Anda di halaman 1dari 36

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI

MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING

PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 PURWOSARI

KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Disusun Oleh

Iva Dhur Rohmah (20110044)

Dosen Pengampu :

Sutrimah, M.Pd

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas berkat rahmat dan kasih sayangnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas proposal dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Teks Puisi Menggunakan Metode Nature Learning pada
Siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Purwosari Tahun Pelajaran 2023/2024”.
tujuan penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari langkah
awal pembuatan skripsi pada Institut Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta
untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima
kasih kepada ibu Sutrimah, M.Pd. selaku dosen yang telah mendidik dan
memberikan bimbingan selama masa perkuliahan. Dan juga kepada teman-teman
yang berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan tugas proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa tugas proposal penelitian ini, masih ada
kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan tugas proposal penelitian ini, akhir kata penulis berharap semoga
tugas proposal penelitian ini berguna bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

Bojonegoro , November 2023


Penulis

IVA DHUR ROHMAH


20110044

2
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................8
1.5 Definisi Operasional..................................................................................9
BAB II....................................................................................................................10
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................10
2.1 Kemampuan Menulis..............................................................................10
2.2 PUISI.......................................................................................................13
2.3 Metode Nature Learning.........................................................................18
2.4 Peneliti yang relafan................................................................................21
2.5 Kerangka Berpikir...................................................................................22
BAB III..................................................................................................................24
METODE PENELITIAN.......................................................................................24
3.1 Pendekatan Penelitian..............................................................................24
3.2 Peran Peneliti Di Lapangan.....................................................................27
3.3 Lokasi Penelitian.....................................................................................27
3.4 Subjek Penelitian.....................................................................................27
3.5 Sumber Data............................................................................................27
3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................................28
3.7 Teknik Analisis Data, Evaluasi, Refleksi................................................29

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran wajib
pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada pembelajaran
Bahasa Indonesia ada empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai siswa yaitu
1) keterampilan menyimak (Listening skills), 2) Keterampilan Berbicara
(Speaking Skills), 3) Keterampilan membaca (Reading Skills), 4) Keterampilan
Menulis (Writing skills). Dari keempat keterampilan tersebut saling berkaitan satu
sama lain, jika mempelajari salah satu keterampilan berbahasa maka keterampilan
bahasa lainnya akan ikut terlibat. Dalam pembelajaran bahasa, menulis memiliki
peran penting sebagai alat untuk untuk mengkomunikasikan ide-ide kritis dalam
mewujudkan keterampilan menulis berupa pemahaman tata bahasa Indonesia.
Taringan (2008:3) mengatakan bahwa Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspesif. Dalam kegiatan menulis ini penulis haruslah terampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis
tidak datang secara otomatis, harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan
teratur. Mudziroh et al., (2013) menulis pada hakekatnya adalah pemindahan
pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang bahasa.

Dalam belajar menulis, siswa diharapkan mampu menulis teks. Salah satu
ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) adalah siswa dapat memahami dan menghasilkan teks fungsional pendek
dan esai pendek berupa jenis teks tertentu seperti prosedur, deskriptif, teks berita,
analitis exposition, eksplanasi, diskusi dan review sesuai dengan kurikulumnya
khususnya SMP tentang standar kompetensi menulis, diharapkan siswa mampu
menulis puisi.

Menulis puisi merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki
oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII, Kompetensi dasar
tersebut menjadi bagian dari standar kompetensi mengungkapkan keindahan alam
dan pengalaman dengan melalui kegiatan menulis puisi. Puisi merupakan salah

5
satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima,
serta penyusunan larik dan bait. Penulisan puisi dilakukan dengan bahasa yang
cermat dan pilihan kata yang tepat. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinasi dan disusun dengan mengonsentrasikan kekuatan bahasa
dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Kosasih (2006:235) Puisi adalah
bentuk karya sastra yang atau melebihkan. Menurut Waluyo (2002:1) puisi adalah
karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama
dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang kias (imajinatif).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa


Indonesia kelas VII menemukan bahwa siswa kelas VII memiliki keterampilan
menulis yang masih rendah, salah satunya adalah menulis puisi. Selama ini masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk menuangkan ide atau gagasannya
yang dimiliki dalam bentuk puisi, ide-ide tersebut kadang juga masih tidak
terstruktur dengan baik sehingga pengungkapannya pun kurang runtut. Kegiatan
pembelajaran yang kurang bervariasi juga bisa menghambat siswa dalam
pembelajaran menulis puisi, rata-rata guru masih sering menggunakan metode
yang konvensional dalam pembelajarannya sehingga membuat siswa merasa
malas, jenuh dan tidak membangkitkan motivasi atau minat siswa untuk
mengikuti pembelajaran tersebut. Siswa kadang merasa pembelajaran puisi sangat
membosankan sehingga siswa kurang berminat untuk dapat menghasilkan karya
secara maksimal, selain itu banyak siswa yang kurang percaya diri, oleh karena itu
guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang sesuai agar siswa lebih
semangat dan tidak jenuh dalam pembelajaran.

Metode pembelajaran merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan,


banyak metode yang bisa digunakan oleh guru untuk pembelajaran menulis puisi
salah satunya adalah Metode Nature Learning. Metode Nature Learning
merupakan suatu metode pembelajaran yang menggunakan alam sekitar sebagai
media untuk menumbuhkan imajinasi siswa. (Sagala: 2003:180). Metode ini
dilakukan dengan cara mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran diluar
kelas. Pembelajaran menulis puisi dapat dilakukan di taman sekolah, halaman
sekolah atau juga bisa dilakukan di lapangan sekolah. Dengan melakukan pembel
ajaran di luar kelas, diharapkan dapat menumbuhkan kesenangan bagi siswa,

6
sehingga siswa dapat lebih mudah menuangkan ide-ide kreatif yang ada dalam
pikirannya.

Dalam pembelajaran di luar kelas peserta didik diarahkan untuk


menggunakan alam sekitar sebagai metode pembelajarannya sehingga
mendapatkan inspirasi dan suasana baru untuk menulis sebuah puisi. Manfaat
menggunakan metode Nature Learning bagi siswa yaitu mampu memberikan
apersepsi emosional yang positif, karena alam sekitar mempunyai ikatan
emosional dengan anak. Dengan menggunakan metode Nature Learning sebagai
metode pembelajaran menulis teks puisi diharapkan siswa tidak lagi mengalami
kesulitan dalam menuangkan idenya. Penggunaan metode pembelajaran Nature
Learning diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis teks puisi pada
siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Purwosari Tahun Ajaran 2023/2024.

