Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA

Dosen pengampu: Zulfadli Hamdi, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 4

HAYATUL BAITI (210102267)

BQ. NURUL HIKMAH (210102258)

AGUSTINA MAULIDIANA HUSNA (210102253)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah pelajaran membaca dan menulis

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAZANWADI
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatah

Puja puji beserta syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena dengan rahmat

dan karunianya penulis masih diberi kesempatan untuk menyesaikan makalah ini dengan tepat

waktu dalam keadaan sehat wal afiat.

Shalawat beserta salam tidak lupa penulis haturkan kepada nabi akhirul zaman yang

rahmatallilalamin Nabi Muhamad SAW, karena beliaulah yang telah membawa penulis dari alam

keelapan menuju alam yang terang benderang.

Penulis ucapkan terimakasih kepada bapak dosen pengampu mata kuliah”Zulfadli hamdi,

M.Pd”, yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga penulis dapat mengetahui, serta

paham”pelaksanaan pembelajaraan membaca” untuk mejadi bekal ketika sudah menjadi guru

kelas, karena pada hakikatnya ilmu itu semata-mata untuk diamalkan.

Tidak dapat dipungkiri, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih

banyak kekurangan dan kesalahan terlebih penulis masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari bapak atau ibu dosen

dan pembaca. Semoga penulis dan pembaca dapat mengambil hal yang baik dan membuang hal

yang buruk dari isi makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pancor, 23 November, 2022


DAFTAR ISI

Halaman depan...........................................................................................................................

Kata pengantar............................................................................................................................

Daftar isi.....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah............................................................................................

B. Rumusan masalah.....................................................................................................

C. Tujuan.......................................................................................................................

D. Manfaat.....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Tahapan pembelajaran membaca..............................................................................

1. Membaca permulaan.....................................................................................

2. Membaca pemahaman...................................................................................

3. Strategi membaca..........................................................................................

4. Teknik membaca...........................................................................................

5. Metode pembelajaran membaca....................................................................

6. Proses membaca baik....................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................

B. Saran ........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kurikulum memberikan amanat krusial agar pembelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia,

peserta didik memperoleh kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, yaitu membaca,

menulis, berbicara, dan menyimak dalam berbagai aspek berbahasa. buat itu, guru dan siswa

harus mempunyai kolaborasi yang baik pada proses pembelajaran bahasa.

Setiap proses pembelajaran berbahasa hendaknya lebih diperhatikan agar sempurna

target serta bisa menaikkan kemampuan berbahasa siswa. Termasuk pada dalamnya

merupakan keterampilan membaca yg mempunyai poly manfaat pada perkembangan

berbahasa siswa.

Melalui kegiatan membaca peserta didik bisa memperoleh banyak pengetahuan. sang

karena itu, guru usahakan mempunyai perhatian khusus pada kompetensi membaca ini karena

selain fungsinya yg akbar bagi peserta didik, membaca juga merupakan aktivitas yg

kompleks. Hal tersebut sinkron menggunakan pendapat Nurhadi (1987:13) yg menyatakan

bahwa membaca adalah sebuah proses yang kompleks serta rumit. Kompleks adalah dalam

proses membaca terlibat faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal bisa

berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya.

Faktor eksternal mampu dalam menghasilkan wahana membaca, teks bacaan (sederhana-

berat, mudah-sulit), faktor lingkungan, atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan,

dan tradisi membaca.


Pada menaikkan minat serta kemampuan membaca, siswa bisa dibiasakan sejak dini

buat mengunjungi perpustakaan. Selain memiliki dampak akbar dalam perkembangan minat

serta kemampuan membaca siswa, perpustakaan pula artinya cara lain yang efektif dan

efisien. Perpustakaan menjadi rumah kedua pada mana kita mampu asyik membaca tanpa

mengeluarkan biaya . oleh sebab itu, tidaklah berlebihan Bila perpustakaan disebut menjadi

galat satu wahana pendidikan warga umum .

