal. 75).
Mahdi dan Jf (2020, hal. 16) menyatakan bahwa peran gender merupakan prilaku,
perhatian, sikap keterampilan dan pertimbangan ciri kepribadian social yang tepat
dari laki-laki atau perempuan. Siswati dan Puspitawati (2017, hal. 171) menyatakan
bahwa peran gender merupakan kerjasama yang dilakukan dan disepakati oleh suami
dan istri dalam hal pembagian kerja pada aktivitas domestik, publik, dan sosial
kemasyarakatan.
Peran gender merupakan kerjasama yang dilakukan dan disepakati oleh suami
dan istri dalam hal pembagian kerja pada aktivitas domestik, publik, dan sosial
kemasyarakatan (Nurohim, 2018, hal. 460). Peran gender adalah berbagai peran
aktivitas, tugas, atau pekerjaan yang sengaja dilekatkan atau diidentikkan sebagai
tanggungjawab perempuan dan laki-laki (Jalil dan Aminah, 2018, hal. 284). Peran
gender adalah sekumpulan pola perilaku yang menjadi harapan sosial untuk
ditampilkan secara berbeda oleh laki-laki dan perempuan sesuai jenis kelamin(Ramli
dan Basri, 2021, hal. 85). Berdasarkan pendapat di atas, peneliti berpendapat bahwa
33
peran gender adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan
berdasarkan gendernya.
Nuroniyah (2023, hal. 75) pembedaan peran antara laki-laki dan perempuan
1. Pembedaan peran dalam hal pekerjaan, misalnya laki-laki dianggap pekerja yang
menghasilkan uang.
2. Pembedaan wilayah kerja, laki-laki berada diwilayah public atau luar rumah dan
3. Pembedaan status, laki-laki disini berperan sebagai aktor utama dan perempuan
4. Pembedaan sifat, perempuan dilekati dengan sifat dan atribut feminin seperti
halus, sopan, penakut, “cantik” memakai perhiasan dan cocoknya memakai rok.
dan laki-laki dilekati dengan sifat maskulinnya, keras, kuat, berani, dan memakai
berikut:
34
laki di rumah.
2. Peran transisi, mempolakan peran tradisi lebih utama dari dari yang lain.
berikut:
2. Peran transisi mempolakan peran tradisi lebih utama dari peran yang lain.
terpendam.
luar. Dukungan moral dan tingkat kepedulian lelaki sangat hakiki untuk
35
kehidupan berkeluarga.
dari dominasi lelaki atas perempuan yang belum terlalu peduli pada
diajarkan di sekolah. Supaya siswa bisa bertutur dan menulis dengan baik
mempunyai peranan yang penting di dalam dunia pendidikan. Seperti yang kita
komunikasi. Oleh karena itu, kita harus mempelajari ilmu pendidikan tentang bahasa.
Agar kita dapat belajar dan mengetahui bagaimana cara kita menggunakan bahasa
dalam cerita berdasarkan gendernya dengan lebih baik sesuai materi poko cerita
pendek KD 4.9 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII yang berisi agar siswa
mampu menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek dan mampu
demikian, siswa mempelajari peran gender akan lebih mudah menentukan topik yang
diceritakan sesuai dengan peranan gender yang ada di dalam cerita. Topik adalah
suatu isu atau pokok persoalan yang sifatnya masih umum dan abstrak, pada dasarnya
merupakan pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap dan sebagai
Larung merupakan novel ke-dua Ayu Utami dan merupakan lanjutan dari
novel Saman. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Gramedia dan merupakan cetakan
ke-7 pada bulan April 2018. Novel ini memiliki sebanyak 294 halaman. Sampul buku
ini berwarna silver dengan motif ular berwarna merah muda dengan gambar hati di
tengahnya. Larung karya Ayu Utami. Novel ini bercerita tentang awal cerita yaitu
tahun 1989 yang mengisahkan seorang tokoh yang bernama Larung Lanang yang
ingin membunuh neneknya. Neneknya adalah orang yang mampu melihat aura yang
menyaksikan kekuasaan bukan dari dinia manusia melainkan dari alam ghaib yang
syirik, tubuh neneknya penuh susuk, hatinya berisi japa-japa, dan pikirannya hanya
membunuh neneknya lalu Larung mencari rahasia neneknya agar bias mengeluarkan
jampi-jampi dari tubuhnya dan akhirnya Larung bias menemukan dokumen yang
memberinya petunjuk mengenai sejarah neneknya dan petunjuk itu unuk membunuh
Cerita kemudian beralih ke tahun 1996, saat Cok, Yasmin, dan Laila
berencana untuk menengok sahabat mereka bersama Shakuntala yang akan tampil
tinggal di New York dan berprofesi sebagai penari. Yasmin yang bekerja sebagai
pengacara serta aktifis hak asasi manusia dan sudah menikah dengan Lukas yang
ingin bertemu dengan Saman di New York, kekasinya yang tinggal di Amerika dan
pernah jadi buron di Indonesia karena di tuduh sebagai dalang kerusuhan di Medan.