Peneliti terdahulu yaitu Masnuatul H, (2019) Efektifitas Metode Nature


Learning dalam pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Maulana
Malik Ibrahim Bojonegoro. Hasil penelitian menunjukkan setelah menggunakan
metode Nature Learning kemampuan siswa mengalami peningkatan signifikan.
Hal ini dilihat dari nilai rata-rata kemampuan siswa menulis puisi meningkat
menjadi 23,39%.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilakukan penelitian dengan judul


“Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Puisi Menggunakan Metode Nature
Learning pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Purwosari Tahun Pelajaran
2023/2024”.

7
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diambil suatu rumusan
permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan metode Nature Learning dapat meningkatkan


kualitas proses kemampuan menulis teks puisi pada siswa kelas VII F
SMP Negeri 1 Purwosari Tahun Pelajaran 2023/2024?
2. Bagaimanakah penerapan metode Nature Learning dapat meningkatkan
kualitas hasil kemampuan menulis teks puisi pada siswa kelas VII F SMP
Negeri 1 Purwosari tahun ajaran 2023/2024?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah dituliskan di atas maka dapat diambil suatu tujuan
penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kualitas proses kemampuan menulis teks puisi


dengan menggunakan metode Nature Learning pada siswa kelas VII F
SMP Negeri 1 Purwosari Tahun Ajaran 2023/2024.
2. Untuk meningkatkan kualitas hasil kemampuan menulis teks puisi dengan
menggunakan metode Nature Learning pada siswa kelas VII F SMP
Negeri 1 Purwosari Tahun Ajaran 2023/2024.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat teoritis
Penelitian ini memiliki manfaat teoritis yaitu untuk memberikan
tambahan pengetahuan dalam teori pembelajaran bahasa khususnya
pembelajaran menulis agar lebih efektif, inofatif, kreatif dan
menyenangkan untuk menarik minat siswa dan memudahkan peserta
didik memahami pelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Untuk memberikan informasi kepada tenaga pendidik bahwa dalam
upaya memperbaiki mutu pendidikan khususnya terhadap kemampuan

8
menulis puisi pada peserta bahwa pembelajaran tidak hanya didalam
kelas dan dapat meningkatkan kemampuan menulis peserta didik.
b. Bagi siswa
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis peserta didik.
c. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa lebih baik. Selain itu, dapat meningkatkan terjalinnya
kerja sama dalam lingkungan sekolah seperti antara pendidik dengan
pihak lainnya.

1.5 Definisi Operasional


Untuk memperoleh pandangan yang sejalan dengan penulis dan untuk
menghindari adanya perbedaan pengertian dan tulisan ini, maka penulis
mencantumkan beberapa definisi operasional sebagai berikut.
1. Peningkatan adalah penambahan keterampilan dan kemampuan agar
menjadi lebih baik.
2. Kemampuan adalah kesanggupan dan kemahiran melakukan sesuatu
tindak sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu.
3. Menulis adalah kegiatan menyampaikan pesan atau informasi yang
bersifat produktif dan kreatif berupa gagasan dan perasaan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan.
4. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan bahasasehari-
hari.
5. Kemampuan menulis puisi adalah kemampuan atau keterampilan yang
dimiliki seseorang untuk menyampaikan apa yang dipikirkan atau
dirasakan dalam bentuk karya sastra berbentuk tulisan dengan
pendayagunaan bahasa yang indah serta bersifat imajinatif.
6. Metode Nature Learning adalah suatu metode pembelajaran yang
menggunakan alam sekitar sebagai media untuk menumbuhkan
imajinasi siswa.

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kemampuan Menulis


Kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan, kekuatan (pusat
bahasa Depdiknas, 2006:707). Yang dimaksud dengan kesanggupan dalam
definisi ini adalah seseorang dapat melakukan sesuatu. Kecakapan adalah
keahlian seseorang dalam membuat sesuatu dan kekuatan adalah kapasitas
seseorang melakukan sesuatu, Jadi, kemampuan adalah kesanggupan dan
kemahiran melakukan sesuatu tindak sesuai dengan maksud dan tujuan
tertentu.
Menulis merupakan keterampilan Bahasa yang harus dipelajari
secara terus menerus. Tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat
memberikan informasi kepada pembaca secara jelas. Menurut
Taringan(2013) dalam Nirwana menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang lambang grafis yang menghasilkan suatu Bahasa
yang dapat dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami Bahasa dan grafis
itu. Menurut Adi (2001:546) dalam Andi Irwansyah, menulis merupakan
pikiran atau perasaan, seperti mengarang, membuat surat dan sebagainya
dengan tulisan. Menulis menurut Slamet (2008:72) dalam elfa setiawan
merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu objek,
memilih hal-hal yang akan ditulis , menentukan cara menuliskannya
sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan suatu proses aktivitas gagasan, pikiran, perasaan yang ingin
disampaikan kepada orang lain melalui media Bahasa berupa tulisan.
Sebagai alat komunikasi tidak langsung melalui tulisan penulis dapat
mendeskripsikan sesuatu kepada orang lain sehingga pembaca dapat
melukiskan apa yang disampaikan. Semakin baik tulisan yang
disampaikan semakin baik pula pesan yang diterima oleh orang lain.

10
1. Tujuan Menulis
Taringan (2013) mengemukakan bahwa tujuan menulis ialah (1)
tujuan penugasan, yaitu menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan karena
keinginan sendiri, (2) tujuan altruistic, yaitu bertujuan untuk
menyenangkan pembaca menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin
mendorong pembaca memahami, ingin membuat hidup para pembaca,
lebih menyenangkan dengan karyanya itu, (3) tujuan persuasive, yaitu
tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca dengan kebenaran
yang diutarakan, (4) tujuan informational, yaitu tulisan yang bertujuan
untuk memberi informasi keterangan/penerangan kepada pembaca, (5)
tujuan pernyataan diri yaitu tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan
atau menyatakan diri sebagai pengarang kepada pembaca, (6) tujuan
kreatiif yaitu tulisan yang bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistic dan
nilai-nilai kesenian, (7) tujuan pemecahan masalah, yaitu tulisan yang
bertujuan untuk mencerminkan atau menjelajahi pikiran-pikiran agar dapat
dimengerti pembaca.
Akhadiah dkk. Menjelaskan bahwa terdapat beberapa keuntungan
menulis yaitu: pertama, dengan tindakan menulis kita dapat mengetahui
kemampuan dan potensi diri. Kedua, mengembangkan beberapa gagasan.
Ketiga, memperluas wawasan. Keempat, mengungkapkan gagasan secara
sistematik atau tersusun dan menyampaikannya secara tersurat. Kelima,
lebih mudah memecahkan permasalahan serta mendorong diri belajar
secara aktif dan berfikir Bahasa secara tertib.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis
adalah untuk mengungkapkan atau menuangkan ide-ide atau gagasan yang
dapat berupa ungkapan perasaan, emosi, maupun berbentuk informasi
yang ditujukan kepada penerima/pembaca.
2. Manfaat Menulis
Dalam dunia pendidikan menulis sangat berharga, karena menulis
sangat membantu seseorang untuk mengembangkan pola pikirnya menjadi
lebih mudah.
Kegunaan menulis dapat dibagi menjadi empat yaitu:

11
1) Menulis membantu kita menemukan apa yang pernah kita ketahui,
bahkan sebaliknya. Misalnya ketika kita menuliskan tentang sebuah
kisah sejarah, secara tidak langsung kita akan masuk kedalamnya dan
seolah ikut mengalami apa yang kita tuliskan.
2) Menulis dapat menghasilkan ide-ide baru. Kegiatan menulis akan
merangsang pikiran kita untuk menghasilkan sesuatu yang mungkin
belum pernah kita tuangkan.
3) Menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan
menempatkannya dalam suatu wacana yang berdiri sendiri.
4) Menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan dievaluasi,
kita dapat membuat jarak dengan ide kita sendiri dan melihatnya lebih
objektif pada waktu kita siap menuliskannya.
5) Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru.
6) Menulis dapat membantu kita memecahkan masalah dengan
memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu
konteks visual,sehingga dapat diuji .
Akhidah menyebutkan bahwa manfaat menulis diantaranya:
1. Lebih mengenali kemampuan danpotensi diri dan mengetahui sampai
dimana pengetahuan kita tentang suatu topik.
2. Dapat mengembangkan berbagai gagasan.
3. Lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi.
4. Mengkomunikasikan gagasan secara sistematis dan
mengungkapkannya secara tersurat.
5. Dapat menilai diri kita secara objektif.
6. Dapat memecahkan permasalahan yaitu dengan menganalisisnya
secara tersurat dalam konteks yang konkret.
7. Mendorong kita lebih aktif menjadi penemu dan memecah masalah.
8. Membiasakan berfikir tertib.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat
menulis salah satunya dapat melahirkan informasi-informasi, ide-ide,
gagasan-gagasan yang sebelumnya belum kita ketahui maupun yang
sudah kita ketahui, dengan menulis kita dapat menggali potensi

12
kemampuan dan pola piker secara objektif. Menulis juga dapat
meningkatkan kecerdasan, meningkatkan daya inisiatif dan kreatifitas,
menulis juga dapat menumbuhkan keberanian serta dapat mendorong
kemauan mengumpulkan informasi.

2.2 Puisi
1. Definisi Puisi
Puisi yaitu karangan berisi kata-kata yang indah dan memiliki
makna. Kemudian secara etimologis, Puisi berasal dari Bahasa Yunani,
Poeima yang berarti membuat atau poesis yang berarti pembuatan. Dalam
bahasa Inggris disebut engan poem atau poetry. Puisi adalah salah satu
hasil karya sastra yang berisi ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang
dituangkan secara imajinatif berdasarkan pengalaman jiwanya.
Puisi merupakan bentuk ekspresi pemikiran yang membangkitkan
perasaan dan merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang
berirama. Puisi juga merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman
manusia yang penting dan diubah dalam wujud yang paling berkesan.
Menurut Subrada (2011) dalam sari puisi merupakan karangan seni
sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu atau
syarat-syarat yang terikat dengan menggunakan irama, sajak, dan kata-kata
kiasan.
Menurut Waluyo (1995) puisi adalah bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan Bahasa dengan
pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Menurut Somasir (2013:5) puisi adalah salah satu bentuk karya
sastra yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan
oleh unsur fisik(diksi,pengimajian,kata,konkret,majas,rima atau tipografi)
dan unsur batin (tema,amanat,perasaan,suasana, dan nada).
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa puisi merupakan karya seni imajinatif berbentuk sajian Bahasa
yang bernilai dan disususn dengan memperhatikan rima,irama dan kata-

13
kata perlambangan pada umumnya, Puisi ditulis dalam bentuk baris-baris
yang disatukan menjadi bait-bait.
2. Unsur-Unsur Pembangunan Puisi
Menurut Damayanti (2013:16-17), secara sederhana batang tubuh
puisi terbentuk dari beberapa unsur-unsur puisi, yakni kata, larik, bait,
bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan
sebuah puisi. Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Kata
Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata
(diksi) yang tepat sangat menemukan kesantunan dan keutuhan unsur-
unsur yang lain.
b) Larik
Larik atau baris mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam
prosa. Larik itu berupa satu kata saja bisa frasa, bisa juga seperti
kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya
empat bait tetapi pada puisi baru tidak ada batasan.
c) Bait
Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmoni. Pada bait
inilah biasanya pada kesatuan makna. Pada puisi lam jumlah larik
dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak
dibatasi.
d) Bunyi
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (Persajakan) adalah bunyi-
bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait.
Irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek dan
keras lembut ucapan bunyi.
e) Makna
Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik
dan bait. Makna bisa menjadi isidan pesan dari puisi tersebut. Melalui
makna inilah misi penulisan puisi disampaikan.
3. Struktur Puisi

14
Menurut Jabrohim (2001:34) dalam puisi terdapat tujuh unsur
struktur fisik yaitu: diksi, pengimajian, kata, konkret, majas, versifikasi,
topografi, dan sarana retorika. Sedangkan struktur batin puisi yaitu. Tema,
nada, perasaan, dan amanat.
a) Struktur Fisik
Unsur-unsur yang termasuk dalam struktur fisik yang diuraikan
sebagai berikut:
1) Diksi
Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction yang oleh Homby
diartikan sebagai choise and use of words. Oleh keraf diksi disebut
juga pilihan kata. (Jabrohim, 2001:35).
2) Pengimajian
Gambaran-gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental atau
bayangan visual dan Bahasa yang menggambarkannya biasanya
dengan istilah citra dan imaji. Sedangkan membentuk kesan
mental atau gambaran sesuatu biasa disebut citraan atau imajinasi.
(Jabrohim,2001:36)
3) Kata Konkret
Katra konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau Susana batin dengan
maksud untuk membangkitkan imaji pembacanya
(Jabrohim,2001:41).
4) Bahasa Figuratif
Bahasa Figuratif adalah Bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak bisa yakni secara
tidak langsung mengungkapkan makna. (Waluyo,1987:83).
5) Verifikasi
Verifikasi meliputi rima, ritma, dan retrum:
Rima adalah pengulangan bunyi didalam baris atau larik puisi,
Pada akhir baris puisi atau bahkan juga pada keseluruhan baris
atau bait puisi. Ritma adalah pergantian turun naik, panjang
pendek, keras lembut, ucapan bunyi Bahasa dengan teratur.

