Anda di halaman 1dari 14

KARYA TULIS ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM


PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MELALUI PENGGUNAAN
MEDIA GAMBAR DAN METODE RESITASI

Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh : 

Hanim Imroatul Fauziah (06040722094)

Dosen Pengampu : 

Sri Hidayati L, SKM., M. Kes 

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN 
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Terucap kata syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga penulisan
karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Harapan yang tertuang dalam karya tulis ilmiah ini adalah hasil yang
penulis lakukan. Namun demikian karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan adanya
keterbatsan penulis, sehingga hasil dari penulisan karya tulis ilmiah ini kurang sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah memberikan tugas terhadap kami. Dan tidak lupa, kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Bagi kami, sebagai penyusun merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan para pembaca agar Karya Tulis Ilmiah ini
dapat tersusun sebagaimana mestinya. Sebagai penutup, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Surabaya, 4 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang masalah...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................6
1.3 Tujuan penelitian..........................................................................................................................6
1.4 Manfaat penelitian......................................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................................7
KAJIAN TEORI.........................................................................................................................................7
2.1 pemahaman pembelajaran Aqidah Akhlak...................................................................................7
2.2.1. pengertian pembelajaran.........................................................................................................7
2.1.2 Penggunaan media gambar dalam pembelajaran Aqidah Akhlak..............................................8
2.1.3 Karakteristik Media Gambar......................................................................................................9
2.1.4 Penerapan Metode Resitasi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak............................................10
2.1.5. Manfaat Penerapan Metode Resitasi......................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN............................................................................................................................12
3.1 Jenis penelitian...........................................................................................................................12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................................................12
3.3 Subjek Penelitian........................................................................................................................12
3.4 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yaitu dengan cara memperbaiki proses
pembelajaran. Berdasarkan kurikulum yang digunakan saat ini yaitu Kurikulum merdeka yakni kurikulum
yang menggunakan metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Para
pelajar dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai passion yang dimilikinya. Secara
umum, kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang beragam.Untuk itu
kreatifitas dan kompetensi guru sangat diandalkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.Untuk
meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak berbagai cara telah ditempuh oleh pemerintah, khususnya
Departemen Pendidikan Nasional antara lain dengan meningkatkan kualitas guru mata pelajaran Aqidah
Akhlak melalui pembinaan dan pelatihan guru melalui lembaga diklat dan atau instansi terkait lainnya.
Disamping itu juga pemerintah melakukan pengadaan kelengkapan sarana belajar melalui pemberian
buku paket mata pelajaran Aqidah Akhlak agar tecipta peningkatan proses pembelajaran diantaranya
yang menghasilkan interaksi timbal balik antara guru dan murid.Salah satu faktor yang memegang
peranan penting dalam memperbaiki proses pembelajaran adalah guru. Seorang guru yang profesional
dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya sebagai guru di depan kelas. Komponen yang harus
dikuasai oleh seorang guru profesional adalah dapat menggunakan bermacam-macam metode
mengajar. Metode mengajar yang digunakan dapat menarik minat belajar siswa. Di samping itu, guru
tidak hanya cukup dengan memberikan ceramah di depan kelas. Hal ini tidak berarti bahwa metode
ceramah tidak baik, akan tetapi pada suatu saat siswa akan merasa bosan apabila hanya duduk, diam,
dan mendengarkan.

Dalam melakukan proses pembelajaran guru dapat memilih dan menggunakan beberapa metode
mengajar. Banyak metode mengajar yang dapat dipilih oleh guru. Seorang guru tidak hanya dituntut
dalam penguasaan materi, namun juga harus pandai dalam beretorika, pemilihan metode, media, serta
peka terhadap masalah-masalah dalam proses pembelajaran. Karena dalam ruang pembelajaran akan
ditemui berbagai perbedaan individu siswa baik secara fisik maupun psikis terutama dalam kemampuan
menangkap materi pelajaran.Dari kepekaan tersebut, guru diharapkan mampu berkomunikasi secara
baik dan benar baik secara verbal maupun non verbal yang pada akhirnya akan tercipta interaksi yang
sempurna dalam kelas, sehingga tercapailah tujuan-tujuan pembelajaran, salah satunya adalah
peningkatan prestasi siswa.Seorang guru juga harus mengenali masing-masing metode tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Suatu metode pembelajaran mungkin baik untuk suatu tujuan,
pokok bahasan, maupun situasi dan kondisi tertentu. Akan tetapi belum tentu metode yang dipilih
tersebut tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula sebaliknya, suatu metode yang dianggap baik

