Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENDEKATAN DAN METODE


PEMBELAJARAN MEMBACA SD

DISUSUN OLEH ;
SARI RAHAYU
220102288

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
HAMZANWADI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan
Makalah ini sesuai apa yang direncanakan yang Alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “Pembelajaran dan lingkungan literasi efaktif”. Shalawat dan salam
dihanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Karna ajaran-Nya sehingga
manusia terlepas dari alam mitologi kearah alam akliyah.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan, Makalah ini membahas
mengenai Pendekatan dan metode pembelajaran membaca SD. Diharapkan pembahasan
ini dapat memberikan gambaran kepada para pembaca tentang pendekatan dan metode
pembelajaran membaca SD sehingga dapat mengetahui materi tersebut.

Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini. Penulis telah
berupaya untuk memberikan karya terbaik namun penulis hanya manusia biasa yang
tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu jika ada kesalahan dalam penulisan dan isi
makalah, penulis mengharapkan kritik membangun dari para pembaca demi
keberlangsungan penulisan yang lebih baik di waktu yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Kotaraja, 30 oktober 2023

Sari Rahayu

2
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan masalah.............................................................................................................6
C. Tujuan...............................................................................................................................6
BAB II..........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..........................................................................................................................7
A. Pendekatan pembelajaran membaca SD...........................................................................7
B. Metode pembelajaran membaca SD...............................................................................10
BAB III......................................................................................................................................18
PENUTUP.................................................................................................................................18
A. Kesimpulan.....................................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pembelajaran membaca merupakan salah satu materi yang sangat penting
dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran
membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan
kreativitas anak didik.
Membaca sangat berfungsi dalam hidup dan kehidupan manusia. Ada
ungkapan yang mengatakan bahwa membaca adalah kunci menuju gudang ilmu.
Orang yang banyak membaca, orang tersebut akan banyak ilmu pengetahuan dan
pengalaman. Bahkan Allah menyampaikan ayat pertama kepada nabi Muhammad
Saw. yaitu berisi suruhan untuk membaca.
Kemampuan membaca seseorang bukan karena kebetulan saja, tetapi karena
seseorang tersebut belajar dan berlatih. Di sinilah letak pentingnya pembelajaran
membaca. Pembelajaran membaca di sekolah dasar dinilai sangat penting. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa pembelajaran membaca tidak hanya berperan
dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak, namun lebih jauh yaitu untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari mata pelajaran yang lainnya.
Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal
tersebut menunjukkan pentingnya penguasaan kemampuan membaca karena
kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan bahasa dan sastra
Indonesia yang harus dicapai dalam setiap jenjang pendidikan, termasuk di jenjang
sekolah dasar. Kemampuan membaca menjadi dasar yang utama bagi pengajaran
bahasa serta pengajaran mata pelajaran yang lain. Dalam hal ini membaca
pemahaman merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang harus
dikuasai oleh siswa sekolah dasar terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini
siswa dapat memperoleh berbagai informasi secara aktif reseptif. Maksudnya,
dengan memiliki kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, siswa dapat
memperoleh berbagai informasi dalam waktu yang relatif singkat.
Penanaman pemahaman terhadap keterampilan berbahasa yaitu keterampilan
membaca yang berperan penting adalah sekolah atau gurunya, guru mengajari siswa
membaca pada tahap dasar yaitu mengenal alphabet, eja (Spelling), suku kata, kata,

4
kalimat, hingga tingkat paragraph, ketika pembelajaran di kelas siswa harus
meningkatkan kembali kemampuan membacanya untuk mendapat informasi /
pengetahuan dari bacaannya. Untuk mengetahui dengan cepat dan tepat guru harus
menerapkan beberapa metode – metode pembelajaran membaca yaitu SQ3R,
membaca cepat, Scrambel, atau isian rumpang untuk siswa.