15
Sedangkan metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya
sudah tetap menurut pola tertentu.
6) Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang awal dapat dilihat dalam
membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama.
7) Saran Retorika
Saran retorika adalah muslihat pikiran, muslihat pikiran ini berupa
Bahasa yang tersusun untuk mengajak pembaca berpikir.
b) Struktur Batin
Menurut Waluyo (1987:106), struktur batin puisi ada empat, yaitu:
1) Tema
Tema adalah gagasan pokok (subjek-metter) yang dikemukakan
oleh penyair dalam puisinya, Waluyo (2005:17). Tema yang
banyak terdapat dalam puisi adalah tema
ketuhanan,kemanusiaan,cinta,patriotism,perjuangan,kegagalan
hidup, alam, keadilan, kritik social,demokrasi,kesetiakawanan, dan
lain-lain.
2) Perasaan Penyair
Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut
diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Untuk
mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan
perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil puisi
yang diciptakan berbeda pula.
3) Nada dan Suasana
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan
suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah itu atau akibat
psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca, Waluyo
(1987:125)
4) Amanat
Amanat (pesan) merupakan hal yang mendorong penyair untuk
menciptakan puisinya. Amanat tersirat dibalik kata-kata yang
disusun, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanat

16
juga kadang diungkapkan secara tersurat, berupa jalan keluar atau
jawaban dari persoalan dalam sebuah karya sastra. Secara
subtansial tema berhubungan dengan arti sastra sementara amanat
berhubungan dengan makna sastra.
4. Teknik Pembelajaran Menulis Puisi

Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi


tertentu, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, serta tujuan
atau indikator pembelajaran akan tercapai. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah guru harus menguasai media penyajian.

Perlu dipahami bahwa setiap jenis media penyajian hanya sesuai


atau tepat untuk mencapai tujuan tertentu pula. Dalam mencapai tujuan
media penyajian dipandang sebagai suatu alat digunakan oleh guru agar
tujuan dari pembelajaran tercapai. Oleh karena itu dalam menggunakan
media bagi seorang guru harus memperhatikan situasi, kondisi dan tujuan
tertentu. Hal ini sangat diperlukan untuk penguasaan setiap media
penyajian sehingga guru mampu mengetahui, memahami, dan terampil
menggunakannya sesuai dengan tujuan yang dicapai media penyajian
mempunyai ciri khas yang berbeda Antara satu dengan lainya,maka
diharapkan,guru perlu memiliki suatu pola atau standar untuk mempelajari
media itu bisa saling melengkapi.

Menulis puisi dengan media objek langsung dimaksudkan agar


siswa dapat menulis puisi dengan cepat dan tepat dengan media objek
yang dilihatnya langsung. Untuk menulis puisi dengan media objek
langsung siswa bisa diajak ke luar kelas untuk melihat objek yang mereka
senangi.

Menulis puisi berdasarkan lamuan adalah siswa diajak melamun


atau berimajinasi, dengan kata lain siswa diajak melamunkan sesuatu,
contohnya: tokoh idola, alam, hewan, dan lain-lain kemudian siswa
menuliskan lamunanya kedalam bentuk puisinya.

17
Menulis puisi berdasarkan gambar adalah siswa dapat membuat
puisi dengan cepat dan benar berdasarkan gambar yang dilihatnya. Siswa
melihat gambar yang diberikan oleh guru dan melihat siswa menulis puisi.

Menulis puisi berdasarkan cerita adalah siswa dapat membuat puisi


berdasarkan cerita yang dibacanya. Siswa membaca cerita dalam waktu
yang telah ditentukan, setelah itu siswa dapat menulis puisi atas dasar
cerita yang telah dibaca.

Meneruskan puisi adalah menulis puisi dengan cara siswa diberi


lembar puisi yang belum selesai penulisannya, kemudian siswa
meneruskan penulisannya puisi yang belum selesai tersebut sehingga
menjadi sebuah puisi yang utuh.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media


pembelajaran menulis puisi bermacam-macam. Tetapi peneliti dalam
melakukan penelitian tindakan kelas guna meninkatkan keterampilan
menulis puisi, peneliti menggunakan metode nature learning sebagai
media penyajian atau metode. Metode nature learning dipandang sebagai
cara yang menarik, mempunyai banyak kesan, ada penilaian, atau
peristiwa yang dapat ditangkap dan dituangkan dalam bentuk puisi.

2.3 Metode Nature Learning


1. Definisi Metode Nature Learning
Syaiful sagala dalam bukunya yang berjudul konsep dan makma
pembelajaran (2003:180) menjelaskan gerakan pendidikan yang
mendekatkan anak dengan alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran
alam sekitar atau Nature Learning, perintis gerakan ini adalah Fr. Finger
(1808-1888) di Jerman dengan “Heimatkunde” (pengajaran alam sekitar).
Dan J. Lighart (1859-1916) di belanda dengan “Het VolleLeven”
(kehidupan senyatanya).
Metode Nature Learning adalah metode pembelajaran yang
menggunakan alam sekitar sebagai media (Syaiful Sagala, 2003). Metode
Nature Learning merupakan salah satu metode kooperatif yang melibatkan
siswa melakukan aktifitas diluar kelas, maksudnya adalah alam atau

18
lingkungan sebagai motivator siswa dalam mengungkapkan ide pikirannya
melalui penulisan puisi yang sesuai dengan metode dan hakikat dari
sebagai metode pembelajaran yang menarik dan menantang siswa
sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Berkat sentuhan dan perlibatan alam dalam membentuk pribadi
siswa, banyak siswa yang mengalami perubahan yang sangat drastis.
Melalui alam guru bisa membantu siswa membuka diri terhadap proses
belajar yang menyenangkan dan menghindari kondisi yang tegang dan
menjenuhkan di kelas dalam pembelajaran menulis puisi. Siswa dituntut
untuk fokus ke objek yang sedang dirasakan (Suyatno, 2009:103).
Metode Nature Learning merupakan suatu metode kooperatif yang
melibatkan siswa melakukan aktifitas di luar kelas. Artinya alam atau
lingkungan sekitar menjadi sebuah motivator siswa dalam
mengungkapkan ide pikirannya dalam pembelajaran menulis puisi. Alam
dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang nyata, menarik dan
menantang siswa dalam menuangkan ide dan ekspresi diri, sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
Model pembelajaran metode Nature Learning harus disesuaikan
dengan situasi yang dihadapi. Siswa harus mengerti benar semua tindakan
pencegahan, prosedur, dan aturan yang telah ditetapkan seorang guru
untuk belajar di luar kelas.