Pada sekolah, guru serta komite sekolah bisa bekerja sama memanfaatkan

perpustakaan sekolah menjadi fasilitas pada upaya peningkatan akibat pembelajaran. sesuai

menggunakan pengertiannya perpustakaan sekolah merupakan semua perpustakaan umum

yang diselenggarakan di sekolah baik taraf Sekolah Dasar juga Sekolah Lanjutan guna

menunjang proses belajar mengajar pada sekolah, maka perpustakaan bisa digunakan sinkron

fungsinya (Nurhadi, 1983:9).

Pemanfaatan perpustakaan tadi jua harus memperhatikan suasana dan kondisinya supaya

mampu menarik minat baca peserta didik. berdasarkan pendapat Rosidi (2009), yang perlu

dilakukan sang pihak sekolah buat menaikkan minat baca siswa yaitu penciptaan atmosfir

kelas yang mendukung menggunakan melekat pajangan hasil karya siswa menggunakan rapi

dan slogan-slogan ajakan supaya peserta didik getol membaca, penyediaan buku-kitab

bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas judul kitab juga kualitas buku di

perpustakaan serta setiap ruang kelas, rak kitab yg dipajang rapi dan menarik buat

dieksplorasi isinya dengan ditampilkan laksana “gedung bioskop” atau “gedung teater”, serta

ada display/pajangan atau isu kitab -buku baru dan bestseller dengan gaya yang atraktif

pada perpustakaan.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut :

1.    Apa saja tahapan-tahapan membaca ?

2.    Apa saja strategi dalam membaca ?

3.    Apa saja teknik yang digunakan dalam pembelajaran membaca ?

4.    Apa saja metode yang terdapat dalam pembelajaran membaca ?

5.    Bagaimana proses membaca yang baik ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah untuk :

1.    Mengetahui tahapan-tahapan membaca.

2.    Mengetahui strategi dalam membaca.

3.    Mengetahui teknik yang digunakan dalam pembelajaran membaca.

4.    Mengetahui metode yang terdapat dalam pembelajaran membaca.

5.    Mengetahui proses membaca yang baik.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahapan Pembelajaran Membaca

1. Membaca Permulaan

Membaca permulaan bertitik tolak asal peserta didik duduk di kelas I, karena

mereka baru pertama kali duduk pada bangku Sekolah Dasar. kemudian tugas

mengajarkan membaca pada siswa ada di pengajar. pada membaca permulaan diharapkan

aneka macam pendekatan membaca secara tepat, seperti dengan menggunakan metode

eja, metode suara, metode suku istilah serta metode istilah, metode global, serta metode

Struktural Analitik dan Sintetik (SAS).

Pada termin membaca permulaan peserta didik mulai diperkenalkan dengan

banyak sekali simbol alfabet , mulai dari simbol huruf /a/ sampai dengan /z/. Caranya

bergantung teknik pendekatan yang dipergunakan guru, yaitu dapat dimulai berasal

pengolahan istilah dari sebagian buat seluruh atau berasal seluruh lalu dicerai menjadi

bagian-bagian alfabet yang terkecil. Mercer dalam Abdurrahman (1999:204)

mengidentifikasikan bahwa terdapat 4 kelompok ciri siswa yang kurang bisa membaca

permulaan, yaitu dicermati berasal:

a. Kebiasaan membaca,

b. Kekeliruan mengenal kata,

c. Kekeliruan pemahaman, serta

d. Gejala-tanda-tanda serbaneka.
Siswa yg sulit membaca sering menunjukkan norma serta tingkah laris yg tidak

masuk akal. gejala-tanda-tanda gerakannya penuh ketegangan mirip: Mengernyitkan

kening, gelisah, irama suara meninggi,menggigit bibir, Adanya perasaan tidak safety

yang ditandai dengan perilaku menolak buat membaca, menangis, atau mencoba

melawan pengajar.

Tanda-tanda tadi muncul dampak dari kesulitan siswa dalam membaca. Indikator

kesulitan peserta didik pada membaca permulaan, diantaranya: siswa tidak mengenali

huruf, peserta didik sulit membedakan alfabet , siswa kurang yakin menggunakan huruf

yang dibacanya itu sahih, dan siswa tidak mengetahui makna istilah atau kalimat yang

dibacanya.