Tujuan akhir dari membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi kenyataan
yang ada belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak siswa yang
dapat membaca secara lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan
bacaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca
pemahaman masih rendah. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca
pemahaman disebabkan oleh beberapa faktor.

model dan metode pembelajaran yang diterapkan guru masih konvensional,


kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca serta
rendahnya minat baca siswa. Dalam pembelajaran membaca pemahaman, biasanya
siswa diberi bahan bacaan kemudian masing-masing disuruh membaca dalam hati
dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi
bacaan yang diberikan. Dalam hal ini guru hanya menyuruh siswa membaca sendiri
tanpa adanya bimbingan dari guru, bahkan terkadang guru sendiri tidak ikut
membaca. Sehingga siswa kurang termotivasi ketika disuruh membaca sendiri,
tidak bersungguh-sungguh dan hanya membaca sekilas saja. Akibatnya siswa
kurang memahami isi bacaan tersebut.
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum terdapat empat yaitu, keterampilan
menyimak / mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan memabaca, dan
keterampilan menulis. Pembahasan yang akan saya bahas adalah keterampilan
membaca. Membaca sendiri memiliki arti gerakan atau cara yang dilakukan oleh
pembaca untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan yang disampaikan oleh
penulis melalui media kata – kata atau bahasa tulis.
Kepandaian membaca biasanya diperoleh dari sekolah, serta keberhasilan
anak didik dalam mengikuti kegiatan belajar - mengajar di sekolah banyak
ditentukan kemampuannya dalam membaca. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian
besar pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga menuntut anak
harus melakukan aktivitas membaca guna memperoleh pengetahuan.
Maka dari itu seorang guru berperan penting dalam meningkatkan

5
kemampuan membaca siswa dan menumbuhkan minat siswa dalam membaca, guru
dapat menerapkan metode membaca yang tepat terhadap pembelajaran di sekolah

6
Keterampilan membaca lebih menitikberatkan kepada kemampuan
membaca pemahaman, karena kemampuan memahami bahan bacaan (teks)
merupakan tujuan utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran membaca.
Setiap program pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan pendekatan dan
metode tertentu. Salah satu pendekatan dan metode yang dimaksud adalah
menyangkut metode pembelajaran. Pendekatan dan metode yang diterapkan
guru dalam mengajar dapat mempengaruhi keefektifan dan keberhasilan
pembelajaran.

Pemilihan pendekatan metode yang tepat dapat menciptakan suasana


belajar mengajar yang kondusif, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima
materi pembelajaran dengan baik. Selain itu, keberhasilan pembelajaran dan
proses pengajaran itu efektif, guru harus mengetahui pendekatan dan metode
pembelajaran yang bervariasi dan tidak bertumpu pada satu metode saja.
Pendekatan dan metode yang bervariasi dapat merubah kejenuhan siswa,
sehingga siswa lebih senang dan bersemangat dalam belajar. Siswa harus
memiliki kemampuan dalam membaca agar dapat memahami makna yang
terdapat dalam bacaan. Tanpa adanya kemampuan membaca yang baik, maka
siswa tidak dapat memahami proses pembelajaran dan materi yang diajarkan.
B. Rumusan masalah
1. Apa pendekatan pembelajaran membaca SD?
2. Apa metode pembelajaran membaca SD?
C. Tujuan
1. Mengetahui pendekanatan pembelajaran membaca SD
2. Mengetahui metode pembelajaran membaca SD