2. Manfaat Metode Nature Learning


Manfaat Metode Nature Learning dalam proses pembelajaran yaitu:
a) Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam
sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak.
b) Memberikan apresepsi intelektual yang kukuh dan tidak verbalitas ,
siswa dapat lebih mengenal alam
c) Memberikan keleluasan bagi para guru untuk mengembangkan bentuk
materi dan strategi penyampaiannya dalam setiap kesempatan guna
menghindari kebosanan (boredom) pada diri siswa.

19
d) Memberikan nuansa alami dengan potensi siswa (studen’ts potential)
untuk menemukan konsep-konsep yang akan mereka peroleh melalui
proses pembelajaran.
e) Memberikan kesempatan bagi para siswa untuk memupuk sikap saling
menghargai dan memahami dalam merealisasikan akhlakul karimah
serta bersosialisasi terhadap sesama.
f) Mewujudkan keterampilan hidup (life skill) yang dialami setiap proses
pembelajaran, dengan memberikan kesempatan untuk melakukannya
langsung.
g) Memberikan pengertian bahwa belajar tidak harus didalam kelas
(situasi formal).
h) Mengacu keaktifan siswa.
i) Meningkatkan keakraban guru dan siswa
j) Memperluas pandangan siswa bahwa belajar bisa menggunakan apa
saja dan dimana saja.

3. Kelebihan dan kekurangan Metode Nature Learning


Metode Nature Learning merupakan metode efektif dalam
pengembangan menulis puisi, karena metode ini merupakan metode yang
bersentuhan langsung dengan keadaan alam, adapun kelebihan dari metode
ini adalah sebagai berikut:
a) Metode Nature Learning memberi peluang kepada peserta didik agar
mampu menciptakan puisi yang baik.
b) Metode ini mencoba memberi kesenangan terhadap siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran agar tidak menemui kejenuhan
didalam kelas.
Disamping adanya kelebihan, metode ini juga mempunyai kekurangan.
Adapun kekurangannya adalah sebagai berikut:
a) Metode Nature Learning ini cenderung dianggap sebagai metode yang
tidak efektif sebab metode ini berinteraksi langsung dengan alam
sekitar.

20
b) Metode Nature Learning ini terkadang tidak efektif bagi peserta didik
karena adnaya kebebasan peserta berinteraksi dengan dunia luar.
c) Waktu lebih banyak tersita. Jika di dalam kelas, waktu pembelajaran
lebih terstruktur sementara di luar kelas, waktunya bisa bertambah lebih
lama.

2.4 Peneliti yang relafan


` Penelitian relevan yang pertama berjudul “Kemampuan menulis puisi
melalui media gambar alam siswa kelas VII SMP”. Terbit tahun 2022 oleh N
Mamonto dkk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
kemampuan menulis unsur-unsur puisi melalui media gambar alam pada siswa
kelas VII SMP, khususnya sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran
menulis puisi melalui media gambar alam pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh juga hasil
rata-rata kemampuan siswa pada empat indikator penilaian, yang meliputi:
rima, diksi, imaji, dan gaya Bahasa. Media gambar alam ternyata memilki
kelebihan dimana sangat berpengaruh pada kualitas proses pembelajaran dan
hasil pembelajaran. Dari segi proses penggunaan media gambar alam
membuat siswa begitu tertarik dan antusias mengikuti pembelajaran
dikarenakan daya Tarik dan minat siswa pada media yang disajikan,
gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah disbanding dengan
media verbal semata.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh N Mamonto, dkk dengan
peneliti ini adalah sama-sama meneliti peningkatan kemampuan menulis teks
puisi. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh N Mamonto, dkk dengan
penelitian ini adalah menggunakan media gambar alam, sedangkan peneliti
menggunakan metode Nature Learning.
Penelitian relavan kedua adalah penelitian yang berjudul “Teknik
Akrostik untuk meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi”. Terbit tahun 2021
oleh A Bawamenewi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
peningkatan hasil belajar dalam menulis puisi dengan memperhatikan unsur
pembangunnya menggunakan Teknik akrostik. Hasil penelitian ini ditemukan
bahwa ketuntasan pembelajaran sebesar 14, 17%; dan hasil belajar siswa

21
dalam menulis puisi menunjukkan peningkatan dari nilai rata-rata 68,7% pada
siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 82,87% pada siklus II. Berdasarkan
hasil tersebut disimpulkan bahwa Teknik akrostik dapat digunakan dalam
pembelajaran.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh A Bawamenewi dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti peningkatan kemampuan menulis
puisi. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh A Bawamenewi dengan
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh A Bawamenewi
menggunakan Teknik Akrostik sedangkan peneliti menggunakan metode
Nature Learning.
Penelitian relevan ketiga adalah penelitian yang berjudul “Kemampuan
menulis puisi dengan menggunakan metode Belajar Alam pada siswa kelas
VII SMP”. Terbit tahun 2023 oleh DA Kartini, D permanasari, dkk. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan
menulis puisi berdasarkan aspek penilaian dengan menggunakan metode
belajar di alam pada siswa kelas VII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode belajar di alam pada
siswa kelas VII SMP semua siswa mampu menulis puisi.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh DA Kartini adalah sama-sama
meneliti peningkatan kemampuan menulis puisi. Perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh DA Kartini dengan penelitian ini adalah penelitian DA Kartini
menggunakan metode belajar alam sedangkan peneliti menggunakan metode
Nature Learning.

2.5 Kerangka Berpikir


Kemampuan membuat puisi pada dasarnya merupakan rangkaian proses
kreatifitas seseorang atau peserta didik dalam pembelajaran Bahasa dan sastra
Indonesia. Menulis puisi di sekolah merupakan salah satu mata rantai dalam
pembelajaran menulis yang menjadi komponen dan tidak bisa dipisahkan
dalam pembelajaran Bahasa.

Sebagai aktifitas siswa dalam menulis puisi. Maka secara tidak langsung
setiap siswa dituntut untuk mengasah emosinya untuk lebih sensitive secara
social maupun personal dalam mengamati perkembangan dirinya maupun

22
problems social yang semakin kompleks. Dengan kata lain, membuat puisi
dalam hal ini adalah agenda pembelajaran yang secara spesifik diarahkan
untuk menajamkan mental dan imajinasi setiap siswa menuju kreatifitas yang
matang dan produktif.