4
untuk materi pembelajaran yang disampaikan oleh salah satu guru, kadang-kadang belum tentu berhasil
dibawakan oleh guru lain. Suatu saat seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Dengan menggunakan variasi metode pembelajaran diharapkan
suasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan.

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat mengatasi kesulitan yang dialami oleh
guru dalam proses pembelajaran.Metode dapat digunakan untuk mengarahkan kegiatan siswa ke arah
tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, sebaiknya guru menguasai beberapa metode mangajar untuk
mendukung proses pembelajaran. Seorang guru juga harus siap menggunakannya sewaktu-waktu untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Seorang guru dalam memilih metode mengajar harus memperhatikan
beberapa hal. Misalnya, materi pelajaran yang akan disampaikan. Seorang guru juga harus
memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, maupun hal-hal lain yangada kaitannya dengan
proses kegiatan pembelajaran.

Peran guru dalam kegiatan pembelajaran sangat tinggi karena berhasil tidaknya siswa menguasai
materi pelajaran dipengaruhi oleh aktivitas guru dalam pembelajaran. Mengajar secara efektif sangat
bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan mengajar.
Guru harus dapat memahami dan menentukan strategi yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.Seiring dengan perkembangan zaman proses pembelajaran saat ini memerlukan sebuah
strategi belajar mengajar baru yang lebih menekankan pada partisipasi siswa (student oriented). Selain
itu dalam perjalanan proses perubahan tersebut juga berdampak pada perubahan kurikulum pendidikan
saat ini, dengan diterapkannya kurikulum merdeka Pembelajaran yang menyenangkan memang menjadi
langkah awal untuk mencapai hasil belajar yang berkualitas. Nurhadi, dkk (2003:11) menyatakan bahwa
“belajar akan lebih bermakna apabila siswa atau anak didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya”.
Supaya tujuan pembelajaran tercapai dengan optimal, dibutuhkan berbagai dukungan baik dari dalam
maupun dari luar kegiatan pembelajaran. Guru Pintar memiliki peran yang sangat penting dalam
menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan. Salah satunya adalah dengan cara
menggunakan metode pembelajaran yang tepat, yang sesuai dengan karakter dan juga kebutuhan
siswa-siswa yang diajar di kelas. Selain itu, penggunaaan media pembelajaran juga akan sangat
menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah.

Metode pembelajaran resitasi ini juga menekankan pada kegiatan pengulangan, pembacaan,
pengujian, serta pemeriksaan diri sendiri berdasarkan jumlah yang diberikan guru pada siswa di luar jam
sekolah dengan rentang waktu yang telah ditentukan dan bisa dipertanggungjawabkan. Tugas yang
diberikan juga beragam, boleh berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran,
permasalahan yang harus diselesaikan dengan berdiskusi, essay, dan lain sebagainya. Selain di
lingkungan sekolah, tugas-tugas yang diberikan oleh Guru Pintar juga dapat dikerjakan di
rumah.Penggunaan metode ini memerlukan persiapan yang baik, terutama ruang lingkup maupun
bahannya dan pelaksanaannya diberikan secara individual maupun kelompok

5
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat
menumbuhkan proses kegiatan kreatif.Salah satu tugas pendidik atau guru adalah menciptakan suasana
pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat.
Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang
optimal. Olerh karena itu guru sebaiknya memiliki kemampuan dalam memilih metode dan media
pembelajaran yang tepat. Ketidaktepatan dalam penggunaan metode dan media akan menimbulkan
kejenuhan bagi siswa dalam menerima materi yang disampaikan sehingga materi kurang dapat dipahami
yang akan mengakibatkan siswa menjadi apatis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V dalan pelajaran Aqidah Akhlak di MI MIFTAHUL ULUM sebelum
diterpkannya metode Resitasi dan penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran?