Saman adalah mantan frater pembimbing retret Cok, Yasmin, Laila, dan Shakuntala
saat masih SMP. Laila yang bekerja sebagai fotografer ingin bercumbu dengan Sihar,
Laila. Laila kemudian bercumbu dengan Shakuntala, sahabatnya yang memang sejak
dari remaja sudah menjadi biseksual. Yasmin memuaskan perilaku seksualnya kepada
Pada tanggal 26 Juli 1996 di Jakarta dan New York, Yasmin mengirim surat
kepada Saman mengenai hubungan atau seksualitas Yasmin. Di musim panas Saman
membuka email dan mendapatkan kabar dari Larung yang bercerita tentang survey
lokasi untuk percetakan tanah dan Saman pun mulai berhubungan dengan Larung
sekitar satu tahun yang lalu. Larung mendapatkan Saman dari Yasmin dan Cok. Mesti
latar belakang dan cara memperkenalkan diri agak ganjil, Saman tidak pernah merasa
curiga. Saman agak heran kedua bulan setelah perkenalanya, Larung telah
pesan di-entry, sehingga hanya bisa di buka oleh alamat-alamat yang didaftarkan,
agar informasi yang dikirim tidak bias disadap saat melalui penyelenggara. Yasmin
dan Saman mereka dalam tim yang bekerja untuk pendanaan dan membikin jaringan.
Yasmin menulis pesan kepada Saman dan Saman menerima pesan tersebut yaitu
tentang peristiwa 27 Juli. Karena lelah Saman berimajinasi atau bermimpi tentang
kecemasan dan surat Yasmin datang yaitu tentang ia yang menyembunyikan tiga
aktivis yang dianggap atau dituduh sebagai dalang kerusuhan, kemudian meminta
bantuan Larung Saman untuk membawa lari tiga aktivis tersebut ke luar negeri.
Dalam usaha pelarian tiga aktivis tersebut, yaitu Bilung, Koba, dan Wayan Togog,
mereka dibantu Anson bin Argani, petani karet yang suka pasangan seksual, namun
kemudian menjadi penjahat dan bajak Laut karena pernah dipenjara akibat kerusuhan
di Medan. Anson adalah adik angkat Saman ketika masih menjadi pendeta di Medan,
namun dalam perjalanan melarikan tiga aktivis tersebut, Saman dan Larung
tertangkap aparat kepolisian. Salah satu dari mereka yaitu Larung dituduh sebagai
pencuri motor dan polisi itu menendang Lrung. Larung terus di introgasi tetapi ia
tetap diam dan akhirnya Larung mati di tembak dan beberapa saat kemudian kepada
Saman.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Bagian metode penelitian ini diuraikan pokok-pokok bahasan, yaitu (1) jenis
penelitian, (2) data penelitian, (3) sumber data penelitian, (4) teknik pengumpulan
data, (5) instrumen pengumpulan data, (6) teknik penganalisisan data, dan (7) teknik
Nawawi (dalam Siswantoro, 2016, hal. 56), metode deskriptif adalah prosedur
fakta yang tampak atau data dengan cara memberi deskripsi (Siswantoro, 2016, hal.