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan pembelajaran membaca SD


Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Pendekatan menurut Kosadi, adalah seperangkat asumsi mengenai hakikat
Bahasa, pengajaran dan proses belajar mengajar Bahasa.
Menurut Tarigan pendekatan adalah seperangkat korelatif yang
menangani teori bahasa dan teori pemerolehan Bahasa. Sedangkan Menurut
Djunaidi penddekatan merupakan serangkaian asumsi yang bersifat hakikat
Bahasa, pengajaran Bahasa dan belajaran Bahasa. Pendekatan pembelajaran
Bahasa adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan, berhubungan dengan
sifat bahasa dan pembelajaran Bahasa.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandnag kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Macam-macam pendekatan pengajaran
Bahasa, di antaranya adalah:
a. Pendekatan whole language
Pendekatan whole language adalah andangan tentang hakikat belajar dan
bagaimana mendorong proses tersebut agar siswa dapat belajar secara efektif
dan efisienssehingga mencapai hasil yang optimal.
Sebagai suatu pendekatan dalam pengajaran Bahasa, menurut Goodman
whole language menggunakan seperangkat asumsi dari empat landasan
dasar, yaitu:
1. Teori belajar
2. Teori kebahasaan
3. Asumsi tentang pengajaran dan peranan guru

8
4. Pandangan kurikulum pengajaran Bahasa.

b. Pendekatan terpadu
Pendekatan terpadu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mengacu
pada pernyataan Goodman tentang kurikulum bahwa pengajaran Bahasa dan
pengajaran bidang studi lain (yang dilaksanakan dengan menggunakan
Bahasa sebagai media (penyajian) merupakan kurikulum yang bersifat
ganda, artinya pengajaran danisi dari bidang studi lain bersama-sama
menjadi bagian dari kurikulum secara utuh. Diisayaratkan dalam rambu-
rambu kurikulum Bahasa Indonesia 2004 ”kompetensi dasar mencakupaspek
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, menulis dan apresiasi
sastra seaiknya mendapat porsi yang seimbang dan dilaksanakan secara
terpadu.
Pendekatan terpadu adalah ancangan kebijaksanaan pengajaran Bahasa
dengan menyajikan bahan-bahan pelajaran secara terpadu, yaitu dengan
menyatukan, menghubungkan, atau mengkaitkan bahan pelajaran shingga
tidak berdiri sendiri atau terpisah.
c. Pendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh
pemikiran bahwa kemampuan menggunakan Bahasa dalam berkomunikasi
merupakan tujuan yang harus tercapai dalam pemelajaran Bahasa. Bahasa
tidak hanya dipandang sebagai eperangkat kaidah, tetapi lebih luas lagi,
yakni sarana berkomunikasi. Berarti Bahasa ditempatkan sesuai dengan
fungsinya, yakni fungsi kominukasi.
Menurut apa yang telah dikemukakan meley bahwa kemampuan
berkomunikasi adalah kemampuan berkomunikasi dalam situasi yang
sebenarnya. Dengan demikian pendekatan komunikatif adalah pendekatan
pengajaran Bahasa yang sarana akhirnya adalah kemampuan berkomunikasi.
Maka penerapan pendekatan komunikatif bertujuan agar siswa mamapu

9
berkomunikasi dan mampu menggunakan Bahasa secara baik benar, dan
secara nyata dan wajar, serta dapat digunakan untuk berbagi tujuan dan
keadaan.

Richard and Rodgers menganggap pendekatan komunikatif sebagai suatu


pendekatan yang menetapkan kompetensi komunikasi sebagia tujuan utama
pengajaran Bahasa.
Pendekatan komunikatif adalah pendekatan yang menekankan pada
kemampuan menggunakan Bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan
yang harus dicapai dalam pengajaran Bahasa Indonesia.
Menurut Kaseng berpedoman pada lima prinsip, yaitu:
1. Mengutamakan pelaksaan isi kurikulum, bukan penyelesaianjenjang
demi jenjang
2. Bertolak dari komunikasi dan berlanjut pada penyajian butir linguistic
3. Memberi penekanan pada pada faktor ekstrinsinsik Bahasa
4. Mementingkan dan mengikutsertakan tanggung jawab siswa
5. Mengubah peran guru menjadi fasilitator, peserta, penelitian dalam
kegiatan belajar-mengajar.
d. Pendekatan integratif (Holistik)
Pendekatan integratif marupakan pendekatan pembelajaran Bahasa
dengan cara berpikir menyeluruh, yang menghubungkan semua aspek
keterampilan berbahasa sebagai kesatuan yang bermakna
Menurut Djiwandono mengatakan bahwa pendekatan integrative
merupakan penggabungan dari bagian-bagian dan komponen-komponen
Bahasa. Materi pembelajaran Bahasa disajikan secara terpadu, yaitu terpadu
antar-materi dalam pembelajaran Bahasa dan berpijak pada satu tema
tertentu. Pendekatan integrati berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Siswa aktif dan merupakan pengajaran yang bersifat konstruktif,
2. Bahasa yang digunakan untuk bermacam-macam pola;