2. Apa kendala yang di hadapi saat melakukan penerapan metode Resitasi dan penggunaan media gambar
pada pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas V MI MIFTAHUL ULUM?

3. Bagaimana hasil prestasi belajar siswa kelas V MI MIFTAHUL ULUM dalam pelajaran Aqidah Akhlak sesudah
di terapkannya metode Resitasi serta penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran?

1.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan diperoleh melalui penelitian ini adalah untuk
menjelaskan upaya meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas V MI MIFTAHUL
ULUM melalui penggunaan media gambar dan Metode Resitasi.

1.4 Manfaat penelitian


Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan sumbangan pengetahuan dan bahan tambahan referensi bagi pengembangan ilmu,
khususnya tentang penelitian tindakan kelas.

b. Sebagai bahan referensi untuk mengkaji permasalahan yang sama dengan lingkup yang lebih luas.

2. Manfaat Praktisa.

a.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para guru yang mengampu di sekolah
dasar untuk lebih meningkatkan kompetensinya dalam mengajar dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak
dengan pemanfaatan media, khususnya media gambar serta penerapan metode resitasi.
b. Memberi masukan tentang salah suatu upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Aqidah Akhlak melalui penggunaan media gambar dan penerapan metode Resitasi dalam
pembelajaran

6
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 pemahaman pembelajaran Aqidah Akhlak


2.2.1. pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Menurut D. Sudjana
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan
Mulyasa berpendapat, pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan suatu
prosesyang dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik untuk mencapai
hasil belajar. P erubahan sebagai hasil proses belajar dapat diajukan dalam berbagai bentuk, seperti
bertambahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan
kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Istilah
pembelajaran pada dasarnya mencakup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar dan mengajar. Menurut
teori belajar kongnitif, belajar merupakan perubahan presepsi dan pemahaman. Dalam pembelajaran
tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri individu,
maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu.

Pengertian Aqidah berakar dari kata Aqada-Ya’qidu-Aqdatan yang berarti tali pengikat sesuatu dengan yang
lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika masih dapat dipisahkan berarti belum
ada pengikat sekalian belum ada kaidahnya. Dalam pembahasan yang masyhur aqidah dapat diartikan
sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan. Dalam kajian islam, Aqidah berarti tali pengikat batin manusia
dengan yang diyakini sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang patut disembah dan pencipta alam semesta ini.
Aqidah menjadi sebuah keyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan dan bantahan.
Apabila kepercayaan terhadap sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan, maka hal tersebut
tidak bisa dikatakan sebagai Aqidah. Jadi aqidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka celah
untuk dibantah. Dalam sebuah hadits Nabi saw. menjawab pertanyaan Malaikat jibril mengenai iman dengan
mengatakan: “ Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasul
Nya,hari akhir dan beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.” (HR. Bukhari)

Berdasarkan hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa rukun iman ada enam :

1. Iman kepada Allah SWT.


2. Iman kepada malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepada rasul-rasul Allah
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada qada’ dan qadar

7
8

Adapun pengertian aqidah secara istilah adalah suatu pokok atau dasar yang harus dipegang oleh orang yang
mempercayainya. Sehingga, pengertian Aqidah islam adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini
kebenarannya oleh setiap muslim dengan bersandar pada dalil-dalil naqli dan aqli.

Sedangkan Akhlak berasal dari bahasa arab dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, tabiay atau perangai.
Pengertian akhlak menurut istilah adalah sifat yang dimiliki seseorang, telah melekat dan biasanya akan
tercermin dari perilaku orang tersebut. Dilihat dari segi bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa arab yang
telah diserap kedalam bahasa Indonesia. Yang dalam Bahasa Arab kata Akhlak merupakan jama’ dari kata
khulukun yang mengandung arti:

Tabi’at, yaitu sifat yang telah terbentuk dalam diri manusia tanpa dikehendaki (tanpa kemauan) atau tanpa di
upayakan (tanpa usaha).