2. Membaca Pemahaman

Dari Syamsi serta Kusmiyatun (2006:219-220), membaca komprehensif atau

membaca pemahaman merupakan membaca yg ditujukan buat memahami bacaan sinkron

kebutuhan serta harapan penulisnya. Selain itu, Faris menyatakan bahwa membaca

pemahaman terdiri atas tiga bagian, yakni (1) suatu proses konstruktif dan aktif; (dua)

suatu proses berpikir sebelum, selama, dan sesudah membaca; serta (3) suatu interaksi

antara pembaca, teks, serta konteks (Runtu:2004).

Berdasarkan Burns yang dikemukakan oleh Runtu (2004) membaca pemahaman

ada beberapa jenis pemahaman yang dapat diperoleh pembaca, yaitu:

a. Pemahaman Literal

Pemahaman literal artinya pemahaman yang paling dasar adalah

pemahaman yg diperoleh menggunakan membaca apa yang dinyatakan secara

pribadi dalam teks bacaan. Khususnya, bagian berasal paragraf atau bab yg
dinyatakan secara eksplisit yg memuat informasi dasar, mirip rincian yg

mendukung gagasan primer korelasi karena dampak, inferensi, serta sebagainya.

buat menemukan rincian-rincian tersebut secara efektif, dapat dipergunakan

pertanyaan menggunakan kata tanya: apa, siapa, pada mana, kapan, bagaimana,

serta mengapa.

b. Pemahaman tingkat tinggi

Pemahaman taraf tinggi adalah pemahaman yg melebihi pemahaman

literal teks. Pemahaman literal-teks berdasarkan pada proses berpikir taraf tinggi,

seperti menginterpretasi, menganalisis, serta mensintesis informasi. Pemahaman

taraf tinggi meliputi 2 hal diantarany: pertama pemahaman interpretatif adalah

membaca antarbaris untuk memperoleh inferensi. Pemahaman interpretatif

meliputi pembuatan simpulan, contohnya perihal gagasan utama, korelasi karena

dampak, dan analisis bacaan mirip menemukan tujuan pengarang menulis bacaan.

yang kedua artinya pemahaman kritis artinya membaca mengevaluasi materi

tertulis, yakni membandingkan gagasan yg tercakup dalam materi menggunakan

baku yang diketahui serta menarik kesimpulan wacana keakuratan, kesesuaian,

dan urutan ketika, pembaca kritis harus menjadi pembaca aktif bertanya, meneliti

keterangan-keterangan, dan menggantungkan evaluasi sampai dia

mempertimbangkan semua materi.

c. Pemahaman kreatif

Merupakan membaca yang berusaha mencari makna di pulang materi yg

dinyatakan oleh penulis. mirip halnya membaca kritis, membaca kreatif 32

menuntut pembaca buat berpikir ketika mereka membaca serta menuntut mereka
menggunakan khayalan mereka. menggunakan membaca mirip itu, pembaca akan

membuat gagasan-gagasan baru.

Menurut Tarigan (1993) jenis kegiatan membaca pemahaman ini dianggap

dengan kata membaca teliti. namun, kita kita tidak memakai istilah membaca teliti

mengingat ada kesan bahwa membaca teliti selalu dilakukan menggunakan lambat.

Padahal, pada membaca pemahaman kecepatan membaca yang kita gunakan mungkin

bervariasi, tergantung pada bahan bacaan yg kita baca. Konsep membaca pemahaman ini

tidak sama persis dengan cakupan konsep membaca dalam hati yg dikemukakan oleh

Tarigan (1993) antara lain:

a. Prabaca (previewing)

Kegiatan prabaca akan menyampaikan pemahaman awal pada kita tentang

bahan bacaan yang dihadapi. Selain itu menurut Mikulecky, kegiatan prabaca

dapat mengaktifkan pengetahuan yg telah kita milki sebelumnya berkenaan

dengan bahan bacaan yang kita akan kita baca. aktivitas prabaca yang perlu kita

laukan waktu akan membaca sebuah kitab diantaranya sebagai berikut:

 Bacalah page buku dan halaman copyright. Temukan nama pengarang buku

dan tahun tertibnya.