10
3. Pengetahuan diorganisasikan dan dibentuk oleh pembelajar secara
individual melalui interaksi sosial.
e. Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan keterampilan didasarkan pada asumsi bahwa belajar
merupakan proses mengubah itngkah laku, baik kognitif, efektif, maupun
psikomotor. Kegiatan belajar perwujudan dari pendekatan keterampilan
proses adalah CBSA. CBSA merupakan pendekatan dalam proses
belajar-mengajar yang mengutamakan aktivitas mental psikologis siswa,
siswa berperan sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran sedangkan
guru berfungsi sebagai pembimbing, pengamat, dan memberikan bantuan
apanila diperlukan. Tarigan (dalam Supriyadi, 1991 : 34) mengemukakan
prinsip CBSA, yaitu :
1. Belajar lebih dipentingkan dari pada mengajar
2. Siswa dipandang sebagai subjek, bukan objek dalam kegiatan
belajar-mengajar
3. Melalui partisipasi.
B. Metode pembelajaran membaca SD
Metode adalah jalan yang harus kita tempuh dalam rangka memberikan
sebuah pemahaman terhadap murid tentang pelajaran yang mereka akan pelajari.
Sedangkan metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan
cara yang digunakan guru dalam pembelajaran hal ini sejalan dengan apa yang
di ungkapkan Pranowo (2014:265) menjelaskan metode adalah analog dengan
jalan yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam KKBI (2012:740) metode yaitu cara yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki.
Guru akan memilih dan menyesuaikan pendekatan dan metode
pembelajaran membaca yang tepat pada saat pembelajaran dikelas untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca melalui metode – metode
pembelajaran membaca dan siswa yang baik akan sering menggunakannya.
Mereka menggunakan metode tersebut sebelum, selama, dan setelah membaca.
1. Metode eja

11
Pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metodeini
diawali dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alphabetis.Pengenalan
huruf ini bisa diawali dengan menyanyi tentang huruf (abc).Tahapan
berikutnya huruf –huruf itu dihafalkan dan dilafalkan sesuaibunyi huruf
tersebut dalam urutan alphabet. Sebagai contoh : a, b, c, d,e, f, g, h, i, j, k,
l,m, n, o, p, dan seterusnya. Dilafalkan sebagai: (a), (be),(ce), (de),(ef), (ge),
(ha), (i), (je), dan seterusnya. Tahapan berikutnyahuruf-huruf dirangkaikan
dengan cara mengeja, sehingga menghasilkansuku kata misalnya m-a ma
( em –a ma ) p-a pa ( dibaca pe- a pa )dan seterusnya. Kemudian suku kata –
suku kata itu dirangkaikan menjadikata seperti berikut: ma-ma, pa-pa, da-da
dan seterusnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran membaca dengan
menggunakan metode eja ada dua pendekatan cara mengeja yaitu mengeja
dengan cara melafalkan huruf sesuai dengan bunyi huruf tersebut dalam
urutan alfabet, seperti uraian tersebut di atas, dan cara melafalkan huruf
sesuai dengan bunyi huruf tersebut, pada pelaksanaannya diawali dengan e
pepet. Contohnya : b –a dilafalkan [eb] -a =[ba] atau atau d-a dilafalkan [ed]
–a =[da] dan seterusnya. Cara lain lagi yaitu konsonan b dilafalkan [beh], d
dilafalkan [deh]. Langkah-langkah mengejanya adalah b-a=ba dilafalkan
[beh]-a=[ba]
2. Metode Suku Kata
Metode Suku Kata biasa juga disebut dengan metode silabi. Proses
pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode suku kata
diawali dengan memperkenalkan suku kata, seperti :
/ba, bi, bu, be, bo/;
/ca, ci, cu, ce, co/;
/da, di, du, de, do/;
/ka, ki, ku, ke, ko/, dan seterusnya.
Suku kata -suku kata tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata
bermakna. Suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar
membaca, misalnya:
ba – ru cu – ci da – da ka – ki