Adat, yaitu sifat dalam diri manusia yang diupayakan (berusaha) melalui latihan yakni berdasarkan keinginan.

Watak, jangkauannya meliputi hal yang menjadi tabi’at dan hal yang diupayakan sehingga menjadi adat
kebiasaan.

Singkatnya kata Akhlak mempunyai arti kesopanan dan agama (budi pekerti). Jadi, pengertian akhlak dapat
diartikan sebagai tingkah laku manusia yang di lakukan dengan sengaja , diawali dari proses latihan yang
menjadi kebiasaan, bersumber dari dorongan jiwa untuk melakukan perbuatan dengan mudah, tanpa melalui
proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian.

2.1.2 Penggunaan media gambar dalam pembelajaran Aqidah Akhlak

Media gambar sangat penting digunakan dalam pembelajaran karena dengan menggunakan media
gambar dapat memperjelas suatu pengertian kepada peserta didik. Dan dengan menggunakan media
gambar secara otomatis siswa akan lebih memperhatikan pelajaran dan siswa juga lebih termotivasi
dalam belajar.seperti menggunakan media gambar dalam melakukan proses pembelajaran. Dengan
metode media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dapat dibuktikan adanya peningkatan
dari prasiklus siswa.Metode disini hanya sebagai alat, dan bukan sebagai tujuan sehingga metode
gambar ini mengandung implikasi bahwasannya proses penggunaannya harus sistematis dan
kondisional. Maka hakekatnya penggunaan metode dalam proses belajar mengajar adalah pelaksanaan
sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik dan mengajar. Karena metode berarti cara yang paling tepat
dan cepat, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara
ilmiah.Manfaat penggunaan media gambar dalam pembelajaran aqidah akhlak bagi siswa yakni siswa
dapat memahami materi pelajaran, menimbulkan daya tarik, memperjelas dan mempermudah untuk
menyampaikan pesan kepada siswa.
9

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) motivasi siswa belajar karena ada dorongan oleh kekuatan
mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Selanjutnya
dikatakan ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) kebutuhan; (2) dorongan; (3) tujuan.
Menurut Sardiman (2003) motivasi berasal dari kata motifdan diiartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di alam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu
tujuan.Menggunakan media gambar dalam pembelajaran aqidah akhlak juga terdapat kekurangan dan
kelebihannya contoh kekurangannya (1)semata-mata hanya medium visual; (2) ukuran gambar
seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kolompok besar; (3) memerlukan ketersediaan sumber
ketrampilan dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya; (4) hanya menekankan persepsi indra
mata; (5) gambar benda yang terlalu komplek, kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran; (6)
ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar; (7) memerlukan keterbatasan sumber dan
ketrampilan kejelian untuk dapat memanfaatkannya.Kelebihan pemakaian media gambar yakni :

(1) harganya;

(2) mudah digunakan;

(3) dapat memperjelas suatu masalah;

(4) lebih realistis;

(5) dapat membantu pengawasan dan pengamatan;

(6) dapat mengatasi

2.1.3 Karakteristik Media Gambar

Untuk dapat menciptakan situasi pembelajaran seperti yang diharapkan guru sebaiknya mengetahui
bentuk media yang tepat bagi siswa. Untuk itu, dapat disebutkan beberapa karakteristik gambar/foto
yang terdapat dalam media gambar yaitu:Gambar fotografi adalah dua dimensi. Dari sudut
pembelajaran, hal ini sangat penting terutama untuk mata pelajaran yang rumit, oleh karena itu, gambar
yang dipilih setidaknya yang memiliki kulitas baik. Sehingga, dalam memahami suatu gambar, siswa
tidak merasa kesulitanGambar datar adalah medium yang diam. Artinya gambar yang bersifat tetap dan
tidak bergerak, dalam posisi diam merupakan subyek natural yang baik untuk gambar datar.