 Bacalah daftar isi. Amati organisasi buku, meliput bab serta subbabnya.

 Lakukan skimming terhadap bagian (bab) pendahuluannya.

 Perhatikan page pertama di setiap bab.

 Lakukan skimming terhadap terhdap bab terakhir sebab umumnya bab terakhir

adalah kesimpulan atau rangkuman asal isi kitab .


 Perhatikan jua bagian akhir kitab , apakah ada indeks, kamus ringkas, daftar

pustaka, serta hal lain yg dapat membantu tahu isi buku.

 Pendugaan (predicting)

Setelah selesai melakukan prabaca, sebaiknya kita menduga-duga isi bacaan yang

akan kita baca. contohnya, saat membaca judul buku sejarah pendidikan Indonesia kita

menganggap-duga bahwa kitab tersebut memuat info tentang perkembangan pendidikan

pada Indonesia semenjak merdekadaripenjajahan bahkan mungkin jua sebelum

penjaajahan, hingga tahun terbit buku tadi.

ketika melakukan dugaan, kita berupaya menerima info:

 Jenis bahan bacaan yang kita akan baca, apakah berupa laporan penelitian

kitab pelajaran, artikel, cerita, dan iklan.

 Apa yang sudah kita ketahui serta apa yg belum mengenai isi bacaan

 Seberapa teliti kita harus membaca suatu bahan bacaan. Apakah kita perlu

mengingat bagian-bagian eksklusif berasal bahan bacaan, bagian-bagian mana

saja kita perlu melakukan scanning buat menerima info eksklusif ?. Apakah

kita hanya perlu membaca buat tujuan bersenang-suka saja tanpa perlu

mengingat-ingat sesuatu asal bahan bacaan.

3. Strategi Membaca

a. Membaca memindai

Artinya membaca dengan cepat sesuatu bahan bacaan untuk menerima

sesuatu kesan awal atau buat menemukan sesuatu yg kita cari yg mungkin ada

didalamnya. Sebagian pakar menamakan kegiatan membaca demikian menggunakan

istilaah membaca skimming (Mikulecky, 1990:138). berdasarkan uraian tersebut, kita


dapat mengatakan bahwa terdapat 2 jenis membaca memindai, yaitu scanning dan

skimming. kedua jenis kegiatan membaca ini sangat penting bagi kita. oleh sebab itu,

pada samping kita perlu berlatih supaya menguasai kedua jenis ketrampilan membaca

tersebut, para anak didik pun perlu kita latih supaya bisa memanfaatkan ke 2 jenis

ketrampilan membaca tadi.

 Scanning

Berdasarkan Mikulecky (1990:49-51) scanning merupakan ketrampilan

membaca yang bertujuan menemukan info spesifik menggunakan sangat cepat.

dengan demikian, dalam kegiatan membaca jenis ini kita tidak perlu membaca

secara teliti holistik bahan bacaan yg kita hadapi guna menemukan isu yang

spesifik yg kita butuhkan. yang kita perlukan artinya kemampuan mata kita

menjangkau gerombolan -grup istilah sebanyak-banyaknya secara sekaligus dan

kemampuan berpindah-pindah dari satu jangkauan pandangan ke jangkauan

pandangan berikutnya menggunakan cepat sampai menemukan gosip khusus yang

kita cari.

Ketrampilan membaca scanning hanya dapat diperoleh dengan melakukan

latihan-latihan. Kita harus berlatih memperluas jangkauan pandangan maa kita

terhadap grup-grup istilah serta berpindah dengan cepat. misalnya, menggunakan

berlatih menemukan suatu istilah dalam kamus, menemukan berita mengenai

harga emas pada sebuah Koran.

Dalam melakukan scanning, kita hanya perlu menangkap kata kunci yg

menandai berita yang kita cari. contohnya, kita ingin menemukan gosip mengenai

dilema pendidikan pada suatu surat liputan, kita tinggal memindai judul-judul
informasi di halaman-halaman surat berita tadi dengan dengan berbekal kata kunci

pendidikan.