Salah satu upaya dalam meningkatkan kreatifitas siswa dalam proses


pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Nature Learning.
Tujuan metode ini adalah untuk mengetahui, memahami dan mampu
menerapkan ini pada praktek pembelajaran yang real di sekolah. Selanjutnya
penulis memaparkan hasil penggalian ini pada teman-teman dengan maksud
agar apa yang menjadi hasil penggalian mengenai metode Nature Learning
dapat digeneralisasikan kepada teman-teman dengan harapan agar bisa
diterapkan disekolah masing-masing.

Kerangka pikir merupakan runtutan kerangka pandang yang disusun


dengan bagan menjadi kerangka yang jalin menjalin. Bentuk kerangka ini
diharapkan mencerminkan narasi prospek penelitian yang dilakukan.

Secara sederhana, kerangka piker dalam penelitian ini dapat dilihat


pada bagan berikut ini:

Pengajaran
Bahasa

Menyimak Berbicara Membaca Menulis

Menulis Puisi

Pre-Test Post-Test

Tidak
Menggunakan
Menggunakan
Kelas Kontrol Metode Nature Kelas Eksperimen
Metode Nature
Learning
Learning

23
Efektif
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research) atau lazim disebut dengan istilah PTK.
Dengan penelitian tindakan kelas ini peneliti memberikan tindakan kepada
subjek yang diteliti yaitu siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Purwosari
Tahun Pelajaran 2023/2024 dan guru bertindak sebagai observer.

Arikunto (2012:3) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)


adalah kajian tentang kegiatan pembelajaran berupa tindakan yang secara
sadar diciptakan dan berlangsung di kelas dengan atau dibawah bimbingan
seorang guru yang dilakukan oleh siswa. Selain itu, Hopkins (1993)
menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas atau classroom action
research adalah suatu studi sistematis tentang upaya sekelompok orang
untuk meningkatkan kualitas praktik pendidikan melalui tindakan praktis
yang mereka lakukan dan merefleksi hasil kegiatannya. Sejalan dengan
pengertian PTK tersebut, menurut Suwarsih (1998) penelitian tindakan
merupakan intervensi praktik nyata yang bertujuan untuk memperbaiki
situasi praktis. Penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru tentunya
bertujuan untuk memperbaiki situasi pembelajaran yang menjadi tugasnya
dan disebut dengan penelitian tindakan kelas atau PTK. Dari pendapat
beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
yang dimaksud dalam penelitian yang dilakukan peneliti ini adalah suatu
bentuk penelitian yang berfokus pada guru, yaitu mengangkat masalah-
masalah actual yang dialami oleh guru di lapangan yaitu rendahnya
kualitas belajar dan hasil belajar siswa khususnya pada siswa kelas VII F

24
SMP Negeri 1 Purwosari Tahun Pelajaran 2023/2024 dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia pada materi menulis teks puisi

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu upaya yang


dapat dimanfaatkan oleh para pendidik untuk meningkatkan peran dan
tanggung jawab guru, /khususnya dalam bidang kepemimpinan instruksional.
Melalui PTK, guru dapat meningkatkan kinerjanya secara terus menerus
dengan cara refleksi diri (self reflection), yakni upaya menganalisis untuk
menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran sesuai
program pembelajarannya sendiri dan kemudian diakhiri dengan refleksi.
Dengan demikian PTK merupakan suatu penelitian yang memaparkan baik
proses maupun hasil, yang melakukan PTK dikelasnya untuk meningkatkan
kualitas pembelajarannya. Dalam penelitian Tindakan Kelas mempunyai dua
tujuan utama, yaitu untuk meningkatkan dan melibatkan dalam hal ini adalah
kegiatan penelitian sebagai tindakan dan peserta didik sebagai subjek yang
diberi tindakan. Selain itu, penelitian tindakan kelas juga bertujuan untuk
mencapai tiga hal, yang meliputi : (1) peningkatan praktik; (2) peningkatan
atau pengembangan professional pemahaman praktik oleh praktisinya; (3)
peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktik.
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) itu sendiri harus
selalu memperhatikan hal-hal berikut ini yang meliputi : (1) PTK tidak boleh
menganggu proses belajar dan tugas mengajar guru; (2) PTK tidak boleh
memakan waktu terlalu lama, sehingga PTK hendaknya direncanakan dan
dipersiapkan secara rinci dan menyeluruh; (3) Pelaksanaan tindakan harus
sesuai dengan rencana yang dibuat; (4) Masalah yang dikaji harus merupakan
masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru; (5) Pelaksanaan PTK
harus selalu mengikuti etika kerja yang berlaku (memperoleh izin dari kepala
sekolah, membuat laporan, dan lain-lain) ; (6) PTK harus selalu mempunyai
fokus yang tujuannya untuk menimbulkan perubahan atau peningkatan
kualitas proses dan hasil belajar melalui beberapa kegiatan pembelajaran; (7)
PTK juga harus dirancang untuk mendidik guru agar meningkatkan kemauan
dan kemampuan berpikir kritis dan sistematis; (8) PTK juga bertujuan untuk
lebih membiasakan atau membelajarkan guru untuk menulis, membuat

25
catatan, dan berbagai kegiatan akademik ilmiah lainnya; dan (9) PTK
hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam.
Supaya dalam pelaksanaan penelitian kelas terstruktur dengan baik,
benar, dan relevan. Maka, dengan ini peneliti akan menyampaikan rangkaian
atau tahapan dalam penelitian ini dari awal sampai akhir yang kemudian
disebut prosedur penelitian. Prosedur penelitian ini sendiri mencakup langkah-
langkah sebagai berikut: (1) persiapan; (2) studi survey; (3) pelaksanaan
siklus; dan (4) menyiapkan laporan.
Dalam pelaksanaan siklus itu sendiri meliputi; (1) planning (rencana),
(2) action (tindakan), (3) observation (pengamatan), (4) reflection (refleksi).
Siklus dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut:

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
Siklus II

Pengamatan

Siklus
Berikutnya

26
Bagan 2. 1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

3.2 Peran Peneliti Di Lapangan


Peran peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
perencana, pengumpul data, penganalisis, hingga akhirnya sebagai
pencetus penelitian. Pada penelitian Tindakan Kelas menekankan bahwa
peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain yang merupakan alat
pengumpul data utama (Moeleong). Oleh karena itu, peneliti merupakan
hal kunci untuk melakukan penelitian peneliti tidak hanya berperan
sebagai pengambil data, pengolah data, dan penemu data hasil penelitian,
Akan tetapi peneliti juga akan menjadi teman untuk subjek. Sehingga
hasilnya akan lebih akurat dan valid karena semakin subjek percaya
dengan peneliti tersebut, maka akan memudahkan mereka untuk bercerita
jujur dan meminimalisir faking.