57). Bentuk data yang digunakan berupa kalimat yang dideskripsikan berdasarkan
deskriptif, maka tepat menggunkana metode penelitian kualitatif. Landasan teori juga
digunakan dalam penelitian ini supaya fokus penelitian benar-benar sesuai dengan
fakta penelitian. Peneliti menganalisis data (1) Peran gender berdasarkan pembedaan
peran dalam hal pekerjaan, (2) Peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja,
(3) Peran gender berdasarkan pembedaan pembedaan status, (4) Peran gender
berdasarkan pembedaan pembedaan sifat dalam novel larung karya Ayu Utami
dengan cara membaca kata dan kalimat di dalam novel Larung karya Ayu Utami yang
40
wilayah kerja, status, dan sifat. Peneliti menganalisis data dengan cara menemukan
padanan bentuk peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan,
wilayah kerja, status, dan sifat dalam novel Larung karya Ayu Utami. Kemudian
terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yang digunakan untuk memberikan deskripsi pada data yang ditemukan di
dalam dalam novel berdasarkan fakta dan fenomena yang tampak dalam bentuk
Menurut Siswantoro (2016, hal. 70), data adalah sumber informasi yang akan
diseleksi sebagai bahan analisis. Kualitas dan ketepatan pengambilan data tergantung
pada ketajaman menyeleksi yang dipandu oleh penguasaan konsep atau teori. Data
penelitian di dalam Novel Larung karya Ayu Utami berupa kata dan kalimat
Menurut Siswantoro (2016, hal. 72), sumber data terkait dengan subjek
penelitian dari mana data diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah novel karya
Ayu Utami yang berjudul Larung. Larung merupakan novel ke-dua Ayu Utami dan
41
merupakan lanjutan dari novel Saman. Novel ini diterbitkan oleh penerbit Gramedia
dan merupakan cetakan ke-7 pada bulan April 2018. Novel ini memiliki sebanyak
295 halaman. Sampul buku ini berwarna silver dengan motif ular berwarna merah
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
reduksi data. Menurut Siswantoro (2016, hal. 74) ), reduksi data adalah cara
data dengan cara memfokuskan diri pada data yang dibutuhkan sesuai kriteria atau
parameter yang telah ditentukan. Artinya, tidak semua baris atau bait diborong
seluruhnya untuk data tertentu, tetapi data diseleksi secara ketat berdasarkan kriteria
tertentu. Data lain yang tidak relevan harus dipinggirkan agar proses pengambilan
Peneliti membaca keseluruhan isi cerita dalam novel Larung karya Ayu
Utami. Berbekal teori yang sudah dipahami . peneliti juga menandai setiap data yang
ditemukan berupa kata dan kalimat yang terdapat dalam monolog dan dialog dengan
digarisbawahi dengan pensil. Peneliti juga menandai halaman dengan pembatas buku
dari data yang ditemukan di dalam Novel Larung karya Ayu Utami.
42
digunakan untuk mencatat hasil seleksi data yang berisi nomor urut, kode, temuan
data, dan deskripsi data. Fungsi tabel pengumpul data dapat memudahkan peneliti
pengumpul data, maka cara kerja dalam menyeleksi data dapat berjalan sistematis.
Kerja
dilakukan. Setelah membaca novel Larung karya Ayu Utami, peneliti menyeleksi
data dengan melihat temuan data yang sudah ditandai. Temuan data diseleksi
fokus penelitian, yaitu (1) peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal
pekerjaan, (2) peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3) relasi gender
dalam novel Larung karya Ayu Utami. Selanjutnya, peneliti mencatat data yang telah
Menurut Siswantoro (2016, hal. 73), instrumen adalah alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri menggunakan alat bantu berupa tabel pengumpul data untuk
mempermudah analisis dan klasifikasi data. Berikut tabel yang digunakan dalam
apakah anaknya
ingin makan
sekarang atau
nanti. Tokoh Ibu
merupakan tokoh
perempuan yang
memiliki peran
dalam hal
pekerjaan di
dalam rumah
untuk mengurusi
rumah tangga,
yaitu dengan
mengingatkan
anaknya untuk
makan
Keterangan:
NL : Novel Larung
PP : Peran Perempuan
PL : Peran Laki-laki
Wilayah Kerja
NL : Novel Larung
PP : Peran Perempuan
PL : Peran Laki-laki
Status
PL PP
1. NL/PGPS/PL/196 “Sebetulnya ia ingin ✓ Data NL/RGPS/
bertang apa kabar PL/196 termasuk
dengan Yasmin data peran
yang telah tiga hari gender
tidak menulis pesan berdasarkan
Ia takt ahu apakah pembedaan
larung@komodo status. Karena
mengetahui tokoh perempuan
hubungannya yang Bernama
dengan Yasmin.” Yasmin hanya
sebagai
pelengkap di
dalam peranan
rencana Larung
dan Saman.