 Skimming

Berdasarkan Fry pada Miculecky (1990:138), skimming mempunyai

kecenderungan menggunakan scanning, yaitu memerlukan kecepatan membaca yg

tinggi. tetapi, skimming memiliki perbedaan menggunakan scanning dalam hal

berikut.

Mirip yang sudah kita bicarakan sebelumnya, scanning ialah jenis

membaca cepat menggunakan tujuan buat menemukan informasi khusus dalam

suatu teks. tidak selaras menggunakan itu, skimming menuntut pembaca memilki

kemampuan memproses teks menggunakan cepat guna memperoleh gambaran

umum tentang teks tadi. sesuai isu yg diperoleh melalui skimming, pembaca

dapat mengambil keputusan apakah akan terus membaca bahan bacaan tersebut

secara holistik ataukah cukup membaca bagian eksklusif saja yg sinkron

menggunakan kebutuhan dan minatnya. Selain itu skimming juga bermanfaat

sbagai riviu terhadap teks yg sudah dibaca sebelumnya.

Sesuai uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa skimming menuntut

pembaca sekurang-kurangnya memilki pengetahuan mengenai organisasi teks,

pengetahuan leksikal, terutama istilah-istilah yg menyatakan suatu petunjuk, dan

kemampuan menemuakn ilham pokok berasal suatu bacaan. dengan demikian,

pembaca pembaca diperlukan memiliki kemampuan membaca, dengan sangat

cepat dengan berbekal kemampuan jangkauan mata yang luas dan beralih dengan

cepat berasal bagian demi bagian teks yg krusial dibaca.


4. Teknik Membaca

a. Membaca berita umum

Kegiatam membaca yang bertujuan buat mengetahui ilustrasi umum isi serta

ruang lingkup bahan bacaan, membaca survei merupakan aktivitas membaca misalnya

melihat judul, pengarang, daftar isi dll.

b. Membaca sekilas

Kegiatan membaca yg mengakibatkan mata kita berkiprah cepat melihat dan

memperhatikan bahan tertulis buat mencari dan mendapatkan informasi secara cepat

(skimming). Skimming bertujuan untuk mengetahui topik bacaan, mengetahui

pendapat orang, mendapat bagian penting tanpa membaca seluruhnya, serta

menyegarkan apa yg pernah dibaca.

c. Membaca dangkal

Kegiatan membaca buat memperoleh pemahaman yg dangkal dari bahan

bacaan yg kita baca. Bahan bacaannya artinya bahan bacaan yg ringan sebab

tujuannya untuk mencari kesenangan.

d. Membaca nyaring

Membaca nyaring merupakan proses melisankan sebuah tulisan dengan

memperhatikan bunyi, intonasi, serta tekanan secara tepat, yg diikuti sang

pemahaman makna bacaan sang pembaca (Kamidjan).

e. Membaca dalam hati


Membaca dalam hati intinya adalah membaca menggunakan mempergunakan

ingatan visual (visual memory), melibatkan pengaktifan mata serta ingatan.Tujuan

utama membaca pada hati (silent reading) merupakan buat memperoleh isu(Tarigan

2008:30).

f. Membaca kritis

Aktivitas membaca yg dilaksanakan secara bijaksana, penuh tenggang rasa,

evaluatif, dan analitis, dan bukan mencari kesalahan penulis.

g. Membaca teliti

Membaca teliti diawali menggunakan surve yang cepat untu melihat

organisasi bacaandan melihat hubungan paragraf dengan semua bacaan.

h. Membaca pemahaman

Membaca pemahaman adalah aktivitas membaca yg tujuan utamanya tahu

bacaan secara tepat serta cepat. Aspek-aspek yang dibutuhkan pada membaca

pemahaman, antara lain menjadi berikut.

 Mempunyai kosakata yg poly.

 Mempunyai kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, kalimat, serta perihal

 Memiliki kemampuan memilih ilham pokok dan wangsit penunjang.

 Memiliki kemampuan menangkap garis akbar bacaan

 Memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa.