12
bi – ru ca – ci da – ra ku – ku
bi – bi ci – ci da – du ka – ku
ba – ca ka – ca du – ka ku – da
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi
kelompok kata atau kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi
kalimat dimaksud, seperti tampak pada contoh di bawah ini.
ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
cu–ci ka–ki (dan sebagainya).
Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kelompok kata
atau kalimat sederhana, diawali dengan mengupas kata menjadi suku kata
kemudian ditindaklanjuti dengan proses merangkai suku kata menjadi kata
dan seterusnya , kemudian melahirkan istilah lain untuk metode ini, yakni
Metode Kupas –Rangkai suku kata. Jika kita simpulkan, langkah-langkah
pembelajaran membaca permulaan dengan Metode Suku Kata adalah
a) Tahap pertama, pengenalan suku kata-suku kata;
b) Tahap kedua, perangkaian suku kata menjadi kata;
c) Tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat
sederhana.
3. Metode Kata Lembaga
Proses pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode
kata lembaga diawali dengan memperkenalkan sebuah kata tertentu yang
dianggap sebagai lembaganya. Kata ini, ditulis di bawah gambar yang
sesuai. Contohnya di atas kata kuda ada gambar kuda, diatas kata rumah ada
gambar rumah. Setelah siswa dapat membaca beberapa kata, ambillah satu
kata untuk diuraikan menjadi suku kata, suku kata diuraikan menjadi huruf
sampai siswa dapat membaca huruf-huruf tersebut. Selanjutnya, dilakukan
proses perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata.
Dengan kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi ke bentuk asalnya
sebagai kata lembaga (kata semula). Contoh :
rumah bola bebek

13
rumah bola bebek
ru - mah bo - la be – bek
rumahbolabebek
ru - mah bo la be bek
rumah bola bebek
4. Metode Global
Sebagian orang mengistilahkan metode ini sebagai ‟Metode Kalimat‟.
Dikatakan demikian, karena proses pembelajaran membaca permulaan
diawali dengan memperkenalkan beberapa kalimat secara global. Hurufyang
terurai tersebut tidak dirangkaikan kembali menjadi suku kata, sukukata
menjadi kata, dan kata menjadi kalimat, sehingga metode ini
hanyamelakukan proses menganalisis ( deglobalisasi). Untuk membantu
siswa mengingat kalimat-kalimat yang diperkenalkan dipergunakan gambar.
Di bawah gambar dimaksud, dituliskan sebuah kalimat yang maknanya
merujuk pada gambar tersebut.
Selanjutnya, setelah anak diperkenalkan dengan beberapa
kalimat,barulah proses pembelajaran membaca permulaan dimulai.
Sebagaicontoh, di bawah ini dapat dilihat materi untuk membaca permulaan
yang menggunakan Metode Global.
5. Metode SAS
Struktural Analitik Sintetik atau yang biasa disingkat dengan SAS
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
membaca dan menulis permulaan. Prinsip –prinsip metode SAS disusun
berdasarkan landasan psikologis, landasan pedagogis dan landasan ilmu
bahasa ( linguistik ). Landasan psikologis bersumber dari ilmu jiwa totalitas
yang menjelaskan bahwa pengamatan terhadap sesuatu benda mula-mula
berlangsung secara global kemudian mengarah kepada bagian-bagian nya,
dan pada akhirnya akan kembali kepada keseluruhan yang semula. Dari
landasan inilah yang menjadi sumber langkah–langkah metode SAS yaitu,
diawali dengan me-nyajikan satu keseluruhan atau struktur, menganalisis
bagian-bagiannya, kemudian mensintesiskan bagian-bagian itu menjadi