3.3 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwosari pada kelas
VII A semester 1 tahun ajaran 2023/2024. SMP Negeri 1 Purwosari
beralamat di jalan pojok, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro,
Jawa Timur 62161, SMP Negeri 1 Purwosari memiliki kelas pararel yakni
kelas VII A, kelas VII B, kelas VII C, kelas VII D, kelas VII E, kelas VII ,
kelas VII G, VII H, VII I. Masing-masing kelas diisi oleh 32 siswa yang
berasal dari latar belakang keluarga yang beragam mulai dari kalangan
sosial bawah sampai atas.

3.4 Subjek Penelitian


Subjek yang diteliti dalam perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas
VII F SMP Negeri 1 Purwosari yang terdiri dari 32 siswa , diantaranya 14
siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Siswa siswi di SMP Negeri 1
Purwosari khususnya kelas VII F ini memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, ada siswa yang aktif, siswa yang suka usil pada temannya, siswa yang
hanya diam ketika pembelajran. Dari sekian karakteristik tersebut siswa siswi
klas VII A sangat menghargai guru.

27
3.5 Sumber Data
Peningkatan kemampuan menulis puisi melalui media Nature Learning
merupakan data yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini mengajak
siswa belajar diluar kelas dan kemudian siswa mengamati lingkungan sekitar
sebagai bahan untuk menulis puisi. Dengan data yang diambil yaitu data
sebelum menggunakan Metode Nature Learning dan setelah menggunakan
metode Nature Learning. Dari data-data tersebut akan memudahkan peneliti
dalam melaksanakan penelitian.
Sumber data pada penelitian ini yaitu sebuah sumber yang diinginkan guna
penelitian dapat berjalan secara maksimal. Dari masalah-masalah yang ada
pasti terdapat hal-hal yang harus diteliti. Peneliti menemukan data dan berasal
dari sumbernya. Sumber data yaitu subjek dari data yang dikumpulkan.
Peneliti ini menggunakan data guru Bahasa Indonesia serta siswa kelas VII,
dalam kelas tersebut perlu adanya penelitian karena situasi dan kondisi yang
sesuai dengan penelitian ini.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data yaitu suatu metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Untuk memperoleh
data ssdigunakan berbagai macam teknik pengumpulan data yaitu berupa
observasi, pengamatan, wawancara, tes, angket, dan analisis dokumen atau
data yang diperoleh saat penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini yaitu:
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini melakukan pengamatan perkembangan
pembelajaran menulis puisi yang dilakukan oleh guru dan siswa sebagai
sumber datanya. Observasi dilakukan peneliti saat proses pembelajaran,
agar dapat memahami lingkungan dan kondisi sekolah. Observasi
digunakan peneliti untuk mengamati guru melakukan proses pengajaran
menulis puisi. Karena dalam penelitian tindakan kelas poin paling
penting yaitu bagaimana tingkat kemampuan siswa dan bagaimana cara
untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan menggunakan teknik

28
pengumpulan data, sehingga data yang dicari oleh peneliti dapat
ditemukan.

2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan secara tidak struktur
antara peneliti dengan guru, sehingga wawancara dapat berlangsung
dengan santai serta natural.
3. Tes Menulis Puisi
Tes menulis puisi yang diberikan kepada siswa merupakan tes
pratindakan dan pascatindakan. Tes pratindakan dilaksanakan pada
tahap awal dan tes pascatindakan dilaksanakan sesudah melaksanakan
pembelajaran diluar kelas sebagai metode pembelajaran menulis puisi.
4. Catatan Lapangan
Catatan ini menggambarkan secara deskriptif kegiatan yang dilakukan
dalam pembelajaran menulis puisi selama proses belajar mengajar
berlangsung.
5. Dokumentasi
Dokumen yang diambil dalam penelitian ini berupa Modul Ajar,
Capaian
Pembelajaran, foto, dan Dokumen-dokumen lain yang dianggap
relavan.

3.7 Teknik Analisis Data, Evaluasi, Refleksi


1. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data yaitu proses untuk memecahkan serta
mengatur secara terstruktur data yang didapat dengan hasil wawancara,
catatan lapangan, serta dokumen, dengan cara mengorganisasikan data
ke dalam kategori, menguraikan ke dalam unit-unit, melalui sintesis,
mengatur ke dalam pola, memilih mana yang ingin dipelajari, dan
menggunakan kesimpulan yang mampu dimengerti diri sendiri serta
orang lain.

29
Menganalisis data yaitu proses dalam mengolah data serta
menginterpretasikan untuk menjadikan berbagai informasi menjadi
sesuatu yang selaras dengan tujuan penelitian. Data yang sudah didapat
dalam proses penelitian akan dibentuk secara terstruktur agar dapat
mengetahui hasil dari penelitian. Analisis data dimulai dari memeriksa
setiap informasi yang diperoleh, kemudian mendeskripsikannya.
Setelah semua data sudah dianalisis dan dideskripsikan berikutnya
akan direflesikan untuk menarik sebuah kesimpulan.
Analisis data dalam PTK bisa dilakukan dengan analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk
mnenentukan peningkatan proses belajar mengajar khususnya yang
dilakukan pendidik, sedangkan data kuantitatif adalah data yang
digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar peserta didik.
Pada penelitian ini data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis
statistic deskriptif agar dapat memberikan gambaran keberhasilan
tindakan. Teknik statistik deskriptif pada penelitian ini ialah mencari
jumlah skor rata-rata hasil belajar menulis puisi. Teknik analisis data
pada penelitian ini akan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif.
a. Data Kuantitatif
Hasil tes keterampilan menulis puisi siswa menghasilkan data
kuantitatif berupa skor. Skor-skor tersebut yang akan dianalisis melalui
statistik deskriptif kuantitatif. Analisis ini dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:

Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari)
R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = Skor maksimum dari tes tersebut
100 = bilangan tetap
Untuk mencari nilai rata-rata keseluruhan siswa dalam satu kelas
menggunakan rumus sebagai berikut:

30
x = ∑ x PER N

Keterangan:

x = rata-rata (mean)

∑x = jumlah seluruh skor

N = Banyaknya subjek

Kriteria keberhasilan adalah patokan ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar


yang mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan.
Yang mencirikan penguasaan konsep atau ≤ adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rentang skor penilaian keterampilan menulis puisi.