Gambar datar memberikan kesan gerak. Misalnya gambar yang memperlihatkan adegan dijalan raya,
orang-orang yang lalu-lalang, kendaraan yang lewat, pohon-pohon yang bergoyang ditiup angin. Semua
itu tidak sukar bagi para pengamat dalam menghayati gerak dari adegan yang dilihatkan pada gambar
tersebut.Gambaran datar menekankan gmbaran gagasan pokok dan impres, maksutnya dalam menilai
10

dan memilih gambar datar yang baik harus menmpilkan satu gagasan untuk utama. Dengan memuaskan
satu perhatian, isi gambar akan mendukung kepada pesan yang ingin disampaikan kepada siswa.Gambar
datar memberi kesempatan untuk diamati secara rinci oleh setiap individu siswa.

Gambar datar dapat melayani berbagai mata pelajaran segala macam obyek dapat dipotret dari yang
konkret sampai ke gagasan yang abstrak.Simpulan uaian di atas adalah motivasi belajar berasal dari
dorongan kekuatan mental, kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Motivasi sebagai daya tarik untuk
melakukan aktivitas-aktivitas terterntu demimencapai suatu tujuan, juga mendorong seseorang
melakukan sesuatu serta perubahan energi dalam diri pribadi seseorang dimulai dari perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.

2.1.4 Penerapan Metode Resitasi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak

Metode berasal dari bahasa Yunani “Greek”, yakni “Metha” berarti melalui ,
dan “Hodos” artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya jalanatau cara yang
harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pendapat Syaiful Bahri Djamarah,
(2010:85 ), menjelaskan bahwa metode penugasan atau resitasi merupakan pemberian tugas tertentu
kepada siswa supaya melakukan aktivitas belajar, adapun tugas yang diberikan dapat dilakukan dalam
kelas, rumah, bengkel, laboratorium, maupun tempat dimana saja asalkan bisa dikerjakan oleh
siswa.Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997 : 61 ) menjelaskan secara sederhana bahwa metode resitasi
atau penugasan yaitu suatu metode di mana peserta didik diberikan tugas di luar jam pelajaran.

Para ahli mendefinisikan beberapa pengertian tentang metode antara lain:


Purwadarminta dalam menjelaskan bahwa, metode adalah cara yang teratur dan terpikirbaik-biak untuk
mencapai suatu maksud.5 Ahmad Tafsir juga mendefinisikan bahwa metode ialah istilah yang digunakan
untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.
Ungkapan “paling tepat dan cepat” Pengertian Metode resitasi itu sendiri adalah metode penyajian
bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Metode
ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Tugas tidak
sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas dari itu Langkah-Langkah Penerapan Metode
Resitasi dalam Pembelajaran

1. Fase Pemberian Tugas

Langkah pertama yang Guru Pintar lakukan untuk menerapkan metode ini adalah memberikan
tugas kepada siswa.

2. Fase Pelaksanaan Tugas Langkah kedua adalah fase pelaksanaan tugas.


11

Guru pintar harus memberikan bimbingan atau dorongan kepada siswa agar dapat
melaksanakan, mengerjakan serta mengusahakan tugas dapat selesai dengan yang baik dan
dikerjakan secara mandiri.

3. Fase Pertanggungjawaban Tugas

Langkah ketiga adalah fase pertanggungjawaban tugas atau yang disebut dengan resitasi. Pada
fase ini, siswa akan melaporkan apa yang telah dikerjakannya baik secara lisan maupun tertulis
kepada guru. Pertanggungjawaban dapat dilakukan dalam bentuk tanya jawab maupun diskusi.
Setelah itu Guru Pintar dapat melakukan penilaian hasil kerja siswa sesuai dengan kemampuan
mereka.

Tujuan metode Resitasi :

1.. Siswa dapat memiliki pemahaman yang mendalam mengenai materi pelajaran yang
telah disampaikan dan juga telah mereka pelajari.