Keterangan:
NL : Novel Larung
PP : Peran Perempuan
PL : Peran Laki-laki
48
Sifat
Keterangan:
NL : Novel Larung
PP : Peran Perempuan
PL : Peran Laki-laki
Teknik analisis data adalah suatu teknik sistematik yang digunakan untuk
data yang dicari terkumpul, langkah selanjutnya yaitu menganalisis data. Ciri utama
dalam paparan deskriptif adalah dikerjakan berdasarkan tiap-tiap topik, tema, konsep
atau unsur. (Siswantoro 2016, hal. 81). Menurut Semi (2012, hal. 15), dalam
a. Mengelompokkan Data
Peneliti pengelompokkan data sesuai dengan fokus masalah yaitu peran gender
berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan, wilayah kerja, status, dan sifat
dalam novel larung karya Ayu Utami. Data yang sudah dikelompokkan sesuai fokus
penelitian yaitu (1) Peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan,
(2) Peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3) Peran gender berdasarkan
pembedaan status, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat dalam novel larung
karya Ayu Utami, kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan kategori temuan data dan
disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan yang bertujuan untuk mempermudah
b.Mengkode Data
Mengkode data dilakukan untuk memberi ciri pada data yang telah
gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan, (2) Peran gender
status, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat novel larung karya Ayu Utami.
NL : Novel Larung
PP : Peran Perempuan
PL : Peran Laki-laki
NL : Novel Larung
PP : Peran Perempuan
PL : Peran Laki-laki
NL : Novel Larung
PP : Peran Perempuan
PL : Peran Laki-laki
NL : Novel Larung
PP : Peran Perempuan
PL : Peran Laki-laki
c. Menginterpretasi Data
padanan makna kalimat yang mengandung peran gender, lalu peneliti mendeskripsikan
data peran gender meliputi (1) Peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal
pekerjaan, (2) Peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3) Peran gender
berdasarkan pembedaan status, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan sifat secara
naratif, dengan cara menguraikan ke dalam bentuk kata-kata dan kalimat mengenai
52
peran gender dari masing-masing temuan data dalam novel Larung Karya Ayu Utami
d. Membuat Kesimpulan
kesimpulan berdasarkan temuan data dalam novel Larung karya Ayu Utami sesuai
hipotesis dan tujuan penelitian yaitu meliputi (1) Peran gender berdasarkan pembedaan
peran dalam hal pekerjaan, (2) Peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3)
Peran gender berdasarkan pembedaan status, (4) Peran gender berdasarkan pembedaan
tersebut maka kebenaran data akan dapat terbukti secara pasti. Menggunakan teknik
peningkatan ketekunan, peneliti dapat mengecek ulang mengenai data yang sudah
dikumpulkan dan dianalisis apakah data yang diperoleh peneliti sudah benar atau tidak.
Teknik uji kesahihan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
a. Peneliti membaca buku dan jurnal yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu
(1) Peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal pekerjaan, (2) Peran
dengan benar.
b. Peneliti membaca kembali temuan data secara cermat pada data yang telah
ditemukan berupa data (1) Peran gender berdasarkan pembedaan peran dalam hal
pekerjaan, (2) Peran gender berdasarkan pembedaan wilayah kerja, (3) Peran
c. Peneliti memberi tanda centang pada temuan data yang sudah sesuai dengan teori
Nuroniyah untuk membedakan antara data yang sudah dicocokkan dengan data
d. Pengamatan dilakukan secara berulang sebanyak tiga kali secara cermat, tekun,
Peneliti melakukan pengujian kesahihan data berjuan supaya hasil temuan data
kebenarannya.
54
DAFTAR RUJUKAN
Alviah, I. (2014). KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TUTURAN NOVEL PARA PRIYAYI KARYA
UMAR KAYAM. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 128-135.
Boediarsih, Z. S. (2016). Persepsi Remaja tentang Peran Gender dan Gender Seksualitas di
Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 28-37.
Lubis, F. W. (2020). ANALISIS ANDROGINI PADA NOVEL “AMELIA” . Jurnal Serunai Bahasa
Indonesia, 1-6.
Mengkonstruksikan Konsep Identitas Dan Peran Gender Pada Anak melalui Pembelajaran di
Ranah PAUD. (2020). Jurnal Kajian Gender dan Anak, 11-26.
Nurohim, S. (2018). IDENTITAS DAN PERAN GENDER PADA MASYARAKAT SUKU BUGIS.
SOSIETAS, 457-461.
Prawira, S. D. (2018). Karakter Tokoh Utama Pada Novel Entrok Karya Okky Madasari (Kajian
Psikologi Sastra). -Jurnal Ilmiah : FONEMA, 1-15.
Putra, A. T. (2014). Peran Gender dalam Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 327-343.
Ramli, U., & Basri, L. (2021). PERAN GENDER PADA MASYARAKAT BUGIS. Jurnal Noken Ilmu-
ilmu Sosial, 78-89.
Silaswati, D. (2018). Pentingnya Topik dalam Penulisan Karya Ilmiah pada Bidang Akuntansi.
Jurnal Ilmiah Akuntansi, 81-88.