5. Metode Pembelajaran Membaca

Pada hakikatnya, metode terdiri atas empat langkah yaitu seleksi, gradasi,

presentasi, dan repetisi. Unsur seleksi serta gradasi materi pelajaran ialah unsure yang

tidak terpisahan dengan unsure presentasi serta repetisi dalam membentuk suatu metode
mengajar (Mackey dalam Subana, 20, 20). Metode pembelajaran bahasa Membaca

Permulaan di kelas rendah artinya sebagai berikut.

a. Metode Eja/Abjad

Metode ini merupakan metode yg sudah sangat tua. Pelajaran pertama dimulai

dengan pengenalan abjad “a”, “be”, “ce”, “de”, dan seterusnya. guru seringkali

mengajarkannya melalui lagu ABC. Lagu ini ada pada banyak sekali bahasa sehabis

peserta didik menguasai huruf-huruf itu.guru merangkai alfabet -alfabet konsonan

dengan alfabet vokal menjadi sukukata. Suku-suku istilah dirangkai menjadi kata,

serta istilah-istilah dirangkaikan menjadi kalimat. Penggunaan metode ini kerap kali

menimbulkan kecenderungan mengeja, yaitu membaca huruf demi huruf.

kecenderungan ini merusak proses dominasi kemampuan membaca permulaaan.

B, a ba (dibaca be. A ba)

D, u du (dibaca de. U du)

Ba - du dilafalkan badu

b. Metode bunyi

Metode ini juga adalah metode yang telah sangat tua. Pelaksanaannya hampir

sama menggunakan metode abjad. tetapi, alfabet -huruf tidak disebut menggunakan

nama abjadnya, melainkan nama bunyinya. Jadi, alfabet “m” tidak diucapkan

menjadi [ɛm] atau [ɚm] melainkan [m]. suara-suara konsonan dirangkai dengan

bunyi vokal sehingga membentuk suku istilah. Suku istilah dirangkai menjadi kata,

dan akhirnya kata-kata dirangkai menjadi kalimat. Baik metode abjad juga metode

bunyi acapkali menggunakan istilah-istilah tanggal buat latihan membaca.

ma – ma ru – sa
ma – na ra – si

na – ma dan seterusnya.

i – na

a – na

ni – na

c. Metode suku istilah serta metode kata

Metode ini diawali menggunakan pengenalan suku istilah,seperti ba, bi, bu,

be, bo, ca, ci, cu, ce, co, dan seterusnya. Suku kata tadi kemudian dirangkaikan

menjadi istilah-kata bermakna. menjadi contoh, berasal daftar suku istilah tadi, guru

bisa menghasilkan banyak sekali variasi paduan suku istilah sebagai istilah-kata

bermakna. misalnya:

Ba – bi cu – ci da – da ka–ki

ba – bu ca – ci du – da ku–ku

bi – bi ci – ca da – du ka–ku

ba – ca ka – ca du – ka ku–da

Kemudian suku istilah dirangkai menjadi kata kemudian menjadi kalimat

sederhana.contoh perangkaian istilah sebagai kalimat dimaksud, mirip tampak di

contoh pada bawah ini.

ka – ki ku – da

ba – ca bu – ku

cu – ci ka – ki (serta seterusnya)

Proses perangkaian suku istilah sebagai istilah, istilah menjadi kalimat

sederhana, kemudian ditindaklanjuti menggunakan proses pengupasan atau


penguraian bentuk-bentuk tadi menjadi satuan bahasa terkecil pada bawahnya, yakni

asal kalimat ke pada istilah serta kata ke dalam suku-suku kata. Proses pembelajaran

MMP yg melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas, kemudian dilahirkan kata

lain buat metode ini, yakni Metode Rangkai Kupas. Jika kita simpulkan, langkah-

langkah pembelajaran MMP dengan metode suku istilah adalah:

 Termin pertama, pengenalan suku-suku kata,

 Tahap kedua, perangkaian suku-suku kata sebagai kata,

 Termin ketiga, perangkaian kata menjadi kalimat sederhana, serta

 Termin keempat, pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan (kalimat

kata-kata suku-suku kata)