14
kese-luruhan yang utuh.
Ada empat metode pembelajaran membaca, yaitu metode
pembelajaran membaca SQ3R, Metode pembelajaran membaca cepat,
Metode pembelajaran membaca scramble, dan Metode pembelajaran isian
rumpang.
1. Metode Pembelajaran SQ3R
Penerapan pada metode ini adalah ketika guru memberikan tugas atau
pekerjaan rumah yang harus diselesaikan siswa agar pelajaran yang telah
diberikan di dalam kelas lebih mantap serta lebih dipahami siswa, agar para
siswa dapat menyelesaikan serta menelaah tugas itu dengan baik, maka dari itu
guru harus menerapkan metode SQ3R karena dengan terbiasa mempraktikkan
metode ini kepada siswa diharapkan siswa akan mudah menyelesaikan tugas
dalam waktu singkat seklaigus memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
Metode SQ3R sendiri merupakan metode telaah tugas atau salah satu
metode pengajaran membaca yang digunakan dalam kelas – kelas tingkat lanjut.
Dimana SQ3R adalah singkatan dari S adalah Survey, Q adalah Question, R1
adalah Read, R2 adalah Recite, dan R3 adalah Review . Sesuai dengan jumlah
butir pada SQ3R maka dalam metode ini terdapat lima tahap butir, yaitu :
1) Survey, artinya meninjau, meneliti, menjajaki, yaitu membaca bagian – bagian
permulaan buku, seperti halaman judul, kata pengantar, daftar isi, judul bab / sub
bab, indeks, glosari, dll. Bagian – bagian tersebut dibaca dengan teknik
membaca sekilas ( Skimming ), yaitu membaca dengan cepat gambaran umum
isi buku atau bagian buku secara menyeluruh dan bersifat umum.
2) Question, atau bertanya yakni mempertanyakan hal – hal sekalian dengan yang
diperkirakan muncul dalam bacaan. Pembaca harus menyusun pertanyaan –
pertanyaan sebagai informasi fokus sebelum memulai kegiatan membaca,
pertanyaan – pertanyaan tersebut sebagai pemandu pembaca pada saat dia
melakukan aktifitas baca yang sesungguhnya.
3) Read, atau membaca yakni kegiatan membaca yang sesungguhnya secara
fleksibel, tidak harus membaca dengan kesempatan yang sama dan disesuaikan
dengan tujuan membaca dan karakteristik bahan bacaan yang dihadapinya.