2. Siswa terlatih untuk dapat belajar sendiri dan mandiri dalam mengerjakan tugas.

3. . Siswa terlatih untuk dapat memanfaatkan dan membagi waktu sebaik mungkin antara
bermain, belajar dan menyelesaikan tugas.

4. Siswa terlatih untuk dapat berpikir dan menyelesaikan tugasnya sendiri dengan cara
yang tepat.

5. Siswa akan memiliki pengalaman belajar yang lebih baik dari kegiatan yang dilakukan di
luar kelas.

2.1.5. Manfaat Penerapan Metode Resitasi

Dalam penerapannya, tentu anda akan mengetahui kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan dari
penerapan metode resitasi berdasar Hardini dan Puspitasari (2012) yakni sebagai berikut :

1.Peserta didik dapat meningkatkan rasa percaya diri.

2.Dapat menjadikan peserta didik untuk terbiasa dalam melakukan pengelolaan informasi dna
mengkomunikasikannya.

3.Mendorong peserta didik untuk lebih banyak belajar dan tidak sampai bosan.

4.Dapat mengembangkan serta meningkatkan rasa tanggung jawab dalam diri peserta didik
Metode dalam proses belajar meng
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris classroom action reseach, yang berarti penelitian
yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan kelas untuk mengetahui akibat
tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut (Kardiawarman).29 Menurut
Kemmis penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan
oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Adapun menurut
Hasleys seperti dikutip Cohen penelitian tindakan adalah intervensi dalam dunia nyata serta
pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari intervensi tersebut. Penelitian lain tentang
penelitian tindakan dikemukakan oleh Burns yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah
penerapan berbagai fakta yang dikemukakan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk
meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para
peneliti dan praktisi.

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, dapat dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan di dalam kelas terhadap masalah-masalah proses pembelajaran yang ada
dengan tujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang nantinya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V MI MIFTAHUL ULUM . Waktu penelitian dilakukan berdasarkan
perkiraan dan pertimbangan maka penelitian ini akan dilaksanakan sesuai tingkat kebutuhan sesuai
dengan izin penelitian yang ditentukan.

3.3 Subjek Penelitian

Siswa yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI MIFTAHUL ULUM.
Alasan kelas ini dijadikan sebagai subjek penelitian karena dari hasil tes sebelumnya dilakukan
penelitian hasil belajar pada mata prlajaran Aqidah akhlak pada kelas V masih rendah dan banyak
belum mencapai KKM yaitu 70. Dari hasil wawancara dengan kelas V bahwa sebagian besar siswa
jenuh ketika sedang belajar mata pelajaran aqidah akhlak sehingga mempengaruhi hasil belajar
mereka. Di samping itu, guru kurang menerapkan model yang menarik bagi siswa.
13

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang objektif perlu menggunakan teknik pengumpulan dan yang tepat.
Adapun teknik pengumpulan data yang tepat yaitu :

1. Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi atau pengamatan merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung.

2. Tes (Test) Tes sebagai pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.

3. Dokumentasi Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturanperaturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
dokumenter, data yang relevan penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

Banna, A. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak. Jurnal Ilmiah
Islamic Resources, 16(1).

Rahmadana, R. (2013). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
Melalui Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas V di MI Imaduddin Kecamatan Tatah
Makmur Kabupaten Banjar.

Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi

Aksarahttps://naffiworld.blogspot.com/2016/05/media-pembelajaran-akidah-akhlak.html

ERAWAN AIDID, M. P. (2020). Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Metode Resitasi. CV. Bayfa
Cendekia Indonesia

Syofyan, H. (2015). Peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V melalui metode resitasi di SD Al Azhar
Syifa Budi Jakarta Selatan. Jurnal Pendidikan Dasar, 6(1), 134-150.

Tafonao, T. (2018). Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar mahasiswa. Jurnal
Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103-114.

Wahyudi, D. (2017). Pengantar akidah akhlak dan pembelajarannya. Lintang Rasi Aksara Books.

Anda mungkin juga menyukai