Proses pembelajaran MMP menggunakan metode ini melibatkan serangkaian

proses “pengupasan” serta “perangkaian”. oleh sebab itu, metode ini dikenal pula

sebagai “Metode Kupas Rangkai”. Sebagian orang menyebutnya “Metode istilah” atau

“Metode kata forum”.

d. Metode global

Global mempunyai arti secara utuh atau bulat. yang tersaji pertamakali dalam

metode global kepada murid artinya kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan di

bawah gambar yg sinkron menggunakan isi kalimatnya. Gambar itu ditujukkan buat

mengingatkan peserta didik kepada kalimat yg terdapat di bawahnya. sehabis berkali-

kali membaca, murid bisa membaca kalimat-kalimat itu secara dunia tanpa gambar.

menjadi model, pada bawah ini bahan ajar buat MMP yang memakai metode global.

 Memperkenalkan gambar serta kalimat.

 Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata istilah menjadi suku


 Kata suku istilah sebagai huruf-huruf

Ini mama

ini mama

i-ni ma-ma

i-n-i m-a-m-a

e. Metode Struktural Analisis buatan (SAS)

Metode SAS diawali dengan ta’aruf struktur kalimat pada anak. kemudian

anak diajak buat melakukan proses analitik buat mengenal konsep istilah.kalimat utuh

yang diperkenalkan pada anak buat pertama kali akan diuraikan ke dalam satuan-

satuan bahasa yg lebih kecil di sebut istilah hingga hingga di wujud satuan bahasa

terkecil yg tidak mampu diuraikan lagi yakni huruf. Bila dituliskan proses

penguraian/penganaliosisan dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan

dengan metode SAS adalah menjadi berikut:

 Kalimat menjadi kata-istilah

 Kata menjadi suku-suku istilah

 Suku istilah sebagai huruf-huruf

Metode SAS ini berperan baik untu siswa. Berpikir secara analisissintesis

dapat memberikan arah pada pemikiran yg sempurna sebagai akibatnya murid bisa

mengetahui kedudukan dirinya dalam hubungannya dengan rakyat dan alam kurang

lebih. Selain itu metode SAS sejalan dengan prinsip linguistik yg memandang satuan

bahasa terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi menjadi kalimat. Kalimat dibuat

oleh satuan-satuan bahasa pada bawahnya yaitu istilah, suku istilah, fonem
(hurufhuruf). Metode ini juga menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengna

perkembangan dan pengalaman bahasa peserta didik yang selaras dengan situasi

lingkungannya. Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri sehingga peserta didik akan

merasa lebih percaya diri atas kemampuannya. (Hairuddin, 2008)

6. Proses Membaca yang Baik

Berikut pada bawah ini cara-cara proses membaca yang baik, mencakup :

a. Bertanya

Bertanyalah ihwal hal-hal yg kurang dipahami pada bacaan. Bila terdapat kata

sulit. Bila maksud bacaan tidak praktis buat dipahami, tanyakan kepada orang yang

lebih ahli atau jika perlu tanyakan kepda penulisnya. dengan begitu, akan semakin

tahu bacaan yang dibaca.

b. Lanjutkan

Saat membaca, usahakan buat tidak mengulangi kalimat yg baru saja dibaca.

Itu akan mengurangi kecepatan membaca. Nah, buat mengantisipasi hal ini, kita wajib

berkonsentrasi di bacaan.

c. Pilih

Pilihlah kitab yang akan dibaca dengan bijak. Lihatlah judul kitab , tulisan

pada sampul belakang, daftar isi, kalimat pembuka, dan baca sekilas isinya. Ini perlu

dilakukan supaya tidak menyesal membeli atau meminjam kitab itu berasal

perpustakaan. Itu sangat menguras saat dan biaya .

d. Diskusikan
Diskusikanlah buku yg akan dibaca menggunakan teman-teman yg pula

sedang membaca kitab tersebut. menggunakan begitu, kita bisa saling bertukar

pemahaman antar sahabat sehingga mempertinggi pemahaman bacaan.