15
Kegiatan membaca ini berguna untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang
dirumuskan.
4) Recite, atau menceritakan kembali yakni setelah pembaca yakin bahwa
sejumlah pertanyaan yang dirumuskan sebelum kegiatan membaca dilakukan
telah terpenuhi dan informasi – informasi yang diperlukan telah diperoleh, tahap
selanjutnya adalah menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca.
5) Review , atau meninjau kembali kegiatan ini dimaksudkan untuk memeriksa
ulang bagian – bagian yang telah dibaca dan dipahami pembaca sebelum
meneruskan kegiatan bacanya pada bacaan atau mungkin bab lain.
Metode SQ3R ini sangat penting diajarkan kepada siswa, dengan terbiasa
menggunakan metode ini siswa akan dapat menentukan apakah materi yang
dihadapinya sesuai dengan keperluannya atau tidak, memberikan kesempatan
kepada mereka untuk membaca dengan pengaturan kecepatan membacayang
fleksibel, dan membekali mereka dengan suatu metode studi ( belajar ) yang
sistematis.
2. Metode Pembelajaran Membaca Cepat
Metode membaca cepat adalah kegiatan membaca yang mengutamakan
kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu
dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan ( aspek bacaan yang digali ), dan
berat ringannya bahan bacaan. Artinya seorang pembaca cepat yang baik tidak
akan menerapkan kecepatan membacanya secara konstan di berbagai cuaca dan
keadaan membaca.
Tarigan memberi pengertian bahwa membaca cepat adalah kegiatan
membaca sesuatu secara cepat dengan teliti dengan maksud untuk menemukan
informasi tertentu dalam bacaan. Membaca cepat yang baik rata – rata 800 –
1000 kata dalam satu menit.
Metode membaca cepat tergantung pada beberapa tujuan atau pertanyaan
yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memahami intisari bacaan, bukan bagian – bagian rinciannya yang detail –
detail. Metode membaca cepat menuntut kecepatan yang paling tinggi. Pembaca
harus menggerakan matanya secara cepat pada seluruh halaman, siap siaga

16
menyaring, atau menyedot informasi tertentu, pengertian tertentu yang dapat
memenuhi tujuan semula membaca. Kemampuan membaca cepat ini tentu
sangat bermanfaat, oleh karena itu, guru harus mengajarkan keterampilan ini
kepada anak didiknya. Guru harus memberi latihan yang cukup efisien.
3. Metode Pembelajaran Scrambel
Scrambel merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang berarti perebutan,
pertarungan, perjuangan, scrambel adalah sejenis permainan anak-anak, yang
pada dasarnya merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan
pemilikan kosakata mereka, dengan jalan berlomba membentuk
kosakatakosakata dari huruf-huruf yang tersedia.
Konsep scrambel selanjutnya dipinjam untuk kepentingan pengajaran
membaca. Sasaran utamanya pada dasarnya sama, yaitu mengajak anak untuk
berlatih menyusun sesuatu agar sesuatu itu menjadi bermakna. Dalam
pengajaran membaca, biasanya anak diajak untuk berlatih menyusun suatu
organisasi tulisan yang secara sengaja dikacaukan, untuk kemudian anak diminta
untuk menata ulang susunan tulisan yang kacau menjadi tulisan yang utuh dan
bermakna. Melalui metode ini, siswa dapat dilatih berkreasi dengan susunan
baru yang mungkin lebih baik dari susunan aslinya. Metode pembelajaran ini
akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat
berrekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan
tidak membuatnya stres atau tertekan.
Sesuai dengan sifat jawabannya, scramble terdiri atas beberapa bentuk,
yaitu:
1) Scramble kata, yaitu sebuah permainan menyusun kata-kata dari huruf - huruf
yang telah diacak letak huruf – hurufnya sehingga membentuk suatu kata
tertentu yang bermakna. Misalnya dari huruf - huruf : selhako -- sekolah
rgamase – seragam
2) Scramble kalimat, yaitu sebuah permainan menyusun kalimat dari katakata acak
sehingga membentuk kalimat logis, bermakna, tepat, dan benar.
3) Scramble wacana, yaitu sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan
kalimat-kalimat acak, sehingga membentuk wacana logis dan bermakna.