Angka Keterampilan
86-100 Saangat Baik
71-85 Baik
56-70 Cukup
41-55 Kurang
≤40 Sangat Kurang

b. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data diperoleh dari lembar observasi aktivitas
siswa selama proses pembelajaran menulis puisi, Lembar observasi
aktivitas siswa selama proses pembelajaran menulis puisi, lembar
pengamatan siswa, dan lembar pengamatan guru. Data-data tersebut

31
yang nantinya akan dianalisis untuk mengetahui aktivitas dan kegiatan
siswa dan guru selama proses pembelajaran menulis puisi.

Tabel 3.2

Rentang presentase lembar observasi siswa dan guru.

Angka (%) Kategori


75-100 Sangat baik = 4
50-75 Baik = 3
25-50 Cukup = 2
0-25 Kurang = 1
s

2. Evaluasi
Menurut Linn, dkk (1990) menyatakan bahwa dalam evaluasi
sebuah kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses menganalisa,
mengumpulkan serta menginterpretasi suatu informasi secara runtut untuk
menetapkan sudah sampai sejauh mana tujuan pembelajaran tersebut
membuahkan hasil kegiatan ini diperlukan untuk menentukan sejauh mana
dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat
penilaian atau judgement serta perbaikan yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan hasilnya.
Dalam penelitian ini, jika dalam proses belajar mengajar siswa
sudah mengerti mengenai menulis teks puisi menggunakan metode Nature
Learning. Maka, di akhir siklus peneliti mengadakan tes. Tes yang akan
digunakan untuk siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Purwosari Tahun
Pelajaran 2023/2024 sebagai subjek penelitian adalah tes menulis puisi.

3. Refleksi

32
Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, apa
yang telah dihasilkan atau yang belum dihasilkan dan dituntaskan dengan
tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi tersebut digunakan sebagai
masukan dalam menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam mencapai
tujuan penelitian tindakan kelas. Dapat disimpulkan refleksi merupakan
pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Setelah dilakukan refleksi yang berupa analisis dan penilaian terhadap
proses tindakan tersebut, akan muncul permasalahan baru yang perlu
mendapat perhatian sehingga perlu dilakukan rancangan ulang,
pengamatan ulang, dan tindakan ulang.
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi dengan
mendiskusikan hasil temuan peneliti selama kegiatan siklus 1 bersama
guru kelas dan pengawas. Hasil peneliti ini digunakan untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pembelajaran pada siklus 1.
Jika selama penelitian pada siklus 1 masih ditemukan kekurangan dari
peneliti maupun dari hasil-hasil yangditeliti dalam proses belajar mengajar
menulis teks puisi menggunakan metode Nature Learning, maka akan
ditindaklanjuti pada siklus II. Jika pada siklus II masih ada capaian yang
belum dicapai maka akan berlanjut pada siklus berikutnya.

33
DAFTAR PUSTAKA

Anasya, Warni, W. & Purba, A. (2023). Penerapan Metode Nature Learning Pada
Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII. Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, 13(2), 660-671.

Kartini, Permanasari & Dedi, F. S. (2023). Kemampuan Menulis Puisi Dengan


Menggunakan Metode Belajar di Alam Pada Siswa Kelas VII SMP NEGERI 138
BANDAR LAMPUNG. Warahan: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, 5(1), 1-14.

Laeli, A. N. (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Keindahan Alam


Menggunakan Metode Partisipatori Dengan Media Gambar. Jurnal pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia, 2(2).

Fatoni, N. (2016). Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Pendekatan Joyfull


Learning Melalui Media Puzzle Bermuatan Konservasi Alam Pada Siswa Kelas VII
4 SMP 1 Pegandon Kendal. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(1).

Hawa, M. (2020). Efektivitas Metode Nature Learning dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Siswa Kelas VII SMP Maulana Malik Ibrahim Bojonegoro Tahun Ajaran
2019/2020. Prosiding Nasional Pendidikan: LPPM IKIP PGRI Bojonegoro, 1(1).

Adinda, Nugraha, E. Azis & Harmaen, D. (2023). Pembelajaran Menulis Teks Berita
Berfokus Pada Struktur Teks Menggunakan Metode Nature Learning Pada Peserta
Didik Kelas VII di SMP ANGKASA LANUD HUSEIN SASTRANEGARA.

Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 9(2), 3439-3456.

34
Samsudin, A. (2012). Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan Menulis
Eksposisi Ilustrasi Siswa Kelas V Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu
Membaca dan Menulis. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(2), 1-11.

Kiuk, Suputra, & Adnyani (2021). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Melalui
Strategi Please. Indonesian Gender and Society Journal, 2(1), 10-17.

Wati, L., & Sudarmaji, S. (2022). Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Puisi
Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Pada Siswa Kelas X
SMK Trisakti Jaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2022/2023. Warahan: Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2), 1-14.

Jaya & Syahrul (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar
Siswa Kelas X. 1 SMA Negeri 2 Kota Sungai Penuh. Bahasa, Sastra, dan
Pembelajaran, 1(2).

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.

Ruspa, A. R. (2020). Kemampuan Menulis Karya Tulis ilmiah Mahasiswa Prodi Informatika
Universitas Cokroaminoto Palopo. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 6(1),
557-566.

Irwansyah, A. (2017). Kemampuan Menulis Wacana naratif. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam
& Pendidikan, 6(1), 59-74.

Setiawan, Rahman, & Kristanto (2020). Pelatihan Keterampilan Menulis dalam Korespondensi
Berbahasa Inggris, Menerjemahkan serta Keterampilan Menggunakan Grammarly, Google
Translate, dan Google Drive di Sekolah Menengah Kejuruan KSATRYA, Rawasari, Jakarta
Pusat. Jurnal Komunitas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(2), 118-126.

Widiastuti, N. P. K., Putrayasa, I. B., & Adnyana, K. S. (2022). Instrumen Penilaian Keterampilan
Menulis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 5(1), 50-56.

Sari, I. K., Setiawan, B., & Saddhono, K. (2013). Penerapan Metode Quantum Learning Dengan
Teknik Pengelompokan (clustering) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Pengajarannya, 1(2), 223-236.

Waluyo, H.J. (1995) Teori dan Apresiasi Puisi(Edisi Ketiga). Surakarta: Penerbit Erlangga.

Nadjua.2011. Buku Pintar Puisi dan Pantun.Surabaya: Tr//iana Media

35
Jabrohim.2001.Cara menulis Kreatif . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sagala, Syaiful.2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Suyatno.2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif.Sidoarjo : Masmedia Buana Pusaka.

Linn,dkk (1990). Measurement and Evaluation in Teaching. New York: Longman

Mamonto, N., Paath, R. C., & Polii, I. J. (2022). Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Gambar

Alam Siswa Kelas VII SMP. KOMPETENSI, 2(10), 1714-1719.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

36

Anda mungkin juga menyukai