e. Cari

Carilah tempat yang paling nyaman buat kegiatan membaca. Hindari

gangguan dari sahabat atau orang-orang pada kurang lebih Anda. tidak persoalan Bila

nyaman membaca di tempat yg aneh sekalipun mirip di pada lemari. menentukan

daerah yang nyaman dapat memudahkan pada memahami suatu bacaan.

f. Simpulkan

Simpulkanlah apapun yg baru kita bisa sehabis membaca satu bab kitab . Bila

perlu, kita mampu menyimpulkannya sehabis membaca satu sub bab. Ini bertujuan

buat menguji pemahaman dan memastikan bahwa kita menerima sesuatu setelah

membaca.

g. Jangan Terlalu Cepat

Hindari membaca menggunakan cepat seperti yg dilakukan waktu mengikuti

lomba membaca tingkat Sekolah Dasar. Hanya membunyikan bacaan dengan cepat

tidak akan membentuk kita memahami bacaan tadi. istilah-kata yang dibaca hanya

melayang-layang dipikiran tanpa ditangkap satupun.

h. Jika Ingin Cepat

Jika ingin cepat, bacalah konklusi asal bacaan tersebut. Caranya artinya

dengan melihat kalimat yg diawali dengan kata mirip, “dengan demikian, …”; “saya

ingin menyarankan bahwa …”; “kesimpulannya, …”. dengan begitu, kita akan
memahami inti sari dari bacaan tersebut. Cari topik yang menurutnya paling menarik

atau berguna pada daftar isi. menggunakan begitu, kita tidak perlu membaca holistik

isi kitab.

i. Terpaku di Beberapa kata

Bacalah dengan berpaku pada beberapa istilah. usahakan hindari membaca

dengan berpaku di satu kata. Apalagi dengan berpaku di ejaan. dengan begitu,

kecepatan membaca akan meningkat.

j. Catat

Catatlah utama-utama pikiran yg ada dalam bacaan. Ini sangat membantu

untuk memahami bacaan. Apalagi kita mencatatnya sesaat sesudah membaca buka

itu dengan tidak membuka buku itu lagi. Catat jua apapun yg kita bisa asal kitab itu.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Membaca permulaan bertitik tolak dari siswa duduk di kelas I, karena mereka baru

pertama kali duduk di bangku Sekolah Dasar. Kemudian tugas mengajarkan membaca

kepada siswa ada pada guru. Dalam membaca permulaan diperlukan berbagai pendekatan
membaca secara tepat, seperti dengan menggunakan metode eja, metode bunyi, metode suku

kata dan metode kata, metode global, serta metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS).

Pada tahap membaca permulaan siswa mulai diperkenalkan dengan berbagai simbol

huruf, mulai dari simbol huruf /a/ sampai dengan /z/. Caranya bergantung teknik pendekatan

yang digunakan guru, yaitu dapat dimulai dari pengolahan kata dari sebagian untuk seluruh

atau dari seluruh kemudian dicerai menjadi bagian-bagian huruf yang terkecil.

B. Saran

Rajinlah dalam belajar dan membaca, karena ilmu tidak bisa di dapatkan dengan

rebahan dan tidur saja, jangan malas untuk belajar karena ilmu adalah harta yang bisa kita

bawa kemanapun tanpa membebani kita. Sukses hanya bisa diraih melalui gigih belajar,

kerja keras, dan do’a yang ikhlas. Bukan hanya dengan lamunan.

DAFTAR PUSTAKA

Surya, wahyu. 2012. Pengertian, Jenis dan Tujuan Membaca. (Online) URL:

http://s.surya62.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dan-tujuan-membaca.html Diakses pada

tanggal 7 Oktober 2016

Abidin,Y. (2013). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Refika

Aditama.

Sumber internet:

…….http://nazama.blogspot.co.id/2014/05/mmp-membaca-dan-menulis-permulaan.html

…….http://srihendrawati.blogspot.co.id/2010/05/metode-metode-membaca-menulis-

permulaan.html
…….file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND…/Modul_MMP.pdf

Anda mungkin juga menyukai