17
4. Metode Pembelajaran Isian Rumpang
Dalam pembelajaran membaca sendiri guru semestinya membina dan
meningkatkan keterampilan baca siswa. Guru dituntut untuk mampu
memilihkan bahan bacaan yang sesuai dengan tujuan dan tingkat perkembangan
siswa yang mencakup kompetensi bahasa, minat, dan tingkat kesukaran baca.
Dalam praktiknya, tentu harus pandai menerapkan berbagai metode
pembelajaran membaca.
Metode isian rumpang, selain dapat dipergunakan sebagai alat untuk
menguji keterbacaan, juga dapat dipergunakan sebagai metode pengajaran
membaca. Dalam fungsinya sebagai alat ajar membaca, prosedur isian rumpang
ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Fungsi utama dari prosedur isian rumpang adalah sebagai alat ukur dan
sebagai alat ajar. Sebagai alat ukur tingkat keterbacaan wacana, bermanfaat
untuk menguji tingkat kesukaran dan kemudahan bahan bacaan,
mengklasifikasikan tingkat baca siswa (pembaca), dan mengetahui kelayakan
wacana sesuai dengan peringkat siswa. Sebagai alat ajar, isian rumpang
dipergunakan untuk melatih kemampuan dan keterampilan membaca siswa
dalam hal penggunaan isyarat sintaksis, penggunaan isyarat semantik,
pengunaan isyarat skematik, peningkatan kosakata, dan peningkatan daya nalar
dan sikap kritis siswa terhadap bahan bacaan. Dengan manfaat tersebut, guru
dalam waktu relatif singkat akan mengetahui tingkat keterbacaan wacana,
tingkat keterpahaman siswa, dan latar belakang pengalaman, minat, dan bahasa
siswa.
Proses kerja dari metode isian rumpang adalah berupa penyajian suatu
wacana yang secara sengaja dirumpangkan. Perumpangan itu dilakukan dengan
cara melesapkan kata-kata tertentu sesuai dengan kriteria untuk masing-masing
fungsi. Pelesapan untuk wacana rumpang dalam fungsinya sebagai alat ukur
hendaknya memperhatikan kesistematisan jarak lesap. Jarak lesapan yang
dimaksud berkisar antara kata ke-5 hingga kata ke-7. Untuk kepentingan ajar,
lesapan yang dibuat tidak perlu demikian, namun dapat dilakukan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan guru mengenai tingkat kebutuhan yang perlu

18
dilatihkan kepada siswa, misalnya kata kerja, kata benda, kata penghubung, atau
kata-kata tertentu yang dianggap penting. Tugas pembaca adalah mengisi
bagian-bagian yang dilesapkan itu dengan kata yang dianggap tepat dan sesuai
dengan tuntutan maksud wacana.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan dan metode pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang
utuh dan bersistem dalam menyajikan materi pelajaran secara teratur dan
bertahap–tahap dengan kondisi yang berbeda. Perencanaan pembelajaran untuk
keterampilan membaca sorang guru adalah kunci utama siswa dalam
kemampuannya membaca, maka dari itu guru harus memilih metode
pembelajaran membaca yang tepat untuk siswa.
B. Saran
Berdasarkan materi yang telah penulis jelaskan terhadap pendekatan

19
metode keterampilan membaca, maka sebagai calon seorang pendidik harus
memahami tentang membaca dalam keterampilan berbahasa perlu diperluas
kembali, karena selain dapat menjadi bekal bagi kehidupan sehari–hari. Semoga
artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Muhyidin, A., Rosidin, O., & Salpariansi, E. (2018). Metode pembelajaran
membaca dan menulis permulaan di kelas awal. JPsd (Jurnal Pendidikan
Sekolah Dasar), 4(1), 30-42.
Halimah, A. (2014). Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di
SD/MI. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 1(2), 190-200.
Rahmi, Y., & Marnola, I. (2020). Peningkatan kemampuan membaca pemahaman
siswa melalui model pembelajaran cooperative integrated reading and compotion (circ).
Jurnal basicedu, 4(3), 662-672.
Muhyidin, A. (2017). Evaluasi Pembelajaran Membaca Permulaan di Kelas
20
Awal Sekolah Dasar. MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 4(2), 139-146.
Krissandi, A. D. S., Widharyanto, B., & Dewi, R. P. (2018). Pembelajaran
bahasa indonesia untuk sd. Bekasi: Media Maxima.
Irawan, D. (2020). Mengembangkan Buku Teks Pelajaran Membaca Berbasis
Pendekatan Proses Untuk SD.

21

Anda mungkin juga menyukai